Anda di halaman 1dari 38

Pemasangan

Alat Kontrasepsi Dalam


Rahim
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj Hadijah,SKM.M.Kes
Puskesmas NIP.19671024 198802 2
MEKAR 001

1. Pengertian Tindakan pemasangan alat yang terbuat dari plastik atau logam
kecil yang dimasukkan dalam uterus melalui kanalis servikalis
2. Tujuan Untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman, reversibel

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang


penetapan pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas
dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2, YBP-


Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat

1. Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)


2. Bengkok
3. Intra Uteri Device (IUD) steril
4. Bak instrumen
5. Tampon tang
6. Tenakulum
7. Sonde uterus
8. Lampu sorot

b. Bahan
1. Kapas Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
2. Kain kasa
3. Sarung tangan steril 2 pasang

6. Langkah-langkah 1. Jelaskan kepada klien apa yang dilakukan dan


mempersilahkan klien mengajukan pertanyaan sampaikan
pada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada
beberapa langkah waktu pemasangan dan pastikan klien
telah mengosongkan kending kencingnya
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Masukkan lengan IUD copper T 380 A di dalam kemasan
sterilnya
4. Bersihkan vagina dengan kapas DTT, masukkan spekulum,
dan usap serviks dengan kapas DTT. Gunakan tenakulum
untuk menjepit serviks
5. Masukkan sonde uterus
6. Pasang IUD Copper T 380 A. Pemasangan IUD Copper T 380
A
1. Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks setelah
melakukan sonde uterus) sehingga kavum uteri,
kanalis servikalis dan vagina berada dalam satu
garis lurus, masukkan dengan pelan-pelan dan hati-
hati
tabung inserter yang sudah berisi IUD ke dalam
kanalis servikalis dengan mempertahankan posisi
kavum uteri, dorong tabung inserter sampai leher biru
menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan
dari fundus uteri, pastikan leher biru tetap dalam
posisi
horizontal
2. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan
satu tangan, sedang tangan lain menarik tabung
inseter sampai pangkal pendorong
3. Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan
menahan tabung inserter, setelah pendorong keluar
dari tabung inserter, dorong kembali tabung inserter
dengan pelan dan hati-hati sampai terasa ada tahanan
fundus
7. Bersihkan alat yang telah digunakan, cuci tangan dan catat
tindakan
yang telah dilakukan pada register KB, Kartu KB dan
8. Menjelaskan pasien gejala yang mungkin akan dialami dan
kapan
kontrol kembali

Pemasangan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Hj. Hadijah SKM, M. Kes


Mekar NIP. 19671024 198802 2 001

7. Bagan Alir

Petugas menjelaskan
pada klien tentang Cuci tangan, pakai sarung
tindakan yang akan tangan
dilakukan dan klien
telah BAK
Masukan lengan IUD ke
dalam kemasan sterilnya

Pasang spekulum dan usap Bersihkan vagina dengan


serviks dengan kapas DTT kapas DTT

Jepit serviks dengan


tenakulum

Masukkan sonde uterus untuk Pasang AKDR Cooper T


mengukur kedalaman uterus 380
Tarik tenakulum yang
masih menjepit uterus

Dorong tabung inserter Masukan tabung inserter ke


sampai menyentuh kavum dalam kanalis servikalis
uteri dorong ta

Pegang/tahan tenakulum dan


pendorong

Tangan lain menarik tabung


Keluarkan pendorong dgn
inserter sampai pangkal
tetep menahan tabung inserter
pendorong

Kelurakan tabung inserter, Dorong kembali tabung


lepaskan tenakulum dan inserter sampai terasa ada
spekulum tahanan

Bersihkan alat, cuci tangan Beritahu pasien


dan catat tindakan yang gejala yang mungkin
dilakukan timbul dan kapan
kontrol

Pemasangan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Hj Hadijah,SKM.M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR
8. Hal-hal yang perlu Keadaan pasien yang tidak dipekenankan memakai alat kontrasepsi dalam
di perhatikan rahim

9. Unit Terkait 1. Ruang Kartu


2. Apotek

10.Dokumen terkait 1. Kartu KB


2. Register KB
3. Kohort KB

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas Hj.Hadijah SKM,M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

1. Pengertian Tindakan pencabutan alat yang terbuat dari plastik atau logam kecil yang
dimasukkan dalam uterus melalui kanalis servikalis
2. Tujuan Melepaskan alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2, YBP-Sarwono


Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat

1. Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)


2. Bengkok
3. Tampontang
4. Bak instrumen
5. Lampu sorot

b. Bahan

1. Kapas desinfeksi tingkat tinggi (DTT)


2. Kain kasa
3. Sarung tangan steril 2 pasang

6. Langkah-langkah 1. Jelaskan kepada klien apa yang dilakukan dan mempersilahkan klien
mengajukan pertanyaan sampaikan pada klien kemungkinan akan
merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pencabutan dan
pastikan klien telah mengosongkan kending kencingnya
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Bersihkan vagina dengan kapas DTT, masukkan spekulum, dan usap
serviks dengan kapas DTT
4. Mencari benang IUD kemudian melepas dengan menggunakan
tampontang
5. Setelah IUD dicabut, lepaskan spekulum
6. Bersihkan alat yang telah digunakan, cuci tangan dan catat tindakan
yang telah dilakukan pada register KB, Kartu KB dan
7. Menjelaskan pasien gejala yang mungkin akan dialami dan kapan
kontrol kembali

7. Bagan Alir

Petugas menjelaskan
pada klien tentang Cuci tangan, pakai sarung
tindakan yang akan tangan
dilakukan dan klien
telah BAK
Bersihkan vagina dengan
kapas DTT

Mencari benang AKDR dan Pasang spekulum dan usap


mencabut dengan serviks dengan kapas DTT
menggunakan tampontang

Lepaskan spekulum, bersihkan Beritahu pasien gejala


alat, cuci tangan dan catat yang mungkin timbul
tindakan yang dilakukan dan kapan kontrol

Pencabutan Alat Kontrasespsi Dalam Rahim


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas Hj.Hadijah SKM,M.Kes


Mekar NIP.19671024 198802 2 001

8. Hal-hal yang perlu Keadaan benang Alat Kontrasespi Dalam Rahim yang tidak tampak
di perhatikan menyebabkan proses pencabutan akan sulit dilakukan

9. Unit Terkait 1. Ruang Kartu


2. Apotek

10. Dokumen terkait 1. Kartu KB


2. Register KB
3. Kohort KB

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Pelayanan Antenatal Care
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas NIP.19671024 198802 2 001
Mekar

1. Pengertian Tindakan perawatan pada ibu selama masa kehamilan

2. Tujuan Memantau kemajuan kehamilan, mendeteksi resiko dalam kehamilan,


mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi serat
mempersiapkan persalinan cukup bulan, mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian asi ekslusif

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat:

1. Alat tulis
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Timbangan
5. Meteran
6. LILA
7. Doppler
8. Sarung tangan
b. Bahan:

1. Kapas steril
2. Kassa steril
3. Alkohol 70 %
4. Jelly

6. Langkah-langkah 1. Lakukan anamnesa meliputi:


Tanyakan Haid Pertama Hari Terakhir ibu dan tentukan hari
taksiran partus (HTP)
 tanyakan riwayat penggunaan alat kontrasepsi
 Tanyakan riwayat penyakit dan keluhan saat ini
 Tanyakan jumlah anak, jumlah persalinan, dan berapa kali
keguguran (GPA)
 Tanyakan riwayat kehamilan
 Tanyakan riwayat persalinan lalu meliputi: penolong, tempat dan
cara persalinan
 Tanyakan status perkawinan, status imunisasi, jumlah anak hidup,
spacing, riwayat alergi
2. Lakukan pemeriksaan mengukur tekanan darah, LILA, tinggi badan dan
menimbang berat badan
3. Cuci tangan
4. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan kehamilan sesuai
dengan maneuver leopold dan pemeriksaan fisik lainnya
5. Gunakan sarung tangan

Pelayanan Antenatal Care


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001

6. Posisikan ibu dalam keadaan supine. Lakukan pemeriksaan head to


toe meliputi:
- Pemeriksaan kepala leher
 Kepala : bersih atau tidak, ada lesi atau tidak
 Mata : anemis atau tidak, sclera ikterik atau tidak
 Hidung : ada rabas atau tidak, ada polip atau tidak
 Mulut : ada sariawan atau tidak, ada caries atau tidak
 Telinga : ada rabas atau tidak, mastoiditis atau tidak
 Leher : ada kelenjar getah bening atau tidak, pembesaran vena
jugularis atau tidak
- Dada
 Jantung : Bunyi Jantung 1 dan Bunyi Jantung 2, ada murmur atau
tidak
 Paru : pengembangan dada simetris atau tidak, ada suara nafas
tambahan atau tidak
 Payudara : ada benjolan atau tidak, putting susu inverted atau tidak,
bengkak atau tidak
 Pengeluaran asi: ada atau tidak
- Abdomen : Palpasi abdomen kuadran kiri atas terhadap adanya
pembesaran limfe
 Uterus
1. Palpasi apakah ada kontraksi atau tidak
2. Leopold I, menentukan TFU, kepala/bokong/kosong
 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut
tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi
uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas
simfisis)
 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus
bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap
kebagian kepala ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian

3. Leopold II, menentukan letak punggung


janin(punggung/bagian kecil/bokong/kepala) dan dengarkan
djj

 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan


dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu
sejajar dan pada ketinggian yang sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser
kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas)

4. Leopold III, menentukan bagian terendah,


 Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap
kebagian kaki ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri
bawah,telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan
bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau
bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian
keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong

Pelayanan Antenatal Care


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001

5. Leopold IV, menentukan bagian terendah masuk pintu atas


panggul
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung
jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
 Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah
uterus.
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen/divergen)
 Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang
bayi)
 Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul
 Pigmentasi : kaji ada atau tidaknya lineanigra, striae,
fungsi pencernaan
- Perineum dan Genital
1. Vagina : varises atau tidak
2. Kebersihan
3. Keputihan : jenis/warna, konsistensi, bau
4. Hemorrhoid : kaji derajat, lokasi, berapalama, nyeri
- Ekstremitas
1. Ekstremitas atas : ada tidaknya edema, varises
2. Ekstremitas bawah : ada tidaknya edema, varises, reflex patella
- Eliminasi
1. Urin : Kebiasaan BAK
2. BAB: Kebiasan BAB
7. Pemeriksa mencuci tangan
8. Mengirim ibu ke lab untuk pemeriksaan hemoglobin, protein urin, malaria
dan HIV,IMS, Syphilis, dan golongan darah.
9. Menerima hasil dari lab
10. Sampaikan hasil pemeriksaan ANC pada ibu serta hasil lab
11. Rencanakan kunjungan ulang
12. Lakukan pencatatan dan pelaporan pada register dan buku KIA

