Anda di halaman 1dari 5

SENYAWA TATRAZINE

Diajukan untuk memenuhi tugas toksikologi

Kelompok: Diennisa Izzati thahira (119)


Intan Maulana Lestari (130)
Repa Repiani (144)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GARUT
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Era globalisasi saat ini zat aditif pangan telah ada lebih dari 2.500 jenis yang digunakan
untuk pewarna (dye). Zat-zat aditif ini digunkan untuk menarik konsumen dan perkembangan
proses teknologi pangan. Pewarna dalam pangan dapat meningkatkan penerimaan konsumen
terhadap produk. Oleh karena itu prosen pun berlomba menawarkan aneka produknya dengan
tampilan yang menarik dan warna-warni. Jenis pewarna yang sering ditemukan dalam
beberapa produk pangan diantaranya adalah tatrazine. Secara kormesial digunakan sebagai
zat aditif makanan, minuman, dan kosmetik yang sangat menguntungkan karena dapat
dengan mudah dicampurkan untuk mendapatkan warna yang ideal dan juga biaya yang
rendah dibandingkan dengan pewarna alami.
Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah pewarna kuning
lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazin merupan turunan
dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon pilisiklik, dan
heterosiklik. Karena kelarutannnya dalam air, tatrazin umum digunakan sebagai bahan
pewarna minuman.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah pewarna kuning
lemon sintetis umum digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazin merupakan turunan
dari coal tar, merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik
dan heterosiklik. Kelarutannya dalam air, tartrazin umum digunakan sebagai bahan pewarna
minuman. Tartrazin merupakan bahan pewarna yang umum digunakan di Afrika, Swedia
dan Indonesia. Untuk menghasilkan warna lain tartrazin dapat dicampurkan dengan E133
Biru Brilian Brilliant Blue FCF atau E142 Hijau Green S untuk menghasilkan sejumlah
variasi warna hijau. Parlemen Eropa mengizinkan penggunaan senyawa ini di negara Uni
Eropa dengan Surat Keputusan Konsul (Council Directive) 94/36/EC.
II. Efek Toksin
Tartrazine dapat menyebabkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu
orang. Selain itu dapat menyebabkan sejumlah reaksi alergi dan intoleransi bagi orang-orang
yang intoleransi terhadap aspirin atau penderita asma. Kasus ini cukup langka dan menurut
dapat FDA, prevalensi intoleransi tartrazin di Amerika Serikat jatuh pada angka 0,12% (360
ribu dari 200 juta penduduk). Beberapa referensi menyebutkan bahwa penggunaan tartrazin
dapat menyebabkan biduran (urtikaria) dengan prevalensi di bawah 0,01% atau 1 dari 10.000
penderita. Jumlah ini cukup kecil bila dibandingkan dengan angka prevalensi penderita alergi
terhadap udang, yaitu sebesar 0,6-2,8% (1 dari 50 orang). Gejala alergi tartrazine dapat
timbul apabila senyawa ini terhirup (inhalasi) atau ditelan (ingesti). Reaksi alergi yang timbul
berupa sesak napas, pusing, migraine, depresi, pandangan kabur, dan sulit tidur,
Menurut The American Academic of Pediastrics Committee on Drugs, tartrazine dapat
menyebabkan gangguab kesehatan diantaranya adalah tumor pada kelenjar tiroid,
lymphocytic lymphomas, serta kerusakan kromosom. Penggunaan tartrazin sendiri telah
dihentikan di bebrapa Negara, yakni Austria, Norwegia, serta Jerman.
III. Dosis Penggunaan Tartrazine.
Penggunaan bahan pewarna makanan yang diizinkan dalam makanan dengan batas
maksimum penggunaannya telah ditetapkan dalm peraturan menteri Kesehatan RI
Nomor 722/MEN.KES.PER/IX/88 tentang bahn tambahan makanan (BMT) Khususnya
untuk Tartrazine dengan kadar yang diizinkan masing-masing untuk minuman ringan
dan makanan cair yaitu 70 µg/mL untuk produk siap konsumsi (Anonim, 1984).
V. Penanganan Toksik
Inhalasi
 Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.
 Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap,
jangan menggunakan metode mouth to mouth.

Tertelan

Bilas mulut segera dengan air yang banyak. penderita diberi minum air garam (satu
sendok makan garam dapur dalam satu liter air) atau satu sendok makan bubuk norit
(arang) dalam satu liter air. Kemudian cairan tersebut dimuntahkan. Apabila penderita
tidak sadar, jangan melakukan prosedur memuntahkan sendiri isi lambungnya. Dalam hal
ini korban cepat dibawa ke rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1998. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


722/MENKES/PER/IX/88. Tentang Bahan Makanan. DEPKES:Jakarta
Pedro, L.L, Leticia LM, Luis IMR, Katarzyna W, Kazimierz W, and Judith A.H. 1997.
Extraction of Sunset Yellow and Tartrazine by Ion-pair Frmation With Adogen-464 and
Tfeir Simultaneous Determination by Bivariate Calibration and Derivative
Spectrophotometry. Analyst. 122 : 1575 – 1579.

Anda mungkin juga menyukai