Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman. kesehatan merupakan suatu


komponen yang sangat penting dalam masyarakat agar manusia dapat bertahan
hidup dan melakukan aktivitas. Dimana kesehatan merupakan kebutuhan pokok
manusia selain sandang, pangan dan papan. Namun masih banyak masyarakat
yang kurang memperdulikan kesehatannya sendiri sehingga menimbulkan
permasalahan kesehatan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat
kompleks yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain selain masalah
kesehatan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan, diantaranya, yaitu
faktor pendidikan dan ekonomi rendah sehingga belum mampu untuk tinggal di
lingkungan yang layak.
Kurangnya ketersediaan tenaga kerja medis secara merata dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat juga menjadi
permasalahan kesehatan. Hal ini disebabkan karena kurang ketersediaan SDM
yang handal dalam menangani masalah kesehatan tersebut. Hal terpenting yang
harus dimiliki untuk menghasilkan SDM yang handal adalah dengan memberikan
pendidikan yang baik karena dengan pendidikan yang baik akan menghasilkan
SDM yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan
gunameningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
IPE (interprofesional education) adalah suatu proses pembelajaran yang
diikuti oleh dua atau lebih mahasiswa profesi kesehatan yang berbeda untuk
meningkatkan kolaborasi interprofesional, dengan harapan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan (Yuniawan dkk., 2015).
Universitas Udayana merupakan salah satu Universitas di Bali yang
mengimplementasikan IPE.Dimana dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
melakukan kolaborasi antar tenaga kesehatan lainnya sehingga kami tertarik untuk
turun langsung ke lapangan terutama di Lingkungan Buana Desa, Desa Pakraman

1
Padangsambian, Denpasar Barat untuk untuk menganalisa permasalahan yang ada
di daerah tersebut.
Adapun batas-batas wilayah Desa Pakraman Padangsambian sebagai berikut :
- Di sebelah utara : Desa Pakraman Sempidi
- Di sebelah timur : Desa Pakraman Denpasar dan Desa Pakraman Ubung
- Di sebelah selatan : Desa Pakraman Kerobokan
- Di sebelah barat : Desa Adat Kerobokan dan Desa Adat Padangluwih.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam Student Project ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi keluarga secara umum di Lingkungan Buana Desa, Desa
Pakraman?
2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat di
Lingkungan Buana Desa, Desa Pakraman?
3. Bagaimana data kesakitan masyarakat di Lingkungan Buana Desa, Desa
Pakraman?
4. Bagaimana perilaku hidup bersih dan penggunaan obat mandiri di
Lingkungan Buana Desa, Desa Pakraman?
5. Bagaimana listing masalah di Lingkungan Buana Desa, Desa Pakraman?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Student Project ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kondisi keluarga secara umum di Lingkungan Buana Desa,
Desa Pakraman.
2. Mengetahui kondisi sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat di
Lingkungan Buana Desa, Desa Pakraman.
3. Mengetahui data kesakitan masyarakat di Lingkungan Buana Desa, Desa
Pakraman.
4. Mengetahui perilaku hidup bersih dan penggunaan obat mandiri di
Lingkungan Buana Desa, Desa Pakraman
5. Mengetahui listing masalah di Lingkungan Buana Desa, Desa Pakraman.

2
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh penulis dari Student Project ini adalah
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai acuan untuk kunjungan IPE selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan
berpikir serta memberi pengalaman dan mengaplikasikan pengetahuan
yang dimiliki.
b. Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi masukan dalam
mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
c. Bagi pemerintah diharapkan dapat menjadi motivasi dalam
pengembangan perilaku kesehatan masyarakat.

3
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Analisis Situasi dan Kondisi Keluarga Secara Umum

Keluarga yang kami temui di Desa Padang Sambian memiliki latar belakang
masalah kesehatan yang berbeda-beda. Saat kami datang untuk kunjungan
pertama kali,beberapa masyarakat menyambut kami dengan ramah. Namun ada
beberapa masyarakat yang menolak untuk di wawancarai. Kebanyakan dari
rumah-rumah penduduk yang kami kunjungi bangunan nya sudah permanen dan
lantai nya bukan tanah, bahkan ada juga beberapa rumah yang dapat dikategorikan
mewah. Namun sayangnya, hal tersebut tidak bisa dijadikan patokan bahwa
individu yang menghuni rumah tersebut sudah paham tentang kesehatan dan
perilaku hidup bersih. Banyak dari mereka yang mengabaikan pencegahan suatu
penyakit dan lebih sering datang ke Dokter,Rumah Sakit atau Puskesmas saat
sudah mengalami suatu penyakit. Rata-rata penduduk di di lingkungan Buana
Desa ini memiliki ternak seperti Ayam,Bebek,dan Babi yang jarak kandang nya
sangat dekat dengan rumah. Kandang dari ternak-ternak milik masyarakat ini
beberapa kurang dijaga kebersihan nya, hal ini yang dapat menjadi sumber
penyakit bila dibiarkan dalam waktu yang lama.Ada juga beberapa rumah yang
memiliki penerangan yang kurang baik dan sistem in- out air yang kurang baik
sehingga dapat memicu timbulnya sarang sarang nyamuk di lingkungan tempat
tinggal mereka. Masyarakat umumnya jarang yang memiliki waktu untuk
berolahraga karena kesibukan sehari - hari baik dirumah maupun di tempat
kerja.Beberapa dari masyarakat pun ada yang merokok maupun minum minuman
keras namun dalam jangka waktu tertentu. Sebagian besar masyarakat lingkungan
Buana Desa yang jika sakit langsung pergi ke Dokter,Puskesmas,Rumah Sakit
ataupun Bidan setempat. Mereka sudah tidak membiarkan penyakit diam di tubuh
mereka dan juga sudah tidak pergi ke orang-orang non-medis jika sakit. Dan di
desa yang kami kunjungi sudah tidak terdapat dukun bersalin yang tentunya juga
menunjukkan bahwa masyarakat desa padang sambian sudah sangat sadar akan
pentingnya ilmu medis dewasa ini. Melalui wawancara yang kami lakukan dari
beberapa masyarakat masih ada yang mengkonsumsi obat - obatan tradisional

4
seperti jamu, ataupun loloh ketika kondisi mereka kurang sehat,namun mereka
juga tidak mengabaikan akan pentingnya memeriksa kesehatan ke praktek dokter
swasta, bidan , maupun rumah sakit. Keluhan yang umumnya disampaikan
masyarakat adalah seperti sakit batuk dan pilek yang dialami oleh anak anak
mereka.

2.2 Kondisi Lingkungan Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Kondisi lingkungan Banjar Buana Desa, dari pertama kali kami menuju
lingkungan ini adalah :
1. Fasilitas administrasi tertata. Kepala Lingkungan, Bapak Nyoman Wisnu
memfasilitasi kami untuk mencari data ini dengan memberikan kami data-
data atau nama-nama kepala keluarga yang bisa kami kunjungi serta
memberikan denah rumah-rumah yang akan kami kunjungi. Secara
keseluruhan pelayanan administrasi tergolong bagus dari segi pelayanan
fasilitas yang diberikan oleh Kepala Lingkungan
2. Warga menyambut dengan senang hati dan ramah. Dilihat dari
kedatangan kami ke Banjar Buana dan berkunjung ke masing-masing
rumah. Warga dengan ramah dan terbuka memberikan informasi kepada
kami, sehingga kami mudah untuk menggali informasi.
3. Lingkungan. Beberapa gang yang kami kunjungi yaitu jalan Gunung
Nirmala, Gang Anggrek, Gang Ratna, Gang Cempaka, Gang Dahlia, Gang
Nusa Indah, Gang Suli, Gang Mawar, Gang Gadung, Gang Kamboja, Gang
Jempiring. Secara umum, kondisi lingkungan Buana Desa yang berada di
perkotaan namun tidak terlalu padat. Kondisi rumah kebanyakan masih di
rumah tua dan ada beberapa KK, sehingga terlihat ramai dalam satu rumah.
Beberapa rumah ada yang memiliki kandang babi sehingga terlihat sedikit
kotor dan bau. Namun secara keseluruhan sudah asri, bersih, dan nyaman.
4. Sosial. Menurut hasil wawancara dengan bapak Wayan Renuh, selaku
Kelihan Adat dari Banjar Buana Desa. Beliau mengatakan di banjar ini
ditemukan lumayan banyak kasus penggunaan narkoba. Beliau yang sebagai
pensiunan TNI sering dihubungi oleh teman sejawat TNI untuk mencarikan
informasi terkait warga asing yang kos/tinggal disini terkait identitasnya
untuk keperluan proses lacak. Tanggapan masyarakat terhadap kondisi ini

