Anda di halaman 1dari 2

Nama : Si Made Ngurah Purnaman

NIM : C2D017011

Chapter 2 : A Survey Behavorial Science Conceps And Perspective

Pada Chapter ini membahas mengenai ilmu keperilakuan. Ada dua kriteria yang mendasari
ilmu keperilakuan ini yaitu : pertama berkaitan dengan perilaku seseorang, baik perilaku buruk
maupun baik serta konsekuensi yang akan terjadi. Kedua Scientic manner artinya, harus ada
system usaha untuk mendeskripsikan, saling menghubungkan, menjelaskan, dan karenanya
meramalkan beberapa fenomena. Sehingga ilmu keperilakuan adalah untuk mengerti,
menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia untuk menyusun keteraturan mengenai perilaku
manusia yang di dukung dengan bukti empiris.
Akuntansi keperilakuan fokus pada hubungan antara perilaku manusia dengan sistem
informasi akuntansi. Akuntansi keperilakuan juga merupakan sistem informasi akuntansi untuk
mempengaruhi motivasi karyawan, semangat dan produktivitas. Dengan adanya kesadaran antara
hubungan perilaku seseorang dengan akuntansi di harapkan akan menyelesaikan masalah-
masalah dalam organisasi
Beberapa perbedaan antara ilmu keperilakuan dengan akuntansi keperilakuan yaitu :
menurut bidang keahlian Akuntansi Keperilakuan (AK) merupakan ilmu dasar (dasar
pengetahuan ilmu sosial) sedangkan Ilmu Keprilakuan (IL) merupakan ilmu sosial dasar (tidak
membahas akuntansi). Menurut orientasinya AK berorientasi pada bidang profesional (Akuntan)
sedangkan IL berorientasi pada keilmuan (Scientis). Berdasarkan pendekatan masalah AK
berdasarkan Praktik yang terjadi sedangkan IL berdasarkan Teori dan Praktik. Berdasarkan
fungsi nya AK berfungsi untuk melayani klien (Organisasi) sedangkan IL untuk keperluan
memajukan ilmu pengetahuan.
Terdapat tiga pokok bahasan dalam ilmu keperilakuan yaitu : psikologi, sosiologi dan
psikologi sosial. Psikologi membahas mengenai fokus pada prilaku individu dalam menghadapi
lingkungan, sedangkan sosiologi dan psikologi sosial membahas mengenai perilaku kelompok
atau sosial.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi salah
satunya adalah ukuran dan struktur organisasi, gaya manajemen, tanggung jawab kerja, status
hubungan dan norma kelompok. Penyaluran informasi dalam organisasi juga mempengaruhi
perilaku, sebab berdasarkan informasi tersebut seseorang akan memprosesnya sehingga dapat
membuat keputusan. Jika informasi yang di dapat tidak akurat maka akan mengakibatkan
keputusan yang diambil menjadi kurang efektif.
Peranan sosial diartikan sebagai hak,tugas, kewajiban, dan perilaku yang tepat yang
dimiliki oleh seseorang yang memegang posisi tertentu dalam lingkungan organisasi/sosial
tertentu. Komponen prilaku aktual dari peran disebut dengan norma. Norma-norma adalah
kebutuhan akan perilaku yang tepat untuk sebuah peran khusus.
Berdasarkan studi, perilaku manusia tergantung pada dua faktor yaitu : pertama orang-
orang bertindak menurut kebiasaan mereka dengan pengulangan pola tertentu, dan kedua orang-
orang terisolasi, mereka melakukan interaksi dengan lainnya. Pola struktur sosial mengarah pada
bentuk hubungan antara berbagai subsistem sosial dan individu yang mungkin membuat fungsi
suatu masyarakat organisasi sosial ataupun kelompok sosial.
Budaya adalah cara hidup suatu masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa sebuah
budaya dan budaya tidak akan bertahan di luar masyarakat, atau cara hidup meliputi sistem
kepercayaan yang umum, cara perilaku yang diharapkan ataupun cara berpikir yang diharapkan,
pengetahuan teknis dan cara melakukan sesuatu.
Untuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akuntan sebaiknya tahu ide
ataupun pikiran suatu kebudayaan. Dalam beberapa instansi budaya organisasi merupakan
lingkungan kerja merujuk pada lingkungan kerja dan iklim organisasi. Budaya bisnis adalah
sistem umum dari etika bisnis, pelaksanaan bisnis, pengetahuan bisnis dan hardware yang
mempengaruhi perilaku.
Kerangka kerja Idealistis menjelaskan bahwa norma-norma budaya atau perilaku dapat
terlihat dalam ide-ide ataupun nilai-nilai yang dianut seseorang. hal ini sangat bertentangan
dengan kerangka kerja materialistis di mana konsep ini memahami bahwa ide-ide bukan
penyebab utama suatu perilaku. Jadi nilai-nilai bergantung pada dasar ekonomi dan hubungan
antar manusia. Paham ini menyatakan bahwa ide-ide tidak menyebabkan perkembangan norma-
norma budaya, sistem ekonomi, atau sistem perpolitikan.
Kerangka kerja interaksi simbolik dalam hal pemaknaan dan realitas secara sosial
ditentukan melalui proses interaksi manusia dengan lainnya, pencapaian ketentuan bersama dari
situasi sosial dan kesepakatan bersama terkait “ apa :. Dalam beberapa cara, interaksi simbolik
dapat digambarkan sebagai sebuah alternatif untuk peranan teori.
Perilaku bisa juga dimaknai sebagai istilah dari sikap, motivasi, persepsi, pembelajaran,
dan kepribadian.

Anda mungkin juga menyukai