Anda di halaman 1dari 107

HUBUNGAN METODE PENUGASAN ASUHAN KEPERAWATAN TIM

DENGAN KINERJA PERAWATDI INSTALASI RAWAT INAP


RUMAH SAKIT DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH
YUSRA MIZARRA HASIBUAN
NIM : 131000352

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HUBUNGAN METODE PENUGASAN ASUHAN KEPERAWATAN TIM
DENGAN KINERJA PERAWATDI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehtan Masyarakat

OLEH
YUSRA MIZARRA HASIBUAN
NIM : 131000352

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN

METODE PENUGASAN ASUHAN KEPERAWATAN TIM DENGAN

KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT

DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh

isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau

mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko

atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya atau klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, 23 April 2018

Yusra Mizarra Hasibuan


131000352

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Model Praktik Keperawatan Profesional Tim bertujuan untuk memperbaiki


pelayanan yang selalu mengacu pada efektivitas dan efisiensi dalam memberikan
asuhan keperawatan di ruang perawatan. Berdasarkan survei pendahuluan di
RSUD Kota Padangsidimpuan ditemukan bahwa pembagian tugas kepada anggota
tim yang bertanggung jawab atas pasien pada setiap shift belum didasarkan pada
jumlah pasien dan sistem klasifikasi pasien karena keterbatasan jumlah perawat
terutama pada shift malam.
Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan rancangan
cross sectional yang bertujuan menjelaskan variabel dengan menganalisis
hubungan metode asuhan keperawatan tim (kepemimpinan, komunikasi,
koordinasi,penugasan dan supervisi) terhadap kinerja perawat pelaksana di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 57 orang yang diambil dengan menggunakan
teknik random sampling.
Hasil analisis uji bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji
korelasi pearson menunjukkan p (0,001 < 0,005) bahwa ada hubungan yang
signifikan antara metode asuhan keperawatan tim (kepemimpinan,
komunikasi, koordinasi, penugasan dan supervise) dengan kinerja perawat di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan. Nilai
hubungan yang paling tinggi terhadap kinerja dalam penelitian ini terdapat
pada varibel penugasan yaitu r = 0,608 dan berpola positif, artinya semakin
tinggi variabel penugasan dalam metode penugasan asuhan keperatawatan tim
maka semakin baik kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pimpinan Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Padangsidimpuan untuk meningkatkan manajemen
keperawatan rumah sakit dengan mengevaluasi kembali kebijakan-kebijakan yang
dapat meningkatkan penerapan metode pemberian asuhan keperawatan tim yaitu
variabel koordinasi yang merupakan kunci berhasilnya penerapan metode tim
dalam pelayanan keperawatan sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat
menjadi lebih baik.

Kata Kunci : Metode Asuhan Keperawatan TIM, Kinerja

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

The Professional Nursing Practice Model Team aims to improve the service
that always refers to the effectiveness and efficiency in providing nursing care in
the treatment room. Based on a preliminary survey at Padangsidimpuan District
Public Hospital it was found that the division of tasks to the team members
responsible for the patients on each shift has not been based on the number of
patients and the patient's classification system due to the limited number of nurses
especially on the night shift.
This research is an analytic observation research with cross sectional
design which aims to explain variable by analyzing the correlation between
nursing care method of team (leadership, communication, coordination,
assignment and supervision) on the performance of the nurses in
Padangsidimpuan District Hospital. The population in this study amounted to 57
people taken using random sampling technique.
The result of bivariate test analysis in this study using pearson correlation
test showed p (0.001 <0.005) that there is a significant correlation between team
care nursing methods (leadership, communication, coordination, assignment and
supervise) with the performance of nurses at inpatient installation of Regional
General Hospital City of Padangsidimpuan. The highest value of relationship to
the performance in this study is on the assignment variable that is r = 0.608 and
patterned positive, meaning that the higher the assignment variable in the
assignment method of team keperatawatan care the better the performance.
Based on the result of research, it is suggested to the head of
Padangsidimpuan City General Hospital to improve the nursing management of
the hospital by reevaluating the policies that can improve the application of
nursing care method of the team that is the coordination variable is the key to the
successful implementation of team methods in nursing services so as to improve
performance nurses are getting better.

Keywords: Nursing Care Method TEAM, Performance

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT atas semua rahmat dan

karunia-Nya yang berlimpah dan tak terhingga, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Laporan hasil penelitian dengan judul “Hubungan

Metode Penugasan Asuhan Keperawatan Tim Dengan Kinerja Perawat di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2017” ini

disusun sebagai tugas akhir serta sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara.

Proses penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan

dukungan banyak pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

3. Dr. Juanita SE, M.Kes selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, nasihat, ide, serta

masukan sehingga laporan hasil skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Roymond H. S,Kep, Ners, M,Kep selaku dosen penguji I yang telah

memberikan berbagai kritik dan saran untuk tercapainya kesempurnaan

skripsi ini.

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku dosen penguji II yang telah memberikan

berbagai kritik dan saran untuk tercapainya kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan staf di Departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan FKM USU yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

selama penulis mengikuti pendidikan peminatan Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan.

7. Seluruh Staf/Pegawai di lingkungan FKM USU yang telah banyak

membantu penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.

8. dr. H. Aminuddin selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Padangsidimpuan yang telah memberi izin dan kesempatan melakukan

penelitian, serta guru-guru dan pihak sekolah yang membantu dalam

proses pengumpulan data.

9. Seluruh Kepala Ruangan, Perawat pelaksana di instalasi rawat inap Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan yang sudah meluangkan

waktu untuk membantu penulis selama penelitian.

10. Seluruh Staf di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan yang

sudah meluangkan waktu untuk membantu penulis selama penelitian.

11. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda Drs. H. Armyn

Hasibuan M. Ag dan Ibunda Hj. Fatimah Lubis atas doa, kasih sayang,

dukungan, semangat, motivasi serta materiil sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan. Terimakasih kepada saudara penulis Syahrial Ali Wardi

Hasibuan, Yusuf Azroi Hasibuan, Nur Habibah Nailan Hasibuan dan Nur

Hanifah Nihlan Hasibuan atas dukungan dan semangatnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12. Teman seperjuangan selama penulisan skripsi ini di peminatan

administrasi dan kebijakan kesehatan Nurizkiana Nasution yang telah

banyak membantu.

13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih

atas segala bantuan yang diberikan dalam proses penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu penulis menerima masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk

penyempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat sebagai

sumbangan ilmu pengetahuan kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat USU dan

pihak yang terkait dalam penelitian ini.

Medan, April 2018

Penulis,

Yusra Mizarra Hasibuan

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ...............................................................................................viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR ISTILAH.................................................................................... xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 8
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 10


2.1 Rumah Sakit .................................................................................... 10
2.2 Manajemen Keperawatan ................................................................ 11
2.3 Keperawatan dan Perawat ................................................................ 12
2.4 Model Praktik Keperawatan Profesional ........................................ 13
............. 2.4.1 Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan
Profesional...................................................................................... 14
2.4.2 Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Praktik Keperawatan
Profesional...................................................................................... 14
2.4.3 Komponen Model Praaktik Keperawatan Profesional ...... 15
2.4.4 Jenis Metode Asuhan Keperawatan Profesional ............... 16
2.4.5 Tanggung Jawab Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Anggota
Tim................................................................................................... 22
2.5 Kinerja .............................................................................................. 24
2.5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja................................. 25
2.5.2 Kinerja Perawat Dalam Keperawatan ................................. 2
2.5.3 Penilaian Kinerja Perawat.................................................. 27
2.6 Kerangka Konsep ............................................................................. 31
2.7 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 33

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 33
3.2.1 Lokasi .................................................................................. 33
3.2.2 Waktu .................................................................................. 33
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 33
3.3.1 Populasi ............................................................................... 33
3.3.2 Sampel ................................................................................. 33
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 35
3.5 Variabel dan Definisi Operasional................................................. 35
3.5.1 Variabel Bebas .................................................................... 35
3.5.2 Variabel Terikat .................................................................. 36
3.5.3 Definisi Operasional ........................................................... 37
3.6 Aspek Pengukuran ......................................................................... 38
3.6.1 Pengukuran Variabel Bebas ................................................ 38
3.6.2 Pengukuran Variabel Terikat .............................................. 39
3.7 Metode Analisis Data ..................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................ 41


4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit ....................................................... 41
4.1.1 Visi, Misi, Nilai-Nilai, Motto dan Falsafalah ..................... 42
4.2 Karakteristik Responden Penelitian ................................................ 43
4.3 Analisis Univariat Variabel Independen .......................................... 45
4.3.1 Analisis Univariat Kinerja Perawat .................................... 46
4.4 Analisis Bivariat .............................................................................. 46

BAB V PEMBAHASAN ........................................................................... 48


5.1 Karakteristik Individu Perawat......................................................... 48
5.1 Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat
Inap RSUD Kota Padangsidimpuan ........................................................ 49
5.2 Hubungan Komunikasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat
Inap RSUD Kota Padangsidimpuan ....................................................... 51
5.3 Hubungan Koordinasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap
RSUD Kota Padangsidimpuan ................................................................ 53
5.4 Hubungan Penugasan dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap
RSUD Kota Padangsidimpuan ................................................................ 54
5.5 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap
RSUD Kota Padangsidimpuan ................................................................ 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 58


4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 58

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Saran ................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 60


DAFTAR LAMPIRAN

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Besar Sampel Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan35
Tabel 3.2 Definisi Operasional.................................................................... 37
Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Bebas ............................................. 39
Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Variabel Terikat ........................................... 40
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian .......... 44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemimpinan,
Komunikasi, Koordinasi, Penugasan dan Supervisi Perawat di
Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan .............. 46
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat di
Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpauan............. 47
Tabel 4.4 Hasil Hubungan Antara Metode Penugasan Asuhan Keperawatan Tim
(Kepemimpinan, Komunikasi, Koordinasi, Penugasan Dan Supervisi)
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD
Kota Padangsidimpuan Tahun 2017 ............................................ 48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Unsur-Unsur Sistem Pelayanan dalam Manajemen Keperawatan


Gambar 2.2 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional ............. 17
Gambar 2.3 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Tim......................... 19
Gambar 2.4 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primer ................... 20
Gambar 2.5 Sistem Sistem Asuhan Keperawatan “Case Method Nursing”..
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ................................................................... 32

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................ 66
Lampiran 2. Mater Data ............................................................................. 71
Lampiran 3. Output SPSS .......................................................................... 75
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian ............................................................... 90
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian ............................ 91

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISTILAH

BOR : Bed Occupancy Rate


D3 : Diploma III
DepKes : Departemen Kesehatan
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
MAKP : Model Asuhan Keperawatan Profesional
MenKes : Menteri Kesehatan
MoU : Memorandum Of Understanding
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
RI : Republik Indonesia
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
S1 : Sarjana Strata I
SDM : Sumber Daya Manusia
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yusra Mizarra Hasibuan lahir di Kota Padangsidimpuan

pada tanggal 24 Februari 1995. Penulis beragama Islam dan bersuku bangsa batak

mandailing, merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda

Armyn Hasibuan dan Ibunda Fatimah Lubis. Penulis beralamat di Jln. DR.

Mansyur Gg. Berdikari No. 17 B, Medan Selayang.

Pendidikan formal penulis dimulai dari jenjang TK pada tahun 2000 sampai

dengan tahun 2001 di TK Al-Qur‟an Ulfa Kota Padangsidimpuan, masuk jenjang

Sekolah Dasar pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 di SDN 200108/XII

Kota Padangsidimpuan, melanjutkan Sekolah Menengah Pertama pada tahun

2007 sampai dengan tahun 2010 di SMP SWASTA Nurul „Ilmi Kota

Padangsidimpuan, Sekolah Menengah Atas dari tahun 2010 sampai dengan tahun

2013 di SMA SWASTA Nurul „Ilmi Kota Padangsidimpuan dan melanjutkan S1

Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013 sampai

dengan 2018 dengan lama studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat selama 4 tahun

5 bulan.

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan kondisi terjadinya perubahan di berbagai aspek

kehidupan manusia, terjadi secara cepat dan mendunia yang dipicu dan dipercepat

dengan adanya keterbukaan informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Keadaan ini berdampak terhadap pembangunan di bidang kesehatan

salah satu misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Departemen

Kesehatan tahun 2015-2019 adalah meningkatkan derajat kesehatan (Depkes,

2015).

Untuk mencapai keadaan sehat sebagaimana yang tercantum dalam UU No.

36 Tahun 2009 tentang kesehatan, banyak faktor yang harus diperhatikan, salah

satunya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas secara optimal

karena setiap pelayanan kesehatan harus terstandar. Penyelenggaraan pelayanan

kesehatan yang bermutu dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga

kesehatan yang tersedia, obat, alat kesehatan dan proses pemberian pelayanan

(UU Kesehatan, 2009)

Dampak dari teknologi dan informasi yang semakin pesat menyebabkan

pengetahuan masyarakat juga meningkat yaitu lebih selektif dalam memilih

fasilitas pelayanan kesehatan yang akan digunakan, sesuai dalam undang-undang

kesehatan setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan

sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya (UU Kesehatan, 2009).

Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan

kesehatan di rumah sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

pelayanan, terlebih lagi pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra

sebuah rumah sakit di mata masyarakat, sehingga menuntut adanya

profesionalisme perawat pelaksana maupun perawat pengelola dalam memberikan

dan mengatur kegiatan asuhan keperawatan kepada pasien. Kontribusi yang

optimal dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas akan terwujud

apabila sistem pemberian asuhan keperawatan yang digunakan mendukung

terjadinya praktik keperawatan profesional dan berpedoman pada standar yang

telah ditetapkan serta dikelola oleh manajer dengan kemampuan dan keterampilan

yang memadai (Sriwahyuni, 2011).

Melihat pentingnya posisi, peran, dan fungsi perawat di rumah sakit,

manajemen rumah sakit harus selalu berupaya untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas SDM keperawatan. Peningkatan kuantitas dan kualitas yang sampai saat

ini dilakukan oleh rumah sakit adalah dengan beberapa cara antara lain

memberikan kesempatan kepada SDM keperawatan untuk studi lanjut ke jenjang

yang lebih tinggi dan juga memberikan pelatihan tentang model praktik

keperawatan professional dan diterapkan dalam memberikan pelayanan

keperawatan (Indriyani dan Asmuji, 2016).

Manajemen keperawatan merupakan pengelolaan aktivitas keperawatan oleh

manajer keperawatan melalui kegiatan manajerial terhadap perawat pelaksana

dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan kepada pasien/

keluarga/masyarakat secara profesional. Manajer keperawatan dituntut untuk

merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengendalikan dan

mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan

masyarakat sesuai kode etik dan standard praktek keperawatan. Manajemen

adalah proses mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber dalam mencapai

tujuan yang mencerminkan kedinamisan organisasi (Roymond, 2012).

Pelaksanaan manajemen keperawatan dapat dilihat melalui terlaksananya

fungsi-fungsi manajemen secara efektif dan efisien yang di dalamnya saling

berkaitan. Marquis dan Huston (2012) mengemukakan bahwa fungsi

manajemen pertama kali dikemukakan oleh Fayol yang meliputi lima fungsi,

yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian

perintah (commanding), pengoordinasian (coordinating) dan pengawasan

(controlling).

Dalam tingkatan manajer keperawatan yang ada, kepala ruang adalah

manajer operasional yang merupakan pimpinan yang secara langsung mengelola

seluruh sumber daya di unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang

bermutu. Kepala ruang merupakan jabatan yang cukup penting dan strategis,

karena secara manajerial kemampuan kepala ruang ikut menentukan keberhasilan

pelayanan keperawatan (Soejitno, 2002).

Dalam pengembangan model praktik keperawatan profesioanl peran dan

fungsi kepala ruang merupakan hal yang sangat penting, sehingga kompetensi

kepemimpinan dan manajemen mutlak dibutuhkan, karena kemampuan manajerial

kepala ruang akan diuji untuk menentukan sistem pemberian asuhan keperawatan

kepada pasien yang merupakan cerminan pelaksanaan praktik keperawatan

profesional. Pendekatan manajemen keperawatan dilakukan dengan melakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

analisis kebutuhan tenaga dan fasilitas, serta penyusunan standar asuhan

keperawatan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan

pelayanan asuhan keperawatan (Sriwahyuni, 2011)

Metoda pemberian asuhan keperawatan perlu disesuaikan dengan kondisi

dan kebutuhan pasien. Metoda pemberian asuhan keperawatan terdiri dari enam

metoda yang meliputi metoda fungsional, metoda kasus, keperawatan tim, metoda

modular, keperawatan primer dan manajemen kasus (Marquis dan Huston, 2012).

Masing-masing metoda pemberian asuhan keperawatan mempunyai keuntungan

dan kerugiannya. Salah satu metoda pemberian asuhan keperawatan yang

digunakan adalah metoda pemberian asuhan keperawatan tim yang

pelaksanaanya di rumah sakit masih di bawah 75%, yang artinya tergolong masih

belum sesuai dengan standar yang ditetapkan (Indriyani dan Asmuji, 2016).

Kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit tidak akan berjalan dengan

baik apabila proses keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan

profesional adalah dengan menerapkan model asuhan keperawatan profesional

metode tim yang memungkinkan perawat profesional dalam mengatur pemberian

asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan

tersebut. Pengembangan model asuhan keperawatan profesional metode tim

dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas pelayanan dan asuhan

keperawatan yang dirasakan belum memuaskan. Model asuhan keperawatan

profesional metode tim telah dilaksanakan di berbagai negara termasuk rumah

sakit di Indonesia (Kasim dan Abdurrouf, 2016).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Perawat sendiri dikenal sebagai sosok yang lembut dalam melaksanakan

pekerjaannya berdasarkan cinta kasih. Akan tetapi dalam kenyataannya, sering

kita mendengar kritik dan kecaman dari masyarakat terhadap sistem pelayanan

yang kurang bermutu, profesional atau kurang empati dalam melakukan program

pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit dan keluhan atas kinerja perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan. Oleh sebab itu perawat sebagai tim

pelayanan kesehatan yang terbesar dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan. (Sutopo, 2003).

Berdasarkan profile Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota

Padangsidimpuan adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera

Utara yang berstatus kelas B Non Pendidikan. Meskipun berstatus non

pendidikan, tetapi dengan adanya MoU (Memorandum of understanding) maka

RSUD Kota Padangsidimpuan dapat menerima mahasiswa untuk melakukan

praktik lapangan.

RSUD Kota Padangsidimpuan adalah merupakan induk dari rumah sakit

pemerintah daerah di sekitarnya. Di sisi lain, secara de jure RSUD Kota

Padangsidimpuan adalah milik pemerintah yang pengaturan sumber daya

manusianya ditempatkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah

dinyatakan dalam job sereption (Profil RSUD Padangsidimpuan, 2016).

Seyogianya pelayanan kesehatan yang diberikan lebih diminati oleh masyarakat

yaitu pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi harapan pasien dan

meningkatkan kepercayaan bagi pasien dan keluarganya.

RSUD Kota Padangsidimpuan memiliki sebanyak 18 orang Ners, 130 orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

tenaga perawat dan 4 orang perawat gigi dengan jumlah tempat tidur 197 unit.

Berdasarkan profil RSUD Kota Padangsidimpusn angka Bed Occupancy Rate

(BOR) yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya pemanfaatan tempat

tidur menunjukkan kenaikan pesat pada tiga tahun terakhir. Angka pencapaian

BOR pada tahun 2014 sebesar 48,9 %, tahun 2015 sebesar 74,75 %, dan tahun

2016 sebesar 67,62 %. Standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu

sekitar 60% – 85% dari data tersebut angka BOR RSUD Kota Padangsimpuan

sudah dikategorikan baik, tetapi kinerja yang dilakukan oleh perawat masih

kurang baik sebab masih ada perawat yang belum melaksanakan tugas dan

fungsinya secara baik dalam memberikan perawatan kepada pasien.

Komposisi tenaga keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan

sebagian besar DIII Keperawatan (78,9%) dan D4 Keperawatan (21,1%).

Metoda asuhan keperawatan yang digunakan adalah metoda pemberian

asuhankeperawatan tim dengan alasan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan, kepuasanpasiendanperawat.Penerapanmetodapemberianasuhan

keperawatan tim di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan sudah

dilaksanakan sejak tahun 2010 dan penerapannya masih kurang baik.

RSUD Kota Padangsidimpuan berfokus pada pemberian pelayanan

keperawatan yang profesional sesuai standar, namun hal ini belum berjalan

sepenuhnya. Merujuk pada penelitian Rosmadani (2013) di RSUD Kota

Padangsidimpuan ditemukan bahwa pelaksanaan ronde klinis keperawatan di

ruang rawat inap belum optimal. Ronde keperawatan hanya dilaksanakan pada

pagi hari oleh perawat shift pagi dan dipimpin oleh kepala ruangan. Kegiatan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

dilakukan hanya pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan obat-obatan. Ronde

yang dilaksanakan juga belum didasari oleh kebijakan berupa program yang dapat

menjadi panduan bagi perawat dalam melaksanakan ronde tersebut. Pembagian

tugas kepada anggota tim yang menjadi penanggung jawab pasien pada setiap

shift belum berdasarkan jumlah pasien dan sistem klasifikasi pasien karena

keterbatasan tenaga terutama pada shift malam.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang dilakukan penulis terhadap

beberapa perawat dimana mereka mengatakan bahwa tugas pengisian pengkajian

dan perencanaan keperawatan yang seharusnya menjadi tugas ketua tim sering

dilimpahkankepadaanggotatim, kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh

pimpinan kepala ruangan masih belum mampu mendukung dan membimbing

perawat dalam melaksanakan tugas secara optimal dalam mengimplementasikan

metode penugasan keperawatan, sejalan dengan hasil pegamatan penulis dimana

observasi pasien rawat inap belum optimal dilakukan yaitu beberapa perawat

hanya melakukan kunjungan apabila pasien memerlukan bantuan saja,

pemeriksaan riwayat kesehatan juga dilakukan hanya ada perintah dari atasan dan

jarang melakukan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru dan perawat hanya

melakukan kunjungan kepada pasien satu kali dalam sehari yaitu pada pagi hari.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

hubungan metode penugasan perawat terhadap kinerja perawat di instalasi rawat

inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka yang menjadi

masalah penelitiannya adalah bagaimana hubungan metode penugasan perawat

terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan metode penugasan asuhan keperawatan terhadap

kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik individu perawat di instalasi rawat inap

RSUD Kota Padangsidimpuan.

2. Hubungan kepemimpinan pada penerapan pemberian asuhan keperawatan

tim dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi rawat

inapRSUD Kota Padangsidimpuan.

3. Hubungan komunikasi pada penerapan pemberian asuhan keperawatan

tim dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi rawat

inapRSUD Kota Padangsidimpuan.

4. Hubungan koordinasi pada penerapan pemberian asuhan keperawatan tim

dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi rawat inapRSUD

Kota Padangsidimpuan.

5. Hubungan penugasan pada penerapan pemberian asuhan keperawatan tim

dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi rawat inapRSUD

Kota Padangsidimpuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

6. Hubungan supervisi pada penerapan pemberian asuhan keperawatan tim

dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi rawat inapRSUD

Kota Padangsidimpuan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Dapat dijadikan masukan dalam menyusun kebijakan pengembangan

manajemen keperawatan peningkatan kinerja organisasi.

2. Bagi Perawat

Dapat dijadikan masukan dala mengimplementasikan posisi, peran, dan

fungsi sebagai perawat profesionalis dalam memberikan layanan asuhan

keperawatan.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai metode penugasan

keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
DAFTAR PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang

harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau

oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tigginya (UU RS,

2009).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

Rumah Sakit mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan.

Dalam Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 10

ayat menyebutkan, bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat 1

paling sedikit terdiri atas ruang rawat inap. Instalasi Rawat Inap merupakan

ruangan yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan

secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap rumah sakit akan

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri sendiri sesuai dengan tingkat

pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya

(MenKes, 2012).

2.2 Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional dalam

suatu manajemen keperawatan diperlukan adanya manajer atau kepemimpinan

yang merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana serta

prasarana yang tersedia untum memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan

efisien bagi individu, keluarga dan masyarakat (Gilis, 2005).

Menurut Triwibowo (2013) manajemen keperawatan adalah suatu tugas

khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,

mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik

sumber daya manusia, alat maupun dana sehingga memberikan pelayanan

keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

Manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses

manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode

pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan

keduanya saling menopang. Pada dasarnya manusia unik dan memiliki

kecenderungan serta kepentingan berbeda-beda, jika tidak ada yang mengatur dan

mewadahi kepentingan tersebut maka manajemen tidak dapat dijalankan, oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

karena itu dibutuhkan seorang manajer agar tujuan dan kepentingan tiap perawat

didalamnya sesuai denagan visi dan misI (Putra, 2014)

Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar

dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan

dimaksud untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses

manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan terdiri atas pengumpulan data,

identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan kegiatan dan eveluasi

(Triwibowo, 2013).

Gambar 2.1 Unsur-Unsur Sistem Pelayanan dalam Manajemen


Keperawatan

INPUT PROSES OUTPUT

1. Tenaga 1. Pengorganisasian Kepuasan Pasien


dan Keluarga
2. Biaya 2. Pelaksanaan Asuhan
Pelaksanaan 1.Tangibles
a. Pengkajian
3. Peralatan
2. Realibility
b. Diagnosa Keperawatan
4. Standar
3. Responsiveness
5. Dokumentasi/ c. Perencanaan
Laporan 4. Assurance
d. Pelaksanaan
5. Emphaty
e. Evaluasi

2.3 Keperawatan dan Perawat


Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga

atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Pelayanan keperawatan

merupakan bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit

(UU Keperawatan, 2014).

Menurut Triwibowo (2013) keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

profesional ilmu keperawatan berupa pelayanan kesehatan yang komprehensif

baik sehat atau sakit pada siklus kehidupan manusia. Keperawatan berupa bantuan

yang diberikan karena adanya kelemahan fisik atau mental, keterbatasan

pengetahuan serta kurangnya kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara

mandiri.

Berdasarkan Undang-Undang Keperawatan (2014) perawat adalah

seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik dalam maupun

luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-Undangan.

Kedudukan keperawatan sebagai ilmu bukan hanya sebatas teori saja tetapi

memiliki bentuk aplikasi yang dijalankan di lapangan. Perannya bersinggungan

dan berhubungan langsung dengan pasien. Profesi keperawatan berorientasi pada

pelayanan masalah kesehatan yang diderita oleh pasien. Kehadirannya adalah

mengupayakan agar pasien mendapatkan kesembuhan atas masalah kesehatan

yang diderita oleh pasien. Keperawatan mempunyai empat tingkatan pasien yaitu

individu, keluarga, kelompok, dan komunitas. Pelayanan keperawatan terhadap

pasien mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan (Iskandar, 2013).

2.4 Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

Hoffart dan Woods (1996) mendefinisikan model praktik keperawatan

profesional sebagai sebuah sistem yang meliputi struktur, proses dan nilai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

profesional yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan

keperawatan dan mengatur lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan.

Menurut Nursalam (2008) keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada

klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan

profesional, dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan

keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode sistem pemberian

asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. Nursalam (2008)

mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang

umum digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawat total, keperawatan tim,

keperawatan primer.

2.4.1 Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional

a. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui penataan sistem pemberian

asuhan keperawatan.

b. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar.

c. Melaksanakan praktik keperawatan profesional.

d. Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan penelitian

keperawatan.

2.4.2 Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Praktik Keperawatan

Profesional

Terdapat enam unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian

asuhan keperawatan yaitu sesuai dengan :

1. Visi-Misi Rumah Sakit.

2. Dapat diterapkannya proses keperawatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

3. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya.

4. Terpenuhinya kepuasan klien.

5. Keluarga dan masyarakat

6. Kepuasan kerja perawat dan terlaksananya komunikasi yang adekuat.

2.4.3 Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional

a. Nilai Profesional

Pengembangan model praktik keperawata profesional didasarkan pada nilai

professional. Nilai professional merupakan inti dari model praktik keperawatan

profesional yang meliputi nilai intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali dan

tanggung gugat.

b. Pendekatan Manajemen

Pendekatan manajemen digunakan untuk mengelola sumber daya yang ada

meliputi ketenagaan, alat, fasilitas serta menetapkan Standar Asuhan Keperawatan

(SAK). Pada model praktik keperawatan profesional ini kemampuan manajemen

keperawatan yang dikembangkan terutama dalam hal mengelola perubahan dan

pengambilan keputusan.

c. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan

Sistem pemberian asuhan keperawatan (care delivery system) merupakan

metode penugasan bagi tenaga perawat yang digunakan dalam memberikan

pelayanan keperawatan kepada klien. Sistem atau metode tersebut merefleksikan

falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dan populasi klien. Saat ini dikenal

lima jenis metode pemberian asuhan keperawatan, yang terdiri dari metode kasus,

fungsional, tim, primer dan manajemen kasus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

d. Hubungan Professional

Pengembangan model praktik keperawatan profesional memungkinkan

terjadinya hubungan professional antara perawat dan praktisi kesehatan lainnya.

Hubungan ini dapat terjadi melalui sistem pendokumentasian keperawatan, operan

tugas jaga, konferensi awal dan akhir serta pembahasan kasus.

e. Kompensasi dan penghargaan

Pada suatu layanan professional, seseorang mempunyai hak atas kompensasi

dan penghargaan. Kompensasi merupakan salah faktor yang dapat meningkatkan

motivasi, pada model praktik keperawatan profesional karena masing-masing

perawat mempunyai peran dan tugas yang jelas sehingga dapat dibuat klasifikasi

yang obyektif sebagai dasar pemberian kompensasi dan penghargaan.

2.4.4 Jenis Metode Asuhan Keperawatan Profesional

Menurut Nursalam (2015) ada 4 metode pemberian asuhan keperawatan

profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam

menghadapai tren pelayanan keperawatan yaitu :

1. Metode Fungsional

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan

keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu

karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat

hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada

semua pasien di bangsal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Gambar 2.2 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

Kepala Ruang

Perawat Perawat Perawat Perawat


Pengobatan Merawat Luka Pengobatan Merawat Luka

Pasien / Klien
Sumber: (Marquis dan Huston, 2012)

Kelebihan :

1. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas

dan pengawasan yang baik.

2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.

3. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan

perawat pasien diserahkan kepada perawat junior atau belum berpengalaman.

Kelemahan :

1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.

2. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses

keperawatan.

3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan

ketrampilan.

2. Metode Perawatan Tim

Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional

memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep

kooperatif & kolaboratif (Douglas, 1992).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Tujuan Metode Tim :

1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif.

2. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar.

3. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda.

Konsep Metode Tim :

1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan

berbagai teknik kepemimpinan.

2. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana

keperawatan terjamin.

3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.

4. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model asuhan

keperawatan tim akan berhasil baik jika didukung oleh kepala ruang.

Kelebihan :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.

3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan

memberikan kepuasan kepada anggota tim.

Kelemahan :

1. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi

tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan

pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu).

2. Perawat yang belum terampi dan kurang berpengalaman cenderung untuk

bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu.

3. Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Gambar 2.3 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Tim

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien

Sumber : Marquis dan Huston (2012)

3. Metode Primer

Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh

selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai

keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara

pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan

adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang

ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan

selama pasien dirawat.

Konsep dasar metode primer :

1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.

2. Ada otonomi.

3. Ketertiban pasien dan keluarga.

Kelebihannya :

1. Model praktek profesional.

2. Bersifat kontinuitas dan komprehensif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

3. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan

memungkinkan pengembangan diri sehingga kepuasan perawat tercapai.

4. Klien atau keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya.

Kelemahannya :

1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan

pengetahuan yang memaadai dengan kriteria arsetif, self direction,

kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,

akuntable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.

2. Biaya lebih besar.

Gambar 2.4 Sistem Pemberian Asuhan Primer

Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Perawat
Primer

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana jika

Evening Night Diperlukan Days


Sumber : Marquis dan Huston (2012)

4. Metode Kasus

Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh

kebutuhannya pada saat perawat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang

berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan

satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk

perawatan khusus seperti isolasi dan intensive care.

Kelebihan :

1. Perawat lebih memahami kasus per kasus.

2. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.

Kekurangan :

1. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab.

2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar

yang sama.

Gambar 2.5 Sistem Sistem Asuhan Keperawatan “ Case Method Nursing “

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Pasien/ Klien Pasien/ Klien Pasien / Klien

Sumber: (Marquis dan Huston, 1998)


Dari berbagai metode penugasan yang ada, setiap ruangan atau unit

perawatan dapat mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari salah satu

metode di atas berdasarkan prinsip pemilihan penugasan yang tepat, efektif dan

efisien. Namun dalam mengembangkan metode penugasan tim, maka perlu

diperhatikan hal-hal berikut di bawah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

2.4.5 Tanggung Jawab Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Anggota Tim

Secara umum, masing-masing kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim

memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda, antara lain :

1. Tanggung Jawab Kepala Ruangan :

a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.

b. Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan.

c. Memberi kesempatan ketua tim untuk mengembangkan keterampilan

kepemimpinan dan manajemen.

d. Mengorientasikan tenaga baru.

e. Menjadi narasumber bagi tim.

f. Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan.

g. Menciptakan iklim komunikasi terbuka.

2. Tanggung Jawab Ketua Tim :

a. Melakukan orientasi kepada pasien baru dan keluarga.

b. Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan.

c. Rencana keperawatan, menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi

rencana keperawatan.

d. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medis melalui

komunikasi yang konsisten.

e. Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas asuhan

keperawatan melalui konfrens.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

f. Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh anggota

tim.

g. Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan.

3. Tanggung Jawab Anggota Tim :

a. Melaksanakan perawatan sesuai rencan keperawatan yang dibuat ketua tim.

b. Memberikan perawatan total yang komprehensif pada sejumlah pasien.

c. Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama ketua tim tidak ada di

tempat.

d. Berkontribusi terhadap perawatan yaitu observasi terus menerus, mengikuti

ronde keperawatan, berinterkasi dengan pasien dan keluarga, berkontribusi

dengan ketua tim atau kepala ruangan bila ada masalah.

3. Penerapan Metode Tim

1. Kepala ruangan membagi jumlah tim keperawatan berdasarkan klasifikasi

pasien

2. Menilai tingkat ketergantungan pasien, melalui :

 Setiap pagi, kepala ruangan bersama ketua tim menilai langsung pada

masing-masing tim yang menjadi tanggung jawabnya atau

 Setiap tim keperawatan (yang dinas malam) membuat klasifikasi pasien

kemudian diserahkan kepada kepala ruangan/ketua tim. Cara ini dapat

lebih menghemat waktu.

3. Ketua Tim menghitung jumlah kebutuhan tenaga.

4. Kepala Ruangan dan Ketua Ruangan membagi pasien kepada perawat yang

bertugas sesuai kemampuan perawat (pengetahuan dan keterampilan) serah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

terima antar shift oleh kepala ruangan, ketua tim dan semua perawat

pelaksana yang dapat dilakukan melalui konfrens, atau keliling langsung ke

pasien (sebelum dan selesai dinas). Materi yang diserah terimakan yaitu

laporan hasil pengkajian, permasalahan, implementasi dan evaluasi. Selain itu

perencanaan yang harus dilanjutkan oleh tim yang akan bertugas.

5. Selesai konfrens, seluruh anggota tim mulai melakukan asuhan keperawatan

langsung maupun tidak langsung.

2.5 Kinerja
Kinerja didefinisikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab upaya mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar

hukum sesuai dengan moral dan etika (Sutrisno, 2009). Prestasi kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan (Mangkunegara (2011).

Kinerja merupakan pencapaian seseorang berkenaan dengan seluruh tugas

yang dibebankan kepadanya. Standar kerja mencerminkan keluaran normal dari

seorang karyawan yang berprestasi rata-rata dan bekerja pada kondisi normal

(Triwibowo, 2013).

Sehingga kinerja merupakan kegiatan yang sering di nilai dalam sesuatu

organisasi yaitu bagaimana seseorang melakukan segala sesuatu yang

berhubungan dengan pekerjaan, jawaban atau perannya di dalam organisasi yang

nilai tersebut menjadi ukuran atau harga dari suatu benda atau tidak benda

misalnya kinerja menjadi standar menentukan baik atau buruk dari sesuatu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2.5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Gibson dkk (2003) ada tiga variabel yang selalu mempengaruhi

kinerja seseorang adalah :

1. Variabel individu

a. Kemampuan dan keterampilan

Kondisi fisik dan mental seseorang dalam menjalankan aktivitas atau

pekerjaan dengan tingkat keterampilan yang berbeda pasti mempengaruhi

kinerjanya.

b. Latar belakang

Faktor keturunan dan pengalaman akan mempengaruhi dan memberi corak

karakteristik dan sikap mental seseorang dalam bertindak dan bekerja.

c. Demografis

Kondisi kependudukan yang berlaku pada seseorang atau karyawan, dimana

lingkungan sekitarnya akan membentuk pola tingkah laku individu

berdasarkan adat dan norma sosial yang berlaku.

2. Variabel organisasi

Dalam suatu organisasi ujung tombak utama yang akan menjalankan visi dan

misi agar tercapai tujuannya adalah :

a. Sumber daya manusia, dipengaruhi sumber daya alam yang dapat diproduksi

dan diukur dapat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia yang

menggerakkan organisasi.

b. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah semi kemampuan mempengaruhi perilaku manusia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

dan mengendalikan anggota dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan

yang diinginkan oleh pemimpin. (Sunindhia dan Ninik, 2008)

c. Imbalan

Balas jasa yang diterima oleh karyawan atas usaha yang telah dilaksanakan di

dalam proses aktivitas organisasi dalam jangka waktu tertentu secara instriksi

maupun ekstrinsik. Ini termasuk ganjaran finansial, seperti gaji dan tunjangan

serta ganjaran psikologis terlihat maupun tidak seperti pengakuan,

penghargaan atau peningkatan tanggung jawab (Gibson dkk, 2003)

d. Struktur

Hubungan antara individu dalam suatu organisasi yang diikat dengan

tanggung jawab dan wewenang dengan krakteristik tertentu.

e. Desain pekerjaan

Job description yang diberikan kepada karyawan, apakah mereka dapat

melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Variabel psikologis, terdiri dari :

a. Persepsi

Kemampuan kognitif seseorang untuk memahami dan manafsirkan sesuatu

termasuk dunia kerjanya.

b. Sikap

Kesiapan mental menanggapi sesuatu, terhadap orang lain yang dipelajari

maupun di organisasi lewat pengalaman dan pembiasaan.

c. Kepribadian

Pola perilaku dan proses mental yang unik mencirikan diri pribadi seseorang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

d. Belajar

Proses pemindahan pengetahuan yang dilakukan seseorang dari tidak tahu

menjadi tahu. Dalam hal ini berhubungan dengan keorganisasian dan tata

kerja dari suatu pekerjaan.

e. Motivasi

Dorongan jiwa bersifat internal atau eksternal sehingga timbul sikap antusias

dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan tertentu

2.5.2 Kinerja Perawat dalam Keperawatan

Kinerja perawat adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan. Merawat bagi orang sakit sudah ada

sejak zaman purba yang didasari oleh insting dan pengalaman. Dalam sistem

asuhan keperawatan, kinerja dapat diartikan melalui kepatuhan perawat

profesional dalam melaksanakan asuhan keperwatan sesuai standar. Beberapa hal

yang penting tentang kinerja perawat oleh Departemen Kesehatan RI (2005)

adalah :

a. Kinerja mencerminkan hasil akhir seseorang, yaitu perbandingan antar target

dan pencapaian.

b. Kinerja berkaitan dengan seluruh tugas-tugas yang diberikan kepada

seseorang.

c. Kinerja diukur dalam waktu tertentu dan mengandung dua kompenen penting,

yaitu :

1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

mengidentifikasi tingkat kinerjanya.

2. Produktifitas yaitu kompetensi diatas dapat diterjemahakan ke dalam tindakan

atau kegiatan yang tepat untuk mencapai outcome. Bertujuan meningkatkan

kinerja klinis perawat melalui kejelasan peran dan fungsi perawat,

pengembangan profesi dan pembelajaran bersama. Upaya untuk memperbaiki

mutu dan kinerja pelayanan klinis dimulai oleh perawat melalui berbagai

bentuk kegiatan seperti, gugus kendali mutu, penerapan standar keperawatan,

pendekaatan pemecahan masalah dan audit keperawatan.

2.5.3 Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja perawat merupakan mengevaluasi kinerja perawat sesuai

dengan standar praktik professional dan peraturan yang berlaku. Penilaian kinerja

perawat merupakan suatu cara untuk menjamin tercapainya standar praktek

keperawatan. Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh

manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas.

Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan

perilaku pegawai, dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas

dan volume yang tinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses operasional

kinerja untuk mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, membimbing

perencanaan karier serta memberi penghargaan kepada perawat yang berkompeten

(Nursalam, 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

Menurut Nursalam (2008) manfaat dari penilaian kerja yaitu:

a. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok dengan

memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi

diri dalam kerangka pencapaian tujuan pelayanan di rumah sakit.

b. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada gilirannya

akan mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia secara

keseluruhannya.

c. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan

meningkatkan hasil karya dan prestasi dengan cara memberikan umpan balik

kepada mereka tentang prestasinya.

d. Membantu rumah sakit untuk dapat menyusun program pengembangan dan

pelatihan staf yang lebih tepat guna, sehingga rumah sakit akan mempunyai

tenaga yang cakap dan tampil untuk pengembangan pelayanan keperawatan

dimasa depan.

e. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja dengan

meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik.

f. Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk mengeluarkan

perasaannya tentang pekerjaannya atau hal lain yang ada kaitannya melalui

jalur komunikasi dan dialog, sehingga dapat mempererat hubungan antara

atasan dan bawahan.

2.5.4 Standar Penilaian Kinerja Perawat

Menurut Nursalam (2008) standar pelayanan keperawatan adalah

pernyataan deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk menilai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

pelayanan keperawatan yang telah diberikan pada pasien. Tujuan standar

keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi

biaya asuhan keperawatan, dan melindungi perawat dari kelalaian dalam

melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.

Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar

praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2005) telah menetapkan standar

praktek keperawatan yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yang

meliputi :

1. Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Kriteria

pengkajian keperawatan, meliputi :

a. Pengumpulan data dilakukan sengan cara anamnesa, observasi, pemeriksaan

fisik serta dari pemeriksaan penunjang. Sumber data adalah klien, keluarga

atau orang terkait, tim kesehatan , rekam medis serta catatan lain.

b. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: status kesehatan

klien saat ini, masa lalu, status biologis – psikologis – sosal – spiritual, respon

terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, risiko

tinggi masalah.

2. Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

keperawatan adapun kriteria proses:

1. Proses diagnosis terdiri dari analisis dan interprestasi data, identifikasi

masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan.

2. Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah, penyebab, dan tanda atau gejala ,

atau terdiri dari : masalah dan penyebab.

3. Bekerja sama dengan klien dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi

diagnosa keperawatan.

4. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.

3. Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah


kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria prosesnya meliputi :
1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana

tindakan keperawatan.

2. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.

3. Perencanaan bersifat individual (sebagai individu kelompok dan masyarakat)

sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.

4. Mendokumentasikan rencana keperawatan.

4. Implementasi

Perawat menimplementasi tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana

asuhan keperawatan. Kriteria proses, meliputi :

1. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien.

4. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

keterampilan asuhan diri serta membentu klien memodifikasi lingkungan

yang digunakan.

5. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan

respon klien.

5. Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan

dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun

kriteria prosesnya :

1. Menyusun rencana evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat

waktu dan terus-menerus.

2. Menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan

ke arah pencapaian tujuan.

3. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien.

4. Bekerja sama dengan klien keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

5. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan

2.6 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam

penelitian ini digambarkan sebagai berikut

Variabel Independen Variabel Dependen

Metode penugasan asuhan


keperawatan tim

Kinerja perawat
pelaksana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian tersebut maka hipotesa penelitian

yaitu : ada hubungan metode penugasan asuhan keperawatan tim dengan kinerja

perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasi analitik dengan rancang cross

sectional bertujuan menjelaskan variabel dengan menganalisis bagaimana

hubungan metode penugasan asuhan keperawatan tim (kepemimpinan,

komunikasi, koordinasi, penugasan dan supervisi) terhadap kinerja perawat

pelaksana di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangisidimpuan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah di instalasi rawat inap RSUD Kota

Padangsidimpuan yang statusnya merupakan milik Provinsi Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu

Penelitian dihitung mulai dari awal pembuatan proposal penelitian hingga

pelaporan hasil yaitu bulan Juni 2017 sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang

bertugas di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan yang berjumlah 130

orang dan terdapat 9 orang kepala ruangan sebagai pemberi penilaian terhadap

kinerja perawat pelaksana.

3.3.2 Sampel

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik

random sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel ketika hanya unsur

pertama saja dari sampel yang dipilih secara acak, sedangkan unsur– unsur

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu, sehingga sampel

dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang dipilih secara acak dengan

menggunakan pola tertentu dan 9 orang kepala ruangan dari setiap ruang rawat

inap yang ditunjuk sebagai pemberi penilaian terhadap kinerja perawat pelaksana

di RSUD Kota Padangsidimpuan.

Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin yang

dikutip dari Notoatmodjo (2005) yaitu :

n = 56,52 digenapkan menjadi 57 orang

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diinginkan

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan (0,10)

Dari 130 responden tersebut akan diambil secara proporsional tiap ruangan

dari 9 ruangan rawat inap dengan memakai rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n1 : Jumlah sampel tiap ruangan


n : Jumlah sampel seluruhnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

N1 : Jumlah populasi tiap ruangan


N : Jumlah populasi seluruhnya
Maka besar sampel tiap ruangan dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Besar Sampel Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Kota
Padangsidimpuan dengan N = 130 dan n = 57
No Unit Rawat Inap Jumlah Sampel
Perawat Perawat
1 Ruang Rawat Umum, THT, 18 18/130x57 8
Neurologi
2 Ruang Rawat Anak 20 20/130x57 9
3 Ruang Rawat Penyakit Dalam 13 13/130x57 6
4 Ruang Rawat Paru 12 12/130x57 5
5 Ruang Rawat Bedah 14 14/130x57 6
6 Ruang Rawat Intensive Care Unit 9 9/130x57 4
7 Ruang Rawat Mata 8 8/130x57 3
8 Ruang Rawat VIP 13 13/130x57 6
9 Ruang Rawat Kebidanan 23 23/130x57 10
Jumlah 130 57
Sumber: Bid Yanmed & Keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan (2015)

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari responden secara langsung melalui

wawancara menggunakan kuesioner dan melakukan observasi terhadap beberapa

hal yang dianggap penting bagi penelitian ini, sedangkan data sekunder diperoleh

melalui dokumen – dokumen rumah sakit dan berbagai hasil penelitian.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional


3.5.1 Variabel Bebas
Penugasan metode pemberian asuhan keperawatan tim adalah persepsi

perawat terhadap penugasan metoda pemberian asuhan keperawatan kepada

pasien yang diberikan oleh perawat di RSUD Kota Padangsidimpuan dengan

indikator (1) kepemimpinan, (2) komunikasi (3) koordinasi, (4) penugasan, (5)

supervisi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

3.5.2 Variabel Terikat

Kinerja perawat adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang perawat

pelaksana berdasarkan tupoksi perawat memberikan pelayanan asuhan

keperawatan yang profesional kepada pasien di instalasi rawat inap di RSUD Kota

Padangsidimpuan. Kinerja perawat meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa

keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi

keperawatan yang sudah menjadi standar pelayanan medik di RSUD Kota

Padangsidimpuan.

1. Pengkajian adalah dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan

secara keseluruhan meliputi data dengan indikator (1) pemeriksaan fisik, (2)

observasi, (3) pemeriksaan riwayat kesehatan, (4) pemeriksaan laboratorium

dan (5) pemeriksaan diagnostik lain.

2. Diagnosis adalah tahap pengambilan keputusan pada proses keperawatan

meliputi identifikasi (1) apakah masalah pasien dapat dihilangkan, (2)

dikurangi atau (3) dirubah masalahnya melalui tindakan keperawatan.

3. Rencana keperawatan adalah rencana tindakan asuhan keperawatan untuk

mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien.

4. Pelaksanaan atau implementasi asuhan keperawatan adalah tahap perawat

pelaksana mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam

rencana asuhan keperawatan.

5. Evaluasi asuhan keperawatan adalah fase akhir dari proses keperawatan yaitu

terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, dengan mengevaluasi (1)

keakuratan, (2) kelengkapan, (3) kualitas data, (4) teratasi atau tidaknya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

masalah klien dan (5) pencapaian tujuan serta ketepatan intervesi

keperawatan.

3.5.3 Definisi Operasional


Tabel 3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala
Independen
1 Metode Persepsi perawat Kuesioner terdiri Interval
penugasan terhadap metode dari 25 item
asuhan pemberian asuhan pertanyaan,
keperawatan keperawatan kepada dengan kategori:
pasien yang diberikan Tidak setuju= 1
oleh Kurang setuju= 2
sekelompokperawat. Setuju= 3
Sangat setuju= 4

Kepemimpinan Persepsi perawat Kuesioner terdiri Interval


tentang cara bagaimana dari 5 item
kepemimpinan kepala pertanyaan,
ruangan, peran dan dengan kategori:
gaya kepemimpinan Tidak setuju= 1
ketua tim dalam Kurang setuju= 2
penerapan metoda Setuju= 3
pemberian asuhan Sangat setuju= 4
keperawatan tim

Komunikasi Persepsi perawat Kuesioner terdiri Interval


Tentang komunikasi dari 5 item
kepala ruangan dan pertanyaan,
ketua tim kepada dengan kategori:
anggota tim melalui Tidak setuju= 1
konferensi dan catatan Kurang setuju= 2
keperawatan pada Setuju= 3
penerapan metoda Sangat setuju= 4
pemberian asuhan
keperawatan tim

Koordinasi Persepsi perawat Kuesioner terdiri Interval


tentang kegiatan dari 5 item
kerjasama dan pertanyaan,
koordinasi antara dengan kategori:
kepala ruangan dan Tidak setuju= 1
ketua tim baik dalam Kurang setuju= 2
tim maupun dengan Setuju= 3
unit terkait Sangat setuju= 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala


Independen
Penugasan Persepsi perawat Kuesioner terdiri Interval
tentang kegiatan dari 5 item
pembagian tugas yang pertanyaan,
dilakukan oleh ketua tim dengan kategori:
kepada anggota tim Tidak setuju= 1
sesuai dengan uraian Kurang setuju= 2
tugasnya. Setuju= 3
Sangat setuju= 4

Supervisi Persepsi perawat Kuesioner terdiri Interval


tentang kegiatan dari 5 item
pemberian arahan dan pertanyaan,
bimbingan dari kepala dengan kategori:
ruangan dan ketua tim Tidaksetuju= 1
kepada anggota tim Kurangsetuju= 2
Setuju= 3
Sangatsetuju= 4

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala


Dependen
2 Kinerja perawat Hasil kerja yang dicapai Kuesioner terdiri Interval
oleh seorang perawat dari 20 item
pelaksana berdasarkan pertanyaan,
tupoksi perawat dengan kategori:
memberikan pelayanan Tidak Pernah
asuhan keperawatan yang Dilakukan = 1
profesional kepada pasien Jarang Dilakukan
=2
Sering Dilakukan
=3

3.6 Aspek Pengukuran


3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas
Aspek pengukuran yang digunakan untuk budaya organisasi adalah

kuesioner yang disusun berdasarkan skala interval. Secara rinci dapat dilihat pada

tabel 3.3 :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

3.3 Aspek Pengukuran Variabel Bebas

Variabel Indikator Jumlah Skoring Kategori Skala


Variabel Indikator
Metode Kepemimpinan 5 SangatSetuju = 4 Sangat baik Interval
penugasan Setuju = 3 (16-20)
asuhan KurangSetuju = 2 Baik (11-15)
keperawatan Tidak Setuju = 1 Kurang baik
tim (6-10)
Buruk (1-5)

Komunikasi 5 SangatSetuju = 4 Sangat baik Interval


Setuju = 3 (16-20)
KurangSetuju = 2 Baik (11-15)
Tidak Setuju = 1 Kurang baik
(6-10)
Buruk (1-5)

Koordinasi 5 SangatSetuju = 4 Sangat baik Interval


Setuju = 3 (16-20)
KurangSetuju = 2 Baik (11-15)
Tidak Setuju = 1 Kurang baik
(6-10)
Buruk (1-5)

Penugasan 5 SangatSetuju = 4 Sangat baik Interval


Setuju = 3 (16-20)
KurangSetuju = 2 Baik (11-15)
Tidak Setuju = 1 Kurang baik
(6-10)
Buruk (1-5)

Supervisi 5 SangatSetuju = 4 Sangat baik Interval


Setuju = 3 (16-20)
KurangSetuju = 2 Baik (11-15)
Tidak Setuju = 1 Kurang baik
(6-10)
Buruk (1-5)

3.4.2 Pengukuran Variabel Terikat

Aspek pengukuran yang digunakan untuk kinerja adalah kuesioner yang


disusun berdasarkan skala interval. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Variabel Terikat


Variabel Jumlah Skoring Kategori Skala
indikator
Kinerja 20 Sering Dilakukan = 3 Baik (1-20) Interval
perawat Jarang Dilakukan = 2 Kurang (21-40)
pelaksana Tidak Pernah Dilakukan = 1 Buruk (41-60)

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data dibuat melalui proses standar yang ditawarkan pada model

statistik uji korelasi pearson dalam program SPSS. Guna menunjang analisa

sebagai upaya pembuktian hipotesa maka analisa data dilakukan melalui :

1. Analisa univariat yaitu analisis yang menggambarkan karakteristik setiap

variabel penelitian. Variabel independen (metode penugasan asuhan

keperawatan tim) dan variabel dependen (kinerja perawat pelaksana) dalam

bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisa bivariat untuk analisis yang digunakan untuk melihat ada tidaknya

hubungan budaya organisasi (kepemimpinan, komunikasi, koordinasi,

penugasan dan supervisi) terhadap kinerja perawat pelaksana di RSUD Kota

Padangsidimpuan dengan menggunakan uji korelasi pearson.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan secara geografis berada

di pusat Kota Padangsidimpuan dan posisi silang jalur lintas darat antara

Sumatera dan Jawa. Jarak tempuh darat ke Pusat Ibu Kota Provinsi Sumatera

Utara 475 Km. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan adalah

merupakan salah satu Rumah Sakit Milik Pemerintah Daerah Kota Provinsi

Sumatera Utara yang berada di Jl. Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Kelurahan

Wek IV, Kecamatan Padangsidimpuan Utara teretak di atas tanah seluas 32.206

m2 dengan luas bangunan 10.800 m2 .

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan mulai beroperasi sejak

tahun 1937 dan terus mengalami perkembangan sampai tahun 2018. Sesuai

dengan Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan No. 5 Tahun 2003 dimana

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan merupakan Lembaga Teknis

Daerah berbentuk Badan Milik Pemerintah Kota Padangsidimpuan berdasarkan

Peraturan Walikota Padangsidimpuan Nomor: 33/PW/2008 Tanggal 3 November

2008 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan dipimpin oleh seorang

Direktur.

Untuk memenuhi perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang

terus-menerus meningkat disertai dengan keberhasilan pengelolaan dan

pembangunan yang dilaksanakan, Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Padangsidimpuan merupakan Rumah Sakit Umum Kelas “B” berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

316/MENKES/SK/IV/1999 Tanggal 23 April 1999 dan merupakan tempat

Pendidikan dan Latihan dari Mahasisiwa Fakultas Kedokteran UISU, STIKES,

Akademi Kesehatan dan SMK Kesehatan yang berda di wilayah Tapanuli Bagian

Selatan.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan memiliki 197 unit

tempat tidur dan terdiri instalasi rawat inap (Kelas I, Kelas II, Kelas III dan VIP) ,

instalasi gawat darurat, instalasi bedah sentral, instalasi perawatan intensif,

instalasi radiologi, instalasi farmasi, instalasi gizi, instalasi rehabilitasi medis,

instalasi laboratorium, instalasi pemulasaraan jenazah, instalasi pemeliharaan

sarana rumah sakit dan instalasi pengolahan air limbah.

4.1.1 Visi, Misi, Nilai-Nilai, Motto dan Falsafalah

a. Visi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan dalam melaksanakan

rencana pembangunan dan pelayanan agar dari tahun ke tahun tidak

menyimpang dari harapan masa depan, atas dasar itu maka ditetapkan visi

yaitu: “Rumah Sakit Dambaan Masyarakat yang Mampu Bersaing”

b. Misi

Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan antara lain adalah:

1. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pada semua lini pelayanan

dirumah sakit dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal.

2. Mengembangkan pembangunan gedung rumah sakit mengacu kepada

master plan secara bertahap, melengkapi peralatan medis dan non medis

serta pengembangan fasilitas-faislitas umum rumah sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

3. Mengembangkan pelayanan-pelayanan unggulan yang mampu menjawab

tuntutan masyarakat dan meningkatkan daya saing minimal di wilayah

pantai barat.

c. Nilai-Nilai

1. Memberikan pelayanan dengan sentuhan nurani dan manusiawi.

2. Cepat, tanggap dan peduli terhadap kepentingan pelanggan didalam

memberikan pelyanan.

3. Memberikan pelayanan secara profesional sesuai standar, didukung dengan

kompetensi yang memadai.

4. Memberikan pelayanan dngan cinta dan tulus ikhlas.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan memiliki motto:

“Ramah dalam pelayanan, profesional dalam tindakan”.

d. Falsafah

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan memiliki falsafah

antara lain : profesional, keramahan, integritas tinggi, mutu pelayanan dan

akuntabilitas merupakan wujud pelayanan prima.

4.2 Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari umur, jenis

kelamin, pendidikan dan masa kerja. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Perawat Jumlah (n) Persentase


(%)
Jenis Kelamin
1.Laki – laki 16 28,1 %
2. Perempuan 41 71,9 %
Umur
1. 29 31 54,4 %
2.> 29 26 45,6 %
Pendidikan Keperawatan
1.DIII 44 77,2 %
2.DIV 12 21,1 %
3.S1 1 1,8 %
Masa Kerja
1.3-5 Tahun 15 26,3 %
2.5-9 Tahun 35 61,4 %
3. 10-12 Tahun 7 12,3 %
Jumlah 57 100 %

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa dari 57 orang perawat

pelaksana di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan, persentase jenis

kelamin perawat pelaksana tertinggi pada jenis kelamin perempuan, yaitu

sebanyak 41 responden (71,9%) dibandingkan jenis kelamin laki – laki, yaitu

sebanyak 16 responden (28,1%). Berdasarkan umur, persentase perawat pelaksana

di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan tertinggi pada kelompok

umur 29 tahun, yaitu sebanyak 31 responden (54,4%), diikuti dengan responden

dengan usia >29 tahun sebanyak 26 reponden (45,6%). Berdasarkan persentase

pendidikan perawat pelaksana tertinggi pada pendidikan DIII Keperawatan, yaitu

sebanyak 44 responden (77,2%), kemudian diikuti responden dengan latar

belakang pendidikan DIV yaitu sebanyak 12 responden dan latar belakang Sarjana

Keperawatan sebanyak 1 responden (1,8%). Berdasarkan masa kerja, persentase

perawat pelaksana tertinggi pada masa kerja 5-9 tahun, yaitu sebanyak 35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

responden (61,4%), diikuti dengan masa kerja 3-5 tahun sebanyak 15 responden

(26,3%) dan 10-12 tahun masa kerja sebanyak 7 responden (12,3%). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini

adalah perawat berjenis kelamin perempuan yang berusia 29 tahun dengan latar

belakang pendidikan DIII Keperawatan dan telah bekerja selama 5-9 tahun di

RSUD Kota Padangsidimpuan.

4.3 Analisis Univariat

4.3.1 Analisis Univariat Variabel Independen

Metode penugasan asuhan keperawatan tim dalam penelitian ini didasarkan

pada lima sub variabel yaitu kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, penugasan

dan supervisi seperti diuraikan pada tabel 4.2 :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Metode


Penugasan Asuhan Keperawatan Tim (Kepemimpinan,
Komunikasi,Koordinasi,PenugasandanSupervisi) PerawatdiInstalasi
RawatInapRSUD Kota Padangsidimpuan (n=57)
Variabel Independen Jumlah (n) Persentase ( % )
1. Kepemimpinan
a. Sangat Baik 12 21.1
b. Baik 30 52.6
c. Kurang Baik 14 24.6
d. Buruk 1 1.8
2. Komunikasi
a. Sangat Baik 13 22.8
b. Baik 27 47.4
c. Kurang Baik 15 26.3
d. Buruk 2 3.5
3. Koordinasi
a. Sangat Baik 10 17.5
b. Baik 37 64.9
c. Kurang Baik 8 14.0
d. Buruk 2 3.5
4. Penugasan
a. Sangat Baik 7 12.3
b. Baik 23 40.4
c. Kurang Baik 15 26.3
d. Buruk 12 21.2
5. Supervisi
a. Sangat Baik 8 14.0
b. Baik 36 63.2
c. Kurang Baik 12 21.1
d. Buruk 1 1.8
Jumlah 57 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa variabel yang

memberikan hasil baik adalah koordinasi 64.9%, supervisi 63.2% dan

kepemimpinan52.6%. Secara keseluruhan distribusi metoda pemberian asuhan

keperawatantimyangmemberikanhasilbaikdankurangbaikmempunyai

persentase yang sama yaitu 50%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

4.3.2 Analisis Univariat Kinerja Perawat

Kinerja Perawat dalam penelitian ini merupakan variabel terikat yang

dianggap berhubunga dengan metode penugasan asuhan keperawatan di RSUD

Kota Padangsidimpuan. Kinerja perawat ini terdiri dari pengkajian, diagnosis,

perencanaan, implementasi dan evalusasi.

Tabel 4.3 DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkan


KinerjaPerawat di Instalasi Rawat Inap RSUD
Kota Padangsidimpauan (n= 57)
Variabel Dependen Jumlah (n) Persentase (%)
Kinerja Perawat
a. Baik 33 57.9
b. Sedang 16 28.1
c. Kurang 8 14.0
Jumlah 57 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa

persentase kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSUD Kota

Padangsidimpuan tertinggi pada kinerja baik yaitu sebesar 57,9%. Analisis hasil

jawaban responden yang memiliki kinerja baik adalah perawat perempuan

dibanding perawat laki-laki, tetapi karena ini merupakan bentuk kerja tim dan

dominan perawat perempuan pada penelitian maka kinerja perawat dapat

dikatakan baik. Hasil dari kinerja perawat yang baik dapat menunjang tercapainya

visi dan misi rumah sakit.

4.4 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat korelasi (hubungan) antara

metode penugasan asuhan keperawatan tim (kepemimpinan, komunikasi,

koordinasi, penugasan dan supervisi) dengan kinerja perawat pelaksana di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Analisis bivariat dalam

penelitian ini menggunakan uji pearson dengan tingkat kepercayaan 95%.

Pengujian secara statistik antara variabel metode penugasan asuhan keperawatan

tim (kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, penugasan dan supervisi) dengan

kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpun

ditampilkan pada tabel 4.4 berikut ini

Tabel 4.4 Hasil Hubungan Metode Penugasan Asuhan Keperawatan Tim


(Kepemimpinan, Komunikasi, Koordinasi, Penugasan Dan Supervisi)
dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota
Padangsidimpuan Tahun 2017

Metode Penugasan Asuhan Pearson Sig. (2-tailed)


Keperawatan Tim Correlation
Kepemimpinan 0,437 0,001
Komunikasi 0,299 0,024
Koordinasi 0,318 0,016
Penugasan 0,608 0,001
Supervisi 0,326 0,013

Berdasarkan hasil analisis bivariat metode penugasan asuhan keperawatan

tim (kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, penugasan dan supervisi) dengan

kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan

tahun 2017 melalui korelasi pearson seperti pada tabel 4.4 diketahui bahwa :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kepemimpinan dengan

kinerja perawat pelaksana (p = 0,001 < 0,05). Hubungan yang terbentuk

antara dua variabel ini menunjukkan hubungan yang lemah r = 0,437 dan

berpola positif, artinya 0semakin tinggi variabel kepemimpinan dalam

metode penugasan asuhan keperatawatan tim maka semakin baik kinerja

perawat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel komunikasi dengan

kinerja perawat pelaksana (p = 0,024 < 0,05). Hubungan yang terbentuk

antara dua variabel ini menunjukkan hubungan yang lemah r = 0,299 dan

berpola positif, artinya semakin tinggi variabel komunikasi dalam metode

penugasan asuhan keperatawatan tim maka semakin baik kinerja perawat.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel koordinasi dengan

kinerja perawat pelaksana (p = 0,016 < 0,05). Hubungan yang terbentuk

antara dua variabel ini menunjukkan hubungan yang lemah r = 0,318 dan

berpola positif, artinya semakin tinggi variabel koordinasi dalam metode

penugasan asuhan keperatawatan tim maka semakin baik kinerja perawat.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel penugasan dengan

kinerja perawat pelaksana (p = 0,001 < 0,05). Hubungan yang terbentuk

antara dua variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,608 dan

berpola positif, artinya semakin tinggi variabel penugasan dalam metode

penugasan asuhan keperatawatan tim maka semakin baik kinerja.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel supervise dengan kinerja

perawat pelaksana (p = 0,013 < 0,05). Hubungan yang terbentuk antara dua

variabel ini menunjukkan hubungan yang lemah r = 0,326 dan berpola

positif, artinya semakin tinggi variabel supervisi dalam metode penugasan

asuhan keperatawatan tim maka semakin baik kepuasan pasien rawat inap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Individu Parawat

Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa rata-rata perawat berumur

29 tahun berada dalam usia produktif. Hasil penelitian Rusminingsih (2012)

menyatakan umur perawat di rumah sakit rata-rata usia produktif maka terlihat

bahwa tidak ada perbedaan proporsi perawat pelaksana dalam penerapan

metoda pemberian asuhan keperawatan tim yang baik dan kurang baik

sehingga ada kemungkinan akan bertambah baik seiring dengan bertambahnya

usia perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan tim dan dapat

meningkatkan kepuasan kerja perawat.

Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar perawat

pelaksana mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu 41 orang (71,9%). Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian Rusmaningsih (2012) dengan hasil bahwa

mayoritas perawat di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Tangerang

berjeniskelamin perempuan sebanyak 87,5 % bahwa pekerjaan perawat masih

banyak diminati oleh perempuan dibandingkan laki-laki karena keperawatan

masih diidentikkan dengan pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan sifat

perempuan yang lebih sabar, lemah lembut dan peduli. Dengan demikian

karena mayoritas jenis kelamin perawat adalah perempuan maka terlihat

bahwa tidak ada perbedaan proporsi perawat pelaksana dalam penerapan

metoda pemberian asuhan keperawatan tim antara perawat laki-laki dengan

perempuan kemungkinan dengan bervariasinya jenis kelamin maka penerapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

metoda pemberian asuhan keperawatan tim akan lebih baik dan meningkatkan

kinerja perawat.

5.1 Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat

Inap RSUD Kota Padangsidimpuan

Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai metode penugasan asuhan

keperawatan tim variabel kepemimpinan, mayoritas perawat pelaksana termasuk

dalam kategori baik sebanyak 30 orang (52,6%). Dalam variabel kepemimpinan

masih ada perawat pelaksana dikategorikan kurang baik karena masih terdapat

perawat pelaksana yang belum menerapkan metode asuhan keperawatan tim

sepenuhnya dalam bekerja karena merasa gaya kepemimpinan atasan belum

sesuai dengan harapan perawat pelaksana.

Hasil analisis uji bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi

pearson apabila nilai p < 0,05 dan hasil yang didapatkan p (0,001 < 0,005)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan

dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

Berdasarkan hasil analisis jawaban responden, masih terdapat beberapa

perawat yang memberikan pernyataan kurang setuju terhadap gaya kepemimpinan

atasan, jumlah jawaban responden yang paling banyak memberikan pernyataan

kurang setuju terdapat pada pertanyaan “saya merasa kepala ruangan dapat

menjadi pimpinan yang baik bagi saya”. Perawat berpendapat bahwa atasan

sebagai model peran bagi anggotanya dalam hal ini perawat pelaksana masih

merasa belum sesuai dengan harapan, dimana ada sebagian gaya kepemimpinan

dari kepala ruangan dan ketua tim yang tidak demokratis misalnya dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

mengambil keputusan dalam jumlah tim pada saat shift pagi atau malam

dikarenakan keterbatasan jumlah perawat.

Menurut Putra (2014) kepemimpinan adalah usaha seseorang yang

diserahkan tugas sebagai pimpinan untuk mengatur, mempersatukan dan

menggerakkan bawahannya secara bersama untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan, pada dasarnya kepemimpinan merupakan berasal dari pribadi

pemimpin itu sendiri agar bisa mempengaruhi orang lain untuk bergerak dalam

suatu ikatan tertentu, aktivitas terarah, sadar dan bekerja sama dengan penuh

tanggung jawab atas pekerjaannya tersebut.

Menurut Marquisdan Huston (2012) bahwa salah satu kelebihan metoda

keperawatan tim meliputi kepemimpinan demokratis. Ciri pemimpin

demokratis meliputi kurangnya pengawasan, penghargaan ekonomi dan ego

digunakan untuk memotivasi, mengarahkan orang lain melalui dukungan dan

pendampingan, alur komunikasi ke atas dan ke bawah, pengambilan

keputusan melibatkan orang lain dan kepemimpinan merupakan bagian dari

fungsi pengarahan dalam manajemen keperawatan.

Pendapat Robbins (2006) bahwa kepemimpinan merupakan fungsi yang

mencakup memotivasi karyawan, mengarahkan orang lain, memilih jalur

komunikasi yang paling efektif dan menyelesaikan konflik-konflik antar

anggota. Kepemimpinan merupakan proses menggerakkan satu atau beberapa

kelompok dalam beberapa arahan tanpa melalui tekanan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

5.2 Hubungan Komunikasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat

Inap RSUD Kota Padangsidimpuan

Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai komunikasi dalam metode

penugasan asuhan keperawatan tim, mayoritas perawat pelaksana termasuk dalam

kategori baik yaitu sebanyak 27 orang (47,4%), masih terdapat (52,6%) yang

bependapat lain. Hal ini dapat digambarkan bahwa perawat pelaksana sudah

memiliki komunikasi yang cukup baik dalam bekerja secara tim baik terhadap

pimpinan atau sesama anggota tim agar tercapai kinerja yang baik.

Hasil analisis uji bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi

pearson apabila nilai p < 0,05 dan hasil yang didapatkan p (0,001 < 0,024)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi dengan

kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

Berdasarkan hasil jawaban responden masih terdapat beberapa perawat yang

memberikan pernyataan sangat setuju pada pertanyaan “saya sering mengalami

hambatan dalam berkomunikasi dengan ketua tim”. Menurut analisis melalui

karakteristik individu perawat yaitu perawat pelaksana mayoritas berumur

produktif (dibawah 29 tahun) yang masa kerja yang masih relatif belum lama

sehingga memerlukan pelaksanaan komunikasi efektif dari kepala ruangan dan

ketua tim dengan menggunakan strategi komunikasi yang efektif dalam penerapan

metoda penugasan asuhan keperawatan tim, melalui analisis hasil kuisioner bahwa

masih ada ketua tim yang belum membicarakan masalah bersama tim dan

masih ada perawat pelaksana yang mempunyai hambatan pada saat

berkomunikasi dengan ketua tim. Komunikasi yang kurang baik akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

berdampak terhadap kinerja suatu tim sehingga kualitas pelayanan yang diberikan

dapat berjalan tidak maksimal.

Sejalan dengan hasil penelitian Tinambunan (2016) jawaban perawat

pelaksana pada variabel komunikasi termasuk dalam kategori cukup baik yaitu

sebanyak 44 orang (55,7 %), sedangkan sebanyak 28 orang (35,4 %) temasuk

kategori baik, dan sebanyak 7 orang (8,9%) termasuk dalam kategori kurang baik.

Mayoritas responde perawat pada variabel berkomunikasi dalam kategori baik

merupakan perawat yang memiliki tingkat pendidikan S1. Semakin baik tingkat

pendidikannya, maka semakin baik gaya komunikasi yang diberikan agar

didapatkan komunikasi yang efektif sehingga rencana perawatan pasien terjamin

secara berkelanjutan.

Menurut Torang (2014), agar dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan

kinerja setiap individu, maka jalinan hubungan dan komunikasi antar individu

dalam organisasi harus selalu tercipta dalam suasana yang harmonis. Dalam hal

ini yaitu komunikasi yang baik antar sesama perawat maupun dengan atasan

membuat kesalahan persepsi atas suatu tindakan dapat diminimalkan. Komunikasi

yang baik atas pembagian tanggung jawab kerja dalam sebuah tim dapat

meningkatkan kinerja dari tim tersebut. Atasan juga dapat berinteraksi langsung

dalam kepada anggota, bagaimana seorang atasan memberikan perintah kerja

dengan jelas dan mendiskusikan penyelesaian masalah keperawatan pasien.

Sistem pengawasan kinerja yang membuat perawat dapat bekerja dengan nyaman

dan penyampaian penghargaan dan sanksi atas pekerjaan perawat secara objektif

juga harus dilakukan dalam upaya menciptakan komunikasi kerja yang baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

5.3 Hubungan Koordinasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap

RSUD Kota Padangsidimpuan

Berdasarkan hasil analisis univariat variabel koordinasi dalam metode

penugasan asuhan keperawatan tim, mayoritas perawat pelaksana termasuk dalam

kategori sangat baik sebanyak 37 orang (64,9%). Hal ini dapat digambarkan

bahwa diatas 50% perawat pelaksana sudah memiliki koordinasi yang baik dalam

bekerja secara tim baik terhadap pimpinan atau sesama anggota tim.

Hasil analisis uji bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi

pearson apabila nilai p < 0,05 dan hasil yang didapatkan p (0,016 < 0,005)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara koordinasi dengan

kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

Hasil analisis jawaban responden bahwa koordinasi telah dilakukan dengan

baik dalam hal ini perawat memberikan pernyataan setuju pada pertanyaan

“kepala ruangan melakukan kerja sama dengan unit lain sesuai dengan

kebutuhan” tetapi masih ada perawat yang merasa kurang setuju pada pertanyaan

“ketua tim memecahkan masalah bersama anggota tim” karena perawat

pelaksana merasa tidak selalu ketua tim memecahkan masalah bersama anggota

tim lebih banyak ketua tim mengambil keputusan sendiri.

Pendapat Sitorus (2006) bahwa koordinasi merupakan hubungan

kerjasama antara anggota tim dalam memberikan asuhan kesehatan.

Koordinasi merupakan kegiatan yang dilakukan bersama-sama secara

harmonis dalam sebuah kelompok kerja (Gillies, 2000). Hal ini dipertegas

dengan pendapat Gillies (1999) bahwa kepala ruangan sebagai manajer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

tingkat bawah yang mengkoordinasikan kegiatan pemberian asuhan

keperawatan langsung kepada pasien agar lebih efektif. Kepala ruangan dan

ketua tim harus memahami perilaku seluruh anggota tim dan memberikan

tugas sesuai dengan kemampuan dan uraian tugas masing- masing.

Marquis dan Huston (2012) yang mengemukakan bahwa keperawatan

tim memungkinkan anggota untuk melakukan keahlian atau kerampilan yang

mereka miliki. Ketua tim mempunyai tugas membantu anggota tim dan

mengkoordinasikan aktivitas pasien agar mutu pelayanan dapat tercapai

dengan baik.

5.4 Hubungan Penugasan dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap

RSUD Kota Padangsidimpuan

Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai penugasan dalam metode

penugasan asuhan keperawatan tim, mayoritas perawat pelaksana termasuk dalam

kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (40,4%), masih terdapat (59,6%) perawat

pelaksana yang merasa penugasan dalam penugasan asuhan keperawatan tim

kurang baik .Hal ini dapat digambarkan bahwa perawat pelaksana masih memiliki

penugasan dalam metode asuhan keperawatan tim belum dilakukan dengan baik.

Hasil analisis uji bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi

pearson apabila nilai p < 0,05 dan hasil yang didapatkan p (0,001 < 0,005)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penugasan dengan

kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

Berdasarkan hasil analisis jawaban responden, masih terdapat beberapa

perawat yang memberikan pernyataan tidak setuju terhadap penugasan perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

dalam tim, jumlah jawaban responden yang paling banyak memberikan

pernyataan tidak setuju terdapat pada pertanyaan “ketua tim memberikan tugas

pada saya baik dalam hal tugas rutin maupun pada saat berhalangan”.

Perawat berpendapat bahwa ia mendapatkan tugas meskipun saat berhalangan

hadir, dalam ha ini dapat disebabkan jumlah perawat yang belum memadai juga

dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan penugasan asuhan keparawatan

secara tim.

Marquis dan Huston (2012) dengan hasil bahwa 78% perawat

teregistrasi di Amerika mempunyai keterampilan penugasan yang baik dan

hasil penugasan tidak menguntungkan pasien jika komunikasi dalam

penugasan kurang baik dan tidak ada supervise oleh ketu atim.

Penugasan merupakan menyelesaikan tugas atau mengarahkan tugas

kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi. Pada area keperawatan

penugasan merupakan pemberian wewenang kepada staf yang kompeten

untuk melakukan aktivitas keperawatan tertentu pada situasi tertentu dan

merupakan elemen utama dari fungsi pengarahan dalam manajemen

keperawatan. Penugasan dapat dilakukan oleh semua tingkatan manajer baik

atas, menengah maupun bawah (Marquis dan Huston, 2012).

Dalam penelitian Rusmianingsih (2012), penugasan agar bisa lebih efektif

diperlukan langkah-langkah seperti identifikasi tugas yang dapat

didelegasikan, identifikasi keahliandan kemampuan untuk menyelesaikan

tugas, identifikasi staf yang dapat diberikan penugasan, memberikan otoritas

pada staf yang diberikan penugasan, delegasikan tugas dan tanggung jawab

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

sesuai kewenangan staf. Selain itu juga tentukan target waktu pelaksanaan

tugas, bantu staf yang diberikan penugasan pada saat mengalami kesulitan,

evaluasi terhadap penugasan yang diberikan dan berikan penghargaan bagi

staf yang dapat melaksanakan tugas dengan baik agar tujuan organisasi dapat

tercapai.

5.5 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap

RSUD Kota Padangsidimpuan

Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai supervisi dalam metode

penugasan asuhan keperawatan tim, mayoritas perawat pelaksana termasuk dalam

kategori baik yaitu sebanyak 36 orang (63,2%). Dapat digambarkan sebagian

kepala ruangan dan ketua tim sudah menjalan menjalankan kegiatan supervisi

sesuai dengan aturan yang berlaku.

Hasil analisis uji bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi

pearson apabila nilai p < 0,05 dan hasil yang didapatkan p (0,013 < 0,05)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan

dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

Berdasarkan hasil analisis jawaban responden pada variabel supervisi

mayoritas perawat berpendapat baik. Jumlah jawaban responden yang paling

banyak memberikan pernyataan setuju terdapat pada pertanyaan “saya merasa

ketua tim sudah berperan sebagai pembimbing yang baik” dan masih ada

perawat yang merasa ketua tim belum berperan dalam membimbing tetapi

sebagian perawat berinisiatif untuk meminta bantuan sesama perawat dalam

menyelesaikan tugas sebab dalam hal ini merupakan bersama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

Sejalan dengan penelitian Rusmianingsih (2012) bahwa bahwa kepala

ruangan dan ketua tim sebagian sudah mempunyai jadwal supervisi terencana

yaitu seminggu dua kali untuk kepala ruangan dan ketua tim setiap hari dan

sebagian besar kepala ruangan danketuatim sudah memberikan bimbingan

dengan baik kepada anggota tim walaupun masih ada beberapa yang belum

melaksanakan sesuai dengan jadwalyang sudah ada. Berdasarkan karakteristik

individu perawat pelaksana mayoritas berumur produktif, tingkat pendidikan

Diploma 3 Keperawatan serta masa kerja yang masih relatif belum lama

sehingga memerlukan pelaksanaan supervisi yang baik dari kepala ruangan

dan ketua tim.

Hasil penelitian Sigit (2009) menunjukkan bahwa fungsi pengarahan

bila dilakukan secara konsisten oleh kepala ruang dan ketua tim, berpeluang

meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana sebesar 67,40 %. Supervisi

termasuk salah satu elemen fungsi pengarahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat didapatkan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Karaktertistik individu perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Padangsidimpuan rata-rata berumur produktif yaitu

29 tahun, masa kerja rata-rata masih relatif baru (9 tahun) dan tingkat

pendidikan mayoritas Diploma 3 Keperawatan mempunyai potensi

untuk dikembangkan melalui pendidikan baik secara formal maupun

informal.

2. Ada hubungan kepemimpinan pada penerapan pemberian asuhan

keperawatan tim dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di

instalasirawat inapRSUD Kota Padangsidimpuan.

3. Ada hubungan komunikasi pada penerapan pemberian asuhan

keperawatan tim dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi

rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

4. Ada hubungan koordinasi pada penerapan pemberian asuhan

keperawatan tim dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi

rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

5. Ada hubungan penugasan pada penerapan pemberian asuhan

keperawatan tim dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi

rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

6. Ada hubungan supervisi pada penerapan pemberian asuhan keperawatan

tim dengan kinerja kerja perawat yang bekerja di instalasi rawat inap

RSUD Kota Padangsidimpuan.

6.2 Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Perlu meningkatkan kemampuan manajemen keperawatan oleh kepala

ruangan dan ketua tim khususnya dalam metoda pemberian asuhan

keperawatan tim yang meliputi kepemimpinan, komunikasi, koordinasi,

penugasan dan supervisi.

2. Bagi Perawat

a. Perlu meningkatkan kompetensi baikpengetahuan, sikap dan

keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan tim terkait

kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, penugasan dan supervisi

melalui pelatihan baik di dalam atau luar organisasi.

b. Manajemen keperawatan rumah sakit dapat mengevaluasi kembali

kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan penerapan metode pemberian

asuhan keperawatan tim yaitu variabel koordinasi merupakan kunci

berhasilnya penerapan metode tim dalam pelayanan keperawatan sehingga

dapat meningkatkan kinerja perawat menjadi lebih baik.

c. Perlu mengoptimalkan peran ketua tim dalam hal pendokumentasian

keperawatan melalui evaluasi dan sosialisasi uraian tugas ketua tim

terkait pengisian pengkajian dan perencanaan keperawatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

d. Perawat pelaksana perlu melaksanakan penugasan dari kepala ruangan

dan ketua tim sesuai dengan uraian tugas, tanggung jawab, wewenang,

dan kompetensinya dalam pemberian asuhan keperawatan.

3. Bagi Peneliti

a. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain dan dengan

menggunakan desain penelitian lain terkait metoda pemberian asuhan

keperawatan tim.

b. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis

data multivariat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia


Jakarta: Depkes.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Tentang Kesehatan. Jakarta:


Depkes.

Gibson, J.L, Ivancevich, J.M & J.H. Donnely. 2003. Organisasi, Perilaku,
Struktur dan Proses. Jakarta: Erlangga.

Gillies, D.A. 2005. Managemen Keperawatan: Suatu Pedekatan Sistem.


Philadelphia: WB. Saunders Company.

Indriyani, D & Asmuji. 2016. Pemahaman Perawat Tentang MPKP Tim Dan
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Di RSUD Balung Jember. THE
INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE : 170-171
Iskandar. 2013. Keperawatan Profesional. Jakarta: In Media.
Kasim, M & Abdurrouf, M. 2016. Peningkatan Kualitas Pelayanan dan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dengan Metode Tim.
NurseLine Journal: 62-73

Mangkunegara, A.A. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Marquis, B.L., & Huston C.J. (2012). Kepemimpinan Dan Manajemen


Keperawatan Teori dan Aplikasi Edisi 7 Alih Bahasa,: Widyawati
dan Handayani.Jakarta: EGC

Notoatmojo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

PPNI. 2010. Standar Praktik Keperawatan Indonesia. Jakarta.

Putra, S.C. 2014. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Bogor: IN MEDIA.

Robbins, S.P. 2006. Perilaku organisasi(edisi kesepuluh. Klaten: PT. Index


kelompok Gramedia.
Roymond, H.S. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

RSUD Kota Padangsidimpuan. 2016. Profil RSUD Padangsidimpuan. Provinsi


Sumatera Utara.
Rusmianingsih, Nining. 2012. Hubungan Penerapan Metoda Pemberian
Asuhan Keperawatan Tim Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di
Instalasi Rawat Inaprumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.
Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.
Simorangkir, M. 2015. Pengaruh Budaya Organisasi dan Fungsi
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di RSU
Swadana Daerah Tarutung, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU. Medan.

Sigit, A., Keliat, B.A. & Hariyati, T.S. 2009. Pengaruh fungsi pengarahan
kepala ruang dan ketua tim terhadap kepuasan kerja perawat
pelaksana di RSUD Blambangan Banyuwangi. Tesis. Fakultas Ilmu
Keperawatan. Universitas Indonesia.

Sitorus, R. & Panjaitan, R. 2011. Manajemen Keperawatan: Manajemen


Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto.
Soejitno, S. Alkatiri, A & Ibrahim, E. 2009. Reformasi Perumah sakitan
Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo.

Suarli, S., & Bahtiar, Y. 2006. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan


Praktis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Professional.


Jakarta: Trans Info Media.

Sunindhia, Y.W., & Ninik,W. 2008. Kepemimpinan Dengan Masyarakat


Modern. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sutrisno, E. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Sriwahyuni. 2011. Pengaruh Terhadap Kinerja Perawat Dalam


Mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional.
Jurnal Akademia : 34-36.

Tinambunan, D. S. 2016. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja


Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Kota
Pekanbaru, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Torang, S. 2014. Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya).


Bandung: Alfabeta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Triwibowo, C. 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.


Jakarta: Trans Info Media.
Undang-Undang No 38 tahun 2014. Tentang Keperawatan. Jakarta.

Undang-Undang No 36 tahun 2009. Tentang Pengertian Rumah Sakit. Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1. Kuisioner

Kode Responden : Diisi oleh


Ruangan : Peneliti

HUBUGAN METODE PENUGASAN ASUHAN KEPERAWATAN TIM


TERHADAP KINERJAPERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2017

KARAKTERISTIK INDIVIDU PETUNJUKPENGISIAN

 Bacalah dengan teliti sebelum Saudara/ Saudari menjawab pertanyaan di


bawahini
 Isilah dengan jawaban yang sesuai untuk pertanyaan umur dan masa kerja
 Berilah tanda check list (v) pada jawaban yang paling sesuai untuk
pertanyaan jenis kelamin dan tingkatpendidikan
 Identitas pribadi yang Saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya.

1. Umur : ....................................................tahun
2. Jenis Kelamin :( )Laki-laki
( ) Perempuan
3. Pendidikan :( )SPK
( ) Diploma 3 Keperawatan
( ) Diploma 4 Keperawatan
( ) S1Keperawatan
( )Ners
4. MasaKerja : ......................................................tahun

METODA PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PETUNJUK


PENGISIAN
 Bacalah dengan teliti sebelum Saudara menjawab pertanyaan dibawah ini
 Saudara diharapkan tidak mengosongkan setiap lembar jawaban karena
jawaban Saudara sangat penting dalam penelitian ini
 Jawaban Saudara akan dijamin kerahasiaannya
 Apabila ingin merubah jawaban Saudara maka diperbolehkan satu kali
dengan memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tanda checklist(√) pada jawaban yang Saudara anggap benar dengan
skala jawaban di bawah ini:
1. Tidak setuju
2. Kurang setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju

NO PERTANYAAN SKALA JAWABAN


1 2 3 4
Kepemimpinan
1. Saya merasa kepala ruangan dapat menjadi
pemimpin yang baik bagi saya
2. Saya merasa ketua tim saya dapat menjadi
model peranyang baik bagi saya
3. Saya merasa ketua tim memperlakukan saya
dengandemokratis dalam bekerja
4. Saya merasa ketua tim dapat membuat
keputusan dengantepat
5. Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
tugas yang diberikan ketua tim
Komunikasi
6. Saya merasa kepala ruangan selalu
menyampaikan informasi secara jelas kepada
tim saya
7. Saya merasa ketua tim selalu mendiskusikan
masalah dalam pekerjaan secara bersama-
sama
8. Saya mengikuti pertemuan pada setiap
pergantian shift dalam tim
9. Saya sering mengalami hambatan dalam
berkomunikasi dengan ketua tim
10. Saya menuliskan catatan keperawatan yang
menjadi tugas saya untuk menyampaikan
informasi pasien kepada teman saya pada
shift selanjutnya.
Koordinasi
11. Kepala ruangan melakukan kerjasama
dengan unit lain sesuai dengan kebutuhan
12. Saya bekerja sama dengan anggota tim lain
dalam melaksanakan tugas
13. Saya membantu tim lain pada saat
kekurangan tenaga atauada kesulitan
14. Ketua tim saya berkoordinasi dengan tim
kesehatan lain dalam merawat pasien
15. Ketua tim memecahkan masalah bersama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anggota tim
Penugasan
16. Ketua tim memberikan tugas pada saya baik
dalam hal tugas rutin maupun pada saat
berhalangan
17. Ketua tim memberikan penugasan kepada
saya secarajelas sesuai dengan wewenang
saya
18. Ketua tim memberikan penugasan secara adil
kepada semua anggota tim
19. Saya diberikan tugas oleh ketua tim sesuai
kemampuan saya
20. Tugas yang diberikan oleh ketua tim saya
kerjakandengan tepat waktu
Supervisi
21. Kepala ruangan memberikan bimbingan
kepada tim saya dalam melakukan pekerjaan
22. Saya merasa ketua tim membantu
menyelesaikan permasalahan saya
23. Saya merasa ketua tim sudah berperan
sebagai pembimbing dengan baik
24. Saya merasa ketua tim memberikan arahan
secara teratur dalam melakukan pekerjaan
25. Saya merasa ketua tim memperlakukan saya
dengan adil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 2

KUESIONER KINERJA PERAWAT PETUNJUKPENGISIAN


 Bacalah dengan teliti sebelum Saudara menjawab pertanyaan di bawah ini
 Saudara diharapkan tidak mengosongkan setiap lembar jawaban karena
jawaban Saudara sangat penting dalam penelitian ini
 Jawaban Saudara akan dijamin kerahasiaannya
 Apabila ingin merubah jawaban Saudara maka diperbolehkan satu kali
dengan memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah dan
tandachecklist(√)pada jawaban yang Saudara anggap benar dengan skala
jawaban di bawah ini:
S = Sering dilakukan
J = Jarang dilakukan
TP = Tidak Pernah dilakukan

No Pertanyaan S J TP

Pengkajian Keperawatan
1 Saya bersama tim mengumpulkan dan
mengelompokkan data biopsiko-sosial-spiritual-tentang
data pasien
2 Saya bersama tim mencatat data yang dikaji sesuai
dengan pedoman tentang pengkajian data pasien
3 Saya bersama tim melakukan anamnesa, biodata
pasien, keluhan utama dan mengkonfirmasi kepada
ketua tim keperawatan sebagai penanggung jawaban
tentang pasien
4 Saya bersama tim melakukan anamnesa, biodata
pasien, keluhan utama dengan pengamatan, wawancara,
dan pemeriksaan fisik tentang data pasien
Diagnosis Keperawatan
5 Saya bersama tim melakukan analisis, interpretasi data,
identifikasi masalah pasien yang saya tangani untuk
semua pasien
6 Saya bersama tim melakukan analisis, interpretasi
data, identifikasi masalah pasien berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan untuk setiap pasien
7 Saya bersama tim merumuskan masalah yang telah ada
mengacu pada pengelompokan diagnosis keperawatan
untuk setiap pasien
8 Saya bersama tim membuat diagnosis keperawatan
berdasarkan prioritas gejala-gejala yang dominan untuk
pasien

Rencana Tindakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9 Saya bersama tim merencanakan tindakan keperawatan
dengan tujuan khusus berdasarkan aspek kognitif,
perilaku dan afektif kepada pasien
10 Saya bersama tim membuat penyelesaian masalah
keperawatan berdasarkan diagnosis yang telah
ditetapkan kepada pasien
11 Saya bersama tim melibatkan keluarga pasien dalam
rencana tindakan keperawatan kepada pasien
12 Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam membuat
rencana tindakan untuk pasien
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
13 Melatih tentang cara-cara perwatan kebersihan diri
secara mandiri, makan, berdandan (pada wanita) yang
kurang perawatan diri pada seluruh pasien
14 Memberiakan pendidikan kesehatan tentang cara-cara
merawat pasien kepada keluarga pasien
15 Mengajari tentang manfaat obat-obatan, waktu makan
obat dan cara makan obat kepada pasien
16 Berperan serta dalam melaksanakan terapi aktivitas
kelompok kepada pasien
Evaluasi Tindakan Keperawatan
17 Mengevaluasi kemampuan seluruh pasien setelah
diberikan tindakan asuhan keperawatan
18 Mengevaluasi kemampuan keluarga pasien dalam
mewat pasien
19 Membuat rencana lanjutan jika hasil tindakan asuhan
keperawatan tidak memuaskan
20 Memberikan reinforcement (penguatan) pada pasien-
pasien sehingga mengalami perubahan positif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Master Data

3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 1 4 2 3 3 3 2 1 4 4 3 4 1 4 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 27 2 2 6 1 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 1 1 1 1 1 4 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 28 2 2 8 1 2
2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 26 2 2 4 1 1
2 2 3 4 4 2 3 2 3 4 2 2 3 4 3 3 3 1 2 3 4 4 3 1 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 24 2 2 3 1 1
2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 4 1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 30 1 2 8 2 2
3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 25 2 2 4 1 1
3 3 3 3 4 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 1 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 27 2 2 6 1 2
1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 1 3 3 3 4 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 27 1 3 5 1 1
2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 26 2 2 4 1 1
3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 26 2 2 4 1 1
1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 28 2 2 7 1 2
3 3 3 3 4 1 3 3 2 1 3 2 2 1 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28 2 2 7 1 2
2 3 2 3 3 3 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 27 1 2 6 1 2
2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 32 2 2 9 2 2
3 2 3 2 3 2 4 4 4 3 3 1 3 4 3 3 3 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 35 1 2 11 2 3
3 3 3 4 4 1 4 4 3 2 4 1 2 2 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 28 2 2 7 1 2
1 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 30 2 2 8 2 2
4 3 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 1 1 1 1 4 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 30 2 3 7 2 2
2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 29 2 2 6 1 2
2 2 2 3 4 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 34 2 3 11 2 3
3 4 4 3 3 1 4 4 3 2 4 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 30 1 3 8 2 2
2 2 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 30 2 2 7 2 2
1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 1 1 1 1 1 4 1 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 31 2 2 8 2 2
2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 32 2 2 9 2 2
1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 2 1 1 1 1 1 4 4 3 2 4 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 28 2 2 6 1 2
2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 4 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 31 1 2 7 2 2
3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28 1 3 5 1 1
3 3 3 4 4 1 4 3 2 1 3 2 3 3 4 3 2 1 3 3 4 4 4 1 4 4 1 3 3 1 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 30 2 2 8 2 2
3 2 2 3 4 2 4 4 3 3 4 1 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 13
2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 2 1 2 . 2 3 3 3 3 1 4 4 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 10 2 3
3 3 4 4 4 1 3 4 4 3 3 1 4 4 4 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 35 1 2 12 2 3
2 2 3 3 3 2 4 4 4 1 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 12
2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 4 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 26 2 3 4 1 1
4 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 30 2 2 7 2 2
1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 29 2 3 4 1 1
2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 4 2 1 2 3 2 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 30 1 2 7 2 2
2 1 3 2 4 2 1 1 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 32 1 2 8 2 2
3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28 2 2 5 1 1
1 2 2 1 4 3 1 2 1 2 4 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 30 1 2 7 2 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 4 3 3 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 31 2 2 8 2 2
3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 2 2 4 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 28 2 2 6 1 2
2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 28 2 3 5 1 1
3 3 3 4 4 1 3 4 4 2 4 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 27 2 3 4 1 1
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 1 2 2 2 3 3 4 4 1 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 25 2 3 3 1 1
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 4 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 30 1 2 8 2 2
2 2 3 2 2 3 1 1 1 1 1 4 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 4 2 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 32 2 2 11 2 3
2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 33 2 2 10 2 3
3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 1 2 1 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 28 2 3 4 1 1
1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 1 1 1 1 1 4 2 3 3 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 29 1 2 6 1 2
2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 29 1 2 6 1 2
3 3 3 3 4 1 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 11
2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 28 2 2 6 1 2
2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 27 2 2 9 1 2
1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 4 2 2 2 2 3 2 3 3 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 30 1 2 8 2 2
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 3 3 4 3 3 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 29 2 2 7 1 2
2 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 2 2 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 31 2 2 8 2 2
2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 4 1 3 2 3 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 29 2 2 6 1 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. Output SPSS
FREKUENSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24 1 1.8 1.8 1.8
25 2 3.5 3.5 5.3
26 4 7.0 7.0 12.3
27 6 10.5 10.5 22.8
28 12 21.1 21.1 43.9
29 6 10.5 10.5 54.4
30 12 21.1 21.1 75.4
31 4 7.0 7.0 82.5
32 5 8.8 8.8 91.2
33 1 1.8 1.8 93.0
34 2 3.5 3.5 96.5
35 2 3.5 3.5 100.0
Total 57 100.0 100.0

UMURKATEGORI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 29 TAHUN 31 54.4 54.4 54.4
> 29 TAHUN 26 45.6 45.6 100.0
Total 57 100.0 100.0

JENISKELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 16 28.1 28.1 28.1
PEREMPUAN 41 71.9 71.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

PENDIDIKANTERAKHIR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D3 KEPERAWATAN 45 78.9 78.9 78.9
D4 KEPERAWATAN 12 21.1 21.1 100.0
Total 57 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MASAKERJA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 2 3.5 3.5 3.5
4 9 15.8 15.8 19.3
5 4 7.0 7.0 26.3
6 10 17.5 17.5 43.9
7 11 19.3 19.3 63.2
8 11 19.3 19.3 82.5
9 3 5.3 5.3 87.7
10 3 5.3 5.3 93.0
11 3 5.3 5.3 98.2
12 1 1.8 1.8 100.0
Total 57 100.0 100.0

MASAKERJAKATEGORI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3-5 TAHUN 15 26.3 26.3 26.3
6-9 TAHUN 35 61.4 61.4 87.7
10-12 TAHUN 7 12.3 12.3 100.0
Total 57 100.0 100.0

ANALISIS UNIVARIAT
A. KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SANGAT BAIK 12 21.1 21.1 21.1
BAIK 30 52.6 52.6 73.7
KURANG BAIK 14 24.6 24.6 98.2
BURUK 1 1.8 1.8 100.0
Total 57 100.0 100.0

KP1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 10 10.9 17.5 17.5
KURANG SETUJU 26 28.3 45.6 63.2
SETUJU 19 20.7 33.3 96.5
SANGAT SETUJU 2 2.2 3.5 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KP2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 3 3.3 5.3 5.3
KURANG SETUJU 27 29.3 47.4 52.6
SETUJU 26 28.3 45.6 98.2
SANGAT SETUJU 1 1.1 1.8 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KP3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 1 1.1 1.8 1.8
KURANG SETUJU 24 26.1 42.1 43.9
SETUJU 29 31.5 50.9 94.7
SANGAT SETUJU 3 3.3 5.3 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KP4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 2 2.2 3.5 3.5
KURANG SETUJU 21 22.8 36.8 40.4
SETUJU 29 31.5 50.9 91.2
SANGAT SETUJU 5 5.4 8.8 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KP5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 1 1.1 1.8 1.8
KURANG SETUJU 7 7.6 12.3 14.0
SETUJU 32 34.8 56.1 70.2
SANGAT SETUJU 17 18.5 29.8 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KOMUNIKASI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SANGAT BAIK 13 22.8 22.8 22.8
BAIK 27 47.4 47.4 70.2
KURANG BAIK 15 26.3 26.3 96.5
BURUK 2 3.5 3.5 100.0
Total 57 100.0 100.0

KO1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 9 9.8 15.8 15.8
KURANG SETUJU 20 21.7 35.1 50.9
SETUJU 20 21.7 35.1 86.0
SANGAT SETUJU 8 8.7 14.0 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KO2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 4 4.3 7.0 7.0
KURANG SETUJU 19 20.7 33.3 40.4
SETUJU 24 26.1 42.1 82.5
SANGAT SETUJU 10 10.9 17.5 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KO3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 4 4.3 7.0 7.0
KURANG SETUJU 21 22.8 36.8 43.9
SETUJU 24 26.1 42.1 86.0
SANGAT SETUJU 8 8.7 14.0 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KO5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 2 2.2 3.5 3.5
KURANG SETUJU 16 17.4 28.1 31.6
SETUJU 29 31.5 50.9 82.5
SANGAT SETUJU 10 10.9 17.5 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KOORDINASI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SANGAT BAIK 10 17.5 17.5 17.5
BAIK 37 64.9 64.9 82.5
KURANG BAIK 8 14.0 14.0 96.5
BURUK 2 3.5 3.5 100.0
Total 57 100.0 100.0

KR1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 5 5.4 8.8 8.8
KURANG SETUJU 23 25.0 40.4 49.1
SETUJU 22 23.9 38.6 87.7
SANGAT SETUJU 7 7.6 12.3 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KR2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 3 3.3 5.3 5.3
KURANG SETUJU 21 22.8 36.8 42.1
SETUJU 28 30.4 49.1 91.2
SANGAT SETUJU 5 5.4 8.8 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KR3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 2 2.2 3.5 3.5
KURANG SETUJU 12 13.0 21.1 24.6
SETUJU 34 37.0 59.6 84.2
SANGAT SETUJU 9 9.8 15.8 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KR4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 2 2.2 3.5 3.5
KURANG SETUJU 15 16.3 26.3 29.8
SETUJU 34 37.0 59.6 89.5
SANGAT SETUJU 6 6.5 10.5 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KR5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 2 2.2 3.5 3.5
KURANG SETUJU 26 28.3 45.6 49.1
SETUJU 25 27.2 43.9 93.0
SANGAT SETUJU 4 4.3 7.0 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

PENUGASAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SANGAT BAIK 7 12.3 12.3 12.3
BAIK 23 40.4 40.4 52.6
KURANG BAIK 15 26.3 26.3 78.9
BURUK 12 21.1 21.1 100.0
Total 57 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PE1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 27 29.3 47.4 47.4
KURANG SETUJU 24 26.1 42.1 89.5
SETUJU 6 6.5 10.5 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

PE2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 12 13.0 21.1 21.1
KURANG SETUJU 30 32.6 52.6 73.7
SETUJU 14 15.2 24.6 98.2
SANGAT SETUJU 1 1.1 1.8 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

PE3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 14 15.2 25.0 25.0
KURANG SETUJU 27 29.3 48.2 73.2
SETUJU 12 13.0 21.4 94.6
SANGAT SETUJU 3 3.3 5.4 100.0
Total 56 60.9 100.0
Missing System 36 39.1
Total 92 100.0

PE4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 12 13.0 21.1 21.1
KURANG SETUJU 23 25.0 40.4 61.4
SETUJU 16 17.4 28.1 89.5
SANGAT SETUJU 6 6.5 10.5 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PE5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 12 13.0 21.1 21.1
KURANG SETUJU 8 8.7 14.0 35.1
SETUJU 28 30.4 49.1 84.2
SANGAT SETUJU 9 9.8 15.8 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

SUPERVISI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SANGAT BAIK 8 14.0 14.0 14.0
BAIK 36 63.2 63.2 77.2
KURANG BAIK 12 21.1 21.1 98.2
BURUK 1 1.8 1.8 100.0
Total 57 100.0 100.0

SU1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 6 6.5 10.5 10.5
KURANG SETUJU 16 17.4 28.1 38.6
SETUJU 25 27.2 43.9 82.5
SANGAT SETUJU 10 10.9 17.5 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

SU2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 2 2.2 3.5 3.5
KURANG SETUJU 27 29.3 47.4 50.9
SETUJU 23 25.0 40.4 91.2
SANGAT SETUJU 5 5.4 8.8 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SU3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 6 6.5 10.5 10.5
KURANG SETUJU 24 26.1 42.1 52.6
SETUJU 23 25.0 40.4 93.0
SANGAT SETUJU 4 4.3 7.0 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

SU4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 1 1.1 1.8 1.8
KURANG SETUJU 15 16.3 26.3 28.1
SETUJU 34 37.0 59.6 87.7
SANGAT SETUJU 7 7.6 12.3 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

SU5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SETUJU 1 1.1 1.8 1.8
KURANG SETUJU 24 26.1 42.1 43.9
SETUJU 26 28.3 45.6 89.5
SANGAT SETUJU 6 6.5 10.5 100.0
Total 57 62.0 100.0
Missing System 35 38.0
Total 92 100.0

KINERJAPERAWAT

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 33 57.9 57.9 57.9
SEDANG 16 28.1 28.1 86.0
KURANG 8 14.0 14.0 100.0
Total 57 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Distribusi Jawaban Responden Pada Pengkajian Keperawatan

PK1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 16 28.1 28.1 28.1
JARANG DILAKUKAN 26 45.6 45.6 73.7
SERING DILAKUKAN 15 26.3 26.3 100.0
Total 57 100.0 100.0

PK2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 28 49.1 49.1 49.1
JARANG DILAKUKAN 4 7.0 7.0 56.1
SERING DILAKUKAN 25 43.9 43.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

PK3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 20 35.1 35.1 49.1
SERING DILAKUKAN 29 50.9 50.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

PK4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 1 1.8 1.8 15.8
SERING DILAKUKAN 48 84.2 84.2 100.0
Total 57 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Distribusi Jawaban Responden Pada Diagnosis Keperawatan

DK1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
SERING DILAKUKAN 49 86.0 86.0 100.0
Total 57 100.0 100.0

DK2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 29 50.9 50.9 64.9
SERING DILAKUKAN 20 35.1 35.1 100.0
Total 57 100.0 100.0

DK3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 12 21.1 21.1 35.1
SERING DILAKUKAN 37 64.9 64.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

DK4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 6 10.5 10.5 24.6
SERING DILAKUKAN 43 75.4 75.4 100.0
Total 57 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Distribusi Jawaban Responden Pada Rencana Tindakan Keperawatan
RT1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 6 10.5 10.5 24.6
SERING DILAKUKAN 43 75.4 75.4 100.0
Total 57 100.0 100.0

RT2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 1 1.8 1.8 15.8
SERING DILAKUKAN 48 84.2 84.2 100.0
Total 57 100.0 100.0

RT3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 21 36.8 36.8 50.9
SERING DILAKUKAN 28 49.1 49.1 100.0
Total 57 100.0 100.0

RT4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 2 3.5 3.5 17.5
SERING DILAKUKAN 47 82.5 82.5 100.0
Total 57 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Distribusi Jawaban Responden Pada Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
PT1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 28 49.1 49.1 49.1
JARANG DILAKUKAN 2 3.5 3.5 52.6
SERING DILAKUKAN 27 47.4 47.4 100.0
Total 57 100.0 100.0

PT2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 26 45.6 45.6 59.6
SERING DILAKUKAN 23 40.4 40.4 100.0
Total 57 100.0 100.0

PT3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 2 3.5 3.5 17.5
SERING DILAKUKAN 47 82.5 82.5 100.0
Total 57 100.0 100.0

PT4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 28 49.1 49.1 49.1
JARANG DILAKUKAN 4 7.0 7.0 56.1
SERING DILAKUKAN 25 43.9 43.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

Distribusi Jawaban Responden Pada Evaluasi Tindakan Keperawatan


ET1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
SERING DILAKUKAN 49 86.0 86.0 100.0
Total 57 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ET2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 28 49.1 49.1 49.1
SERING DILAKUKAN 29 50.9 50.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

ET3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 28 49.1 49.1 49.1
JARANG DILAKUKAN 1 1.8 1.8 50.9
SERING DILAKUKAN 28 49.1 49.1 100.0
Total 57 100.0 100.0

ET4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH
DILAKUKAN 8 14.0 14.0 14.0
JARANG DILAKUKAN 20 35.1 35.1 49.1
SERING DILAKUKAN 29 50.9 50.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT
a. Kepemimpinan dengan Kinerja
Correlations

KEPEMIM KINERJAPE
PINAN RAWAT
KEPEMIMPINAN Pearson Correlation 1 .437(**)
Sig. (2-tailed) .001
N 57 57
KINERJAPERAWAT Pearson Correlation .437(**) 1
Sig. (2-tailed) .001
N 57 57
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Komunikasi dengan Kinerja
Correlations

KINERJAPE
KOMUNIKASI RAWAT
KOMUNIKASI Pearson Correlation 1 .299(*)
Sig. (2-tailed) .024
N 57 57
KINERJAPERAWAT Pearson Correlation .299(*) 1
Sig. (2-tailed) .024
N 57 57
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
c. Koordinasi dengan Kinerja
Correlations
KINERJAPE
KOORDINASI RAWAT
KOORDINASI Pearson Correlation 1 .318(*)
Sig. (2-tailed) .016
N 57 57
KINERJAPERAWAT Pearson Correlation .318(*) 1
Sig. (2-tailed) .016
N 57 57
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
d. Penugasan dengan Kinerja
Correlations
KINERJAPE
PENUGASAN RAWAT
PENUGASAN Pearson Correlation 1 .608(**)
Sig. (2-tailed) .001
N 57 57
KINERJAPERAWAT Pearson Correlation .608(**) 1
Sig. (2-tailed) .000
N 57 57
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
e. Supervisi dengan Kinerja
Correlations
KINERJAPE
SUPERVISI RAWAT
SUPERVISI Pearson Correlation 1 .326(*)
Sig. (2-tailed) .013
N 57 57
KINERJAPERAWAT Pearson Correlation .326(*) 1
Sig. (2-tailed) .013
N 57 57
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian

KOTAPADANGSIDIMPUA
PEMERINTAH

RUMAH UMUM
SAKIT DAERA
JalanDR.F. L. Tobing
No.10,Telp.0534-
Fax.0534-
PADANGSIDIMPUA

Padangsidimpuan,
1 Januari
201
Nomo 4 st N2ot
Lampira
71
Periha IzinPenelitia

KepadaYt
DekanFakultas Masyaraka
Kesehatan
Universitas Utar
Sumatera
Di
Tempa

Denganhormat
Sehubungandengan Nomor
suratsaudara : 1326741N5.2.1.104(RK/201 2 Desemb
Tanggal er201
perihal
IzinPenelitian
dalam penelitian
rangka gunapenyusunan sebagai
skripsi salah
satu syarat
dala
menyelesaikan
Program StudidiFakultas
KesehatanMasyarakatUSU,kamimemberikan izinuntu
melakukan
SuveiPendahuluankepadaMahasiswayangrurmanya
tersebut inimulaiTanggal
dibawah 2
Desember201 sarrpaidengan 1 Januari di
201 dantelahselesaimelaksanakannya RSUD Kot
Padangsidimpuan

Nam YusraMizarr.a
Hasibua
NI 13100035
Peminata danKebijakan
Administrasi Kesehata
Judu PengaruhMetodePenugasan Asuhan
Keperawatan
Terhadap
Kinerj
Perawat RawatInapRumah
diInstalasi SakitUmum Kot
Daerah
Padangsidimpuan
T ahun2 1

Demikian untukdapatdipergunakan
kamisampaikan mestinya
sebagaimana

TURRSUDKOTA
PADANGSIDIMPUA
DANDIKLA
KLINIK

201002 Ot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai