EKA 446 C1
PENGAUDITAN II
KELOMPOK 11
NAMA ANGGOTA :
Disampaikan kepada :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
A. AKUN-AKUN DAN GOLONGAN-GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS
PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN
Pengauditan atas siklus pembelian dan pembayaran bertujuan untuk menilai apakah akun-
akun yang dipengaruhi leh pembelian barang dan jasa serta pengeluaran kas untuk pembelian
tersebut telah disajikan secarawajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Terdapat tiga
kelompok transaksi yang tercakupdalam siklus ini, yaitu:
1. Pembelian barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur pembelian dan potongan pembelian
Berikut Gambar 1-1 yang melukiskan bagaimana aliran informasi akuntansi melalui
berbagai akun di dalam siklus pembelian dan pembayaran.
1
Gambar 1-1 menunjukkan bahwa setiap transaksi mempengaruhi entah pendebetan atau
pengkreditan terhadap akun utang usaha. Karena banyak perusahaan yang melakukan
pembelian langsung dengan check atau melalui kas kecil, gambar ini memang sengaja
disederhanakan. Diasumsikan bahwa pembelian tunai (langsung dibayar per kas) diproses
dengan cara yang sama dengan pembelian secara kredit.(melalui utang usaha lebih dahulu).
2
Berkas transaksi
pembelian
Jurnal atau daftar
pembelian
Berkas utama utang
usaha
Neraca saldo utang
dagang
Laporan dari
vendor/pemasok
Pengeluaran kas Kas di bank (dari Pemrosesan dan Cek
penegluaran kas) pencatatan Berkas transaksi
Utang dagang pengeluaran kas pengeluaran kas
Diskon pembelian Jurnal atau daftar
pengeluaran kas
3
PENGAKUAN KEWAJIBAN (UTANG)
Perusahaan harus seksama dalam memasukkan semua transaksi pembelian, yaitu pembelian
yang sungguh-sungguh terjadi, dengan jumlah yang benar. Dokumen-dokumen dan catatan
yang lazim digunakan adalah:
Faktor dari Pemasok
Faktur dari pemasok adalah dokumen yang diterima dari penjual dan menunjukkan jumlah
yang terutang yang berasal dari pembelian barang dan jasa. Dokumen ini menyebutkan
deksripsi, kuantitas barang dan jasa yang diterima, harga, ketentuan tentang potongan harga,
tanggal faktur dan total harga faktur. Faktur akan menunjukkan jumlah yang akan dicatat
dalam file transaksi pembelian.
Memo Debet
Memo debet adalah dokumen dari pemasok yang menunjukkan pengurangan atas jumlah
yang terutang yang disebabkan karena adanya pengembalian (retur) barang ke pemasok atau
diterimanya pengurangan harga.
Voucher
Voucher digunakan untuk menetapkan cara formal dalam pencatatan dan pengawasan
pembelian, terutama dengan membuat agar transaksi pembelian bernomor urut. Voucher
terdiri dari amplop (cover atau folder) voucher untuk menyimpan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan pembelian.
File Transaksi Pembelian
File ini merupakan file yang dihasilkan oleh komputer yang mencakup semua transaksi
pembelian yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode akuntansi.
Jurnal Pembelian
Jurnal ini dihasilkan dari file transaksi pembelian dan biasanya berisi nama pemasok, tanggal,
jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi. Jurnal bisa mncakup satu periode tertentu,
biasanya bulanan. Transaksi yang sama dimasukkan ke dalam jurnal juga diposting secara
serentak ke dalam buku besar.
Master File Utang Usaha
Master file utang usaha mencatat transaksi pembelian, pengeluaran kas dan retur pembelian
untuk setiap pemasok. Total dari saldo-saldo individual dalam master file sama dengan total
saldo akun utang usaha dalam buku besar. Printout master file utang usaha menunjukkan
saldo awal utang usaha, setiap pembelian, retur pembelian dan pengeluaran kas, serta saldo
akhir untuk setiap pemasok.
Daftar Utang Usaha
4
Daftar utang usaha berisi daftar jumlah yang terutang kepada masing-masing pemasok atau
untuk setiap faktur, atau voucher pada suatu saat tertentu. Daftar ini dibuat langsung dari
master file utang usaha.
Laporan dari Pemasok (Vendor’s Statement)
Laporan ini merupakan dokumen yang dibuat oleh pemasok setiap akhir bulan yang
menunjukkan saldo awal, pembelian, retur pembelian dan pembayaran ke pemasok tersebut,
serta saldo akhir. Jumlah saldo menurut master file utang usaha seharusnya sama dengan
saldo yang ditunjukkan dalam laporan dari pemasok, kecuali bila ada kerancuan diantara
pemasok dengan klien atau bila ada selisih akibat faktor waktu.
PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN KAS
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan diperiksa auditor
meliputi:
Check
Dokumen ini biasa digunakan untuk pembayaran pembelian pada saat kewajiban jatuh tempo.
File Transaksi Pengeluaran Kas
File ini dihasilkan komputer yang meliputi seluruh transaksi pengeluaran kas yang diolah
sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu.
Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi pengeluaran kas yang
mencakup seluruh transaksi pada suatu periode waktu tertentu.
C. METODELOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI
Pada audit khusus, akun yang paling banyak menyita waktu untuk diversifikasi oleh
pengujian atas rincian saldo adalah akun piutang usaha, persediaan, aktiva tetap, utang usaha,
dan beban. Empat dari lima akun ini berhubungan langsung dengan siklus akuisisi dan
pembayaran. Jika auditor dapat mengurangi pengujian atas rincian saldo akun dengan
menggunakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk
memverifikasi efektivitas pengendalian internal terhadap akuisisi serta pengeluaran kas,
waktu bersih yang dapat dihemat sangatlah besar. Pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi kedalam dua bidang.
1. Pengujian akuisisi, yang meliputi 3 dari 4 fungsi bisnis yang telah dibahas
sebelumnya dalam bab ini: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa,
serta mengakui kewajiban.
5
2. Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, yaitu memroses dan
mencatat pengeluaran kas.
Auditor harus memahami pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan pembayaran
sebagai bagian dari pelaksanaan prosedur penilaian risiko dengan mempelajari bagian arus
klien, mereview kuisionerpengendalian internal, serta melaksanakan pengujian walkthrough
untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas. Pengendalian internal kunci untuk setiap bisnis
yaitu otorisasipembelian, pemisahan fungsi penyimpanan barang yang diterima dari fungsi
lainnya, pencatatan yang tepat waktu dan review yang independen atas transaksi, serta
otorisasi pembayaran kepada vendor.
Gambar 1-2 Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi untuk Siklus Pembelian dan Pembayaran
Menentukan luas
pengujian pengendalian *
6
Luas pengujian pengendalian ditentukan oleh ketergantungan yang direncanakan pada
pengendalian. Utnuk perusahaan publik, pengujian harus cukup untuk menerbitkan
opini mengenai pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
Otorisasi Pembelian.
Otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi akan memastikan bahwa barang dan
jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan perusahaan yang diotosrisasi, dan
menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak diperlukan.
Setelah permintaan pembelian melalui suatu akuisisi telah disetujui, pesanan
pembelian untuk memperoleh barang atau jasa harus mulai dibuat. Pesanan pembelian yang
dibuat untuk vendor atas suatu item tertentu pada harga tertentu akan dikirimkan pada atau
sebelum waktu yang ditetapkan. Biasanya perusahaan meminta departemen pembelian untuk
memastikan kualitas barang dan jasa yang memadai pada harga minimum. Agar pengendalian
internal berjalan baik, departemen pembelian harus terpisah dari departemen yang
mengotorisasi akuisisi atau menerima barang.
Pemisahan Penyimpanan Aktiva dan Fungsi Lainnya.
Sebagian besar perusahaan meminta departemen penerimaan untuk mulai membuat laporan
penerimaan sebagai bukti penerimaan dan pemeriksaan barang. Harus dikendalikan secara
fisik dari saat penerimaannya hingga penggunaan atau pelepasannya. Personil didepartemen
penerimaan harus idnependen dari personil ruang penyimpanan dan departemen akuntansi.
Catatan akuntansi harus mentransfer tanggung jawab atas barang setiap kali barang itu
dipindahkan, dari penerimaan ke penyimpanan, dari penyimpanan ke manufaktur dan
seterusnya.
Pencatatan yang Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi.
Dalam beberapa perusahaan, pencatatn kewajiban atas akuisisi dibuat atas dasar penerimaan
barang dan jasa. Departemen utang usaha umumnya bertanggung jawab untuk memverifikasi
kelayakan akuisisi. Pengendalian yang penting dalam departemen utang usaha dan teknologi
informasi adalah persyaratan bahwa personil yang mencatat akuisisi tidak boleh memiliki
akses ke kas, sekuritas, dan aktiva lainnya. Prosedur yang tepat untuk menyimpan catatan,
dan pengecekan independen atas kinerja juga merupakan pengendalian yang penting dalam
fungsi utang usaha.
7
Otorisasi Pembayaran.
Pengendalian yang paling penting terhadap pengeluaran kas termasuk :
1. Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenan yang tepat.
2. Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan fungsi
utang usaha.
3. Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatangan cek pada
saat cek ditandatangani.
8
Faktur vendor, persediaan ke file
laporan penerimaan, induk persediaan.
pesanan pembelian, Memeriksa aktiva
dan permintaan tetap yang diakuisisi.
pembelian
diverifikasi secara
internal. *
Transaksi akuisisi Pesanan pembelian Memeriksa urutan Menelusuri dari file
yang ada telah dicatat telah dipranomori pesanan pembelian. laporan penerimaan
( kelengkapan) dan diperhitungkan. ke jurnal akuisisi. *
Laporan penerimaan Memeriksa urutan Menelusuri dari file
telah dipranomori laporan penerimaan. faktur vendor ke
dan diperhitungkan.* jurnal akuisisi.
Voucher telah Memeriksa urutan
dipranomori dan voucher.
diperhitungkan.
Transaksi akuisisi Perhitungan dan Memeriksa indikasi Membandingkan
yang dicatat sudah jumlahnya sudah verifikasi internal. transaksi yang
akurat (keakuratan) diverifikasi secara tercatat dalam jurnal
internal. akuisisi dengan
faktur vendor ,
Total batch Memeriksa file total laporan penerimaan,
dibandingkan dengan batch untuk melihat dan dokumentasi
laporan ikhtisar tanda tangan klerk pendukung lainnya. *
komputer. pengendali data; Menghitung ulang
membandingkan keakuratan klerikal
totalnya dengan pada faktur vendor,
laporan ikhtisar. termasuk diskon dan
ongkos angkut.
Akuisisi disetujui Memeriksa indikasi
untuk harga dan persetujuan.
diskon
Transaksi akusisi Isi file induk utang Memeriksa indikasi Menguji ketepatan
telah dicantumkan usaha telah verifikasi internal. klerikal dengan
dengan benar dalam diverifikasi secara memfooting jurnal
file induk persediaan internal. Memeriksa tanda dan menelusuri
dan utang usaha serta File induk utang tangan pada akun posting ke buku
diihktisarkan secara usaha dan total buku besar umum besar umum serta file
benar (posting dan neraca saldo telah yang menunjukkan induk utang usaha
pengikhtisaran) dibandingkan dengan perbandingan. dan persediaan.
saldo buku besar
umum.
Transaksi akuisisi Bagan akun yang Memeriksa prosedur Membandingkan
telah diklasifikasikan memadai telah manual dan bagan klasifikasi dengan
dengan benar digunakan. akun. bagan akun dengan
(klasifikasi) Klasifikasi akun telah Memeriksa indikasi merujuk ke faktur
diverifikasi secara verifikasi internal. vendor.
internal.
Transaksi akuisisi Prosedur Memeriksa prosedur Membandingkan
telah dicatat pada mengahruskan manual dan tangganl laporan
9
tanggal yang benar pencatatan transaksi mengamati apaka ada penerimaan dan
(penetapan waktu) sesegera mungkin faktur vendor yang faktur vemdor
setelah barang dan belum tercatat. dengan tanggal pada
jasa diterima. jurnal akuisisi. *
Tanggal telah Memeriksa indikasi
diverifikasi secara verifikasi internal.
internal.
Efisiensi audit yang signifikan dapat dicapai pada banyak audit apabila pengendalian
beroperasi secara efektif. Empat dari enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
akuisisi memerlukan perhatian khusus sehingga harus diperiksa secara lebih teliti.
1. Akusisi yang Dicatat adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, Konsisten
dengan Kepentingan Utama dari Klien (Keterjadian).
Jika auditor yakin bahwa pengendalian sudah memadai untuk tujuan ini, pengujian
atas transaksi yang tidak benar dan transaksi yang dicatat padahal sebenenarnya tidak
ada dapat dikurangi secara drastis. Pengendalian yang memadai juga dapat mencegah
klien untuk mencantumkan beban bisnis atau transaksi aktiva yang curang atau yang
terutama memberikan manfaat bagi manajemen atau karyawan lainnya dan bukan
entitas yang sedang diaudit. Beberapa contoh, transaksi yang tidak dapat saja terjadi,
seperti akuisisi item pribadi yang tidak diotorisasi oleh karyawan.
2. Akuisisi yang Ada Telah Dicatat (Kelengkapan).
Kelalaian untuk mencatat akuisisi barang dan jasa yang diterima secara langsung akan
mempengaruhi saldo utang usaha dan mungkin menghasilkan lebih saji laba bersih
serta ekuitas pemilik. Dalam beberapa audit mungkin sulit untuk melakukan
pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah transaksi yang ada belum
dicatat, sehingga auditor harus mengandalkan pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi untuk tujuan ini.
3. Akuisisi Telah Dicatat secara Akurat (Keakuratan).
Luas pengujian yang terinci atas banyak akun neraca dan beban tergantung pada
evaluasi auditor keefektifan pengendalian internal terhadap keakuratan transaksi
10
akuisisi yang dicatat. Jika klien menggunakan catatan persediaan perpetual, pengujian
yang terinci atas persediaan juga dapat dikurangi secara signifikan apabila auditor
yakin bahwa catatanperpetual memang akurat. Pengendalian terhadap akuisisi yang
dicantumkan dalam catatan perpetual biasanya diuji sebagai bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akuisisi.
4. Akuisisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi).
Pengujian yang terinci atas setiap akun tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin
bahwa pengendalian internal sudah memadai untuk meberikan kepastian yang layak
menyangkut klasifikasi yang benar dalam jurnal akuisisi. Relatif menghabiskan
banyak waktu bagi auditor untuk mendokumentasikan pengujian atas akuisisi aktiva
tetap pada periode berjalan dan akun beban demi tujuan keakuratan dan klasifikasi.
12
Terdapat 3 perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan
dengan siklus lainnya.
1. Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam silus ini, termasuk akun laporan laba
rugi dan neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi, yang beberapa
mungkin akan mempengaruhi laba.
2. Sudah lebih umum bagi transaksi dalam silus ini untuk menuntut pertimbangan yang
signifikan, seperti biaya lease dan konstruksi. Auditor seringkali mengurangi tingkat
pengecualian yang dapat ditoleransi untuk atribut keakuratan.
3. Jumlah nilai uang setiap transaksi dalam silus mencakup rentang yang luar. Akibatnya,
auditor seringkali memisahkan item-item yang bernilai besar dan tidak biasa serta
mengujinya atas dasar 100%.
13
seringkali menilai resiko inheren sebagai sedang atau tinggi. Pengaruh pengendalian
internal klien terhadap pengujian utang usaha dapat diilustrasikan dengan dua contoh:
Asumsikan bahwa klien memiliki pengendalian internal yang sangat efektif terhadap
pencatatan dan pembayaran akuisisi. Penerimaan barang didokumentasikan secara
tepat waktu dengan laporan penerimaan yang telah dipranomori; sementara voucher
yang dipranomori disiapkan secara tepat waktu dan efisien serta dicatat dalam file
transaksi akuisisi dan file induk utang usaha. Verifikasi utang usaha akan memerlukan
sedikit upaya audit setelah auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal
beroperasi secara efektif.
b. Asumsikan bahwa laporan penerimaan tidak digunakan, klien menunda pencatatan
akuisisi hingga pengeluaran kas dilakukan, dan karena lemahnya posisi kas, tagihan
seringkali dibayar beberapa bulan setelah tanggal jatuh temponya.
Kita telah membahas pengendalian terhadap utang usaha dan pengujian pengendalian
serta pengujian substantif atas transaksi yang paling penting sebelumnya dalam bab ini.
Selain pengendalian tersebut, setiap bulan orang yang independen atau program komputer
akan merekonsiliasi laporan vendordengan kewajiban yang tercatat dan file induk utang
usaha dengan buku besar umum. Penggunaan prosedur analitis merupakan hal yang
penting dalam siklus akuisisi dan pembayaran seperti pada siklus lainnya, terutama untuk
mengungkapkan salah saji utang usaha. Auditor harus membandingkan total beban tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkapkan salah saji utang usaha serta
akun beban, karena akuntansi berganda, salah saji akun beban biasanya juga
menimbulkan salah saji yang sama pada utang usaha. Tujuan audit atas utang usaha
secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah saldo utang usaha telah dinyatakan
secara wajar dan diungkapkan secara layak. Terdapat perbedaan penekanan yang penting
dalam audit atas kewajiban dan aktiva. Ketika memverifikasi aktiva, auditor menekankan
lebih saji melalui verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
dokumen pendukung.
Perbedaan penekanan dalam mengaudit aktiva dan kewajiban dihasilkan secara
langsung dari kewajiban hukum akuntan publik. Karena lebih saji ekuitas pemilik dapat
terjadi baik dari lebih saji aktiva atau kurang saji kewajiban, merupakan hal yang alami
bagi akuntan publik untuk menekankan kedua jenis salah saji tersebut.
Prosedur Analitis untuk Siklus Akuisisi dan Pembayaran
14
berhubungan dengan akuisisi dengan tahun
sebelumnya.
Mereview daftar utang usaha untuk melihat Klasifikasi salah saji untuk kewajiban
utang yang tidak biasa, nonvendor dan utang nondagang.
berbunga.
Membandingkan utang usaha individual Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau
dengan tahun sebelumnya. salah saji.
Menghitung rasio, seperti pembelian dibagi Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau
dengan utang usaha, dan utang usaha dibagi salah saji.
dengan kewajiban lancar.
Kita akan menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang sama yang kita
terapkan untuk memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat diterapkan pada
kewajiban, dengan tiga modifikasi kecil:
1. Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya
dapat diterapkan pada aktiva.
2. Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterapkan pada kewajiban.
3. Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih
saji.
Tujuan Audit yang berkaitan dengan saldo dan prosedur pengujian atas rincian saldo yang
umum untuk utang usaha. Prosedur audit aktual yang digunakan auditor sangat bervariasi
tergantung pada sifat entitas, materialitas utang usaha, sifat dan efektivitas pengendalian
internal, serta risiko inheren.
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan pengujian atas Rincian Saldo untuk
Utang Usaha
16
berjalan.laporan penerimaan menunjukkan tanggal persediaan diterima dan oleh karena itu
merupakan dokumen yang sangat berguna.
Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Untuk Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa
Minggu Setelah Akhir Tahun.
Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti sebeblumnya dan unutk
tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda karena dilakukan untuk kewajiban yang belum
dibayar mendekati akhir pekerjaan lapangan audit dan bukan untuk kewajiban yang telah
dibayar.
Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur
Vendor Terkait.
Semua barang dagang yang diterima sebelum akhir tahun periode akuntanbsu harus
dicantumkan sebagai utang usaha. Laporan penerimaan yang diterbitkan hingga akhir tahun
ke faktur vendor dan memastikan bahwa laporan itu telah dimasukkan dalam utang usaha,
auditor menguji kewajiban yang belum tercatat.
Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca
Saldo Utang Usaha.
Jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri setiap laporan yang
memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk memastikan bahwa hal
itu telah dicantumkan sebagai utang usaha.
Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Bisnis.
Walaupun penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk
piutang usaha, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihapus
dari daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan, dan saldo akun yang salah saji.
Pengujian Pisah Batas.
Utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang dicatat beberapa hari
sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode yang benar.lima pengujian
audit kewajiban setelah periode semuanya merupakan pengujian pisah batas untuk akuisisi,
tetapi menekankan pada kurang saji. Untuk menguji jumlah pisah batas lebih saji, auditor
harus menelusuri Laporan penerimaan yang dikeluarkan setelah akhir tahun ke faktur terkait
guna memastikan bahwa hal itu tidak dicatat sebagai utang usaha.
Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Fisik Persediaan.
Dalam menentukan apakah pisah batas utang usaha sudah benarm sangatlah penting jika
pengujian pisah batas dikoordinasikan dengan observasi fisik persediaan. Informasi pisah
batas untuk akusisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan. Auditor harus
17
mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk menetukan bahwa semua persediaan
yang diterima telah dihitung, auditor harus mencatat pada dokumentasi audit nomor laporan
penerimaan terakhir dimana persediaan dilibatkan dalam perhitungan fisik. Selama pekerjaan
lapangan akhir tahun, auditor kemudian harus menguji catatan akuntansi menyangkut pisah
batas. Jika klien melakukan perhitungan fisik sebelum hari terakhir tahun berjalan, auditor
masih harus melakukan pisah batas utang usaha pada saat perhitungan fisik.
18
dari pihak ketiga, konfirmasi utang usaha kurang begitu umum ketimbang konfirmasi piutang
usaha. Ketika auditor memeriksa laporan vendor atau menerima konfirmasi, maka dia harus
merekonsiliasi laporan atau konfirmasi dengan daftar utang usaha. Dokumen yang umumnya
digunakan untuk merekonsiliasi saldo pada daftar utang busaha dengan konfirmasi atau
laporan vendor termasuk laporan penerimaan, faktur vendor, dan cek yang dibatalkan.
Ukuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor
seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang beredar, penilaian risiko pengendalian,
dan hasil tahun sebelumnya. Sampling statistik kurang begitu umum untuk digunakan dalam
mengaudit utang usaha ketimbang untuk piutang usaha. Mendefinisikan populasi dan
menentukan ukuran populasi untuk utang usaha jauh lebih sulit. Karena penekanannya
diberikan pada utang usaha yang dihapus, auditor harus berusaha untuk memastikan bahwa
populasi melibatkan semua utang yang potensial.
UKURAN SAMPEL
Ukuran sampel dalam pengujian utang usaha sangat bervariasi tergantung pada
berbagi faktor, seperti misalnya: materialitas utang usaha, jumlah akun yang ada, hasil
penilaian risiko pengendalian, dan hasil audit tahun yang lalu. Apabila pegendalian internal
klien lemah, yang tidak jarang dijumpai pada utang usaha, hampir seluruh populasi harus
diperiksa. Dalam situasi lainnya hanya sebagian kecil dipandang perlu diperiksa.
Sampling statistical kurang lazim digunakan untuk pengauditan utang usaha
dibandingkan dengan untuk piutang usaha. Perumusan populasi dan penentuan ukuran
populasi sering lebih sulit untuk utang usaha. Karena tekanan audit adalah pada utang usaha
yang tidak dicatat, auditor harus mencoba agar populasi mencakup semua kewajiban
potensial.
19
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Haryono. 2014. Auditing. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.
20