166
Rohimatun dan Ireng Darwati : Pertumbuhan Akar Rambut Purwoceng pada Beberapa Komposisi Media ...
roots and its secondary metabolite con- dan sphondin (Sidik et al. 1975), stig-
tent. The best of pruatjan’s hairy roots masterol (Suzery et al. 2004), senya-
growth was obtained on the media com- wa turunan kumarin, seperti bergap-
position of ½ MS medium in sucrose car- ten, xanthotoksin, mermesin, 6,8 di-
bon source, which were represented by
metoksi umbeliferon (Hernani dan
the highest increase of hairy roots dry
weight at 2nd month age (0.126 g). The Rostiana 2004), dan vitamin E (Rahar-
sucrose was the best carbon source for the djo et al. 2006). Produksi metabolit
growth of pruatjan’s hairy roots which sekunder secara alami relatif rendah,
were shown by the highest increase of sehingga tidak akan mampu meme-
fresh weight at 2nd (0.441 g) and 3rd nuhi kebutuhan industri skala besar.
(0.834 g) months of cultures. The highest Metabolit sekunder pada pur-
content of sitosterol (0.3809%) was obser- woceng dapat diproduksi melalui kul-
ved on ½ DKW medium with the addition tur akar rambut in vitro. Kultur akar
of sucrose. Furthermore, the highest stig- rambut in vitro memiliki kelebihan an-
masterol and saponin component were
tara lain pertumbuhannya relatif ce-
observed on ½ MS medium (8.2255% and
4.3715%) with an addition of sucrose. pat, produktif dan stabil dalam
Those cytosterol, stigmasterol, and sapo- menghasilkan senyawa yang diingin-
nin in pruatjan’s hairy roots at three kan (Ernawati 1992). Pertumbuhan
months age were 2.22, 17.03, 39.35 times akar rambut dapat dioptimalkan de-
higher as compared to the field pruatjan’s ngan menginokulasi Agrobacterium
roots harvested at 9 MAP (sitosterol rhizogenes (Ercan dan Taskin 1997;
0.1558%, stigmasterol 0.4830% and Hooykaas 2000).
saponin 0.1111%). Agrobacterium merupakan je-
Key words : Growth, Pimpinella pruatjan, nis bakteri tanah yang mempunyai ke-
hairy roots, medium compositi- mampuan untuk mentransfer T-DNA
on, carbon source dari Ri plasmid (root inducing plas-
PENDAHULUAN mid) ke dalam sel tanaman melalui
pelukaan (Nilson and Olsson 1997;
Purwoceng merupakan tanam- Sukma 2002). T-DNA akan terinte-
an asli Indonesia yang tumbuh pada grasi pada kromosom tanaman dan
ketinggian 1.800-3.500 m dpl seperti akan mengekspresikan gen-gen untuk
Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah), mensintesis senyawa opin, yaitu tu-
Gunung Pangrango (Jawa Barat), dan runan asam amino yang diproduksi
area pegunungan di Jawa Timur (Bur- oleh tanaman terinfeksi A. rhizogenes
kill 1935; Heyne 1987). Tanaman ini dan digunakan bakteri tersebut seba-
dilaporkan berkhasiat obat sebagai af- gai sumber karbon dan nitrogen (Ar-
rodisiak (meningkatkan gairah seksu- yanti 2001). T-DNA juga mengandung
al), diuretik (melancarkan air seni), onkogen yaitu gen-gen yang berperan
dan tonik (meningkatkan stamina/sup- untuk menyandi hormon pertumbuh-
lemen) (Heyne 1987; Hernani dan an auksin dan sitokinin. Ekspresi on-
Yuliani 1990). kogen pada plasmid Ri mencirikan
Purwoceng mengandung meta- pembentukan akar adventif secara
bolit sekunder yaitu turunan kumarin, besar-besaran pada tempat yang di-
sterol, saponin, alkaloid (Caropeboka infeksi dan dikenal dengan hairy root
dan Lubis 1975), kelompok furanoku- (Nilson and Olsson 1997; Aryanti
marin seperti bergapten, isobergapten, 2001).
167
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 166 - 176
168
Rohimatun dan Ireng Darwati : Pertumbuhan Akar Rambut Purwoceng pada Beberapa Komposisi Media ...
169
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 166 - 176
bahan bobot kering (BK) bulan kedua genes, yang berperan dalam pemben-
tertinggi dan berbeda nyata dengan tukan akar dan fenotipe akar ke da-
perlakuan lain. Pada bulan kedua, lam genom tanaman sudah optimal.
transfer T-DNA dari bakteri A. rizho-
Tabel 1. Rata-rata penambahan BB (g) bulan kedua dan ketiga akar rambut
purwoceng pada beberapa media
Table 1. The average-increase of pruatjan’s hairy root fresh weight (FW) (g) at
the 2nd and 3rd months on several media
Penambahan BB bulan Penambahan BB bulan
Media/Media kedua/Increase of FW at ketiga/Increase of FW at
2nd month1) 3rd month1)
B5 0,467 a 0,614 ab
DKW 0,445 a 0,806 a
MS 0,197 b 0,408 b
1/2 B5 0,404 a 0,793 a
1/2 DKW 0,398 a 0,871 a
1/2 MS 0,505 a 1,017 a
MS VIT DKW 0,353 a 0,726 ab
KK (%)/CV (%) 6,796 8,892
Keterangan/Note :
1) Data ditransformasi ke dalam √x +1/The numbers are transformed by √x +1.
2) Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata dengan uji DMRT taraf 5%/ The numbers followed by the same letters on same
column are not significantly different by DMRT test at 5% level
Tabel 2. Rata-rata penambahan bobot kering (BK) (g) akar rambut purwoceng
pada perlakuan komposisi media dan sumber karbon yang berbeda
bulan kedua
Table 2. The average-increase of pruatjan’s hairy roots dry weight (DW) (g) on
several media and different carbon sources at 2nd month
Sumber karbon/ Carbon sources
Media/Media
Sukrosa/Sucrose1) Glukosa/Glucose1)
B5 0,017 cde 0,034 bcd
DKW 0,012 e 0,022 cde
MS 0,015 de 0,015 de
1/2 B5 0,015 de 0,041 bc
1/2 DKW 0,065 b 0,032 cde
1/2 MS 0,126 a 0,020 cde
MS VIT DKW 0,034 bc 0,034 cde
KK (%)/CV (%) 3,094
Keterangan/Note :
1) Data hasil transformasi dengan √x + 1/The numbers are transformed by √x + 1
2) Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata dengan uji DMRT taraf 5%/Numbers followed by the same letters on same
column are not significantly different by DMRT test at 5% level
170
Rohimatun dan Ireng Darwati : Pertumbuhan Akar Rambut Purwoceng pada Beberapa Komposisi Media ...
171
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 166 - 176
Tabel 4. Rata-rata penambahan berat basah (BB) (g) bulan kedua dan ketiga
akar rambut purwoceng pada media dengan sumber karbon sukrosa
atau glukosa
Table 4. The average-increase of pruatjan’s hairy roots fresh weight (FW) (g) at
the 2nd and 3rd months on media with the addition of sucrose or glucose
as carbon sources
Penambahan BB bulan Penambahan BB bulan
Sumber karbon/
kedua/FW increase at 2nd ketiga/FW increase at 3rd
Carbon sources
month1) month 1)
Sukrosa 0,441 a 0,834 a
Glukosa 0,339 b 0,622 b
Keterangan/Note :
1) Data hasil transformasi dengan √x + 1/The numbers are transformed by √x + 1
2) Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata dengan uji DMRT taraf 5%/Numbers followed by the same letters on same
column are not significantly different by DMRT test at 5% level
merupakan monosakarida yang meng- Faktor penting yang perlu di-
hasilkan energi lebih rendah dibanding perhatikan dalam budidaya tanaman
sukrosa. Hal ini menyebabkan sukrosa obat, adalah kandungan bahan aktif.
mampu menyuplai energi dan karbon Penggunaan tanaman dalam indus-
yang lebih besar dibanding glukosa, tri farmasi, kosmetika, makanan, dan
sehingga penambahan BB dan BK pada minuman tergantung pada bahan ak-
akar rambut purwoceng lebih optimal. tif yang terkandung di dalamnya. Oleh
Hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan karena itu, mutu simplisianya perlu
fruktosa dalam sel mempengaruhi te- diperhatikan (Rostiana et al. 2007).
kanan osmotik sel. Hidrolisis sukrosa Salah satu keuntungan kultur
ini menyebabkan penyerapan air ke akar rambut adalah kandungan meta-
dalam sel lebih banyak sehingga te- bolit sekunder yang dihasilkan lebih
kanan turgor meningkat, yang selan- tinggi daripada kandungan metabolit
jutnya menyebabkan pembesaran dan sekunder yang dihasilkan dari tanam-
pemanjangan sel (Suskendriyati et al. an yang dibudidayakan secara kon-
2004). vensional (Ernawati 1992). Untuk me-
Pada fase awal pertumbuhan, ngetahui media terbaik untuk pertum-
morfologi akar rambut umumnya ter- buhan akar rambut yang dicerminkan
lihat lebih halus dan berwarna putih. dengan BK tertinggi apakah juga
Selanjutnya pada fase pertumbuhan mempunyai kandungan metabolit se-
optimum (3 bulan), struktur akar ram- kunder tinggi, maka analisa bahan ak-
but yang diharapkan mempunyai ciri tif dilakukan pada kombinasi perlaku-
morfologi akar rambut lebih kompak an BK tertinggi setelah panen.
dan berwarna putih kekuningan (Ta- Kandungan metabolit sekunder
bel 5). Struktur kalus terbaik diper- (sitosterol, stigmasterol, dan saponin)
oleh dari media½ DKW sukrosa dan ½ akar rambut purwoceng umur 3 bulan
MS sukrosa (Gambar 1). pada perlakuan ½ DKW dan ½ MS
sukrosa terlihat lebih tinggi dibanding-
172
Rohimatun dan Ireng Darwati : Pertumbuhan Akar Rambut Purwoceng pada Beberapa Komposisi Media ...
Tabel 5. Warna dan morfologi akar rambut purwoceng pada berbagai komposisi
media dan sumber karbon
Table 5. Colour and morphology of pruatjan’s hairy roots on some media
compositions and carbon sources
Warna Morfologi
Media
Sukrosa Glukosa Sukrosa Glukosa
B5 putih kekuningan putih kekuningan Akar berkalus Akar berkalus
DKW putih kekuningan putih kekuningan Akar berkalus Akar tidak berkalus
MS putih kekuningan putih kehijauan Akar berkalus Akar berkalus
½ B5 putih kekuningan putih kekuningan Akar berkalus Akar berkalus
½ DKW hijau pucat putih kekuningan Akar tidak berkalus Akar berkalus
½ MS putih kekuningan putih kekuningan Ujung akar rambut berkalus Akar berkalus
MS Vit DKW kuning kehijauan hijau kekuningan Akar berkalus Keluar tunas
A B
Gambar 1. Akar rambut purwoceng umur 3 bulan pada media ½ DKW sukrosa
(A) terlihat kompak dan tumbuh kalus pada ujung akar, sedangkan
pada media ½ MS sukrosa, akar rambut lebih banyak tanpa
pertumbuhan kalus (B)
Figure 1. Pruatjan’s hairy roots at 3rd months age on ½ DKW Sucrose medium, a
compact hairy roots‘s structure with calli at the end of hairy roots (A),
while vigorous hairy roots without calli was found on ½ MS sucrose
medium (B)
kan kandungan metabolit sekunder Seperti halnya dengan perban-
akar purwoceng umur 9 bulan dila- dingan kandungan metabolit sekunder
pang. Kandungan sitosterol akar ram- tanaman di lapang umur 9 bulan,
but yang terbentuk pada perlakuan de- kandungan metabolit sekunder dari
ngan media ½ DKW dan sumber kar- akar rambut ini juga lebih tinggi dari-
bon sukrosa 2,44 kali, stigmasterol pada tanaman di lapang umur 6 bu-
12,23, dan saponin 31,78 lebih tinggi lan. Hasil penelitian Rostiana et al.
dibanding dengan bahan aktif bahan (2007) menunjukkan bahwa bahan
tersebut pada purwoceng yang di- tanaman umur 6 bulan yang ditanam
tanam dilapang. Sedangkan kandung- di Gunung Putri mempunyai kandung-
an sitosterol akar rambut dengan me- an bahan aktif sitosterol tertinggi
dia ½ MS dan sumber karbon sukrosa 0,159%, stigmasterol 0,138%, sapo-
lebih tinggi 2,22 kali, stigmasterol nin 0,188%, dan bergapten 0,069%.
17,03, dan saponin 39,35 kali (Tabel Kandungan sitosterol akar rambut pa-
6).
173
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 166 - 176
da media ½ DKW lebih tinggi 2,40 kali, perlakuan komposisi media ½ DKW
stigmasterol 43,42, dan saponin 18,78 dengan penambahan sukrosa. Kan-
kali dibanding akar tanaman purwo- dungan stigmasterol dan saponin ter-
ceng di lapang umur 9 bulan. Sedang- tinggi (8,2255% dan 4,3715%) diper-
kan kandungan sitosterol akar rambut oleh pada perlakuan komposisi media
½ MS lebih tinggi 2,17 kali, stigma- ½ MS dengan penambahan sukrosa.
sterol 60,48, dan saponin 23,25 kali. Kandungan sitosterol, stigmasterol,
Pada simplisia purwoceng dari dan saponin pada akar rambut purwo-
lapang terdeteksi adanya bergapten, ceng umur 3 bulan lebih tinggi 2,22,
sedangkan pada akar rambut tidak ter- 17,03, dan 39,35 kali dibanding akar
deteksi. Hal ini kemungkinan disebab- tanaman purwoceng di lapang umur 9
kan lingkungan dan faktor budidaya bulan (sitosterol 0,1558%, stigmaste-
mempengaruhi produksi bergapten. rol 0,4830%, saponin 0,1111%).
Rahardjo et al. (2006) menyatakan
bahwa perlakuan pemupukan anorga- UCAPAN TERIMA KASIH
nik pada tanaman purwoceng yang di- Ucapan terima kasih diberikan
lakukan di DT. Dieng terbukti mening- kepada Susi Noor Syamsiah yang te-
katkan kandungan bahan aktifnya se- lah membantu pelaksanaan penelitian
cara signifikan. ini.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Pertumbuhan akar rambut pur- Aryanti. 2001. Variasi Kandungan Arte-
woceng terbaik diperoleh pada kompo- misinin dari Akar Rambut dan Rege-
sisi media ½ MS dengan sumber kar- nerasi Artemisia cina Berg ex Polja-
bon sukrosa, ditunjukkan dengan pe- kov sebagai Antikanker. Thesis. Ins-
nambahan bobot kering tertinggi pada titut Pertanian Bogor. http://reposi-
bulan kedua (0,126 g). Sukrosa adalah tory.ipb.ac.id/bitstream/handle/ 123-
sumber karbon terbaik untuk pertum- 3456789/4012/2001ary.pdf?sequenc
buhan akar rambut purwoceng, ditun- e=4. Diakses tanggal 6 Juni 2011.
jukkan dengan penambahan bobot ba-
Burkill, I.H. 1935. A Dictionary of The
sah bulan kedua (0,441 g) dan ketiga
Economic Product of The Malay
(0,834 g) lebih tinggi daripada sumber
Peninsula Vol II. London. 1281 p.
karbon glukosa. Kandungan sitosterol
tertinggi (0,3809%) diperoleh pada Caropeboka, A.M. dan I. Lubis. 1975.
Pemeriksaan Pendahuluan Kandung-
174
Rohimatun dan Ireng Darwati : Pertumbuhan Akar Rambut Purwoceng pada Beberapa Komposisi Media ...
175
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 166 - 176
176