Buat sobat hitung yang belajar statistika ada banyak sekali tabel pendukung yang digunakan,
Tabel Z, Tabel t, dan lain-lain, tidak terkecuali tabel R. Rumuhitung berusaha menyajikan
tabel ini berikut dowload file tabelnya format excel dan pdf. Tabel r sendiri adalah tabel
koefisien relasi “r” momen product. Salah satu penggunaan tabel ini adalah Pada uji validitas
instrumen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai r dalam tabel dengan nilai r hasil
perhitungan statistik.
Prosedur:
Untuk Tingkat Signifikansi (a) 5%
Buka file baru, lalu buat variabel baru dengan nama df
Isi variabel tersebut dengan angka 1, 2 …15., hingga terdapat 15 cases.
Pengisian:
Target variable atau nama variabel hasil proses. Ketik t_5
? Numeric Expression atau proses perhitungan. Ketik IDF.T(0.95,df)
Disini dipakai 95% (dari 100% - tingkat signifikansi). Sedang df adalah nama variabel yang
telah dibuat sebelumnya.
Selain dengan mengetik seperti diatas, ekspresi bisa dilakukan dengan mengambil fungsi
khusus yang disediakan SPSS pada kotak kanan bawah.
o Abaikan bagian lain dan tekan OK. Maka SPSS akan memproses pembuatan tabel t
sebanyak 15 df untuk tingkat: a = 5%, dimana hasilnya akan ditempatkan pada variabel baru
t_5.
Untuk Tingkat Signifikansi (a) 2,5%
o Tetap di file yang sudah ada variabel df.
o Menu Transform ?gt; Compute Variables.
Pengisian:
Target variable atau nama variabel hasil proses. Ketik t_2.5
Numeric Expression atau proses perhitungan. Ketik IDF.T(0.975,df)
Disini dipakai 97,5% (dari 100% - tingkat signifikansi = 100%-2,5%).
o Abaikan bagian lain dan tekan OK. Maka SPSS akan memproses pembuatan tabel t
sebanyak 15 df untuk tingkat: a = 2,5%.
Pembacaan untuk:
SATU SISI
Lihat pada df = 14 dan a = 5% didapat angka t kritis 1,7613
Arti: pada a = 5%, df = 14, dan uji satu sisi, t kritis adalah 1,7613
DUA SISI
Lihat pada df = 14 dan a = 2,5% didapat angka t kritis 2,1448, yang berarti + 2,1448 dan –
2,1448.
Arti: pada a = 5%, df = 14, dan uji DUA sisi, t kritis adalah 2,1448
Tips:
Untuk satu sisi, langsung cari berdasar a dan df tertentu. Sedang untuk dua sisi, cari pada a/2
dan df yang telah ditentukan.
Untuk pembuatan tabel t yang lain dan sesuai kebutuhan, data diatas bisa divariasi, baik untuk
df maupun tingkat signifikan, dengan tetap menggunakan fungsi IDF.T(p,df).
Misal: mencari t tabel pada tingkat signifikansi 25% dan df = 17, maka setelah dibuat variabel
df dengan isi yang sesuai (memuat angka 17), ketik IDF.T(0.75,df).
Angka t tabel dibaca dari variabel baru yang muncul kemudian
…….
Pengisian:
? Target variable atau nama variabel hasil proses. Ketik t_10
? Numeric Expression atau proses perhitungan. Ketik IDF.T(0.9,df)
o Abaikan bagian lain dan tekan OK. Maka SPSS akan memproses pembuatan tabel t
sebanyak 15 df untuk tingkat: a = 10%, dimana hasilnya akan ditempatkan pada variabel baru
t_10.
Pembuatan tabel r
o Tetap di file yang sudah ada variabel df.
o Menu Transform ?? Compute Variables.
Pengisian:
? Target variable atau nama variabel hasil proses. Ketik r_5
? Numeric Expression atau proses perhitungan.
? Ketik: t_10/(sqrt(df+t_10 ** 2))
NB: copy paste aja dech rumusnya biar langsung bener hahaha…
o Abaikan bagian lain dan tekan OK. Maka SPSS akan memproses pembuatan tabel r
sebanyak 15 df untuk tingkat: a = 5% dan satu sisi.
o Buat variabel dengan nama t, dan buat tabel t 5% dua sisi (Penjelasan bisa lihat tabel t yang
telah dibuat sebelumnya) yaitu IDF.T(0.95,df)
r = t /{akar(df+t^2}}
Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengkuran ulang kepada responden, kita meminta
responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak dua kali.
Selang waktu antara pengukuran pertama dan ke dua menurut Masri Singarimbun antara 15 s/d 30
hari, apa bila selang waktunya terlalu dekat dikhawatirkan responden masih ingat jawaban yang
diberikan pada waktu yang pertama.
Hasil pengukuran pertama dan kedua kemudian dikorelasikan dengan teknik korelasi ”product
moment”, kemudian dianalisa seperti dalam teknik validitas.
b. Teknik Belah Dua, yaitu dengan membagi instrumen menjadi dua bagian misal ganjil genap.
c. Teknik Bentuk paralel, yaitu dilakukan dengan menggunakan dua alat ukur yang mengukur aspek
yang sama.
Cara mencari validitas konstruk dengan membandingkan nilai pernyataan pada masing-
masing nomor urut dengan nilai keseluruhan
Nomor Pertanyaan
Responden
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 45
B 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 45
C 3 4 4 3 4 2 4 5 4 4 39
D 5 5 4 3 4 5 4 3 4 1 38
E 3 3 4 4 3 4 4 4 4 1 35
F 2 1 2 1 2 2 1 2 1 5 21
G 2 3 2 3 2 2 1 3 1 5 26
H 1 1 1 2 1 2 2 1 2 5 16
I 4 4 4 5 5 5 4 4 4 1 40
J 3 2 2 2 2 3 2 2 2 5 24
Tabel Perhitungan Korelasi
Responden X Y X² Y² XY
A 5 45 25 2025 235
B 4 45 14 2025 180
C 3 39 9 1521 117
D 5 38 25 1444 190
E 3 35 9 1156 102
F 2 21 4 441 42
G 2 26 4 676 52
H 1 16 1 256 16
I 4 40 16 1600 160
J 3 24 9 576 72
Hasil penghitungan tersebut, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel korelasi nilai “r”
dengan terlebih dahulu mencari derajat kebebasan (db), yaitu N-2 (10-2)=8. Pada taraf
signifikansi 5 % diperoleh angka 0.632, dan 1% adalah 0.765. Apabila nilai r hitung lebih
besar dari r tabel, maka soal/pernyataan tersebut memiliki validitas konstruk yang baik
Langkah selanjutnya hasil penghitungan tersebut dimasukkan dalam rumus korelasi produc
moment, kemudian dikonsultasikan dengan nilai r pada df 8 (N-2) atau 10-2. Pada taraf
signifikansi 5 %, nilai r tabel sebesar 0.632. Cara memberikan interpretasi sama dengan
pada uji validitas, yangh dapat dilakukan secara keseluruhan maupun berdasar masing-
masing item pernytaan. Misal berdasar contoh tersebut di atas diperoleh nilai rxy sebesar
0.99 berarti reliabel, karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0.99>0.632) pada taraf
signifikansi 5 %.