Makalah Alsin Penanaman Edit
Makalah Alsin Penanaman Edit
Oleh :
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
ramhat dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas menyusun
makalah dengan tiada aral yang melintang.
Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah.
Akan tetapi, karena terbatasnya kemampuan yang ada pada diri kami, maka kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik
dalam penyajian bahan, susunan maupun sistematiknya. Oleh karena itu,
senantiasa kami mengharap nasihat-nasihat dan kritik-kritik yang bersifat
membangun.
Begitu pula dengan terselesainya makalah ini kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Yang terhormat Bapak Susanto Budi Sulistyo, S.TP, M.Si., selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Mesin dan Peralatan Pertanian.
2. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi
sumbangan baik moril maupun materiil sehingga tersusun makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami pada khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kesimpulan ................................................................................. 26
B. Saran-saran ................................................................................. 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang pertanian sekarang ini telah dikembangkan berbagi jenis mesin
penanam yang dimaksudkan untuk membantu petani dalam memudahkan proses
penanaman sehingga dapat menghasilkan kinerja efektif dan efisien dengan
keuntungan yang lebih besar.
B. Rumusan Masalah
Seperti judul yang telah disebutkan di atas tentu akan dijumpai
pembahasan yang sangat luas. Agar pembahasan dari permasalahan tidak
mengalami hambatan, maka penulis merumuskan masalah yang akan kami
rumuskan sebagai berikut:
1. Pengertian dari kegiatan penanaman
2. Macam-macam alat dan mesin penanaman
3. Bagian serta fungsi dari masing-masing alat dan mesin penanaman
4. Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan alat dan mesin penanaman
C. Tujuan Penulisan
2
E. Landasan Teori
3
2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan
3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor
Pada umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama,
baik jenis yang didorong/ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan alur atau lubang (khusus tugal)
2. Mekanisme penjatuhan benih
3. Penutupan alur atau lubang ( khusus tugal)
4
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
5
Alat penanam tradisional yang secara umum digunakan adalah alat yang
biasa disebut dengan tugal. Tugal adalah alat yang paling sederhana yang
dapat di gerakan dengan menggunakan tangan dan cocok untuk menanam
benih dengan jarak tanam yang lebar.
Bentuk tugal bermacam-macam sesuai dengan modifikasi suatu daerah
atau negara. Bentuk tugal di Indonesia merupakan bentuk tugal yang paling
sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat bentuk mekanisme
pengeluaran benih. Benih di masukkan ke dalam tanah secara terpisah, yang
artinya memerlukan bantuan orang lagi. Tidak demikian halnya dengan tugal
yang dikembangkan di India dan Inggris.
Bagian-bagian utama dari tugal menurut fungsinya adalah sebagai berikut:
i. Tangkai pegangan
ii. Tempat atau kotak benih
iii. Saluran benih
iv. Pengatur pengeluaran benih
Prinsip kerja tugal ini adalah: jika ujung tugal di tancapkan atau di
masukkan dalam tanah maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya
mekanisme pengatur pengeluaran benih sehingga dengan sendirinya benih-
benih akan jatuh ke dalam tanah.
Sebagai contoh tugal semi mekanis yang menggunakan pegas (Gambar 1)
6
Gambar 1. Beberapa alat penanam sederhana jenis tugal.
Pada saat mata tugal (e) masuk kedalam tanah, Pengatur pengeluaran benih (d)
tertekan keatas oleh permukaan tanah. Kemudian (d) mendorong tangkai
pegas (f), sehingga lubang benih terbuka dan benihpun terjatuh kebawah yang
dibuat oleh (e). Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, (d)
kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas, dan gerakan ini menutup
lubang jatuhnya benih. Untuk jelasnya, bagian mekanisme penjatuhan benih
diperlihatkan pada Gambar 2.
7
viii. Roda belakang
Pada Gambar 3 dapat dilihat tiga macam alat penanam jenis semi mekanis
yang didorong manusia, lengkap dengan bagian-bagian utamanya.
8
Alat penanam semi-mekanis jenis lain adalah yang biasa di tarik oleh
tenaga manusia sebagai contoh alat penanam pada desain IRRI dengan jumlah
jalur 6 (lihat Gambar 5).
Gambar 6. Mekanisme penjatuhan benih gabah dan dalam dari suatu jalur.
9
Dari penggunaan alat penanam dari sistem manusia memiliki kelebihan
serta kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan :
1) Harga alat relatif murah
2) Dapat dilaksanakan penanaman pada segala cuaca .
3) Tidak memutuhkan keterampilan khusus
Kekuranganya:
1) Kurang efesien dan kapasitas rendah - hasil penanaman tidak seragam
2) Untuk luasan yang sama membutuhkan waktu penanaman lebih lama
2. Alat Penanam dengan Sumber Tenaga Hewan
Alat penanam dengan sumber tenaga hewan banyak macamnya,
tergantung dari modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan di tanam.
Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang hanya
mempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan
secara terpisah, yang artinya benih dijatuhkan oleh operator melalui corong
pemasukan terus melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk ke
dalam tanah, lihat gambar 7 dan gambar 8.
10
Gambar 8. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan yang memakai roda.
Alat penanam dibuat dari logam kecuali corong pemasukan dan saluran benih.
Kedalaman dan jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan
pada gambar 9 adalah alat penanam yang dikombinasikan dengan alat pemupuk
dengan tenaga penarik hewan.
11
iii. Pembuka alur
iv. Corong benih
v. Saluran benih
Kelebihan serta kekurangan dari alat penanam dengan sistem hewan yaitu:
Kelebihan :
1) Harga alat relatif murah
2) Dapat dilaksanakan penanaman pada segala cuaca .
3) Tidak memutuhkan keterampilan khusus
Kekurangan :
1) Kurang efesien dan kapasitas rendah - hasil penanaman tidak seragam
2) Untuk luasan yang sama membutuhkan waktu penanaman lebih lama
3) Alat Penanam dengan Sumber Tenaga Traktor
Berdasarkan cara penanaman, maka alat penanaman dengan sumber tenaga
traktor digolongkan menjadi 3,yaitu:
a. Alat Penanam Sistem Baris Lebar
Alat penanam sistem baris lebar telah dirancang untuk menempatkan
benih-benih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain
cukup lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan meningkatkan
efisiensi pemanenan. Alat penanam seperti ini banyak digunakan untuk
tanaman seperti: jagung, kapas, sorgum, dan kacang-kacangan.
Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam
sistem baris lebar dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe drill, hill-drop dan
checkrow. Sedangkan untuk penempatan alat penanam pada traktor dapat
dibagi 2 golongan, yaitu : trailing dan mounted.
12
Gambar 10. Alat penanam jagung sistem baris lebar
13
Gambar 11. Penampang dasar corong pemasukan suatu alat penanam jagung.
Sedangkan bagian-bagian dari dasar corong pemasukan alat penanam jagung
dan kegunaan bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Cut-off pawl : dengan bantuan tekanan per cut-off ini berfungsi untuk
mengeluarkan adanya kelebihan benih.
2. Knok-uot pawl : dengan bantuan per, knock-out ini berfungsi mengatur
benih supaya benih tepat jatuh diatas saluran benih.
3. Lempeng benih : berfungsi untuk membawa benih melalui celah-celah
lempeng yang ada dan menjatuhkannya pada katup terbuka dan benih-benih
terjatuh pada katup bagian tanah yang selanjutnya masuk kedalam tanah.
Pembuka alur berfungsi untuk membuka atau membuat alur pada tanah
sebagai tempat benih-benih dijatuhkan dari mekanisme alat tanam.
Pembuka alur yang umum digunakan adalah:
1. Tipe pacul
2. Tipe alas lempeng
3. Tipe alas datar
4. Tipe dua piringan
5. Tipe satu piringan
14
Tipe alas lengkung merupakan tipe yang paling banyak digunakan. Tipe
alas datar sangat cocok digunakan pada tanah-tanah kasar dan berbatu,
sedangkan tipe dua piringan cocok untuk tanam lebar. Kelima macam alur
tersebut diberikan pada Gambar 13.
15
Gambar 14. Unit transplanter mounted pada traktor beroda dua.
Karena mesin bekerja, maka lengan penanam dan pinset penanam akan
bergerak naik turun. Pinset penanam dilengkapi cakar pemegang pada bagian
dasarnya. Mekanisme hubungan akan digunakan untuk membuka dan menutup
cakar pemegang. Sewaktu pinset pada posisi diatas, maka cakar pemegang akan
terbuka, sedang waktu pinset penanam turun, maka cakar pemegang akan tertutup.
Pada proses ini bibit akan dicabut melalui celah kotak bibit dan cakar pemegang
akan membawanya kebawah. Dan pada waktu pinset pada posisi dibawah, maka
cakar pemegang akan membuka dan melepaskan bibit kedalam tanah. Kemudian
pinset penanam akan naik untuk proses selanjutnya.
Kedalaman penanaman antara 3 sampai 4 cm dengan jarak tanam 12
sampai 18 cm dan jarak alur 30 cm. Jumlah bibit tiap penjatuhannya berkisar
antara 3 sampai 4 bibit. Kapasitas transplanter ini mampu menyelesaikan 0,1
hektar dalam waktu 2 sampai 4 jam dengan operator sebanyak 4 sampai 6 orang.
16
yang sempit ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih
saja dan adapula yang mempunyai corong yang cukup luas namun terbagi
menjadi dua bagian, satu bagian menjadi tempat benih dan bagian lain
menjadi tempat pupuk.
Bagian-bagian utama dari alat penanam sistem baris sempit ini adalah :
1. Kerangka
2. Roda-roda
3. Kotak benih dan pupuk
4. Pengatur pengeluaran benih
5. Saluran benih
6. Pembuka alur
7. Pengatur kedalaman
8. Penutup dan penekan alur
17
Gambar 15. Transplanter tipe kemudi.
Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman,
jarak dan kondisi penanaman yang seragam. Secara umum ada dua jenis mesin
tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit
padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di
lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat
dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan
secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk
mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil.
Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai
pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam
pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia
tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan
suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat
koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi
sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada
bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih
cepat, akurat dan stabil. Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan
mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan
secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang
memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri.
18
Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa produksi China adalah
tipe manual. Semua jenis mesin produksi Jepang dan beberapa produksi China
adalah memiliki sumber tenaga sendiri. Mesin yang digerakkan oleh traktor,
sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini sudah jarang
dipergunakan. Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan
menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan
dilengkapai dengan papan pengapung. Jenis mesin yang manapun dipergunakan,
permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian
juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan
operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan
butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual.
Macam-macam rice transplanter dibedakan berdasarkan:
1. Sumber daya penggerak
2. Macam persemaian yang digunakan transplanter
Bagian-bagian transplanter antara lain:
1. Travelling devices yang berfungsi untuk menggerakkan transplanter ke depan
dan belakang
5. Planting fork sebagai alat pengambil bibit persemaian dari seedling tray
19
c. Seeder
20
berjalannya benih karena apabila desain hopper tidak bagus maka akan terjadi
penumpukan benih yang akan menghambat proses penanaman.
2. Seed Matering Device (SMD)
Seed matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada
posisi tengah ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran
benih sehingga benih dapat jatuh dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu
sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku
dalam penanaman benih.
Jenis-Jenis Seed Matering Device :
a. Horizontal Feed/Rotor matering devices
b. Vertical Feed/Rotor matering devices
3. Feed Tube
Feed tube berada pada posisi dibawah hopper yang berfungsi sebagai
penyalur pengeluaran benih dari hopper sehingga dapat masuk/tertanam pas
pada lubang tanam yang telah dibuat oleh furrow opener. Dalam
pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama
dan continue.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran benih :
a. Panjang saluran
b. Tingkat kekerasan alat
c. Pemantulan pada dinding alat
d. Hambatan pada dinding alat
21
c. Temperature tanah
Macam –macam Furrow Opener :
a. Runner digunakan pada tanah gembur, halus dan rata.
b. Hoe digunakan pada tanah keras berbatu, dan banyak akar.
c. Disk digunakan jika penanaman dilakukan pada lahan yang luas, dimana
sangat dibutuhkan kecepatan tinggi dalam proses penanaman.
22
Mesin yang dipergunakan untuk menempatkan benih di dalam tanah serta
menutupinya sekaligus dalam satu lintasan akan menghasilkan larik-larik tertentu.
Jika larik-larik ataupun bedengan-bedengan tersebut cukup renggang untuk
memungkinkan dilakukannya pekerjaan menggunakan mesin di sela-sela larikan
guna keperluan pendangiran ataupun pekerjaan pemeliharaan lainnya, cara tanam
jenis ini disebut sebagai tanam-larik (row-crop planting), jika sebaliknya disebut
sebagai tanam-rapat (solid planting). Dengan demikian bijian yang diicir dalam
larik berjarak 15 sampai 36 cm adalah termasuk bentuk tanam rapat, sedangkan
penanaman bit dengan jarak 51 cm dikatakan sebagai tanam larik.
Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini
dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :
a. Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah)
b. Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada
kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu).
c. Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang
sama
dengan alur)
d. Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval
yang hampir sama dengan alur)
e. Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga
diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama)
Mesin atau peralatan yang digunakan sebagai penanaman benih adalah
sebagai berikut:
1). Mesin tanam sebar (broadcast seeder)
Pada alat ini benih penjatahan benih dari hoper melalui satu lubang
variabel (variable orifice). Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel
tersebut untuk menceaah macet karena benih-benih saling mengunci (seed
bridging), juga agar aliran benih dapat kontinyu. Kadang-kadang suatu roda
bercoak (fluted wheel) digunakan sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan
ini kemudian dijatuhkan pada piringan yang berputar. Karena bentuk dari piringan
ini, benih tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena akanya gaya
23
sentrifugal. Lebar sebaran tergantung pada diameter piringan, bentuk penghalang,
dan desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang
berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran
lebih lebar. Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor,
lebar sebaran.
Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat
dipergunakan untuk menyebar benih, pupuk, pestisida dan material lain yang
berupa butiran. Setelah operasi tanam sebar kemudian dilakukan operasi
pengolahan tanah kedua untuk menutup benih dengan tanah.
2) Mesin tanam acak dalam lajur seeder (drill)
Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur
tanam, benih dijatah dari hoper oleh suatu silinder bercoak yang digerakkan
dengan roda tanah (ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih
dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat diatur. Benih tersebut melewati tabung
penyalur benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh pembuka
alur, bisa berupa disk atau bentuk lain.
Umumnya jarak antar benih berkisar antara 150 – 400 mm. Metode
penutupan benih dapat dilakukan dengan rantai tarik, yang ditempatkan
dibelakang pembuka alur (furrow opener). Setelah benih tertutup tanah, maka
tanah diatas dan disamping benih tersebut akan diperkeras menggunakan roda
tekan. Jenis-jenis pembuka alur dan roda tekan.
3) Mesin tanam presisi dalam lajur (precision seeder)
Mesin tanam presisi (memberikan penempatan yang tepat dari setiap benih
pada interval yang sama dalam setiap alur tanam. Jarak antar alur tanam atau
sering juga disebut jarak antar barisan, umumny dibuat cukup lebar untuk
keperluan penyiangan. Mesin tanam presisi tersedia dalam bermacam-macam
variasi. Dimana sumber tenaga tarik yang digunakan dapat menggunakan orang,
hewan, traktor roda-2 maupun trator 4-roda. Secara umum ada 4 bagian utama
yang selalu ada dalam alat tanam presisi, yaitu:
a. Pembuka alur (furrow opener) untuk mengontrol kedalaman tanam
24
b. Penjatah benih (metering seed) untuk menjaga interval jarak benih dalam
alur dapat seragam
c. Penutup alur, untuk menutup alur tanam
d. Roda tekan (pressing wheel), untuk memadatkan tanah disekitar benih
agar kontak antara benih dan tanah cukup baik.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau bibit di dalam tanah pada
kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau
menanamkan di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan
yang baik.
2. Penanaman terbagi atas dua jenis, yakni penanaman benih atau biji dan
penanaman bibit.
3. Dengan berkembangnya teknologi alat dan mesin penanaman secara modern
maka hal ini secara langsung dapat memberikan beberapa keuntungan bagi
para petani disamping juga memberikan beberapa kerugian.
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27