Anda di halaman 1dari 11

Nama : Aslama Odilak Ma’arif

Nim : 7311416184

Perkembangan Perekonomian Indonesia dari masa ke masa

MASA KERAJAAN

Indonesia adalah Negara yang besar dengan sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang sangat banyak. Indonesia terletak pada posisi geografis antara
benua Asia dan benua Eropa, serta samudra Pasifik dan Samudera Hindia, sebuah
posisi yang strategis dalam jalur pelayaran niaga antar benua.

Ekonomi di Indonesia berawal dari adanya proses perdagangan yang


melibatkan jual beli, perdagangan di Indonesia pada awalnya melalui jalur laut.
Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama
sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat
(kekaisaran Romawi). Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional mempunyai
sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu sangat
besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan internasional dari Asia Timur ke
Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman keemasannya. Raja-raja dan para bangsawan
mendapatkan kekayaannya dari berbagai upeti dan pajak. Tak ada proteksi terhadap
jenis produk tertentu, karena mereka justru diuntungkan oleh banyaknya kapal yang
“mampir”.

Pada masa kerajaan proses transaksi menggunakan uang yang berupa koin
emas dan koin perak, tetapi transaksi menggunakan uang juga masih terbatas, karena
masih banyak yang menggunakan system perdagangan dengan cara barter.

Setelah terjadi perekonomian saat masa kerajaan-kerajaan islam, maka terjadi


kemajuan perekonomian. Masa setelah kerjaan islam adalah masa sebelum
kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan masa reformasi.

MASA SEBELUM KEMERDEKAAN


Sebelum Indonesia merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan dalam
empat periode,yaitu periode saat masa penjajahan portugis,belanda,inggris,jepang.
Portugis sendiri tidak memberikan bekas yang terlalu mendalam bagi Indonesia
karena kedatangan Belanda yang membuat portugis terpaksa terusir. Dalam
penjajahan Belanda, belanda sudah menerapkan berbagai sistem yang masih tersisa
hingga kini. VOC menjadi yang pertama. Pada saat itu, voc diberi hak octrooi. Yaitu
sebagai berikut :

a. Hak mencetak uang

b. Hak mengangkat dan memberhentikan pergawai

c. Hak menyatakan perang dan dana

d. Hak untuk membuat angakatan bersenjata

e. Hak membuat perjanjian dengan raja-raja

VOC diharapkan dapat menambah kas belanda dengan cara memonopoli


rempah-rempah, dandan itu akan meningkatkan pamor Belanda. Diterapkannya
Preangerstelstel,yaitu kewajiban menanam kopi bagi penduduk pariangan.

Pada tahun 1795, VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeksplorasi
kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak pada defisitnya kas VOC, yang
antara lain disebabkan oleh :

a. Perang diponegoro memakan biaya besar

b. Membutuhkan biaya besar untuk menggunakan tentara sewaan

c. Pegawai VOC yang melakukan korupsi

d. Pemegang saham mendapat bagian deviden

VOC pun diambil alih oleh republic bataaf

PENDUDUKAN INGGRIS (1811-1816)


Pada masa pendudukan inggris, inggris menerapkan system landrent. Dengan
landrent, maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang produk
Inggris atau yang diimpor dari India.

CULTUURSTELSTEL

Pada tahun 1986 diberlakukan system cultuurstelsel atau yang lebih dikenal
dengan tanam paksa.Tujuannya adalah untuk memproduksi berbagai komoditi yang
ada permintaannya di pasaran dunia. Jelasnya, dengan menerapkan cultuurstelstel,
pemerintah Belanda membuktikan teori sewa tanah dari mazhab klasik, yaitu bahwa
sewa tanah timbul dari keterbatasan kesuburan tanah. Namun disini, pemerintah
Belanda hanya menerima sewanya saja, tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk
menggarap tanah yang kian lama kian besar.

SISTEM EKONOMI PINTU TERBUKA (LIBERAL)

Humanis belanda menginginkan kehidupan yang lebih baik untuk pribumi,


yang mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mengubah kebijakan
ekonominya. Maka dibuatlah peraturan-peraturan agraria yang baru, yang mengatur
tentang penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka 75 tahun, dan aturan
tentang tanah yang boleh disewakan dan yang tidak boleh. Hal ini nampaknya juga
masih tak lepas dari teori-teori mazhab klasik, antara lain terlihat pada :

a. Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah, pihak swasta yang
mengelola perkebunan swasta sebagai golongan kapitalis, dan masyarakat pribumi
sebagai buruh penggarap tanah.

b. Prinsip keuntungan absolut : Bila di suatu tempat harga barang berada diatas
ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan, maka pengusaha memperoleh laba yang besar
dan mendorong mengalirnya faktor produksi ke tempat tersebut.
c. Laissez faire laissez passer, perekonomian diserahkan pada pihak swasta, walau
jelas, pemerintah Belanda masih memegang peran yang besar sebagai penjajah yang
sesungguhnya.

Sampai pada akhirnya, system ini tidak menguntungkan bagi rakyat pribumi, tapi
malah menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang pada umumnya
tidak diperlakukan layak.

PENDUDUKAN JEPANG (1942-1945)

Pada saat pendudukan Belanda, pemerintah militer Jepang menerapkan suatu


kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang
dalam perang Pasifik. Sebagai akibatnya, terjadi perombakan besar-besaran dalam
struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat menurun drastic dan terjadinya
kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan untuk memasok pasukan militer
dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas
utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya
didapat dengan jalan impor.

ORDE LAMA

MASA PASCA KEMERDEKAAN (1945-1950)

Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain
disebabkan oleh :

Terjadinya Inflasi yang tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata
uang secara tidak terkendali. Pada saat itu, untuk sementara waktu pemerintah RI
menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche
Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for
Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di
daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga
mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai
pengganti uang Jepang.

MASA DEMOKRASI LIBERAL (1950-1957)

Pada masa ini politik dan ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal.


Maka disebutlah masa liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori
mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha
pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi,
terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :

a) Pemotongan nilai uang, untuk mengurangi uang yang beredar

b) Upaya menumbuhkan wiraswatawan dan mendorong importir nasional agar bisa


bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang tertentu
dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi serta memberikan
kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam
perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha
pribumi yang cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusaha non-
pribumi.

c) Bank Indonesia sebagai bank central dan bank sirkulasi

d) Penggalangan pengusaha china dan pribumi.

e) Pembatalan sepihak hasil-hasil kmb

MASA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1967)

Akibat dekrit presiden 5 juli 1959, Indonesia menjalankan demokrasi. Dengan


sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan
dalam sosial, politik,dan ekonomi (Mazhab Sosialisme). Kegagalan-kegagalan juga
terjadi pada masa ini.

Kegagalan dalam tindakan moneter, diperparah karena pemerintah tidak


menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Akibatnya banyak proyek-proyek
mercusuar yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik konfrontasi
dengan Malaysia dan negara-negara Barat. Sekali lagi, ini juga salahsatu konsekuensi
dari pilihan menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang bisa diartikan bahwa
Indonesia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam politik, eonomi, maupun bidang-
bidang lain.

ORDE BARU

Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik menjadi
prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi,
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.

Kebijakan ekonomi diarahkan ke semua atau berbagai bidang, terlihat dalam 8


jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian
pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi
muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan dengan
pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik
lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan lima tahun).

Kemudian pada tahun 1984, indonesia berhasil swasembada beras, penurunan


angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi
pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat
pesat. Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks untuk menekan
jumlah kelahiran lewat KB dan pengaturan usia minimum orang yang akan menikah.

ORDE REFORMASI
Pada masa pemerintahan presiden B.J Habibie,dialah yang mengawali masa
reformasi Dia belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang
ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas
politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada
tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal,
ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara
lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja
BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden
terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat.
Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.

BAPAK B.J HABIBIE (21 MEI 1998 – 20 OKTOBER 1999)

Saat pemerintahan B.J Habibie belum ada perubahan yang signifikan dibidang
ekonomi. Kabijakannya banyak digunakan untuk menstabilkan system politik. B.J
Habibie diturunkan dari jabatannya karena dia melepaskan timor-timor dari
Indonesia.

BAPAK ABDURRAHMAN WAHID (20 OKTOBER 1999 – 23 JULI 2001)

Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman wahid belum ada tanda-


tanda untuk membangkitkan keterpurukan Indonesia. Kepemimpinan Adurrahman
Wahid berakhir karena adanya konflik ras dan agama.

IBU MEGAWATI (23 JULI 2001 – 20 OKTOBER 2004)

Pemulihan ekonomi dam penegakan hokum merupakan masalah-masalah


yang terjadi dan dihadapi. Kebijakannya adalah sebagai berikut.

– Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan
Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3
triliun
– Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di
dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi
kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil
menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %.

BAPAK SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (20 OKTOBER 2004-2014)

Terdapat banya kebijakan kontroversial pada masa kepemimpinan Susilo Bambang


Yudhoyono

– Menaikkan harga bbm atau mengurangi subsidi BBM.


– Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial
kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin.
Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya
menimbulkan berbagai masalah sosial.
– Mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji
memperbaiki iklim investasi.
– Lembaga kenegaraan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dijalankan
pada pemerintahan SBY mampu memberantas para koruptor tetapi masih
tertinggal jauh dari jangkauan sebelumnya karena SBY menerapkan sistem
Soft Law bukan Hard Law. Artinya SBY tidak menindak tegas orang-orang
yang melakukan KKN sehingga banyak terjadi money politic dan koruptor-
koruptor tidak akan jera dan banyak yang mengulanginya. Dilihat dari semua
itu Negara dapat dirugikan secara besar-besaran dan sampai saat ini
perekonomian Negara tidak stabil.
– Program konversi dari bahan bakar minyak menajdi bahan bakar gas
– Kebijakan impor beras

Pada tahun 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF
(International Monetary Fund). Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi
mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri. Namun
wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya
laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan
jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi
39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal,
antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sektor riil masih sangat kurang
(perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sektor riil kurang
dan berimbas pada turunnya investasi. Pengeluaran Negara pun juga semakin
membengkak dikarenakan sering terjadinya bencana alam yang menimpa negeri ini.

BAPAK JOKO WIDODO (2014-SEKARANG)

Kebijakan-kebijakan Bapak jokowi :

a. Mendorong daya saing industry nasional melalui deregulasi, debirokasi,


penegakan hokum dan kepastian usaha
b. Mempercepat proyek strategis nasional, menghilangkan berbagai hambatan,
sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelsaian proyek strategis nasional
c. Meningkatkan investasi di sector properti

Menurut Jokowi pemerintah mendorong pembangunan perumahan untuk masyarakat


berpenghasilan rendah dan membuka peluang investasi yang lebih besar dibidang
property

Adapun beberapa urutan prioritas yang dimaksudkan Darmin Nasution,sebagai


berikut :

1.Mendorong ekspor melalui program National Interest Account (NIA) dan


mengoptimalkan peran Lembaga Penjamin Ekspor Indonesia (LPEI)

Mengapa ekspor?

Karena langsung berimplikasi pada pemasukan


2., untuk mendorong investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi asing.
Dengan masuknya sejumlah investasi ke Tanah Air maka dana tersebut bisa diputar
untuk menggerakkan perekonomian nasional.

3. Untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah. Apalagi, untuk pengeluaran belanja


modal yang utamanya digunakan dalam pembangunan infrastruktur.

4. Menjaga stabilitas harga utamanya harga pangan yang menjadi faktor penentu
pergerakan inflasi.
SUMBER

Dumairy, Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1996.

https://kartikagaby.wordpress.com/2014/06/12/perkembangan-perekonomian-
indonesia/ Diakses pada tanggal 27 Maret 2018. Pukul 20.00 WIB

http://hafizasmenta.blogspot.com/2012/03/perekonomian-indonesia-pada-
masa-orde.html Diakses pada tanggal 27 Maret 2018. Pukul 20.00 WIB

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/sejarah-perekonomian-indonesia-
8/ Diakses pada tanggal 27 Maret 2018. Pukul 20.00 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia Diakses pada tanggal 27


Maret 2018. Pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai