PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna
mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah
dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah. Pelayanan kesehatan
di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan,
karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan
masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau
Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan
kesehatan di rumah. Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil :
97,7% menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah,
87,3% mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan,
serta 91,9% menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah
memerluka ijin oprasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan
pelayanan keperawatan kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat,
perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang
mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah. Home care ini sangat cocok
jika diberikan kepada pasien dengan penyakit kronis yang tak kunjung
sembuh.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa
pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat
haruslah baik (bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang
berlaku). Hukum yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan
lengkap, baik dalam bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat
keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan demikian
melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah merupakan
hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat tahun
2010. Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat
sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung
puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah
pasien. Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah pasien disebut home
care.
Struktur organisasi hendaknya bisa memfasilitasi kewenangan bagi
perawat dalam membuat keputusan. Untuk bisa bekerja secara tenang dan
maksimal, diperlukan proteksi terhadap risiko kerja dan tindak kekerasan.
Konsekuensi dari perkembangan itu harus ada jenjang karier dan
pengembangan staf yang tertata baik, imbalan jasa, insentif serta sistem
penghargaan yang sesuai dan memadai. Dalam hal persiapan peraturan,
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyatakan sudah
menyelesaikan konsep lingkup praktik keperawatan, standar praktik
keperawatan, serta standar kompetensi tiap kategori keperawatan. Rancangan
Undang-Undang Keperawatan juga sudah selesai, tinggal dibahas di tingkat
departemen kemudian diteruskan ke DPR. Dari adanya dukungan di atas
maka model-model praktik keperawatan profesional pun akan segera
diwujudkan. Sejauh ini sudah diidentifikasi bentuk-bentuk praktik
keperawatan mandiri, seperti praktik di rumah sakit, kunjungan rumah (home
care), lembaga/rumah perawatan (nursing home), praktik berkelompok serta
praktik individu. Pelayanan home care akan memudahkan pelayanan
kesehatan kepada klien dan keluarga. Home care dilatarbelakangi, salah
satunya, oleh permintaan keluarga penderita yang diharuskan opname, namun
tempat di rawat inap penuh, sementara untuk ke RSU merasa keberatan dalam
hal biaya. Adakalanya pelayanan home care bagi penderita kasus terminal,
yakni kondisi penyakit yang dianggap tidak punya harapan lagi (dari sisi
medis) dan tidak diterima di RS manapun.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. METODE PENULISAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA