Anda di halaman 1dari 10

Negara Indonesia sangatlah luas dan terdiri dari pulau pulau dari sabang sampai

merauke.Dengan penduduk kurang lebih 265 juta penduduk di tahun 2018.Indonesia berada
di peringkat keempat dengan penduduk terbanyak di dunia ini dibawah China,Amerika
Serikat dan India. Hal ini membuat Indonesia memerlukan banyak sekali tenaga kerja
terdidik atau. sumberdaya manusia dalam jumlah yang banyak dan mutu yang memadai
sebagai pendukung utama dalam pembangunan di negeri kita tercinta ini. Untuk memenuhi
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
membangun Indonesia yang lebih maju dalam hal peningkatan sumber daya manusia atau
tenaga kerja terdidik di negerri ini . Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang
dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman
terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai
sistem.
Ketika semua unsur pendidikan mengetahui perannya masing- masing, makainiakan
mempermudah dalam menggapai tujuan dari pendidikan tersebut. Namun, sekedar
mengetahui bukanlah hal yang dianggap cukup.Kesadaran akan pengaplikasian yang penuh
keikhlasan adalah sesuatu yang lebih penting karena dalam mendidik dibutuhkan seorang
pendidik yang tangguh dan penuh kesabaran dalam menyalurkan segala ilmu yang ia punya.
Banyak sekali kurikukulum yang sudah digunakan demi mencapainya sumber daya
manusia yang lebih baik. Akan tetapi seiring bergantinya kurikulum belum sempurna atau
belum tepat sasaran karena yang di daerah daerah terpencil belum begitu banyak tau dan ini
menjadikan pendidikan di negeri ini belum sepenuhnya merata di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
seseorang dan membentuk pendidikan karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dan
maju dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik atau siswa agar menjadi manusia ataun insan yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
dan kritis, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional itu, jelas bahwa pendidikan di setiap
jenjang wajib hukumnya agar tercipta sumber daya manusia yang unggul, termasuk di
sekolah harus diselenggarakan secara merata guna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik atau siswa
sehingga akan mampu bersaing di masa yang akan datang, beretika yang baik, bermoral yang
baik, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat tanpa membed bedakan agama ras
dan budaya. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat menurut Ali
Ibrahim Akbar ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola
diri atau menata diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan bahwa
kesuksesan hanya ditentukan kira kira sekitar 20 persen dari hard skill dan sisanya 80 persen
dari soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia ini bisa berhasil dikarenakan lebih
banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa
mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat
masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu
penulis menulis makalah ini, agar pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi
semua orang, khususnya bangsa Indonesia sendiri Karakter adalah jawaban mutlak untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan oleh Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,budaya,dan
adatistiadat.
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa , diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan
karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen pendidikan itu
sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau
kegiatanpemberdayaansarana,prasarana,dan,pembiayaan,dan,ethoskerjaseluruhwargadanlingk
ungansekolah.
Doni Koesoema A.E mengatakan Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh
tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan
juga membentuk mereka menjadi pelaku baik dsn benar bagi perubahan dalam hidupnya
sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial
kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.

Pengertian Beda Karakter dan Kepribadian.


Kepribadian adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia dilahirkan dan
setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek
kehidupan sosial dan masing-masing pribadi. Kepribadian manusia secara umum ada 4, yaitu
:
1. Koleris : tipe ini mempunyai ciri pribadi yang punya sifat mandiri, tegas, membara, suka
tantangan atau hal yang menengangkan dan memacu adrenalin, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini mempunyai ciri suka dengan hal praktis atau simpel, happy dan ceria
senang selalu, suka kejutan atau surprise, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-
senang dengan hal yang baru atau menarik
3. Phlegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka
perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection,
suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta
memunculkan kebiasaan positif yang baru, inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya,
seorang dengan kepribadian Sanguin yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius,
lalu sadar dan belajar sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi
yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan Karakter
adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran,
kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu
yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa
ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan
melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang
tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan
karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan
bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau
kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam
kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda
tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.Ketahuilah bahwa
Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu.
Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai
tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan
ini.Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki kontrol penuh atas
karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang
buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah
tanggung jawab pribadi Anda.

Contoh Program Pendidikan karakter.

