Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ” Pengkajian Fisik Pada
lansia”. Shalawat dan taslim senantiasa tercurah kepada junjugan kita Nabi besar Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa bertasbih sepanjang masa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha saya. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Peningkatankesehatan(healthpromotion)
2. Pencegahanpenyakit(preventif)
3. Mengoptimalkanfungsimental
4. Mengatasigangguankesehatanyang umum
awab.
Deteksi terhadap bau adalah bagian dari inspeksi. Bau badan tidak sedap dapat terjadi akibat
higiene yang buruk dan penyakit.
Bau parfum yang kuat menandakan terbatasnya indera penciuman. Perawat waspada
terhadap bahaya keamanan jika klien tidak dapat mendeteksi gas/rokok.
Tabel 3.1 Pengkajian umum pada inspeksi.
Langkah Temuan Norma/Variasi Individu/Penyimpangan
Inspeksi klien dan cara Manuver dengan aman dan bertujuan dalam lingkungan.
klien menyesuaikan Penyimapngan :
lingkungan saat masuk Berjalan tanpa tujuan, ragu, mundur, postur, dan gerakan
ruangan. agresif.
Perkenalan diri dan Klien membuat kontak mata, ekspresi wajah sesuai dengan
jabat tangan. percakapan, memperkenalkan diri, dan menjulurkan tangan.
Penyimpangan :
Tidak membuat kontak mata, menarik diri dari berjabat tangan,
tidak menyambut pemeriksaan dengan ekspresi wajah bicara,
atau menjabat tangan.
Posisi diri pada setinggi Klien mendengarkan dengan perhatian dan menerima
mata dengan klien dan komunikasi dengan anggukan, komentar pendek, anjukan
jelaskan tujuan pernyataan klarifikasi.
pertemuan. Penyimpangan :
Ekspresi wajah ansietas, nyeri, apatis, bermusuhan, takut,
mudah terlihat perhatiannya.
Observasi kulit Keriput, berkerut, dan garis kerut dahi, rambut keabu-abuan,
(terutama wajah), kering, rambut rapuh,. Penurunan kecepatan dan koordinasi,
rambut, kecepatan dan penggunaan alat bantu ambulasi, langkah kaku dan kecil
kebebasan gerakan dengan postur terhenti.
tubuh untuk Penyimpangan :
mendapatkan petunjuk Garis nyala keriput, tidak ada rambut kulit kepala atau tubuh,
terhadap perkiraan penipisan rambut berlebihan, hirsutisme, kaki diseret timpang,
penampilan usia. tremor, kontraktur, gerakan asimetris, postur kaku.
Inspeksi perkembangan Berat badan dan tinggi badan normal untuk usia, ukuran dan
tubuh. bentuk tubuh simetris. Sedikit deformitas sudut siku,
pergelangan tangan, jari tangan, leher, otot dan tendon lebih
menonjol. Redistribusi lemak dari ekstermitas ke tubuh.
Penyimpangan :
Tinggi atau pendek berlebihan, ukuran atau bentuk tubuh
asimetris, penggunaan otot berlebihan, penurunan otot,
kegemukan atau penampilan kaheksia.
Perhatikan cara Rambut bersih, tersisir, kuku bersih, pendek, mungkin dangkal,
berdandan atau hygiene. dan rapuh. Pakaian bersih dan tepat, tidak bau.
Penyimpangan :
Rambut tidak disisir dan kotor, kuku kotor dan kasar, pakaian
kotor, tidak rapid an tidak tepat, kacau dalam kombinasi, bau
badan tidak sedap, napas bau busuk, bau seperti ammonia.
Observasi ekspresi Ada kontak mata, tersenyum, menunjukan penuh pikiran.
wajah. Ekspresi relatif tepat terhadap percakapan.
Gambar wajah simetris.
Penyimpangan :
Tidak ada kontak mata, wajah kurang gerak, kaku, lingkaran
gelap di sekitar mata, menyembunyikan mulut di belakang
tangan bila bicara dan tersenyum (tegang, takut) merintih
(nyeri), pucat, berkeringat, atau menangis, gambaran asimetris
sebagai bukti paralisis, kontraktur, atrofi, otot, dan lurus.
Perhatikan bicara :
a. Pemahaman Engikuti instruksi sederhana, menjawab pertanyaan.
Penyimpangan :
Kesulitan berespon terhadap pertanyaan dan instruksi,
pemakaian kata terlalu banyak dan kecendrungan terhadap ide,
mengelak berulang kali.
b. Artikulasi Mengucapkan dengan jelas. Langkah sedang menyeluruh
dengan variasi topic yang tepat.
Penyimpangan :
Kesulita artikulasi bunyi bicara khusus, pengiriman cetusan
cepat, ragu, gagap, pengulangan, atau lambat, bicara monoton.
Perhatian status mental :
a. Orientasi Berorientasi terhadap orang tempat, dan waktu.
Penyimpangan :
Tidak mampu memberikan data biografi akurat (nama, alamat,
tanggal lahir), tidak mampu mengidentifikasi tahun musi,
tanggal.
(catatan : bila tidak mampu mengingat tanggal, tentukan
petunjuk yang secara normal ada apa pada lingkungan klien
untuk orientasi).
b. Perhatian dan Menyebutkan riwayat dengan jelas, logis dan menjawab
Konsentrasi pertanyaan dengan langsung tanpa penyimpangan dari subjek.
(catatan : peningkatan normal).
Penyimpangan :
Penurunan/perlambatan berpikir (depresi), menyimpang dari
subjek, respon tidak relevan, terfragmentasi, inkoheren, proses
pikir tidak logis (delirium) penurunan perhatian (kelelahan,
ansietas, berhubungan dengan obat),
c. Penilaian Respon menunjukan kemampuan mengatur diri, interpersonal,
dan aspek social dari hidup selama wawancara.
Penyimpangan :
Tidak mampu mengevaluasi situasi dan menentukan reaksi
yang tepat.
d. Memori Jauh : pengingatan akurat tentang riwayat medis lalu.
(catatan : pewawancara harus mempunyai akses untuk
jawaban yang benar dari sumber lain).
Penyimpangan :
Palpasi
Melalui sentuhan karakteristik tekstur tubuh, suhu, ukuran ketajaman, dan gerakan
dibedakan dengan bagian tangan dan jari yang berbeda. Ujung jari paling sensitive untuk
menyentuh, dengan sensitivitas yang ditingkatkan menggunakan gerakan sedikit memutar.
Telapak tangan dan permukaan dorsal digunakan untuk membedakan vibrasi dan memperkirakan
suhu.
Tangan yang hangat dan kuku jari yang pendek penting untuk kenyamanaan klien. Posisi
klien relaks, palpasi yang lembut dan tenang. Area yang diketahui nyeri tekan sebaiknya dipalpasi
terakhir.
Karena sensitivitas terhadap sentuhan dapat dangkal pada tekanan kontinu dan berat jari
tangan, perawat harus menggunakan sedikit palpasi pada awalnya. Palpasi dalam untuk memeriksa
isi abdomen, tekanan yang berlebilhan akan menurunkan sensitivitas. Tekanan diberikan dengan
ujung jari saat susunan jari pertama melakukan palpasi.
Teknik bimanual dengan kedua tangan untuk menekan organmasa antara ujung jari untuk
mengkaji ukuran dan ketajaman. Ballottement adalah teknik palpasi yang digunakan untuk
mengevalusi konsistensi organ atau tegangan cairan dengan gerakan ujung jari yang kuat
mengetuk. Tekanan digunakan dengan ujung jari, sementara ujung jari pendeteksi mengkaji
kekuatan.
1. Variasi palpasi yang sepesifik adalah sebagai tajam/tumpul, ringan/dalam, panas/dingin, dan
nyeri tekan
2. Penurunan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan memerlukan instruksi yang jelas serta dekat
untuk pemahaman adekuat.
3. Penurunan massa otot, tonus, kekuatan, daya tahan, kegesitan, klarifikasi kartilago dan ligament.
Penurunan massa tulang dapat menimbulkan nyeri dan melelahkan saat palpasi.
4. Pengkajian turgor pda abdomen didapatkan penurunan elastisitas kulit dan peningkatan keriput.
5. Penebalan dinding arteri dan penurunan elastisitas mengakibatkan penurunan nadi pada palpasi.
Perkusi
Digunakan untuk mengkaji ukuran, posisi dan densitas struktur dasar. Perkusi terdiri atas
ketukan tajam yang menghasilkan vibrasi dan gelombang bunyi lanjut. Gelombang bunyi
terdengar seperti nada perkusi, perkusi mengkaji adanya udara, cairan serta materi padat dan
struktur dasar.
Metode perkusi langsung yaitu menyentuh permukaan tubuh secara langsung dengan
satu/dua jari secara terpisah. Metode perkusi langsung sering digunakan dan paling umum. Teknik
ini dilakukan dengan menempatkan falang distal dari jari tengah (pleksimeter) tangan nondominan
mendatar terhadap area yang deperkusi. Pukulan perkusi dengan ujung jari tangan dominan. Target
pukulan adalah persendian antara falangeal dari jari pleksimeter, atau area distal pada persendian
tersebut. Pikulan dihantarkan dengan gerakan dari pergelangan tangan. Pukulan harus tajam dan
cepat, tarik kembali pergelangan dengan cepat. Kuku jari harus pendek.
Bunyi yang dihasilkan oleh perkusi diklarifikasikan menurut sipat akustik dan nada yang
dihasilkan, dari yang paling keras sampai yang paling lembut. Karena sensasi taktil tumpul pada
lansia, palpasi dalam penting untuk mendapatkan respon pada waktu mengkaji sensasi.
Auskultasi
Auskultasi merupakan proses mendengarkan suara yang dihasilkan oleh organ dan jaringan tubuh.
Teknik ini digunakan untuk mengkaji jantun,g paru, leher, dan abdomen.
Bunyi dikarakteristikan menurut tinggi nada, intensitas, kualitas, dan durasi. Tinggi nada
adalah ukuran gelombang per detik, makin banyak gelombang maka akan menghasilkan frekuensi
dan tinggi nada lebih tinggi.intentitas adalah ukuran amplitudo gelombang bunyi yang dihasilkan
dan direntang dari bunyi (bunyi keras) sampai rendah (bunyi lembut). Kualitas adalah sifat bunyi
yang ditentukan oleh nadanya, yang membedakan bunyi tertentu dari bunyi lainnya yang memiliki
tinggi nada dan intentitas yang sama. Durasi adalah ukuran panjang waktu suatu bunyi berakhir.
Auskultasi membutuhkan lingkaran yang tenang dan konsentrasi untuk mengidentifikasi
bunyi akurat serta karakteristik.
2.5 Aspek Pengkajian Meliputi
1. Fisik
a. Wawancara:
· Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat
b. Pemeriksaan Fisik
· Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui
perubahan fungsi sistem tubuh
· Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah head to toe (dari ujung kepala
sampai ujung kaki) dan sistem tubuh
2. Psikologis
i. Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses fikir, alam perasaan, orientasi
dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
3. Sosial ekonomi
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.
4. Spiritual
2. Denyut nadi
3. Respirasi ( pernapasan)
4. Tekanan darah
7. Memori ( ingatan )
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
Sistem persyarafan
1. Kesimetrisan raut wajah
6. Gangguan sensori
7. Ketajaman pendengaran
b. Tinitus
Sistem kardiovaskular
1. Sirkulari perifer warna, dan kehangatan
2. Auskultasi denytut nadi apikal
4. Pusing
5. Sakit/nyeri
6. Edema
Sistem Gatrointestinal
1. Status Gizi
2. Asupan Diet
4. Status Gizi
5. Asupan Diet
Sistem Genitourinaria
1. Urine (warna dan bau)
2. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk buang air kecil)
5. Disuria
Sistem Reproduksi
Seksualitas
a. Kurang minat melakukan seks
b. Adanya disfungsi seksual
c. Gangguan ereksi
Sistem Integument
1. Kulit
d. Perubahan pigmen
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
a. Atrofi otot
b. Tendon mengecil
c. Ketidakadekuatangerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
b. Keterbatasan gerak
c. Kekuatan otot
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
Psikososial
1. Menunjukkan tanda meningkatnya ketergantungan
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban ”Ya”: masalah emosional positif (+)
Interpretasi Hasil:
Klien tidak mengalami gangguan emosional.
2.7.3 Spiritual
Klien beragama Islam
Kegiatan keagamaan yang dilakukan klien yaitu solat dan mengaji
Klien mengatakan dahulu sebelum sakitnya bertambah parah, klien biasa melakukan ibadah di
mesjid ataupun mengikuti pengajian, namun semenjak sakit bertambah parah klien menjadi jarang
keluar rumah dan mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan sekitar rumah.
2.7.4 Pengkajian Fungsional
Barthel Indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan Frekuensi : 3 kali/hari
10 Jumlah: 1 porsi/1 kalimakan
Jenis : nasi, lauk pauk, sayur
2 Minum Frekuensi : 6-8gelas/hari
10 Jumlah : 1500 cc
Jenis : air putih, teh tawar
3 Berpindah dari kursi
roda ke tempat tidur, 10
sebaliknya
4 Personal toilet (cuci Frekuensi : setiap hari
muka, menyisir 10
rambut, gosok gigi)
5 Keluar masuk toilet
(membuka pakaian,
10
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 10 Frekuensi : 1 – 2 kali/hari
7 Jalan di permukaan
5
datar
8 Naik turun tangga 10
9 Mengenakan pakaian 10
10 Kontrol bowel (BAB) Frekuensi:1 kali/hari
10 Konsistensi: normal
(lembek)
11 Kontrol bladder Frekuensi: 8-10 kali/hari
10
(BAK) Warna: normal (kuning)
12 Olah raga/Latihan Frekuensi: -
5
Jenis: -
13 Rekreasi/pemanfaatan Kadang-kadang
10
waktu luang Jenis: jalan-jalan
Total 120
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
Asuhan keperawatan (DPP PPNI, 1999):
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan
kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan
menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung
jawab keperawatan.
Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan.
Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan profesionalharus menggunakan proses
keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses pemecahan masalah yang mengarahkan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pengkajian adalah langkah pertama pada proses
keperawatan, meliputi pengumpilan data, analisis data, dan menghasilkan diagnosis kperawatan.
Tujuan pengkajian yaitu
5. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
· Inspeksi
· Palpasi
· Perkusi
· Auskultasi
3. Pengkajian Keseimbangan
3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mempelajari mengenai pengkajian gerontik
karena saat kita akan melakukan asuhan keperawatan gerontik maka kita harus mengetahui cara
pengkajian pada pasien lanjut usia.
DAFTAR PUSTAKA
Asfuah, Siti. 2012. Buku Klinik untuk Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Maryam Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta ; Salemba Medika.
Nugroho, Wahyudi. (2002). Keperawatan Gerontik,edisi ke 2. Jakarta ; EGC
Nugroho, Wahjudi. 2006. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-3. Jakarta : EGC
Tarwoto, Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Watson, Roger. (2003). Perawatan Pada Lansia. Jakarta ; EGC