PENDAHULUAN
ASEAN menjadi pada tahun 2015. Komunitas ekonomi ASEAN pada tahun 2015
yang semakin ketat,kemajuan teknologi yang cepat dan juga pasar semakin
persiapan yang lebih bagi Indonesia agar dapat menghadapi MEA 2015 dengan
2015.Persaingan yang ketat antar negara di Asia Tenggara ini menjadikan setiap
Indonesia harus menjadi subyek dalam MEA dan bukannya obyek MEA 2015.
1.2.7 Solusi
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu MEA, pengertian ekonomi, dan dampak dari
PEMBAHASAN
menggubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur dan sangat kompetitif.
harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang terdapat pada masing-
dan Myanmar)
A. Dampak Positf
Menjadikan Indonesia pasar domestik yang besar dan tenaga kerja yang
ASEAN lainnya sebagai tujuan investasi asing. Ketersediaan tenaga kerja yang
sangat besar dengan jumlah penduduk usia produktif 165 juta orang (2012)
menjadi 183 juta orang (2020). Selain itu, kaya akan sumber daya alam yang
satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan
ke negara ASEAN lainnya. Pasar yang ada di Indonesia adalah 250 juta orang.
Pada MEA, pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar oleh Indonesia.
Jadi, Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar yang lebih
luas. Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih
murah. Tenaga kerja dari negara-negara lain di ASEAN bisa bebas bekerja di
Indonesia. Sebaliknya, tenaga kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di
ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik investasi dari
persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatakan tingkat
B. Dampak Negatif
Jika tidak siap dengan AEC, maka bangsa Indonesia bakal rugi besar.
Bahkan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar menarik
bagi produk luar negeri. Jika sudah begitu, Indonesia akan menjadi bulan-bulanan
negara lain.
pemerintah tidak memiliki strategi dan rencana yang tepat untuk melindungi
daya alam dan tingginya angka kemiskinan di pedesaan. Direktur Eksekutif IGJ
depan.
Indonesia for Global Justice (IGJ) khawatir? sektor pertanian dan perikanan
adalah dua dari 12 sektor strategis yang masuk dalam prioritas kerja sama
ASEAN. Di dalam negeri, kedua sektor ini tidak saja strategis dan penting bagi
kontribusi sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, terhadap PDB tidak lagi
besar, bahkan cenderung menurun sejak tahun 2011. Data BPS menyebutkan
tahun 2011 kontribusi sektor pertanian terhadap PDB sebesar 14,70 persen dan
waktu yang sangat singkat ini. Jangan pada akhirnya rakyat dipaksa menghadapi
AEC 2015 sendirian tanpa persiapan” kata Direktur Eksekutif IGJ Riza Damanik.
3. Indonesia Kembali Dijajah
tinggi.
Inggris. Kita sudah deg-degan saja. Apa yang bisa kita lakukan,” ucap Pengamat
ASEAN (MEA) pada 2015. Hasilnya, masih banyak hambatan di enam sektor
yang akan mulai dibuka dalam waktu dekat itu.Chief Executive Officer CIMB
Group Nazir Razak membenarkan, kebijakan MEA bisa membunuh usaha kecil
menengah (UKM) di ke-10 negara anggota ASEAN. Tapi, itu hanya akan
menimpa pengusaha yang tidak siap. Bila mau menangkap peluang, Nazir yakin
“Harus saya akui, akan ada pihak yang kalah seiring liberalisasi tersebut.
Saya selalu bilang pada pelaku usaha kecil menengah, MEA memberi kesempatan
meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance
(GCG).” Berita buruknya bahwa sering sekali di dalam hal yang menyangkut
yang tidak siap. Saya khawatir Indonesia tidak siap menghadapi Masyarakat
2.5 Tantangan
Tantangan nya bagaimana kita bisa bersaing dipasar bebas bukan hanya
2.6 Solusi
struktur baru, yaitu struktur global. Struktur tersebut akan mengakibatkan semua
bangsa di dunia termasuk Indonesia, mau tidak mau akan terlibat dalam suatu
tatanan global yang seragam, pola hubungan dan pergaulan yang seragam
menyebar dan menerpa pada berbagai tatanan, baik tatanan politik, ekonomi,
sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Dengan kata lain globalisasi yang
ditunjang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan dunia
teknologis. Pencapaian tujuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
teknologi dan informasi, walaupun kualitas sumber daya manusia (SDM) masih
memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang
selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa
Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam
dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina
angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73
juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta
orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment).
Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8
juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.
yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang
terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan
kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada
sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang
terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak
selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu
alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan
karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau
pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu
dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya
dikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah
sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini
persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap
Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi
tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing,
untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai. Selain itu,
mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi
menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi
yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan
kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang
Indonesia di era globalisasi ini, sudah jelas bahwa dengan adanya IPTEK sudah
barang tentu menunjang sekali dalam kaitannya meningkatkan kualitas SDM kita.
Dengan meningkatnya kualitas SDM, maka Indonesia akan lebih siap menghadapi
globalisasi ini, tidak dipungkiri juga akan menimbulkan dampak yang negatif dari
berbagai aspek, baik aspek ekonomi, budaya maupun imformasi dan komunikasi,
untuk itulah filtrasi sangat diperlukan sekali dalam penyerapan IPTEK, sehingga
dampak negatif IPTEK dalam upaya peningkatan SDM dapat ditekan seminimal
mungkin.
2.6 Hambatan
mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya
tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja
industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi.
https://dianarizky14.wordpress.com/2014/04/10/5-ancaman-pasar-bebas-asean-
2015-bagi-indonesia/
http://hisyamjayuz.blogspot.co.id/2013/05/5-hal-yang-perlu-dibenahi-di-
indonesia.html
https://dianarizky14.wordpress.com/2014/04/10/5-ancaman-pasar-bebas-asean-
2015-bagi-indonesia/
http://binaswadaya.org/bs3/tantangan-mea-2015-kita-harus-menyerang-bukan-
bertahan/
https://www.maxmanroe.com/persiapkan-5-hal-ini-untuk-sukses-bersaing-di-
pasar-bebas-asean-2015.html