Disusun oleh:
Adinda Dwi W. 111611133016
Rr. Wina Ayudya A. 111611133021
Farah Alfiyyatur R. 111611133064
Jessica Devina S. 111611133067
Husnun Nadliroh 111611133076
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
Kata Pengantar
Kami tim penyusun menyampaikan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
selalu memberikan karunia pada hamba-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar. Kami menyadari laporan ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Nurul Hartini, M.Kes., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga.
2. Dr. Nur Ainy Fardana N., M.Si., Psikolog sebagai Wakil Dekan 1 Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga.
3. Tim Penanggung Jawab Mata Kuliah Metode dan Analisis Data Penelitian
Kualitatif Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang membimbing
kami.
4. Rudi Cahyono, M.Psi., Psikolog. selaku dosen pembimbing.
5. Kedua orang tua yang selama ini memberi dorongan motivasi dan materi
kepada kami.
6. Seluruh pihak yang membantu selesainya laporan ini.
Kami menyadari laporan ini belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan laporan ini.
Tim Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
atau dikenal sebagai keluarga broken home. Keluarga broken home adalah
keluarga retak atau sering juga dikatakan sebagai rumah tangga berantakan.
Keretakan tersebut diakibatkan oleh beberapa sebab di antaranya: rumah tangga
tanpa kehadiran salah satu (ayah atau ibu) disebabkan meninggal, bercerai atau
salah satu di antaranya meninggalkan keluarganya. Goode menyatakan broken
home terjadi akibat dari perpecahan suatu unit keluarga, terputus atau retaknya
struktur keluarga, sehingga fungsi dalam keluarga tidak berjalan dengan baik
(Tumiyem; Daharnis; Alizamar, 2015). Beberapa sebab timbulnya kondisi
keluarga yang broken home yaitu: (1) perceraian yang memisahkan antara seorang
istri dan seorang suami, (2) perselingkuhan, baik istrinya yang melakukan atau
suaminya, (3) maternal deprivation, ini bisa terjadi misalnya, kedua orang tua
bekerja dan pulang pada sore hari dalam keadaan lelah; mereka tidak sempat
bercanda dengan anak-anak mereka (Tumiyem; Daharnis; Alizamar, 2015).
Omoruyi (2014) menjelaskan bahwa secara umum keluarga merupakan
tempat dimana segala faktor-faktor yang ada dalam keluarga itu sendiri
mempengaruhi performa akademik anak. Namun pada keluarga broken home,
dapat mengakibatkan dampak yang berbahaya pada emosional, kepribadian, dan
mental pada anggota keluarga lainnya. Hal ini juga dapat memengaruhi prestasi
akademik anak. Keretakan yang terjadi antara kedua orang tua, merupakan salah
satu masalah yang berat bagi anak, dan akan berdampak pada segala aspek
kehidupannya. Salah satu dampak negatif dari keretakan yang terjadi pada
keluarga adalah masalah pada kehidupan pendidikan dan prestasinya. Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keadaan keluarga broken home
memberikan pengaruh pada perolehan prestasi akademik anak di sekolah. Prestasi
akademik yang diperoleh siswa yang berasal dari keluarga broken home, pada
umumnya rendah. Namun, penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menemukan beberapa siswa yang berasal dari keluarga broken home memiliki
prestasi akademik yang tinggi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Mahasiswa
BAB III
Metode Penelitian
3.4.1.Wawancara Mendalam
Wawancara dilakukan dengan bentuk semi terstruktur. Percakapan akan
diarahkan untuk menggali topik dan pedoman wawancara yang telah
ditetapkan serta dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan baru yang
dilakukan untuk mendalami topik. Wawancara bentuk ini dipilih karena lebih
bebas. Tujuan wawancara semi terstruktur adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, selain ada item-item pertanyaan pada
pedoman wawancara, pihak yang diwawancarai juga dimintai keterangan
lebih lanjut yang dapat berupa pendapat dan pandangan (Sugiyono, 2010).
pikiran personal terkait insight, perasaan, atau ide keseluruhan atau tema yang
muncul saat observasi.
Daftar Pustaka
Lampiran
1. Verbatim Subjek 1
Hari, Tanggal : Sabtu, 29 September 2018
Subjek :D
Jenis Kelamin : Perempuan
Interviewr : Farah Alfiyyatur R.
Interviewer Halo selamat pagi...
Subjek Pagi juga...
Interviewer Perkenalkan saya Farah, hari ini kita akan melakukan wawancara
dengan topik yang sudah disepakati sebelumnya. Apakah mbak
bersedia untuk melakukan wawancara?
Subjek Halo Farah, iya bersedia
juga?
Subjek Iya, aku balik ke gresik, tapi habis itu dibawa ke ngawi tinggal
disana.
Interviewer Waktu itu mbak D juga masih sekolah ya, terus mbak gimana
buat ngehadepinnya?
