Anda di halaman 1dari 12

JURNAL SIMETRIK

ISSN : 2302-9579
VOLUME 6, NOMOR 2, Desember 2016

Penanggung Jawab
Dr. Sammy Saptenno, SE., M.Si

Ketua Penyunting
Vicky Salamena, SST., MT

Redaktur
Aleksander A Patty, ST., MT

Penyunting Pelaksana
Luwis H. Laisina, ST., MT
Paulus F. Picauly, ST., M.Eng
Graciadiana I. Huka, ST., MT
Reynold P. J. V. Nikijuluw, S.Pd., M.Ed

Desain Grafis
Ridolf Kermite, ST

Tata Usaha
Wa Hauli

Alamat Penyunting dan Tata Usaha :


Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Ambon
Jln. Ir. M. Puttuhena Wailela Rumah Tiga Kota Ambon 97234.
Website: www.uppm.polnam.ac.id. e-mail: jurnalsimetrik@gmail.com
i
DAFTAR ISI

STUDI PENILAIAN KONDISI DAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP FLUKTUASI 1 - 13


DEBIT SUNGAI (STUDI KASUS PADA SUB DAS JANGKOK PULAU LOMBOK)
(RUDI SERANG)

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DASAR BAGI KOMUNITAS ANAK


14 - 23
BERBASIS MEDIA DIGITAL MENINGKATKAN KOSA- KATA LISTENING DAN
SPEAKING.
(MEITI LEATEMIA)

ANALISA FAKTOR AMAN LERENG TIMBUNAN JALAN TOL SEMARANG – SOLO


24 - 30
MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSTUDIO
(NUSYE LEWAHERILLA)

RANCANG BANGUN TIRAI OTOMATIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328 DENGAN


31 - 44
SENSOR LDR DAN LM35
(ARI PERMANA L, RINA LATUCONSINA, KHABIB MIZAIR, RAMLI MANAHAJI)

OPTIMUM TRAIN SET FOR CONTINUOUS SPEAKER DEPENDENT INDONESIAN


45 - 48
DIGIT RECOGNIZER
(ZULKARNAEN HATALA)

STUDY EXPERIMEN KOMPOSIT POLYESTER SERAT AMPAS EMPULUR SAGU


49 - 51
TERHADAP KEKUATAN IMPAK
(ARTHUR YANNY LEIWAKABESSY)

IMPLEMENTASI TQM DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN,


52 – 60
YANG DIDUKUNG OLEH KEPUASAN KERJA KARYAWAN (REKAN SEKERJA YANG
MENDUKUNG) SEBAGAI VARIABEL MODERATOR
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA)
(DADY MAIRUHU)

IBM KELOMPOK USAHA MAKANAN NON TEPUNG DI DESA PASSO KOTA AMBON
61 - 65
(JEFFRIE Y MALAKAUSEYA, GRACIADIANA I HUKA)

ii
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

Implementasi TQM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan, Yang didukung oleh
Kepuasan Kerja Karyawan (Rekan Sekerja Yang Mendukung) Sebagai Variabel Moderator
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia)
Dady Mairuhu1)
1)
Teknik Mesin Politeknik Negeri Ambon
Email : dady_mairuhu@ymail.com

Abstract
Penulisan ini bertujuan untuk menguji pengaruh Implementasi Total Quality Management (TQM) sebagai
budaya baru organisasi terhadap Kinerja Karyawan serta didukung oleh Kepuasan Kerja Karyawan sebagai Variabel
Moderator.
Fokus penelitian ini adalah pada pendekatan teori kontingensi, yaitu mengenai bagaimana pengaruh interaksi
antara implementasi TQM sebagai Budaya Baru Organisasi sebagai variabel Independen dengan variabel kepuasan
kerja yang indikatornya Reken Sekerja yang Mendukung sebagai variabel Moderator mempengaruhi kinerja
karyawan sebagai variabel Dependen. Objek dalam penelitian ini adalah sebuah perusahaan manufaktur di
Semarang, dengan responden; pada level manajer, Asisten manajer, Supervisor, Staff dan Jr Staff pada beberapa
departemen utama. Data diperoleh dari kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada responden berdasarkan
criteria purposive sampling (pemilihan sample bertujuan).
Dari variabel TQM sebagai Budaya Baru Organisasi; Kepuasan kerja (Rekan Sekerja yang Mandukung); dan
Kinerja Karyawan serta berbagai dimensinya, hasil penelitiannya menunjukan bahwa variabel Kepuasan Kerja atas
Rekan Sekerja yang Mendukung ternyata memeoderasi hubungan TQM dengan Kinerja Karyawan. Dengan
demikian dimensi ganjaran yang pantas merupakan variabel moderator.

Kata kunci : TQM, Budaya Baru Organisasi, Kepuasan Kerja karyawan, Kinerja Karyawani, Variabel
Moderator

1. Pendahuluan membantu perusahaan dalam menumbuhkan kekuatan


Sebagaimana kita alami, ketahui dan rasakan, era untuk mendapatkan peluang, yang pada akhirnya akan
globalisasi saat ini mengandung dimensi “perubahan”, dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Peran
sehingga dapat dikatakan bahwa ciri khas kehidupan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menjalankan
saat ini adalah perubahan. Berdasarkan keadaan strategi tersebut dalam sebuah organisasi tentunya
tersebut, yang menjadi tantangan saat ini bukanlah sangat besar, karena merupakan asset yang sangat
berbicara tentang adanya perubahan, tetapi bagaimana penting yang akan berkaitan langsung dengan upaya
membawa perubahan secara baik. Dalam dimensi perbaikan kualitas secara terus-menerus. Hal ini
perubahan tersebut, pimpinan dan manajer organisasi didukung oleh Nasution, 1998, bahwa perusahaan yang
dewasa ini mau atau tidak mau harus menghadapi unggul dalam kompetisi dan berumur lama akan
“corporate olympics” yang semakin kompleks. Hal ini memperhatikan dengan sungguh-sungguh pembinaan
dialami oleh Perusahaan Nasional Indonesia, sehingga SDM karena merupakan faktor penting yang sangat
tidak ada satupun perusahaan tidak mengalami dampak berpengaruh pada keberhasilan penerapan TQM.
akibat globalisasi, termasuk perusahaan kecil sekalipun. Sumber Daya Manusia juga merupakan bagian tak
Dengan meningkatnya persaingan global(global terpisahkan dari sebuah proses menghasilkan suatu
competition) maka sebuah organisasi sangat produk yang berkualitas sehingga karyawan harus
memerlukan menajemen mutu yang baik dan strategis. benar-benar menjadi perhatian utama bagi pihak
Total Quality Manajemen (TQM) merupakan manjemen manajemen. Manajemen hendaknya senantiasa
mutu total yang saat ini sangat penting untuk digunakan memenuhi kebutuhan karyawan (sosiologis, psikologis,
dalam pengelolaan dan kemajuan organisasi, baik yang biologis) sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja.
menghasilkan produk atau jasa. Menurut Robinson & Apabila kepuasan kurang diperhatikan, maka karyawan
Pearce, 1997, menyatakan bahwa diperlukan suatu akan menjadi kotraproduktif dan hal ini dapat
strategi yang dapat mendukung kegiatan produksi yang mendorong penyajian produk dan pelayanan yang tidak
berkualitas diperusahaan tersebut. Strategi tersebut akan berkualitas yang pada akhirnya perusahaan akan merugi
52
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

seiring dengan turunnya penjualan karena hilangnya kerja umumnya mengacu pada sikap seorang pegawai /
kepercayaan pengguna produk dan jasa. karyawan dan juga mengacu pada sikap yang umum di
Total Quality Management (TQM) didefinisikan sebagai dalam suatu kelompok. PT. SRIBOGA RATURAYA
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha / bisnis (PT.SRR) sebagai salah satu industri manufaktur yang
yang mengupayakan untuk memaksimumkan daya saing memiliki 205 karyawan, dan bergerak dibidang usaha
organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, bahan makanan, yaitu tepung terigu, sebagai produk
jasa, manusia, proses, dan lingkungan (Fandy Tjiptono utamanya, serta produk sampingan , yaitu pengolahan
& Anastasia Diana, 1995). Total Quality Management kulit gandum untuk dijadikan makanan ternak. PT.SRR
(TQM) dewasa ini sudah merupakan prasyarat mutlak telah menerapkan TQM kurang lebih 24 bulan (+ 2
untuk meningkatkan daya saing perusahaan tahun), sejak akhir tahun 2000.
(Manajemen, September 1998. Hal 44). Oleh sebab itu Keputusan manajemen PT.SRR untuk menerapkan
untuk dapat mengimplementasikan TQM dimaksud TQM berkaitan dengan dikeluarkannya deregulasi
maka kepuasan kerja karyawan sangat penting untuk tepung terigu, sebagai salah satu syarat persiapan
diperhatikan, karena akan meningkatkan kinerja menghadapi era pasar bebas, serta naiknya tuntutan
karyawan karena kepuasan kerja ini (Rekan Kerja Yang perusahaan terhadap kinerja karyawan.
Mendukung). Saat ini banyak industri masih berpegang pada budaya
Untuk merumuskan definisi TQM lebih mudah lama, , diantaranya masih kurangnya perhatian dari
dibanding dengan melaksanakannya. Bahkan banyak pihak manajemen terhadap kebutuhan karyawan
perusahaan yang gagal dalam penerapannya sehingga (kebutuhan psikologis, sosiologis), yang berdampak
menyebabkan kerugian bagi organisasi / perusahaan. pada fluktuasi kinerja karyawan. Akibat dari
Haruslah disadari bahwa TQM bukanlah suatu resep keadaan tersebut menyebabkan ketidakpuasan kerja
yang otomatis akan berhasil. Namun, menurut Vincent karyawan, dimana secara langsung akan
Gaspersz (Manajemen Bisnis Total dalam era berpengaruh pada karyawan dalam melakukan
globalisasi. p. 57), manajemen industri yang berorientasi pekerjaan dan melemahkan kesadaran akan
pada manajemen kualitas total (TQM) akan menjadi pentingnya mutu oleh karyawan. Dengan demikian
semakin penting. Hal ini dapat dibuktikan pada hal tersebut akan menjadi penghambat untuk
perusahaan-perusahaan Jepang. Dimana salah satu meningkatkan kinerja karyawan. Sangat diharapkan
keberhasilan industri Jepang adalah karena mereka dalam penelitian ini dapat terjadi peningkatan
mampu menerapkan TQM secara tepat. Oleh sebab itu, kinarja karyawan melalui meningkatnya kepuasan
perlu disadari bahwa perubahan dalam sebuah organisasi kerja karyawan yang dalam hal ini adalah Rekan
kearah yang lebih baik, merupakan hal yang sangat Kerja Yang Mendukung.
penting. Hal tersebut sekali lagi perlu di atasi dengan Dalam penelitian ini diharapkan dapat terjadi
cara peningkatan daya saing melalui peningkatan peningkatan kinerja karyawan melalui meningkatnya
kualitas. Kualitas tersebut dapat dicapai dengan kepuasan kerja karyawan dalam hal ini adanya Rekan
Kerja Yang Mandukung.
transformasi menuju perubahan manajemen untuk
Oleh sebab itu maka TQM merupakan harapan
melaksanakan sistem manajemen kontemporer yang yang sangat besar untuk mencapai WCP (world Class
disebut Total Quality Management yang berdampak Performance) , yang tentu melalui naiknya tingkat
pada naiknya tingkat kinerja karyawan. Dimana kinerja karyawan, apabila TQM tersebut dapat
peningkatan kinerja karyawan perlu didukung dengan diterapkan secara menyeluruh dalam perusahaan
adanya kepuasan kerja karyawan, yang dapat (Warnock, 1996). Hal ini perlu ditegaskan lagi bahwa
memotivasi karyawan untuk melakukan yang lebih baik harus didukung oleh adanya kepuasan kerja
karyawan. Menurut S.Sanghera ,1999 (dalam H.A.
lagi bagi perusahaan/organisasi dimana karyawan itu
Michael dkk, 2001) menyampaikan bahwa tiga tujuan
berada. Kepuasan kerja tersebut akan terjadi salah utama yang ingin dicapai ketika menerapkan TQM
satunya apabila dalam situasi tempat karyawan tersebut adalah meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi
bekerja ada suasana Rekan Kerja Yang Mendukung. lamanya waktu yang diperlukan untuk memperkenalkan
Menurut Davis &Newstrom (1990), yang menyebutkan produk ke pasar, dan mengurangi biaya.
bahwa kepuasan kerja menunjukan kesesuaian antara Yang menjadi penekanan dalam penelitian ini
harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang juga adalah pada Implementasi TQM sebagai budaya
baru organisasi / perusahaan (budaya TQM) yang
disediakan pekerjaan. Dikatakan pula bahwa, kepuasan
adalah merupakan pola nilai-nilai, keyakinan dan
53
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

harapan yang tertanam dan berkembang dikalangan keterbukaan dan kepercayaan dimana kepercayaan dapat
anggota organisasi mengenai pekerjaannya untuk tumbuh; dari bekerja individu-individu menuju bekerja
menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas (Schein, sebagai tim; dari penanganan gaya otokratis (pengarahan
1990, pada Hardjosoedarmo,2002.p.92).
dan pengendalian) menuju penanganan gaya yang lebih
lunak (kepemimpinan dan pembimbingan tim); dari
2. Tinjauan Pustaka power / kekuasaan yang berpusat pada manajemen
Total Qualitiy Manajement (TQM) puncak menuju kekuasaan yang saling berbagi bersama
TQM sebagai cara baru dalam mengelola dengan karyawan; dari fokus pada hasil menuju pada
organisasi sangat memerlukan perubahan sikap dari perusahaan yang berfokus terus-menerus pada upaya
karyawan baik saat menerima TQM maupun saat meningkatkan kualitas proses-proses yang memberikan
menjalankannya dalam organisasi. hasil; dari pembuatan keputusan berdasar perasaan
Usaha untuk beralih dari bisnis biasa (tradisional) menuju pada pembuatan keputusan berdasarkan pada
menuju budaya Total Quality Management (TQM) cara pendekatan analisa fakta.
memerlukan banyak hal. Yang terlihat paling jelas dan Pada prinsipnya menurut Sudirman, 1997 (Ina
bersifat paling penting dalam kaitan ini adalah cara / Primiana, 2001.p.14), terdapat empat persoalan pokok
fungsi penanganan sumber daya manusia. yang perlu di atasi dalam usaha menuju keberhasilan
Total Quality Management (TQM) merupakan penerapan TQM di Indonesia, yaitu : 1. memperoleh
suatu konsep manajemen modern yang berusaha untuk komitmen dari senior manajer; 2. membentuk
memberikan respon secara cepat terhadap setiap kemampuan karyawan dalam menerapkan TQM; 3.
perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan mempertimbangkan budaya perusahaan; dan 4.
eksternal maupun internal organisasi. TQM merupakan menggunakan penghargaan sebagai alat untuk
tantangan terhadap teori manajemen tradisional yang memperkuat dan mendorong keberhasilan.
sudah mapan. Pendekatan tradisonal menekankan tujuan Dengan demikian maka tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan pada usaha memaksimumkan laba atau PT.SRR sangat berat berkaitan dengan era perdagangan
memaksimumkan kemakmuran para pemilik. Sedangkan bebas yang menuntut sebuah perusahaan untuk memiliki
TQM lebih berfokus pada tujuan perusahaan untuk World-Class Performance (WCP), yang adalah
melayani kebutuhan pelanggan dengan memasok barang merupakan suatu standar kelas dunia pada mutu
dan jasa yang memiliki kualitas setinggi mungkin. produknya secara berkesinambungan.
TQM adalah sistem terstruktur dengan serangkaian Karakteristik / dimensi TQM sebagai budaya baru
alat teknik dan filosofi yang didisain untuk (Budaya TQM) organisasi seperti dikemukakan dibawah
menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus ini, yaitu :
pada konsumen, melibatkan partisipasi aktif pekerja,
dan perbaikan kualitas terus-menerus, dengan tujuan 1 Filosofi Kualitas
agar sesuai dengan harapan konsumen (Nursya’bani Seluruh karyawan dalam organisasi berkomitmen
Purnama, 2002). kuat terhadap kualitas. Mereka menyadari seluruh
Ahli TQM Bounds, York, Adams dan Ranney misi organisasi. Mereka juga menunjukan perhatian
dalam bukunya Beyond Total Quality Management terhadap kebutuhan akan kualitas, dimana
(1994,p.21) dalam TQM di Indonesia, Muchammad peningkatan kualitas berkelanjutan adalah tujuan
Syafruddin, (1997) mereka menyampaikan bahwa TQM penting dari organisasi. Manajer dalam organisasi
bukan hanya sekedar program atau gaya manajemen berupaya untuk merencanakan ke depan perubahan
atau alat motivator karyawan. TQM harus dipahami yang mungkin mempengaruhi kinerjanya. Informasi
sebagai bentuk transformasi kultur (budaya) dalam tentang kualitas harus digunakan untuk perbaikan
perusahaan yang hanya bisa ada atau hidup dalam dan bukan untuk mengadili atau mengawasi anggota.
lingkungan perusahaan dengan cara mendefinisikan Informasi mengenai kualitas dan performance harus
kembali peran manajemen dalam perusahaan. Ini berarti disampaikan kepada mereka yang menggunakannya
harus ada pergerakan perubahan paradigma atau harus untuk mengerti permasalahan yang ada guna mencari
ada perubahan cara berpikir dan praktek manajemen. solusi demi perbaikan.
Perubahan ini adalah dari suatu suasana
ketidakpercayaan dan rasa takut menuju suasana

54
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

2 Kewenangan harus berimbang dengan tanggung konsumen diluar organisasi. Perusahaan ini harus
jawab lebih berfokus pada konsumen dibandingkan para
Karyawan yang mempunyai tanggung jawab untuk pesaingnya)
melaksanakan suatu pekerjaan dan mencapai hasil 7 Obsesi terhadap perbaikan terus-menerus /
tertentu, diberi wewenang dari atasan, yang peningkatan berkelanjutan.
diperlukannya untuk melaksanakan pekerjan Setiap produk dan jasa dihasilkan dengan
tersebut secara efektif. memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu
3 Penghargaan terhadap hasil yang dicapai sistem/lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada
Harus ada penghargaan terhadap hasil yang dicapai. perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas
Hal ini berarti bahwa individu, tim dan seluruh yang dihasilkannya dapat meningkat. Yaitu dengan
anggota organisasi harus ikut mengenyam hasil jalan : setiap karyawan dalam perusahaan berupaya
jerih payahnya secara adil. untuk meningkatkan kualitas layanan mereka; setiap
Dalam model TQM, peranan penghargaan dan karyawan dalam organisasi yakin bahwa
pengakuan terhadap prestasi karyawan, seperti peningkatan kualitas adalah tanggung jawab
penilaian kinerja, kompensasi, program pengakuan mereka; Karyawan dalam perusahaan menganalisa
prestasi, dan sistem promosi, merupakan motivasi produk / hasil kerja mereka untuk mencari cara
untuk mencapai sasaran perusahaan. pelaksanaan kerja yang lebih baik.
4. Kerjasama tim 8 Komitmen jangka panjang
Persaingan bukan dasar untuk bekerja secara tim. TQM merupakan suatu paradigma baru dalam
Jadi sejauh mungkin para anggota organisasi harus melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya
saling membantu dalam melakukan pekerjaannya. perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu
Persaingan dalam perusahaan (antar departemen / komitmen jangka panjang sangat penting guna
bagian) akan merugikan perusahaan. Kerja sama mengadakan perubahan budaya agar penerapan
tim/antar karyawan akan memberikan hasil yang TQM dapat berjalan dengan sukses.
lebih baik. Kedelapan dimensi di atas akan merupakan unsur
5 .Rasa memiliki terhadap organisasi oleh dari terbentuknya budaya baru organisasi dalam
karyawan mengimplementasikan TQM.
Setiap anggota organisasi harus mempunyai rasa
ikut memiliki organisasi. Ini dimaksudkan agar Kepuasan Kerja Karyawan
setiap anggota organisasi mempunyai kebanggaan Sikap adalah pernyataan evaluatif, baik yang
akan pekerjaannya dan berusaha meningkatkan menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai
objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan
kinerjanya demi pencapaian tujuan organisasi
bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Bila
6 Masukan dan feedback dari pelanggan / Fokus seseorang mengatakan bahwa “saya puas dengan hasil
pada pelanggan. pekerjaan saya”, ini adalah merupakan ungkapan sikap
Perusahaan yang bersifat fokus pada pelanggan terhadap pekerjaan. (Robbins, 1996). Istilah kepuasan
selalu berusaha untuk mengidentifikasi dan kerja (job satisfaction) merujuk ke sikap umum seorang
mengatasi permasalahan para pelanggannya, yaitu individu terhadap pekerjaannya. Seorang dengan tingkat
dengan cara; keluhan pelanggan dipantau dan kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif
terhadap kerja itu; seorang yang tak puas dengan
dianaliasis (karyawan tahu siapa konsumen
pekerjaannya menunjukan sikap yang negatif terhadap
mereka) ; selalu mengupayakan adanya umpan pekerjaan itu.
balik dari pelanggan (perusahaan selalu Kepuasan kerja adalah perasaan positif atau
menggunakan permintaan konsumen sebagai dasar menyenangkan yang muncul akibat dari pengalaman
untuk kualitas) ; perusahaan berusaha orang dalam bekerja (Locke, dalam Brown dan Peterson,
mengidentifikasi dan menghilangkan proses, 1993,p.63). Lebih lanjut lagi, ditekankan bahwa
prosedur, dan sistem internal yang tidak kepuasan kerja lebih berorientasi terhadap pengalaman
menciptakan nilai bagi para pelanggan.(Karyawan masa lalu dibanding dengan harapan dimasa yang akan
berupaya untuk mengukur kebutuhan konsumen datang.
internal atau konsumen dalam perusahaan ini serta Dengan demikian bila bicara tentang sikap
kebutuhan konsumen eksternal mereka atau karyawan, lebih sering tertuju pada kepuasan kerja

55
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

(Brooke at al, 1988). Menurut Newstroom dimana dari perilaku tersebut mempengaruhi kinerja
(1994), kepuasan kerja menunjukan kesesuaian antara karyawan.
harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang Menurut Robnbins, P.S., (1996), mengemukakan
bahwa kriteria yang paling populer yang digunakan
disediakan pekerjaan, sehingga pekerjaan juga
untuk mengevaluasi atau mengukur kinerja karyawan
berkaitan erat dengan teori keadilan, reaksi psikologis adalah hasil tugas individual, perilaku dan ciri-ciri
dan motivasi. Menurut Davis dan Newstrom (1990), individu.
menyatakan bahwa karyawan yang puas boleh jadi Menurut Brinkerhoff & Dressler (1990),
adalah karyawan yang berproduksi tinggi, sedang, atau kinerja karyawan dapat diukur;
rendah, dan mereka akan cenderung meneruskan tingkat
prestasi yang menimbulkan kepuasan bagi mereka. Kemampuan kerja sama; Target yang telah di
tentukan,; Kualitas. Ketiga dimensi
Terkait bebarapa penjelasan tentang kerja diatas, maka
tersebut akan dipergunakan untuk mengukur kinerja
dapat dirangkum dalam pendapat Robibins (1996.p.181) karyawan pada penelitian ini.
bahwa faktor-faktor yang lebih penting yang mendorong
kepuasan kerja, indikator-indikatornya adalah sebagai II.4. Kerangka Pemikiran Teoritis dan
berikut : kerja yang secara mental manantang; Pengembangan Model
ganjaran yang pantas; kodisi kerja yang
mendukung; dan rekan sekerja yang mendukung,
serta, kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan..

Kinerja Karyawan
Budaya perusahaan / organisasi sering juga
disebut budaya kerja, karena tidak bisa dipisahkan dari
kinerja Sumber Daya Manusia (karyawan), Kisdarto
Atmosoeprapto, 2000.p.69. Dikatakan pula bahwa
makin kuat budaya perusahaan, makin kuat pula
dorongan untuk berprestasi. Kinerja yang baik dari
karyawan pada suatu perusahaan mencerminkan potensi
Gambar 2.1 Model pengaruh interaktif antara TQM dan
dari perusahaan tersebut untuk berkembang menjadi
kepuasan kerja karyawan
semakin “competitive”(berdaya saing), Kisdarto
Atmosoeprapto (2000.p. 91).
Model Pengaruh variabel moderating / sering disebut
Penilaian kinerja memungkinkan karyawan
sebagai variabel independen ke dua (Kepuasan kerja
menyusun rencana dan memperbaiki setiap hal yang
karyawan) terhadap hubungan antara variabel
dapat menghambat pekerja. Dengan demikian maka
independen (Implementasi TQM) dengan Variabel
kinerja merupakan hasil kesuksesan yang dicapai oleh
Dependen (Kinerja Karyawan)
karyawan dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria /
H : Interaksi antara Implementasi TQM dengan Reken
standar yang berlaku dan juga yang ditetapkan
Sekerja Yang Mendukung akan mempengaruhi Kinerja
perusahaan.
Karyawan.
Mc Kenna & Beech, 1995 (in Come data service
London), mengemukakan hasil penelitiannya tentang
Dalam hal ini pengaruh Implementasi TQM terhadap
kriteria/pengukuran kinerja, menyimpulkan bahwa
Kinerja Karyawan akan semakin tinggi, apabila tingkat
faktor-faktor kinerja yang sering digunakan sebagai
kepuasan karyawan meningkat, seiring dengan Rekan
indikator penelitian adalah : pengetahuan, kemampuan,
Sekerja Yang ramah dan Mendukung.
dan keterampilan kerja, sikap terhadap pekerjaan
(antusiasme, komitmen, dan motivasi), serta volume
Hubungan langsung antara variabel-variabel independen
hasil produksi dan interaksi (komunikasi, hubungan
dengan variabel-variabel dependen kemungkinan
dalam kelompok).
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
diantaranya Variabel moderating, adalah tipe variabel-
karyawan meliputi strategi organisasional (nilai, tujuan
variabel yang memperkuat dan atau memperlemah
jangka pendek & tujuan jangka panjang), batasan
hubungan langsung antara variabel-variabel Independen
situasional (budaya organisasi dan dan kondisi
dengan variabel-variabel dependen. Variabel
ekonomi), dan atribut individual (antara lain
moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai
keterampilan & kemampuan). Ketiga faktor tadi
pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar
mempengaruhi dan menghasilkan perilaku individual,
variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel

56
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

independen dengan variabel dependen kemungkinan analisis konfirmatori dengan mengemukakan fakta-fakta
positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada yang terjadi di lapangan serta studi pustaka yang
variabel moderating. bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan
Dari kerangka pemikiran teoritis di atas, menampakan tinjauan pustaka dan data-data perusahaan.
suatu studi empiris yang dilakukan untuk menguji Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
pengaruh interaksi Implementasi TQM: Budaya Baru yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sudiyono, 1999).
Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan (ganjaran Atau bagian dari keseluruhan populasi yang akan diteliti
yang pantas) terhadap Kinerja Karyawan. oleh peneliti (Cooper dan Emory, 1995).
Sampel dalam penelitian ini menggunakan 125
3. Metodologi Penelitian responden dari jumlah populasi 205 karyawan pada PT
Berdasarkan uraian sebelumnya mengenai latar Sriboga Raturaya. Sampel yang diambil sebagai
belakang masalah penelitian dan telaah pustaka awal responden dari tingkat manajer, supervisor, dan staff
yang digunakan untuk mengembangkan hipotesis, serta Jr staff yang merupakan pelaksana keputusan
terdapat satu masalah pokok yang akan diuji dalam manajemen puncak. Hal ini dimaksud agar persepsi
penelitian ini, yaitu : apakah pengaruh interaksi semua tingkatan dalam perusahaan terwakili.
antara Implementasi TQM; budaya baru organisasi Penentuan sampel dalam penelitian ini
dengan Kepuasan Kerja Karyawan sebagai variabel menggunakan teknik nonprobability sampling
moderator dapat meningkatkan Kinerja Karyawan. (Sugiyono,1999.p.77). Teknik Sampling tersebut adalah
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dan untuk teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
memperoleh data, peneliti melakukan studi lapangan atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
(observasi), wawancara dengan responden, dan anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
menggunakan kuesioner untuk mengukur tiga variabel
pokok dalam penelitian ini, yaitu : Implementasi Total Pengukuran Variabel
Quality Management sebagai budaya baru organisasi, Total Quality Management (TQM)
kepuasan kerja sebagai variabel moderator dan kinerja TQM adalah suatu pendekatan dlm menjalankan
karyawan. bisnis yang mengupayakan utk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas
Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
Jenis data yang dipergunakan untuk penelitian ini (Tjiptono&Diana, 1995).
adalah jenis Data Subyek (Self-Report Data), yaitu jenis Sehingga Budaya TQM adalah pola nilai-nilai,
data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau keyakinan dan harapan yang tertanam dan berkembang
karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang dikalangan anggota organisasi mengenai pekerjaanNya
menjadi subyek penelitian (responden). Data subyek, untuk menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas
dengan demikian, merupakan data penelitian yang (Schein, 1990).
dilaporkan sendiri oleh responden secara individual atau Variabel ini diukur dengan inkator variabel Filosofi
secara kelompok yang adalah sumbernya kualitas;Kewenangan hrs imbang dgn tanggung
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan jawab;Penghargaan thd hasil yang dicapai;Kerja sama
sumber primer, dimana sumber data (objek) yang tim; Rasa memiliki thdp organisasi oleh
langsung memberikan data kepada pengumpul data karyawan;Fokus pada pelanggan;Peningkatan
sesuai dengan data yang diinginkan. Ada dua metode berkelanjutan;Komitmen jangka panjang. Variabel ini
yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data untuk mengukur persepsi setiap responden yang dipilih
primer, yaitu : Metode Survei (wawancara & kuesioner) yaitu pada level manajer mengenai teknik penerapan
dan Metode observasi. Pengumpulan data dilakukan TQM dilingkungan perusahaan manufaktur. Setiap
melalui penyebaran kuesioner kepada para responden / responden diminta untuk menilai penerapan TQM dari
sampel yang dipilih. Pernyataan dikumpulkan melalui sangat tidak setuju (poin 1) berarti TQM tidak
self report dari subjeknya. berpengaruh, sampai dengan sangat setuju (poin 5)
Kedua metode tersebut di atas (metode survei dan berarti TQM sangat berpengaruh. Berdasarkan hasil
metode observasi) digunakan bila ingin mendapatkan penelitian menunjukan cronbach alpha sebesar 7262.
data yang lengkap, akurat, dan konsisten. Objek Dengan demikian instrument yang dipakai dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan pada perusahaan variabel dapat dikatakan andal (reliable) , karena
manufaktur (PT. S R R) Semarang, dengan asumsi memiliki alpha lebih dari 0.7.
bahwa pihak-pihak inilah yang memiliki pengalaman
dan pengetahuan serta terlibat dalam Kepuasan Kerja
mengimplementasikan TQM dan yang menciptakan Kepuasan kerja, adalah perasaan positif / menyenangkan
budaya baru dalam perusahaan sehingga mempunyai yang muncul akibat dari pengalaman orang dalam
pengaruh terhadap kinerja karyawan. Metoda penelitian bekerja. Selanjutnya menekankan bahwa kepuasan kerja
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi lebih berorientasi thdp pengalaman masa lalu dibanding
57
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

dgn harapan dimasa akan datang (Locke, dalam Brown Kemampuan kerja sama; Target yang telah di
dan Peterson, 1993,p.63). tentukan,; Kualitas. Ketiga dimensi tersebut akan
Kepuasan kerja dapat menurun secepat timbulnya - dipergunakan untuk mengukur kinerja karyawan pada
biasanya lebih cepat, sehingga mengharuskan para penelitian ini.
manajer untuk memperhatikannya setiap saat (Keith Dengan berdasar indikator empirik di atas maka setiap
Davis at al,1990.p.106). responden diminta untuk menjawab setiap pertanyaan
Menurut Schmitt dan Bedeian (1982), mengemukakan yang didasarkan pada indikator empiris di atas, dengan
bahwa kepuasan kerja adalah bagian kepuasan hidup. memilih skala 1 s/d 5 (pada kuesioner). Skala rendah
Sifat lingkungan seseorang diluar pekerjaan menunjukan kecilnya dukungan indikator penelitian
mempengaruhi perasaan di dalam pekerjaan. Demikian terhadap kinerja karyawan, sedangkan skala yang tinggi
juga halnya, karena pekerjaan merupakan bagian penting mengindikasikan indikator penelitian memberikan
kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhi kepuasan dukungan yang besar.
hidup seseorang.
Apa yang dikemukakan tentang kepuasan kerja di atas, Uji Reliabilitas dan Validitas Instrumen
dan pada bagian sebelumnya dirangkum dalam pendapat Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
Robbins (1996), instrumen penelitian ini dapat dievaluasi melalui uji
Faktor-faktor yang lebih penting yang reliabilitas dan validitas. Uji tersebut dilakukan untuk
mendorong kepuasan kerja, Indikator yang dipakai mengetahui konsistensi dan akurasi data yang telah
dalam penelitian ini adalah ”Rekan Sekerja yang dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
Mendukung”. handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Definisi indikator Rekan Sekerja yang Mendukung Sedangkan kuesioner dikatakan valid atau sah jika
adalah: pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu
Kebanyakan karyawan perusahaan bukan mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (Ghozali,
hanya mendapatkan uang dan prestasi yang 2001). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan uji
berwujud dari dalam pekerjaan mereka, tetapi konsistensi internal dengan koefisien Cronbach Alpha.
Setiap alat pengukuran harus memiliki kemampuan
mereka juga mengisi kebutuhan akan interaksi
untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten
sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan (Sekaran, 2000).
bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan Instrumen yang dipakai dalam variabel dikatakan
mendukung akan menghantar kekepuasan kerja andal (reliabel) apabila memiliki Alpha lebih besar dari
yang meningkat. Perilaku seorang atasan juga 0,7 (Sekaran, 1992). Uji validitas dimaksudkan untuk
merupakan faktor utama yang menentukan bagi mengukur sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu
kepuasan seorang karyawan. Beberapa hasil alat ukur dalam melakukan fungsinya dengan baik, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan menghitung
studi menyimpulkan bahwa kepuasan karyawan
korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor
meningkat bila penyelia langsung bersikap total.
ramah dan dapat memahami, menawarkan
Hasil pengujian reliabilitas dengan bantuan SPSS 10
pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan
dapat dilihat pada tabel 3.1. sebagai berikut :
pendapat karyawan, dan menunjukan suatu
minat pribadi pada mereka. Tabel 3.1
Hasil Uji Reliabilitas
Kinerja Karyawan Variabel Jlh Butir Crobanch Alpha
Kinerja yang baik dari karyawan pada suatu
perusahaan mencerminkan potensi dari perusahaan Implementasi
tersebut untuk berkembang menjadi semakin TQM: Budaya 24 0,7262
“competitive”(berdaya saing), Kisdarto Atmosoeprapto baru organisasi
(2000.p. 91).
Kepuasan kerja
Kinerja merupakan hasil kesuksesan yang dicapai oleh 20 0,7230
karyawan
karyawan dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria /
standar yang berlaku dan juga yang ditetapkan Kinerja karyawan 7 0,7322
perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut juga menunjukan Jumlah 51
bahwa kinerja merupakan hasil yang bersifat kualitatif Sumber : Data Primer Penelitian
dan kuantitatif. Sehingga menurut Brinkerhoff &
Dressler (1990), kinerja karyawan dapat diukur;
58
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

Pengujian hipotesis disini, untuk menguji hubungan 4. 1. Interaksi Kepuasan Kerja Atas Rekan Kerja Yang
antar variabel digunakan metode regresi. Mendukung dan Implementasi TQM Sebagai
Untuk menguji pengaruh dua variabel independen Budaya Baru Organisasi terhadap Kinerja
terhadap satu variabel dependen digunakan metode Karyawan.
regresi ganda, dalam hal ini regresi moderat. Analisis
Persamaan regresi dengan metode Moderating
regresi ini didasarkan pada hubungan inrtaksi dua
variabel independen (yaitu TQM dan Kepuasan kerja Regression Analysis (MRA) untuk mengetahui interaksi
sebagai variabel moderator) dengan satu variabel moderating variabel rekan kerja yang mendukung (X2.4)
dependen (kinerja karyawan). Untuk menetapkan ketiga pada interaksi pengaruh variabel implementasi TQM
variabel mempunyai hubungan, harus didasari oleh teori sebagai budaya baru organisasi (X1) terhadap kinerja
atau konsep-konsep tentang tiga variabel tersebut. karyawan (Y) dijelaskan pada tabel berikut ini :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 . …(1)
Tabel 4.16 Hasil Persamaan Regresi dengan MRA 4
dengan demikian, maka Rumus Regresi Moderat untuk Persamaan Nilai F Nilai t
Hipotesis Hasil
menguji pengaruh moderating variabel Kepuasan Kerja regresi (p value) (p value)
Karyawan (rekan kerja yang mendukung).
Y = 0,289 X1 5,916
0,675
Y = a + b1X1 + b2X2. 4 + b3X1X2. 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . H4
+ 0,234 X2 +
0,669
(0,001) Variabel
0,182X1. X4 4,932 Moderator
. . . . . . . . (2)
(0.019) (0,018)
4. Pembahasan Hasil Penelitian
Deskripsi statistik dalam penelitian ini didasarkan Dari tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa
pada jawaban responden terhadap pertanyaan penelitian implementasi TQM sebagai budaya baru organisasi
yang diajukan melalui kuesioner, yaitu sebanyak 51 mempunyai standardized coefficients yang positif.
pertanyaan. Dari ke 125 jawaban responden tersebut Demikian pula dengan kepuasan kerja karyawan
kemudian dilakukan deskripsi hasilnya untuk masing- atas rekan kerja yang mendukung. Interaksi kedua
masing variabel untuk menggambarkan variabel yang variabel juga memiliki nilai standardized
diteliti berdasarkan jawaban responden. coefficients yang positif. Artinya peningkatan
implementasi TQM di perusahaan akan
Tabel 4.1. Tanggapan Responden Terhadap meningkatkan kinerja karyawan. Demikian juga
Implementasi TQM halnya dengan meningkatnya kepuasan kerja atas
Kategori Variabel Frekuensi % sikap rekan sekerja yang mendukung akan
Baik (107 – 115 ) 23 18,4 meningkatkan kinerja karyawan. Hasil analisis
Sedang ( 98 – 106 ) 78 62,4 dengan teknik MRA di atas selanjutnya dilakukan
Kurang baik ( 89 – 97 ) 24 19,2 uji hipotesis H4 untuk mengetahui apakah rekan
Jumlah 76 100 kerja yang mendukung adalah variabel moderating
Sumber : Data primer Penelitian terhadap interaksi antara implementasi TQM
sebagai budaya baru organisasi dan kinerja
karyawan. Berdasarkan hasil penelitian seperti pada
Tabel 4.2. Tanggapan Responden Terhadap tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa
Kepuasan Kerja standardized koefisien beta persamaan regresi
Kategori Variabel Frekuensi % memiliki tingkat signifikansi 0,019. Hal ini berarti
Sangat Puas (86 – 94 ) 48 38,4 interaksi antara implementasi TQM sebagai budaya
Cukup puas (77 – 85 ) 73 58,4 baru organisasi dan variabel rekan kerja yang
Kurang puas (68 – 76 ) 4 3,2 mendukung terhadap kinerja karyawan signifikan
Jumlah 76 100 karena p<0,05 maka hasil penelitian ini mendukung
Sumber : Data primer Penelitian hipotesis H4, yang menyatakan bahwa interaksi
pengaruh implementasi TQM semakin
Tabel 4.3. Tanggapan Responden Terhadap Kinerja meningkatkan kinerja karyawan apabila kepuasan
Karyawan atas rekan sekerja yang mendukung semakin
Kategori Variabel Frekuensi % meningkat. Variabel Moderat 4 yang signifikan
Sangat baik (34 – 36 ) 2 1,6 membuktikan bahwa variabel kepuasan atas rekan
Cukup baik (31 – 33 ) 28 22,4 kerja yang mendukung adalah variabel moderating
Kurang baik (28 – 30 ) 95 76 yang memoderasi pengaruh implementasi TQM
Jumlah 76 100 sebagai budaya organisasi terhadap kinerja
Sumber : Data primer Penelitian karyawan.
59
JURNAL SIMETRIK VOL 6, NO. 2 DESEMBER 2016, ISSN : 2302-9579

Hasil penelitian ini konsisten dengan pendapat Kisdarto Atmosoeprapto, 2001, Produktivitas
Miller (1997), Lawler dan Porter (pada Davis dan Aktualisasi Budaya Perusahaan,
Newstroom, 1990). Gramedia Jakarta
5. Penutup
Eviyanty, M.L 2001, “Analisa Hubungan Faktor-Faktor
Kesimpulan
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan”
1. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa
Magister Management Undip Semarang.
kepuasan kerja atas rekan kerja yang mendukung
signifikan dalam memoderasi pengaruh
Merencanakan dan Mengelola Perubahan,1994,
implementasi TQM terhadap kinerja karyawan PT
Menciptakan Peluang Keberhasilan dalam
Sriboga Raturaya Semarang. Hal tersebut
Arus Perubahan. Alih bahasa : Marcus Prihminto
ditunjukkan oleh besarnya nilai estimasi koefisien
Widodo, Management Action Guides,  Penerbit
regresi variabel moderat4 positif sebesar 0,579
PT Gramedia Pustaka Utama
(b0) dan nilai p 0,019 < 0,05. Dengan demikian
hipotesis H4 yang menyatakan bahwa variabel
Nur Indriantoro, Bambang Supomo, 1999, “Metode
kepuasan kerja atas rekan kerja yang mendukung
Penelitian Bisnis; untuk Akuntansi dan
adalah variabel yang memoderasi pengaruh
Management”, edisi pertama, BPFE-Yogyakarta.
implementasi TQM sebagai budaya baru organisasi
terhadap kinerja karyawan terbukti kebenarannya.
Richard Blacburn and Benson Rosen, 1993, “ Total
quality and human resources management: Lessons
6. DAFTAR PUSTAKA
Learned from - Baldrige Award – winning
Anderson, J.C. Rungtusunatham, M, and Schroeder, R. companies”, Academy of Management Executive,
G, 1994,”A Theory of Quality Management vol. 7 No.3.
Method”. The Academy of Management
Review, 19(3), pp. 472-509 Robbins, Stephen P, 1996, “ Perilaku Organisasi”, edisi
Bahasa Indonesia ,  Penerbit PT Prenhallindo,
Cue, Mc and Gerasimons, A.Gianakis, 1997,” The Jakarta.
Relationship Between Job Satisfaction And
Performance”. Public Productivity And Schein, E.H., 1980, “Developing Your Career - Know
Management Review, Vol 21,No 2 Your Career Anchors and Develop your Options”.
International Management Development
Denison, D. 2000. Organizational Culture : Can it be a Conggress. Hong kong, 8 – 10, January, 1996.
Key Lever for Driving Organizational Change ?
WWW. Denisonculture.com. Soewarso Hardjosoedarmo, 2002,” Bacaan Terpilih
Tentang Total Quality Management” edisi II,
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 1995, Total Cetakan 3, ANDI – Yogyakarta
Quality Management, Andi Offset,
Yogyakarta. Sondang P. Siagian, 1989, Teori Motivasi dan
Aplikasinya, Penerbit Bina Aksara, Jakarta
Fledman and Arnold, 1998,”Managing Individual and
Group Behavior in Organizatiaon” International Sugiyono, 1999,. Metode Penelitian Bisnis, CV
Student edition, Mc .Graw Hill, International Alfabeta Bandung
Book Company,
Thomas J. Douglas and William Q. Judge, JR, 2001,”
Husein Umar, 2001, Sumber Daya Manusia Dalam Total Quality Management Implementation And
Organisasi, PT Gramedia Pustaka Jakarta. Competitive Advantage: The Role Of Structural
Control And Exploration” Academy of
Imam Ghozali, 2001, “Aplikasi Analisis Multivariat Management Journal, Vol. 44. No 1, 158-169
Dengan Program SPSS”, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang. Warnock, I, 1996, “Manufacturing and Business
Excellence: Strategies, Techniques and
Ina Primiana. 2001, “Peran Karyawan dalam Technology”, Europe: Prentice-Hall Inc
Mendorong Keberhasilan Pelaksanaan TQM di
BUMN”. Usahawan No.05 TH xxx Mei, pp.13 –
17.

60

Anda mungkin juga menyukai