Pelayanan Antenatal Care


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001

7. Bagan Alir

Ukur TD, LILA, TB, BB


Anamnese lengkap

Cuci tangan dan beritau


ibu tindakan yang akan
dilakukan

Pemeriksaan head to toe


(inspeksi, palpasi leopold, Pakai sarung tangan dan
auskultasi djj) posisikan ibu

Buka sarung tangan dan


cuci tangan
Pemeriksaan LAB (Hb, Sampaikan hasil
proteinurin, IMS, HIV, pemeriksaan dan hasil
malaria, gol darah pemeriksaan LAB

Jadwalkan kunjungan ulang

Catat pada buku KIA


dan register

8. Hal-hal yang perlu Anamnese lengkap untuk menemukan faktor resiko dalam kehamilan sehingga
di perhatikan dapat di atasi dan di antisipasi lebih dini sebelum persalinan

9. Unit Terkait 1. Ruang Kartu


2. Apotek

10. Dokumen terkait 1. Register KIA


2. Buku KIA
3. Buku Kohort Ibu Hamil

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Pemasangan Alat Kontrasespi Bawah Kulit


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Mekar
NIP.19671024 198802 2 001

1. Pengertian Tindakan pemasangan alat yang dipasang dibawah kulit yang mengandung
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang berisi
hormone progesterone

2. Tujuan Untuk menjarangkan kehamilan 3-5 tahun

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2, YBP-Sarwono


Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat :
1. Tensimeter dan Stetoskop
2. Alat perlindungan diri (sepatu but, matela, masker, kaca mata goggle,
handuk pribadi)
3. Bak instrument berisi (trokar dan pendorong, duk steril, spuit 5 cc
berisi lidocain, kapsul implant, bisturi, kasa, pinset anatomis, hand
scun, kom kecil) kom berisi cairan betadin
b. Bahan :
1. larutan clorin 0,5 %, alcohol 70 %,
2. kapas, plaster, ban aid handsaplas,
3. perlak dan alas,
4. bengkok, busur
5. pulpen.
6. Langkah-langkah 1. Anamnese lengkap dan informed consent, periksa tanda-tanda vital
2. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya
sehingga tidak ada sisa sabun dan persilahkan ibu berbaring
3. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas
4. Beri tanda pada tempat pemasangan
5. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul norplant
sudah tersedia
6. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
7. Pakai sarung tangan steril atau DTT
8. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
9. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan klien
10. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit
menggelembung dengan aspirasi terlebh dahulu
11. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing
masing 1 cc pada tempat pemasangan kapsul implant
12. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
13. Saat insisi dangkal selebar 1 cm dengan skapel alternative lain
tusukan trokar langsung kelapisan dibawah kulit/subdermal)
14. Sambil mengungkit kulit, masukan terus ujung trokar yang berisi
implant dan pendorongnya sampai atas tanda satu (pada pangkal
trokar) tepat berada pada luka insisi
15. Dorong kapsul sambil menari trokar ke arah luka insisi sampai terasa
ada tahanan pada trokar lalu putar pendorong searah 360 0
16. Pindahkan trokar pada tempat yang akan diletakkan kapsul kedua lalu
dorong kapsul sambil menari trokar keluar ke arah luka insisi hingga
pendorong tertahan pada trokar
17. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telas terpasang
18. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari insisi
19. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid
20. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi
memar
21. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan
dalam larutan klorin untuk dekontaminasi
22. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa,
kapas, sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai

Pemasangan Alat Kontrasespsi Bawah Kulit


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR

23. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin


24. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan air
bersih
25. Catat pada register KB dan kartu KB
26. Beritahu ibu agar menjaga luka tetap kering dan bersih selama 3 hari

7. Bagan Alir

Anamnese
lengkap, Periksa lengan pasien,
informed yakinkan bahwa benar telah
consent, periksa dicuci hingga bersih
TTV

Tentukan lengan tempat


pemasangan dan beri tanda

Usap daerah tempat


pemsangan dengan Cuci tangan dan pakai sarung
menggunakan larutan tangan
antiseptik
Pasang duk steril di
sekitar lengan

Lakukan anastesi lokal pada Lakukan insisi selebar 1 cm


lengan tempat pemasangan lalu masukan trokar

Dorong kapsul sambil menarik


trokar hingga kapsul berada di
bawah kulit

dorong kapsul sambil menari Putar pendorong searah 3600,


trokar ke arah luka insisi pindahkan trokar

Cek posisi kapsul untuk


memastikan letak kapsul

Pasang band aid dan


pembalut

Bersihkan alat yang telah Catat pada register


digunakan dan cuci tangan KB dan kartu KB

Pemasangan Alat Kontrasespi Bawah Kulit


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001

8. Hal-hal yang perlu Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal
di perhatikan tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan
akan menghilang dalam 3-5 hari

9. Unit Terkait 1. Ruang Kartu


2. Apotek

10. Dokumen terkait 1. Kartu KB


2. Register KB
3. Kohort KB

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Pencabutan Alat Kontrasespi Bawah Kulit
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas Hj.Hadijah SKM,M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

1. Pengertian Tindakan pencabutan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit yang
mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang
berisi hormone progesterone

2. Tujuan Melepaskan alat yang digunakan untuk menjarangkan kehamilan 3-5 tahun

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2, YBP-Sarwono


Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat :
1. Tensimeter dan stetoskop
2. Klem lengkung dan lurus
3. Bisturi
b. Bahan :
1. Kain penutup steril
2. Sepasang sarung tangan steril
3. Larutan antiseptik untuk disinfeksi kulit
4. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinerpin)
5. Kasa pembalut atau plester
6. Kasa steril dan pembalut

6. Langkah-langkah 1. Anamnese lengkap dan informed consent, periksa TTV


2. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya
sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak
ada sisa sabun dan persilahkan ibu berbaring
3. Tentukan tempat kapsul implant dan tempat yang akan diinsisi
4. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul norplant
sudah tersedia
5. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
6. Pakai sarung tangan steril atau DTT
7. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
8. Pasang kain penutup (duk) steril atau DTT disekeliling lengan klien
9. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit
menggelembung dengan aspirasi terlebh dahulu
10. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing
masing 1 cc diantara dua kapsul yang terpasang
11. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
12. Lakukan insisi selebar 1 cm
13. Tentukan letak ujung kapsul dengan meraba dari luar lalu masukan klem
lurus untuk menjepit ujung kapsul
14. Jepit dan tarik ujung kapsul menggunakan klem lurus hingga terlihat pada
ujung luka insisi
15. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara
menggosok-gosok pakai kasa steril untuk memudahkan kapsul terlepas
dari lapisan kulit
16. Tindakan yang sama untuk melepas kapsul yang kedua
17. Setelah kapsul lepas dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band
aid
18. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi
memar
19. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan dalam
larutan klorin untuk dekontaminasi
20. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa,
kapas, sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai
21. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin
22. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan air
bersih
23. Catat pada register KB dan kartu KB
24. Beritahu ibu agar menjaga luka tetap kering dan bersih selama 3 hari

Pencabutan Alat Kontrasespi Bawah Kulit


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001

7. Bagan Alir
Anamnese Periksa lengan pasien,
lengkap, yakinkan bahwa benar telah
informed dicuci hingga bersih
consent, periksa
TTV

Tentukan tempat kapsul implant


dan tempat yang akan diinsisi

Usap daerah tempat


pemsangan dengan Cuci tangan dan pakai sarung
menggunakan larutan tangan
antiseptik

Pasang duk steril di


sekitar lengan
Lakukan anastesi lokal pada Lakukan insisi selebar 1 cm
lengan tempat pemasangan

Tentukan letak ujung kapsul


dengan meraba dari luar

Bersihkan dan buka jaringan Jepit dan tarik ujung kapsul


ikat yang mengelilingi kapsul dengan klem lurus

Tindakan yang sama dengan


kapsul kedua

Setelah kapsul lepas, tutup


luka insisi dengan band aid
dan pasang pembalut

Bersihkan alat yang telah Catat pada register


digunakan dan cuci tangan KB dan kartu KB

Pencabutan Alat Kontrasespi Bawah Kulit


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001

8. Hal-hal yang perlu Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal
di perhatikan tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pencabutan implant dan akan
menghilang dalam 3-5 hari

9. Unit Terkait 1. Ruang Kartu


2. Apotek

10. Dokumen terkait 1. Kartu KB


2. Register KB
3. Kohort KB

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan
Pelayanan Kontrasepsi Suntik
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas
Hj.Hadijah SKM,M.Kes
MEKAR
NIP.19671024 198802 2 001

1. Pengertian Tindakan pelayanan alat kontrasepsi yang berisi hormon progestin dan
hormon estrogen dengan metode suntikan intramuskuler. Suntikan 3 bulan
mengandung hormon progestin, sementara suntikan 1 bulan mengandung
kombinasi hormon progestin dan hormon estrogen, dengan kadar progestin
yang lebih rendah

2. Tujuan Mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2, YBP-Sarwono


Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat :

1. Tensimeter dan stetoskop


2. Spoit (sekali pakai)

b. Bahan :

1. Obat yang akan disuntikkan (depo provera, cyclofem)


2. Kapas alkohol
3. Handscoen

6. Langkah-langkah 1. Anamnese lengkap dan informed consent, ukur tekanan darah


2. Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet, hapus karet
yang ada dibagian atas vial dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 60 – 90 %, biarkan kering
3. Buka plastik spoit sekali pakai
4. Balikkan vial dengan mulut vial ke bawah. Masukkan cairan obat
kontrasepsi dalam spoit, dan tutup kembali spoit
5. Kocok botol spoit dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara
6. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir, keringkan
dengan handuk lalu pakai sarung tangan
7. Tentukan tempat penyutikkan dan usap dengan kapas yang telah dibasahi
alkohol
8. Suntikkan secara intra muskular dalam di daerah bokong (daerah gluteal)
9. Setelah obat masuk, lepaskan spoit dari bokong
10. Buka sarung tangan dan cuci tangan
11. Jadwalkan kunjungan ulangan dan catat pada kartu KB ibu dan register
KB

