ASUHAN KEPERAWATAN
LANDASAN MEDIS
1. PENGERTIAN
Mitral stenosis adalah blok aliran darah pada tngkat kantup mitral, akibat adanya perubahan struktur
mitral leaflets yang menyebabkan tidak membukanya kantup mitral secara sempurna paa saat drastolik.
( Suparman ; 2000:1035 )
Mitral stenosis adalah perubahan progresif dan pengerutan bilah-bilah kanttup mitral yang
menyebabkan penyimpatan lumen dan sumbatan progresif aliran darah ( Huddak dan Gallow ; 1998: 825
).
2. ETIOLOGI
Mitral stenosis terjadi paling sering sebagai akibat dari penyakit jantung rematik, endokardritis, bakterial
atau kalsifikasi.
3. PATOFISIOLOGI
RHD
Mitral Stenosis
Intoleran aktifitas
Arteri pulmonal
Interstitral
- Edema pulmonal
Penurunan darah keventrikel kiri
- Hemoptisis
- Edema perifer
- Pembesaran hepar
4. GAMBARAN KLINIS
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN FISIS
Apeks biasanya normal tetapi kadang-kadang sulit ditemukan vibrasi saat palpasi dirasakan akibat bunyi
jantung pertama yang mengeras dan dapat diraba adanya diastolic thriil.
b. Auskultasi.
Dapat terjadi apabila mitral masih dapat bergerak (mobil) belum terlalu kaku dan belum mengalami
kalsifikasi.
2. Openting snap.
Terdengar di apeks atau parasternal kiri, terjadi sebagai akibat katup terdorong secara cepat ke arah
ventrikel kiri, karena perubahan tekanan yang besar antara atrium kiri dan ventrikel kiri pada awal
diastolik.
3. Bising diastolik/rumbling
Timbul sebagai akibat turbulensi aliran darah yang melewati atrium mitrale yang sempit.
ELEKTROKAR DIAGRAM
P mitral yaitu gelombang P yang lebar dengan notch dilead II dan prominen gelombang P negatif pada
lead IV, hepetrofi ventrikel kanan apabila tekanan sistolik pada arteri pulmonal lebih dari 70 mmhg.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
c. Lapangan baru memperlihatkan tanda-tanda bendungan, kadang-kadang terlihat garis pada septrum
intrestisial pada daerah sinus kostotrenskus.
EKOKARDIGRAFI M MODE
a. E – F slope mengecil dari anterior leaflets kantup mitral dengan menghilangnya gelombang a.
d. Penebalan katup akibat fibrosis dan multiple mitral valve echo akibat kalsifikasi.
KATETERISASI
Terlihat pressure gradient atrium kiri dan ventrikel lerri pada saat distolik.
5.6.1. Keluhan pasien tidak sesuai dengan kelainan obyektif yang ditemukan.
5.6.5 Dugaan adanya silent stenosis mitral dengan hasil pada pemeriksaan ekokardiograsi kurang
memuaskan.
6. KOMPLIKASI.
Fibrilasi Atrium.
Emboli sistemik
7. DIAGNOSA BANDING.
Regurgitasi mitral
Emfisema paru
Obat-obtan selesitasl dan kortikosteroid keduanya mempunyai efek dramatik pada demam dan poli
antirstis pada pengobatan demam rematik, obat ini tidak bisa diberikan pada klien atralgia.
Istirahat sempurna 2 minggu bila tidak ada karditis,ambulasi 2 minggu disertai pengobatan salisilat.
OPERASI
6. koroner.
1. Stenosis sedang sampai berat, dilihat dari beratnya stenosis (<1,7 cm2) dan keluhan.
Dengan sebuah alat dilator dimasukan sampai diapeks, kemudian dengan dikontrol oleh jari lewat atrium
kiri, lalu dilakukan pelebaran katup mitral.
2. Open mitral valvotomy.
Teknik ini dipilih apabila inorn dilihat dengan jelas keadaan katup mitral, lebih akurat dari pada closed
mitral commissurotomy dan dipilih apabila ada dugaan ada trombosi didalam atrium, operasi ini akan
memperbaiki kelainan hemodinamika dan akan mengurangi timbulnya keluhan.
Biasa dilakukan apabila disertai regurgitasi dan kalsifikasi katup mitral yang jelas.
LANDASAN ASKEP
1. PENGKAJIAN.
1.1 Biodata.
Menyerang wanita lebih banyak dari pada pria dengan perbandingan kira-kira 4 : 1.
Sesak nafas.
Sesak nafas.
Terdapat
1.6 ADL.
1.7 Pemeriksaan
Palpalis : Vibrasi pada saat palpasi dapat dirasakan akibat bunyi jantung pertama yang mengeras dan
dapat diraba adanya diastolic thrill.
Auskultasi :
2. Opening snap.
3. Bising diastolik/rumbling
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
2.1 Penurunan cairan jantung berhubungan dengan preload yang menurun sekunder terhadap
penurunan pengisian ventrikel.
2.2 Intolesan aktifitas berhubungan dengan ketidak keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
sekunder terhadap penurunan pengisian ventrikel kiri.
2.5 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan sekunder terhadap
gagal jantung sisi kanan.
3. RENCANA KEPERAWATAN.
3.1 DX I
Kerteria hasil : klien mempunyai curah jantung yang adekuat ditandai dengan :
Rencana Tindakan :
R/menurunkan volume darah yang kembali ke jantung, menurunkan sesak dan rejatan jantung.
R/melakukan kembali aktifitas secara bertahap mencegah pemaksaan terhadap cadangan jantung.
3.2 DX. II
Kreteria hasil : klein dapat menggerakkan tenaga yang dirasakan pada < 3 pda skala 0-10 dan
menunjukan toleransi jantung terhadap aktifitas ditandai dengan :
FJ < 20 dpm diatas FJ istirahat
Rencana Tindakan :
R/parameter menunjukan respon fisiologis pasien terhadap stres dan indikator derajat pengaruh
aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Engram Barbara (1998), Rencana Askep Medikal Bedah, Vol : 2, Jakarta, EGC