Subjek Dulu bapak itu kena stroke waktu aku kelas 1 SD, nah disitu aku
jadinya yang ngerawat bapak sendiri, soalnya mas ke gresik
tinggal sama bulek buat sekolah. Aku juga udah mulai kerja
karna bapak nggak kerja. Nah seiring berjalannya waktu, kondisi
bapak udah mendingan, itu waktu aku kelas 4. Disitu aku
ngerasain jadi anak karna aku yang dirawat bapak. Terus waktu
kelas 5, bapak ngasih tantaga ke aku, nanyain aku mau lanjut
sekolah apa nggak. Aku jawab pengen lanjut sekolah. Kata
bapak kalo aku pengen lanjut sekolah, aku harus cari biaya
sendiri. Akhirnya aku telpon bulek, minta tolong buat biayain
sekolahku. Ya sedih juga, karna pisah dari bapak. Tapi kalo
sekolahnya nggak ngaruh kok.
Interviewer Terus buleknya mbak gimana?
Subjek Bulek mau ngebiayain sekolahku. Lulus SD itu aku ke gresik
ikut bulek buat sekolah.
Interviewer Oh iya... nah kira-kira dari SD sampai kuliah ini, kapan mbak D
ngerasa jatuh banget atau naik turun di kehidupan?
Subjek Hmm.. waktu SD dulu aku anaknya tempramen banget, bener-
bener nggak bisa nahan emosi. Aku juga jadi ketua kelas terus
dari kelas 1-6 SD. Waktu SMP aku pendiem, tiap hari diem.
Waktu itu aku ngerasa sedih banget soalnya pisah sama bapak
terus aku bener-bener ngerasain gejolak gimana rasanya
ditinggal orang tua pisah. Tinggal sama bulek paklek juga jarang
ada komunikasi. Uang jajan aja ditaruh di meja, kalo mereka
marah sama aku marahnya ditulis di surat. Sampek akhirnya aku
23
Waktu SMP aku lebih mikir gimana biar aku tetep ranking 1.
Soalnya kan aku tinggal sama paklek bulek, terus paklekku itu
termasuk orang penting di gresik. Jadi aku mikir apa yang bisa
ku kasih buat paklek bulekku. Jadinya dengan aku selalu ranking
1, bisa bikin paklekku itu maju ke atas panggung waktu wisuda,
bisa ngasih kebanggaan buat beliau.
Interviewer Kira-kira ada pengaruh ke kondisi belajar mbak atau gimana?
Apa ada perubahan?
Subjek Kalo ke belajar nggak ngaruh sih, soalnya aku nggak suka
belajar, lebih suka maen. Kendalanya sih aku dulu sakit-sakitan
jadinya jarang masuk sekolah.
Interviewer Tapi itu ngaruh nggak ke prestasi akademiknya mbak?
Subjek Meskipun aku sering nggak masuk sekolah sama jarang belajar,
anehnya aku tetep rangking satu terus dari SD sampai SMA
Interviewer Wah... terus cara belajarnya mbak gimana? Apa ada cara belajar
khusus?
Subjek Aku juga bingung kenapa aku bisa ranking 1 terus, padahal ada
anak yang lebih pinter daripada aku... ada anak yang emang
pinter karna belajar, tapi kalo aku itu pinternya karna wangsit
hehehe
Interviewer Bisa gitu ya.... tapi cara belajarnya mbak gimana biar bisa jadi
ranking 1 terus?
Subjek Belajarku ya biasa aja sih, sehari sebelum ujian. Aku lebih suka
dibilang cerdas daripada pinter. Ya itu tadi, orang pinter itu
pinternya karna dia belajar, tapi kalo orang cerdas ya dia cerdas
dalam berbagai bidang, kalo guru lagi jelasin ya aku perhatiin
bener-bener, biar paham langsung
Interviewer Selain itu ada lagi nggak?
Subjek Aku selalu gini sih, bukan belajarnya sih. Yaudah aku niat
sekolah, aku doa, ketika ada guru nerangin aku cerna baik-baik.
25
biasa aja. Apalagi ketika dapat tantangan dari dosen buat bikin
jurnal di temu ilmiah nasional, ya tak ambil. Aku harus bisa.
Kalo aku bisa berarti aku pinter, kalo nggak ya aku bodoh.
Kayak memotivasi diriku sendiri.
Interviewer Hmm.. terus mbak punya timeline atau rancangan waktu buat
mbak D belajar atau ngerjain sesuatu?
Subjek Kalo belajar nggak ada, karna emang aku nggak suka belajar.
Aku anaknya sangat terstruktur. Nggak usah ambil dari yang
dulu-dulu, kemaren aja yang temu ilmiah nasional yang bikin
jurnal itu. Nah keluarga, tugas, main, sama kerja. Dan kemaren
aku seminggu udah harus selesai bikin jurnal. Jadi kalo aku
pengen apa atau pengen kemana, tugas bikin jurnal harus selesai
dulu baru aku bisa melakukan hal lain. Semuanya tak atur
Interviewer Oh iyaiya... menurut mbak D seberapa penting prestasi akademik
bagi diri mbak?
Subjek Prestasi akademik... penting sih. Pentingnya itu, aku suka
bersaing. Aku nggak mau jadi pinter tapi Cuma disitu aja, aku
maunya ya jadi pinter yang semakin kedepan semakin jauh lebih
pinter dari orang lain. Aku lebih suka jadi pinter tapi pinternya
itu berguna buat orang lain dan bisa mempengaruhi sekitar. Kalo
pinternya buat diriku sendiri juga percuma
Interviewer Hmm iyaa... terus misal kalo mbak ketemu sama mata kuliah
yang sulit, gimana cara mbak mengatasinya biar nilainya stabil?
Subjek Sulit semua sih... tapi aku paling nggak bisa nyoba SPSS, kuanti,
dll. Kalo misalkan susah aku malah penasaran, pengen tak gali
lebih dalam
Interviewer Berarti mbak berusaha biar bisa ngerti mata kuliah itu ya?
Subjek Iya, seenggaknya aku tau gitu. Di kuliah ini aku belajar mata
kuliah yang aku nggak ngerti aja. Kalo yang ngerti ya nggak
belajar hehe
27
Interviewer Oh gitu....
Interviewer Kalo mbak D dapat nilai jelek pada satu mata kuliah, apa yang
mbak lakukan?
Subjek Jangankan mata kuliah, dari dulu kalo aku dapet niai jelek aku
marah sama diriku
Interviewer Kenapa kok gitu?
Subjek Ya bodoh berarti, kenapa aku bisa dapet jelek. Tapi kalo dapet
nilai jelek ya aku akalin buat bagusin di tugasnya
Interviewer Berarti mbak berusaha memperbaiki dengan nilai tugas tadi ya?
Subjek Iya, aku tuh harus dapet pukulan dulu. Waktu semester 1
kemaren nilaiku kan hancur, makanya dibagusin waktu semester
2 sampai sekarang
Interviewer Hmm.. jika mbak dihadapkan dengan resiko kegagalan pada
suatu hal atau memang sudah pernah gagal, apa yang mbak D
lakukan?
Subjek Plan a, b, c. Aku pemimpi, terstruktur, dan keras. Dari SMP aku
udah punya target, aku mau SMA dimana, aku SMA mau
ranking berapa, aku SMA mau jadi orang seperti. Ketika aku
SMA aku harus kerja apa biar bisa nabung. Semuanya udah tak
atur sebelum itu kejadian dan itu selalu berhasil sampai ditawarin
kerja sebelum lulus SMA. Nah itu suatu pencapaian. Tapi yang
beneran mikir itu waktu mau lulus SMA, aku menargetkan setiap
tahun ya, karna aku ngasih tantangan ke diriku setiap ulang tahun
aku udah bisa ngapain. Sampai semester 1 kemaren, aku
mengalami kegagalan semuanya. Tapi aku bangkit lagi, bukan
berarti aku nggak bisa bermimpi lagi. aku harus siap punya
rencana lain. Jadi ketika aku gagal, aku nggak kecewa dan masih
punya rencana lain buat ngelanjutin mimpiku.
Interviewer Heem heem.... terus mbak pernah cemas nggak mengenai
pendidikan atau hal lain?
28
Subjek Kalo pendidikan aku nggak cemas, cuman aku cemasnya itu
nanti habis lulus aku kemana, terus mencemaskan mimpiku
sendiri. Mimpiku bukan buat diriku sendiri, tapi buat orang lain
juga. Umur 35- 40 aku udah harus bisa bikin panti asuhan. Tapi
aku yakin, ada sesuatu yang lebih indah dari apa yang sudah aku
lalui
Interviewer Wah... hmm terus tadi mbak D cerita kalo waktu SD-SMA
ranking 1 terus, jadi ketua osis, dan ketua organisasi lain. Kira-
kira ada lagi nggak prestasi yang pernah mbak capai?
Subjek Apa ya... oh itu, dulu nilai unas waktu SD terbaik nomor 1 di
gresik, tryout di primagama juga selalu nomor 1, pernah ikut
olimpiade debat tapi Cuma sampe juara 2 jawa timur
Interviewer Nah kan preastasinya mbak D banyak, ada nggak sih
penghargaan yang diberikan dari keluarga mbak atau orang
disekitar mbak D atas prestasi yang telah dicapai?
Subjek Dulu aku pernah masuk majalah sekolah gara-gara juara ini itu,
dari guruku aku selalu ditantang buat ngerjain soal yang sulit
atau ngerjain sesuatu. Dan menurutku itu adalah sebuah
penghargaan dari mereka. Kalo dari keluarga, aku nggak dapet
belom dapet penghargaan. Soalnya di keluargaku, prestasi udah
biasa gitu. Tapi dari bapakku, bapak pernah bilang kalo aku itu
harapan beliau. dan itu jadi penghargaan buatku
Interviewer Hmmm... berarti mbak D jika dapet penghargaan atau umpan
balik dari apa yang telah mbak capai, apa yang mbak rasakan?
Subjek Ya seneng sih, itu jadi motivasiku buat melakukan sesuatu yang
lebih baik lagi
Interviewer Baik... mbak D, dari semua pembicaraan dan apa yang aku
tanyain tadi, kira-kira apa yang membuat mbak D jadi seperti
sekarang ini?
Subjek Intinya yakin sih. Kalo kamu yakin menjalani hidup ini yang
29