No Peserta : 18120222010158
Tugas : TUGAS MODUL 4 KB 2 PROFESIONAL
Instructions
JAWABAN
1. Identifikasikan unsur-unsur kepercayan yang terdapat dalam olahraga serta
kaitkan dengan realita yang terjadi saat ini.
Sistem kepercayaan (creed) menurut Edward (1981), bahwa olahraga
mengandung 12 unsur, yaitu sebagai:
h. cara menghasilkan
ketangguhan mental (mental
alertness)
Olahraga sebagai cara menghasilkan
ketangguhan mental tidak dapat
dibuktikan secara pro dan kontra.
Berolahraga memang harus
memerlukan ketangguhan mental,
namun seberapa jauh para pelakunya dapat mengaktualisasikan
ketangguhan mental itu dalam kehidupan sehari-harinya masih dalam
sebuah pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktualisasi
hasil latihan mental sangat kuat dalam situasi yang sama tetapi lemah
dalam situasi yang berbeda. Analoginya, orang yang cemerlang dalam
matematika belum tentu dapat pula memecahkan masalah-masalah
kehidupan secara cerdas seperti layaknya menyelesaikan soal-soal
matematika.
Sel-sel otak yang sehat akan bekerja lebih baik dalam menunjang fungsi
kognitif otak, termasuk kemampuan berpikir, kemampuan fokus/konsentrasi,
bagaimana seseorang memahami sesuatu, memecahkan masalah, mengambil
keputusan, mengingat, hingga mengambil tindakan.
Amika Singh, PhD., seorang periset dari Vrije Universiteit University Medical
Center di Amsterdam, Belanda sekaligus penulis di Archieves of Pediatrics &
Adolescent Medicine, mengatakan, “Selain efek fisi, olahraga juga dapat
membantu tingkah dan pola perilaku keseharian anak di kelas sehingga mereka
lebih bisa berkonsentrasi saat belajar.” Ya. Pasalnya selain memperlancar aliran
darah ke otak, olahraga juga sekaligus memicu otak untuk melepaskan hormon
mood bahagia endorfin, yang membuat emosi anak menjadi lebih mudah
bahagia, stabil, dan tenang sehingga jadi jarang “berulah”.
Manfaat olahraga untuk otak ini juga sudah didukung oleh suatu penelitian
yang menunjukkan bahwa rata-rata anak pintar dan yang berprestasi di
sekolah adalah anak-anak yang juga rajin berolahraga.
Adanya anggapan bahwa pendidikan jasmani tidak memiliki kandungan
akademik banyak dipengaruhi oleh proses penyelenggaraan pendidikan yang
kurang mampu mengakibatkan merosotnyaproses ajar. kondisi tersebut terkait
pula dengan faktor lainnya yakni ketersediaan tenaga guru spesialisasi di
bidang pendidikan jasmani yang sudah sedemikian parah terutama di jenjang
Sekolah Dasar berkaitan dengan masalah ini seperti yang telah dipaparkan
dibutuhkan rumusan strategi pengembangan pendidikan jasmani berikut ini
a. membentuk persepsi yang sama tentang makna dan manfaat pendidikan
jasmani di luar berikan melalui penyebaran informasi
b. memperkuat koordinasi dan kerjasama di antara semua pihak terkait guru
orang tua tokoh masyarakat pengurus klub olahraga media massa dan lain-
lain
c. melaksanakan pembaharuan secara bertahap dalam sistem manajemen
pendidikan jasmani dan memperhatikan kemampuan
d. memperkuat sistem pendukung utama kelengkapan pokok untuk
merealisasi penerapan kurikulum di setiap jenjang pendidikan
Olahraga apabila
sudah tumbuh dan
berkembang serta
membudaya pada
masyarakat, pada
tahap berikutnya
olahraga akan
menjadi kebutuhan
bagi masyarakat.
Dengan demikian,
masyarakat yang
sadar akan olahraga,
tidak perlu lagi dipaksa atau disuruh untuk melakukan olahraga. Meskipun
demikian, yang terjadi, pada keadaan masyarakat di Indonesia belum secara
menyeluruh sampai kepada taraf ini (sadar dan butuh olahraga). Jika
masyarakat telah menganggap olahraga sebagai kebutuhan, masyarakat akan
lebih banyak belajar tentang olahraga, bagaimanakah olahraga yang benar
untuk tujuan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
Beragamnya makna olahraga oleh masyarakat menandakan bahwa olahraga
memiliki sejuta makna yang dapat diterjemahkan menurut selera dan wawasan
pengetahuan masyarakat itu sendiri. Makna yang sangat sederhana adalah
aktivitas jasmani. Namun terkadang juga diterjemahkan sebagai bentuk
“prestasi” dari penampilan keterampilan tingkat tinggi. Makna olahraga
bercampur antara olahraga sebagai aktivitas jasmani, bermain, atau gerak
Kebanyakan orangtua mungkin merasa ini sudah cukup. Memang sih, idealnya
lama waktu aktivitas fisik anak dalam satu hari adalah 60 menit. Namun
olahraga seminggu sekali di sekolah saja tidak cukup, lho! Nyatanya,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setiap anak dan remaja
yang berusia 5-17 tahun untuk berolahraga setidaknya 60 menit setiap hari
atau jika ditotal menjadi 142 menit dalam seminggu. Jika dibandingkan, tentu
tidak cukup bukan?
Makanya, anak tetap harus beraktivitas fisik setiap hari. Misalnya dengan
membiarkan anak naik sepeda atau jalan kaki ke sekolah, atau daftarkan ia
untuk ekskul berenang atau sepak bola. Dorong anak untuk menghabiskan
waktu istirahatnya dengan bermain bersama, misalnya main petak umpet.
Ada banyak cara yang bisa orangtua lakukan untuk membimbing dan
membiasakan anak berolahraga setiap hari. Selain menjauhkan anak dari risiko
berbagai penyakit berbahaya saat ia dewasa nanti, manfaat olahraga juga
sudah terbukti membuat anak pintar dan berpresta
3. Susun minimal 2 bentuk kegiatan aktivitas jasmani sebagai cara untuk
pengembangan nilai sosial atau pengendalian diri untuk membantu
mengurangi kenakalan/penyimpangan yang dilakukan oleh para
pelajar/remaja.
Cara bermain: