PENGKAJIAN PASIEN
BAB I
DEFINISI
RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku baik untuk pasien di rawat jalan maupun rawat inap.
TATA LAKSANA
9. Untuk pasien dengan penyakit non kronis assesment awal rawat jalan
diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan.
13. Pengkajian risiko jatuh dilakukan karena jumlah kasus pasien jatuh
menjadi bagian bermakna yang menyebabkan pasien cedera. Dalam
konteks populasi pasien yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan
fasilitas rumah sakit yang tersedia, maka perlu mengevaluasi risiko jatuh
dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera. Evaluasi
meliputi riwayat jatuh, telaah obat dan konsumsi alkohol, cara berjalan dan
keseimbangan serta alat bantu yang digunakan pasien.
16. Pengkajian awal medis dan keperawatan harus dilengkapi dalam waktu
1x24 jam. Bila ada hasil pengkajian yang dibawa dari luar rumah sakit
misalnya klinik praktek dokter atau rumah sakit luar, maka hasil
pengkajian itu harus dinilai dan diverifikasi ulang pada saat pasien masuk
rawat inap.
19. Staf medis, keperawatan dan staf lain yang bertanggung jawab atas
pelayanan pasien bekerja sama dalam menganalisa dan mengintegrasikan
pengkajian pasien.
3. Hasil pengkajian harus ditulis dengan tanda (√) di kolom yang dengan
pilihan dalam setiap kajian.
6. Skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan Wong Baker
Faces Pain Rating Scale (WBFPRS) untuk pasien dewasa dan anak diatas
5 tahun, FLACC digunakan pada anak < 5 tahun, NIPS digunakan pada
bayi dan Comfort Scale (CS) digunakan pada pasien yang tidak sadar.
7. Nutrisi diisi dengan hasil pengukuran tinggi badan, berat badan dan Indeks
Masa Tubuh (IMT) pasien.
8. Fungsional untuk menilai status fungsional pasien terhadap aktivitas
mandiri termasuk risiko jatuh.
a. Alat bantu : menggunakan kursi roda, brankar, tongkat dan walker.
b. Protesa misalnya kaki palsu.
c. Cacat tubuh misalnya buta.
d. Aktivitas sehari-hari apakah pasien mampu melakukan sendiri atau
perlu bantuan orang lain.
9. Risiko jatuh : apakah kondisi pasien berisiko jatuh, secara visual perawat
melihat pasien menggunakan kursi roda, brankar, tongkat, walker, pasien
anak dan geriatrik (bila ada risiko jatuh pasang stiker kuning/fall risk di
dada kanan)
11. Pengkajian medis diisi oleh dokter meliputi anamnesa dan pemeriksaan
fisik, diagnosa, rencana dan terapi.
12. Formulir ditandatangani oleh perawat dan dokter dan disimpan dalam
berkas rekam medis pasien.
3. Hasil pengkajian harus ditulis dengan tanda (√) di kolom yang dengan
pilihan dalam setiap kajian.
7. Skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan Wong Baker
Faces Pain Rating Scale (WBFPRS) untuk pasien dewasa dan anak > 5
tahun, FLACC digunakan pada anak < 5 tahun, NIPS digunakan pada bayi
dan Comfort Scale (CS) digunakan pada pasien yang tidak sadar.
11. Pada kolom tindakan, dokter menulis tindakan yang dilakukan disertai
nama dokter. Perawat melakukan tindakan dan menulis jam tindakan
disertai nama perawat.
12. Pada kolom penanganan dan penilaian ulang ditulis evaluasi dari tindakan
yang telah dilakukan seperti pengukuran tanda-tanda vital ulang, hasil
observasi disertai jam dan nama petugas yang melakukan (dokter dan
perawat).
13. Pada kolom kesimpulan diberi tanda (√) pada pilihan sesuai analisa yang
didapat.
14. Pada kolom instruksi rawat inap, dokter IGD menuliskan hasil konsultasi
dari DPJP atau DPJP menuliskan instruksi bila melakukan pemeriksaan ke
IGD disertai jam dan nama dokter
BAB IV
DOKUMENTASI