Masa jabatan
7 Desember 2005 – 21 Oktober 2009
Masa jabatan
21 Oktober 2004 – 6 Desember 2005
Masa jabatan
9 Oktober 2009 – 31 Desember 2015
Informasi pribadi
Agama Islam
Tanda tangan
Media sosial
Kehidupan Awal
Bakrie lahir pada tanggal 15 November 1946 di Jakarta, Indonesia, sebagai putra
sulung dari pasangan Achmad Bakrie dari Lampung dan Roosniah Nasution dari Sumatra
Utara. Bisnis yang nantinya akan diwarisi oleh Bakrie dirintis oleh ayahnya pada tahun 1942
di Teluk Betung, Lampung. Bisnis yang didirikan pada saat itu adalah bisnis kopi, karet,
dan lada.
Ia mengambil jurusan teknik elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil
menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1973. Selama mengenyam pendidikan di ITB,
Bakrie pernah menjadi anggota Dewan Mahasiswa. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua
Senat Mahasiswa Elektro ITB, Ketua Dewan Mahasiswa ITB, salah satu pendiri Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan ketua HIPMI ketiga.
Karir Bisnis
Pada tahun 1972, Bakrie bergabung dengan PT Bakrie & Brothers Tbk yang kini
dikenal dengan nama Bakrie Group. Perusahaan tersebut didirikan oleh ayahnya Achmad
Bakrie. Antara tahun 1972 hingga 1974, ia menjadi asisten dewan direksi PT Bakrie &
Brothers, sementara dari tahun 1974 hingga 1982 ia adalah direktur PT. Bakrie & Brothers.
Dari tahun 1982 hingga 1988, ia menjadi wakil direktur utama PT. Bakrie & Brothers, dan
dari tahun 1988 hingga 1992 ia menjadi direktur utama PT. Bakrie & Brothers, walaupun
pada tahun 2000 ia kembali mengemban jabatan tersebut. Ia juga merupakan direktur utama
PT. Bakrie Nusantara Corporation dari tahun 1989 hingga 1992 dan Komisaris Utama
Kelompok Usaha Bakrie dari tahun 1992 hingga 2004.
Menko Perekonomian
Pada tahun 2004, Bakrie berhenti dari PT Bakrie & Brothers Tbk sebelum akhirnya
ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.[18]
Penunjukannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada awalnya sempat
menimbulkan kegelisahan. Segera setelah menjadi bagian dari kabinet Susilo Bambang
Yudhoyono, Bakrie melancarkan kebijakan baru yang dimaksudkan untuk mengurangi
jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 3% dengan mengurangi subsidi BBM dan
sebagai gantinya memberi bantuan keuangan kepada sekitar enam juta orang. Bakrie
meyakini bahwa pemerintah perlu meningkatkan harga BBM secara perlahan agar subsidi
BBM tidak membebani APBN sementara mendekatkan harga BBM dengan harga
internasional. Pada Oktober 2005, setelah dua kali dinaikkan, harga BBM meningkat sebesar
126%. Standard & Poor's menganggap kenaikan tersebut diperlukan untuk mengurangi
tekanan pada anggaran pendapatan dan belanja negara.
Ketua Golkar
1. Konsolidasi (baik vertikal maupun horizontal): semua kader dan pengurus di pusat
dan daerah harus menyatu, disiplin, dan mengikuti garis partai dengan menghormati
kesepakatan partai.
2. Kaderisasi: pemilihan kader terbaik Golkar di seluruh Indonesia dan pada saat yang
sama pencetakan kader baru melalui kaderisasi.
3. Melakukan kreativitas dan ketajaman ide serta gagasan: perumusan solusi yang kreatif
melalui ide-ide yang cemerlang.
4. Memenangkan pemilu, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah.
Menurutnya, Golkar harus "menguningkan Indonesia”.
Di bawah kepemimpinan Ical, partai Golkar berhasil meraih suara sebesar 18.432.312
atau 14,75 persen dalam pemilihan umum legislatif Indonesia 2014. Jumlah ini lebih besar
0,3 persen dari jumlah suara Golkar dalam pemilihan umum legislatif Indonesia 2009. Akan
tetapi, persentase ini berada jauh di bawah target partai, yaitu 30%.Selain itu, jumlah kursi
yang diperoleh Golkar juga menurun dari 106 kursi menjadi 91 kursi. Terkait hal tersebut,
Bakrie secara resmi meminta maaf kepada seluruh pengurus partai dalam rapat pimpinan
nasional Golkar VI.
Tugas Mata Kuliah Kuliah Kewirausahaan
“Biografi Aburizal Bakrie”
Disusun oleh :
Tahun 2016/2017