Anda di halaman 1dari 5

PERSALINAN (PARTUS) MACET

Oleh:
RIKA APRILIA
NIM : P1337424419095

A. Definisi

Partus macet adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan
berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin (anak). Partus macet
adalah persalinan dengan tidak ada penurunan kepala > 1 jam untuk nulipara dan
multipara. (Sarwono, 2008).

Persalinan macet adalah gangguan kemajuan persalinan (kala I) yang di ukur dalam
batasan waktu dua jam sejak pemeriksaan terahir atau setelah dilakukan pimpinana
persalinan kala II. Pada keadaan tertentu batasan waktu digantikan dengan kelajuan
proses untuk menentukan kemajuan persalinan, misalnya pada kasus distosia bahu.
Proses kemajuan persalinan pada kala I dapat dinilai dari partograf atau kurve friedman
sebagai instrumen analisis.

Persalinan macet dapat juga dikatakan sebagai persalinan tak maju yang merupakan
akibat dari penatalaksanaan persalinan yang dikelola tidak baik atau persalinan
terabaikan, yakni disproporsi sefalopelfik dan presentasi bahu tidak dideteksi secara dini
sehingga tidak dilakukan intervenesi. Pada persalinan tak maju, kontraksi uterus berusaha
mengatasi obstruksi in. pada persalinan pertama, uterus berkontraksi kuat untuk
sementara waktu kemudian, karena gagal mengatasi obstruksi, menjadi hipoaktif,
sehingga timbul penghentian sekunder (secondary arrest) yaitu gangguan henti dilatasi
yang kemungkinan serius. Sebaliknya, jika obstruksi terjadi pada persalinan berikutnya,
uterus terus menerus berkontraksidengan kuat berusaha mendorong janin melewati
panggul ibu. Pada setiap kontraksi terjadi sedikit pemendekan mimometrium (retraksi)
sehingga segmen atas uterus menjadi semakin tebal dan pendek, segmen bawah uteri
meregang dan menipis. Persambungan Antara kedua segmen ini menjadi nyata,
membentuk cincin retraksi patologik-cincin Bandl.

Menurut Friedman, ia membagi fase aktif menjadi dua gangguan yaitu gangguan
protraction (berkepanjangan/berlarut-larut) dan arrest (macet, tak maju). Kemacetan
pembukaan (arrest of dilatation) didefinisikan sebagai tidak adanya perubahan serviks
dalam dua jam, dan kemacetan penurunan (arrest of descent) sebagai tidak adanya
penurunan janin dalam 1 jam. Prognosis persalinan yang bekepanjangan dan macet cukup
berbeda. Ia mendapatkan sekita 30% ibu dnegan persalinan berkepanjangan mengalami
disproporsi sefalopelvik, sedangkan kelainan ini di diagnosis pada 45% ibu yang
mengalami gangguan kemacetan persalinan.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists menyimpulkan bahwa


klasifikasi yang lebih praktis membagi kelainan persalinan menjadi lebih lambat daripada
normal (partus lama, protraction disorders), atau penghentian total persalinan (partus
macet, arrest disorder). Ibu harus berada dalam fase aktif persalinan (serviks membuka 3-
4 cm atau lebih) untuk mendiagnosis salah satu diantara keduanya.

Persalinan macet (arrest disorder) ditandai dengan tidak adanya pembukaan >2 jam untuk
nulipara dan multi para, serta tidak ada penurunan >1 jam untuk nulipara dan multipara.
Oleh karena itu American College of Obstetricians and Gynecologist menyarankan bahwa
sebelum ditegakkan diagnosis kemacetan pada persalinan kala satu, kedua kriteria ini
harus dipenuhi:

1) Fase laten telah selesai, dnegan serviks membuka 4cm atau lebih
2) Sudah terjadi pola kontraksi uterus sebesar 200 satuan Montevideo atau lebih
dalam periode 10 menit selama 2 jam tanpa perubahan serviks.

B. Klasifikasi Partus Macet


Klasifikasi partus macet atau tak maju menurut Kurniawati dan Mirzanie (2009) dan
Saifuddin (2010) adalah :
1. Fase laten yang memanjang (Prolonged Latent Phase)
Pembukaan serviks tidak melewati 4cm setelah 8 jam in partu dengan his yang
teratur.
2. Fase aktif yang memanjang
Pembukaan serviks melewati kanan garis partograf.
C. Penilaian Awal Partus Macet
1. Etiologi Partus Lama/Macet
Menurut Sarwono (2010) sebab-sebab persalinan lama dapat digolongkan menjadi 3
yaitu:
a. Kelainan Tenaga (Kelainan His)
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan
pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi
sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Jenis-jenis kelainan
his yaitu:
a. Inersia Uteri
Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan
lebih dahulu pada bagian lainnya. Selama ketuban masih utuh umumnya tidak
berbahaya bagi ibu maupun janin kecuali jika persalinan berlangsung terlalu
lama.
b. Incoordinate Uterine Action
Disini sifat his berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar his dan
kontraksinya berlansung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara
kontraksi. Tidak adanya koordinasi antara bagian atas, tengah dan bagian
bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Tonus
otot yang menaik menyebabkan nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan
dapat pula menyebabkan hipoksia janin.
b. Kelainan Janin
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam
letak atau bentuk janin (Janin besar atau ada kelainan konginetal janin).
Presentasi janin dapat menyebabkan perpanjangan masa persalinan (misalnya,
posisi oksipito-posterior), demikian juga besarnya janin. Janin besar (>4000gram)
tidak mudah dilahirkan per vaginam, meskipun ukuran panggul normal. Beberapa
ibu yang terprogram secara genetic selalu melahirkan bayi besar, seperti pada
beberapa ibu diabetes. Beberapa bayi mempunyai efek kongenital sehingga
persalinan pervaginam menjadi sulit atau tidak mungkin, misalnya janin dnegan
hidrosefalus atau tumor pada leher atau abdomen. Kesalahan pada janin dapat
diantisipasi jika pemeriksaan abdomen pada kehamilan lanjut menunjukkan janin
besar dan kepalanya tidak dapat memasuki panggul ibu. Diagnosis dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasonografi.
c. Kelainan Jalan Lahir
Kelainan dalam bentuk atau ukuran jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan kemacetan contohnya seperti CPD (Chepalopelvik
Disproportion). Dalam kasus CPD, jika kepala janin belum masuk ke dalam pintu
atas panggul pada saat term, mungkin akan dilakukan seksio sesarea karena
resiko terhadap janin semakin besar kalau persalinan semakin maju.
Yang terpenting dalam obstetric bukan panggul sempit secara anatomis, lebih
penting lagi ialah panggul sempit secara fungsional, yang artinya perbandingan
Antara kepala dan panggul tidak serasi. Kesempitan panggul dibagi menjadi :
- Kesempitan pintu atas panggul
- Kesempitan bidang tengah panggul
- Kesempitan pintu bawah panggul
- Kombinasi kesempitan pintu atas panggul, bidang tengah, dan pintu bawah
panggul

d. Komplikasi Partus Macet


Menurut Prawirohardjo (2008) komplikasi partus tak maju yaitu :
- Infeksi intrapartum
- Rupture uteri
- Cincin retraksi patologis
- Pembentukan fistula
- Cedera otot-otot dasar panggul
- Efek pada janin
- Kaput suksedaneum
- Molase kepala janin
DAFTAR PUSTAKA

Friedman EA. 1998. Obstetrical Decision Making, Second Edition. B.C. Decker Inc

Llewellyn-Jones, Derek. 1994. Fundamentals of Obstetrics and Gynaecology

Kurniawati, D dan Mmirzanie, H. 2009. Obgynacea Obstetri & Ginekologi. Yogyakarta:


TOSCA Enterprise
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan . Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifudin, A B (ed). 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai