1. Pengertian Tindakan pemasangan alat yang terbuat dari plastik atau logam
kecil yang dimasukkan dalam uterus melalui kanalis servikalis
2. Tujuan Untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman, reversibel
5. Prosedur a. Alat
b. Bahan
1. Kapas Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
2. Kain kasa
3. Sarung tangan steril 2 pasang
Pemasangan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
7. Bagan Alir
Petugas menjelaskan
pada klien tentang Cuci tangan, pakai sarung
tindakan yang akan tangan
dilakukan dan klien
telah BAK
Masukan lengan IUD ke
dalam kemasan sterilnya
Pemasangan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj Hadijah,SKM.M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR
8. Hal-hal yang perlu Keadaan pasien yang tidak dipekenankan memakai alat kontrasepsi dalam
di perhatikan rahim
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
1. Pengertian Tindakan pencabutan alat yang terbuat dari plastik atau logam kecil yang
dimasukkan dalam uterus melalui kanalis servikalis
2. Tujuan Melepaskan alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan
5. Prosedur a. Alat
b. Bahan
6. Langkah-langkah 1. Jelaskan kepada klien apa yang dilakukan dan mempersilahkan klien
mengajukan pertanyaan sampaikan pada klien kemungkinan akan
merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pencabutan dan
pastikan klien telah mengosongkan kending kencingnya
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Bersihkan vagina dengan kapas DTT, masukkan spekulum, dan usap
serviks dengan kapas DTT
4. Mencari benang IUD kemudian melepas dengan menggunakan
tampontang
5. Setelah IUD dicabut, lepaskan spekulum
6. Bersihkan alat yang telah digunakan, cuci tangan dan catat tindakan
yang telah dilakukan pada register KB, Kartu KB dan
7. Menjelaskan pasien gejala yang mungkin akan dialami dan kapan
kontrol kembali
7. Bagan Alir
Petugas menjelaskan
pada klien tentang Cuci tangan, pakai sarung
tindakan yang akan tangan
dilakukan dan klien
telah BAK
Bersihkan vagina dengan
kapas DTT
8. Hal-hal yang perlu Keadaan benang Alat Kontrasespi Dalam Rahim yang tidak tampak
di perhatikan menyebabkan proses pencabutan akan sulit dilakukan
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Pelayanan Antenatal Care
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas NIP.19671024 198802 2 001
Mekar
4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.
5. Prosedur a. Alat:
1. Alat tulis
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Timbangan
5. Meteran
6. LILA
7. Doppler
8. Sarung tangan
b. Bahan:
1. Kapas steril
2. Kassa steril
3. Alkohol 70 %
4. Jelly
Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001
Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001
Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu Anamnese lengkap untuk menemukan faktor resiko dalam kehamilan sehingga
di perhatikan dapat di atasi dan di antisipasi lebih dini sebelum persalinan
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Mekar
NIP.19671024 198802 2 001
1. Pengertian Tindakan pemasangan alat yang dipasang dibawah kulit yang mengandung
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang berisi
hormone progesterone
5. Prosedur a. Alat :
1. Tensimeter dan Stetoskop
2. Alat perlindungan diri (sepatu but, matela, masker, kaca mata goggle,
handuk pribadi)
3. Bak instrument berisi (trokar dan pendorong, duk steril, spuit 5 cc
berisi lidocain, kapsul implant, bisturi, kasa, pinset anatomis, hand
scun, kom kecil) kom berisi cairan betadin
b. Bahan :
1. larutan clorin 0,5 %, alcohol 70 %,
2. kapas, plaster, ban aid handsaplas,
3. perlak dan alas,
4. bengkok, busur
5. pulpen.
6. Langkah-langkah 1. Anamnese lengkap dan informed consent, periksa tanda-tanda vital
2. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya
sehingga tidak ada sisa sabun dan persilahkan ibu berbaring
3. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas
4. Beri tanda pada tempat pemasangan
5. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul norplant
sudah tersedia
6. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
7. Pakai sarung tangan steril atau DTT
8. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
9. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan klien
10. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit
menggelembung dengan aspirasi terlebh dahulu
11. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing
masing 1 cc pada tempat pemasangan kapsul implant
12. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
13. Saat insisi dangkal selebar 1 cm dengan skapel alternative lain
tusukan trokar langsung kelapisan dibawah kulit/subdermal)
14. Sambil mengungkit kulit, masukan terus ujung trokar yang berisi
implant dan pendorongnya sampai atas tanda satu (pada pangkal
trokar) tepat berada pada luka insisi
15. Dorong kapsul sambil menari trokar ke arah luka insisi sampai terasa
ada tahanan pada trokar lalu putar pendorong searah 360 0
16. Pindahkan trokar pada tempat yang akan diletakkan kapsul kedua lalu
dorong kapsul sambil menari trokar keluar ke arah luka insisi hingga
pendorong tertahan pada trokar
17. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telas terpasang
18. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari insisi
19. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid
20. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi
memar
21. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan
dalam larutan klorin untuk dekontaminasi
22. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa,
kapas, sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR
7. Bagan Alir
Anamnese
lengkap, Periksa lengan pasien,
informed yakinkan bahwa benar telah
consent, periksa dicuci hingga bersih
TTV
Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001
8. Hal-hal yang perlu Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal
di perhatikan tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan
akan menghilang dalam 3-5 hari
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Pencabutan Alat Kontrasespi Bawah Kulit
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
1. Pengertian Tindakan pencabutan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit yang
mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang
berisi hormone progesterone
2. Tujuan Melepaskan alat yang digunakan untuk menjarangkan kehamilan 3-5 tahun
5. Prosedur a. Alat :
1. Tensimeter dan stetoskop
2. Klem lengkung dan lurus
3. Bisturi
b. Bahan :
1. Kain penutup steril
2. Sepasang sarung tangan steril
3. Larutan antiseptik untuk disinfeksi kulit
4. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinerpin)
5. Kasa pembalut atau plester
6. Kasa steril dan pembalut
Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001
7. Bagan Alir
Anamnese Periksa lengan pasien,
lengkap, yakinkan bahwa benar telah
informed dicuci hingga bersih
consent, periksa
TTV
Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001
8. Hal-hal yang perlu Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal
di perhatikan tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pencabutan implant dan akan
menghilang dalam 3-5 hari
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Pelayanan Kontrasepsi Suntik
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001
1. Pengertian Tindakan pelayanan alat kontrasepsi yang berisi hormon progestin dan
hormon estrogen dengan metode suntikan intramuskuler. Suntikan 3 bulan
mengandung hormon progestin, sementara suntikan 1 bulan mengandung
kombinasi hormon progestin dan hormon estrogen, dengan kadar progestin
yang lebih rendah
5. Prosedur a. Alat :
b. Bahan :
7. Bagan Alir
Anamnese Buka tutup vial dan usap karet
lengkap, vial dengan kapas alkohol
informed
consent, periksa
TTV
Jadwalkan kunjungan
ulang dan catat di kartu
KB dan register KB
8. Hal-hal yang perlu Jadwal kunjungan ibu yang tidak tepat/sesuai dengan yang telah di jadwalkan
di perhatikan
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR
1. Pengertian Tindakan pelayanan alat kontrasepsi yang berisi levonorgestrel dan ethinyl
estradiol yang diminum oleh akseptor
5. Prosedur a. Alat :
b. Bahan :
1. Pil KB
7. Bagan Alir
Anamnese
lengkap, informed
consent, periksa
TTV
Ajarkan klien cara
memakai pilnya
Ajarkan klien
kapan dimulai
minum pilnya
Jadwalkan kunjungan
ulangan, catat pada kartu
KB dan register KB
8. Hal-hal yang perlu Jadwal kunjungan ibu yang tidak tepat/sesuai dengan yang telah di jadwalkan
di perhatikan
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR
1. Pengertian Tindakan pelayanan alat kontrasepsi yang terbuat dari karet dan
pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada alat kelamin pria
ketika akan bersenggama
5. Prosedur a. Bahan :
1. Kondom
Anamnese
Tunjukkan alat
lengkap, informed
kontrasepsi kondom
consent
Jadwalkan kunjungan
ulangan, catat pada
kartu KB dan register KB
8. Hal-hal yang perlu Keluhan akseptor dan pasangan pada efek samping kondom yang dapat
di perhatikan disarankan untuk mengganti cara kontrasepsi
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR
4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.
5. Prosedur a. Alat:
1. Alat tulis
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Sarung tangan
b. Bahan :
1. Kapas DTT
6. Langkah-langkah 1. Melakukan anamnese lengkap dan informed consent
2. Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan pernafasan)
3. Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/tidak,
sclera ikterus/tidak, muka udema/tidak.
4. Melakukan pemeriksaan payudara:
- Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala,
kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke
ketiak, raba adanya masa, benjolan yang membesar,
pembengkakkan ata abses.
5. Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan
hingga ketiak.
6. Melakukan pemeriksaan abdomen:
- Periksa bekas luka jika operasi baru.
- Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis
(involusi uteri).
- Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan
(konsistensi uterus)
7. Memeriksa kaki untuk:
- Varises vena.
- Kemerahan pada betis.
- Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka
perhatikan tingkat edema, pitting jika ada.
- Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human
positif/tanda-tanda tromboflebitis).
8. Mengenakan handscoon.
9. Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan
perineum (dengan menggunakan handscoon dan memasang perlak):
10. Memposisikan pasien litotomi.
11. Melakukan vulva hygine.
- Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi).
- Perhatikan perineum (bekas jahitan).
12. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
13. Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
14. Pasien dirapikan dan membereskan alat.
15. Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handuk
yang bersih.
16. Mendokumentasikan hasil tindakan
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR
7. Bagan Alir
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.
5. Prosedur a. Alat:
1. Alat tulis
2. Stetoskop
3. Sarung tangan
b. Bahan :
1. Kapas DTT
7. Bagan Alir
Anamnese
Cuci tangan dan pakai
lengkap,
handscoon
informed
consent
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
NIP.19671024 198802 2 Hj.Hadijah SKM,M.Kes
001 NIP.19671024 198802 2 001
1. Pengertian Tindakan pelayanan pemantauan ibu hamil dengan faktor resiko tinggi
2. Tujuan 1. Melakukan pengenalan dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor
resikonya
4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.
5. Prosedur a. Alat:
1. Alat tulis
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Timbangan
5. Meteran
6. LILA
7. Doppler
8. Sarung tangan
b. Bahan:
1. Kapas steril
2. Kassa steril
3. Alkohol 70 %
4. Jelly
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu Riwayat kehamilan sebelumnya, asupan nutrisi selama hamil dan aktifitas
di perhatikan selama hamil
1. Pengertian Tindakan yang difasilitasi oleh bidan desa dalam rangka peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil termasuk perencanaan
penggunaan KB pasca persalinan denga menggunakan stiker sebagai media
notifikasi sasaran
2. Tujuan Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru
lahir melalui peningkatan dan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
serta tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.
4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.
5. Prosedur a. Alat :
- Alat tulis
b. Bahan :
- stiker P4K
6. Langkah-langkah 1. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga
mengenai tanda-tanda persalinan, tanda bahaya kehamilan dan
persalinan, kebersihan pribadi dan lingkungan, kesehatan dan gizi,
perencanaan persalinan, inisiasi menyusui dini, ASI ekslusif, KB pasca
salin.
2. Mengisi stiker P4K (nama ibu, taksiran persalinan, penolong persalinan,
tempat persalinan, pendamping perslinan, transportasi dan calon donor
darah) dan menempelkan stiker pada rumah ibu
3. Melakukan rujukan apabila diperlukan
4. Memberdayakan unsur-unsur masyarakat termasuk suami, keluraga dan
kader untuk berperan aktif dalam program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi
7. Bagan Alir
tanda-tanda persalinan,
Melakukan tanda bahaya kehamilan dan
penyuluhan dan persalinan, kebersihan
konseling pada ibu pribadi dan lingkungan,
hamil dan keluarga kesehatan dan gizi.
Memberdayakan unsur-
unsur masyarakat termasuk
suami, keluarga dan kader
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
1. Pengertian Kelas Ibu Hamil adalah pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap
muka dalam kelompok yang diikuti dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil
atau suami keluarga dan petugas kesehatan.
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat
setempat, penyakit menular seksual dan akte kelahiran
4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.
5. Prosedur a. Alat :
- Alat tulis
Bahan :
- flip chart kelas ibu hamil
6. Langkah-langkah A. Tahap Persiapan
1. Petugas melakukan identifikasi atau mendata semua ibu hamil yang
ada di wilayah kerja kemudian menentukan peserta yang akan
mengikuti kelas ibu hamil
2. Petugas mempersiapkan tempat dan sarana
3. Petugas mempersiapkan materi, alat bantu, penyuluhan dan jadwal
pelaksanaan
4. Petugas mengundang ibu hamil yang telah ditentukan sebagai peserta
B. Tahap Pelaksanaan
1. Penjelasan tentang kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
2. Diskusi tentang materi yang akan disampaikan
3. Evaluasi pelaksanaan pertemuan
7. Bagan Alir
Identifikasi dan
Mempersiapkan tempat,
mendata ibu hamil
sarana, materi, alat bantu
yang akan mengikuti
yang akan digunakan
kelas ibu hamil
Evaluasi pelaksanaan
pertemuan
8. Hal-hal yang perlu Peserta kelas ibu hamil disesuaikan dengan umur kehamilan sesuai jadwal
di perhatikan pelaksanaan
9. Unit Terkait 1. Ruang KIA/KB
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
9. Prosedur c. Alat :
1 Tensimeter
2 Stetoskop
3 Monoaural
4 Jam yang mempunyai detik
5 Termometer
6 Partus set
7 Heacting set
8 Set kegawatdaruratan
9 Bengkok
10 Tempat sampah basah,kering dan tajam
11 Alat –alat proteksi diri
d. Bahan :
Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plesenta
kedalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif. Bila
ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan
penjahitan.
Melakukan Prosedur paska persalinan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup menyusu dari satu
payudara.
Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri
antibiotika salep mata pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha kiri
anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral. Letakan bayi didalam
jangkawan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakan
kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu 1
jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
46. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua paska persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
pertama paska persalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan
bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu
tubuh normal (36,5-37,5 0C).
Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan
segera merujuk kerumah sakit.
Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.
Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi
kulit kekulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu
selimut.
Kebersihan Dan keamanan
51. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi ( 10 menit ), mencuci dan membilas peralatan
setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu untuk
memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan ASI,
menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .
56. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%
membalikan bagian sarung tangan dalam ke luar dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Pendokumentasian
58. Lengkapi patograf
12. Bagan Alir
13. Hal-hal yang perlu
di perhatikan