Pelayanan Kontrasepsi Suntik


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas Hj.Hadijah SKM,M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

7. Bagan Alir
Anamnese Buka tutup vial dan usap karet
lengkap, vial dengan kapas alkohol
informed
consent, periksa
TTV

Buka plastik spoit dan


masukkan cairan obat
kontrasespsi ke dalam spoit

Cuci tangan, keringkan dan Kocok botol spoit, hindari


pakai sarung tangan terjadinya gelembung

Tentukan tempat penyuntikan


dan usap dengan kapas
alkohol

Suntikan obat secara


Setelah obat masuk, lepaskan
intramuskular dalam di
spoit dari bokong
daerah bokong
Lepaskan sarung tangan dan
cuci tangan

Jadwalkan kunjungan
ulang dan catat di kartu
KB dan register KB

8. Hal-hal yang perlu Jadwal kunjungan ibu yang tidak tepat/sesuai dengan yang telah di jadwalkan
di perhatikan

9. Unit Terkait 1. Ruang Kartu

10. Dokumen terkait 1. Kartu KB


2. Register KB
3. Kohort KB

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Pelayanan Kontrasepsi Pil


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR

1. Pengertian Tindakan pelayanan alat kontrasepsi yang berisi levonorgestrel dan ethinyl
estradiol yang diminum oleh akseptor

2. Tujuan Mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2 Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat :

1. Tensimeter dan stetoskop

b. Bahan :

1. Pil KB

6. Langkah-langkah 1. Anamnese lengkap dan informed consent, periksa TTV


2. Ajarkan klien bagaimana cara memakai pilnya
3. Ajarkan klien kapan bisa mulai meminum pilnya
4. Beritahukan hal-hal yang perlu di perhatikan. Jelaskan pada klien apa
yang harus dilakukan bila mengalami efek samping.
5. Jadwalkan kunjungan ulangandan catat pada kartu KB dan register KB

7. Bagan Alir
Anamnese
lengkap, informed
consent, periksa
TTV
Ajarkan klien cara
memakai pilnya

Ajarkan klien
kapan dimulai
minum pilnya

Jelaskan efek samping


pemakaian

Jadwalkan kunjungan
ulangan, catat pada kartu
KB dan register KB

8. Hal-hal yang perlu Jadwal kunjungan ibu yang tidak tepat/sesuai dengan yang telah di jadwalkan
di perhatikan

9. Unit Terkait 1. Ruang Kartu

10. Dokumen terkait 1. Kartu KB


2. Register KB
3. Kohort KB

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Pelayanan Kontrasepsi Kondom


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR

1. Pengertian Tindakan pelayanan alat kontrasepsi yang terbuat dari karet dan
pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada alat kelamin pria
ketika akan bersenggama

2. Tujuan Mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2 Tahun 2006.

5. Prosedur a. Bahan :

1. Kondom

6. Langkah-langkah 1. Anamnese lengkap dan informed consent


2. Tunjukan alat kontrasepsi kondom
3. Health education (bagi akseptor baru) :
- Keuntungan dan kerugian
- Efek samping
- Cara pemakaian kondom
- Kapan pasien harus kembali ke petugas kesehatan
4. Mencatat dalam kartu akseptor KB dan register KB
7. Bagan Alir

Anamnese
Tunjukkan alat
lengkap, informed
kontrasepsi kondom
consent

Jelaskan keuntungan dan


kerugian, efek samping, cara
pemakaian

Jadwalkan kunjungan
ulangan, catat pada
kartu KB dan register KB

8. Hal-hal yang perlu Keluhan akseptor dan pasangan pada efek samping kondom yang dapat
di perhatikan disarankan untuk mengganti cara kontrasepsi

9. Unit Terkait 1. Ruang Kartu

10. Dokumen terkait 1. Kartu KB


2. Register KB
3. Kohort KB

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Pelayanan Kunjungan Ibu Nifas


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR

1. Pengertian Tindakan pelayanan pemeriksaan ibu nifas di rumah

2. Tujuan 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


2. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di
bawah pusat, tak ada perdarahan abnormal, tak ada bau.
3. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan
pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat:
1. Alat tulis
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Sarung tangan
b. Bahan :
1. Kapas DTT
6. Langkah-langkah 1. Melakukan anamnese lengkap dan informed consent
2. Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan pernafasan)
3. Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/tidak,
sclera ikterus/tidak, muka udema/tidak.
4. Melakukan pemeriksaan payudara:
- Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala,
kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke
ketiak, raba adanya masa, benjolan yang membesar,
pembengkakkan ata abses.
5. Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan
hingga ketiak.
6. Melakukan pemeriksaan abdomen:
- Periksa bekas luka jika operasi baru.
- Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis
(involusi uteri).
- Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan
(konsistensi uterus)
7. Memeriksa kaki untuk:
- Varises vena.
- Kemerahan pada betis.
- Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka
perhatikan tingkat edema, pitting jika ada.
- Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human
positif/tanda-tanda tromboflebitis).
8. Mengenakan handscoon.
9. Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan
perineum (dengan menggunakan handscoon dan memasang perlak):
10. Memposisikan pasien litotomi.
11. Melakukan vulva hygine.
- Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi).
- Perhatikan perineum (bekas jahitan).
12. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
13. Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
14. Pasien dirapikan dan membereskan alat.
15. Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handuk
yang bersih.
16. Mendokumentasikan hasil tindakan

Pelayanan Kunjungan Ibu Nifas


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Hj.Hadijah SKM,M.Kes
Puskesmas
NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR

7. Bagan Alir

Anamnese Pemeriksaan TTV,


lengkap, pemeriksaan fisik (wajah-
informed kaki)
consent

Pemeriksaan wajah (mata


conjungtiva pucat/tidak, sclera
ikterus/tidak, muka udema/tidak.

Pemeriksaan abdomen (luka Pemeriksaan payudara (adanya


bekas operasi, involusi uteri, masa, benjolan yang
konsistensi uteri) membesar, pembengkakkan
ata abses)

Pemeriksaan tungkai bawah


(varises, udem dan tanda-tanda
human positif/tanda-tanda
tromboflebitis)
Beritahu pasien hasil
pemeriksaan, catat
hasil, lepaskan
handskun dan cuci
tangan, anjurkan ibu
untuk ber-KB
Pakai handskun dan periksa
genitalia eksternal , Perhatikan
lochea (bau, warna dan
konsistensi), perhatikan luka
perineum

8. Hal-hal yang perlu Riwayat persalinan dan nifas sebelumnya


di perhatikan

9. Unit Terkait 1. Ruang KIA/KB

10. Dokumen terkait 1. Register kunjungan Nifas


2. Kohort Ibu Nifas
3. Buku Kesehatan Ibu dan Anak

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Pelayanan Kunjungan Neonatal Termasuk


Neonatus Resiko Tinggi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Hj.Hadijah SKM,M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

1. Pengertian Tindakan pelayanan pemeriksaan neonatal di rumah

2. Tujuan Meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar,


mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau mengalami
masalah
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan
pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.
5. Prosedur a. Alat:
1. Alat tulis
2. Stetoskop
3. Sarung tangan
b. Bahan :
1. Kapas DTT

6. Langkah-langkah 1. Melakukan anamnese lengkap dan informed consent


2. Cuci tangan dan pakai handscoon
3. Memeriksa tanda vital sign (suhu, nadi dan pernafasan)
4. Melakukan pemeriksaan pada muka bayi (mata conjungtiva
pucat/tidak, sclera ikterus/tidak, muka udema/tidak.
5. Melakukan pemeriksaan dada dan abdomen
6. Melakukan pemeriksaan genitalia
7. Memeriksa kaki dan gerakan bayi (nilai refleks bayi)
8. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
9. Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
10. Pasien dirapikan dan membereskan alat.
11. Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handuk
yang bersih.
12. Mendokumentasikan hasil tindakan

7. Bagan Alir

Anamnese
Cuci tangan dan pakai
lengkap,
handscoon
informed
consent

Pemeriksaan TTV (suhu, nadi


dan pernapasan)

Pemeriksaan wajah (mata


conjungtiva pucat/tidak, sclera
ikterus/tidak, muka udema/tidak.

Pemeriksaan kaki dan Pemeriksaan dada, abdomen


gerakan refleks bayi dan genitalia

Beritahu klien hasil Bereskan alat dan


pemeriksaan, catat hasil rapikan, lepaskan
sarung tangan
dan cuci tangan

Pelayanan Kunjungan Neonatal Termasuk


Neonatus Resiko Tinggi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Hj.Hadijah SKM,M.Kes
NIP.19671024 198802 2 Hj.Hadijah SKM,M.Kes
001 NIP.19671024 198802 2 001

8. Hal-hal yang perlu Riwayat kelahiran


di perhatikan

9. Unit Terkait 1. Ruang KIA/KB

10. Dokumen terkait 1. Register kunjungan neonatal


2. Kohort bayi
3. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Pemantauan Ibu Hamil dengan Faktor


Resiko Tinggi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Hj. Hadijah SKM,M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

1. Pengertian Tindakan pelayanan pemantauan ibu hamil dengan faktor resiko tinggi

2. Tujuan 1. Melakukan pengenalan dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor
resikonya

2. Melakukan pengendalian / pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi


persalinan.
3. Melakukan persiapan / perencanaan tempat / penolong persalinan sesuai
kondisi ibu / janin.

4. Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya


resiko kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya

5. Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara


memberi informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu
hamil,sehingga dapat menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil
dan keluarganya.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan
pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat:

1. Alat tulis
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Timbangan
5. Meteran
6. LILA
7. Doppler
8. Sarung tangan

b. Bahan:

1. Kapas steril
2. Kassa steril
3. Alkohol 70 %
4. Jelly

6. Langkah-langkah 1. Melakukan anamnese lengkap dan informed consent


2. Cuci tangan dan pakai handscoon
3. Memeriksa tanda vital sign (suhu, nadi dan pernafasan)
4. Melakukan pemeriksaan pada muka bayi (mata conjungtiva pucat/tidak,
sclera ikterus/tidak, muka udema/tidak.
5. Melakukan pemeriksaan payudara:
- Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala, kemudian
palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke ketiak, raba adanya
masa, benjolan yang membesar, pembengkakkan atau abses.
6. Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan hingga
ketiak.
7. Melakukan pemeriksaan abdomen:
- Periksa bekas luka jika operasi baru.
- Palpasi abdomen dengan leopold
8. Memeriksa kaki untuk:
- Varises vena.
- Kemerahan pada betis.
- Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka perhatikan
tingkat edema
9. Identifikasi adanya faktor resiko dalam kehamilan
10. Melakukan pemeriksaan genitalia
11. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.

Pemantauan Ibu Hamil dengan Faktor


Resiko Tinggi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Hj. Hadijah SKM,M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

12. Pasien dirapikan dan membereskan alat.


13. Melepaskan handscoon Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan
dengan handuk yang bersih.
14. Mendokumentasikan hasil tindakan
15. Apabila ditemukan faktor resiko, berikan pendidikan kesehatan dan
jadwalkan untuk pemeriksaan selanjutnya
16. Beritahu ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur

7. Bagan Alir

Anamnese Pemeriksaan TTV,


lengkap, pemeriksaan fisik (wajah-
informed kaki)
consent

Pemeriksaan wajah (mata


conjungtiva pucat/tidak, sclera
ikterus/tidak, muka udema/tidak.

Pemeriksaan abdomen (luka Pemeriksaan payudara (adanya


bekas operasi, involusi uteri, masa, benjolan yang
konsistensi uteri) dan palpasi membesar, pembengkakkan
abdomen ata abses)

Pemeriksaan tungkai bawah


(varises, udem dan tanda-tanda
human positif/tanda-tanda
tromboflebitis)

Pakai handskun dan periksa Identifikasi adanya faktor resiko


genitalia eksternal dan beritahu pasien hasil
pemeriksaan

catat hasil, lepaskan handskun


dan cuci tangan

Beritahu ibu untuk Apabila ditemukan faktor resiko,


memeriksakan berikan pendidikan kesehatan
kehamilannya dan jadwalkan untuk
secara teratur pemeriksaan selanjutnya

8. Hal-hal yang perlu Riwayat kehamilan sebelumnya, asupan nutrisi selama hamil dan aktifitas
di perhatikan selama hamil

9. Unit Terkait 1. Ruang KIA/KB

Pemantauan Ibu Hamil dengan Faktor


Resiko Tinggi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Hj. Hadijah, SKM,M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

10. Dokumen terkait 1. Register kunjungan ibu hamil


2. Buku kohort ibu hamil
3. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Pendampingan Perencanaan, Persalinan


dan Pencegahan Komplikasi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Hj. Hadijah, SKM,M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

1. Pengertian Tindakan yang difasilitasi oleh bidan desa dalam rangka peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil termasuk perencanaan
penggunaan KB pasca persalinan denga menggunakan stiker sebagai media
notifikasi sasaran

2. Tujuan Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru
lahir melalui peningkatan dan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
serta tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat :
- Alat tulis
b. Bahan :
- stiker P4K
6. Langkah-langkah 1. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga
mengenai tanda-tanda persalinan, tanda bahaya kehamilan dan
persalinan, kebersihan pribadi dan lingkungan, kesehatan dan gizi,
perencanaan persalinan, inisiasi menyusui dini, ASI ekslusif, KB pasca
salin.
2. Mengisi stiker P4K (nama ibu, taksiran persalinan, penolong persalinan,
tempat persalinan, pendamping perslinan, transportasi dan calon donor
darah) dan menempelkan stiker pada rumah ibu
3. Melakukan rujukan apabila diperlukan
4. Memberdayakan unsur-unsur masyarakat termasuk suami, keluraga dan
kader untuk berperan aktif dalam program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi

7. Bagan Alir
tanda-tanda persalinan,
Melakukan tanda bahaya kehamilan dan
penyuluhan dan persalinan, kebersihan
konseling pada ibu pribadi dan lingkungan,
hamil dan keluarga kesehatan dan gizi.

Mengisi dan menempelkan


stiker P4K

nama ibu, taksiran persalinan,


Lakukan rujukan apabila penolong persalinan, tempat
diperlukan persalinan, pendamping
perslinan, transportasi dan
calon donor darah

Memberdayakan unsur-
unsur masyarakat termasuk
suami, keluarga dan kader

Pendampingan Perencanaan, Persalinan


dan Pencegahan Komplikasi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Hj. Hadijah, SKM, M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

8. Hal-hal yang perlu Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya


di perhatikan
9. Unit Terkait 1. Ruang KIA/KB

10. Dokumen terkait 1. Register kunjungan ibu hamil


2. Buku kohort ibu hamil
3. Buku Kesehatan Ibu dan Anak

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Pendampingan Kelas Ibu Hamil


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas Hj. Hadijah, SKM, M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

1. Pengertian Kelas Ibu Hamil adalah pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap
muka dalam kelompok yang diikuti dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil
atau suami keluarga dan petugas kesehatan.

2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat
setempat, penyakit menular seksual dan akte kelahiran

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang penetapan


pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan kompetensi

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-
Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.

