Anda di halaman 1dari 3

NAMA : GRACE APRILIA TANG’NGA

NIM : 20140511064015

KASUS 1 DYSPEPSIA “REFLUX LIKE”


S : (Diyspepsia) dimana pasien mengleuh rasa asam pada bagian leher di saat bangun pagi
hari, sakit di dada (heartburn) sewaktu mau ujian atau quiz.
O : Tes H. pilory menunjukkan hasil negative.
A : - Cisapride bukan obat pilihan utama untuk terapi investigated dyspepsia.
- Interaksi antara cisapride dan eritromisin bisa membahayakan. Dimana eritromisin
merupakan inhibitor moderat CYP3A4, dan akan menghambat metabolisme dari
cisapride sehingga terjadi penumpukan cisapride didalam tubuh dan terjadi toksisitas
dihati.
P : Guarposide (cisapride) 5 mg dapat diganti dengan golongan PPI seperti Omeprazole 20
mg 2 kali sehari.
Monitoring:
 Interaksi antara cisapride dengan eritromisin dapat diatasi dengan penggantian obat
menggunakan obat pilihan pertama untuk penderita investigated dyspepsia yaitu
omeprazole dengan dosis 20 mg 1 x sehari dan harus dikonsumsi selama 1 bulan.
 Omeprazole 20 mg adalah obat yang dapat menghambat sel-sel dilapisan lambung
dilapisan lambung memproduksi terlalu banyak asam dan juga dapat digunakan sebagai
terapi pengobatan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), maka penggunaan obat
Mylanta tidak perlu digunakan lagi.
 Omeprazole jarang menyebabkan efek samping pada penggunanya.
 Efek samping utama penggunaan eritromisin adalah mual, muntah, nyeri perut, dan diare.
Penggunaan eritromisin bukan merupakan penyebab pasien menderita dyspepsia, oleh
karena itu penggunaan eritromisin tidak perlu diganti.

Konseling :
 Menjelaskan kepada pasien tentang interaksi obat yang terjadi antara guarposide dan
eritromisin, sehingga diberikan obat pengganti yaitu omeprazole yang merupakan obat
pilihan utama untuk terapi tukak lambung, penggunaan omeprazole harus langsung ditelan.
 Stress merupakan faktor utama pasien mengalami dyspepsia, sehingga dapat disarankan
kepada pasien agar lebih sering berolahraga, menghindari konsumsi junk food.
 Mencari tempat belajar yang nyaman dapat meningkatkan konsentrasi belajar pasien
 Kepatuhan pasien dalam meninum obat sangat di butuhkan agar efek kesembuhan yang di
harapkan pasein dapat tercapai

KASUS 2 DYSPEPSIA
S : Maag (Dyspepsia)
O : Tes lab H. pylory positif
A : - Pasien alergi penisillin
- DRP: Pemilihan amoxsan tidak tepat untuk pasien ini karena pasien alergi penicillin
P : Diganti obat Amoxsan dengan pemilihan Metronidazole 500 mg 2 kali sehari
Monitoring:
 Kombinasi antara omeprazole, bicrolid dan metronidazole merupakan lini pertama dan
eradikasi bakteri H. pilory.
 Omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang diproduksi di dalam
lambung. Obat golongan pompa proton ini digunakan untuk mengobati beberapa kondisi,
yaitu nyeri ulu hati, gastroesophageal reflux disease (GERD), dan tukak lambung akibat
infeksi bakteri H. pylori.
 Bicrolid adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan
bagian atas dan bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, dan eradikasi H. pylori. Bicrolid
mengandung zat aktif Clarithromycin, suatu antibiotik golongan macrolide yang
mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif.
 Dosis metronidazol yang dianjurkan adalah 500 mg yang diminum sebanyak 2 x sehari
selama 7 sampai 10 hari.
Konseling:
 Kambuhnya penyakit maag yang dialami pasien dapat dipicu oleh pola makan yang tidak
teratur, mengkonsumsi banyak makanan pedas dan berlemak dan kurang tidur.
 Sehingga disarankan kepada pasien agar lebih memperhatikan pola makan dengan
mengkonsumsi makanan sehat (tidak pedas dan tidak mengandung lemak berlebih),
berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol, istirahat yang cukup, dan tentunya
menghindari stress.
 Kepatuhan pasien dalam meninum obat sangat di butuhkan agar efek kesembuhan yang di
harapkan pasein dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai