2. Penegakan Hukum
2.1 Pengertian Penegakan Hukum
Secara konsepsional, maka inti dan arti dari penegakkan hukum terletak pada
kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah
yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai
tahap akhir, untuk menciptakan , memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan
hidup (Soekanto, 1993:3). Konsepsi yang mempunyai dasar filosofis tersebut
memerlukan penjelasan lebih lanjut, sehingga akan tampak lebih konkrit.
Atas dasar uraian tersebut diatas dapatlah dikatakan, bahwa gangguan terhadap
penegakkan hukum mungkin terjadi, apabila ada ketidakserasian antara “tritunggal” nilai,
kaidah dan pola perilaku. Gangguan tersebut terjadi, apabila terjadi ketidakserasian antara
nilai-nilai yang berpasangan, yang menjelma di dalam kaidah-kaidah yang bersimpang
siur, dan pola perilaku tidak terarah yang mengganggu kedamaian pergaulan hidup.
Oleh karena itu dapatlah dikatakan, bahwa penegakkan hukum bukanlah semata-
mata berarti pelaksanaan perundang-undangan, walaupun di dalam kenyataan di
Indonesia kecenderungannya adalah demikian, sehingga pengertian “low enforcement”
begitu popular. Selain dari itu, maka ada kecenderungan yang kuat untuk mengartikan
penegakanhukum sebagai pelaksanaan keputusan-keputusan hakim.