5. Prosedur a. Alat :
- Alat tulis
Bahan :
- flip chart kelas ibu hamil
6. Langkah-langkah A. Tahap Persiapan
1. Petugas melakukan identifikasi atau mendata semua ibu hamil yang
ada di wilayah kerja kemudian menentukan peserta yang akan
mengikuti kelas ibu hamil
2. Petugas mempersiapkan tempat dan sarana
3. Petugas mempersiapkan materi, alat bantu, penyuluhan dan jadwal
pelaksanaan
4. Petugas mengundang ibu hamil yang telah ditentukan sebagai peserta

B. Tahap Pelaksanaan
1. Penjelasan tentang kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
2. Diskusi tentang materi yang akan disampaikan
3. Evaluasi pelaksanaan pertemuan

7. Bagan Alir

Identifikasi dan
Mempersiapkan tempat,
mendata ibu hamil
sarana, materi, alat bantu
yang akan mengikuti
yang akan digunakan
kelas ibu hamil

Menyusun jadwal dan


mengundang ibu hami

Diskusi tentang materi yang Penjelasan tentang kehamilan,


disampaikan persalinan, nifas dan bayi baru
lahir

Evaluasi pelaksanaan
pertemuan

Pendampingan Kelas Ibu Hamil


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Hj. Hadijah, SKM, M.Kes


MEKAR NIP.19671024 198802 2 001

8. Hal-hal yang perlu Peserta kelas ibu hamil disesuaikan dengan umur kehamilan sesuai jadwal
di perhatikan pelaksanaan
9. Unit Terkait 1. Ruang KIA/KB

10. Dokumen terkait 1. Register kunjungan ibu hamil


2. Buku kohort ibu hamil
3. Buku Kesehatan Ibu dan Anak

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

PELAYANAN INTRANATAL CARE


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

Puskesmas Hj.Hadijah SKM,M.Kes


NIP.19671024 198802 2 001
MEKAR

1. Pengertian Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir


dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pelepasan dan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh
ibu.
2. Tujuan Memastikan persalinan yang telah direncanakan.
2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam
suasana yang menyenangkan.
3. Mempersiapkan transportasi serta biaya rujukan apabila
diperlukan.
7. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.004 / 2016 tentang
penetapan pertanggung jawab program puskesmas, uraian tugas dan
kompetensi

8. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,


YBP-Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2006.

9. Prosedur c. Alat :

1 Tensimeter
2 Stetoskop
3 Monoaural
4 Jam yang mempunyai detik
5 Termometer
6 Partus set
7 Heacting set
8 Set kegawatdaruratan
9 Bengkok
10 Tempat sampah basah,kering dan tajam
11 Alat –alat proteksi diri

d. Bahan :

1. Bahan habis pakai ( injeksi oksitosin, lidokain, kapas, kasa,


detol/lisol)
10. Langkah-langkah Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
1. Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II Yang
dilakukan adalah: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan
tanda-tanda :
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vaginanya.
 Perineum menonjol .
 Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan .
2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi → tempat
datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih
dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
 Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta
ganjal bahu bayi.
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.
3. Pakai celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai,
mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang
kering dan bersih.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
pemeriksaan dalam.
6. Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan disinfeksi tinggkat tinggi
atau steril.
Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.
 Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan kasa dari arah depan ke belakang.
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia.
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % → langkah 9.
8. Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan korin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik
serta merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses
pimpinan meneran.
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran.( pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi
setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman ).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran.
14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan
bayi.
16. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi.
Lahirnya kepala.
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan-lahan saat kepala lahir.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika terjadi lilitan tali pusat.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua
tempat dan potong diantara kedua klem tersebut.
21. menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar
secara spontan.Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya
kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke
arah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.
Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan tangan bagian bawah saat menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi
keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
di atas ( anterior ) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangga saat punggung dan kaki lahir memegang kedua
mata kaki bayi dan dengan hati – hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir.
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut
ibu di posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila
tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi di tempat yang
memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi
diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik..
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10
unit IM (Intara muskuler) 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat
mulai dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke dua 2 cm
dari klem pertama ke arah ibu.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan penguntungan tali pusat
diantara dua klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
 Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah
disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan
bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara
ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III.
Oksitosin
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
35. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat
diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,
memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang –
atas ( dorso – kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio
uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas,
mengikuti poros jalan lahir, (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat:
- Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
- Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.
- Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta
manual.
38. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan menggunakan ke dua tangan, pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakia sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan
jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal.
 Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
Masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi ( Fundus menjadi keras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik masase.

Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plesenta
kedalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif. Bila
ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan
penjahitan.
Melakukan Prosedur paska persalinan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup menyusu dari satu
payudara.
 Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri
antibiotika salep mata pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha kiri
anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral. Letakan bayi didalam
jangkawan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakan
kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu 1
jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
46. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua paska persalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
pertama paska persalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan
bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu
tubuh normal (36,5-37,5 0C).
 Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan
segera merujuk kerumah sakit.
 Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi
kulit kekulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu
selimut.
Kebersihan Dan keamanan
51. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi ( 10 menit ), mencuci dan membilas peralatan
setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu untuk
memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan ASI,
menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .
56. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%
membalikan bagian sarung tangan dalam ke luar dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Pendokumentasian
58. Lengkapi patograf
12. Bagan Alir
13. Hal-hal yang perlu
di perhatikan

14. Unit Terkait 2. Ruang Kartu

15. Dokumen terkait 4.


16. Rekaman historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai