Anda di halaman 1dari 11

Perangkat Kendali Dasar : Relay, Timer dan Counter

By Eka Samsul | 27/09/2016


7 Comments
Setelah mempelajari Perangkat Masukan Dasar bagi sistem otomasi industri, maka selanjutnya
kita akan mempelajari Relay, Timer dan Counter sebagai Perangkat Kendali Dasar. Perangkat
Kendali akan mengolah signal yang diberikan oleh Perangkat Masukan Dasar untuk
mengendalikan Perangkat Keluaran Dasar sesuai dengan aturan, instruksi pengoperasian,
rangkaian logika atau program yang telah dibuat sebelumnya. Untuk Perangkat Keluaran Dasar
akan dibahas pada artikel berikutnya. Berikut ini adalah Perangkat Kendali Dasar yang paling
umum digunakan di Otomasi Industri :
BUKA PANDUAN LENGKAP PLC DASAR OMRON
Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan dengan tenaga listrik dan merupakan komponen
Elektromekanikal (kombinasi elektrik dan mekanik) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil/lilitan magnet) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Sebuah
relay minimal memiliki 1 pasang Kontak NO dan Kontak NC. Prinsip kerja relay adalah
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar tersebut. Sehingga,
posisi Kontak NO dan Kontak NC dapat diubah tanpa langsung disentuh oleh manusia.

Sumber: Omron

Gambar di atas adalah konstruksi sebuah relay. Sebuah Besi (Iron Core) dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk memberi medan Elektomagnet. Saat Switch ditutup,
kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian
menarik Contact untuk berpindah dari Posisi sebelumnya, sehingga Kontak NC akan menjadi
Open dan Kontak NO akan menjadi Close. Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik
Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Dalam istilah yang lebih umum, relay adalah perantara untuk menjembatani 2 kondisi berbeda
yang ingin saling berinteraksi. Sebagai contoh, saya memiliki perangkat kendali yang
keluarannya adalah 5V DC dengan arus 50mA, namun saya ingin mengendalikan Lampu
dengan tegangan kerja 220V AC dan arus 0.4A. Maka relay dapat saya gunakan sebagai
perantara pengendalian tersebut seperti pada gambar di atas.
Gambar di atas adalah bentuk relay yang ada di pasaran dan simbol relay. Relay merupakan
salah satu jenis dari Saklar, dimana kondisi umum sebuah Saklar juga berlaku. Umumnya saklar
memiliki istilah Pole dan Throw. Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah relay,
sedangkan Throw adalah Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (NO/NC).
Berdasarkan jumlah Kontak dan Jumlah Kondisi yang memungkinkan, relay dikelompokkan
sebagai berikut :

 Single Pole Single Throw (SPST): Relay ini sedikitnya memiliki 4 Terminal, 2 Terminal
sebagai sumber tegangan untuk Coil dan 2 terminal lain adalah untuk penyaklaran. Relay
ini hanya memiliki NO atau NC saja.
 Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay ini memiliki 5 Terminal, 2 Terminal sebagai
sumber tegangan untuk Coil dan 3 terminal lain adalah untuk penyaklaran.
 Double Pole Single Throw (DPST): Relay ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 2 terminal
sebagai sumber tegangan untuk Coil dan 4 terminal lain adalah untuk penyaklaran. Relay
DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
 Double Pole Double Throw (DPDT): Relay ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal,
diantaranya 2 Terminal sebagai sumber tegangan untuk Coil dan 6 Terminal lainnya yang
merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil.
Dengan adanya lebih dari 1 kontak dalam 1 relay, hal ini membuat relay dapat mengendalikan 2
beban atau lebih secara bersamaan. Gambar di bawah adalah Penggolongan Relay
berdasarkan Jumlah Pole dan Throw.
Fungsi relay yang secara umum digunakan pada Otomasi Industri adalah sebagai berikut :

1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)


2. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal
Tegangan rendah.
3. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari
kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
4. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
Baca Juga : Penyambungan Input dan Output pada PLC
Timer
Secara keseluruhan, prinsip kerja Timer sangat mirip dengan relay, yang membedakan hanyalah
adanya waktu tunda antara waktu Timer diaktifkan dengan Coil Timer aktif. Di bawah ini adalah
ilustrasi dari kontruksi sebuah Timer.