A. Lingkungan Sekolah:
v pelatihan guru
Terkait dengan program pendidikan karakter disekolah, bagaimana menjalankan dan
melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta bagaimana cara menyusun program dan
melaksanakannya, dari gagasan ke tindakan.
Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara
mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk
menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang
“bermasalah” dengan perilakunya.
v Program Bimbingan Mental
Program ini terbagi menjadi dua sesi program :
Sesi Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop
ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini bekerja
sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya setelah mengikuti program ini anak didik
akan berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.
Sesi Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua mengenali anaknya dan
memperlakukan anak dengan lebih baik, agar anak lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam
seminar ini orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk
mempelajari berbagai teori psikologi anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak
di rumah dan di sekolah, serta lebih mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak,
pasangan dan orang lain.
B. Lingkungan Keluarga:
v Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami
setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal),
dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME
(spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang
pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan
tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan
berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan
dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak
usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil
keputusannya untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu
baik dan mereka akan lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak
menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Jangan
biasakan anak bermain gadget dan medsos.Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat
menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual
minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah,
lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula
sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui
pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa.


Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi
perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan
berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-
sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat
yang telah menjadi kesepakatan bersama. "Dari mana asalmu tidak penting, ukuran tubuhmu
juga tidak penting, ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting”
karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak seseorang itu ”bertutur kata
dan bertindak”. Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana”
pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi kecerdasan yang mampu
mengembangkan sikap-sikap: kejujuran, integritas,
komitmen,kedisipilinan,visioner,dankemandirian.Sejarah memberikan pelajaran yang amat
berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang
mengantarkan kita ke gerbang kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar,
bagaimana toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat,
dan berbagai kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa
kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam satu identitas kebangsaan,
sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan bagi mereka.
Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idiil Pancasila, dan landasan
konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar
“Sumpah Pemuda” menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka
bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika
merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu
kebutuhan yang secara sosio-politis merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut.
Kenyataan sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol
“Bhineka Tunggal Ika” pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan informal,
dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke
depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan
bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter
menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya
juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik,
sosial, dan,budayabangsa
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari
keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika
seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural
yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi
ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter
bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata
tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk
membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah
refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. (MuktionoWaspodo)
Pendidikan Karakter yang Berhasil.

Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian


indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan
SMP, yang antara lain meliputi sebagai berikut:

1.Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
2.Memahami kekurangan dan kelebihan dirisendiri.
3.Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas.
4.Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam
lingkup nasional.
5.Menunjukkan sikap percaya diri.
6.Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar
7.Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
8.Menunjukkan kemampuan belajar mandiri sesuai dengan potensi yang dimiliki seseorang.
9.Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
10.Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.
11.Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
12.Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
13.Menghargai karyaseni dan budaya nasional.
14.Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
15.Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan
baik.
16.Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dansantun.
17.Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;
18.Menghargai adanyaperbedaanpendapat.
19.Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
20.Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
21.Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
22.Memilikijiwakewirausahaan.
23.Menunjukkan sikap percaya diri.

Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya
sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan
oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai
tersebut. Begitu juga kurikulum juga sangat berpengaruh pada pendidikan saat ini. Dalam
usaha pencapaian tujuan pendidikan, peran kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah
sangatlah strategis. Bahkan kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral
dalam keseluruhan proses pendidikan, serta kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian
yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri, karena peran kurikulum sangat penting
maka, menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dala proses pendidikan.

Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Bagi kepala sekolah dan pengawas berfungsi sebagai pedoman supervisi atau
pengawasan. Bagi orang tua kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan
bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan. Sedangkan bagi siswa kurikulum sebagai
pedoman pelajaran.
Ada banyak kurikulum yang sudah dijalankan di Indonesia
1. Rencana Pelajaran 1947
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
3. Kurikulum 1968
4. Kurikulum 1975
5. Kurikulum 1984
6. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
7. Kurikulum 2004
8. KTSP 2006
9. Kurikulum 2013

Guru masa depan tidak akan membebani perkembangan peserta didiknya atau siswa.
Didiklah peserta didik atau siswanyan sesuai zamannya. Ungkapan ini merupakan cimeti
guru untuk berubah ke arah lebih baik. Alangkah tidak baik apabila masih ada guru yang
mencari pembenaran diri, seraya berkata, "Dulu saya menggajar seperti ini juga, banyak
peserta didik yang berhasil" mereka 'jadi orang' juga. Pernyataan ini sudah tak zaman lagi.
Faktor guru masih dijadikan sorotan utama dalam mengaplikasikan kurikulum ini.

Perubahan kurikulum akan menimbulkan penyempunaan cara belajar. Peserta didik berharap
banyak pada guru sambil berusaha keras untuk menunggu perubahan yang berarti. Mereka
ingin menjadi orang hebat, sedangkan program model pembelajaran guru untuk
mengaplikasikan pendekatan saintifik Kurikulum 2013 masih belum kokoh bagi guru. Peserta
didik menunggu penyempurnaan pembelajaran dari pemerintah. Inovatif guru sangat dinanti.
Model pembelajaran yang menyenangkan sangat mereka tunggu. Permendikbud Nomor 54
Tahun 2013 tegas menyatakan esensi perubahan Kurikulum 2013 tentang standar kompetensi
lulusan (SKL) yang bermuara pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan keterampilan.
Pendekatan awal pengamatan dapat dilakukan peserta didik dengan melihat, membaca,
mendengar/menyimak.

Keterampilan bertanya pun perlu dimiliki guru untuk memancing peserta didik
mengembangkan diri sambil mengasah daya nalar yang diukur dengan penilaian autentik.

Guru profesional seharusnya memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan tugas
membimbing, membina, dan mengarahkan kemampuan maksimal peserta didik belum
terbiasa dengan teknologi dan menggunakan berbagai aplikasi teknologi.

Peran guru sangat penting dan strategis, terutama dalam memberikan bimbingan, dorongan,
semangat, dan fasilitas kepada peserta didik.

Penguasaan terhadap iptek memang harus diiringi pemahaman etika. Sikap yang baik akan
melahirkan peserta didik yang mampu memanfaatkan teknologi untuk kemajuan dirinya.
Dengan demikian, peserta didik akan mampu mengembangkan kapasitasnya diri mereka
hingga menjadi pribadi kuat, ulet, kreatif, disiplin, dan berprestasi, sehingga tidak menjadi
korban dan tertindas oleh zaman.

Peran pendidikan sangatlah penting untuk meningkatkan harkat dan martabat suatu
masyarakat dan bangsa. Melalui Kurikulum 2013 bangsa akan kuat dan memiliki kemampuan
bersaing dengan bangsa lain. Kurikulum 2013 menghendaki karakteristik masyarakat pada
abad 21 mampu menghadapi tantangan melalui pembelajaran. Di sini nyali guru akan teruji
untuk menyongsong tantangan.

Guru profesional yang berada pada masyarakat abad 21 dengan mudah mengakses informasi
lewat dunia maya dimimpikan mengangkat fenomena rendahnya mutu pendiidkan. Guru
yang profesional akan membelajarkan peserta didik untuk memiliki ilmu pengetahuan,
teknologi, berprestasi, dan beretika.

Tantangan bagi guru profesional menghadapi globalisasi adalah membelajarkan peserta didik
sesuai zamannya berbingkai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menanamkan sikap
disiplin, kreatif, inovatif, dan kompetitif melalui pendekatan saintifik Kurikulum 2013. Orang
tua peserta didik diharapkan ambil bagian pula bersama komite untuk menopang percepatan
dan kecepatan kemajuan pendidikan.

Banyak sekali permasalahan pendidikan yaitu


1. nasib program wajib belajar (wajar) 12 tahun ini masih kurang efektif
2. angka putus sekolah dari SMP ke jenjang SMA mengalami kenaikan.
3. pendidikan agama di sekolah mendesak untuk dievaluasi dan dibenahi, baik metode
pembelajarannya maupun gurunya.
4. pendistribusian Kartu Indonesia Pintar (KIP) harus tepat sasaran dan tepat waktu.
5. masih lemahnya pengakuan negara atas pendidikan pesantren dan madrasah (diniyah).
6. kekerasan dan pungutan liar di sekolah masih merajalela. Potret buram pendidikan di
Indonesia masih diwarnai oleh kasus kekerasan di sekolah dan pengaduan pungli.
7. ketidak-sesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.
8. Keterbatasan dana
9. Kurangnya sosialisasi pemerintah tentang pendidikan di pedalaman pedalaman atau
kota kota kecil
10. kemajuan teknologi
11. anak2 sekarang terlalu bergantung pada handphone dan internet
12. terlalu asyik dengan media social
13. motivasi belajar menurun

fungsi pendidikan

1. Fungsi Pendidikan: serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh
pendidikan
2. Fungsi pendidikan keluarga, mengembangkan keyakinan beragama, nilai-nilai kebudayaan,
nilai moral dan ketrampilan
3. Fungsi pendidikan sekolah, memberikan berbagai pengetahuan dan ketrampilan serta
mengembangkan berbagai nilai dan sikap.
4. Fungsi pendidikan luar sekolah, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga
masyarakat untuk berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien dan
efektif

Menurut Havelock & Huberman sistem pendidikan suatu negara memiliki beberapa
fungsi yaitu :
1. Untuk menciptakan pemahaman identitas nasional melalui pengajaran sejarah dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu.
2. Untuk memberikan bahasa percakapan dan tulis secara umum yang mungkin tidak ada
orang yang mengadakan sebelumnya.
3. Untuk menanamkan seperangkat nilai-nilai sosial politik.
4. Untuk memberikan seperangkat keterampilan spesifik yang akan memungkinkan ekonomi
yang seimbang dan terpadu menjadi kenyataan

kehidupan manusia dari segi


1. Segi religi,berkaitan dengan bagaimana manusia dapat melaksanakan ajaran agamanya
(ibadah) yang sifat nya berhubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya. Tujuan
pendidikan di sini adalah untuk membangun kesadaran beragama,membina, dan
meningkatkan pengalaman agama pada diri peserta didik sehingga menjadi manusia yang
betul-betul beriman dan bertakwa kepada Tuhannya.
2. . Segi diri-manusia (self),berkenaan dengan potensi-potensi bawaan manusia yang
beragam itu dapat berkembang secara optimal sehingga berkemampuan secara
berkelanjutandalam melaksanakan tugas kehidupan. Jadi, tujuan pendidikan di sini adalah
untuk menumbuh-kembangkan kesadaran dan pemahaman peserta didik tentang potensi
dirinya dan membangun semangat untuk mengembangkan potensi diri yang
memungkinkannya untuk menjadi manusia percaya diri dan mandiri.
3. Segi sosial, berkenaan dengan bagaimana manusia mampu membangun dan
mengembangkan interaksi sosialnya,baik antara individu dengan individu maupun individu
dengan kelompok. Tujuan pendidikan dalam konteks ini adalah menumbuh-kembangkan
kekesadaran,kemauan,dan kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan sesama
peserta peserta didik,guru,dan lingkungannya (keluarga dan masyarakat)
4. Segi ekonomi, berkenaan dengan bagaimana manusia mampu meningkatkan pendapatan
secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat ekonomi. Tujuan
pendidikan dalam dimensi ini adalah menumbuh-kembangkan kesadaran peserta didik
tentang pentingnya pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan sikap baru serta kemauan
menerapkannya dalam kehisupan sehari-hari sehingga terjadi peningkatan pendapatan,
tabungan, dan modal berinvestasi untuk kepentingan dan kemajuan kehidupannya di masa
depan.
5. Segi budaya, berkenaan bagaimana manusia memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budaya lama yang masih relevan untuk kehidupan masa sekarang dan masa mendatang.tujuan
pendidikan di sini adalah nilai-nilai budaya peserta didik agar mereka memiliki kesadaran
dan kemauan untuk memahami dan memelihara nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh
generasi terdahulu untuk kemajuan diri,bangsa dan negaranya.
6. Segi politik, berkenaan dengan bagaimana masyarakat memiliki kesadaran dan kemampuan
untuk mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaannya mengenai
berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya. Tujuan
pendidikan adalah untuk menumbuh-kembangkan kesadaran pada diri peserta didik tentang
pentingnya keikutsertaan dalam proses dan pelaksanaan keputusan yang berkenaan dengan
kepentingan hidupnya.
7. Segi keamanan,berkenaan dengan bagaimana suatu masyarakat memahami tentang
pentingnya keamanan dalam kehidupan dan kesiapan untuk ambil bagian dalam usaha
menciptakan keamanan dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah
menanamkan pada diri peserta didik tentang pentingnya keamanan dan membangun
kesadaran diri dan kewajiban untuk ikut menciptakan keamanan dalam kehidupan
masyarakat, baik keamanan diri (kesehatan/fisik dan psikologis) dan harta kekayaan maupun
lingkungan alam sekitar.
8. Segi IPTEK,berkaitan dengan bagaimana masyarakat menyadari pentingnya pemanfaatan
perkembangan IPTEK untuk proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan adalah menumbuh-kembangkan kesadaran peserta
didik tentang pentingnya IPTEK dan kemauan serta kemampuan mendayagunakan IPTEK
dalam kehidupan sehari-hari.

simpulan

Kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan
negara-negara maju lain, hal ini dikarenakan faktor penyebab seperti kurang efektifitas,
efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang belum optimal.

Sehingga menimbulkan berbagai masalah seperti pendidikan yang terlalu mahal, kurang
relevan antara pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan pendidikan, rendahnnya
prestasi siswa, kurangnya kesejahtraan guru, rendahnya kualitas guru, serta rendahnya sarana
fisik atau bangunan.

Solusi yang dapat diberikan pada permasalahan tersebut yaitu harus mampu mengubah sistem
sosial, karena sangat berkaitan erat dengan sistem pendidikan, mutu guru, serta peserta didik.
Tujuan pendidikan antra satu negara dengan negara yang lain, antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang laiun dapat berbeda karena latar belakang, pontesi, dan
falsafah bangsa dan negarannya yang berbeda. Bahkan, tujuan dan fungsi pendidikan juga
berbeda di antara bangsa dan negara yang berbeda. Namun demikian, secara umum tujuan
pendidikan adalah untuk mengembangkan pontensi bawaan manusia agar agar dapat
perkembangan secara optimal dan mampu melakukan tugas dan kewajiban sebagai khalifah
di bumi dan secara lebih sepesifik sebagai subjek pembangunan guna mencapai kebahagiaan
hidup sekarang dan masa mendatang. Dan masa mendapat. Fungsi pendidikan adalah sebagai
istrumen penting yang diperlukan untuk membantu proses menumbuh-kembangkan
potensi,bakat,dan minat peserta didik secara efektif guna mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan

Kemajuan dunia dilatarbelakangi oleh pendidikan yang maju, maka dari itu perubahan
sistem pendidikan nasional harus terus dilakukan agar pendidikan di Indonesia memiliki
kualitas yang lebih baik. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan, ini akan meningkatkan
pula sumber daya manusia yang memiliki kualitas baik juga sehingga mampu bersaing secara
sehat dengan negara-negara lain.

salah satu variabel yang memengaruhi sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Oleh
karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat.
Kurikulum harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam menghadapi persoalan
kehidupan yang dihadapi. Sudah sepatutnya kalau kurikulum itu terus diperbaharui seiring
dengan realitas, perubahan, dan tantangan dunia pendidikan dalam membekali peserta didik
menjadi manusia yang siap hidup dalam berbagai keadaan. Kurikulum harus komprehensif
dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload, dan mampu
mengakomodasikan keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi

Kurikulum jangan sampai membebani peserta didik, seperti beban belajar yang terlalu berat.
Beban belajar di Indonesia saat ini mencapai 1.000-2.000 jam per tahun. Bahkan sekolah-
sekolah tertentu menerapkan jam belajar lebih lebih tinggi sehingga memberatkan siswa.
Beban jumlah jam pelajaran seperti itu terlalu berat, apalagi selain tatap muka di kelas siswa
harus mengikuti ekstrakurikuler dan mengerjakan pekerjaan rumah. Jika dijumlahkan jam
yang dibebankan pada siswa justru membuat siswa tidak ada waktu untuk istirahat. Beban
belajar siswa di Indonesia kelebihan 20% jika dibandingkan dengan beban belajar siswa di
luar negeri yang beban belajar siswa berkisar 800-900 jam per tahun. Oleh karena itu,
kurikulum harus dirancang dalam rangka lebih mengembangkan segala potensi yang ada
pada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai