Anda di halaman 1dari 23

DISTOSIA

Kelompok 10
ASTRI WULANDARI S 1311311044
JAMILATUR RASYIDAH E 1311312018
PUTRI RAHMADHANI 1311312008
Definisi
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau
abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang
berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak,
2004 : 784).
Distosia adalah persalinan yang sulit. Distosia adalah
kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar,
1994)
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam
jalannya persalinan (American College of Obstretician
and Gynaecologist)
Klasifikasi
Distosia karena kelainan tenaga ( Power ) atau persalinan disfungsional

Distosia karena kelainan jalan lahir ( Passageway )

Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin ( Passenger )

Distosia karena faktor Kejiwaan ( Psyche )


Distosia karena kelainan tenaga ( Power ) atau persalinan
disfungsional
Gibert (2007) menyatakan beberapa faktor yang dicurigai dapat meningkatkan resiko
terjadinya distosia uterus sebagai berikut :
1. Bentuk tubuh (berat badan yang berlebihan, pendek)
2. Kondisi uterus yang tidak normal (malformasi kongenital, distensi yang berlevihan,
kehamilan ganda atau hidramnion)
3. Kelainan bentuk dan posisi janin
4. Disproporsi cephalopelvic (CPD)
5. Overstimulasi axytocin
6. Kelelahan, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dan kecemasan
7. Pemberian analgesik dan anestetik yang tidak semestinya.
1. Kelainan bentuk panggul
Klasifikasi menurut Munro kerr

Perubahan bentuk
karena kelainan
kongenital

Perubahan bentuk
Perubahan bentuk
karena penyakit
karena penyakit
pada tulang
kaki
panggul/ sendi

Perubahan bentuk
karena penyakit
tulang belakang
2. Kelainan Traktus Genitalis
a). Vulva
Pada Vulva terdapat udem, stenosis dan tumor yang dapat di pengaruhi oleh
gangguan gizi, radang atau perlukaan dan infeksi
b). Vagina
Pada vagina yang mengalami septum tidak lengkap atau adanya tumor
c). Serviks Uteri
Distosia servikalis terjadi karena disfungsional uterine action atau karena parut atau
karsinoma
d). Uterus
Distosia uterus dapat disebabkan oleh kelainan bawaan dan letak uterus serta adanya
tumor
e). Ovarium
Distosia dapat terjadi karena adanya tumor
Distosia karena kelainan letak dan bentuk
janin ( Passenger )
Kelainan letak, persentasi atau
posisi

Kelainan dalam bentuk


Janin
Kelainan letak, persentasi atau posisi

1. Posisi oksipitalis posterior persisten


2. Presentasi puncak kepala
3. Presentasi Muka
4. Presentasi Dahi
5. Letak sungsang
6. Letak lintang
7. Presentasi Ganda
Kelainan dalam bentuk Janin
1. Pertumbuahan janin yang berlebihan
2. Hidrosefalus
3. Kelainan bentuk janin yang lain :
a) Janin kembar melekat
b) Janin dengan perut besar
4. Prolaksus funikuli
Distosia karena faktor Kejiwaan ( Psyche )
Stress yang diakibatkan oleh hormon dan neurotranmitter dapat
menyebabkan distosia.
Sumber stress pada setiap wanita bervariasi, tetapi nyeri dan tidak
adanya dukungan dari seseorang merupakan faktor penyebab stress.
Cemas yang berlebihan dapat menghambat dilatasi servik secara normal,
persalinan berlangsung lama, dan nyeri meningkat. Cemas juga
menyebabkan peningkatan level stress yang berkaiatn dengan hormon.
Hormon ini dapat menyebabkan distosia karena penurunan kontraksi
uterus.
Etiologi

Kelainan tenaga/ power

Kelainan jalan lahir/ passage

Kelainan letak dan bentuk janin/ passager

Faktor kejiwaan ( Psyche)


Kelainan tenaga/ power
Yang dimaksud dengan kelainan tenaga adalah his yang tidak normal
dalam kekuatan atau sifatnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelainan his adalah
1. Multipara
2. Herediter
3. Emosi (ketakutan dll)
4. Kelainan Uterus
5. Kehamilan post matur
Kelainan jalan lahir/ passage
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu
atau keabnormalan saluran reproduksi yang dapat
mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
Kelainan letak dan bentuk janin/ passager
Dapat disebabkan oleh
Usaha penyesuaian kepala janin terhadap bentuk dan ukuran
panggul
Panggul sempit
Tumor bagian leher depan janin ( presentasi muka)
Multiparitas, gameli, prematur, plasenta previa ( letak
sungsang dan letak lintang
Faktor kejiwaan ( Psyche)
Dapat di pengaruhi oleh pengalaman masa lalu, budaya,
kesiapan emosional ibu serta sistem pendukung. Faktor
psikologis seperti ketakutan dan kecemasan dapat merangsang
korteks serebri sehingga mengganggu kerja hipotalamus. Hal ini
dapat mengurangi pelepasan oksitosin dan mempengaruhi
kontraksi his.
Manifestasi Klinis
Ibu : Janin :
 letih,  DJJ cepat dan tidak teratur
 Gelisah,  Distsress janin
 nadi dan pernapasan  Kercunan mekonium
meningkat,
 Suhu tubuh meningkat,
 edema pada vulva dn servik dan
 ketuban bisa jadi berbau
Faktor Risiko
Ibu dengan diabetes, 7 % insiden distosia bahu terjadi pada ibu dengan diabetes
gestasional (Keller, dkk)
Janin besar (macrossomia), distosia bahu lebih sering terjadi pada bayi dengan berat
lahir yang lebih besar, meski demikian hampir separuh dari kelahiran doistosia bahu
memiliki berat kurang dari 4000 g.
Riwayat obstetri/persalinan dengan bayi besar
Ibu dengan obesitas
Multiparitas
Kehamilan posterm, dapat menyebabkan distosia bahu karena janin terus tumbuh
setelah usia 42 mingu.
Riwayat obstetri dengan persalinan lama/persalinan sulit atau riwayat distosia bahu,
terdapat kasus distosia bahu rekuren pada 5 (12%) di antara 42 wanita (Smith dkk.,
1994)
WOC
E:\kuliah\Semester 6\sistem reproduksi\WOC DISTOSIA.docx
Komplikasi
1.Komplikasi maternal
 Perdarahan pasca persalinan
 Fistula Rectovaginal
 Simfisiolisis atau diathesis, dengan atau tanpa “transient femoral
neuropathy”
 Robekan perineum derajat III atau IV
 Rupture Uteri
2. Komplikasi fetal
 Brachial plexus palsy
 Fraktura Clavicle
 Kematian janin
 Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
 Fraktura humerus
Penatalaksanaan
Penanganan umum
• Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
• DJJ dicatat tiap ½ jam selama kala I dan lebih sering dalam kala II
• Lakukan penilaian kondisi janin, DJJ
• Berikan Infus RL 5% dan larutan NaCl isotonik (IV)
• Perbaikan keadaan umum :
• Dukungan emosional dan perubahan posisi
• Berikan Cairan
• Berikan analgesia berupa tramandol – petidin 25 mg (IM) atau morfin 10 mg (IM)
Penanganan Khusus
Kelainan janin
Kelainan His
 TD diukur setiap 4 jam, lebih sering bila ada gejala
 Pemeriksaan Dalam
preeklampsia  Pemeriksaan luar
 DJJ setengah jam pada kala I dan di tingkatkan  MRI
pada kala II  Episiotomi
 Infus RL 5% dan larutan NaCl isotonik (IV)  Jika sampai kala II Tidak ada
 Berikan analgesik seperti petidin, morfin untuk kemajuan dapat dilakukan seksio
mengurangi rasa nyeri dan ketakutan sesaria baik primer (Pada awal
 Pemeriksaan dalam untuk mencegah bahaya persalinan) atau Sekunder ( pada
infeksi akhir persalinan )
 Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his Faktor kejiwaan
Kelainan jalan lahir  Terapi farmakologis
Seksio sesarea  Terapi non farmakologis, untuk
mengurangi nyeri
Persalinan percobaan
Simfisiotomi, memisahkan tulang panggul kiri dari
tulang panggul kanan pada simpisis supaya rongga
panggul menjadi lebih luas
Kraniotomi, khusus pada janin mati
ASUHAN KEPERAWATAN dan Aplikasi NANDA,
NOC, NIC
E:\kuliah\Semester 6\sistem reproduksi\Asuhan Keperawatan dan aplikasi nanda nic
noc.docx
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai