Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Sejarah Indonesia adalah mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan
pengetahuan tentang dimensi ruang-waktu perjalanan sejarah Indonesia, keterampilan dalam
menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap
menghargai jasa para pahlawan yang telah meletakan pondasi bangunan Negara Indonesia
beserta segala bentuk warisan sejarah, baik benda maupun bukan benda. sejarah Indonesia
pada konsepnya mempelajari tentang masa lalu atau biasa di sebut sejarah.
Neolitikum artinya zaman batu muda. Zaman ini berlangsung setelah zaman batu madya
(Mesolitikum). Diperkirakan zaman ini telah dimulai di Indonesia pada 1500 SM. Sesuai dengan
urutannya, zaman Neolitikum tentunya lebih maju daripada zaman Mesolitikum. Bahkan di
zaman ini, terjadi sebuah revolusi budaya yang beberapa dari budaya tersebut masih digunakan
manusia pada zaman modern.
Zaman Neolitikum ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina) ke
Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui jalan barat
dan jalan utara.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah :


1. Bagaimana Asal usul dan keadaan manusia purba zaman Neolitikum?
2. Sebutkan jenis – jenis manusia purba pada zaman Neolitikum?
3. Bagaimana corak kehidupan sosial ekonomi zaman Neolitikum?
4. Bagaimana hasil kebudayaan zaman Neolitikum?
5. Bagaimana bentuk kepercayaan awal sistem kehidupan manusia zaman Neolitikum?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini ialah :


1. Memahami Asal usul dan keadaan manusia purba zaman neolitikum.
2. Memahami jenis – jenis manusia purba pada zaman neolitikum.
3. Memahami corak kehidupan sosial ekonomi zaman neolitikum.
4. Memahami hasil kebudayaan zaman neolitikum.
5. Memahami bentuk kepercayaan awal sistem kehidupan manusia zaman neolitikum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal – usul Manusia Purba dan kondisi alam pada zaman Neolitikum
Zaman neolitikum (zaman batu baru) kehidupan masyarakatnya semakin maju. Manusia tidak
hanya sudah hidup secara menetap tetapi juga telah bercocok tanam. Masa ini penting dalam
sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban karena pada masa ini beberapa penemuan baru
berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Berbagai macam tumbuh-tumbuhan
dan hewan mulai dipelihara dan dijinakkan. Hutan belukar mulai dikembangkan, untuk membuat
ladang-ladang. Dalam kehidupan bercocok tanam ini, manusia sudah menguasai lingkungan
alam beserta isinya.
Masyarakat pada masa bercocok tanam ini hidup menetap dalam suatu perkampungan yang
dibangun secara tidak beraturan. Pada awalnya rumah mereka masih kecil-kecil berbentuk
kebulat-bulatan dengan atap yang dibuat dari daun-daunan. Rumah ini diduga merupakan corak
rumah paling tua di Indonesia yang sampai sekarang masih dapat ditemukan di Timor,
Kalimantan Barat, Nikobar, dan Andaman. Kemudian barulah dibangun bentuk-bentuk yang
lebih besar dengan menggunakan tiang. Rumah ini berbentuk persegi panjang dan dapat
menampung beberapa keluarga inti. Rumah-rumah tersebut mungkin dibangun berdekatan
dengan ladang-ladang mereka atau agak jauh dari ladang. Rumah yang dibangun bertiang itu
dalam rangka menghindari bahaya dari banjir dan binatang buas.
Manusia purba telah mengenal 2 jenis peralatan yakni beliung persegi dan kapak lonjong.beliung
persegi menyebar di Indonesia bagian barat diperkirakan budaya ini disebarkan dari yunani di
Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya ke Indonesia.Kapak lonjong tersebar di
Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang kemudian menyebar ke
Taiwan,Filipina,sulawesi utara,maluku,irian,dan kepulauan Melanesia. Pada zaman neolitikum,
keadaan lingkungan alam cukup banyak berubah.
Naiknya permukaan air laut menyebabkan daratan bertambah sempit. Udara menjadi
lebih panas. Sehingga membuat daerah menjadi sangat kekeringan. Wilayah tempat manusia
berburu makin sempit, sementara penduduk bumi semakin bertambah. Semua itu menyebabkan
manusia tidak lagi dapat sepenuhnya menggantungkan diri dari perburuan. Mereka harus mampu
menghasilkan makanan sendiri. Karena itu, manusia mulai membudidayakan tanaman dan
beternak hewan tertentu.

2.2 Jenis – jenis Manusia Purba Zaman Neolitikum


Jenis manusia pada zaman neolitikum,yaitu homo sapien dengan ras mongoloide (mayoritas) dan
ras austromelanosoide (minoritas)

2
2.3 Corak Kehidupan Sosial Ekonomi
a. System Ekonomi
Jadi manusia yang dulunya hanya menjadi pengumpul makanan kini menjadi penghasil
makanan. Perubahan yang sangat mendasar itu sering disebut revolusi neolitikum, walaupun
sebenarnya perubahan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama. Pada masa bercocok
tanam, pertukaran barang atau barter sudah dilakukan. Rupanya, di daerah yang kaya batuan,
orang lebih banyak menambang batu untuk dibuat beliung, selain dipakai sendiri. Sebagian
hasilnya ditukarkan dengan benda lain yang tidak dapat mereka hasilkan sendiri. Demikian juga,
penduduk yang dapat membuat gerabah akan menukarkan sebagian hasil kerajinan mereka
dengan barang lain, misalnya dengan garam atau ikan dari sebagian penduduk pesisir yang ada.

b. Kehidupan social
Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalam
ikatan kerjasama itu.
Dapat dikatakan pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan
manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang.

2.4 Kebudayaan Hasil Zaman Neolitikum


Perubahan besar dalam bidang sosial budaya terjadi pada zaman batu muda, perubahan
tersebut dikenal dengan nama Revolusi neolithik, yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan
(food gathering) menjadi menghasilkan makanan berpindah-pindah (nomaden) menjadi
kehidupan menetap.
Mereka menghasilkan makanan dengan cara bercocok tanam dan beternak. Jenis-jenis
tanaman yang mereka tanam pada mulanya, yaitu umbi-umbian, suku, pisang, durian, rambutan,
duku, kelapa, dan sagu. Selanjutnya, mereka mengenal tanaman padia-padian (jewawut). Hewan
yang pada mulanya mereka jinakan, yaitu: anjing, ayam, kebrau, dan babi. Sementara itu,
kegiatan berburu dan menangkap ikan masih mereka lakukan pada waktu-waktu senggang.
Manusia pada zaman batu muda cenderung bertempat tinggl di dekat sumber air, seperti:
dekat sungai, tepian danau, dan pesisir, tempat tinggal mereka pada dasarnya berupa rumah
sederhana dengan atap daun-daunan. Ruma seperti ini sampai sekarang masih dijumpai di Timor,
kalimantan bara, andaman, dan nikobar. Kemudian, berkembang bentuk rumah-rumah besar
yang dibangun di atas tiang. rumah ini dapat menampung beberapa keluarga.
Perkembangan sosial-budaya yang lebih maju, memerlukan alat komunikasi yang efektif, yaitu
bahasa. menurut H. Kern bahasa yang digunakan oleh penduduk di LKepulauan Nusantara pada
Zaman Neolitikum adalah bahasa melayu-Polinesia yang merupakan rumpun bahasa
Austronesia. Pendapat ini diperkuat oleh Von Heine Geldern melalui penelitian penyebaran
kapak persegi.

3
Kehidupan bercocok tanam dan menetap memberikan banyak waktu luang bagi manusia
pendukungnya. waktu luang ini mereka gunakan untuk berkarya meningkatan hasil budayannya,
seperti: membuat rakit dan perahu, membuat kerajinan, membuat anyam-anyaman, dan gerabah.
mereka sudah berpakaian, terbukti dengan ditemukannya alat pemukul kulit kayu. Bahkan
mereka sudah suka berhias, terbukti dengan ditemukannya gelang, kalung, dan manik-manik dari
batu indah, seperti: agat, kaseldon, dan jaspis berwarna putih, kuning, cokelat, merah, dan hijau.
Contoh hasil kebudayaan
1. Kapak Persegi, misalnya Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan
di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan
2. Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya
diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa
3. Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa
dan Serawak
4. Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di jawa
5. Pakaian (dari kulit kayu)
6. Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)

2.5 Bentuk Kepercayaan Awal dan sistem Kehidupan


Masyarakat Zaman Neolitikum memercayai adanya kekuatan "di luar" kekuatan manusia.
Kepercayaan mereka dikenal dengan sebutan kepercayaan mereka dikenal dengan sebutan
animisme, yaitu kepercayaan tentang adanya ruh-ruh yang memiliki kekuatan di alam gaib,
sedangkan dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki
kekuatan karena ditempati atau merupakan perwujudan dari ruh. Ruh-ruh tersebut dapat melekat
pada benda-benda alam, seperti: pohon, danau, bulan, matahari, dan batu-batu besar. Agar ruh-
ruh tersebut dapat memberikan berkah dan tidak merugikan manusia serta membuat bencana,
maka diadakan upacara-upacara khusus desertai dengan sesaji.
Pemujaan terhadap arwah atau ruh nenek moyang mendapatkan tempat penting pada
zaman neolitikum. mereka percaya bahwa ada kehidupan lain bagi seseorang yang sudah
meninggal. Untuk itu diadakan upacara-upacara bagi seseorang, terutama kepala suku yang
meninggal. Penguburan dilaksanakan di tempat yang dianggap sebagai asal usul anggota
masyarakat atau tempat yang dianggap sebagai tempat tinggal nenek moyang. Mayat yang
dikubur disertai dengan bekal-bekal kubur, seperti: perhiasan, kapak yang indah, dan periuk
sebagai puncak daru upacara penguburan tersebut didirikanlah bangunan-bangunan dari batu-
baru besar (bangunan megalithik). pemujaan terhadap arwah nenek moyang tersebut diharapkan
dapat memberikan kesehjateraan bagi yang masih hidup, memberikan kesuburan tanah untuk
bercocok tanam, dan berkembangnya hewan-hewan ternak mereka.

4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Dari isi yang saya tuliskan kita bisa menarik kesimpulan zaman neolitikum yaitu zaman batu
baru dengan ciri ciri zaman seperti berikut :

Hidup menetap (Sedenter), dan memiliki tempat tinggal bukan di gua


Hidup dari bercocok tanam
Alat-alat yang dipakai berasal dari batu yang sudah dihaluskan dan sempurna
Hasil kebudayaannya adalah:
a. Kapak persegi
b. Kapak Lonjong
c. Kapak Bahu
d.Tembikar tenun dan batik
Pertanian menetap
Peternakan juga.
Masa beternak dan bercocok tanam awal
Kepercaaan: muncul animisme dan dinamisme

3.2 Saran

Kita sebagai pelajar sudah seharusnya mempelajari apa saja yang terjadi pada zaman
dahulu untuk mengetahui asal muasal kebudayaan kita sehari-hari. Kita dapat belajar dari
kesalahan nenek moyang dan tidak mengulanginya lagi.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/358210105/Makalah-Sejarah-Neolitikum
http://penulisamatir98.blogspot.co.id/2013/11/makalah-sejarah-neolitikum-sebuah.html
http://buihkata.blogspot.co.id/2012/11/ciri-ciri-zaman-batu-neolitikum-zaman.html

Anda mungkin juga menyukai