1. Mengidentifikasi Partisipan
Sebagian besar proyek riset bisnis kualitatif menggunakan organisasi dan orang sebagai
sumber informasi. Melakukan penelitian dalam sebuah organisasi dan dengan orang-orang yang
dikenal atau memiliki koneksi memberikan akses yang lebih mudah untuk mendapatkan bahan
penelitian. Bila tidak ada koneksi atau orang yang dikenal, peneliti dapat menggunakan teknik
pengambilan sampel misalnya snowball sampling. Selain itu ada juga teknik Puposeful sampling
yaitu sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena
ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.
2. Mengakses Organisasi
Masalah umum penelitian pada organisasi adalah akses, kerahasiaan informasi, dan
keterbatasan waktu informan. Organisasi terkadang enggan berpartisipasi jika tidak ada hal yang
menguntungkan baginya. Untuk dapat melakukan penelitian pada sebuah organisasi, sementara
tidak memiliki akses ke dalam organisasi tersebut, maka memperkenalkan proyek penelitian
melalui pengiriman proposal penelitian sangat penting untuk dilakukan.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu untuk mencari dan mendapatkan izin dari individu
dan situs di berbagai tingkatan. Hal ini karena sifat mendalam penelitian kualitatif tentang luas
cakupan yang akan diteliti dan beberapa wawancara dengan peserta. Gatekeeper adalah seseorang
yang memiliki peran resmi atau tidak resmi di situs, menyediakan pintu masuk ke sebuah situs,
membantu peneliti menemukan orang-orang, dan membantu dalam identifikasi tempat untuk
penelitian (Hammersley & Atkinson, 1995). Seorang Gatekeeper ataupun organisasi, dan
perorangan memiliki hak untuk memberikan ijin maupun tidak kepada peneliti untuk mengakses
data-data yang dimiliki.
3. Mengakses Individu
Partisipasi individu dalam penelitian harus bersifat sukarela. Pentingnya kesukarelaan
individu dalam penelitian karena peneliti akan lebih mudah mendapatkan informasi dari individu
tersebut dan kemungkinannya lebih besar mendapatkan informasi yang tepat. Dibandingkan
1
dengan kondisi apabila partisipan yang dituju sebenarnya tidak memiliki ketersediaan untuk diteliti
maka kemungkinan besar akan sulit mendapatkan data-data dan keterangan yang dibutuhkan.
Maka, Sangat penting bagi peneliti untuk melakukan negosiasi kepada individu calon partisipan
untuk meminta izin akan dilibatkan dalam penelitian. Partisipan juga memiliki hak untuk mendapat
informasi yang lengkap seperti tujuan penelitian, peran partisipan dalam penelitian, serta manfaat
yang bisa diperoleh dengan ikut berpartisipasi.
5. Hubungan Peneliti-Partisipan
Apabila pada umumnya saat melakukan penelitian atau riset kuantitatif, antara peneliti
dengan partisipan sebisa mungkin harus memiliki jarak agar penelitian yang dilakukan dapat
berjalan dengan objektif, namun beda halnya dalam riset kualitatif. Pada penelitian kualitatif jarak
peneliti dengan partisipan sebisa mungkin harus sangat dekat karena kedekatan tersebut dapat
membantu memudahkan peneliti memperoleh informasi dari partisipan sebagai narasumber yang
memiliki pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti. Penelitian kualitatif melibatkan
perspektif sehingga penting untuk memperoleh pemahaman partisipan dari sudut pandang mereka.
2
BAB 6
ETIKA PENELITIAN
3
2. Hubungan Peneliti-Partisipan
Hubungan antara peneliti dan partisipan dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu
sebagai berikut:
a. Peneliti berada pada posisi netral dan jaraknya jauh dari objek yang diteliti.
Partisipan yang diteliti berperan sebagai subjek, sumber data, dan responden dalam
penelitian.
b. Peneliti dapat setengah berpartisipasi (selain sebagai peneliti juga sebagai partisipan)
dalam penelitian, partisipan yang diteliti bertindak sebagai informan.
c. Peneliti berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas penelitian, bertindak sebagai
fasilitator, bahkan agen perubahan.
Hubungan peneliti dengan partisipan dalam penelitian kualitatif relatif dekat. Peneliti
dan partisipan dapat menjadi teman dan menjalin hubungan yang erat dalam jangka waktu
yang lama. Meski demikian, penting bagi peneliti untuk tetap mengikuti prinsip etika seperti
menjaga kerahasiaan identitas informan, menjaga hubungan kepercayaan, dan mencegah
pelanggaran etika selama proses penelitian.
4
1) Keikutsertaan partisipan sifatnya sukarela, bukan karena diharuskan untuk ikut karena
posisi atau jabatan yang dimilikinya. Partisipan harus diberi kesempatan untuk menolak
berpartisipasi atau mengundurkan diri dari partisipasi.
2) Peneliti memberi informasi kepada partisipan terkait tujuan penelitian, prosedur
penelitian, peran partisipan, identitas peneliti, dan manfaat apa yang akan diperoleh
dengan berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
3) Peneliti harus menentukan nantinya hasil penelitiannya itu akan dimasukkan ke dalam
kelompok pengetahuan yang mana.
4) Peneliti dan penelitian yang dilakukan tidak boleh menimbulkan dampak negatif bagi
partisipan.
5) Peneliti harus menjaga anonimitas dan privasi partisipan.
6) Penelitian harus orisinil dan bukan merupakan hasil plagiarism. Dengan demikian,
peneliti harus memperhatikan pedoman menulis rujukan dan referensi.