Anda di halaman 1dari 11

Uji Wilcoxon

Diterbitkan Mei 13, 2010 Inferensi , Statistika 21 Komentar


Kaitkata:Non-parametrik, Uji Wilcoxon, Wilcoxon, Wilcoxon test

Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari
dua data apakah berbeda atau tidak. Wilcoxon signed Rank test ini digunakan hanya untuk
data bertipe interval atau ratio, namun datanya tidak mengikuti distribusi normal.

Uji hipotesis :
H0 : d = 0 (tidak ada perbedaan diantara dua perlakuan yang diberikan)
H1 : d ≠ 0 (ada perbedaan diantara dua perlakuan yang diberikan )
Dengan d menunjukkan selisih nilai antara kedua perlakuan.

Statistik uji

Dimana :
N = banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda
T = jumlah renking dari nilai selisih yng negative (apabila banyaknya selisih yang positif
lebih banyak dari banyaknya selisih negatif)
= jumlah ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang negatif >
banyaknya selisih yang positif)

Daerah kritis
H0 ditolak jika nilai absolute dari Z hitung diatas > nilai Z 2 / α

Pada perangkat SPSS, kita dapat melakukan langkah-langkah berikut ini untuk melakukan uji
tersebut.

Klik Analyze –> Nonparametric Test –>2 Related samples


muncul kotak dialaog:
Dan aktifkan
wilcoxon pada Test Type
(lebih lanjut akan dijelaskan pada contoh soal)

Contoh Soal:

Universitas Gadjah Mada setiap tahunnya menerima Mahasiswa Baru melalui jalur-jalur
khusus misalnya PBOS dan PBUPD. Guna mengetahui kualitas mahasiswa yang telah
diterima melalui jalur tersebut, dilakukan tes Matrikulasi. Dan pihak pelaksana melakukan
dua kali ujian yaitu sebelum program matrikulasi dilakukan dan setelahnya untuk mengetahui
keefektifan program tersebut. Dan untuk itu diambil sampel sebanyak 15 orang dari
kelompok IPA untuk mata ujian FISIKA, dan diperoleh data:

Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sebelum 67 54 67 55 87 60 70 45 54 66 73 88 80 65 75
Sesudah 66 75 80 60 78 89 65 70 68 75 74 85 89 90 75

Analisisnya dalam SPSS adalah sebagai berikut:

1.Inputkan data seperti tampak di bawah ini:


Klik Analyze –> Nonparametric Test –
> 2 Related samples
Aktifkan Wilcoxon dan masukan variabel yang akan diuji sebagaimana tampak pada
kotak dialog:

Klik OK dan outputnya :


Dari output tersebut diperoleh:

1. Negative Ranks atau selisih antara variabel sebelum dan sesudah yang negatif
sebanyak 4 observasi, atau dengan kata lain terdapat 4 observasi pada variabel
sesudah yang kurang dari observasi pada variabel sebelum. Dan rata-rata rangkingnya
= 4 dengan jumlah rangking negatif = 16
2. Positive Ranks atau selisih variabel sebelum dan sesudah yang positif sebanyak 10
observasi atau denga kata lain terdapat 10 observasi pada variabel sesudah yang lebih
dari observasi pad avariabel sebelum dengan rata-rata rangkingnya = 8,90 dan jumlah
rangking positif = 89.
3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel sebelim dan sesudah sebanyak 1
observasi.

Oleh karena jumah rangking negatif lebih kecil dibanding rangking positif maka nilai
T yang digunakan adalah jumlah rangking yang negatif.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis:
H0 : d = 0 (tidak ada perbedaan nilai tes sebelum matrikulasi dan sesudah matrikulasi)
H1 : d ≠ 0 (ada perbedaan diantara nilai tes sebelum matrikulasi dan sesudah matrikulasi )

Tingkat signifikansi α =0,05

Statistik Uji

Untuk nilai statistik uji, tinjau tabel output berikut:

dari tabel diperoleh nilai asymp sig = 0,022

Daerah kritis
H0 ditolak jika nilai asymp sig < nilai α
Kesimpulan
Oleh karena nilai asymp sig = 0,022 < α =0,05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada
perbedaan nilai Fisika calon mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti program matrikulasi.

UJI WILCOXON
Uji Wilcoxon termasuk dalam pengujian nonparametrik. Pengujian ini dilakukan untuk
membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan. Uji ini memiliki kekuatan tes
yang lebih dibandingkan dengan uji tanda. Asumsi-asumsi untuk uji Wilcoxon. Data yang digunakan
setidaknya berskala ordinal.

Contoh kasus.

Dari 15 orang siswa TK diminta menyusun urutan angka dari yang terkecil sampai yang terbesar. Skor
dihitung dari benarnya susunan. Pada hari berikutnya siswa-siswa tersebut diminta kembali untuk
menyusun angka tersebut dengan diiringi musik.

Langkah analisis

1. Klik Analyze>Nonparametric Test>2 Related Sample


2. Masukkan kedua variabel kekolom Test Pair List
3. Pilih Wilcoxon, klik Continue
4. Kemudian OK

Hipotesis :
H0 = Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap perlakuan tanpa musik dan dengan
musik
H1 = Terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap perlakukan tanpa musik dan dengan musik
Kriteria uji : Tolak hipotesis nol (H0) jika nilai signifikansi p-value (<0.05)
Hasil Output SPSS
Dari tabel Ranks diketahui bahwa :
1. Banyaknya skor dengan musik yang lebih besar dari skor tanpa musik ada 12 siswa dan
2. Ada 2 siswa yang skor tanpa musik lebih besar dari skor dengan musik.
3. Nilai z sebesar -2.507, jika level signifikansi 0.05 dan menggunakan uji dua sisi, Nilai z kritis
antara -1.96 dan 1.96, yang berarti berada di daerah penerimaan h1.
4. Begitu juga dengan nilai signifikansi p-value sebesar 0.012 (<0.05) maka tolak hipotesis nol
(h0).
5. Jadi kesimpulannya terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap perlakuan tanpa
musik dan dengan musik.

Melakukan Uji Wilcoxon


Posted by siswandi adinugroho on 16 September 2010

Posted in: Penelitian. Tinggalkan Sebuah Komentar

1 Votes

Diasumsikan proses transformasi data untuk mengupayakan sebaran data menjadi normal
tidak berhasil.Oleh karena syarat sebaran data harus normal tidak terpenuhi, maka uji
hipotesis yang dipakai adalah uji alternatif “uji t berpasangan”, yaitu uji Wilcoxon.
Untuk melakukan uji ini (gunakan program SPSS), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Analyze …….non parametric test ……..2 related samples
b. Masukkan prepeng dan pospeng ke dalam kotak test paired list
c. Aktifkan uji Wilcoxon
Bagaimana hasilnya…….?

Bagaimana Menginterpretasikan Hasil?


a. Output ranks menunjukkan perbandingan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan,
terdapat 26 orang dengan hasil pengetahuan setelah penyuluhan lebih rendah daripada
sebelum penyuluhan, 18 orang tetap, dan 56 orang mempunyai pengetahuan yang lebih baik
dari sebelum penyuluhan
b. Bagian test statistics menunjukkan hasil uji Wilcoxon, Dengan uji tersebut diperoleh nilai
significancy 0,001 (p<0,05), dengan demikian disimpulkan "terdapat perbedaan pengetahuan
yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan.
THE WILCOXON MATCHED-PAIRS SIGNED-RANKS TEST
Tehnik ini merupakan penyempurnaan dari Uji Tanda (Sign Test). Uji peringkat bertanda Wilcoxon
digunakan untuk kasus dua sampel dependen bila skala ukur memungkinkan kita menentukan besar
relative beda (selisih-selisih) yang terjadi, jadi bukan sekedar hasil pengamatan yang berbeda saja.Uji
peringkat bertanda Wilcoxon cocok digunakan bila kita dapat mengetahui besarnya beda antara
pasangan-pasangan harga pengamatan X1 dan Y1 berikut arah beda yang bersangkutan. Apabila kita
dapat menentukan besarnya setiap beda, maka kita dapat menetapkan peringkat untuk masing-masing
beda itu. Melalui penyusunan peringkat beda-beda inilah uji Wilcoxon memanfaatkan informasi
tambahan yang tersedia.

Asumsi :

 Data untuk analisis terdiri atas n buah beda. D1 = Y1 – X1


 Sampel X dan sampel Y adalah Variabel- variable acak
kontinyu dan beda X1 - Y1, X2 -Y2…dst bersifat kontinyu pula.
 Hipotesis nol yang di uji menyatakan bahwa median
perbedaan pasangan nilai pengamatan kedua sampel sama
dengan nol.

Dalam penerapannya, uji peringkat bertanda Wilcoxon analog dengan uji t


berpasangan (paired t test), dengan objek perbandingan ialah
pengamatan-pengamatan dari dua buah sampel berhubungan.

Ciri-ciri yang membedakan dari uji t berpasangan :

1. Uji peringkat bertanda Wilcoxon tidak membuat asumsi tentang


normalitas distribusi populasi.

2. Uji peringkat bertanda Wilcoxon tidak membutuhkan informasi


tentang varians, baik varians populasi maupun populasi sampel.

3. Uji peringkat bertanda Wilcoxon bila digunakan meskipun data


yang tersedia hanya ordinal.

4. Perhatian analisis untuk membedakan satu sampel dengan


sampel lainnya pada uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah
mediannya.

Langkah – langkah uji peringkat bertanda Wilcoxon :

1. Asumsikan bahwa populasi perbedaan pasangan nilai


pengamatan kedua sampel adalah variable acak kontinyu.

2. Hipotesis

Uji satu sisi :

a. Ho : W (+) = W (-) Hi : W (+) > W (-)


b. Ho : W (+) = W (-) Hi : W (+) < W (-)

Uji dua sisi :

Ho : W (+) = W (-) Hi : W (+) ≠ W (-)

W(+) : Jumlah semua peringkat selisih pasangan


pengamatan (Wi, Yi) yang bertanda positif.

W (-) : Jumlah semua peringkat selisih pasangan


pengamatan (Wi, Yi) yang bertanda negative

3. Untuk setiap pasangan nilai pengamatan (Xi, Yi), hitung


perbedaannya (di = Xi – Yi).

4. Berikan peringkat terhadap perbedaan nilai pasangan


pengamatan, mulai dari peringkat 1 untuk perbedaan terkecil
hingga peringkat n untuk perbedaan terbesar. Bila terdapat
perbedaan nilai pasangan yang sama, perbedaan pasangan nilai
yang sama di beri peringkat rata-ratanya . untuk beda nol, tidak
diperhatikan.

5. Bubuhkan tanda kepada peringkat yang sudah dibuat itu:


positif atau negative sesuai dengan tanda perbedaan nilai
pengamatan aslinya.

6. Hitung banyaknya di yang bertanda positif (disebut W+) dan


negative (disebut W_).

7. Statistik uji peringkat bertanda Wilcoxon ialah W. M yang


dipakai ialah W+ atau W_ yang nilainya lebih kecil :

W+ = ∑ R i (Semua peringkat positif) dan │W-│= │∑Ri│(Semua


peringkat Negatif)

8. Ho ditolak bila nilai W terlalu kecil untuk dikatakan bahwa


yang terlibat hanya karena kebetulan.

UNTUK JUMLAH SAMPEL N>20 (Parametric and Nonparametric


Statistical Procedur)

Untuk sample N>20 maka nilai dari N tersebut tidak terdapat pada
wilcoxon T test, sehingga perlu dihitung secara manual, dengan
menggunakan rumus:
Namun menurut Marascuilo dan McSweeney, sebaiknya nilai pembagi
dikurangi nilai Tie Correction yaitu:

Sehingga dengan Tie Correction rumusnya menjadi :

t = jumlah ranking yang sama

Anda mungkin juga menyukai