Sumber : Omron

Timer terdiri dari tiga bagian, yaitu Unit Penghitung Waktu (Timer Counter), Unit Koil, dan Unit
Kontak. Timer Counter berfungsi untuk menunda pengaktifan Coil sesuai dengan pengaturan
wantu yang diberikan. Timer memiliki 2 kelompok terminal utama sebagai sumber tegangan dan
beberapa terminal lain sebagai Kontak. Berikut ini adalah contoh timer yang berasa di pasaran
dan diagram terminalnya.
Pada gambar di atas, terminal yang harus diberi tegangan saat Timer akan diaktifkan adalah
nomor 13 dan 14. Timer memiliki 4 pasang kontak dengan Common di nomor 9, 10, 11 dan 12,
NO berada di nomor 5, 6, 7, dan 8, kemudian NC berada di nomor 1, 2, 3 dan 4.

Baca juga : Pengendalian motor Listrik


Counter
Counter adalah rangkaian elektronika yang befungsi untuk melakukan penghitungan angka
secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan mundur. Yang dimaksud
dengan perhitungan maju adalah di mana rangkaian akan menghitung mulai dari angka yang
kecil menuju angka yang lebih besar dan sebaliknya untuk perhitungan mundur. Perintah
perhitungan pada suatu Counter dikendalikan oleh masukan signal yang masuk pada terminal
input signalnya. Contoh Counter dan Diagram terminal Counter ditunjukkan seperti pada
gambar di bawah:
Counter secara umum digunakan sebagai alat penghitung dalam sebuah proses, seperti halnya
menghitung jumlah benda yang melewati sebuah jalur produksi pada gambar di bawah.

Sumber : Omron

Sistem tersebut menggunakan counter untuk menghitung jumlah botol yang melintas pada
konveyor. Counter akan memiliki nilai target tertentu untuk dicapai,saat nilai tersebut tercapai
counter akan memutuskan bagaimana dan kapan menyesuaikan outputnya berdasarkan
beberapa opsi yang dipilih oleh pengguna.

Pada artikel kali ini kita telah mempelajari perangkat kendali paling dasar dalam sistem Otomasi
Industri. Perangkat Kendali lain yang terdapat dalam Otomasi Industri diantaranya adalah
Temperature Control, Solenoid valve dan PLC. Masing – masing akan dibahas secara khusus
dalam artikel berbeda.
Perangkat Keluaran Dasar pada Otomasi Industri
By Eka Samsul | 10/10/2016
1 Comment
Setelah Perangkat masukan Dasar dan Perangkat Kendali Dasar, bagian ke tiga adalah
Perangkat Keluaran Dasar. Perangkat keluaran adalah sebuah perangkat keras yang digunakan
untuk merubah signal keluaran menjadi sebuah kondisi sesuai dengan keinginan pengguna.
Berikut ini pengelompokan jenis keluaran berdasarkan kegunaannya.
BUKA PANDUAN LENGKAP PLC DASAR OMRON
 Berfungsi untuk memberitahukan operator atau menunjukkan status pengoperasian mesin.
Contohnya Lampu Indikator, tower Lamp, Digital Panel Indicator dan HMI.
 Berfungsi untuk mengubah volume panas sistem target. Contohnya Heater dan Inverter
 Berfungsi untuk menggerakkan, memutar, atau mengatur produk target pada kecepatan
yang lebih tinggi dan lebih akurat. Contohnya Motor, Pneumatik, dan Solenoid. Perangkat
keluaran yang dapat mengasilkan sebuah gerakan secara umum disebut dengan aktuator.

Sumber : Omron

Baik hanya berupa tampilan maupun actuator, perangkat keluaran memiliki jenis digital dan
analog. Keluaran digital adalah keluaran dengan 2 kemungkinan kondisi yaitu On /Off, High/Low,
atau 1/0. Sedangkan keluaran analog dapat mengeluarkan beberapa kondisi seperti seberapa
terang lapu menyala, seberapa cepat motor berputar dan lain-lain. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai beberapa keluaran digital yang digunakan dalam Otomasi Industri.

Lampu
Lampu adalah salah satu perangkat output yang digunakan sebagai tanda dari suatu kondisi.
Secara umum lampu yang digunakan dalam otomasi di industry adalah lampu dengan tegangan
aktiv 24V DC, namun tidak menutup kemungkinan terdapat lampu dengan spesifikasi yang lain.
Warna dan cara menyalakan lampu dapat dijadikan tanda proses kerja apa yang sedang
berlangsung dan tanda kondisi sistem yang sedang terjadi seperti running, idle, error dan
lainnya.
Gambar di atas merupakan contoh penggunaan lampu pada sistem otomasi. Lampu-lampu yang
terpasang pana panel dapat dijadikan indicator perangkat output yang sedang bekerja.

Lampu pada tower lamp dijadikan indicator kondisi mesin yang sedang berlangsung. Setiap
warna lampu dapat memberikan kode tentang status operasional mesin.

Display Panel
Display panel dapat memberikan informasi sebuah kondisi yang lebih rinci daripada lampu.
Display panel memungkinkan untuk menampilkan nilai dari sebuah besaran seperti suhu,
tekanan dan lain – lain dalam angka. Display panel juga memungkinkan kita menampilkan
informasi grafis seperti grafik, chart, atau trend sebuah nilai pengukuran.
Pada umumnya display panel juga dapat difungsikan sebagai input dengan menambahkan
beberapa soft button atau touchscreen panel.

Motor Listrik
Motor listrik adalah sebuah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Motor Listrik merupakan aktuator paling banyak digunakan di dunia industri
karena mudah dioperasikan, dikendalikan dan mudah dalam penyediaan sumber tenaga listrik.
Berikut ini adalah pengelompokkan motor listrik yang ada di industri :

 Motor AC 1 atau 3 phasa atau disebut juga dengan motor induksi digunakan untuk sistem
dengan putaran relative konstan dengan tidak mengutamakan kepresisian jumlah putaran
maupun kecepatan putaran. Umumnya digunakan pada konveyor, blower dan lain – lain.
Pemilihan jumlah phasa didasarkan pada beban yang dikendalikan oleh motor tersebut.
Pengaturan kecepatan motor AC contohnya pada konveyor dapat dilakukan dengan
menambahkan Inverter sebagai pengatur frequensi sumber.

 Motor DC Magnet Permanent, Motor DC jenis ini adalah yang paling banyak digunakan,
karena mudah dalam pengendalian seperti kecepatan putaran, mampu menghasilkan torsi
yang besar dan relative lebih murah daripada motor DC yang lain. Motor DC magnet
permanent digunakan pada beban dengan torsi yang cukup besar seperti pada extruder,
spindle pada mesin, pemutar mixer, pengangkat beban pada Crane dan lain – lain.

Solenoid
Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang yang dililitkan secara
rapat. Saat diberi arus listrik, kumparan tersebut akan memiliki medan magnet sehingga mampu
mendorong atau menarik benda logam. Jika terdapat batang logam dan ditempatkan sebagian
panjangnya di dalam solenoid, batang tersebut akan bergerak masuk ke dalam solenoid saat
arus dialirkan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan tuas, membuka pintu, atau
mengoperasikan komponen lain. Aplikasi solenoid paling luas ada pada pengendalian valve
pada pneumatic dan hindrolik. Gamar di bawah adalah penerapan Solenoid pada valve, yang
selanjutnya secara umum dikenal dengan Solenoid Valve.

Heater
Heater merupakan elemen pemanas yang berfungsi untuk menaikkan suhu zat atau menaikkan
volume gas. Penggunaan heater biasanya akan dipasangkan dengan sensor suhu dan perangat
kendali Temperature Control.
Sumber : Omron

Heater banyak digunakan pada sistem Industri yang memerlukan pengkondisian suhu suatu zat,
material atau ruangan. Penggunaan Temperatur Control adalah sebagai perantara untuk
mempermudah penilaian suhu High atau Low.

Setelah mengetahui komponen – komponen dasar pada Otomasi Industri, maka selanjutnya
akan dibahas mengenai rangkaian kendali dan logika dasar yang umum berada pada sebuah
sistem Otomasi Industri, baik konvensional maupun menggunakan PLC.
Komponen Pasif
resistor - kondensator - NTC - PTC - LDR - relay - induktor - transformator

Komponen Aktif
dioda : dioda cahaya - dioda mundur - dioda terobosan - dioda foto - dioda laser - diode Zener -
dioda Schottky
transistor : transistor efek–medan - transistor bipolar - transistor IGBT - transistor Darlington -
transistor MOSFET - transistor FET - transistor foto

Sensor dan Aktuator Elektromekanik


mikrofon - speaker - strain gauge - saklar - termistor - MEMS (Micro Electro Mechanical Systems)

Anda mungkin juga menyukai