Anda di halaman 1dari 25

BAB V

ASIDI – ALKALIMETRI

A. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri.
b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi –
alkalimetri.
B. Landasan Teori

Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan untuk mengukur jumlah


yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan lain yang
konsentrasinya diketahui. Analisis semacam ini menggunakan pengukuran
volume larutan reaktan disebut analisis volumetri. Pada suatu titrasi, salah satu
larutan yang mengandung suatu reaktan dimasukkan ke dalam buret, sebuah
tabung panjang yang salah satu ujungnya mempunyai kran dan diberi skala dalam
mililiter dan sepersepuluh mililiter.
Asidimetri adalah titrasi untuk menentukan kadar suatu asam atau garam
menggunakan larutan standar basa. Alkalimetri adalah titrasi untuk menentukan
kadar suatu basa atau garam menggunakan larutan standar asam. Titrasi dilakukan
dengan cara mengukur volume zat penitrasi (titran) yang digunakan untuk
bereaksi dengan zat yang dititrasi (titrat). Jika konsentrasi salah satu diketahui,
maka konsentrasi/kadar zat lain dapat dihitung (Day Underwood, 1999:216).
Dalam titrasi dikenal juga larutan standar. Larutan standar adalah larutan
yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa
dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Larutan standar
dibedakan menjadi dua yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer yaitu larutan standar yang konsentrasinya diperoleh
dengan cara menimbang, sedangkan larutan standar sekunder yaitu larutan standar
yang konsentrasinya diperoleh dengan menitrasi larutan standar primer. Adapun
larutan standar primer memiliki syarat-syatar sebagi berikut:
1. Mudah diperoleh dalam bentuk murni.
2. Mempunyai kemurnian tinggi.
3. Mempunyai rumus molekul yang pasti.
4. Tidak mengalami perubahan saat penimbangan.
5. Mempunyai berat ekivalen yang tinggi sehingga kesalahan penimbangan
dapat diabaikan.(Harjadi,1993)
Larutan penitrasi ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan
dengan berubahnya warna indikator. Perubahan warna ini digunakan untuk
menetapkan titik ekuivalen. Proses untuk menentukan banyaknya ekuivalen asam
dibutuhkan untuk menetralkan sevolume larutan basa atau sebaliknya, sehingga
berlaku:
Jumlah ekuivalen analat = jumlah ekuivalen pereaksi
( V . N ) analat = ( V . N ) pereaksi

Saat persamaan di atas tercapai, disebut titik ekuivalen. Titik ekuivalen


merupakan keadaaan dimana secara stoikiometri titran dan titrat habis bereaksi.
Untuk mengetahui titik ekuivalen dapat menggunakan indikator asam – basa,
dengan menambahkan indikator pada titran sebelum proses dilakukan. Untuk
mengetahui titik ekivalen secara eksperimen biasanya dibuat kurva titrasi yaitu
kurva yang menyatakan hubungan antara –log [H+] atau –log[X-] atau –log [Ag+]
atau E (volt) terhadap volume (W. Harjadi, 1990:73).
Indikator yaitu senyawa (organik) yang akan berubah warna pada rentan pH
tertentu. Menurut Ostwald indikator adalah asam organik lemah atau basa organik
lemah yang warna molekulnya berbeda dengan warna ionnya.
Hind ⇄ H+ + Ind-
Ind OH ⇄ OH- + Ind+

Warna molekul warna ion

Saat terjadi perubahan dan titrasi dihentikan disebut dengan titik akhir titrasi.
Setiap indikator asam basa memiliki daerah trayek pH tertentu. Pemilihan
indikator didasarkan pada pH larutan yang berada pada titik ekuivalen.(W.
Haryadi, 1986: 75)
C. Bahan Percobaan
1. Alat
a. Labu Erlenmeyer
b. Pipet tetes
c. Pipet volume 10 mL
d. Pipet volume 50 mL
e. Pipet ukur
f. Ball filler
g. Corong
h. Beaker glass
i. Buret
j. Statif
k. Klem

2. Bahan
a. Larutan HCl
b. Larutan NaOH
c. Larutan Natrium Karbonat
d. Larutan asam oksalat
e. Larutan asam asetat
f. Indikator fenolftalein (PP)
g. Indikator metil merah
h. Aquades
i. Etanol
D. Skema Kerja

Larutan Na2CO3 Indikator PP


10 mL 4 tetes

Titrat berubah warna dari


bening menjadi ungu

Titrasi HCl pertama


Titrat berubah warna dari
ungu menjadi bening
Larutan Na2CO3 Indikator Metil Merah
hasil titrasi pertama 4 tetes

Titrat berubah warna dari


bening menjadi orange
Titrasi HCl kedua
Titrat berubah warna dari
orange menjadi jingga
Larutan Na2CO3
warna jingga

Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan kondisi yang sama

Gambar 1. Skema Kerja Standarisasi HCl dengan Larutan Na2CO3

Larutan H2C2O4 . 2H2O Indikator PP


10 mL 4 tetes

Titrat tak berwarna


(bening)

Titrasi NaOH

Titrat berubah warna dari bening


menjadi ungu lembayung
Larutan H2C2O4 . 2H2O
warna ungu lembayung
Percobaan dilakukan tiga kali dengan keadaan yang sama

Gambar 2. Skema Kerja Standarisasi NaOH dengan Larutan H2C2O4 . 2H2O


Larutan CH3COOH Indikator PP
10 mL 4 tetes

Titrat tak berwarna


(bening)

Titrasi NaOH

Titrat berubah warna dari bening


menjadi ungu lembayung

Larutan CH3COOH
warna ungu lembayung

Percobaan dilakukan tiga kali dengan keadaan yang sama

Gamabar 3. Skema Kerja Standarisasi NaOH dengan Larutan CH3COOH

E. Data Pengamatan

Tabel 1. Data Pengamatan Standarisasi HCl

No Perlakuan Pengamatan
1. 10 mL larutan natrium karbonat ditetesi 4 tetes Perubahan warna bening
indikator PP menjadi ungu
2. Larutan natrium karbonat dititrasi pertama Perubahan warna ungu
dengan HCl menjadi bening
3. Larutan natrium karbonat hasil titrasi ditetesi 4 Perubahan warna bening
tetes indikator metil merah menjadi orange
4. Larutan natrium karbonat dititrasi ke dua Perubahan warna orange
dengan HCl menjadi jingga

Tabel 2. Data pengamatan asidi – alkalimetri percobaan 1

Volume Volume HCl titrasi Volume HCl Volume HCl


No
Na2CO3 1 titrasi 2 total
1 10 mL 6 mL 7 mL 13 mL
2 10 mL 6 mL 7 mL 13 mL
3 10 mL 7 mL 7 mL 14 mL
Rata-
10 mL 6,3 mL 7 mL 13,3 mL
rata
Keterangan:

a. Larutan Na2CO3 b. Larutan HCl


 Massa : 7,9499 gr  ρ : 1,18 kg/L
 Mr :105,99 gr/mol  % : 37,8%
 Vol lar : 1500 mL dari 20,4 HCl pekat
 Volume : 10 mL  Mr : 36,46094 gr/mol

a. Larutan Na2CO3 Normalitas Na2CO3


Molaritas Na2CO3 N = M . ek

gr 1000
= 0,05 . 2
M = Mr × ml lar
= 0,1 N
7,9499 gr 1000
= 105,99 gr/mol × 1500 mL

= 0,05 M

b. Larutan HCl
Normalitas HCl titrasi 1 Normalitas HCl titrasi 2
N(HCl) . V(HCl) = N(Na2CO3) . N(Na2CO3) N(HCl) . V(HCl)tot = N(Na2CO3) . N(Na2CO3)
N(HCl) . 6,3 mL = 0,1 N . 10 mL N(HCl) . 13,3 mL = 0,1 N . 10 mL
0,1 N . 10 mL 0,1 N . 10 mL
N(HCl) = N(HCl) =
6,3 mL 13,3 mL

N(HCl) = 0,1587 N N(HCl) = 0,075 N


Molaritas HCl Molaritas HCl
M = N / ek M = N / ek
M = 0,1587 / 1 M = 0,075 / 1
M = 0,1587 M M = 0,075 M

Pertanyaan:

1. Tulis persamaan reaksi yang terjadi!


2. Hitung molaritas dan normalitas Na2CO3 yang dibuat!
3. Mengapa dalam titrasi ini menggunakan metil merah sebagai indikator?
4. Berapa pH larutan HCl sebelum dititrasi dan saat titik ekuivalen?
Jawab:

1. Reaksi titrasi pertama 10 mL natrium karbonat dengan HCl indikator PP


HCl(aq) + Na2CO3(aq) → NaCl(aq) + NaHCO3(aq)
Reaksi titrasi kedua natrium karbonat hasil titrasi pertama dengan HCl
indikator metil merah
NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + CO2(g) + H2O(l)
2. Molaritas dan Normalitas
Molaritas Na2CO3 Normalitas Na2CO3
gr 1000 N = M . ek
M = Mr × ml lar
7,9499 gr 1000 = 0,05 . 2
= 105,99 gr/mol × 1500 mL
= 0,1 N
= 0,05 M
3. Pemilihan indikator berdasarkan kekuatan asam basa larutan yang
ditentukan. Titrasi menggunakan metil merah karena pH garam yang
dihasilkan (NaCl) pada titrasi mendekati trayek pH indikator metil merah
yaitu antara 4,2 – 6,2.
4. pH sebelum dan saat titik ekuivalen

 pH HCl sebelum titrasi  pH Na2CO3 sebelum titrasi


[H+] = M . valensi [OH-] = √M × Kb
ρ .% .10
= ×1
Mr
= √0,05 × 2,1 × 10−4
gr
1,18 . 0,378 .10
mL
= 36,46094 gr/mol = 0,324 x 10-2
4,4604
= 36,46094
pOH = - log [OH-]
= 0,12
pH = - log [H+] = - log 0,324 x 10-2

= - log 0,12 = 2,484


= 0,92
pH = 14 – pOH

= 14 – 2,284

= 11,516
 pH HCL saat titik ekuivalen
[H+] = M . valensi pH = - log [H+]
= 0,075 . 1 = - log 0,075
= 0,075 = 1,1249
 pH Na2CO3 saat titik ekuivalen 1
HCl(aq) + Na2CO3(aq) → NaCl(aq) + NaHCO3(aq)

0,075 M x 6,3 ml 0,05 M x 10ml

M : 0,4725 mmol 0,5 mmol - -

R : 0,4725 mmol 0,23625mmol 0,4725 mmol 0,4725 mmol

S: - 0,26375mmol 0,4725mmol 0,0475 mmol

mmol basa
pOH = - log [Kb x mmol garam ]

0,26375
pOH = - log [2,1 . 10-4 ]
0,4725

pOH = - log 1,172 . 10-4

pOH = 4 – log 1,172

pOH = 3,93

pH = 14 – pOH

pH = 14 – 3,93

pH = 10,07
 pH Na2CO3 saat titik ekuivalen 2
NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + CO2(g) + H2O(l)

0,075 M x 13,3ml

M: 0,5 mmol 0,9975 mmo 0,5 mmol - -

R: 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol

S: - 0,4975 mmol 1 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol

1 𝑚𝑚𝑜𝑙
[G] =
10𝑚𝑙+13,3𝑚𝑙

= 0,0429 M

Kw
pH = - log √ Kb [G]

10−14
pH = - log √2,1 x 10−4 x 0,0429

pH = - log √0,02 x 10−10

pH = - log 1,414.10-6

pH = 6 – log 1,414

pH = 5,85

Catatan :

a. Pengaruh volume titran terhadap pH larutan


Semakin banyak volume penitrasi menyebabkan pH semakin asam, karena
pada percobaan 1 merupakan titrasi asam kuat dan basa lemah. Penambahan HCl
menyebabkan jumlah mol HCl semakin bertambah, sehingga pH akan semakin
asam.
b. pH pada saat penambahan 1 mL HCl
 penambahan 1 mL HCl

mmol basa
pOH = - log [Kb x mmol garam ]

0,4625
pOH = - log [2,1 . 10-4 ]
0,075

pOH = - log 12,95 . 10-4

pOH = 4 – log 12,95

pOH = 2,887

pH = 14 – pOH

pH = 14 – 2,887

pH = 11,113

 penambahan 2 mL HCl

0,425
pOH = - log [2,1 . 10-4 ]
0,15

pOH = - log 5,95 . 10-4

pOH = 4 – log 5,95

pOH = 3,225

pH = 14 – pOH

pH = 14 – 3,225

pH = 10,775
Tabel 3. pH Larutan setelah dititrasi dengan HCl

Volume HCl pH
1 11,113
2 10,775
3 10,56
4 10,39
5 10,24
6 10,11
6,3 10,07
7 9,98
8 8,3229
9 8,076
10 5,6569
11 2,79
12 2,24
13 2,02
13,3 5,85
14 1,88
15 1,79

Kurva Titrasi HCl dengan Natrium Karbonat


12

10

pH 6

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Volume HCl (mL)

Gambar V.4 Kurva Titrasi HCl dengan Natrium Karbonat


Percobaan 2

Tabel 4. Data Pengamatan Titrasi NaOH

Elenmeyer Volume H2C2O4 Volume NaOH


1 10 mL 11 mL
2 10 mL 8,5 mL
3 10 mL 10 mL
Rata-rata 10 mL 9,83 mL
Keterangan:

a. Larutan H2C2O4.2H2O b. Larutan NaOH


- Massa :9,5558 gr/1500 mL - Massa : 10,0608 gr/2,5 L
- Mr :126,07 gr/mol - Mr : 40
- Vol : 10 mL
a. Larutan H2C2O4.2H2O
 Molaritas H2C2O4.2H2O  Normalitas H2C2O4.2H2O
gr 1000 N = M . ek
M = Mr x V
9,5558 gr 1000 = 0,05 . 2
= 126,07 gr/mol x 1500 mL
= 0,1 N
= 0,05 M

b. Larutan NaOH
 Normalitas NaOH  Molaritas NaOH
N(NaOH) . V(NaOH) = N(H2C2O4) . V(H2C2O4) N
M=
ek
N(NaOH).9,83 ml = 0,1 N . 10 ml
0,1017
0,1 N .10 ml M=
N(NaOH) = 1
9,83 ml
M = 0,1017 M
N(NaOH) = 0,1017 N
Pertanyaan:

1. Tulis persamaan reaksinya


2. Selain asam oksalat senyawa apa yang dapat dipakai sebagai standar
primer?
Jawab:

1. Reaksi yang terjadi adalah


3
H2C2O4.2H2O + NaOH NaC2O4.2H2O + H2O
2

2. Bahan standar primer selain asam oksalat antara lain:


Asam benzoat, asam trioksida (As2O3), kalium bromate (KBrO3), kalium
Hydrogen Phtalat (KHP), natrium karbonat (Na2CO3), natrium klorida
(NaCl).

Catatan:

a. pH H2C2O4.2H2O sebelum dan saat titik ekuivalen


 pH sebelum
[H+] = √M x Ka pH = - log [H+]

= √0,05 x 5,6 x10−2 = - log 5,29 x 10-2

= 5,29 x 10-2 = 1,277

 pH saat titik ekuivalen


2 NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O

Mula-mula : 0,1 mmol 0,5 mmol - -

Reaksi : 0,1 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol 0,1 mmol

Sisa : - - 0,5 mmol 0,1 mmol

mol garam 0,5


[g] = = 19,9 = 0,0251 M
V camp

Kw 10−14
[H+] =√ × [g] = √ × [0,0251] = 6,689 x 10-8
Ka 5,6×10−2

pH = - log 6,689 x 10-8

= 8 – log 6,689

= 7,1740
b. pH NaOH sebelum dan sesudah titik ekuivalen
 pH sebelum  pH saat titik ekuivalen

[OH-] = valensi x M [OH-] = valensi x M

10,0608 1000 = 1 x 0,1 M


=1x × 2500
40

= 0,1
= 1,00608

pOH = - log 0,1


pOH = - log 1

pH = 14 – pOH = 14 – 1 = 13
pH = 14 – pOH = 14 – 0 = 14

c. Pengaruh penambahan volume titran terhadap pH


Semakin banyak volume penitrasi menyebabkan pH semakin basa, karena
pada percobaan 2 merupakan titrasi basa kuat dan asam lemah. Penambahan
NaOH menyebabkan jumlah mol NaOH semakin bertambah, sehingga pH akan
semakin basa.
d. pH larutan pada penambahan NaOH
 Penambahan 1 mL NaOH
2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
0,101 x 1 0,05 x 10

M : 0,1 mmol 0,5 mmol - -

R : 0,1 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol 0,1 mmol

S : - 0,45 mmol 0,05 mmol 0,1 mmol

mol asam 0,45


[H+] = Ka . mol garam = 5,6 x 10-2 x = 50,4 x 10-2
0,05

pH = - log [H+] = - log 0,504 = 0,2975

 Penambahan 2 mL NaOH pH = - log [H+]


2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
0,4
= - log [5,6 x 10−2 x ]
0,1
M : 0,2 0,5 - -

R : 0,2 0,1 0,1 0,2 = - log 0,224 = 0,65

S : - 0,4 0,1 0,2


 Penambahan 3 mL NaOH = - log 5,6 x 10-2 = 1,2519
2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
 Penambahan 6 mL NaOH
M : 0,3 0,5 - - 2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O

R : 0,3 0,15 0,15 0,3 M : 0,6 0,5 - -

S : - 0,35 0,15 0,3 R : 0,6 0,3 0,3 0,6

pH = - log [H+] S : - 0,2 0,3 0,6

= - log [5,6 x 10−2 x


0,35
] pH = - log [H+]
0,15

0,2
= - log 0,13067 = 0,8839 = - log [5,6 x 10−2 x ]
0,3

 Penambahan 4 mL NaOH = - log 3,37 x 10-2 = 1,428


2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
 Penambahan 7 mL NaOH
M : 0,4 0,5 - - 2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O

R : 0,4 0,2 0,2 0,4 M : 0,7 0,5 - -

S : - 0,3 0,2 0,4 R : 0,7 0,35 0,35 0,7

pH = - log [H+] S : - 0,15 0,35 0,7

= - log [5,6 x 10−2 x


0,3
] pH = - log [H+]
0,2

0,15
= - log 8,4 x 10-2 = 1,076 = - log [5,6 x 10−2 x ]
0,35

 Penambahan 5 mL NaOH = - log 2,4 x 10-2 = 1,62


2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O

M : 0,5 0,5 - -

R : 0,5 0,25 0,25 0,5

S : - 0,25 0,25 0,5

pH = - log [H+]

0,25  Penambahan 8 mL NaOH


= - log [5,6 x 10−2 x ]
0,25 2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
M : 0,8 0,5 - - = 3 – log 4,761

R : 0,8 0,4 0,4 0,8


pH = 14 – 3 + log 4,761
S : - 0,1 0,4 0,8
= 11,6778
pH = - log [H+]
 Penambahan 12 mL NaOH
= - log [5,6 x 10−2 x
0,1
] 2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
0,4
M : 1,2 0,5 - -
= - log 1,4 x 10-2 = 1,854
R : 1 0,5 0,5 1
 Penambahan 9 mL NaOH
S : 0,2 - 0,5 1
2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
0,2
M : 0,9 0,5 - - pOH = - log [OH-] = - log [ 22 . 1]

R : 0,9 0,45 0,45 0,9 = - log 9,091 x 10-3


S : - 0,05 0,45 0,9
= 3 – log 9,091
pH = - log [H+]
pH = 14 – 3 + log 9,091
0,
= - log [5,6 x 10−2 x ] = 11,9586
0,

= - log 0,62 x 10-2 = 2,2060  Penambahan 13 mL NaOH


2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
 Penambahan 11 mL NaOH
2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O M : 1, 3 0,5 - -

M : 1,1 0,5 - - R : 1 0,5 0,5 1

R : 1 0,5 0,5 1 S : 0,3 - 0,5 1

S : 0,1 - 0,5 1

0,1 0,3
pOH = - log [OH-] = - log [ 21 . 1] pOH = - log [OH-] = - log [ 23 . 1]

= - log 4,761 x 10-3 = - log 0,1304 x 10-3


= 3 – log 0,1304 pH = 14 – 2 + log 1,667

pH = 14 – 3 + log 0,1304 = 12,2219

= 12,1154  Penambahan 15 mL NaOH


2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
 Penambahan 14 mL NaOH
2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O M : 1,5 0,5 - -

M : 1,4 0,5 - - R : 1 0,5 0,5 1

R : 1 0,5 0,5 1 S : 0,5 - 0,5 1

0,5
S : 0,4 - 0,5 1 pOH = - log [OH-] = - log [ 25 . 1]
0,4
pOH = - log [OH-] = - log [ 24 . 1] = - log 2 x 10-2 = 2 – log 2

= - log 1,667 x 10-2 pH = 14 – 2 + log 2 = 12,301

= 2 – log 1,667

Tabel V.6 pH Larutan pada Titrasi NaOH dan H2C2O4.2H2O


Volume NaOH pH
0 1,227
1 0,298
2 0,65
3 0,8839
4 1,076
5 1,2519
6 1,428
7 1,62
8 1,854
9 2,2060
9,9 7,1740
11 11,6778
12 11,9589
13 12,1154
14 12,2219
15 12,301
Kurva Titrasi NaOH dengan Asam Oksalat
14

12

10

8
pH
6

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Volume NaOH (mL)

Gambar V.5 Kurva Titrasi NaOH dengan Asam Oksalat

Percobaan 3

Tabel V.7 Data Pengamatan Penetapan Kadar Asam Asetat

Erlenmeyer Volume CH3COOH Volume NaOH


1 10 mL 10 mL
2 10 mL 8,6 mL
3 10 mL 10,2 mL
Rata – rata 10 mL 9,6 mL
Keterangan:

a. Larutan CH3COOH b. Larutan NaOH


 Volume : 10 ml  Massa : 10,0608 gr/2,5 L
 Mr : 40
a. Larutan CH3COOH
 Molaritas CH3COOH
M(CH3COOH) x V(CH3COOH) = M(NaOH) x V(NaOH)
M(CH3COOH) x 10 ml = 0,1017 M x 9,6 ml
0,1017 M x 9,6 ml
M(CH3COOH) =
10 ml
M(CH3COOH) = 0,097632 M
 Normalitas CH3COOH
N = M . ek
= 0,097632 M . 1
= 0,097632 N
b. Larutan NaOH
 Normalitas NaOH  Molaritas NaOH
N = 0,1 N M = 0,1 M
Pertanyaan:

1. Tulis persamaan reaksinya?


2. Mengapa digunakan indikator pp?

Jawab:

1. Reaksi yang terjadi:


NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2 O
2. Pada percobaan ketiga menggunakan indikator pp karena range pH yang
dihasilkan CH3COONa mendekati range pH dari indikator dimana trayek
pH pp yaitu antara 8,2 – 10.

Catatan:
a. pH CH3COOH sebelum titrasi
[H+] = √M x Ka

= √0,1027 x 1,8 x10−5


= 1,3596 x 10-3
pH = - log [H+]
= - log 1,3596 x 10-3
= 2,8665
b. pH CH3COOH saat titik ekuivalen
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O
0,1 M x 10,27 ml 0,1027 M x 10 ml
Mula- mula : 1,027 mmol 1,027 mmol - -
Reaksi : 1,027 mmol 1,027 mmol 1,027 mmol 1,027 mmol
Sisa : 0 0 1,027 mmol 1,027 mmol
[g]= 1,027 mmol = 0,0507 M
10 ml + 10,27 ml
Kw 10−14
[OH-] = √ Ka x [g]= =√1,8 x 10−5 x [0,0507] = 0,5307 x 10-5

pOH = - log [OH-] = - log 0,5307 x 10-5 = 5 – log 0,5307 = 5,275


pH = 14 – pOH = 14 – 5,275 = 8,725
c. Pengaruh penambahan volume titran terhadap pH
Semakin banyak volume penitrasi menyebabkan pH semakin basa, karena pada
percobaan 3 merupakan titrasi basa kuat dan asam lemah. Penambahan NaOH
menyebabkan jumlah mol NaOH semakin bertambah, sehingga pH akan semakin
basa.
d. pH larutan pada penambahan NaOH
 penambahan mL NaOH

NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O

0,1 x 1 0,1027 x 10

M : 0,1 mmol 1,027 mmol - -

R : 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol

S : - 0,927 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol

mol asam 0,927


[H+] = Ka . mol garam = 1,8 x 10-5 x = 16,686 x 10-5
0,1

pH = - log [H+] = - log 16,686 x 10-5 = 3,7776

 penambahan 2 mL NaOH 0,827


= - log [1,8 x 10−5 x ]
0,2
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
= - log 7,443 x 10-5 = 4,1283
M : 0,2 1,027 - -
 penambahan 3 mL NaOH
R : 0,2 0,2 0,2 0,2
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
S : - 0,827 0,2 0,2
M : 0,3 1,027 - -
pH = - log [H+]
R : 0,3 0,3 0,3 0,3 0,527
= - log [1,8 x 10−5 x ]
0,5
S : - 0,727 0,3 0,3
= - log 1,8972 x 10-5 = 4,7219

 penambahan 6 mL NaOH
+
pH = - log [H ]
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
0,727
= - log [1,8 x 10−5 x ] M : 0,6 1,027 - -
0,3

= - log 4,362 x 10-5 = 4,3603 R : 0,6 0,6 0,6 0,6

S : - 0,427 0,6 0,6


 penambahan 4 mL NaOH

NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O pH = - log [H+]

0,427
M : 0,4 1,027 - - = - log [1,8 x 10−5 x ]
0,6

R : 0,4 0,4 0,4 0,4


= - log 1,281 x 10-5 = 4,8925
S : - 0,627 0,4 0,4
 penambahan 7 mL NaOH
+
pH = - log [H ]
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
0,627
= - log [1,8 x 10−5 x ] M : 0,7 1,027 - -
0,4

= - log 2,8215 x 10-5 = 4,5495 R : 0,7 0,7 0,7 0,7

S : - 0,327 0,7 0,7

pH = - log [H+]
 penambahan 5 mL NaOH
0,327
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O = - log [1,8 x 10−5 x ]
0,7

M : 0,5 1,027 - -
= - log 0,8408 x 10-5 = 5,0753
R : 0,5 0,5 0,5 0,5
 penambahan 8 mL NaOH
S : - 0,527 0,5 0,5
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
pH = - log [H+]
M : 0,8 1,027 - - = - log 3,4762 x 10-3

R : 0,8 0,8 0,8 0,8


= 3 – log 3,4762
S : - 0,227 0,8 0,8
pH = 14 – 3 + log 3,4762
pH = - log [H+]
= 11,5411
0,227
= - log [1,8 x 10−5 x ]  penambahan 12 mL NaOH
0,8

= - log 0,5107 x 10-5 = 5,2918 NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O

 penambahan 9 mL NaOH M : 1,2 1,027 - -

NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O R : 1,027 1,027 1,027 1,027

S : 0,173 - 1,027 1,027


M : 0,9 1,027 - -

0,173
R : 0,9 0,9 0,9 0,9 pOH = - log [OH-] = - log [ . 1]
22

S : - 0,127 0,9 0,9


= - log 7,8636 x 10-3
pH = - log [H+]
= 3 – log 7,8636
0,127
= - log [1,8 x 10−5 x ] pH = 14 – 3 + log 7,8636
09,

= - log 0,254 x 10-5 = 5,5951 = 11,8956

 penambahan 13 mL NaOH
 penambahan 11 mL NaOH
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
M : 1,3 1,027 - -
M : 1,1 1,027 - -
R : 1,027 1,027 1,027 1,027
R : 1,027 1,027 1,027 1,027
S : 0,273 - 1,027 1,027
S : 0,073 - 1,027 1,027
0,273
0,073
pOH = - log [OH-] = - log [ 23
. 1]
pOH = - log [OH-] = - log [ . 1]
21
= - log 1,1869 x 10-2 = 12,1915

= 2 – log 1,1869

pH = 14 – 2 + log 1,1869

= 12,0744
 penambahan 15 mL NaOH
 penambahan 14 mL NaOH
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
M : 1,5 1,027 - -
M : 1,4 1,027 - -
R : 1,027 1,027 1,027 1,027
R : 1,027 1,027 1,027 1,027
S : 0,473 - 1,027 1,027
S : 0,373 - 1,027 1,027
0,473
pOH = - log [OH-] = - log [ . 1]
- 0,373 25
pOH = - log [OH ] = - log [ . 1]
24
= - log 1,892 x 10-2 = 2 – log
-2
= - log 1,5542 x 10
1,892
= 2 – log 1,5542
pH = 14 – 2 + log 1,892 = 12,2769
pH = 14 – 2 + log 1,5542

Tabel V.8 pH larutan pada titrasi NaOH dan CH3COOH

Volume NaOH pH
0 2,8665
1 3,7776
2 4,1283
3 4,3603
4 4,5495
5 4,7219
6 4,8925
7 5,0753
8 5,2918
9 5,5951
10,27 8,725
11 11,5411
12 11,8956
13 12,0744
14 12,1915
15 12,2769
Kurva Titrasi NaOH dengan Asam Asetat
14

12

10

8
pH
6

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Volume NaOH (mL)

Gambar V.6 Kurva Titrasi NaOH dengan Asam Asetat


DAFTAR PUSTAKA

Day, Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

W, Harjadi. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

-------------. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

-------------. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Anda mungkin juga menyukai