5
adalah masyarakat tidak terlalu mengetahui hal ini, karena kasus seperti ini
biasa diketahui oleh kelian adat dan kepala lingkungan. Hubungan
masyarakat dengan pelaku biasanya baik-baik dan ramah. Selain masalah ini
kemasyarakatan di banjar ini masih kuat dilihat dari gotong royong warga
untuk membantu jikalau ada upacara misalnya ngaben, pernikahan, dan
potong gigi.
5. Ekonomi. Lingkungan Buana Desa dapat digolongkan daerah perkotaan
karena terletak tidak jauh dari pusat pemerintahan. Dari observasi ke setiap
kk yang kami wawancarai dapat kita ketahui bahwa, sebagian besar kepala
keluarga memiliki pekerjaan tetap sebagai sumber penghasilan keluarga
sepertihalnya sebagai polisi, PNS, wiraswasta, petani. Selain itu ada
beberapa kk yang memiliki pekerjaan yang tidak tetap sehingga memiliki
penghasilan yang tidak tetap juga tiap bulannya. Pendapatan dan
pengeluaran dalam suatu rumah tangga pastilah berbeda-beda. Pendapatan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan tetap dan juga tambahan.
Sedangkan estimasi pengeluaran setiap kk, kami lihat dari pengeluaran
pangan, sandang, perumahan, bahan bakar, hiburan, pendidikan dan
perawatan kesehatan setiap bulannya.
Jumlah anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan
keluarga. Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula
jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya,
semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan
yang harus dipenuhi keluarga. Sehingga dalam keluarga yang jumlah
anggotanya banyak, akan diikuti oleh banyaknya kebutuhan yang harus
dipenuhi. Semakin besar ukuran rumah tangga berarti semakin banyak
anggota rumah tangga yang pada akhirnya akan semakin berat beban rumah
tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan 36 KK yang telah di data oleh kelompok kami, kami kemudian


mengelompokkan menjadi tiga golongan pendapatan :
a. golongan 1 dengan penghasilan mulai dari Rp 1.000.000 –
3.000.000 = 11 KK

6
b. golongan 2 dengan penghasilan mulai dari Rp 3.000.001-
5.000.000 = 15 KK
c. golongan 3 dengan penghasilan > Rp 5.000.000 = 10 KK
Maka, berdasarkan data yang di dapat dari masing-masing KK dapat
dikatakan sudah memiliki ekonomi yang cukup baik untuk memenuhi
kebutuhan perbulannya. Namun memang besarnya nilai yang kami peroleh
melalui wawancara belum akurat karena beberapa belum mencakup
penghasilan anggota keluarga selain kepala keluarga dan juga
keterusterangan dari narasumber mengenai besarnya penghasilan mereka.

2.3 Data Kesakitan Masyarakat di Lingkungan Buana Desa

Berdasarkan data demografi yang telah kami peroleh, dapat diketahui dalam
rentang waktu tiga bulan terakhir terdapat 20 kepala keluarga menyatakan bahwa
terdapat anggota keluarga yang memiliki keluhan terhadap penyakit namun hanya
1 keluarga yang anggota keluarganya memiliki riwayat rawat inap dan sedang
menjalani terapi. Adapun penyakit tersebut meliputi demam, batuk, pilek, gatal-
gatal, sakit punggung, parotitis, rematik, hipertensi, katarak dan diabetes.
Beberapa penyakit seperti demam, batuk, dan pilek merupakan penyakit yang
sering timbul pada saat pergantian musim baik disebabkan oleh virus, bakteri
maupun parasit. Penyakit tersebut biasanya masih tergolong ringan dan dapat
diobati secara swamedikasi dengan obat-obatan yang dapat diperoleh di apotek.
Sedangkan beberapa penyakit lain seperti rematik, hipertensi, katarak dan diabetes
merupakan penyakit jangka panjang yang penanganannya perlu dilakukan dengan
bantuan tenaga kesehatan. Rematik merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat
adanya peradangan atau pembengkakan pada otot dan persendian. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi merupakan kondisi kronis dimana tekanan darah pada
dinding arteri meningkat atau tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90mmHg. merupakan kekeruhan pada lensa mata yang
menyebabkan gangguan penglihatan. Katarak ditandai dengan adanya lensa mata
yang berangsur-angsur buram yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan
total. Penyakit ini umumnya terjadi akibat proses degenerasi yang berkaitan
dengan usia. Sedangkan diabetes melitus merupakan penyakit kelainan metabolik

7
yang ditandai dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang diakibatkan oleh kelainan eksresi insuli, kerja
insulin maupun keduanya. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi yang serius
pada organ mata, ginjal, jantung dan pembuluh darah. Penyakit diabetes
umumnya berhubungan erat dengan hipertensi dan sering muncul secara
bersamaan.

Masyarakat di Lingkungan Buana Desa pada umumnya memilih untuk


memeriksakan keluhan penyakit yang diderita ke rumah sakit dan puskesmas
terdekat. Selain, itu beberapa keluarga juga memilih untuk memeriksakan keluhan
ke klinik dan dokter praktik swasta. Sedangkan untuk beberapa keluhan ringan,
masyarakat memilih untuk melakukan swamedikasi dengan obat yang diperoleh
di apotek beserta dengan informasi penggunaanya.

2.4 Listing Masalah Masyarakat di Lingkungan Buana Desa

Berdasarkan 36 KK yang telah didata oleh kelompok kami, ada beberapa


permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Permasalahan tersebut antara lain
jumlah Ibu yang pernah pap smear, penggunaan alat kontrasepsi, kebiasaan
merokok dan minum-minuman keras, diabetes, dan ada juga KK yang belum
memiliki BPJS. Dari banyaknya permasalahan yang ada, permasalahan yang
paling tinggi adalah sedikitnya jumlah perempuan usia subur yang belum pernah
melakukan pemeriksaan kanker serviks (pap smear) yaitu sejumlah 24 KK. Hal ini
tentu harus menjadi perhatian mengingat kanker rahim saat ini menjadi salah satu
penyebab kematian dikalangan usia subur. Menurut Depkes (2007) setiap 11
menit ada 1 perempuan yang meninggal akibat kanker serviks, dan setiap 3 menit
ada 1 kasus baru. Permasalahan kedua adalah kebiasaan merokok dan minum-
minuman beralkohol yang sebaiknya dihindari karena berdampak tidak hanya
untuk dirinya sendiri, namun juga ke keluarga mereka. Dimana warga di
Lingkungan Buana Desa ini sebagian besar masih memiliki anak-anak sekolah
agar tidak membuat anak-anak tersebut terkena dampak. Ada 21 KK yang belum
menggunakan alat kontrasepsi. Penggunaan alat kotrasepsi merupakan keputusan
masing-masing keluarga. Jadi meski sudah pernah disosialisasi di

8
dusun,keputusan tetap ada di tangan keluarga masing-masing. Penyakit tidak
menular juga masih terjadi di Lingkungan Buana Desa. Antara lain 4 KK yang
masih mengalami Diabetes Mellitus dan 2 KK yang memiliki keluarga mengidap
hipertensi. Penyakit ini tak ayal adalah karena kebiasaan sehari-hari yang kurang
baik. Jadi sangat disarankan agar mulai menjaga pola hidup seperti pola makan,
dan kebiasaan beraktifitas fisik yang cukup. Sebagian besar KK mengalami
penyakit ringan seperti batuk dan pilek karena kondisi cuaca yang kurang baik
akhir-akhir ini. Menurut data, ada 15 KK yang belum terdaftar ke BPJS
kesehatan. Maka dari itu perlunya informasi mengenai pentingnya BPJS
kesehatan sudah seharusnya disampaikan, belum lagi pemerintah mencanangkan
agar 2019 semua KK harus sudah memiliki kartu JKN. Permasalahan lainnya
adalah sebagian besar KK tidak melakukan pemeriksaan gigi. Menurut mereka,
pemeriksaan gigi cukup hanya dilakukan saat terjadi keluhan saja. Sebagian besar
juga belum memiliki kotak P3K, namun beberapa KK hanya menyiapkan obat-
obatan ringan untuk mengobati sakit kepala atau flu yang datang sewaktu-waktu.

2.5 Analisis Penggunaan Obat Tradisional pada Masyrakat

Dari zaman dulu hingga sekarang, tidak lepas dari banyak kalangan
masyarakat yang masih menggunakan obat-obat tradisional. Dari obat herbal,
jamu, dan bagai macam obat tradisional lainnya, mereka sudah banyak dipercaya
oleh masyarakat luas dengan kasiat yang mereka miliki. Meskipun sudah banyak
kasus penyakit yang terobati dengan terapi ini, dari segi komponen dan cara kerja
obat tradisional masih banyak dipertanyakan karena berbeda dengan obat modern
yang sudah digunakan sekarang. Walau begitu masih tetap banyak masyarakat
yang menggunakan terapi obat-obat tradisional.

Jika mengambil data dari daerah dusun yang kami kunjungi, ketika para
warga diwawancarai mengenai penggunaan obat-obatan tradisional, banyak dari
mereka yang mengatakan masih menggunakannya. Beberapa contoh obat-obat
yang digunakan adalah loloh, jamu, daun bokasih, beberapa obat cina tradisional
dan masih banyak lagi. Banyak dari obat-obatan tradisional ini digunakan untuk
menghilangkan gejala batuk dan flu. Ada juga beberapa funngsi lainnya adalah
untuk menambah nutrisi bagi tubuh.

9
Walau masih banyak kontraindikasi mengenai penggunaan obat tradisional
dalam kehidupan modern ini, tidak dapat dipungkiri bahwa obat-obatan tersebut
memang memiliki kasiat yang manjur. Dan tentu saja tidak sedikit orang yang
masih memakai sistem terapi tersebut karena banyak telah terbukti bahwa obat-
obatan tradisional telah membantu proses penyembuhan beberapa penyakit
ringan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga di Desa Padang Sambian menjadi keluarga bimbingan kami dari
kelompok 12. Kebanyakan dari rumah-rumah penduduk yang kami kunjungi
bangunan nya sudah permanen dan lantai nya bukan tanah, bahkan ada juga
beberapa rumah yang dapat dikategorikan mewah. Namun banyak dari mereka
yang mengabaikan pencegahan suatu penyakit. Kandang ternak milik warga ada
yang kurang dijaga kebersihan nya, hal ini yang dapat menjadi sumber penyakit.
Ada beberapa rumah yang memiliki penerangan dan sistem in- out air yang
kurang baik. Masyarakat rata-rata jarang berolahraga. Di Desa Padang Sambian
sudah tidak terdapat dukun bersalin yang menunjukkan bahwa masyarakat sudah
sangat sadar akan pentingnya ilmu medis. masyarakat masih ada yang
mengkonsumsi obat - obatan tradisional seperti jamu ataupun loloh ketika kondisi
mereka kurang sehat, namun mereka juga tidak mengabaikan pentingnya
memeriksa kesehatan ke praktek dokter swasta, bidan, maupun rumah sakit.
Keluhan yang umumnya disampaikan masyarakat adalah seperti batuk pilek yang
dialami oleh anak-anak mereka.

Kondisi lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat dalam segi fasilitas


administrasinya tertata. Warga-warga desa Padang Sambian baik serta ramah.
Untuk lingkungan, kondisi lingkungan Buana Desa yang berada di perkotaan
namun tidak terlalu padat. Untuk sosial di desa ini gotong royong masih
dilaksanakan dengan baik, namun berdasarkan informasi dari Kelihan adat
mengatakan banyak kasus penggunaan narkoba, tetapi warga kurang tahu
mengenai hal ini. Untuk kondisi ekonomi, sebagian besar kepala keluarga
memiliki pekerjaan tetap sebagai sumber penghasilan keluarga, namun ada juga
beberapa yang mendapatkan penghasilan tidak tetap. Jumlah anggota keluarga
sangat menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Berdasarkan data yang di dapat
dari masing-masing KK dapat dikatakan sudah memiliki ekonomi yang cukup
baik untuk memenuhi kebutuhan perbulannya.

11
Dari data kesakitan masyarakat dilingkungan desa didapatkan dalam rentang
waktu tiga bulan terakhir terdapat 20 kepala keluarga menyatakan bahwa terdapat
anggota keluarga yang memiliki keluhan terhadap penyakit namun hanya 1
keluarga yang anggota keluarganya memiliki riwayat rawat inap dan sedang
menjalani terapi. Adapun penyakit tersebut meliputi demam, batuk, pilek, gatal-
gatal, sakit punggung, parotitis, rematik, hipertensi, katarak dan diabetes.
Masyarakat pada umumnya memilih untuk memeriksa keluhan penyakit yang
diderita ke rumah sakit dan puskesmas terdekat. Selain, itu beberapa keluarga juga
memilih untuk memeriksakan keluhan ke klinik dan dokter praktik swasta.
Namun untuk keluhan ringan, masyarakat memilih melakukan swamedikasi
dengan obat yang diperoleh di apotek.

Masalah yang di lingkungan desa ini adalah sedikitnya jumlah perempuan


usia subur yang belum pernah melakukan pemeriksaan kanker serviks (pap smear)
yaitu sejumlah 24 KK, kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol, 4
KK yang masih mengalami Diabetes Mellitus dan 2 KK yang memiliki keluarga
mengidap hipertensi, sebagian besar KK mengalami penyakit ringan seperti batuk
dan pilek karena kondisi cuaca yang kurang baik akhir-akhir ini. Menurut data,
ada 15 KK yang belum terdaftar ke BPJS kesehatan. sebagian besar KK tidak
melakukan pemeriksaan gigi. Sebagian besar juga belum memiliki kotak P3K.

12
DAFTAR PUSTAKA

Yuniawan, A. E., W. A. Mulyono, dan D. Setiowati. Persepsi dan Kesiapan Dosen


Terhadap Pembelajaran Interprofessional. Jurnal Keperawatan Soedirman
10 (2): 121-129.

Sumber : Dinkes. Propinsi Jawa Tengah. 2007. Serviks antara Tes Pap dengan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Jakarta: DepKes RI,

Adiana, P. P. E. & Karmini, N. L.. 2012. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota


Keluarga dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin
Di Kecamatan Gianyar. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Udayana 1 (1): 1-60.

13
LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Gambar 1. Pertemuan dengan


Kepala Dusun

Gambar 2. Pencarian data Gambar 3. Pencarian data


demografi demografi

Gambar 4. Pencarian data Gambar 5. Pencarian data


demografi demografi

14
Gambar 6. Pencarian data Gambar 7. Pencarian data
demografi demografi

Gambar 8. Pencarian data Gambar 9. Pencarian data


demografi demografi

Gambar 10. Pencarian data Gambar 11. Pencarian data


demografi demografi

15
16

Anda mungkin juga menyukai