MODUL 1
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
Modul 1
Oklusi
Skenario 1
Instruksi juga menjelaskan pada mereka tentag oklusi pada saat maksila dan
mandibular berkontak antara lain oklusi normal, overjet, overbite, dan free way space.
Instruksi juga menjelaskan ada kondisi saat menutup rahang atau dalam keadaan
istirahat yang disebut oklusi sentrik, relasi sentrik, oklusi fungsional. Walaupun masih agak
bingung, para mahasiswa semakin menarik mendalami anatomi rahang.
Oklusi : cara bagaimana gigi atas dan bawah berkontak satu sama lain baik saat
istirahat maupun mengunyah, oklusi merujuk pada bagaimana gigi saling bersentuhan
dan apakah selaras atau tidak.
Overjet :jarak horizontal antara insisal edge incisivus rahang atas terhadap bidan
labial gigi incisive pertama rahang bawah.
Overbite : overlap antara incisivus atas dengan inscisivus bawah dalam bidang
vertical
Oklusi normal : suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang
yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus
berada dalam fossa glenoidale.
Free way space : celah yang terdapat antara rahang atas dan rahang bawah dalam
keadaan istirahat
Oklusi sentrik : hubungan kontak maksimal dari gigi rahang atas dan rahang bawah
waktu rahang bawah dalam keadaan relasi sentris
Relasi sentrik : hubungan rahang bawah dangan rahang atas pada mana kepala sendi
atau condyle berada dalam keadaan paling dorsal dalam cekungan sendi atau glenoid
fossa tanpa mengurangi kebebasan untuk bergerak ke lateral.
Oklusi fungsional : gerakan fungsional dari mandibular sehingga menyebabkan
kontak antara gigi geligi.
Mahasiswa FKG
Praktikum mencetak
Oklusi
Factor yang
Konsep dasar Klasifikasi oklusi
mempengaruhi
overbite
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar oklusi normal ( kriteria,
overjet, overbite, free way space).
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi oklusi.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan factor yang mempengaruhi oklusi.
1. Konsep dasar oklusi normal ( kriteria, overjet, overbite, free way space)
Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan
mandibula, yang terjadi selama pergerakan mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari
gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system,
skeletal system dan muscular system. Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang
statis selama mandibula bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya :
sentrik, eksentrik, habitual, supra-infra, mesial distal, lingual. dsb. Dikenal dua macam istilah
oklusi yaitu :
1. Oklusi ideal adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak
mungkin terdapat pada manusia.
2. Oklusi normal adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang sama
dan rahang yang berlawanan, apabila gigi dikontakan dan kondilus berada dalam fosa
glenoidea.
Menurut Andrew yang dikutip oleh Bisara, terdapat enam kunci oklusi normal, sebagai
berikut:
1. Relasi molar menujukkan tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas beroklusi dalam
celah antara mesial dan sentral dari molar pertama rahang bawah.
2. Angulasi mahkota yang benar.
3. Inklinasi mahkota menjamin dari keseimbangan maloklusi.
4. Inklinasi mahkota menjamin dari keseimbangan oklusi.
5. Tidak ada rotasi gigi.
6. Tidak ada celah diantara gigi geligi.
jarak gigit (overjet) : jarak horizontal antara insisal edge gigi incisivus rahang atas terhadap
bidang labial gigi incisivus rahang bawah.
tinggi gigit (overbite) : jarak vertical antara insisal edge rahang bawah sampai insisal edge
rahang atas.
Pengertian relasi vertikal : Jarak vertical rahang atas dan rahang bawah yang dapat
memberikan ekspresi normal pada wajah seseorang. Relasi vertikal ada dua, yaitu :
1. Relasi vertikal posisi istirahat : adalah suatu hubungan rahang atas dimana otototot
membuka dan menutup mulut dalam keadaan seimbang. Relasi vertikal ini diukur pada waktu
rahang bawah dalam keadaan istirahat fisiologis.
2. Relasi vertikal oklusi : adalah suatu hubungan rahang bawah terhadap rahangatas, gigi
geligi atau oklusal rim dioklusikan. Relasi vertikal ini diukur sewaktu gigi dalam oklusi
sentrik. Selisih antara relasi vertikal posisi istirahat dengan relasi vertikal oklusi disebut
dengan FREE WAY SPACE yang dlam keadaan normal berkisar antara 2-4 mm. Yang
dimaksud dengan FREE WAY SPACE adalah celah yang terdapat antara rahang atas dan
rahang bawah dalam keadaan istirahat yang merupakan selisih antara relasi vertikal istirahat
dan relasi vertical oklusi.
2. Klasifikasi oklusi
a. Oklusi normal
Suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang sama dan rahang
berlawanan, apabila gigi dikontakkan, condylus berada dalam fossa glenoidale. Oklusi gigi
secara normal dikelompokkan menjadi dua jenis :
Oklusi statik
Hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan tertutup atau hubungan
daerah kunyah gigi geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik).
Oklusi dinamik
Hubungan antara gigi rahang atas dan rahang bawah saat seseorang melakukan gerakan
mandibula kearah lateral, ataupun kearah anterior dan posterior. Oklusi dinamik timbul akibat
gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang
terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral
akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp
bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side dalam
oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing
side.
Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi
keseimbangn,keduanya dalam keadaan kontak;
Unilateral balanced occlusion. Bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak dan sisi
keseimbangan tidak kontak;
Mutually protected occlusion. Dijumpai kontak ringan pada gigi geligi anterior,
sedang pada gigi posterior tidak kontak;
Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi diatas.
b. Berdasarkan angle
Klas I
Klas II
Klas II maloklusi menurut Angle dikarakteristikkan dengan hubungan molar dimana cusp
disto-buccal dari molar permanen pertama maksila beroklusi pada groove buccal molar
permanen pertama mandibula.
Maloklusi ini menunjukkan hubungan molar Klas III dengan cusp mesio-buccal dari
molar permanen pertama maksila beroklusi pada interdental antara molar pertama dan
molar kedua mandibula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan oklusi dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. faktor lokal
Merupakan faktoy yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan oklusi antara lain
posisi perkembangan gigi yang berjejal (crowded), gigi supernumerary dan hipodonsia.
2. faktor umum.
Factor umum terdiri dari dari faktor skeletal, faktor otot dan faktor dental. Hubungan skeletal
merupakan hubungan antero-posterior dari bagian basal rahang bawah dan rahang atas
dengan gigi-gigi pada keadaan oklusi. Klasifikasi hubungan skeletal dibagi menjadi tiga,
yaitu klas I, klas II dan klas III skeletal
Oklusi pada masing-masing individu tidaklah sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi oklusi
gigi manusia antara lain:
Trauma
Variasi genetic
Genetik merupakan faktor yang penting dalam menentukan ukuran dan bentuk rahang gigi.
Arya (1973), dan Hue (1991) menunjukkan bahwa faktor genetik berperan pada dimensi
lebar, panjang, dan keliling lengkung gigi.
Kebiasaan
Lingkungan Faktor lingkungannya termasuk kebiasaan oral, malnutrisi dan fisik. Kebiasaan
Oral Kebiasaan oral yang mempengaruhi lengkung gigi antara lain menghisap ibu jari atau
jari-jari tangan, menghisap dot, bernafas melalui mulut, dan penjuluran lidah.
Malnutrisi
Nutrisi yang baik adalah penting pada waktu remaja untuk memperoleh pertumbuhan oral
yang baik. Malnutrisi dapat mempengaruhi ukuran bagian badan, sehingga terjadi
perbandingan bagian yang berbeda-beda dan kualitasjaringan yang berbeda-beda seperti
kualitas gigi dan tulang. Adanya malnutrisi dapat berakibat langsung pada organ-organ tubuh.
Fisik Perubahan dalam kebiasaan diet seperti tekstur makanan yang lebih halus menyebabkan
penggunaan otot pengunyahan dan gigi berkurang. Akibat pengurangan pengunyahan akan
menyebabkan perubahan pada perkembangan fasial sehingga maksila menjadi lebih sempit.
DAFTAR PUSTAKA