Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN ADAPTASI STRES PADA PASIEN GAGAL

GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RSUD WALED


KABUPATEN CIREBON

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :
Bambang Adi Purnomo
NPM : 216.C.0034

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020
HUBUNGAN MEKANISME KOPING
DENGAN ADAPTASI STRES PADA
PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI
RSUD WALED KABUPATEN CIREBON
Pendahuluan
Data gagal ginjal kronik di dunia menurut WHO, (2014) penyakit gagal
ginjal kronik yang meninggal sebanyak 85.000, sementara di Indonesia data
penyakit gagal ginjal kronik menurut Pernefri pada tahun 2016 sebanyak
70.000 penderita. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 data
penyakit gagal ginjal kronik sebanyak 7444 dari total 30831 di seluruh
Indonesia. Berdasarkan studi pendahuluan bahwa pasien gagal ginjal kronik di
rsud waled dalam 3 bulan terakhir dari bulan november 2019 sebanyak 124
penderita, bulan desember 2019 127 penderita, dan bulan januari 2020 134
penderita. Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa akan
mengalami kecemasan diakibatkan oleh takutnya akan kegagalan dalam proses
hemodialisa (Brunner and Sddarth, 2013). Maka dari itu diperlukan lah
mekanisme koping, dimana menurut penelitian sarika anggun, (2018)
menjelaskan sebanyak 22 responden memiliki koping adaptif dan 14 responden
memiliki koping maladaptif, semantara pada tingkat kecemasan sebanyak 4
responden memiliki cemas berat, 14 responden cemas sedang, 15 responden
cemas ringan, dan 3 responden tidak cemas. Sementara pada hasil wawancara
yang saya lakukan sebanyak 10 pasien, 7 pasien mengalami kecemasan dan
ketakutan yang memilki koping maladaptif dimana pasien tersebut lebih
memilih menghindar tetapi setelah diberikan edukasi oleh perawat pasien
tersebut bersedia, selanjutnya 2 pasien tidak cemas, dan 1 pasien berpasrah
diri pada Allah Swt.
Tujuan
Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan adaptasi stress pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Waled
Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui mekanisme koping pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisa di RSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
2. Untuk mengetahui adaptasi stress pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisa di RSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
3. Untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan adaptasi stress pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Waled
Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
Tinjauan Teori
1. Mekanisme Koping, dimana mekanisme koping
merupakan cara individu dalam mengatasi beban atau
stress yang di alami agar individu mampu menyelesaikan
masalah, mampu menyesuakain diri dengan beban, serta
respon terhadap situasi yang mengancam individu
(Kelliat B. A., dkk, 2011).
2. Adaptasi Stress, dimana adaptasi stress adalah suatu
penyesuian pribadi individu terhadap lingkungan,
psikologis, penyakit yang mengancam, ataupun
membahayakan yang meliputi aspek fisik dan aspek
psikoligis (Richard, 2015).
Kerangka Teori
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu penyakit yang terjadi pada bagian sistem eksresi yaitu organ ginjal,
yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal, kerusakan tersebut dapat terjadi setelah berbagai macam
penyakit sehingga merusak masa nefron ginjal sampai di kedua titiknya yang berakibat tidak mampunya
fungsi regulatorik dan ekstetoriknya untuk mempertahankan homeostatis (Lukman et al, 2013).
Pasien gagal ginjal kronik diperlukan tindakan medis yaitu hemodilisa, dimana hemodialisa sendiri adalah
prosedur tindakan medis yaitu dengan pembersihan darah melalui suatu ginjal buatan dan di bantu oleh
mesin (Smeltzer and Bare, 2013).
Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa akan mengalami gejala kecemasan yang
di sebabkan oleh berbagai stressor atau sumber masalah, diantaranya adalah nyeri saat penusukan
jarum di daerah penusukan pada saat akan memulai nya terapi hemodialisa, ketakutan terhadap
kegagalan pada saat proses terapi dimuali dan takut akan kematian (Brunner and Suddarth, 2013).
Agar pasien mampu beradaptasi diperlukan lah mekanisme koping, dimana Mekanisme koping
merupakan cara individu dalam mengatasi beban atau stress yang di alami agar individu mamu
menyelesaikan masalah, mampu menyesuakain diri dengan beban, serta respon terhadap situasi
yang mengancam individu (Kelliat B. A., dkk, 2011)
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan mekanisme koping diantaranya adalah pertama direct
action dimana cara koping ini berfokus pada masalah langsung yang dialaminya, sedangkan yang kedua adalah
pallation dimana cara koping ini berfokus pada emosi (Taylor, 2012).
Sedangkan macam – macam adaptasi stress terdapat 4 bagian yaitu adaptasi fisiologis, psikologis,
Hipotesis
Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa hipotesis adalah
kesimpulan sementara penelitian, patokan dengan dugaan
dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
• Ha : Ada hubungan mekanisme koping dengan adaptasi
stress pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisa di RSUD Waled Kabupaten Cirebon.
• Ho : Tidak ada hubungan mekanisme koping dengan adaptasi
stress pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisa di RSUD Waled Kabupaten Cirebon.
Metodologi Penelitian
kuantitatif dengan deskriftif
Jenis Penelitian korelasional, pendeketan
cross sectional

Variabel Penelitian

Independen Dependen
Mekanisme Koping Adaptasi Stress
Definisi Operasional

1. Mekanisme Koping merupakan cara


individu dalam mengatasi stress agar
mampu menyelasaiakan masalah,
menyesuaikan diri, respon terhadap
situasi (Kelliat B. A., 2014).
2. Adaptasi Stress adalah penyesuaian diri
terhadap lingkungan yang meliputi
aspek fisik, dan aspek psikologis
(Richard, 2015).
Definisi Operasional
Populasi
Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa dalam
populasi adalah keselurhan objek penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
terapi hemodialisa di RSUD Waled Kabupaten
Cirebon dengan jumlah 385 pasien pada 3 bulan
ke belakang pada bulan november, desember,
dan januari.
Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah


menggunakan probability sampling dengan
jumlah sampel penelitian dalam penelitian ini
sebanyak 79.
Instrument Penelitian
1. Instrument Mekanisme Koping
Instrument ini menggunakan skala likert yaitu : Setuju, Sangat
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berdasarkan nilai uji
validitas adalah 0,826 – 0,916 – 0,946 dan nilai reabilitas adalah
0,983 hingga 0,984 (Sartika Anggun, 2018).
2. Instrument Adaptasi Stress
Instrument ini juga menggunakan skala likert yaitu 0 : tidak
pernah merasakan, 1 : kadang” merasakan, 2 : sering merasakan,
dan 3 : Setiap saat merasakan. Berdasakan nilai validitas dan
reabilitas menggunakan cronbach alpha adalah 0,9053 – 0, 8517
– 0,8806 (WHO 2009, dalam Wahyuni Ica, 2019).
Prosedur Pengumpulan Data
1. Mendapatkan ijin penelitian dari Stikes Mahardika Cirebon
2. Mengajukan surat ke Kesbangpol, setelah mendapat surat balasan dari Kesbangpol maka surat diajukan
ke dinkes. Selanjutnya surat diajukan ke RSUD Waled Kabupaten Cirebon agar mendapatkan ijin dari
Direktur RSUD Waled Kabupaten Cirebon.
3. Setelah mendapatkan ijin dari dari Direktur RSUD Waled Kabupaten Cirebon maka peneliti
mengidentifikasi responden penelitian secara langsung.
4. Peneliti melakukan pendektan secara individual serta memberikan informed consent kepada calon
responden yang menjalani terapi hemodialisa.
5. Peneliti mengidentifikasi data responden yang menjalani terapi hemodialisa yang sebelumnya
mendapatkan ijin dari kepala ruangan hemodialisa.
6. Peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian serta meminta kesediaannya menjadi responden
dengan menandatangani lembar persetujuan yang diikuti dengan lembar informed consent.
7. Peneliti menyesuiakan jadwal responden yang sudah diidentifikas sebelumnya.
8. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yang sesuai dengan kontrak waktu dengan kepala
ruangan.
9. Peneliti mengecek persiapan responden sampai responden sesuai dengan jumlah yang di harapkan.
10. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden, serta dalam pengisian kuesioner diberikan waktu
kurang lebih 5 -10 menit.
11. Peneliti mengambil kuesioner yang telah diiisi serta mengecek kelengkapannya.
12. Peneliti melakukan terminasi dengan responden.
13. Peneliti melakukan analisa data setelah data terkumpul.
Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
c. Processing
d. Cleaning
e. Entry
2. Analisis Data
1. Univariat, untuk megetahui tiap dari variabel.
2. Bivariat, untuk mengetahui dua variabel yang diduga
berhubungan (Notoatmodjo, 2014)
Etika Penelitian
1. Informed Concent
2. Anonimity
3. Confidentially
4. Privacy
5. Bebas dari bahaya
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
Maret – Juni 2020 di RSUD Waled Kabupaten
Cirebon Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai