Anda di halaman 1dari 81

Majalah

Peradilan Agama DAFTAR ISI


Edisi 1 | Mei 2013

Dr.H. Andi Syamsu Alam, S.H., M.H:


Ingin Hakim PA Seberani Umar bin
Khattab
LIPUTAN KHUSUS:
Mahkota Hakim Dalam Lensa Pakar

daftar isi................................... 1
salam redaksi.......................... 2
editorial.................................... 3
liputan khusus........................ 4
Fenomenal................................ 26
Drs. H. Purwosusilo, SH., MH:
Berharap Intelektualitas Hakim PA Putusan mancanegara.......... 30
Semakin Meningkat
Opini............................................ 36
Wawancara Eksklusif........... 45
Prioritas.................................... 54
Tokoh kita.................................. 57
Postur........................................ 59
Teladan...................................... 63
Kisah Nyata................................ 67
Inspirasi..................................... 69
PUTUSAN MANCANEGARA:
Meninjau Keunikan Putusan di Negeri Aktual........................................ 72
Kanguru Kolom.......................................... 75

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 1


SALAM REDAKSI
Sambutlah Media Baru
Peradilan Agama
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

T
ahun ini Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama berganti nahkoda,
dari sebelumnya Pak Wahyu Widiana, kini Pak Purwosusilo.

Diakui Pak Purwo, di bawah komando Pak Wahyu, dengan dukungan


penuh dari pimpinan Mahkamah Agung, peradilan agama berhasil maju pesat.
Dan kemajuan itu sudah diakui berbagai kalangan, dalam dan luar negeri. Pak
Purwo bertekad mempertahankan pencapaian-pencapaian itu, bahkan kalau bisa
Dewan Pakar :
lebih baik lagi. Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum.
Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H., M.H.
Yang hendak dan sedang dilakukan Dirjen Badilag yang baru ialah mengambil Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.Ip., M.Hum.
porsi yang selama ini masih kurang tersentuh, yakni peningkatan kualitas SDM Prof. Dr. H. Rifyal Ka’bah, M.A.
Dr. H. Habiburrahman, S.H., M.H.
peradilan agama, terutama dalam hal peningkatan kualitas putusan. Dr. H. Mukhtar Zamzami, S.H. M.H,
Dr. H. Hamdan, S.H., M.H.
Berangkat dari semangat menggebu untuk meningkatkan kualitas putusan itu,
Ditjen Badilag dengan dukungan penuh dari jajaran pimpinan Mahkamah Agung Penasehat :
Drs. H. Purwosusilo, S.H., M.H.
RI membuat gebrakan baru dengan mengadakan diskusi hukum dan menerbitkan
majalah tiap triwulan. Penanggung Jawab:
Drs. H. Farid Ismail, S.H., M.H.
Diskusi hukum yang dibalut dengan nama Lingkar Studi Hukum (Legal Redaktur Senior :
Studies Center) ini dihadiri para pakar yang mumpuni di bidangnya. Sejumlah Drs. H. Hidayatullah MS, M.H.
H. Tukiran, S.H., M.M.
hakim tinggi dan hakim tingkat pertama dari berbagai daerah di Indonesia akan
Dr. H. Edi Riadi, S.H., M.H.
bergantian diundang untuk menjadi peserta. Hasil dari diskusi ini kemudian Dr. H. Hasbi Hasan, S.H., M.H.
dituangkan dalam sebuah media yang kini ada di tangan pembaca: Majalah Dr. H. Fauzan, S.H., M.H.
H. Sunarto, S.H., M.H.,
Peradilan Agama. Arief Gunawansyah, S.H., M.H.
H. Arjuna, S.H., M.H.
Majalah ini dapat diunduh gratis dari portal resmi Ditjen Badilag, www.badilag.net Dr. Abu Tholhah, M.M.
dan sebagian dicetak lalu dibagikan kepada lembaga-lembaga terkait. Hirpan Hilmi, S.T.
Asep Nursobah, S.Ag
Alhamdulillah, dengan segala keter­batasan yang ada, edisi perdana Majalah
Redaktur Pelaksana :
Peradilan Agama ini berhasil kami terbitkan. Fokus bahasan edisi kali ini ialah Achmad Cholil, S.Ag., LLM
tentang peningkatan kualitas putusan, yang kami sajikan dalam rubrik Liputan Redaktur:
Khusus yang terdiri dari Pertimbangan Hukum, Sistematika Putusan, Bahasa Rahmat Arijaya, S. Ag., M.Ag.
Mahrus Abdurrahim, Lc., M.H.
Putusan, dan Template Putusan. Hermansyah, S.HI.
Achmad Fauzi, S.HI.
Edisi ini juga menyajikan wawancara khusus dengan Ketua Kamar Peradilan Ade Firman Fathony, S.HI., M.SI.
Agama dan Dirjen Badilag. Ada juga rubrik Tokoh Kita, Inspirasi, dan Profil. Ahmad Zaenal Fanani, S.HI., M.SI.
Alimuddin, S.HI.
Tinjauan terhadap putusan-putusan dari mancanegara dan rubrik-rubrik lainnya M. Isna Wahyudi, S.HI. M.SI.
juga kami persembahkan untuk menopang liputan khusus tentang peningkatan Edi Hudiata, Lc.
Mohammad M. Noor, S.Ag.
kualitas putusan.
Fakhruddin Aziz, S.HI.
Akhir kata, Tim Redaksi mohon maaf jika masih terdapat kekurangan dan Desain Grafis/Fotografer:
kesalahan dalam penyajian Majalah edisi perdana ini. Kami sangat bahagia Helmi Indra Mahyudin, S.Fil
bila para pembaca berkenan mengajukan kritik dan saran membangun demi
ALAMAT REDAKSI:
sempurnanya majalah ini di edisi-edisi berikutnya. Gedung Sekretariat Mahkamah Agung RI lt.6
Jl. Jend. Ahmad Yani Kav.58 bypass
Semoga penerbitan majalah ini mendapat ridlo dari Allah SWT dan semoga ke Cempaka Putih, Jakarta Pusat
depan kapasitas SDM dan kualitas putusan peradilan agama semakin meningkat. Telp. (021) 290 79277
Fax. (021) 290 79211
Email: redaksi@badilag.net
Selamat membaca!
www.badilag.net

2 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


EDITORIAL

Majalah

Peradilan Agama
Edisi 1 | Mei 2013

Mahkota Hakim di Meja


Diskusi
T
anggal 30 April 2013 lalu, Direktorat Jenderal Badan gakui bahwa kelemahan putusan peradilan agama terletak
Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyelengga- pada pertimbangan hukumnya.
rakan diskusi hukum dengan tema “Peningkatan Kuali-
Oleh karen itu, diskusi hukum yang akan digelar ber­
tas Putusan Peradilan Agama”. Pakar hukum kenamaan yang
kelanjut­an oleh Ditjen Badilag ini merupakan wadah yang tepat
juga mantan hakim agung, M. Yahya Harahap, S.H., diundang
untuk mewujudkan usaha peningkatan kualitas putusan terse-
sebagai nara sumber.
but. Tentu diskusi semacam ini bukan satu-satunya cara. Dis-
Pemilihan M. Yahya Harahap sebagai pemateri dalam kusi ini dapat menjadi sinergi strategis dari program bimbingan
diskusi ini sangat tepat. Sebab, selain pernah menjadi hakim dan pelatihan yang selama ini sudah dijalankan seperti Bimtek
agung selama 19 tahun dan menulis banyak mengenai (Bimbingan Teknis) hukum acara, DDTK (Diklat Di Tempat Kerja)
hukum, ia memang sangat menguasai berbagai aspek men- dan eksa­ minasi putusan. Self-upgrading hakim juga merupa-
genai putusan. kan suatu keharusan, baik melalui pendidikan formal (S2 dan
S3) maupun melalui otodidak dengan banyak membaca.
Alasan utama digelarnya diskusi ini, seperti dipaparkan
Dirjen Badilag Purwosusilo, adalah untuk menambah penger- Rendahnya kualitas putusan peradilan agama, menurut
tian dan wawasan hakim, khususnya dalam peningkatan Andi Syamsu Alam, adalah penyakit yang harus segera di-
kualitas putusan. Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sembuhkan. Putusan hakim peradilan agama yang kurang
putusan hakim peradilan agama merupakan hal yang paling berkualitas juga dapat dikatakan sebagai nila yang bisa
mendesak dilakukan saat ini. merusak susu sebelanga. Karena, bukan rahasia lagi jika
peradilan agama sudah banyak mendapat apresiasi atas
Ya, mendesak karena sejumlah kritik semakin pedas
berbagai kemajuan yang dicapainya dalam kurun lima tahun
menyorot mahkota hakim peradilan agama. Guru Besar
ini, terutama sejak bergabung dalam sistem satu atap di
Fakultas Hukum Univers­itas Melbourne Austral­ia, Tim Lindsey
bawah Mahkamah Agung RI.
misalnya, mengemukakan kecenderungan dalam putusan
hakim peradilan agama yang kurang memberikan penekanan Peradilan agama dinilai sudah maju di berbagai bidang,
dalam menuangkan pertimbangan hukum yang detail dan mulai administrasi perkara, manajemen peradilan, access
eksplisit. Meskipun hal tersebut, menurutnya, merupakan to justice, hingga pemanfaatan teknologi informasi. Jika
tipikal yang umum ditemukan pada hampir sebagian besar masalah rendahnya kualitas putusan ini sudah teratasi, maka
putusan pengadilan di Indonesia, tetapi warga (khususnya menurut Andi Syamsu Alam, sempurnalah peradilan agama.
hakim) peradilan agama harus merespon dengan cepat
Selanjutnya, untuk diseminasi hasil diskusi kepada se­luruh
karena putusan adal­ah produk pengadilan yang berdampak
warga peradilan agama di Indonesia, Badilag menyajikan
langsung kepada masyarakat pencari keadilan.
Majalah Peradilan Agama ini sebagai media khusus untuk
Kritik Tim Lindsey diatas diamini oleh Ketua Kamar Per- peningkatan kualitas SDM tenaga teknis terutama dalam
adilan Agama, Andi Syamsu Alam. Menurutnya, meskipun peningkatan kualitas putusan. Tiada gading yang tak retak,
putusan-putusan peradilan agama secara umum sudah tapi dengan membiasakan meletakkan mahkota hakim di
membaik jika dibandingkan beberapa dekade lalu, ia men- meja diskusi akan berbuah keagungan institusi, insya Allah.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 3


LIPUTAN KHUSUS

PERTIMBANGAN PUTUSAN

Mahkota Hakim
Dalam Lensa Pakar
Ada yang mengkritik putusan peradilan agama. Ada pula yang
memberikan apresiasi. Bagaimana teknik membuat putusan yang ideal?

kiri-kanan: M. Yahya Harahap, S.H., Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H., M.H

4 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

B
erbagai pihak kembali menyoroti
kualitas putusan peradilan di
Indonesia, termasuk putusan
dari lingkungan peradilan agama.
Ketua Komisi Yudisial Eman
Suparman dalam sebuah kesempatan
pada 10 Juni 2012, seperti dikutip
okezone.com misalnya, menyatakan
bahwa 34,09 persen putusan perkara
perdata kurang profesional. Hal ini
tecermin dari rendahnya kualitas
penalaran hukum, konklusi tertentu
yang dipaksakan, tidak tuntasnya
analisis dan absennya proses berpikir
silogistik yang runtut.

Pengamatan terhadap kualitas


putusan peradilan agama secara
spes­ifik pernah dilakukan oleh
ma­ntan Wakil Ketua Mahkamah
Agung H. Taufiq. Pada tahun 1995,
Taufiq pernah melontarkan kritik
tajam ter­ hadap kualitas putusan besar pertimbangan hukum dalam putusan yang dihasilkan hakim-hakim
hakim pengadila­n agama. Menurut­ putusan PA tidak sistematis, tidak di Indonesia.
nya, kelemahan putusan PA di lengkap, dan kurang meyakinkan.
“Hal ini tidak hanya merupakan
sampin­ g terletak pada kekurangan Itu membuat putusan yang dihasil­
tipikal khusus yang ditemukan
fakta, juga kurangnya penganalisa- kan tersebut masih belum bisa
dalam putusan peradilan agama,
an dan penilaian terhadap fakta.
­ dipertanggungjawabkan dari segi
tetapi pada hampir sebagian besar
“Hakim PA tidak tajam dalam hukum formil dan materiil.
putusan pengadilan di Indonesia,”
menganalisa dan mengkonstatir fakta Taufiq berharap ke depan seharus­ ujarnya, dalam buku berjudul Islam,
untuk disimpulkan kepada fakta yang nya setiap produk putusan pengadilan Law and the State in Southeast Asia.
benar,” kata Taufiq dalam makalah agama lebih berbobot dan ilmiah seh-
Menurutnya, rendahnya kualitas
berjudul Tehnik Membuat Putusan, ingga dapat dipertanggung­ jawabkan
putusan peradilan agama banyak
seperti dikutip H. Abdul Manan dalam kepada pihak-pihak yang berperkara,
disebabkan oleh gaya perumusan
sebuah makalah tahun 2010 berjudul masyarakat dan juga ilmu pengetahuan
dan struktur putusan yang dibuat.
Penemuan Hukum oleh Hakim dalam hukum.
Misalnya, agak sulit membedakan
Praktek Hukum Acara di Peradilan
Baru-baru ini, otokritik Taufiq antara ungkapan atau pendapat
Agama.
itu dikutip kembali oleh Djoko para pihak dengan temuan hakim
Menurut Taufiq, hal itu terjadi Sarwoko, mantan Ketua Muda atas fakta persidangan.
karena metode induksi yang Pidana Khusus MA, dalam tulisan
Guru besar Melbourne Law
dipakai kurang maksimal. Selain itu, berjudul Kepalsuan Hukum Suatu
School ini menegaskan bahwa
proses berpikir untuk mengambil Putusan Hakim dalam buku biografi
hakim seringkali menuangkan
kesimpulan dalam suatu masalah karya Ridwan Mansyur berjudul
kembali jawaban dan bantahan
hukum juga masih sangat kurang. Djoko Sarwoko: Toga Tiga Warna.
para pihak yang sebetulnya saling
Begitu juga dalam hal penggunaan
bertentangan tanpa secara jelas
metode generalisasi, analogi Problem pertimbangan hukum
memilah pendapat pihak mana
induktif dan kausal, masih sangat Tim Lindsey, dosen dan Indo­ yang diterima. Selain itu, sebagian
kurang. nesianis dari Universitas Melbourne, besar putusan juga tidak lebih
Dampak dari kelemahan- menyebut adanya kecenderungan hanya merupakan ringkasan singkat
kelemahan sebagaimana tersebut di kurangnya penekanan dalam mem- atas argumen para pihak tanpa
atas, lanjut Taufiq, maka sebagian berikan pertimbangan hukum yang mempertimbangkan lebih jauh ter-
detail dan eksplisit dalam putusan-

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 5


LIPUTAN KHUSUS

hadap bobot fakta dan argumen yang Pandangan berbeda “Hakim pengadilan agama melalui
diajukan. Masalah ini semakin diper- Meskipun demikian, ada pandang­an putusannya memiliki sumbangsih yang
buruk dengan kecenderungan hakim lain yang berbeda terkait putusan yang signifikan dalam mempromosikan ke-
untuk mempertimbangkan hal-hal dihasilkan hakim peradilan agama. setaraan jender,” tegas antropolog dari
detail yang sebetulnya tidak relevan. John R. Bowen dalam artikel berjudul Washington University tersebut.

Putusan pengadilan agama juga, Fairness and Law in an Indonesia­ n Penelitian Bowen secara lengkap
tambahnya, menjadi tidak transparan Court dalam Michael Feener dan Mark tentang kualitas putusan pengadilan
dengan selalu dicantumkannya frasa E. Cammack (ed.), Islamic Law in Con- agama bisa dibaca dalam John R.
‘sapu jagat’ yang berbunyi “meng- temporary Indonesia (2007: hal 192) Bowen, Islam, Law and Equality in
ingat semua peraturan perundang-­ telah melakukan riset dan mengkaji Indonesia: An Anthropology of Pub­­
undangan dan hukum Islam yang sebagian besar putusan Mahkamah li­­c Reasoning, Cambridge University
berlaku dan berkaitan dengan perkara Syar’iyah Aceh Tengah terkait den­ ga­
n Press, 2003. hal. 84-88; atau juga
ini.” Kadang-kadang, putusan juga norma-norma sosial (social norms) yang dalam Arskal Salim, ‘Book Review:
mencantumkan ketentuan-ketentuan dijadikan sebagai dasar pertimbang­ an Islamic Law and the Issue of Gender
pasal dalam perundang-undangan hukum oleh hakim. Equality in Indonesia (2004) Vol. 7
(biasanya Kompilasi Hukum Islam) Salah satu hasil penelitian Bowen Asian Law, hal. 193; atau John R.
tanpa menyebutkan sumbernya. Hal tersebut menegaskan bahwa seba- Bowen, ‘Consensus and Suspicion:
ini menjadi masalah karena, ber- gian besar hakim-hakim peradilan Judicial Reasoning and Social Change
dasarkan Pasal 62 ayat 1 UU 7/1989, agama di Indonesia telah berusaha in an Indonesian Society 1960-1994’
sebetulnya hakim diwajibkan untuk keras dan berjuang mempertimbang- (2001) Vol. 34 Law and Society
menyebut sumber dari hukum tertulis kan putusan agar hukum bisa berpadu Review 1, hal. 97-99.
dan tidak tertulis yang menjadi dasar dengan norma kehidupan sosial, dan
mereka dalam membuat putusan. Hakim dan putusan
agar kehidupan sosial dapat berjalan
Akan tetapi, berdasarkan sejum- seiring dengan norma hukum. Hakim dan putusan bak dua sisi
lah putusan yang dikaji oleh Tim keping uang yang tak bisa dipisah-
Pada bagian lain publikasinya,
Linds­ey, meskipun putusan PA dan kan. Kemampuan dan kualitas hakim
Bowen menyajikan temuan menarik
PTA biasanya memaparkan per­ dalam memutus perkara tecermin dari
timbangan hukum yang lebih detail,
kualitas dan detail putusannya tetap “Hakim yang melakukan
saja kurang berkualitas.

Struktur putusan yang kaku dan


malpraktik, salah prosedur,
gaya pemaparan yang sepotong-
sepotong dalam putusan merupakan
keliru menerapkan hukum
penyebab kurang transparannya
pembuatan putusan di pengadilan
substansial, tidak bisa
agama. Hal ini menyebabkan per-
timbangan hukum yang sebetulnya
dituntut secara hukum,”
penting menjadi tidak terungkap
dalam sebuah putusan, terutama kata Yahya Harahap.
putusan kasasi dan PK, yang mungkin
dari hasil observasinya terhadap putusannya. Tak heran jika bany­ ak
akan berpengaruh terhadap perkara-
perkara-perkara waris yang di- pihak menyebut putusan sebagai
perkara lainnya yang akan timbul.
ajukan ke pengadilan negeri dan mahkota hakim. Sangat besar harap-
“Tidak jarang kita juga kesulitan mahkamah syar’iyah (pengadilan an agar hakim mampu menghasilkan
menemukan pertimbangan hukum agama) Takeng­ on Aceh dalam kurun putusan yang imparsial, argumentatif
yang murni dikonstruksi oleh hakim, waktu tahun 1940-an sampai deng­ an dan rasional, konstitusi memberi-
terlebih untuk memahaminya. Akibat­ 1990-an. Bowen sepertinya ingin kan jaminan imunitas yudisial yang
nya, para pihak akan kesulitan mem- menyimpulkan bahwa sampai taraf penuh.
formulasikan memori banding atau tertentu, pengadilan agama telah
kasasi jika dasar (reasoning) dari Pasal 24 ayat (1) UUD l945
menjaga dan melindungi hak-hak
putusan tersebut tidak diketahui,” mengamanatkan sikap kemandirian
kaum perempuan dari dominasi
pungkas Tim. hakim dari campur tangan pihak
laki-laki dalam perkara waris.

6 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

Sejumlah ketua PTA dan Hakim


Tinggi serius mengikuti diskusi.

manapun serta menjamin kekuasaan


kehakiman sebagai kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan.

M. Yahya Harahap menyatakan


bahwa kerja profesional hakim yang
tertuang dalam putusan tidak bisa
dikoreksi oleh otoritas non-yudisial.
“Hakim yang melakukan malpraktik,
salah prosedur, keliru menerapkan panjang putusan hakim akan kering Hakim juga perlu melakukan
hukum substansial, tidak bisa dari rasa keadilan (gerechtigheit), interog­
asi filosofis apakah amanah
dituntut secara hukum,” paparnya kepastian (rechtsecherheit) dan yang diemban sebagai penegak
dalam diskusi Lingkar Studi Hukum kemanfaatan (zwachmatigheit). hukum telah sungguh-sungguh
yang diadakan Direktorat Jenderal dijaga dan dilaksanakan secara
Badan Peradilan Agama MA, Selasa Interogasi filosofis profesion­
al, sehingga dapat dipasti-
(30/4/2013). Secara filosofis putusan hakim kan produk putusannya mampu
merupakan putusan yang pertim- memberikan keadilan sesuai hukum
Imunitas yudisial merupakan
bangannya sama dengan pertim- yang hidup dan perkembangan
suatu bentuk kekebalan hukum yang
bangan Tuhan. Oleh karena itu hakim masyarakat. Hakim menyadari
melindungi para hakim dari gugatan
sering pula disebut sebagai wakil sebelum memangku jabatan telah
hukum atas tindakan yang mereka
Tuhan di muka bumi. Hakim harus disumpah untuk menjalankan tugas
lakukan dalam menjalankan tugas.
memiliki perisai diri yang oleh M. sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.
Imunitas yudisial sejalan dengan
Yahya Harahap dapat dibentuk den- Sehingga pegingkaran terhadap
kebebasan pengadilan (the indepen­
gan melakukan interogasi filosofis amanah sama halnya mengingkari
dence of judiciary), karena entitas
atau interogasi konstitusional terkait sumpah.
pengadilan yang bebas dari peng­
integritas, sikap amanah, kapabilitas, Menurut Satjipto Rahardjo (1977)
aruh luar menuntut adanya imunita­ s
profesional­­­­­­­isme dan pengalaman. hakim dalam memberikan rasa
yudisial­ (judicial immunity) dari hakim
Pertanyaan fundamental itu men- keadil­
an tidak semata-mata meng-
yang mengadili perkara. Sebagai
jadi titik pijakan seorang hakim untuk gunakan kacamata perskriptif, yakni
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
mewujudkan harapan lahirnya putus- melihat hukum hanya sebagai siste­m
(PBB), Indonesia terikat dengan
an berkualitas. kaidah, eksemplar normologi, yang
ketentuan universal yang berlaku
dalam dunia internasional, termasuk Hakim perlu terus bertanya diri penerapannya dicerabut dari akar
parameter mengenai prinsip-prinsip apakah telah benar-benar memiliki sosialnya. Padahal, seperti halnya
dasar independensi pengadilan. integritas pribadi yang tidak tercela. pendapat M. Yahya Harahap, hukum
Sehebat apapun hakim dalam pe- itu bukan ilmu eksakta atau matrik.
Namun masalahnya, menuru­ t
nguasaan hukum formil dan materiil Di sinilah pengalaman hakim dalam
Yahya Harahap, apakah hakim
maupun dalam mempertimbangkan menggali hukum dapat diasah agar
denga­ n otoritas kekuasaannya yang
putusan, kepiawaian itu menjadi sia- hakim tidak sekadar sebagai cerobong
luas dan hak imunitas yang dimiliki
sia manakala hakim tuna integritas. undang-undang.
justru mengenyampingkan nilai-nilai
Putusan yang idealnya mampu men-
etik profesi. Di balik jubah kebesar­
an
ciptakan kepastian hukum, keadilan Idealitas Putusan
hakim ada problema ketidak-teli-
dan kemanfaatan masyarakat akan Memang tidak mudah bagi
tian hakim dalam mengadili perkara
melenceng dari semangat awalnya hakim untuk membuat putusan yang
yang bermuara pada tindakan tidak
karena telah terbelenggu oleh ideal. Maksud putusan yang ideal
profesio­nal (unprofessional condu­ct).
kepentingan pragmatis. menurut Gustav Radbruch (Sudikno
Jika dibiarkan, dalam jangka
Mertokusumo, Teori Hukum: 2011:

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 7


LIPUTAN KHUSUS

23 dan Bambang Sutiyoso, Metode putusan secara proporsional, yaitu ayat 135 dalam Surat yang sama,
Penemuan Hukum: 2012: 8), adalah kepastian hukum (rechtssicherheit), disebutkan: “Wahai orang-orang
putusan yang memuat idee des recht, kemanfaatan (zweckmassigkeit), dan yang beriman, jadilah kamu orang-
yang meliputi 3 unsur yaitu keadil­
an keadilan (gerechtigekeit). Itu adalah orang yang benar-benar penegak
(gerechtigkeit), kepastian hukum idealnya. Akan tetapi, di dalam keadilan…”.
(rechtsicherheit) dan kemanfaatan prakteknya jarang terdapat putusan
Oleh karena keadilan merupakan
(zwechtmassigkeit). yang mengandung tiga unsur itu
tujuan utama, maka dalam irah-irah
secara proporsional. Kalau tidak
Masing-masing tujuan ini memiliki putusan disebutkan “DEMI KEADILAN
dapat diusahakan kehadirannya
posisi yang telah permanen dalam BERDASARKAN KETUHANAN YANG
secara proporsional, maka paling
suatu konstruksi hukum. Kepastian MAHA ESA” bukan berdasarkan
tidak ketiga faktor itu seyogyanya
hukum terletak pada pasal-pasal kepastian hukum atau berdasarkan
ada dalam putusan.
perundang-undangan. Kemanfaatan kemanfaatan.
terletak pada tujuan pasal-pasal Dalam hal terjadi konflik antara
Secara lebih teknis, M Yahya
tersebut dibuat atau akibat hukum keadilan dan kepastian hukum serta
Harahap (Hukum Acara Perdata:
dari suatu putusan yang diputus kemanfaatan, Sudikno merekomen-
2009: 797), menyatakan putusan
oleh pengadilan. Sementara dasikan agar hakim mendahulukan
pengadilan adalah putusan Tuhan,
keadilan terletak pada nilai-nilai keadilan. Kadilan menurut Plato
oleh karena itu Hakim sering pula
kehidupan yang ada (living law). (Bambang: 15), merupakan nilai
disebut sebagai Wakil Tuhan di
kebajikan yang tertinggi, “justice is
Dari ketiga tujuan putusan ter- bumi. Pertimbangan-pertimbangan
the supreme virtue which harmonizes
sebut, tidak jarang kita mendapatkan hukum yang digunakan oleh hakim
all other virtues”. Selain itu, para
benturan antara kepastian hukum dianggap sama dengan pertim-
filosof Yunani memandang keadil­ an
dan keadilan. Dalam berbagai doktr­in bangan-pertimbangan Tuhan.
se­bagai suatu tujuan yang kon­ tinyu
ajaran hukum dan ajaran Islam,
dan konst­ an untuk memberikan Dalam bukunya yang lain “Kedu-
nampaknya keadilan merupakan
kepada setiap orang haknya, “justice dukan Kewenangan dan Acara
tujuan paling utama tanpa ber-­
is the constant and continual purpose Peradil­an Agama” (2007: 313-315),
maksud mengesampingkan kedua
which gives to everyone his own”. M Yahya Harahap juga menyata­
tujuan lainnya.
kan bahwa hakim di lingkungan per-
Dalam terminologi Islam, juga
Beberapa tokoh yang merekomen- adilan agama memiliki ciri ikat­an
ditemukan litetarur yang mengharus-
dasikan keadilan sebagai tujuan utama batiniah dalam putusannya. Ciri
kan umat Islam bertindak adil dalam
sebuah hukum di antaranya adalah tersebut diberi label jelas dan
menyelesaikan suatu perkara. Dalam
Thomas Aquinas. Ia me­nyatakan tegas berdasarkan ketauhidan Islam
Surat An-Nisa ayat 58 disebutkan:
bahwa esensi hukum adalah keadilan, denga­ n cara menempelkan “Bis­
“dan apabila menetapkan hukum
oleh karena itu hukum harus men- milla­hirrahmanirrahim” men­dahului
di antara manusia supaya kamu
gandung keadilan. Hukum yang tidak ka­
limat “Demi Keadilan Berdasarkan
menetapkan dengan adil.” Dan pada
adil bukanlah hukum itu sendiri.

Bismar Siregar, mantan Hakim


Agung, juga memiliki pendapat yang
senada. Menurutnya, hakim wajib
menafsirkan undang-undang agar
undang-undang berfungsi sebagai
hukum yang hidup (living law),
karena hakim tidak semata-mata
menegakkan aturan formal, tetapi
harus menemukan keadilan yang
hidup di tengah-tengah masyarakat.

Pakar hukum lainnya, Sudikno


Mertokusumo (Penemuan Hukum
Sebuah Pengantar: 2009:92) me­ -
nyebutkan, ketiga unsur tersebut,
seberapa dapat harus ada dalam

8 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

Kehakiman, serta pasal 184 HIR


dan 195 RBg.

Ketentuan pasal 5 UU Nomor


48 tahun 2009 mewajibkan hakim
dalam pertimbangan hukumnya
untuk mampu menggali, mengikuti,
dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat.

Pasal 50 ayat (1) menegaskan


bahwa putusan pengadilan selain
Beberapa pimpinan PA dari berbagai daerah turut mengikuti diskusi Lingkar Studi Hukum
harus memuat alasan dan dasar
di Ditjen Badilag. putusan, juga memuat pasal
tertentu dari peraturan perundang-
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Keten- melebihi tuntutan. Larangan ini undangan yang bersangkutan atau
tuan ini menunjukkan bahwa putus- dikenal dengan ultra petitum sumber hukum tak tertulis yang
an hakim dipertanggung­jawabkan di partium. Ketentuan tentang hal dijadikan dasar untuk mengadili.
hadapan Allah SWT. ini terdapat pada pasal 178 ayat Oleh karena itu, sesuai pasal 53
(3) HIR, pasal 189 ayat (3) RBG, ayat (1) dan (2), hakim bertanggung
Ketentuan lebih rinci tentang
dan pasal 50 Rv. Bagi hakim yang jawab atas penetapan dan putusan
putusan pengadilan terdapat pada
telah mengabulkan melebihi posita yang dibuatnya dengan membuat
Pasal 178 HIR dan 189 RBG. Dalam
maupun petitum gugat, dianggap pertimbangan hukum yang didasar-
ketentuan tersebut dipaparkan apa-
telah melampawi batas wewenang kan pada alasan dan dasar hukum
bila pemeriksaan perkara selesa­ i,
atau ultra vires yakni bertindak yang tepat dan benar.
Majelis Hakim, karena jabatan-
melampaui wewenangnya. Putusan
nya, melakukan musyawarah untuk Kewajiban mencantumkan dasar
yang demikian harus dinyatakan
mengambil putusan yang akan pertimbangan yang cukup dan matang
cacat (invalid) meskipun hal itu
dijatuhkan. dalam setiap putusan, menur­ ut M.
dilakukan dengan iktikad baik (good
Ada beberapa asas dalam Yahya Harahap, merupakan penerap-
faith) maupun sesuai kepentingan
pembuatan putusan (M. Yahya an dari asas basic reason.
umum (public interest).
Harahap 2009: 797-807), yaitu: Kewajiban itu juga harus dipahami
Keempat, putusan diucapkan
pertama, memuat dasar alasan dalam pengertian yang luas, bukan
di muka umum dengan dilakukan
yang jelas dan rinci (pasal 25 hanya sekadar meliputi motivasi per-
di dalam ruang sidang gedung
ayat (1) UU No. 4 Tahun 2004). timbangan tentang alasan-alasan dan
pengadilan yang ditentukan untuk
Putusan yang tidak memuat asas dasar-dasar hukum serta pasal-pasal
itu. Ketentuan ini termaktub dalam
ini disebut putusan yang tidak peraturan yang bersangkut-an, tetapi
SEMA No. 04 Tahun 1974. Putusan
memadai (insufficient judgement). juga meliputi sistematika, argumen­
dianggap sah dan mempunyai
Alasan-alasan hukum yang menjadi tasi dan kesimpulan yang terang dan
kekuatan hukum jika dilakukan di
dasar pertimbangan bertitik tolak mudah dimengerti bagi para pihak
dalam ruang sidang pengadilan.
dari pasal-pasal dalam peraturan yang berperkara dan masyarakat
perundangan, hukum kebiasaan, luas.
Konsepsi putusan yang baik
yurisprudensi, dan doktrin hukum.
“Putusan yang baik adalah M. Yahya Harahap menyatakan
Kedua, wajib mengadili seluruh putusan yang argumentatif, rasional, bahwa unsur utama sebuah putusan
bagian gugatan. Putusan tidak boleh sistematis dan tidak bertentangan adalah terletak pada pertimbangan
hanya memeriksa dan memutus dengan common sense”, tegas M. hukumnya. Untuk itu, hakim harus
sebagian saja, dan mengabaikan Yahya Harahap. paham bagaimana cara dan metode
gugatan selebihnya (Pasal 178 ayat membuat pertimbangan hukum
(2) HIR, pasal 189 ayat (2) RBG dan Penegasan pakar hukum perdata
yang baik dan argumentatif.
pasal 50 Rv). tersebut selaras dengan maksud
pasal 5, 50 dan 53 UU Nomor Lebih jauh lagi, beliau menegas­kan
Ketiga, tidak boleh mengabulkan 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan bahwa perlu ada pembaharuan cara

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 9


LIPUTAN KHUSUS

dalam pertimbangan hukum adalah


sebagai berikut: (1) penegasan dalil
gugatan; (2) klasifikasi jawaban; (3)
penilaian alat bukti yang diajukan
oleh Penggugat dan Tergugat; (4)
analisis perbandingan alat bukti yang
diajukan oleh Penggugat dan Tergu-
gat; (5) perumusan fakta hukum; (6)
analis­
is fakta hukum; dan (7) kesim-
pulan hukum.

“Unsur-unsur pertimbangan hukum


t­ersebut selalu ada dalam setiap per-
timbangan hukum putusan yang saya
Diskusi juga diikuti oleh sejumlah Hakim perempuan. buat, baik putusan saya (ketika masih
aktif) sebagai hakim tingkat pertama,
banding, maupun kasasi. Silahkan baca
berfikir hakim dalam penyelesai­ an yang harus ada dalam pertimbang-
putusan saya!” jelas beliau.
perkara perdata disesuaikan dengan an hukum, yaitu (1) penegasan dalil
perkembangan hukum yang ada, dari gugatan; (2) analisis fakta, peristiw­
a, Unsur pertama yang ada dalam
yang dahulu hanya mencari kebenar- dan alat bukti yang diajukan Penggu- pertimbangan hukum adalah pe-
an formil saja perlu dirubah menjadi gat yang dikaitkan dengan ketentuan negasan dalil gugatan. Penegasan
mencari dan menggali ke­­ benaran hukum acara dan hukum materiil dalil adalah uraian tentang dalil yang
formil dan juga materiil dan dari pasif yang berkenaan dengan perkara menjadi pokok gugatan penggugat.
total menuju aktif argumentatif. yang bersangkutan; (3) analis­ is Dalil tersebut bisa berupa rangkaian
fakta, peristiwa, dan alat bukti yang dalil dan semuanya harus diungkap­
“Karena hakim perdata itu manusi­a di­
ajukan Tergugat yang dikaitkan
kan dalam permulaan uraian agar
yang punya ruh dan akal, upaya dengan ketentuan hukum acara
pertimbangan selanjutnya menjadi
mengungkap kebenaran materiilnya dan hukum materiil yang berkenaan
terarah.
dalam perkara perdata ya cukup 70 – dengan perkara yang bersangkut-
80 %, kalau pidana kan 90 %,” tegas an; (4) ke­ simpulan hukum yang Unsur kedua adalah klasifikasi
penulis buku Kewenangan dan Hukum diambil secara argumentatif melalui jawaban. Pada tahapan ini diuraikan
Acara Peradilan Agama tersebut. pendekatan induktif; dan (5) men­ tentang pokok-pokok jawaban Ter-
cantumkan: memperhatikan pasal gugat dikaitkan dengan pokok dalil
Unsur dan tahapan pertimbangan dan per­aturan perundang-undangan. gugatan. Di sini jawaban tergugat bisa
hukum diklasifikasikan menjadi jawaban yang
Dalam diskusi hukum (30/4/2013)
M. Yahya Harahap, dalam mengakui sebagian dalil penggugat
yang diadakan Ditjen Badilag MA
diskusi hukum Lingkar Studi Hukum dan jawaban yang membantah dalil
RI tersebut, M. Yahya Harahap juga
yang diadakan Ditjen Badilag MA penggugat. Pengakuan tergugat harus
menjelaskan secara lebih detail dan
RI (30/4/2013), menerangkan dilihat apakah merupakan pengaku­an
lebih jelas lagi tentang apa saja unsur
bahwa ada beberapa unsur dan bulat atau pengakuan bersyarat atau
dan tahapan dalam pertimbangan
tahapan yang harus ada dalam pengakuan berkualifikasi. Bantahan
hukum.
proses pembuatan putusan. Unsur tergugat dijadikan dasar untuk me-
dan tahapan itu jika dipakai dalam Dalam diskusi tersebut, M. Yahya lihat siapa yang berkewajiban untuk
proses pembuatan pertimbangan Harahap menegaskan beberapa unsur dibebani beban pembuktian.
putusan maka akan membuat dan tahapan yang harus ada dalam
“Betapapun kompleks dan rumit
alur berpikir hakim menjadi lebih proses pembuatan per­ timbangan
kasus yang dihadapi, jika hakim
sistematis dan mudah untuk bisa hukum. Walau beliau tidak menge­
sudah mampu membuat penegasan
dipahami oleh para pihak berpekara lompokkan secara eksplisit dalam
dalil dan klasifikasi jawaban maka
dan masyarakat umum. diskusi tersebut akan tetapi dari
alur berpikir dalam pertimbangan
pemaparan materi dan penjelasannya
M. Yahya Harahap dalam buku­ hukum selanjutnya akan menjadi
atas sejumlah pertanyaan peserta
nya Kedudukan, Kewenangan dan lebih terarah” jelas M. Yahya
diskusi dapat dikelompokkan bahwa
Acara Peradilan Agama (2009: 316) Harahap.
unsur dan tahapan yang harus ada
menjelaskan bahwa beberapa unsur

10 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

Unsur ketiga adalah penilaian


alat bukti yang diajukan Penggugat
“Betapapun kompleks dan rumit
dan Tergugat. Pada tahapan ini kasus yang dihadapi, jika hakim
yang pertama diuraikan apa saja
alat bukti tertulis dan saksi yang sudah mampu membuat penegasan
diajukan oleh penggugat, baru
setelah itu alat bukti tertulis dan dalil dan klasifikasi jawaban maka
saksi tergugat. Masing-masing
alat bukti penggugat dan tergugat
alur berpikir dalam pertimbangan
harus dinilai apakah relevan atau
tidak, memenuhi syarat formil dan
hukum selanjutnya akan menjadi lebih
materiil atau tidak, serta bagaimana terarah” jelas M. Yahya Harahap.
nilai daya bukti alat bukti tersebut.
kewajiban atau meniadakan hak hakim bisa mengesampingkan
Unsur keempat adalah analisis
dan kewajiban. Sedangkan persitiwa peraturan tersebut dengan melakukan
perbandingan alat bukti Penggugat
hukum adalah kejadian yang tidak contra legem dengan syarat harus
dan Tergugat. Pada tahapan ini
mengandung hak dan kewajiban. dibuat argumentasi hukum yang
dilakukan perbandingan antara
Fakta hukum bisa dibangun dari rasional.
alat bukti yang diajukan penggugat
satu kejadian/peristiwa, beberapa
dengan alat bukti yang diajukan Unsur ketujuh adalah kesimpulan
kejadian/peristiwa, dibangun dari
tergugat. Dari perbandingan ini hukum. Pada tahap ini semua
dua atau lebih fakta hukum, dan
akan dapat diketahui mana alat tuntutan penggugat yang ada
juga bisa dibangun dari kejadian/
bukti yang lebih kuat antara yang dalam petitum gugatan dijawab
peristiwa dan fakta hukum.
diajukan oleh penggugat dan satu persatu secara argumentatif
yang diajukan oleh tergugat. Dari Unsur keenam adalah analisis dengan pendekatan induktif.
perbandingan ini pula akan bisa fakta hukum. Tahapan analisis fakta
“Diuraikan satu persatu mana
diketahui mana dalil yang terbukti hukum adalah tahapan dimana hakim
tuntutan yang dikabulkan atau
dan mana dalil yang tidak terbukti. melakukan penalaran hukum atas
ditolak atau dinyatakan tidak dapat
fakta hukum yang telah dirumuskan
Pada tahapan ketiga dan keempat diterima secara argumentatif” tegas
tersebut. Hakim menggali norma
ini hakim harus paham dan mengerti M. Yahya Harahap.
hukum dalam peraturan perundang-
tentang hukum pembuktian. Jika
undangan yang berlaku atau norma Diakhir penjelasannya, M. Yahya
tidak paham hukum pembuktian
hukum yang hidup di masyarakat Harahap menegaskan kembali akan
deng­an baik bisa dipastikan akan ter-
(livin­g law) untuk bisa diterapkan pentingnya penguasaan hukum
jadi kekeliruan atau kesalahan dalam
dalam kasus yang fakta hukumnya pembuktian dan metode penalaran
proses perbandingan alat bukti.
telah dirumuskan tersebut. Analisis hukum yang baik dan benar oleh
Menurut Yahya Harahap, jika yang dilakukan bisa berupa analisis para Hakim. Tahapan dan proses
­hukum pembuktian diterapka­n normatif, dan atau analisis filosofis pembuatan pertimbangan hukum di
denga­ n baik dan benar serta dan atau sosiologis. atas hanya bisa diimplementasikan
diuraikan deng­
an jelas dalam per­ dengan baik jika Hakim menguasai
timbang­an, maka akan menjadikan “Hakim harus membangun
hukum pembuktian dan metode
putusan tersebut bisa diterima oleh argumen­­­­tasi dan penalaran hukum
penalaran hukum.
para pihak. yang rasional sebagai dasar dalam
pengambil­ an keputusan” jelas M. “Hukum pembuktian dan metode
Unsur kelima adalah perumusan Yahya Harahap. penalaran hukum harus dikuasa­ i
fakta hukum. Setelah diketahui oleh Hakim Pengadilan Agama untuk
mana dalil yang terbukti dan yang Menurutnya, jika tidak ditemukan
meningkatkan kualitas pertimbangan
tidak terbukti dapat dirumuskan peraturan perundang-undangan yang
hukum dalam putusannya,” tegas
dan ditegaskan fakta hukum apa mengatur tentang kasus tersebut,
mantan Tuada Pidana MA RI tersebut.
saja yang bisa ditemukan dalam maka hakim harus melakukan proses
(Achmad Cholil, Achmad Fauzi, Ahmad Zaenal
perkara yang bersangkutan. penemuan hukum. Jika peraturan
Fanani, Edi Hudiata, M. Isna Wahyudi)
perundang-undangan sudah tidak
Definisi fakta hukum adalah sesuai dengan nilai keadilan dan
kejadian yang mengandung hak dan kondisi sosial masyarakat, maka

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 11


LIPUTAN KHUSUS
SISTEMATIKA PUTUSAN

Merunutkan Alur Pikir Putusan


Putusan itu haruslah tidak hanya dimengerti oleh hakim yang membuatnya, tetapi
juga mudah dimengerti oleh orang yang berperkara dan dipahami dengan mudah oleh
masyarakat luas

S
elain terhadap aspek kualitas proses penanganan perkara dan peraturan perundang-undangan
pertimbangan hukum, ada pula kemudahan dalam membingkai alur juga mengatur hal-hal yang harus
pihak yang menyoroti aspek berfikir hakim untuk sampai kepada dimasukkan dalam sistematika
sistematika putusan dihasilkan oleh diktum-diktum putusan. Dengan putusan perdata, termasuk putusan
pengadilan agama. Edi Riadi, Panitera sistematika putusan yang baik, pengadilan agama.
Muda Perdata Agama Mahkamah putusan akan mudah dipahami
“Ketentuan Pasal 197 KUHAP
Agung misalnya, mencatat salah satu oleh masyarakat pencari keadilan.
tersebut bersifat imperatif,
permasalahan yang terkait dengan
“Putusan itu haruslah tidak enumeratif dan kumulatif, sehingga
putusan pengadilan agama adalah
hanya dimengerti oleh hakim bila ada yang tidak dicantumkan
adanya ketidaksinkronan bagian-
yang membuatnya, tetapi juga dapat mengakibatkan putusan
bagian sebuah putusan antara duduk
mudah dimengerti oleh orang yang pidana batal demi hukum,” ujar
perkara, pertimbangan hukum, dan
berperkara dan dipahami dengan Yahya Harahap.
amar putusan.
muda oleh masyarakat luas,” tegas
Bagaimana halnya dengan
“Apabila dalam duduk perkara ter- M. Yahya Harahap dalam Diskusi
sistematika putusan peradilan
dapat eksepsi, konvensi dan re­konvensi, Lingkar Studi Hukum yang digelar
agama? Menurut Yahya Harahap,
maka dalam pertimbangan hukum Badilag beberapa waktu yang lalu
hakim peradilan agama juga
dan amar putusan pun harus memuat (30/4/2013).
perlu memperhatikan aspek-aspek
eksepsi, konvensi dan rekonvensi,”
sistematika suatu putusan yang
tulis Edi Riadi dalam makalah tentang Pengaturan-Pengaturan Dasar
telah diatur dalam peraturan
Temuan Permasalahan Hukum Bahan Putusan Perdata (Agama)
perundang-undangan. “Meskipun
Rakernas MA RI 2011. Seperti halnya sistematika akibat kesalahan dalam sistematika
Pentingnya sebuah putusan putusan pidana yang rinci diatur putusan pengadilan agama tidak
yang sistematik terkait dengan dalam Pasal 197 Kitab Undang- akan sefatal putusan pidana, apa-
kemudahan dalam memahami Undang Hukum Acara Pidana apa yang harus dimuat dalam
tahapan-tahapan bekerjanya sebuah (KUHAP), sejumlah ketentuan

12 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

putusan itu perlu menjadi perhatian umum mengenai hal ini diatur Terkait dengan bagian ini,
kita,” tegas Yahya. dalam Pasal 2 ayat (1) Undang- seringkali ditemukan putusan yang
Undang Nomor 48 Tahun 2009 luput menguraikan secara ringkas
Pengaturan tentang aspek-
tentang Kekuasaan Kehakiman yang pokok-pokok replik dan duplik
aspek sistematika putusan perdata
menyatakan peradilan dilakukan dan merujuknya kepada berkas,
(agama) tersebut diatur dalam
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN termasuk berita acara persidangan.
Pasal 57 ayat (2), Pasal 62 ayat
KETUHANAN YANG MAHA ESA”. Menurut Yahya Harahap, penguraian
(1) dan (2), dan Pasal 67 huruf (a),
Bagian ini lazim dikategorikan seperti ini kurang tepat, dengan
Pasal 89 dan Pasal 90 Undang-
sebagai kepala putusan. alasan tidak mungkin masyarakat
Undang Nomor 7 Tahun 1989
dapat mengakses berkas perkara di
tentang Peradilan Agama, Pasal 23 Kedua, aturan-aturan tentang
pengadilan. Oleh karena itu, lanjut
Undang-Undang Nomor 14 Tahun identitas dan kedudukan para pihak.
Yahya, mestilah dimuat pokok-
1970 sebagaimana diubah dengan Pengaturan ini antara lain ditemukan
pokok uraian replik dan duplik
Undang-Undang Nomor 35 Tahun dalam Pasal 67 huruf (a) Undang-
yang diajukan oleh pihak yang
1999, Pasal 25 Undang-Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
berperkara.
Nomor 4 tahun 2004, Pasal 2 peradilan agama, yang menyatakan
Alasan lain perlunya memuat
pokok-pokok replik dan duplik dalam
putusan, menurut Yahya Harahap
adalah agar terlihat bagaimana
“Meskipun akibat kesalahan dalam hakim melakukan pembebanan

sistematika putusan pengadilan agama pembuktian, sebagaimana diatur


dalam Pasal 163 HIR, 284 RBg, dan
tidak akan sefatal putusan pidana, Pasal 1865 KUH Perdata.

Kategori ketiga ini ini lazim


apa-apa yang harus dimuat dalam disebut sebagai badan suatu
putusan itu perlu menjadi perhatian putusan pengadilan. Termasuk
dalam kategori ini adalah
kita,” tegas Yahya Harahap. pencantuman biaya perkara yang
diatur dalam Pasal 183 ayat (1),
Pasal 184 ayat (1) HIR, Pasal 187
ayat (1), Pasal 194 RBG, Pasal
89 dan Pasal 90 Undang-Undang
ayat (1), Pasal 50 ayat (1) dan suatu permohonan (gugatan) harus
Nomor 7 Tahun 1989.
(2) Undang-Undang Nomor 48 memuat nama, umur, dan tempat
Tahun 2009 tentang Kekuasaan kediaman Pemohon (Penggugat) Keempat, tiap putusan harus
Kehakiman, Pasal 184 ayat (1) HIR, dan Termohon (Tergugat). ditandatangani oleh ketua dan
dan Pasal 195 RBG. hakim yang memutus dan panitera
Ketiga, suatu putusan harus
yang ikut bersidang. Bagian terakhir
Secara lebih terperinci, sistematika memuat secara ringkas dan
ini lazimnya dikategorikan sebagai
putusan perdata (agama) tersebut, jelas pokok perkara, jawaban,
kaki putusan. Ketentuan yang
dapat diuraikan sebagai berikut: pertimbangan dan amar putusan.
mengatur hal ini adalah Pasal 184
Aturan tentang hal dapat dilihat
Pertama, setiap putusan dan ayat (3), Pasal 62 ayat (2) Undang-
pada Pasal 184 ayat (1) HIR, Pasal
penetapan pengadilan agama di­mulai Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan
195 RBG, Pasal 23 Undang-Undang
dengan irah-irah: BISMILLAHIR­ Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1970 sebagaimana
RAHMANIRRAHIM diikuti dengan DEMI Nomor 48 tahun 2009
diubah dengan Undang-Undang
KEADILAN BERDASARKAN KETU-
Nomor 35 Tahun 1999, Pasal 25
HANAN YANG MAHA ESA. Hal ini Kian Kompleks Kian Variatif
Undang-Undang Nomor 4 tahun
seperti diatur dalam Pasal 57 ayat Bertolak dari pengaturan-
2004, Pasal 50 ayat (1) Undang-
(2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun pengaturan tersebut, M. Yahya
Undang Nomor 48 Tahun 2009,
1989 tentang Peradilan Agama. Harahap merumuskan sistematika
Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang
Pengaturan dalam pasal ini Nomor 7 Tahun 1989. putusan, sebagai berikut:
bersifat khusus, karena ketentuan

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 13


LIPUTAN KHUSUS

Sistematika Putusan Umum dan Sederhana


MODEL I
(Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan agama UU No. 7 Tahun 1989)

1 PUTUSAN
No........
2 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
3 Pengadilan Agama .... yang mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama, telah mengambil (menjatuhkan)
putusan antara pihak-pihak yang berperkara
4 Identitas para pihak
a. Nama dan tempat tinggal Penggugat atau para Penggugat (sesuai dengan yang tercantum dalam surat
gugatan.
b. Nama dan tempat tinggal Tergugat atau para Tergugat (sesuai dengan yang tercantum dalam surat gugatan
5 Konsideran singkat berupa kalimat:
Telah melihat dan membaca surat-surat yang bersangkutan
Telah mendengar para pihak yang berperkara
6 ...TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Hal-hal yang diuraikan dalam duduk perkara meliputi
a. Uraian lengkap isi surat gugatan seperti yang tercantum dalam surat gugatan
b. Pernyataan bahwa sidang pemeriksaan dihadiri oleh para pihak atau kuasa (dalam putusan verstek,
pernyataan tergugat tidak hadir)
c. Pernyataan berhasil atau tidak didamaikan
d. Penjelasan membantah atau tidak pihak Tergugat
e. Jika membantah, boleh langsung dibarengi pernyataan:
f. “Wajib bukti dibebankan kepada pihak Penggugat”
g. Penjelasan tentang rangkaian duplik-replik yang terjadi (sebut tanggal masing-masing duplik-replik)
h. Uraian singkat pokok-pokok bantahan
i. Uraian singkat pokok-pokok replik (jika ada)
j. Uraian singkat pokok-pokok duplik (jika ada)

k. Uraian singkat pokok-pokok “konklusi” replik (jika ada)


• Uraian singkat pokok-pokok “konklusi” duplik (jika ada)
• Penjelasan mengenai upaya bukti Penggugat
• Cantumkan satu persatu surat bukti yang diajukan dengan menyebut tanda kode yang diberi pengadilan
(jika ada)
• Sebut satu-persatu saksi yang diajukan di bawah sumpah dan yang tidak di bawah sumpah (jika ada), serta
uraian singkat pokok-pokok keterangan mereka dan tanggapan Penggugat dan Tergugat atas masing-masing
keterangan saksi
l. Penjelasan mengenai upaya bukti Tergugat (caranya sama degan huruf k)

7 ...TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


a. Penegasan dalil gugatan.
b. Analisa fakta, peristiwa, dan alat bukti yang diajukan Penggugat dikaitkan dengan ketentuan hukum acara
dan hukum materiil yang berkenaan dengan perkara yang bersangkutan
c. Analisa fakta, peristiwa dan alat bukti yang diajukan Tergugat dihubungkan dengan hukum acara dan hukum
materiil yang berkenaan dengan perkara yang bersangkutan
d. Kesimpulan hukum yang diambil secara argumentatif melalui pendekatan “induktif”
e. Mencantumkan: memerhatikan pasal-pasal peraturan dan undang-undang....

14 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

8 ...MENGADILI
Menyatakan: Mengabulkan, menolak, tidak dapat diterima, atau tidak berwenang.
Perinciannya sebagai berikut:
• Kalau dikabulkan seluruhnya, cantumkan seluruh amar satu per-satu sesuai dengan petitum gugatan
• Kalau yang dikabulkan sebagian: cantumkan satu persatu apa-apa yang dikabulkan sesuai dengan petitum
yang dibarengi dengan pernyataan: “menolak selebihnya” atau menyatakan salah satu petitum tidak dapat
diterima.
9 Penjelasan tentang:
a. Hari dan tanggal putusan diucapkan
b. Nama para Hakim Majelis (menerangkan siapa ketua Majelis dan anggota dan Panitera Pengganti
c. Penjelasan tentang hadir atau tidaknya para pihak atau kuasanya.
10 Nama dan tanda tangan Hakim Majelis dan Panitera

Sistematika tersebut di atas dapat berkembang seiring kompleksitas perkara. Kompleksitas perkara dapat terlihat dari adanya
provisi, eksepsi, rekonvensi, maupun intervensi. Apabila kompleksitas perkara terjadi sedemikian rupa, Yahya Harahap menawarkan
pengembangan sistematika Putusan dengan tetap berpijak kepada Model I di atas, sebagai berikut:

Sistematika Putusan Provisi, Eksepsi, Konvensi, Rekonvensi, dan Intervensi


MODEL IV
(Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan agama UU No. 7 Tahun 1989)
1 PUTUSAN
No........
2 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
3 Pengadilan Agama .... yang mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama, telah mengambil (menjatuhkan)
putusan antara pihak-pihak yang berperkara

4 Identitas para pihak


a. Nama dan tempat tinggal, sebagai Penggugat dalam Konvensi, Tergugat dalam Rekonvensi, dan Tergugat I
dalam Intervensi (sesuai dengan yang tercantum dalam surat gugatan).
b. Nama dan tempat tinggal, sebagai Tergugat dalam Konvensi, Penggugat dalam Rekonvensi, dan Tergugat
II dalam Intervensi (sesuai dengan yang tercantum dalam surat gugatan).
c. Nama dan tempat tinggal, sebagai Penggugat Intervensi
5 Konsideran singkat berupa kalimat:
Telah melihat dan membaca surat-surat yang bersangkutan
Telah mendengar para pihak yang berperkara
6 ...TENTANG DUDUKNYA PERKARA
TENTANG KONVENSI
Jika ada gugatan provisi, gugat pokok dan gugat provisi merupakan satu kesatuan, sehingga blm dipisah
Poin a sampai dengan c sama dengan MODEL I, sehingga gambaran dimulai dari huruf d:
TENTANG EKSEPSI
Diuraikan pokok-pokok Eksepsi
TENTANG POKOK PERKARA
Diuraikan dengan singkat pokok-pokok bantahan sesuai dengan rangkaian sistematika dan formulasi angka
6 huruf c sampai huruf l MODEL I.
TENTANG REKONVENSI
Cantumkan lengkap dalil dan petitum gugatan rekonvensi
Sistematika dan dalil selanjutnya sama dengan angka 6 huruf e sampai huruf l MODEL I.
TENTANG EKSEPSI
Jika ada Eksepsi, sistematikanya sama dengan huruf d diatas.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 15


LIPUTAN KHUSUS

TENTANG POKOK PERKARA


Diuraikan dengan singkat pokok-pokok bantahan sesuai dengan rangkaian sistematika dan formulasi angka
6 huruf c sampai huruf l MODEL I.
Jika terhadap gugat rekonvensi tidak ada eksepsi, tidak perlu ada pembedaan TENTANG EKSEPSI dan
Tentang Pokok Perkara
TENTANG INTERVENSI
Uraian lengkap dalil dan petitum gugatan intervensi sesuai dengan surat gugatan intervensi
TENTANG EKSEPSI
Jika ada Eksepsi, sistematikanya sama dengan huruf d diatas.
TENTANG POKOK INTERVENSI
Diuraikan dengan singkat pokok-pokok bantahan sesuai dengan rangkaian sistematika dan formulasi angka
6 huruf c sampai huruf l MODEL I.
7 TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
TENTANG KONVENSI
PROVISI
Jelaskan apakah gugat provisi dikabulkan atau tidak
EKSEPSI
• Diuraikan dan dianalisa eksepsi dengan fakta dan aturan formal eksepsi yang bersangkutan
• Kesimpulan hukum tentang diterima atau tidaknya eksepsi
TENTANG POKOK PERKARA
Sama sistematika dan uraiannya dengan angka 6 huruf a sampai e MODEL I
TENTANG REKONVENSI
EKSEPSI (jika ada)
Diuraikan dan dianalisa eksepsi dengan fakta dan aturan formal eksepsi yang bersangkutan
Kesimpulan hukum tentang diterima atau tidaknya eksepsi
TENTANG POKOK PERKARA (jika ada eksepsi)
Sama sistematika dan uraiannya dengan angka 6 huruf a sampai e MODEL I
TENTANG INTERVENSI
EKSEPSI (jika ada)
Diuraikan dan dianalisa eksepsi dengan fakta dan aturan formal eksepsi yang bersangkutan
Kesimpulan hukum tentang diterima atau tidaknya eksepsi
TENTANG POKOK PERKARA (Intervensi)
Sama sistematika dan uraiannya dengan angka 6 huruf a sampai e MODEL I
8 MENGADILI
KONVENSI
PROVISI
Tolak atau terima
EKSEPSI
Tolak atau terima
POKOK PERKARA
Menyatakan Menolak, mengabulkan, atau gugat tidak dapat diterima
Penjelasan:
• Jika eksepsi diterima,dengan sendirinya dalam pokok perkara harus dinyatakan gugatan tidak dapat
diterima
• Kalau eksepsi ditolak, pernyataan hukum dalam pokok perkara bisa “menolak, “mengabulkan seluruhnya”,
atau “mengabulkan sebagian” yang dibarengi amar menolak selebihnya.
REKONVENSI
EKSEPSI
Tolak atau terima
POKOK PERKARA
Menyatakan Menolak, mengabulkan, atau gugat tidak dapat diterima

16 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

INTERVENSI
EKSEPSI
Tolak atau terima
POKOK PERKARA
Menyatakan Menolak, mengabulkan, atau gugat tidak dapat diterima
9 Penjelasan tentang:
a. Hari dan tanggal putusan diucapkan
b. Nama para Hakim Majelis (menerangkan siapa ketua Majelis) dan anggota dan Panitera Pengganti
c. Penjelasan tentang hadir atau tidaknya para pihak atau kuasanya.
10 Nama dan tanda tangan Hakim Majelis dan Panitera

Dengan susunan yang tidak jauh berbeda, Kelompok Kerja Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia telah
menyusun sistematika yang dijadikan sebagai bahan ajar bimtek-bimtek peradilan agama dengan komposisi sebagai
berikut:

NO BAGIAN  MUATAN RINCIAN

Putusan/Penetapan
Nomor putusan/penetapan
Kata Basmallah (huruf Arab)
1. Kepala putusan Kata “Demi Keadilan Berdasarkan  
Ketuhanan Yang Maha Esa”
Pengadilan…. yang mengadili
perkara
Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Identitas dan
2. Tempat tinggal  
kedudukan para pihak
Kuasa hukum
Alamat kantor kuasa hukum
Tanggal surat kuasa
Kedudukan para pihak
Provisi
Konvensi
Pokok perkara
Eksepsi
Jawaban Pokok perkara
Rekonvensi
Replik
3. Duduk perkaranya Duplik
Intervensi
Vrijwaring
 
Hasil pemeriksaan setempat
Alat bukti penggugat
Alat bukti tergugat
Kesimpulan penggugat dan tergugat

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 17


LIPUTAN KHUSUS

Pertimbangan kewenangan
Pertimbangan legal standing  
Pertimbangan provisi
Pertimbangan dalil mana yang harus dibuktikan
Pertimbangan alat bukti eksepsi tergugat
Pertimbangan alat bukti penggugat untuk
melumpuhkan alat bukti eksepsi tergugat
Pertimbangan eksepsi
Pertimbangan dalil eksepsi tergugat yang dapat
dibuktikan/tidak dapat dibuktikan
Pertimbangan penerapan hukum
Pertimbangan pengabulan eksepsi atau penolakan eksepsi
Pertimbangan dalil yang diakui tergugat
Pertimbangan dalil yang dibantah
Pertimbangan dalil-dalil yang harus dibuktikan
Pertimbangan alat bukti  penggugat
Pertimbangan alat bukti tergugat untuk melumpuhkan
Pertimbangan pokok perkara alat bukti penggugat
Pertimbangan dalil penggugat yang dapat dibuktikan
Pertimbangan penerapan hukum
Pertimbangan pengabulan atau penolakan gugatan
konvensi
Pertimbangan sita jaminan sah dan berharga
Pertimbangan dalil yang diakui tergugat rekonvensi
4. Pertimbangan hukum
Pertimbangan dalil rekonvensi yang dibantah
Pertimbangan dalil rekonvensi yang harus dibuktikan
Pertimbangan bukti  penggugat rekonvensi
Pertimbangan bukti tergugat rekonvensi untuk
melumpuhkan bukti penggugat rekonvensi
Pertimbangan rekonvensi Pertimbangan dalil penggugat rekonvensi yang dapat
dibuktikan atau tidak dapat dibuktikan
Pertimbangan penerapan hukum
Pertimbangan pengabulan rekonvensi atau penolakan
rekonvensi
Pertimbangan sita jaminan sah dan berharga dalam
rekonvensi
Pertimbangan dalil intervensi yang diakui tergugat
intervensi
Pertimbangan dalil intervensi yang dibantah oleh
tergugat intervensi
Pertimbangan dalil intervensi yang harus dibuktikan
Pertimbangan intervensi Pertimbangan alat bukti  penggugat intervensi
Pertimbangan alat bukti tergugat intervensi untuk
melumpuhkan bukti penggugat intervensi
Pertimbangan dalil penggugat intervensi yang dapat
dibuktikan atau yang tidak dapat dibuktikan
Pertimbangan penerapan hukum

18 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

Pertimbangan pengabulan gugatan intervensi atau


penenolakan intervensi
Pertimbangan sita jaminan sah dan berharga dalam
intervensi
Pertimbangan konvensi/rekonvensi/
intervensi tentang biaya perkara
­
Paragraf mengingat peraturan
 
perundang-undangan yang berlaku
serta hukum Islam yang berkaitan
dengan perkara ini
Kata “Mengadili”
 
Provisi
Eksepsi
Konvensi
Pokok perkara
Eksepsi
5. Amar putusan Rekonvensi
Pokok perkara
Eksepsi
Intervensi
Pokok perkara
Dalam konvensi, rekonvensi dan
Tentang biaya perkara
intervensi
Tanggal penjatuhan putusan;
Majelis yang menjatuhkan putusan;
Penjelasan persidangan terbuka
untuk umum pada saat pembacaan
 
putusan;
6. Kaki putusan Kehadiran para pihak;
Kolom tanda tangan majelis dan
panitera pengganti;
Biaya Kepaniteraan
Rincian biaya perkara Biaya Proses
Meterai

Ada satu perkembangan ter- Jika mediasi berhasil, maka pokok interogasi filosofis dan konstitu-
baru yang belum tercover dalam 3 perkara tidak perlu diuraikan dan sional seorang hakim, terkait integ-
sistematika yang tergambar diatas, langsung melompat ke Pertimbangan ritas, sikap amanah, kapabilitas, pro-
yaitu tentang mediasi. Sebagaimana Hukum yang isinya menjelaskan fesionalisme dan pengalaman hakim
tercantum dalam Pasal 2 ayat (3) tentang pencabutan perkara karena yang bersangkutan.
bahwa jika prosedur mediasi tidak perdamaian, dilanjutkan dengan
ditempuh berdasarkan PERMA Kompleksitas perkara sangat
amar putusan berisi amar putusan
Mediasi No. 1 tahun 2008, maka itu berpengaruh terhadap sistematika
cabut. Namun jika mediasi tidak
merupakan pelanggaran terhadap sebuah putusan. Karenanya, ketelitian
berhasil/gagal, maka sistematika
ketentuan Pasal 130 HIR dan atau hakim untuk menelisik sistematika
putusan kembali mengacu seperti
Pasal 154 RBg yang mengakibatkan yang lebih sesuai dengan perkara
yang telah diuraikan di atas.
putusan batal demi hukum. yang ditanganinya sangat dibutuhkan.
Tidak ada kewajiban bagi Putusan dengan sistematika yang
Uraian tentang pelaksanaan hakim untuk membuat putusan baik akan memudahkan pencari
mediasi dalam Tentang Duduk seperti yang tergambar dalam keadilan dan masyarakat pada
Perkara dan dalam Pertimbangan tulisan ini. Akan tetapi, meminjam umumnya untuk memahami alur pikir
Hukum dicantumkan sebelum uraian istilah M. Yahya Harahap, putusan sebuah putusan.
dengan pokok perkara dimaksud. hakim merupakan gambaran dari (Ade Firman Fathony, M. Noor)

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 19


LIPUTAN KHUSUS

BAHASA PUTUSAN

Bukan Sekadar Tunduk pada EYD


Masih banyak ditemukan putusan yang menggunakan bahasa
yang sukar dipahami. Patuh pada aturan mengenai Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) saja tidak cukup memadai.

“B
uatlah putusan yang baik, belum tentu melek hukum. Putusan, Meski kewajiban untuk meng­
yaitu putusan yang saya karena ada kewajiban untuk gunakan bahasa Indonesia dalam
jatuhkan bukan untuk dipublikasikan, juga disasarkan putusan memiliki dasar yang kuat, dan
saya, tapi terutama untuk pihak kepada masyarakat luas, mulai dari dalam praktiknya putusan-putusan
berperkara dan untuk masyarakat peneliti, akademisi, jurnalis, hingga pengadilan selalu menggunakan
luas. Buatlah putusan yang dapat petani dan ibu rumah tangga. bahasa Indonesia, bukan berarti
dipahami dengan mudah oleh pihak tidak ada problematika.
Mudah atau sulitnya suatu
berperkara dan masyarakat luas.”
putusan dipahami masyarakat sangat Andi Syamsu Alam, Ketua Kamar
Yahya Harahap, mahaguru tergantung pada penggunaan bahasa. Peradilan Agama Mahkamah Agung,
hukum formil dan materiil di Karena itu bahkan sampai ada mengungkapkan bahwa bahasa yang
Indonesia, menyampaikan nasehat adagium: Tanpa bahasa, hukum dipakai untuk membuat putusan
itu saat menjadi narasumber dalam tiada. Yang dimaksud bahasa di sini adalah bahasa hukum. “Tepatnya
diskusi hukum yang diselenggarakan bukan sekadar ejaan, tetapi juga bahasa Indonesia hukum,” ungkapnya.
Ditjen Badilag, 30 April 2013 lalu. struktur kalimat, pemilihan diksi
Nah, bahasa Indonesia hukum
dan tanda baca, serta penggunaan
Nasehat itu terlontar pada itulah yang masih terasa asing di
istilah-istilah teknis.
momen yang pas. Saat ini, selain telinga masyarakat. Apa bedanya
sistematika dan pertimbangan hukum, Bahasa yang harus dipakai dengan ragam bahasa Indonesia
penggunaan bahasa merupakan dalam putusan pengadilan adalah lainnya?
salah satu sisi putusan yang kerap bahasa Indonesia. Kewajiban itu
Bahasa hukum memiliki dua sifat
jadi sorotan. Sebagian masyarakat tertuang dalam Undang-Undang
yang khas. Yang pertama, bahasa
menilai bahasa yang dipakai hakim Nomor 24 Tahun 2009 tentang
hukum harus mudah dipahami. Dan
untuk membuat putusan adalah Bendera, Bahasa, dan Lambang
yang kedua, bahasa hukum sedapat
bahasa yang sukar dipahami atau Negara, serta Lagu Kebangsaan.
mungkin tidak menimbulkan salah
hanya dapat dimengerti oleh orang- Pasal 27 UU tersebut menyatakan,
pengertian atau mengakibatkan
orang tertentu. Padahal, putusan bahasa Indonesia wajib digunakan
penafsiran yang berbeda-beda. Dua
bukanlah produk pengadilan yang dalam dokumen resmi negara.
sifat ini melekat pada bahasa
hanya dibaca hakim dan orang- Yang dimaksud dengan dokumen
hukum karena meskipun bukan ilmu
orang yang berkecimpung di dunia resmi negara, sesuai penjelasan
pasti, hukum cenderung bersifat
hukum seperti jaksa dan advokat. pasal tersebut, di antaranya adalah
positifistik.
Putusan justru terutama ditujukan putusan pengadilan.
kepada para pihak berperkara yang

20 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

Di samping itu, bahasa hukum menimbulkan perbedaan penafsiran. Istilah yang tidak lazim
dalam putusan pengadilan juga Kadang-kadang ditemukan pula
Misalnya, di daerah Tapanuli
memiliki istilah-istilah teknis penggunaan istilah yang tidak
Tenga­h, Sumatera Utara, kata “pajak”
yang khas. Istilah-istilah teknis lazim, terutama dari Bahasa Arab,
berarti “pasar” dalam bahasa Indo-
itu misalnya konvensi, eksepsi, yang belum diserap ke dalam
nesia. Kemudian kata “kereta” berarti
provisi, a quo, menerima, menolak, bahasa Indonesia. Istilah asing
“sepeda motor” atau “motor”, sedang­
mengabulkan, batal, batal demi itu tidak perlu dipakai bila sudah
kan kata “motor” berarti “mobil”.
hukum. ada padanannya dalam bahasa
Andi Syamsu Alam tidak jarang
Bahasa hukum yang demikian Indonesia.
menemukan contoh seperti itu dalam
itu kerap mendapat sorotan tajam. Contoh: Majelis hakim berpendapat
putusan-putusan tingkat pertama
“Guna menciptakan kepastian, bahwa keadaan rumah tangga Peng-
dan banding yang diajukan ke tingkat
bahasa hukum disajikan secara gugat dan Tergugat yang demikian rupa
kasasi dan peninjauan kembali. “Kami
kaku dengan menggunakan bahasa merupakan qarinah yang menunjuk-
jadi kesulitan memahami,” tuturnya.
yang rumit, kalimat yang panjang, kan bahwa perkawinan Penggugat dan
struktur gramatikal yang buruk, Istilah-istilah asing Tergugat telah pecah.
dan terminologi yang tidak yang kurang perlu
jelas,” demikian kritik Edi Atmaja, Kata “qarinah” yang tercetak
Penggunaan istilah-istilah asing miring itu lebih tepat bila diganti
mahasiswa Magister Ilmu Hukum
juga jadi masalah tersendiri, apalagi dengan kata “tanda” atau “tanda-
Universitas Diponegoro Semarang,
mayoritas pengguna pengadilan tanda”.
dalam artikel yang dibuat tahun
agama adalah masyarakat miskin
2012 berjudul “Merombak Bahasa
yang berpendidikan rendah. Pernyataan siapa?
Hukum Kita.”
Ini adalah contoh kalimat dalam Prof Tim Lindsey, guru besar dari
Bagaimana dengan bahasa
putusan yang memuat istilah-istilah Universitas Melbourne, menyatakan
hukum yang dipakai dalam putusan-
asing yang sebenarnya tidak perlu: bahwa agak sulit membedakan
putusan hakim peradilan agama?
antara ungkapan atau pendapat
Menimbang, bahwa
Problematika penggunaan bahasa
untuk menetapkan apakah
hukum dalam putusan-putusan
perselisihan tersebut cukup
hakim peradilan agama ternyata
dijadikan sebagai alasan
tidak sekadar patuh atau tidak patuh
perceraian, maka Majelis
pada EYD. Sebab, patuh pada EYD
Hakim, dengan berpedoman
saja tidak menjamin suatu putusan
pada fakta-fakta yang
mudah dipahami serta tidak menim-
telah terbukti, terlebih
bulkan aneka penafsiran.
dahulu mempertimbangkan
Dan berikut ini adalah temuan- aspek-aspek fundamental
temuan mengenai penggunaan bahasa perkawinan yang menjadi
hukum dalam putusan-putusan hakim ranah perselisihan (apakah
peradilan agama. Contoh-contoh yang long term atau short term
dikutip adalah sesuai aslinya.: dispute), adanya akibat yang
ditimbulkan, serta apa dan
Bahasa daerah yang sejauhmana langkah pemec-
tidak diterjemahkan ahan yang telah dilakukan
Ada kalanya, kosakata yang (apakah recovery process-
dipakai di daerah tertentu memiliki nya dilalui dengan cara yang
kesamaan tulis dan kesamaan tepat atau bias), metode istin-
bunyi dengan kosakata dalam bath tersebut yang dijadikan
bahasa Indonesia, namun memiliki kerangka acuan Majelis Hakim
makna yang berlainan atau disebut dalam mempertimbangkan
homonim. Jika kosakata-kosakata materi pokok perkara ini.
Salah satu buku yang dapat dijadikan rujukan untuk mem-
itu dipakai dalam putusan dan
buat putusan yang berbahasa hukum yang baik dan benar.
tidak diterjemahkan, maka akan

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 21


LIPUTAN KHUSUS

para pihak dengan temuan hakim Bahwa bukti P.3 berupa foto kopi Contoh: Bahwa selain perubahan
atas fakta persidangan dalam perjanjian juali beli satuan rumah alamat Tergugat Penggugat juga
putusan-putusan hakim di Indonesia. susun di Tower Residence ternyata merubah point posita dan atau
tanpa disertai surat aslinya. alasan Penggugat pada point a
Pernyataan itu ada benarnya.
Berikut ini adalah contoh kalimat posita nomor 3.
Kalimat pasif yang menimbulkan
pada bagian “Tentang Hukum” Ada banyak ketidaktepatan
tanda tanya
dalam sebuah putusan yang pada kalimat tersebut. Mestinya
memperkuat pernyataan Prof Kalimat pasif, karena menyem­
kata “Tergugat” dan “Penggugat”
Lindsey tersebut: bunyikan subjek, dapat membuat
dipisahkan dengan tanda koma,
pembaca tidak memperoleh informasi
Menimbang, bahwa mengenai karena ada keterangan yang ditaruh
yang dicarinya. Pada kalimat pasif
alasan adanya kekhawatiran di awal pada kalimat tersebut. Kata
biasanya tidak jelas siapa yang me-
benturan fisik juga merupakan “merubah” tidak dikenal dalam
lakukan apa atau apa dikerjakan oleh
alasan yang dibuat-buat Tergugat bahasa Indonesia. Yang tepat
siapa. Karena itu, kalimat pasif cen­
dan cenderung bersifat paranoid adalah “mengubah” karena kata
derung membingungkan.
dasarnya adalah “ubah”, bukan
“rubah”. Kata “point” juga tidak
dikenal dalam bahasa Indonesia.
“Buatlah putusan yang baik, yaitu putusan Yang tepat adalah “poin” atau lebih
tepat lagi “butir”. Kata penghubung
yang saya jatuhkan bukan untuk saya, “dan atau” juga tidak tepat, baik
tapi terutama untuk pihak berperkara dalam hal penulisan maupun
penggunaannya. Kata “dan atau”
dan untuk masyarakat luas. Buatlah mestinya ditulis “dan/atau” yang
putusan yang dapat dipahami dengan berarti kumulatif maupun alternatif.

mudah oleh pihak berperkara dan Penggunaan kata penghubung


tersebut dalam contoh kalimat
masyarakat luas,” kata M. Yahya Harahap di atas tidak tepat karena posita
sama artinya dengan alasan.

Dengan demikian, kalimat ter­


karena sampai saat ini Penggugatlah Contoh: Kemudian dibacakan sebut lebih tepat diubah begini:
yang harus banyak mengelus surat gugatan Penggugat bertanggal Bahwa selain mengubah alamat Ter-
dada terhadap segala tindakan 12 Juni 2012 yang mendapat perbai- gugat, Penggugat juga mengubah
dari Tergugat, karenanya gugatan kan tentang penulisan nama orang posita nomor 3 poin a.
provisi Tergugat dikesampingkan tua Penggugat. (Rahmat Arijaya, Alimuddin,
Fakhruddin Aziz, Hermansyah)
dan sudah layak untuk ditolak.
Kata kerja “dibacakan” pada kali-
mat tersebut membingungkan. Siapa
Pemborosan kata-kata
yang membacakan? Karena itu, frase
Bahasa hukum yang dipakai “Kemudian dibacakan surat gugatan
dalam putusan meniscayakan adanya Penggugat” lebih tepat tepat diubah
kejernih­
an, kejelasan, juga kepadatan menjadi “Kemudian Penggugat mem- "Early to bed
kata-kata. Namun kenyataannya masih baca surat gugatan”. and early to rise,
ada putusan yang boros kata-kata.
makes a man healthy,
Kesalahan-kesalahan mendasar
Contoh: Bahwa bukti bukti P.3 wealthy and wise".
berupa Fotokopi perjanjian pengika- yang kumulatif
(Benjamin Franklin, 1735)
tan jual beli satuan rumah susun di Acap pula ditemukan kesalahan-
Tower Residence ternyata foto kopi kesalahan mendasar pada penulisan
surat tersebut tanpa disertai surat putusan yang terkumpul jadi satu,
aslinya. mulai dari penggunaan kata yang
tidak tepat, kurang tanda baca, hingga
Supaya lebih padat dan jelas,
struktur kalimat dan logika bahasa
kalimat itu dapat diubah begini:
yang agak kacau.

22 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

template PUTUSAN

Bagai Pedang Bermata Dua


P
ukul 16.30, pengadilan agama Mulai dikembangkan pada
yang terletak di pulau Jawa tahun 1999 di Pengadilan Agama
itu sudah terlihat lengang. Kabupaten Malang, SIADPA terus
Para hakim dan pegawai sudah disempurnakan. Hingga kini,
pulang dari kantor. Berkas-berkas SIADPA telah dikembangkan lebih
di meja mereka juga sudah tertata dari 16 kali, sehingga akhirnya
dengan rapi. Kondisi itu bertolak bermetamorfosis menjadi SIADPA
belakang dengan keadaan beberapa Plus.
SIADPA terbukti tahun lalu. Ketika jam pulang tiba,
“Disebut SIADPA Plus, karena
mempermudah tak sedikit hakim dan panitera
aplikasi ini sudah disesuaikan
dan mempercepat pangganti masih berkutat dengan
dengan alur Pola Bindalmin dan
pekerjaannya.
penyelesaian dapat dipakai untuk berbagai
administrasi perkara. “Sekarang enak karena kita keperluan. Selain tujuan utama
pakai SIADPA,” kata seorang hakim untuk mencetak blanko-blanko yang
Tapi ada kalangan
yang bertugas di pengadilan agama belum tersedia pada SIADPA versi
tertentu yang itu. sebelumnya, juga untuk pengolahan
menyebut SIADPA data perkara,” kata Ketua Tim
SIADPA, singkatan dari sistem
adalah biang keladi informasi administrasi perkara
Nasional Implementasi SIADPA Plus
kurang berkualitasnya pengadilan agama, adalah aplikasi
Irwansyah.

putusan hakim- untuk mengotomasikan administrasi SIADPA tidak semata-mata dapat


perkara berdasarkan Pola Pembinaan dioperasikan oleh administrator
hakim peradilan
dan Pengendalian Administrasi yang jago di bidang teknologi
agama. Benarkah Perkara (Pola Bindalmin). SIADPA informasi. SIADPA juga dapat
tudingan itu? bisa dipakai untuk banyak hal, dipakai oleh jurusita pengganti,
di antaranya pembuatan gugatan, panitera pengganti, bahkan dapat
SKUM (Surat Kuasa Untuk digunakan hakim untuk membuat
Membayar), PMH (Penetapan Majelis putusan.
Hakim), PHS (Penetapan Hari
SIADPA menyediakan template
Sidang), Surat Panggilan, berita
atau semacam wadah pakem
acara persidangan, putusan sampai
untuk membuat putusan. Template
dengan Pemberitahuan Isi Putusan
putusan yang tersedia di SIADPA
(PIP/Pbt.).
itu bisa dibilang komplit. Di sana

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 23


LIPUTAN KHUSUS

terdapat cetakan untuk membuat


Kepala Putusan yang meliputi kata
“Putusan”, nomor putusan, kata
“Basmalah” dan kalimat “Demi
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa”.

Template putusan di SIADPA


juga menyediakan wadah untuk
bagian Duduk Perkara. Bagian ini
memuat isi gugatan; isi jawaban,
replik, duplik, kesimpulan; serta
fakta-fakta atau kejadian-kejadian
dalam persidangan.

Bagian lain dari putusan yang


diwadahi dalam template putusan Salah satu kegiatan penyempurnaan aplikasi SIADPA
di SIADPA adalah bagian “Tentang
Hukum­nya”. Di bagian ini hakim dalam
menuangkan argumentasinya, mulai pedang bermata dua. Selain Selain idealisme, integritas hakim
dari meng-konstatir, meng-kualifisir, memudahkan hakim membuat juga tak dapat diperoleh hakim
hingga meng-konstituir semua peri- putusan, SIADPA juga disebut- bila bergantung pada SIADPA. Di
stiwa. Di bagian ini hakim juga dapat sebut membuat hakim jadi malas mata Mukti Arto, kemudahan yang
menambahkan dalil-dalil syar’i berupa menggunakan nalar dan menyusun diperoleh hakim pada SIADPA kadang
ayat al-Quran atau hadis yang sinkron pertimbangan yang lebih mendalam menjebloskan hakim ke dalam jurang
dengan dalil gugatan. dan argumentatif. plagiarisme.“Ada hakim yang sekadar
meng-copy-paste dalam membuat
Bagian berikutnya yang diwadahi Menurut Mukti Arto, Wakil Ketua
putusan,” ujarnya.
dalam template di SIADPA ialah PTA Ambon, penilaian terhadap
“Tentang Amar Putusan”. Diktum- plus-minus SIADPA perlu dilakukan Pandangan berbeda disampaikan
diktum dalam putusan dituangkan dengan empat parameter: Legalitas, oleh Waljon Siahaan. Hakim PA Cimahi
di sini, baik berupa Konstitutif, Idealitas, Estetika dan Integritas. itu menilai, selain memudahkan dan
Deklaratoir maupun Condemnatoir. mempercepat pembuatan putusan,
Dari segi legalitas, penulis buku
SIADPA juga memberikan ruang
Yang terakhir yang tersedia di tem- “Peradilan Agama dalam Sistem
kreativitas yang besar buat hakim
plate putusan ialah bagian Penutup. Ketata­negaraan Indonesia” itu menilai
untuk membuat putusan dengan
Bagian ini mencakup tanggal dan hari SIADPA memiliki legalitas yang kuat.
pertimbangan hukum yang matang.
dijatuhkannya putusan; nama majelis Patokannya adalah Pola Bindalmin,
hakim dan panitera; serta rincian biaya SK Tuada Uldilag, dan SK Dirjen Badi- Ruang kreativitas itu terletak
perkara. lag. Dari segi estetika, SIADPA juga di bagian pertimbangan dan amar.
tiada masalah. Bahkan menurut Mukti Hakim dapat mengetik sendiri
Dengan template itu, tugas hakim Arto, dengan menggunakan SIADPA, pertimbangannya di situ. “Hakim
memang terbilang ringan. Hakim format penulisan putusan jadi lebih tidak harus terpaku pada format
tidak perlu lagi membuat kepala mudah diubah-ubah, disesuaikan yang tersedia. Hakim juga tidak
putusan dan menulis identitas para dengan kebutuhan. boleh asal comot atau copy-paste
pihak. Hakim juga bisa lebih mudah sehingga putusan mirip sekali
mengedit isi gugatan dan jawabannya “Masalahnya terletak di idealitas
dengan putusan hakim lain dalam
untuk dimasukkan ke bagian duduk dan integritas,” kata Mukti Arto.
perkara berbeda, ” kata Waljon.
perkara dalam putusan. Dengan Hakim, bagaimanapun juga, bukan
demikian, energi hakim akan lebih robot. Sebagai Wakil Tuhan, hakim Persoalan sebenarnya, menurut
terfokus pada bagian pertimbangan memiliki idealisme yang mewujud mantan Ketua PA Cilegon itu,
dan amar. dalam bentuk putusan. Nah, adalah pemahaman dan kecakapan
menurut Mukti Arto, idealisme hakim dalam mengoperasikan
Kemudahan yang didapatkan itu sukar diwujudkan bila hakim SIADPA. Faktanya, menurut Waljon,
hakim melalui SIADPA itu ternyata ‘menghamba’ pada SIADPA. tidak seluruh hakim peradilan
bisa jadi bumerang. SIADPA bagai

24 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


LIPUTAN KHUSUS

agama menguasai dan cakap


mengoperasikan SIADPA. Bahkan
masih ada hakim-hakim tertentu
yang enggan menggunakan SIADPA
karena sedari awal menilai negatif
SIADPA.

Dalam Rakernas Mahkamah


Agung beberapa tahun belakangan,
Ditjen Badilag dan Tuada Uldilag
selalu menegaskan pentingnya
penggunaan SIADPA. Dengan jumlah
perkara yang terus meningkat tiap
tahun, penggunaan aplikasi SIADPA
untuk administrasi peradilan tidak
bisa dielakkan lagi. Apalagi, SIADPA
sangat memudahkan berbagai
proses pelaporan dan monitoring
perkara.

Data Ditjen Badilag menunjukkan,


perkara yang diterima peradilan
agama terus meningkat tiap tahun.
Wakil Ketua PTA Ambon Dr. H. Mukti Arto, S.H., M.H.
Pada tahun 2012 saja, 359 pengadilan
tingkat pertama di lingkungan yang sukses mengembangkan hakim yang membuat pertimbangan
peradilan agama menangani 476.961 dan menggunakan SIADPA untuk hukum dalam putusan copy-paste,”
perkara. Rinciannya, sisa tahun memberikan pelayanan terbaik tandasnya.
2011 berjumlah 72.104 perkara dan kepada masyarakat pencari
Solusi kedua, pada pengadilan
perkara masuk 404.857 perkara. keadilan.
agama yang perkaranya banyak
Jumlah perkara secara nasional Mengingat urgensi SIADPA di satu sehingga pembuatan putusan tidak
itu tak sebanding dengan jumlah sisi dan mempertimbangkan ekses efisien bila dilakukan secara manual,
aparat peradilan agama, khususnya negatif SIADPA di sisi lain, Dirjen Dirjen Badilag melontarkan gagasan
hakim. Per Desember 2012, Badilag Purwosusilo menyodorkan agar untuk perkara-perkara yang
hakim peradilan agama berjumlah dua solusi kepada para hakim di sederhana dapat menggunakan
3670 orang. Mereka bertugas di lingkungan peradilan agama agar template putusan SIADPA. Tetapi untuk
29 Pengadilan Tinggi Agama/ tetap mampu membuat putusan perkara tertentu hakim harus mampu
Mahkamah Syar’iyah Aceh dan yang berkualitas menggunakan membuat pertimbangan hukum
359 Pengadilan Agama/Mahkamah SIADPA. sesuai dengan tingkat perkembangan
Syar’iyah. perkara tersebut. Tujuannya supaya
Solusi pertama, hakim tidak
Dalam kondisi demikian, peng­ pertimbangan hukum dalam putusan-
menggunakan template SIADPA
gunaan SIADPA secara massif putusan itu lebih kaya. Tentu tawaran
untuk membuat pertimbangan
memang pilihan yang tepat. Apalagi solusi ini memerlukan kajian yang
hukum putusan. Jika himbauan
MA juga punya kebijakan resmi kom­ prehensif dan perencanaan yang
ini tidak dilaksanakan, maka ke
untuk menggenjot pemanfaatan matang.
depan Badilag akan memformat
teknologi untuk administrasi perkara agar pertimbangan hukum dalam “Sehingga dengan demikian,
dan keterbukaan informasi. Hal itu template putusan di SIADPA penyelesaian perkara bisa tepat
tergambar jelas dari statemen Ketua dihilangkan. Dengan tiadanya waktu dan kreativitas hakim tetap
MA Hatta Ali saat membaca poin- ‘cetakan’ pertimbangan hukum terjaga,” pungkas Purwosusilo.
poin penting pencapaian MA dalam itu, maka mau tidak mau hakim (Ade Firman Fathony, Fakhruddin
rapat pleno laporan tahunan MA akan mengerahkan segenap Aziz, Hermansyah)

2012, beberapa waktu lalu. Ketua kemampuannya untuk menyusun


MA bahkan memberi apresiasi positif pertimbangan. “Nanti tidak ada lagi
kepada lingkungan peradilan agama

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 25


FENOMENAL

Putusan judex jurist

keadilan nomor satu,


teks nomor dua
yang hampir setiap tahun diterbitkan
pengadilan tertinggi negara kita.

Khusus untuk lingkup perkara


perdata agama, banyak juga putus­ an
penting yang dibuat hakim agung
MA RI yang berasal dari lingkungan
peradilan agama. Putusan-putusan
tersebut melahirkan prinsip dan
kaedah hukum baru yang seringkali
kelu­ar dari aturan tertulis. Langkah ini
lazim disebut terobosan hukum demi
lebih memenuhi rasa keadilan.

Dari landmark decisions seperti


yang akan dipaparkan di bawah ini,
tidak berlebihan kiranya jika John R.
Dalam buku ini, John R. Bowen Bowen, anthropologist dari Univer-
menyimpulkan bahwa melalui putusan-
sitas Washington USA, memberikan
putusan yang diproduksinya, peradilan
agama memberikan kontribusi apresiasi yang tinggi kepada putusan
signifikan dalam mempromosikan hakim peradilan agama.
kesetaraan jender di Indonesia.
Seperti yang disinggung dalam
rubrik Liputan Khusus yang mem­
bahas tentang Pertimbangan Hukum

D
di Majalah edisi ini, Bowen menyata-
i banyak pengadilan luar negeri, decision, atau noteworthy deci-
kan bahwa sebagian besar hakim-
ada istilah yang disebut deng­
an sion. Meskipun berbeda dalam
hakim peradilan agama telah ber-
landmark decision. Istilah ini penyebut­an istilah, tetapi satu hal
usaha keras dan berjuang melalui
mengandung arti putusan yang pentin­g yang pasti adalah bahwa landamark
putusannya agar hukum bisa berpadu
atau signifikan. Landmark decision decision itu biasanya dibuat oleh
dengan norma kehidupan sosial, dan
umumnya dipahami sebagai putusan majelis hakim pengadilan tertinggi
agar kehidupan sosial dapat berjalan
yang melahirkan preseden baru (di di suatu negara.
seiring dengan norma hukum.
negara common law) atau yurispru-
Bagaimana dengan Indonesia?
densi baru (di negara civil law). Bowen kemudian menyimpul-
Tidak jauh berbeda dengan negara
kan bahwa melalui putusan-putusan
Preseden/yurisprudensi baru luar, Mahkamah Agung RI sudah
yang diproduksinya, peradilan agama
yang diciptakan dari landmark deci- tak terhitung melahirkan yurispru-
memberikan kontribusi signifikan
sion itu biasanya menghadirkan densi baru yang dijadikan acuan
dalam mempromosikan kesetaraan
prinsip/konsep hukum yang baru hakim dalam memutus suatu perkara
jender di Indonesia.
atau memberikan penafsiran baru walaupun kekuatan mengikatnya
terhadap rumusan undang-undang. tidak seketat preseden seperti yang Berikut adalah beberapa contoh
Selain istilah landmark decision, dianut negara-negara common law. putusan fenomenal yang dihasilkan
beberapa negara juga menyebutnya Kumpulan yurisprudensi MA RI itu hakim agung dari peradilan agama
leading decision, atau significant dapat dilihat dari buku yurisprudensi yang terkait dengan keadilan jender:

26 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


FENOMENAL

Putusan Kasasi No. 266 K/AG/2010


Putusan yang dijatuhkan tanggal
12 Juli 2010 ini mengadili perkara Hakim-hakim peradilan agama telah berusaha
cerai gugat yang digabung dengan keras dan berjuang melalui putusannya agar
perkara harta bersama. Yang hukum bisa berpadu dengan norma kehidupan
fenomenal dari putusan yang dibuat
sosial, dan agar kehidupan sosial dapat
oleh majelis hakim agung yang
diketuai Dr. H. Andi Syamsu Alam, SH.,
berjalan seiring dengan norma hukum.
MH ini terletak pada keberaniannya
untuk keluar dari aturan teks tertulis
perundang-undangan. a g u n g . g o . i d / m a i n / p e n c a r i a n /­ Satu-satunya pertimbangan men-
?q=266+K%2FAG%2F2010. dasar atas putusan tersebut adalah
Kompilasi Hukum Islam (KHI)
karena perkawinan antara suami
Pasal 96 dan 97 mengatur bahwa
Putusan Kasasi No. 16 K/AG/2010 yang Muslim dengan isteri yang non
harta bersama yang diperoleh
Putusan ini mengatur tentang Muslim itu telah berlangsung selama
selama pernikahan dibagi sama
harta bersama dan hak waris isteri 18 tahun, periode yang cukup lama
besar antara suami dan isteri
yang berlainan agama. Kaidah bagi seorang isteri untuk ‘mengabdi’
terlepas dari siapapun yang
hukum yang seperti disarikan oleh kepada suaminya. Putusan ini dibuat
memperolehnya. Akan tetapi
Dr. Edi Riadi, SH., MH dari putusan ini untuk menegakkan keadilan dan demi
dalam putusan ini, majelis hakim
adalah bahwa isteri yang beragama sebesar-besarnya kepentingan isteri.
memberikan bagian porsi yang
lebih besar kepada pihak isteri selain Islam yang di­ tinggal mati Majelis hakim agung dari
(penggugat), yakni ¾ bagian dan oleh suami yang beragama Islam peradilan agama ini memandang
suami hanya mendapatkan sisanya, tidak termasuk ahli waris. Akan bahwa keadilan (jender) harus
¼ bagian dari harta bersama. tetapi, isteri yang berbeda agama ditegakkan meskipun kepada pihak
tersebut berhak men­ dapat wasiat yang beragama selain Islam.
Dasar pertimbangan hukum wajibah dari harta warisan suami-
majelis hakim dalam menentukan Isi lengkap putusan itu bisa di­
lihat
nya se­banyak porsi waris isteri yang
bagian tersebut adalah karena: 1) di: http://jdih.mahkamahagung.go.id/
beragama Islam.
selama pernikahan, suami tidak v1/index.php?Option =com_remositor
pernah memberikan nafkah lahir Putusan yang dibuat oleh ketua y&Itemid=38&func=select&id=315.
kepada isterinya; 2) suami telah majelis hakim agung Dr. H. Andi
Selain dua putusan diatas,
mengakibatkan isteri mengalami Syamsu Alam, SH., MH dengan
masih banyak lagi putusan-putusan
stress berkepanjangan; 3) semua anggota Prof. Dr. Rifyal Ka’bah, MA
hakim peradilan agama yang dapat
harta bersama tersebut diperoleh dan Dr. H. Mukhtar Zamzami, SH.,
dijadikan rujukan bahwa terobosan
oleh isteri; dan 4) suami tidak taat MH ini dijatuhkan pada tanggal 30
hukum diharuskan untuk lebih
beragama. April 2010.
memenuhi rasa keadilan. Beberapa
Demi keadilan dan untuk melin­ Lagi-lagi putusan ini keluar putusan lainnya seperti perkara
dungi kepentingan pihak perempuan dari aturan teks tertulis yang No. 137 K/AG/2007, No. 280 K/
(isteri) majelis hakim agung mencoba menyatakan bahwa salah satu AG/2004, No. 413 K/AG/2002, dan
membuat terobosan baru, keluar dari alasan mendapatkan harta masih banyak lagi.
teks dan menuju konteks. warisan adalah kesamaan agama (Achmad Cholil)
yang dianut. Ahli waris yang
Keberpihakan majelis hakim berbeda agama dengan sendirinya
terhadap kaum perempuan terlihat terhalang mendapatkan warisan.
jelas sekali dalam putusan ini. Meskipun istilah yang dipakai
Keadilan jender untuk kaum hawa adalah wasiat wajibah untuk isteri
yang kerap kali menjadi korban yang non Muslim tersebut tetapi
ketidakadilan yang disebabkan pihak karena bagiannya disamakan
laki-laki benar-benar ditegakkan. dengan porsi waris isteri yang
Putusan ini dapat diunduh beragama Islam, maka tidak ada
disini:­h ttp://putusan.mahkamah bedanya dengan warisan.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 27


FENOMENAL

Putusan judex Factie

antara legal certainty, legal


utility dan legal justice

P
utusan yang ideal harus mampu sejak menikah dengan laki-laki ber-
memberikan kepastian hukum inisial J. Pernikahan mereka berdua
(legal certainty), kemanfaatan tidak dikaruniai anak, dan kemudian
Muslim tetap hukum (legal utility), atau keadi-
lan (legal justice) bagi para pencari
berakhir dengan perceraian. Sebelum
menikah dengan J, H mempunyai 5
mewarisi keadilan. Dua putusan tingkat per- orang anak dari pernikahan ter­dahulu

harta pewaris tama berikut ini berusaha mewujud-


kan ketiga unsur tersebut.
yang semuanya memeluk agama
Islam. H juga mempunyai seorang
non Muslim Penetapan Nomor: 9/Pdt.P/2008/
adik beragama Islam berinisial M.

Sebelun menikah dengan J (masih


PA.TTD
beragama Islam), H dan M pernah
Putusan ini tentang ahli waris
bersama-sama membeli sebidang
Muslim yang tetap mendapatkan war-
tanah yang diatasnamakan H. Saat ini
isan dari pewaris non Muslim. Perkara
H dan M sudah meninggal, sehingga
ini diajukan oleh seorang wanita ber-
istri M dan kelima anak H mengajukan
inisial H yang memeluk agama Kristen
permohonan Penetapan Ahli Waris ke

28 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


FENOMENAL

Dalam pertimbangan hukumnya,


Majelis Hakim berpendapat bahwa

Ketiadaan penghasilan Termohon tidak nusyuz, sehingga


tetap berhak atas nafkah lampau
suami tidak cukup menjadi dan nafkah iddah. Jika semata-mata
mengacu pada fakta ketiadaan peng-
alasan untuk menghapus hak hasilan Tergugat sejak menikah sam-
penggugat mendapatkan nafkah pai sekarang, dihubungkan norma
hukum di atas, maka Tergugat harus
dibebaskan dari beban nafkah lam-
pau dan nafkah iddah yang harus
ditanggungnya. Akan tetapi, dalam
Pengadilan Agama Bukittinggi untuk gakui ibu kandungnya sekalipun ibu kewajiban Tergugat tersebut terdapat
mengurus Akta Tanah atas nama H. kandungnya itu tidak satu agama hak Penggugat untuk dinafkahi. Hak
dengannya. Penggugat inilah yang tidak dapat
Dalam pertimbangan hukumnya,
hapus atau dilepaskan semata-mata
Majelis Hakim berpendapat bahwa Bilamana Pewaris murtad dan
karena alasan ketiadaan penghasilan
sistem kewarisan Islam menganut kemudian meninggal dunia dalam
Tergugat. Apalagi Penggugat telah
sistem kekerabatan, (nasabiyah keadaan non muslim sementara
menegaskan bahwa ia tidak rela jika
maupun hukmiyah). Sistem kekera- kerabatnya tetap memeluk agama
keadaan penghasilan Tergugat saat
batan ini lebih utama bila disand- Islam, maka kerabat muslim tersebut
ini menjadi alasan melepas haknya
ingkan dengan perbedaan agama dapat menjadi ahli waris dan dapat
sebagai isteri untuk dinafkahi.
sebagai penghalang mewarisi, menuntut pembagian harta warisan
karena hukum kewarisan selain men- dari Pewaris non muslim berdasar- Majelis Hakim juga tidak men-
gandung unsur ibadah, lebih banyak kan hukum Islam. Sistem kewarisan erap-kan norma umum bahwa
juga mengandung unsur muamalah. se­perti ini disebut dengan sistem pembeban-an kepada suami untuk
Kekerabatan antara seorang dengan kekerabatan (sepertalian darah) membayar nafkah madhiyah dan
seseorang tidak akan pernah ter- dalam kewarisan. nafkah iddah bukanlah penghalang
putus sekalipun agama mereka itu bagi pelaksana­ an ikrar talak demi
Putusan ini berbeda dengan
berbeda. Seorang anak tetap men- pemenuhan tujuan kepastian hukum
atura­n dalam Kompilasi Hukum Islam
(legal certainty), kemanfaatan hukum
pasal 171 huruf b dan c. Majelis Hakim
(legal utility), atau keadilan (legal jus-
memandang pasal tersebut sebagai
tice), dengan cara dengan memberi-
aturan umum dalam kasus-kasus
kan pembatasan waktu dan dengan
ideal.
menjadikannya sebagai syarat dapat
Putusan ini dapat diunduh di: dilaksanakannya sidang penyaksian
https://docs.google.com/file/­ ikrar talak.
d /­0 B 8 C J G 8 5 2 g 2 L V c k N D R n N K ­
Putusan ini dapat diunduh di:
QmxGRVE/edit?usp=sharing
h t t p s : / / d o c s . g o o g l e . c o m­
/­­f i l e / d / 0 B 8 C J G 8 5 2 g 2 L ­
Putusan Nomor 71/Pdt.G/2011/
V M F R i Q X R U Z U E t e D A /
PA Tkl
edit?usp=sharing.
Putusan ini mengadili perkara
(Ade Firman Fathony, M. Isna Wahyudi, Rahmat
Cerai Talak, cerai yang diajukan oleh Arijaya)
suami. Termohon (isteri) mengajukan
tuntutan balik terhadap Pemohon
(suami) yang telah menelantarkan
Termohon dan anak berupa nafkah
madhiyah, nafkah iddah, dan nafkah
anak sampai anak dewasa. Termohon
berargumen bahwa sebelum berpisah,
Salah satu buku yang mungkin perlu dibaca.
Pemohon juga tidak pernah memberi
nafkah kepada Termohon dan anak.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 29


Putusan Mancanegara
Australia

Meninjau Keunikan Putusan


Pengadilan di Negeri Kanguru
Putusan yang dihasilkan pengadilan-pengadilan di Australia sungguh
berbeda. Ada penomoran paragraf, footnote, bahkan gambar dan grafik.

A
ustralia merupakan negara yang menganut sistem ini. Hanya saja, keterbatasan halaman majalah belum
hukum Common Law yang diwariskan Inggris. Ini memungkinkan untuk mengulas semuanya. Pada edisi
berbeda dengan Indonesia yang mewarisi sistem kali ini, kami coba sajikan ulasan ringkas mengenai
hukum Eropa Kontinental dari Belanda atau yang biasa format dan struktur putusan pengadilan-pengadilan di
disebut dengan Civil Law. Perbedaan dua sistem hukum Australia.
tersebut ternyata berpengaruh terhadap style penulisan
putusan pengadilan. Antara FCA, FCoA dan HCA

Putusan pengadilan di negara-negara yang menganut Hampir tidak ada perbedaan signifikan dalam
sistem hukum Civil Law, menurut Tim Lindsey, biasanya sistematika putusan baik yang dibuat oleh Family Court
pendek-pendek dan tidak mencantumkan pertimbangan of Australia (FCoA) maupun Federal Court of Australia
dan argumen hukum yang rinci. (FCA). Urutan sistematika putusan FCoA & FCA pada
tingkat pertama adalah sebagai berikut:
“Jika dibandingkan dengan putusan pengadilan yang
menganut tradisi Common Law, putusan pengadilan yang 1. Nama Pengadilan yang memutus perkara;
menganut civil law, termasuk Indonesia, cenderung terlihat 2. Nama dan Nomor Perkara (Citation); Bagian ini
kaku. Selain itu, kebebasan hakim dalam mengelaborasi merupakan rumusan standar baku yang digunakan
putusan (judicial discretion) juga seringkali terhalangi oleh komunitas hukum di Australia untuk merujuk
oleh aturan-aturan tertulis yang rigid,” kata Guru Besar kasus tertentu.
Universitas Melbourne itu dalam buku terbarunya Islam,
3. Kata-kata Kunci (Catchwords). Bagian ini berisi kata-
Law and the State in Southeast Asia (2012).
kata dan frasa kunci yang terdapat dalam putusan;
Nah, bagaimana bentuk sistematika dan struktur
4. Daftar Peraturan (Undang-undang), perkara-perkara
putusan di negara-negara Common Law itu sebenarnya?
yang berkaitan/menjadi rujukan dalam putusan,
Pelajaran penting apa yang mungkin bisa kita contoh
serta daftar buku dan tulisan ilmiah yang dijadikan
dari mereka? Putusan-putusan pengadilan Amerika
referensi;
dan Australia dapat dijadikan perbandingan untuk hal

30 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Putusan Mancanegara

5. Nama para Pihak; Berikut adalah urutan sistematika putusan peradilan agama dan
putusan HCA, lembaga yang peradilan lainnya di Indonesia
6. Nomor File Perkara;
sepadan dengan (gabungan) dengan putusan pengadilan di
7. Tanggal Putusan; Mahkamah Agung dan Mahkamah Australia yang keduanya menganut
8. Tempat (kota) putusan Konstitusi di Indonesia itu: sistem hukum yang berbeda, apa
dijatuhkan dan disidangkan; saja perbedaan lainnya yang
1. Nama Pengadilan (High Court of
dapat dijadikan sebagai bahan
9. Nama Majelis Hakim; Australia);
perbandingan untuk peningkatan
10. Kronologi (Tanggal) Persidangan; 2. Nama (Majelis) Hakim Agung; kualitas putusan?

11. Nama para Kuasa Hukum; 3. Nama Para Pihak; Berikut adalah hasil telisik atas
4. Citation; putusan pengadilan Negeri Kanguru
12. Amar Putusan;
tersebut:
13. Pertimbangan Hukum (Reasons 5. Amar Putusan;
for Judgment); Pada bagian awal 6. Nama Kuasa Hukum; Bebas memakai heading atau
dari Reasons for Judgment ini, subjudul
7. Catchwords;
diterangkan duduk perkaranya, Putusan-putusan pengadilan
argumen para pihak, fakta- 8. Pendapat (Masing-masing) Hakim Australia banyak memuat subjudul
fakta persidangan dan fakta Agung. Berbeda dengan putusan atau heading dalam putusan.
hukum yang ada. Selanjutnya FCoA dan FCA yang hampir Subjudul/heading tersebut dibuat
hakim memaparkan analisis dan selalu diawali oleh subjudul/ oleh hakim untuk memudahkan
pendapatnya yang kemudian heading Reasons for Judgment dalam melokalisisasi fakta dan
diakhiri dengan kesimpulan. untuk menandai dimulainya permasalahan hukum tertentu.
pendapat/analisis hakim, Heading membantu hakim untuk
Sistematika putusan pada
putusan HCA tidak memakai lebih fokus menganalisis dan
tingkat banding sama persis dengan
subjudul/heading tersebut. menjawab permasalahan hukum
sistematika di atas. Hanya saja ada
Nama hakim agung langsung (questions of law) dalam perkara
beberapa penambahan penyebutan
dituliskan dan diikuti dengan tersebut. Masyarakat pembaca juga
seperti nama pengadilan tingkat
argumen hakim bersangkutan. lebih mudah mencari argumen hakim
pertama, tanggal putusan tingkat
terhadap fakta dan permasalahan
pertama dan nomor perkara Selain tentu saja format dan
hukum yang disengketakan.
pada tingkat pertama. Penyebutan sistematika yang berbeda antara
tersebut persis terletak setelah
poin (10) dan sebelum poin (11)
pada sistematika di atas.

Pada bagian Reasons for


Judgment di putusan banding
baik di FCoA dan FCA disebutkan
latar belakang permohonan
banding, alasan banding, analisis
putusan dan pertimbangan hukum
putusan tingkat pertama. Kemudian
dilanjutkan dengan pendapat
hakim yang dipungkasi dengan
kesimpulan.

Lantas bagaimana dengan


sistematika putusan High Court of
Australia (HCA) yang merupakan
pengadilan tertinggi di Australia?
Ada sedikit perbedaan sistematika
yang dibuat antara putusan FCoA
dan FCA dengan putusan HCA. Bagian atas putusan Family Court of Australia.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 31


Putusan Mancanegara

Tidak ada aturan Pemakaian footnote dan


khusus pembuatan heading endnote
tersebut. Hakim bebas- Satu hal umum yang kita
bebas saja membuatnya, dapati pada putusan pengadi-
bahkan tidak sedikit subjudul lan di Australia ialah adanya
yang berupa kalimat tanya. pemakaian footnote dan end-
Contoh subjudul/heading note. Pencantuman catatan
itu adalah: Pendahuluan, kaki dan catatan akhir itu untuk
Kronologi Latar Belakang, memastikan validitas, originali-
Apa Dasar Gugatan tas dan kualitas pendapat hakim
Penggugat? Apakah Gugatan yang bersangkutan sehingga
Penggugat Terbukti? Pokok putusannya selain ilmiah juga
Sengketa, Kesimpulan. dapat dipertanggungjawabkan
secara akademis.
Penomoran paragraf
Hal lain yang memudahkan Pendapat masing-masing
membaca putusan adalah yang dilakukan, dan permasalahan hakim
penomoran paragraf. Setiap paragraf hukum yang dipecahkan hakim. Kecuali di Mahkamah Konstitusi,
dalam putusan pengadilan Australia dissenting opinion dalam putusan
selalu diberi nomor, mulai nomor 1 Daftar referensi dan perkara sepertinya belum umum terjadi
(satu) hingga seterusnya. Penomoran terkait dalam putusan-putusan pengadilan
paragraf ini mempermudah hakim, Selain Catchwords, daftar referensi di Indonesia. Putusan biasanya
para pihak dan masyarakat umum. baik yang mencantumkan beberapa dibuat oleh majelis hakim atas nama
Putusan menjadi lebih sistematis dan case law (putusan) maupun buku pengadilan tanpa mencantumkan
siapapun akan lebih mudah mengutip dan tulisan ilmiah akan membantu concurring dan/atau dissenting
dan memahami putusan dengan hanya hakim dan masyarakat umum untuk, opinions.
merujuk nomor paragraf yang ada salah satunya, menilai kompleksitas
dalam putusan. Penomoran putusan Jamak ditemukan di Australia,
putusan dan perkara apa saja yang
juga memudahkan hakim bila hendak meskipun seorang hakim bersamaan
terkait dengan putusan tersebut.
mengutip kalimat-kalimat yang pernah atau setuju (concurring) dengan
ditulis sebelumnya hingga tidak ada Lampiran gambar/grafik untuk pendapat anggota majelis lainnya,
pengulangan-pengulangan. Selain menjelaskan fakta hukum ia tetap menuliskan pendapatnya
itu, penomoran paragraf juga akan dalam putusan dengan alasan
Pemuatan gambar/grafik juga
memastikan transparansi putusan (reasoning) yang berbeda meski
bukan merupakan hal tabu dalam
karena akurasi putusan akan lebih kesimpulannya sama. Terlebih jika
pembuatan putusan pengadilan di
terkontrol jika dibandingkan dengan ia berbeda pendapat (dissenting).
Australia. Pengadilan-pengadilan
hanya menggunakan penomoran di sana tahu betul bahwa sebagian Mantan Wakil Ketua MA RI dari
halaman. orang lebih mudah memahami peradilan agama, H. Taufiq, pernah
grafik/gambar dibanding dengan melontarkan harapan besarnya.
Catchwords uraian tertulis yangg panjang “Putusan peradilan agama ke-
Catchwords merupakan daftar lebar. Hal-hal rumit sering lebih depan harus lebih berbobot dan
kata-kata kunci akan memudahkan mudah dipahami dengan tampilan ilmiah sehingga dapat dipertanggung­
siapapun yang ingin mengetahui gambar atau grafik. Terlebih untuk jawabkan kepada para pihak,
isi putusan. Catchwords terletak di masyarakat yang awam hukum, masyarakat dan juga ilmu penge-
bagian awal putusan setelah nama penggunaan istilah hukum yang tahuan hukum,” ujarnya.
pengadilan dan nomor perkara. asing hanya akan mempersulit
masyarakat memahami putusan. Ya, siapa tahu, dengan mene-
Cukup dengan membaca Catch­
Padahal putusan adalah satu- ngok keunikan putusan dari Negeri
words, kita tidak perlu membaca
satunya sarana hakim untuk ber- Kanguru tersebut, putusan-­
putusan
seluruh isi putusan untuk mengetahui
komunikasi dengan publik. hakim peradilan agama dapat
jenis putusan, perkara yang di­­
semakin berbobot.
sengketakan, penemuan hukum
(Achmad Cholil)

32 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Putusan Mancanegara

sudan

YANG BERBEDA DARI PUTUSAN


MAHKAMAH AGUNG SUDAN
Setiap hakim harus menuliskan pendapatnya dan menuangkannya dalam
putusan, entah putusan itu memuat dissenting opinion maupun tidak.

L
ain di Australia, lain pula di Sudan. Di negara Secara garis besar putusan kasasi MA Sudan terdiri
yang terletak di Afrika Utara ini, perkara-perkara dari:
yang diajukan ke pengadilan tingkat pertama
1. Kepala putusan;
hanya diperiksa dan diputus oleh hakim tunggal.
Hakim tunggal itu bahkan tanpa dibantu panitera Yang menarik dari kepala putusan yang terdiri
sidang. Hakimlah yang mencatat berita acara sidang, dari: Nomor Perkara, Nama Pengadilan, Nomor seri
dengan tulisan tangan. tahun, adalah terdapat nama pengadilan padahal
ini putusan kasasi. Hal tersebut karena di Sudan
Di tingkat banding, majelis hakim terdiri dari tiga
terdapat beberapa gedung pengadilan kasasi di
orang hakim. Demikian juga di tingkat kasasi. Namun
selain ibu kota Khartoum.
di tingkat peninjauan kembali, majelis hakim terdiri
dari enam orang hakim. 2. Al-Mabadi (dasar hukum dan kaidah hukum); Sudan
adalah negara di Afrika yang menganut sistem
Berikut ini adalah tinjauan sekilas putusan tingkat
Common Law sehingga taat pada preseden dan
kasasi yang dibuat oleh para hakim di Mahkamah Agung
yurisprudensi (Gbr.1)
Sudan.

Gbr.1

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 33


Putusan Mancanegara

3. Putusan hakim kesatu diawali dengan kata “al-Hukmu”


(putusan), nama hakim kesatu dan tanggal putusan.
Putusan tersebut menyebutkan nama para pihak
(pemohon dan termohon kasasi), duduk perkara sejak
pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat banding
(Gbr.2)

Gbr.2

hingga memori kasasi dan kontra memori kasasi,


seperti lazimnya putusan kasasi di Indonesia. (Gbr.3)

Gbr.3

kemudian pertimbangan hukum dan ditutup dengan


diktum putusan hakim kesatu. Pada contoh gambar
putusan hakim kesatu menguatkan putusan banding;
(Gbr.4)
Gbr.4

4. Putusan hakim kedua. Seperti halnya putusan hakim


kesatu diawali dengan nama hakim kedua dan tanggal
putusan. Putusan tersebut tampak menanggapi putusan
hakim kesatu, (Gbr.5)

Gbr.5

secara panjang lebar hakim kedua berargumentasi


dalam pertimbangan duduk perkara maupun
pertimbangan hukumnya, kemudian ditutup dengan
diktum putusan hakim kedua. Pada contoh gambar
putusan hakim kedua menguatkan putusan pengadilan
tingkat pertama; (Gbr.6)

34 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Putusan Mancanegara

5. Putusan hakim ketiga seperti halnya putusan hakim


kesatu dan kedua diawali dengan nama hakim ketiga
dan tanggal putusan. Pada contoh gambar, putusan
hakim ketiga tanpa menerangkan pertimbangan
duduk perkara maupun pertimbangan hukumnya, Gbr.7
hanya menyatakan sepakat dengan putusan hakim
kedua. (Gbr.7)

Bisa dikatakan putusan hakim ketiga sangat mirip


dengan pertimbangan hakim kasasi ketika menguatkan
putusan hakim banding; (Gbr.8)

Gbr.8

6. Putusan akhir;

Gbr.9

Demikian sekilas pandang sistematika putusan kasasi Mahkamah Agung Sudan. Penulis sendiri melihat masih perlu
pendalaman, seperti kenapa tidak disebutkan dissenting opinion pada contoh putusan dalam gambar tersebut? Padahal
pada putusan kasasi yang lain (Putusan Kasasi No. 40/2005 tanggal 21/5/2005) disebutkan secara khusus dissenting
opinion atau ro`yun mukhalif, dan pada putusan tersebut susunan majelis hakim disebutkan sebelum putusan hakim
pertama. Kenapa juga tanggal putusan masing-masing hakim berbeda? Apakah tidak terdapat musyawarah majelis?
Berapa tenggang waktu antar putusan hakim menurut hukum acara yang berlaku?. Suatu saat ini bisa menjadi bahan
kajian atau diskusi dengan teman-teman hakim sudan, baik melalui tukar kunjungan maupun studi banding.
(Mahrus Abdurrohim)

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 35


OPINI

Dr. Edi Riadi, SH., MH Panmud Perdata Agama MA RI

PENALARAN HUKUM DALAM


PENYELESAIAN KASUS
PERDATA AGAMA
(Fakta Peristiwa, Fakta Hukum, dan Perumusan Fakta Hukum)
Putusan demikian setidaknya dapat
memberikan informasi yang jelas
akurat dan mudah-mudahan pula
memberikan kepuasan kepada para
pihak, sehingga para pihak merasa
puas dan menerima putusan tanpa
melakukan upaya hukum lainnya
yang menimbulkan penyelesaian
perkara menjadi berlarut-larut.

Untuk memperoleh fakta peristiwa


dan fakta hukum demikian, hakim
sejak sidang pertama sampai dengan
sidang pembacaan putusan tidak
boleh keluar dari koridor hukum
acara. Dalam proses sidang jawab
menjawab dan proses pembuktian,
hakim harus memberikan kesempatan
yang seadil-adilnya kepada para pihak
untuk mengungkapkan dalil-dalil dan
bukti-bukti yang menurut para pihak
A. PENDAHULUAN lengkap, rinci, jelas dan akurat penting disampaikan. Sehingga tidak
Tulisan ini berasal dari bahan ajar yang diperoleh dalam persidangan satupun fakta peristiwa dan fakta
calon hakim agama yang disusun yang termuat dalam Berita Acara hukum yang tidak terungkap atau
penulis. Berawal dari penulusuran Persidangan. Putusan yang disusun tidak jelas dalam persidangan.
putusan-putusan pengadilan agama secara runtut (sistematis) dengan
Namun demikian fakta peristiwa
yang diajukan kasasi ke Mahkamah bahasa yang baik dan benar berisi
dan fakta hukum yang lengkap,
Agung, banyak ditemukan putusan argumentasi hukum yang jelas,
rinci, jelas, dan akurat yang
yang masih lemah dalam bidang tepat dan benar mencerminkan
diperoleh dalam persidangan belum
penalaran hukum, sehingga keprofesionalan seorang hakim.
tentu melahirkan putusan yang baik.
putusannya terkesan sumir. Mudah- Hal ini terpulang kepada sejauh
mudahan putusan hakim peradilan
Putusan yang baik mana hakim memiliki kemampuan
agama ke depan semakin baik dari penalaran hukum yang meliputi:
sisi formal maupun substansial. harus disusun dari
fakta peristiwa Pertama, memetakan fakta
Putusan pengadilan merupakan peristiwa dan fakta hukum yang
cerminan kemampuan seorang dan fakta hukum termuat dalam gugatan dan
hakim dalam memeriksa, mengadili, yang lengkap, rinci, jawaban gugatan;
dan memutus perkara. Putusan jelas dan akurat Kedua, menilai alat bukti untuk
yang baik harus disusun dari fakta
menguji fakta peristiwa dan fakta
peristiwa dan fakta hukum yang

36 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


OPINI

hukum yang diajukan oleh para para pencari keadilan. Dengan membayar ganti rugi atas perbuatan
pihak dalam gugatan dan jawaban demikian, hakim yang baik adalah melawan hukum jika terbukti.
gugatan; hakim yang mampu memilah fakta
Kedua, fakta hukum yang
peristiwa dan fakta hukum dari
Ketiga, merumuskan fakta dibangun atas beberapa kejadian
kasus yang ditanganinya sebelum
hukum yang dijadikan dasar (fakta peristiwa) yang mempunyai
melakukan pembuktian.
tuntutan dari fakta-fakta peristiwa hubungan erat, sehingga rangkaian
dan fakta hukum yang sudah diuji Mengawali penjelaskan langkah kejadian (fakta peristiwa) tersebut
kebenarannya dengan alat bukti pemetaan fakta peristiwa dan membangun fakta hukum.
dalam sidang pembuktian; fakta hukum, penting lebih dahulu Contohnya: 1. Seorang laki-laki(A)
diketahui perbedaan fakta peristiwa dan seorang laki-laki (B) melakukan
Keempat, menemukan norma
dan fakta hukum dan bagaimana akad; 2. dalam akad tersebut A
hukum dari peraturan perundang-
hubungan fakta peristiwa dengan mengucapkan “saya menikahkan
undangan dan/norma hukum
fakta hukum dalam gugatan atau anak perempuan saya bernama
yang berlaku di masyarakat untuk
jawaban gugatan. Fakta peristiwa C kepada anda dengan maskawin
diterapkan dalam kasus yang
adalah suatu kejadian yang tidak 1 (satu) gram mas kontan”; 3.
diadili;
mengandung hak dan kewajiban. B menjawab “saya menerima
Kelima, membangun argumentasi Sebagai contoh seorang istri pernikahan anak bapak dengan saya
hukum manakala hakim tidak meng- cekcok mulut dengan suaminya,
gunakan norma hukum dari peraturan kejadian tersebut merupakan fakta
perundang-undangan dan/norma peristiwa karena tidak menimbulkan
hukum yang berlaku di masyarakat
Fakta peristiwa adalah
hak dan kewajiban baik terhadap
disebabkan norma hukum tersebut istri maupun terhadap suami.
suatu kejadian yang
tidak memuat rasa keadilan untuk Sebaliknya, fakta hukum adalah tidak mengandung
diterapkan dalam kasus yang diadili; suatu kejadian yang menimbulkan hak dan kewajiban.
Keenam, merumuskan pertimbang­­ hak dan kewajiban. Sebagai contoh
­n hukum yang efektif dengan bahasa
a seorang suami memukul istri, kejadian fakta hukum adalah
yang baik dan benar. Semua langkah ini menimbulkan hak bagi istri untuk suatu kejadian yang
menuntut pidana perbuatan KDRT,
tersebut merupakan proses penalaran menimbulkan hak
hukum yang harus dilalui oleh hakim atau menuntut ganti rugi kepada
suami atas perbuatan melawan
dan kewajiban.
dalam memutus perkara dan me­nyusun
sebuah putusan. hukum yang dilakukannya.

Fakta peristiwa sangat mudah


B. Pemetaan Fakta Peristiwa untuk dipahami. Lain halnya dengan dan saya bayarkan mas kawinnya
dan Fakta Hukum fakta hukum, untuk memahami fakta 1 (satu) gram mas kontan”; 4.
Sebagaimana banyak diuraikan hukum diperlukan sedikit kejelian dua orang saksi menaksikan
oleh para pakar hukum acara karena keberagamannya. Sebab akad tersebut; 5. PPN mencatat
perdata, sebuah gugatan dianggap dilihat dari segi substansinya fakta akad perkawinan tersebut. Semua
lengkap jika positanya mengandung hukum setidaknya memiliki empat kejadian (fakta peristiwa) tersebut
feitelijke grond (fakta peristiwa) dan jenis: membangun fakta hukum yaitu “B
rechterlijke grond (fakta hukum). terikat perkawinan sah dengan C”.
Pertama, fakta hukum yang
Pemetaan fakta peristiwa dan fakta Fakta hukum ini menimbulkan hak
terdiri atas satu kejadian (fakta
hukum yang termuat dalam posita dan kewajiban kepada kedua belah
peristiwa). Contohnya “suami
gugatan dan jawaban gugatan (yang pihak secara timbal balik.
memukul si istri”. Fakta hukum
biasa disebut dalil gugatan) sangat
tersebut hanya terdiri dari satu Ketiga, fakta hukum yang
penting. Ketidakmampuan hakim
kejadian (fakta peristiwa) yang dibangun atas dua atau lebih
memetakan fakta peristiwa dan
menimbulkan hak bagi si istri untuk fakta hukum. Contohnya: 1. A dan
fakta hukum dalam gugatan dan
menuntut pidana perbuatan KDRT B terikat perkawinan sah (fakta
jawaban gugatan akan berakibat
atau menuntut ganti rugi terhadap hukum); 2. C lahir dari perkawinan A
blunder dalam pembuktian dan
suaminya sehingga menimbulkan dan B (fakta hukum). Dari dua fakta
lebih lanjut berefek buruk dalam
kewajiban atas suaminya untuk hukum tersebut dapat dibangun
menyusun putusan sehingga tidak
menjalani hukuman pidana atau fakta hukum lainnya, yaitu “C anak
sesuai dengan apa yang diharapkan

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 37


OPINI

sah dari A dan B”. Fakta hukum kejadian/peristiwa yang mempunyai dalam gugatan yang tidak sama
tersebut menimbulkan hak dan hubungan erat; ketiga, yang dengan fakta peristiwa dalam
kewajiban terhadap C sebagai anak dibangun dari dua atau lebih fakta jawaban gugatan (dalam arti fakta
dan A, B sebagai pihak orang tua. hukum; Keempat, yang dibangun peristiwa dan fakta hukum dalam
dari kejadian/peristiwa dan fakta gugatan tidak diakui atau ditolak
Keempat, fakta hukum dibangun
hukum. dalam jawaban gugatan, baik
atas fakta peristiwa dan fakta
dengan penolakan murni atau
hukum. Contohnya: 1. Seorang Fakta peristiwa dan fakta
dengan pengakuan berklausul);
laki-laki (A) terikat perkawinan sah hukum yang dimuat dalam gugatan
dengan wanita bernama B (fakta mungkin benar atau tidak. Untuk Kelima, menentukan fakta
hukum); 2. A mabuk-mabuk (fakta mencari kebenaran fakta peristiwa peristiwa dan fakta hukum mana yang
peristiwa); 3. A cekcok mulut dan fakta hukum yang diajukan harus dibuktikan oleh penggugat dan
dengan B (fakta peristiwa); 4. A oleh penggugat dalam gugatan tergugat.
berpacaran dengan wanita lain diperlukan pembuktian. Sebelum
bernama C (fakta peristiwa). Dari dilakukan proses pembuktian C. Penilaian Alat Bukti
beberapa kejadian (fakta peristiwa) Sebagaimana telah dijelaskan di
dan satu fakta hukum dapat atas, fakta peristiwa dan fakta hukum
dibangun fakta hukum baru, yaitu dalam gugatan merupakan ungkapan
“A dan C cekcok terus-menerus Putusan pengadilan penggugat yang mungkin benar atau
sudah sulit untuk dirukunkan lagi merupakan cerminan mungkin tidak benar, demikian halnya
disebabkan A pacaran lagi dengan kemampuan seorang fakta peristiwa dan fakta hukum
wanita lain”. Fakta hukum tersebut dalam jawaban gugatan merupak­ an
menimbulkan hak kepada B (istri)
hakim dalam
ungkapan tergugat yang mungkin
untuk mengajukan perceraian. memeriksa, mengadili, benar atau mungkin tidak benar.
Sebagaimana dijelaskan di atas
dan memutus perkara. Untuk meyakinkan kebenaran fakta
bahwa fakta hukum adalah suatu/ peristiwa dan fakta hukum dalam
beberapa kejadian/peristiwa yang gugatan dan jawaban gugatan perlu
menimbulkan hak dan kewajiban. diuji dengan alat bukti.
diperlukan pemetaan fakta peristiwa
Selain menimbulkan hak dan Alat bukti yang diajukan oleh
dan fakta hukum yang terdapat
kewajiban, fakta hukum dapat pula penggugat maupun tergugat tidak
dalam gugatan serta fakta peristiwa
meniadakan hak dan kewajiban. dengan serta merta dapat diterima
dan fakta hukum yang terdapat
Sebagai contoh: “Istri meninggalkan oleh hakim atau mengikat bagi hakim.
dalam jawaban gugatan. Pemetaan
rumah tanpa izin suami dan tanpa Akan tetapi alat bukti tersebut harus
fakta peristiwa dan fakta hukum
alasan hukum”. Fakta hukum diuji lebih dahulu apakah alat bukti
tersebut setidaknya harus dilakukan
tersebut meniadakan hak nafkah tersebut relevan, memenuhi syarat
melalui beberapa langkah:
istri karena istri dianggap nusyuz, formal dan syarat materiil. Alat
sebaliknya suami terlepas dari Pertama, menginventarisasi bukti yang tidak relevan harus dike­
kewajiban memberi nafkah karena fakta peristiwa dan fakta hukum sampingkan. Demikian halnya alat
istri nusyuz. Contoh lainnya: “A yang terkandung dalam gugatan; bukti yang tidak memenuhi syarat
membunuh B (ayah A)”. Fakta Kedua, menginventarisasi fakta formal dan/atau syarat materiil harus
hukum tersebut meniadakan hak peristiwa dan fakta hukum yang dikesampingkan. Pembahasan men-
waris A dari harta warisan B. terkadung dalam jawaban gugatan; genai persyaratan alat bukti sudah
Kesimpulannya fakta peristiwa banyak ditulis oleh para ahli hukum
Ketiga, memilah dan memilih acara perdata, sehingga tidak akan
adalah kejadian yang tidak fakta peristiwa dan fakta hukum
mengandung hak dan kewajiban. diuraikan dalam tulisan ini.
yang sama dalam gugatan dan
Adapun fakta hukum adalah dalam jawaban gugatan (dalam arti Tulisan ini hanya menguraikan
kejadian yang mengandung hak dan fakta peristiwa dan fakta hukum betapa pentingnya langkah penilaian
kewajiban atau meniadakan hak dalam gugatan dibenarkan dalam alat bukti sebelum alat bukti tersebut
dan kewajiban. Fakta hukum terdiri jawaban gugatan); digunakan untuk menguji kebenaran
dari: Pertama, yang dibangun dari fakta peristiwa dan fakta hukum
satu kejadian/peristiwa; kedua, Keempat, memilah dan memilih dalam sebuah gugatan dan jawaban
yang dibangun dari beberapa fakta peristiwa dan fakta hukum gugatan.

38 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


OPINI

D. PERUMUSAN FAKTA HUKUM Pejabat Pencatat Nikah yang Nikah yang berwenang. Setelah
Perumusan fakta hukum di sini berwenang. Setelah beberapa beberapa fakta peristiwa
harus dibedakan dengan fakta fakta peristiwa tersebut dan fakta hukum dalam
hukum yang terkandung dalam dibuktikan kebenarannya dalam permohonan tersebut dibuktikan
gugatan atau jawaban gugatan. sidang pembuktian, disimpulkan kebenarannya dalam sidang
Perumusan fakta hukum yang sebuah fakta hukum “Pemohon pembuktian, disimpulkan sebuah
dimaksud adalah kegiatan berpikir telah melangsungkan per- fakta hukum “Pemohon telah
(ijtihad) hakim untuk mengambil kawinan dengan wanita Y melangsungkan perkawinan
kesimpulan dari beberapa fakta menurut Hukum Islam setelah kedua (poligami) dengan
peristiwa dan fakta hukum dalam berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 perempuan Y menurut Hukum
gugatan atau jawaban gugatan akan tetapi tidak dicatat oleh Islam setelah berlakunya UU
yang sudah diyakini kebenarannya, Pegawai Pencatat Perkawinan No. 1 Tahun 1974, akan tetapi
dengan alat bukti yang diajukan oleh yang berwenang”. tidak mendapat persetujuan
penggugat dan tergugat, menjadi dari istri pertama dan tidak
2. Pemohon mengajukan pengesah-
sebuah fakta hukum atau beberapa mendapat izin poligami dari
an perkawinan dengan mengaju-
fakta hukum yang dijadikan dasar pengadilan serta tidak dicatat
kan beberapa fakta peristiwa dan
tuntutan. Perumusan fakta hukum oleh Pegawai Pencatat Nikah
fakta hukum sebagai berikut: 1).
sangat penting dilakukan oleh yang berwenang”.
Pemohon terikat perkawinan
hakim untuk melakukan langkah
sah dengan wanita bernama A; 3. Pemohon mengajukan pengesah-
lebih lanjut yaitu menemukan dan
an perkawinan dengan menge-
menerapkan hukum.
mukakan beberapa fakta peristiwa
Untuk memudahkan pemahaman Perumusan fakta dan fakta hukum sebagai berikut:
langkah perumusan fakta hukum hukum sangat penting 1). Pemohon terikat perkawinan
dari fakta peristiwa dan fakta sah dengan wanita bernama A;
hukum yang tekandung dalam
dilakukan oleh hakim 2). Pemohon melakukan akad
gugatan dan jawaban gugatan untuk melakukan dengan seorang bernama X pada
setelah pembuktian dapat dilihat langkah lebih lanjut tanggal 19 Oktober 2005; 3). X
dalam beberapa contoh di bawah yaitu menemukan dan adalah ayah seorang perem-
ini: puan bernama Y; 4). Dalam akad
menerapkan hukum.
tersebut X mengucapkan “saya
1. Penggugat mengajukan per­
mengawinkan anda dengan
mohonan pengesahan perkawinan
anak perempuan saya bernama
dengan mengajukan beberapa
2). Pemohon melakukan akad Y dengan maskawin berupa
fakta peristiwa sebagai berikut: 1).
dengan seorang bernama X gelang emas 10 gram kontan”;
Pemohon melakukan akad dengan
pada tanggal 19 Oktober 2005; 5). Pemohon menjawab “saya
seorang bernama X pada tanggal
3). X adalah ayah seorang menerima kawin dengan anak
19 Agustus 2005; 2). X adalah ayah
perempuan bernama Y; 4). Dalam perempuan bapak yang bernama
seorang perempuan bernama Y;
akad tersebut X mengucapkan Y dengan maskawin berupa
3). Dalam akad tersebut X meng-
“saya mengawinkan anda gelang emas 10 gram kontan”;
ucapkan “saya mengawinkan
dengan anak perempuan saya 6). Akad perkawinan tersebut
anda dengan anak perempuan
bernama Y dengan mas kawin disaksikan oleh dua orang saksi
saya bernama Y dengan mas
berupa gelang emas 10 gram dewasa dan beragama Islam;
kawin berupa gelang mas 10
kontan”; 5). Pemohon menjawab 7). Akad tersebut tidak dicatat
gram kontan”; 4). Pemohon
“saya menerima kawin dengan oleh Pegawai Pencatat Nikah
menjawab “saya menerima
anak perempuan bapak yang yang berwenang. 8). Pemohon
kawin dengan anak bapak
bernama Y dengan maskawin dan Y telah memperoleh dua
yang bernama Y dengan mas
berupa gelang emas 10 gram orang anak. Setelah beberapa
kawin berupa gelang emas 10
kontan”; 6). Akad tersebut fakta peristiwa dan fakta
gram kontan”; 5). Akad tersebut
disaksikan oleh dua orang hukum dalam gugatan tersebut
disaksikan oleh dua orang saksi
saksi dewasa dan beragama dibuktikan kebenarannya dalam
dewasa dan beragama Islam; 6).
Islam; 7). Akad tersebut tidak sidang pembuktian, diambil ke-
Akad tersebut tidak dicatat oleh
dicatat oleh Pejabat Pencatat

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 39


OPINI

simpulan sebuah fakta hukum berikut: 1). X anak perempuan dalil yang dikemukakan oleh
“Pemohon telah melangsung- Pemohon telah melangsungkan Pemohon, akan tetapi sebetulnya
kan per­kawinan kedua (pol- akad perkawinan dengan lelaki X sebelum melangsungkan
igami) dengan perempuan Y Y menurut Hukum Islam pada perkawinan telah mengajukan
menurut Hukum Islam setelah tanggal 19 Oktober 2005 permohonan persetujuan kepada
berlakunya UU No. 1 Tahun 1974, di kota Bogor; 2). Pemohon Pemohon untuk berpoligami
akan tetapi tidak mendapat bertempat tinggal di kota tetapi Pemohon tidak memberi-
persetujuan dari istri pertama, Bogor pula; 3). Yang menjadi kan persetujuan dan pengadilan
tidak mendapat izin poligami wali dalam perkawinan X dan telah menolak pernohonan izin
dari pengadilan dan tidak Y adalah paman X dari pihak poligami yang diajuan oleh
dicatat oleh Pegawai Pencatat ibu. Dalam jawabannya X dan Y X. Dalam sidang pembuktian
Nikah yang berwenang, namun (Termohon 1 dan 2) mengajukan semua dalil yang dikemukakan
demikian Pemohon dan Y telah dalil: 1). Benar X dan Y telah oleh Pemohon dan Termohon
memperoleh dua orang anak”. melangsungkan perkawinan. dapat dibuktikan. Dari fakta-
2). Wali dalam perkawinan fakta tersebut dapat diambil
4. Pemohon mengajukan permohon­
tersebut adalah paman X dari kesimpulan sebuah fakta hukum
­an pembatalan perkawinan, dengan
pihak ibu. 3). X dan Y sekarang “X dan Y melangsungkan
mengajukan fakta peristiwa dan
telah memperoleh seorang pernikahan poligami menurut
fakta hukum sebagai berikut:
anak. Dalam sidang pembuktian Hukum Islam setelah berlaku­
1). Pemohon mempunyai anak
semua dalil yang dikemukakan nya UU No. 1 Tahun 1974
perempuan bernama X; 2). Anak
oleh Pemohon dan dalil yang dan dicatat oleh PPN yang
perempuan Pemohon telah
dikemukakan oleh X dan Y berwenang, akan tetapi X
melangsungkan akad perkawinan
(Termohon 1 dan 2) dapat pada saat melangsungkan
dengan lelaki Y menurut Hukum
dibuktikan dalam persidangan. perkawinan tidak mendapat
Islam pada tanggal 19 Oktober
Dari fakta-fakta tersebut dapat persetujuan istri pertama dan
2005 di kota Bogor; 3). Pemohon
diambil kesimpulan sebuah fakta tidak mendapat izin poligami
bertempat tinggal di kota Bogor
hukum “X dan Y melangsungkan dari pengadilan”.
pula; 3). Yang menjadi wali dalam
perkawinan setelah berlakunya
perkawinan X dan Y adalah 7. Pemohon mengajukan per­
UU No. 1 Tahun 1974 dengan wali
paman X dari pihak ibu; 4). mohonan pembatalan perkawin-
nikah paman X dari pihak ibu,
Usia perkawinan X dan Y baru an, dengan mengajukan dalil-
sedangkan ayah X masih hidup
berlangsung dua bulan. Dalam dalil sebagai berikut: 1). X
dan tinggal di kota di mana
sidang pembuktian semua dalil telah melangsungkan akad
perkawinan dilangsungkan,
yang dikemukakan oleh Pemohon perkawinan dengan lelaki Y
akan tetapi X dan Y telah
dapat dibuktikan. Dari fakta-fakta menurut Hukum Islam pada
memperoleh seorang anak”.
tersebut dapat diambil kesimpulan tanggal 19 Oktober 2005 di kota
sebuah fakta hukum “X dan Y 6. Pemohon mengajukan permohon­ Bogor; 2). Perkawinan tersebut
melangsungkan perkawinan an
­ pembatalan perkawinan, tercatat di KUA Kecamatan
menurut Hukum Islam setelah dengan mengajukan dalil-dalil Cijeruk Kabupaten Bogor;
berlakunya UU No. 1 Tahun sebagai berikut: 1). X telah 3). Sewaktu melangsungkan
1974 dengan wali nikah paman melangsungkan akad perkawinan perkawinan dengan Y, X masih
X dari pihak ibu, sedangkan dengan lelaki Y menurut Hukum terikat perkawinan sah dengan
ayah X masih hidup dan tinggal Islam pada tanggal 19 Oktober Pemohon. Y (Termohon II)
di kota di mana perkawinan 2005; 2). Perkawinan tersebut dalam jawaban mengemukakan
dilangsungkan dan perkawinan tercatat di KUA Kecamatan dalil bahwa sewaktu melangsung
tersebut baru berusia dua Cijeruk Kabupaten Bogor; 3). perkawinan X berstatus duda
bulan”. X sewaktu melangsungkan berdasarkan surat kematian
perkawinan dengan Y masih istri X yang dikeluarkan oleh
5. Pemohon mengajukan per­
terikat perkawinan sah dengan Pejabat Catatan Sipil Kabupaten
mohonan pembatalan perkawin-
Pemohon. Termohon I (X) dalam Bogor. Dalam pembuktian
an, dengan mengajukan fakta per-
jawabannya membenarkan dalil- semua dalil yang dikemukakan
istiwa dan fakta hukum sebagai

40 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


OPINI

pisah tempat tinggal selama enam menjalin hubungan cinta dengan


bulan; 5). Termohon tinggal ber- wanita lain;. 3). Termohon tidak
Putusan yang disusun sama orang tuanya dan Pemohon tahan melihat kelakuan Pemohon
secara runtut tinggal di tempat tinggal ber­sama. sehingga Termohon sering marah
Dalam jawabannya Termohon karena emosi. Dalam sidang
(sistematis) dengan
mengajukan dalil-dalil sebag­ ai pembuktian dalil-dalil Pemohon
bahasa yang baik berikut: Tidak benar rumah tangga dan Termohon dapat dibuktikan
dan benar berisi Pemohon dan Termohon sudah kebenarannya. Dari fakta-fakta
argumentasi hukum tidak harmonis, rumah tangga tersebut dapat diambil kesimpul-
yang jelas, tepat dan Pemohon dan Termohon tetap an “Pemohon dan Termohon
harmonis, perpisahan tempat ting- cekcok terus-menerus sudah
benar mencerminkan gal hanya disebabkan Termohon sulit untuk dirukunkan di-
keprofesionalan harus mengurus orang tua Ter- sebabkan Pemohon menjalin
seorang hakim mohon yang dalam keadaan sakit hubungan cinta dengan wanita
keras dan atas izin dari Pemo- lain, dan mereka sudah pisah
hon. Dalam pembuktian dalil- rumah selama satu bulan”.
oleh Pemohon dan Termohon dalil Pemohon dapat dibuktikan,
10. Penggugat mengajukan nafkah
II dapat dibuktikan, dan akta sedangkan dalil Termohon bahwa
idah dengan mengajukan dalil-
kematian yang dijadikan dasar ia merawat orang tuanya yang
dalil sebagai berikut: 1). Peng-
perkawinan X dengan Y adalah sakit keras tidak terbukti karena
gugat telah bercerai dengan
akta kematian istri pertama orang tua Termohon hanya sakit
Tergugat; 2). Perceraian tersebut
X yang bernama B sebelum ringan. Dari fakta-fakta tersebut
diajukan ke pengadilan agama
menikah dengan Pemohon. dapat diambil kesimpulan sebuah
oleh Penggugat; 3). Bahwa dalam
Oleh karena itu, dari fakta- fakta hukum “Rumah tangga
putusan perceraian pengadilan
fakta tersebut dapat diambil Pemohon dan Termohon sudah
tidak menetapkan nafkah idah;
kesimpulan sebuah fakta hukum tidak harmonis dan sudah sulit
4). Selama masa idah Tegugat
“X dan Y melangsungkan untuk dirukunkan disebabkan
tidak pernah membayar nafkah
perkawinan poligami menurut Termohon memiliki Pria Idaman
idah. Dalam jawabannya Tergugat
Hukum Islam setelah berlakunya Lain”.
meng­ ajukan dalil-dalil sebagai
UU No. 1 Tahun 1974, dicatat
9. Pemohon mengajukan permohon­ berikut: “Bahwa tidak harmonis­
oleh PPN yang berwenang
an izin talak, dengan mengaju-
­ nya rumah tangga tersebut
tanpa mendapat persetujuan
kan dalil-dalil sebagai berikut: disebabkan Penggugat menjalin
istri sah (Pemohon) dan tanpa
1).Pemohon terikat perkawinan sah hubung­ an cinta dengan bekas
mendapat izin poligami dari
dengan Termohon; 2).Perkawinan kekasih lamanya”. Dalam sidang
pengadilan, akan tetapi Y pada
Pemohon sudah berlangsung lima pem­ buktian dalil Penggugat dan
saat perkawinan beriktikad
tahun; 3). Rumah tangga Pemo- Tergugat dapat dibuktikan. Dari
baik karena sepengetahuan Y,
hon dan Termohon sudah tidak dalil-dalil tersebut dapat diambil
X berstatus duda mati”.
harmonis disebabkan Termohon kesimpulan sebuah fakta hukum
8. Pemohon mengajukan permohon­­­­­ sering marah-marah, tidak mau “Tegugat tidak memberi nafkah
an izin talak, dengan mengaju­
­ mendengar nasihat Pemohon; 4). idah kepada Penggugat, per-
kan dalil-dalil sebagai berikut: 1). Pemohon dan Termohon sudah ceraian Penggugat dan Tergugat
Pemohon terikat perkawinan sah pisah tempat tinggal selama satu disebabkan Penggugat menjalin
dengan Termohon; 2). Perkawinan bulan, 5). Termohon tinggal ber- hubungan cinta dengan kekasih
pemohon sudah berlangsung lima sama orang tuanya dan Pemohon lamanya”.
tahun; 3). Rumah tangga Pemo- tinggal di tempat tinggal bersama.
11. Penggugat (mantan istri) meng­
hon dan Termohon sudah tidak Dalam jawabannya Termohon
ajukan gugatan harta bersama
harmonis disebabkan Termohon mengajukan dalil-dalil sebagai
dengan mengajukan dalil-dalil
menjalin hubungan cinta den­ g­ berikut: 1). Benar Termohon tinggal
sebagai berikut: 1). Penggugat
‑an laki-laki lain bernama X; 4). bersama orang tua sudah satu
telah bercerai dengan Tergugat;
Pemohon dan Termohon sudah bulan; 2). disebabkan Pemohon
2).Selama berumah tangga Peng-

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 41


OPINI

gugat dan Tergugat telah membeli Penggugat dan Tergugat selama gugat, karena selama berumah
satu bidang tanah luas 200 m² berumah tangga telah membeli tangga Penggugat tidak punya
dan sebuah bangunan rumah di Tanah dan rumah di atas tanah pekerjaan, bahkan kegiatan
atas tanah tersebut serta sebuah tersebut serta sebuah mobil SUV sehari-harinya bukan membantu
mobil SUV merek Chevrolet. Chevrolet, akan tetapi Penggugat usaha Tergugat atau setidaknya
3).Harta bersama tersebut setelah sebagai istri tidak menjalan- mengurus rumah tangga dan
bercerai dikuasai oleh Tergugat. kan kewajibannya sebagai ibu anak-anak di rumah malah
Dalam jawabannya Tergug­at meng­ rumah tangga, semua urusan Penggugat bermain judi dengan
ajukan dalil-dalil sebagai berikut: rumah tangga dan pengurusan teman-temannya bahkan tidak
Bahwa benar Penggugat dan Ter- anak ditangani oleh pembantu sedikit uang hasil Penggugat
gugat selama berumah tangga dan Tergugat sedangkan Peng- habis dimeja judi, dan percerai-
telah membeli Tanah dan rumah di gugat setiap hari sibuk shopping, an Tergugat dengan Penggugat
atas tanah tersebut serta sebuah arisan, dan traveling bersama disebabkan Penggugat pemain
mobil SUV Chevrolet, akan teman-teman arisannya. Dalam judi dan main perempuan.
tetapi Penggugat sebagai istri sidang pembuktian dalil-dalil Dalam sidang pembuktian dalil-
tidak menjalankan kewajiban- Penggugat dapat dibuktikan dan dalil Penggugat dapat dibuktikan,
nya sebagai ibu rumah tangga, Tergugat dapat pula membukti- demikian halnya Tergugat dapat
semua urusan rumah tangga dan kan dalil jawabannya. Dari fakta- membuktikan dalil jawabannya.
pengurusan anak ditangani oleh fakta yang dapat dibuktikan dapat Dari fakta-fakta yang telah dibuk-
pembantu dan Tergugat, sedang- diambil kesimpulan sebuah fakta tikan kebenarannya dalam sidang
kan Penggugat setiap hari sibuk hukum “Penggugat dan Tergu- pembuktian dapat diambil kesim-
shopping, arisan, dan traveling gat selama perkawinan telah pulan sebuah fakta hukum “Peng-
bersama teman-teman arisan- memperoleh harta bersama gugat dan Tergugat selama
nya. Dalam sidang pembuktian berupa tanah dan rumah serta perkawinan telah memperoleh
dalil-dalil gugatan Penggugat mobil, akan tetapi Tergugat harta bersama berupa tanah
dapat dibuktikan, sedangkan dalil selama berumah tangga tidak dan rumah serta mobil, akan
jawaban Tergugat tidak dapat melaksanakan kewajibannya tetapi Penggugat tidak melak-
dibuktikan. Dari fakta-fakta yang sebagai ibu rumah tangga”. sanakan kewajibannya sebagai
dapat dibuktikan tersebut dapat suami, bahkan yang mencari
13. Penggugat (mantan suami) me­ -
diambil kesimpulan sebuah fakta nafkah adalah Ter­ gugat seba-
ng­­aju­­kan gugatan harta bersama
hukum “Penggugat dan Tergugat gai istri dan harta bersama
dengan mengajukan dalil-dalil
selama perkawinan telah mem- tersebut murni di­ peroleh dari
sebagai berikut: 1).Penggugat
peroleh harta bersama berupa hasil usaha Tergugat”.
telah bercerai dengan Tergugat;
tanah dan rumah serta mobil”.
2).Selama berumah tangga Peng- 14. Penggugat mengajukan gugatan
12. Penggugat (mantan istri) me­ ng­ gugat dan Tergugat telah membeli waris dengan mengajukan dalil-
aju­
kan gugatan harta bersama satu bidang tanah luas 200 m² dalil sebagai berikut: 1). Ayah
dengan mengajukan dalil-dalil dan sebuah bangunan rumah di Penggugat meninggal dunia;
sebagai berikut: 1). Penggugat atas tanah tersebut serta sebuah ­­2). Pewaris meninggalkan harta
telah bercerai dengan Tergu- mobil SUV merek Chevrolet. warisan berupa uang satu miliar;
gat; 2). Selama berumah tangga 3).Harta bersama tersebut sete- 3).Pewaris meninggalkan seorang
Penggugat dan Tergugat telah lah ber­ cerai dikuasai oleh Tergu- anak laki-laki (Peng­ gugat) dan
membeli satu bidang tanah luas gat. Dalam jawabannya Tergugat seorang anak perempuan ber-
200 m² dan sebuah bangunan meng­ ajukan dalil-dalil sebagai nama X (Tergugat); 4). Harta
rumah di atas tanah tersebut berikut: Bahwa benar Penggugat warisan Pewaris dikuasai oleh X.
serta sebuah mobil SUV merek dan Tergugat selama berumah Dalam jawabannya X mengajukan
Chevrolet. 3). Harta bersama tangga telah membeli Tanah dan dalil-dalil sebagai berikut: “Bahwa
tersebut setelah bercerai dikuasai rumah di atasnya serta sebuah harta yang dikuasai oleh X adalah
oleh Tergugat. Dalam jawabannya mobil SUV Chev­ rolet, akan tetapi milik X dari hasil usaha X”. Dalam
Tergugat mengajukan dalil-dalil tanah, rumah dan mobil tersebut sidang pembuktian Penggugat
sebagai berikut: “Bahwa benar dibeli dari uang hasil usaha Ter- dapat membuktikan dalil gugatan­

42 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


OPINI

nya, sedangkan X tidak dapat meninggalkan dua orang anak jarang. Tergugat dalam jawaban-
membuktikan dalil jawabannya. yakni Pengguat dan Tergugat nya menjelaskan: 1. Penggugat
Dari fakta-fakta yang yang dan Pewaris meninggalkan tidak berhak mewaris dari Pewaris.
sudah dibuktikan kebenarannya harta warisan sejumlah satu Dalam sidang pem­ buktian dalil-
dapat diambil kesimpulan fakta miliar. Selama pewaris men- dalil penggugat dapat dibuktikan
hukum sebagai berikut: “Pewaris derita sakit samp­ai meninggal kebenarannya. Dari fakta-fakta
meninggalkan dua orang anak dunia Tergugat yang merawat yang dapat di­ buktikan dapat
yakni Penggugat dan Tergugat dan mendampingi sedangkan diambil kesimpulan sebagai fakta
dan meninggalkan harta warisan Peng­-ugat tidak peduli dengan hukum “A meninggal dunia me-
uang sejumlah satu miliar”. keadaan pewaris, di samping ninggalkan harta warisan dan
itu biaya pendidikan Peng- meninggalkan bibi dan paman
15. Penggugat mengajukan gugatan
gugat lebih besar disbanding dari pihak ayah, dan selama
waris dengan mengajukan dalil-
biaya pendidikan Tergugat”. A menderita sakit Penggugat
dalil sebagai berikut:1). Ayah
sebagai bibi yang merawat dan
Penggugat meninggal dunia; 2).
mendapinginya”.
meninggalkan harta satu miliar;
3). meninggalkan seorang anak 17. Penggugat mengajukan guga-
laki-laki (Penggugat) dan seorang Untuk memperoleh tan waris dengan mengajukan
anak perempuan bernama X (Ter- fakta peristiwa dalil-dalil sebagai berikut: 1). A
gugat); 4). Harta warisan pewaris me­ninggal dunia meninggalkan
dan fakta hukum
dikuasai oleh X. Dalam jawa- Penggugat (cucu laki-laki dari
bannya X mengajukan dalil-dalil
demikian, hakim anak perempuan) dan Tergugat
sebagai berikut: “Bahwa benar sejak sidang pertama (saudara laki-laki sekandung
harta yang dikuasai oleh X adalah sampai dengan sidang pewaris); 2). A meninggalkan
warisan dari Pewaris, akan tetapi harta warisan berupa tanah dan
pembacaan putusan
Penggugat tidak berhak mewarisi rumah di atas tanah tersebut; 3).
harta warisan tersebut karena
tidak boleh keluar dari Harta warisan tersebut dikuasai
Penggugat selama ini telah dis- koridor hukum acara. oleh Tergugat. 4). Hukum yang
ekolahkan ke luar negeri dengan berlaku di tengah masyarakat di
biaya yang sangat tinggi sedang- mana Penggugat dan Tergugat
kan X hanya sampai sekolah bertempat tinggal berlaku hukum
menengah atas, di samping itu 16. Penggugat mengajukan gugatan kekeluargaan bilateral yang tidak
selama orang tua menderita waris dengan mengajukan membedakan garis kekeluargaan
sakit Penggugat tidak pernah dalil-dalil sebagai berikut: 1). A laki-laki dan perempuan. Tergugat
ikut me-rawat pewaris, justru meninggal dunia meninggal- dalam jawabannya menyata­ kan:
yang me-rawat pewaris selama kan Penggugat (bibi A dari pihak Bahwa Penggugat tidak berhak
sakit adalah Tergugat sebagai ayah) dan Tergugat (paman A dari atas harta warisan tersebut.
anak perempuan bahkan pewaris pihak ayah); 2). A meninggalkan Dalam sidang pembuktian dalil
semasa masih hidup sempat harta warisan berupa tanah dan Penggugat dapat dibuktikan kebe-
mangatakan: “betapa teganya rumah di atas tanah tersebut; 3). narannya. Dari fakta-fakta yang
Penggugat yang disekolahkan Harta warisan tersebut dikuasai dapat dibuktikan dapat diambil
oleh pewaris ke luar negeri tidak oleh Tergugat; 4). Hukum yang kesimpulan se­ bagai fakta hukum
pernah mau me-rawat pewaris”. berlaku di tengah masyarakat di “A meninggal dunia meninggal-
Dalam pembuktian Penggugat mana Penggugat dan Tergugat kan harta warisan ­ dan mening-
dapat membuktikan dalil gugatan- bertempat tinggal berlaku hukum galkan cucu laki-laki dari anak
nya dan Tergugat (X) dapat pula kekeluargaan bilateral yang tidak perempuan dan saud­ ara laki-
membuktikan dalil jawaban guga- membedakan kaum wanita dan laki sekandung, dan masyarakat
tannya. Dari fakta-fakta yang laki-laki; 5). Penggugat yang di mana Penggugat dan Ter-
dapat dibuktikan kebenarannya merawat pewaris selama ia sakit; gugat hidup menganut sistem
dapat diambil kesimpulan fakta Tergugat tidak pernah merawat kekeluargaan bilateral”.
hukum sebagai berikut: “Pewaris pewaris bahkan menengok pun
Demikian beberapa contoh

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 43


OPINI

perumusan fakta hukum dari b. “Pemohon telah melangsung­ dapat persetujuan dari istri pertama;
fakta-fakta kejadian dan/fakta -kan perkawinan poligami 4. Perkawinan Pemohon tidak
hukum yang terkandung dalam dengan perempuan Y menurut mendapat izin poligami dari peng-
gugatan Penggugat dan jawaban Hukum Islam setelah ber- adi­
lan; 5. Perkawinan Pemohon
Tergugat yang telah diyakini hakim lakunya UU Perkawinan, akan tidak dicatat oleh Pejabat Pencatat
kebenarannya melalui pembuktian. tetapi tidak mendapat per- perkawinan yang berwenang. Unsur
Dalam beberapa kasus yang sejenis setujuan dari istri pertama, pembeda dari dua fakta hukum
mungkin memiliki fakta hukum tidak mendapat izin poligami tersebut adalah: Fakta hukum
berbeda karena muatan unsur yang dari pengadilan dan tidak pertama, perkawinan Pemohon
berbeda. Merespons fakta hukum dicatat oleh Pejabat Pencatat dengan Y belum mempunyai anak;
yang berbeda dalam kasus yang Perkawinan yang berwenang, sedangkan dalam fakta hukum
sejenis tidak seharusnya hakim namun demikian Pemohon dan kedua, perkawinan pemohon
memutus dengan putusan yang Y telah memperoleh anak”. dengan Y telah memperoleh anak.
sama. Sebagai contoh dua fakta
Dua fakta hukum dalam per- Proses lebih lanjut setelah dilaku-
hukum yang harus diputus oleh
mohonan pengesahan nikah kan perumusan fakta hukum hakim
hakim dalam kasus permohonan
tersebut memiliki beberapa unsur berkewajiban melakukan langkah
pengesahan nikah di bawah ini:
yang sama dan satu unsur yang berikutnya yaitu tahap penemuan
a. “Pemohon telah melangsungkan berbeda. Unsur yang sama dalam hukum dan penerapan hukum yang
perkawinan kedua (poligami) fakta hukum angka satu dan dua Insya Allah akan diuraikan.
dengan perempuan Y menurut adalah: 1. Pemohon melangsungkan *Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Varia
Peradilan No 325 Desember 2012.
Hukum Islam setelah berlakunya pernikahan poligami menurut
UU Perkawinan, akan tetapi tidak Hukum Islam setelah berlakunya
mendapat persetujuan dari istri UU Perkawinan; 2. Pemohon pada
pertama, tidak mendapat izin saat melangsungkan perkawinan
poligami dari pengadilan dan tidak masih terikat per­ kawinan yang
dicatat oleh Pegawai Pencatat sah dengan perempuan lain; 3.
Perkawinan yang berwenang”. Perkawinan Pemohon tidak men-

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim Zaidan, Nizâm al-Qazâi fî al-Syarî’ah al-Islâmiyyah, Beirut, Muassasah al-Risâlah, 2002.
Abdullah bin Muhammad bin Sa’di Al-Khunain, Tasbîb al-Ahkâm al-Qazâiyyah fî al-Syarî’ah al-Islâmiyyah, Riyad, Maktabah
al-Tadmuriyyah, 1428 H.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Al-zuruq al-Hukmiyyah fi al-Siyâsah al-Syar’iyyah, Beirut, al-Maktab al-Islâmî, 2002.
Muhammad Ali Khalil al-Tha’ani, Sultah al-Qazâî fî Taujîhi Sayr Ijrââti al-Khusûmah al-Madaniyyah, Urdun, Dâr al-Musayrah, 2009.
Mahmud Muhammad Nashir Barakat, Al-Sultah al-Taqdîriyyah li al-Qâdî fî al-Fiqh a-al-Islâmî, Urdun, Dâr al-Nafâis, 2007.
Muhammad Baltaji, Manhaj ‘Umar bin al-Khaththâb fî al-Tasyrî’i: Dizâsah Mustau’abah li Fiqh ‘Umar wa Tanzîmâtihi, Kairo, Dâr
al-Salâm, 2003.
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Jakarta, Sinar Grafika, 2005.
R. Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Jakarta, Pradnya Paramita, 1993.
Shalih bin Abdullah al-Hazlul, Atsar al-Qadâ fî al-Da’wah ilâ Allah Ta’alâ, Riyad, Dâr al-Wayyibah, 2005.
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 1988.

44 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Wawancara EKSkLUSIF

Ketua Kamar Peradilan Agama MA RI

Dr.H. Andi Syamsu Alam, S.H., M.H

Ingin Hakim PA Seberani


Umar bin Khattab
MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 45
Wawancara EKSkLUSIF

Ketua Kamar Peradilan Agama MA RI

apa adanya saja, mau jelek atau


baik. Hasilnya juga tidak maksimal
dan tidak sesuai harapan kita
semua. Dulu, ada perlombaan TI
di setiap PA-PA seluruh Indonesia,
pemenangnya mendapatkan hadiah
dan piagam. Sekarang, seharusnya
perlombaan membuat putusan antar
PA-PA juga demikian, pemenangnya
mendapatkan penghargaan.

Bagaimana bentuk
penghargaannya?
Memang mereka berkualitas
sesuai dengan Tupoksinya. Jadi ke
depan, para hakim PA yang akan
menjadi pimpinan PA atau PTA
Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H., M.H. (kelima dari kiri) setelah selesai ujian adalah orang-orang yang memang
terbuka promosi doktor di Universitas Gadjah Mada pada 2011 lalu. benar-benar terpilih dan bukan
semata-mata melihat pada pangkat

D
r. H. Andi Syamsu Alam, S.H., PA. Alhamdulillah Dirjen menyambut­ dan senioritas saja. Itulah harapan
M.H memberikan perhatian nya dengan diskusi hukum kemarin. saya.
besar peningkatan kualitas Saya ingin menjadikan tahun 2013
putusan hakim Pengadilan Agama. ini sebagai tahun putusan, Ini adalah Bagaimana Bapak melihat
Tim Majalah Digital Peradilan Agama era putusan yang ber-kualitas. Saya putusan PA dulu dan sekarang?
melakukan wawancara dengannya berharap kawan-kawan di daerah me- Putusan PA zaman dulu adalah
pada hari Rabu, 1 Mei 2013. Berikut mahaminya dan mengikuti gerakan ini. fikih minded dan kita lihat dalilnya
petikan wawancaranya. sama semua. Formatnya sama karena
Bagaimana mendorong telah dicetak banyak dengan stensil.
Apa komentar Bapak terhadap hakim PA membuat putusan Saya ingat betul dalil yang kerap di-
diskusi hukum yang diseleng- yang berkualitas? pakai dalam setiap putusan perceraian
garakan oleh Ditjen Badilag? Oleh karena ini adalah fokus Badi- adalah “At-tholaqu marrataini”. Saya
Saya sangat mendukung diskusi lag dan Kamar Peradilan Agama pada sudah menemukannya sejak saya
hukum semacam itu. Saya telah tahun 2013, saya akan meng­ajak Badi- menjadi hakim PA sekitar tahun 1976
menyarankan Dirjen Badilag untuk lag untuk meningkatkan pem-binaan sampai dengan 1980an.
menyelenggarakan diskusi seperti itu sedemikian rupa. Bahkan, saya ber-
Setelah tahun 1980an mulai ter-
setiap tiga bulan sekali. Selain tema harap sekali putusan demi putusan
jadi perubahan putusan hakim PA.
tentang peningkatan putusan hakim yang dihasilkan pengadilan agama
Para sarjana hukum dan sarjana
PA, tema-tema lain yang berhubungan tingkat pertama dan tingkat banding
syariah sudah banyak yang men-
dengan teknis yustisial PA juga perlu dianalisa di daerahnya masing-mas-
jadi hakim PA. Putusan yang tadinya
diangkat dalam diskusi tersebut. ing, apak­ah sudah memenuhi kriteria
hasil cetakan stensil sudah mulai
putusan yang baik atau belum?
diketik dan stensil sendiri ditinggal-
Bagaimana Bapak Saya juga meminta Dirjen Badilag
kan. Sedikit demi sedikit putusan
menilai putusan PA? untuk mengadakan perlombaan
PA mulai berubah. Dalilnya menjadi
Jujur saja, putusan PA selama ini membuat putusan yang terbaik dan
beraneka ragam baik yang bersum-
ada yang bagus sekali dan ada pula ada reward.
ber dari berbagai kitab fikih pilihan
yang amburadul. Saya selalu ber­
maupun peraturan perundang-
diskusi dengan jajaran Hakim Agung Kenapa harus ada reward?
undangan yang relatif menjawab
dan Dirjen Badilag bagaimana caranya Sebab, kalau tidak ada reward,
perkara di PA.
meningkatkan kualitas putus­an Hakim para hakim akan membuat putusan

46 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Wawancara EKSkLUSIF

Apa masih ada perubahan yang Selama ini, putusan kami yang baru harus diuraikan, dijelaskan agar men-
signifikan? hanya diketahui oleh kami saja dan capai keadilan. Hakim memutus demi
Tentu, hakim PA sekarang diboleh­ pengadilan agama yang mengajukan keadilan. “An-tahkumu bil ‘adli” bukan
kan berpendapat karena ber­pendapat kasasi, lalu para hakim PA seluruh “an-tahkumu bi ad-dalil”.
itu dilindungi oleh undang-undang. Indonesia tidak tahu.
Bagaimana dalam praktiknya?
Karena rangsangannya seperti itu, Sebagai contoh putusan MA
Saya ingin mencontohkan hakim
maka hakim PA semakin berani tentang anak tiri yang tidak
yang sangat hebat yaitu Umar bin
berpendapat dalam putusannya mendapatkan bagian atas nama
Khattab. Dia menggunakan nalarnya
terutama dalam pertimbangan hukum. waris tetapi atas nama wasiat
dalam menerima nash. Menurut
wajibah, dengan alasan dipelihara
Apa saja kelemahan putusan PA Umar, potong tangan tidak ada
oleh orang tua sejak kecil. Kemudian
yang Bapak lihat? karena illat hukum. Contoh ijtihad
ada lagi putusan Hakim Agung Dr.
Umar bin Khattab lainnya adalah
Saya melihat beberapa hal. Pertama, H. Habiburrahman tentang anak
soal harta rampasan perang dan
seringkali dalam pertimbangan hukum angkat dinyatakan dapat diberikan
cara menegakkan keadilan.
berputar-putar dan tidak sistematis. nafkah sebagaimana haknya seperti
Kedua, jarang sekali menyebutkan anak kandung. Alasannya didasarkan Saya ingin hakim PA seperti
yurisprudensi, padahal yurisprudensi pada nafkah hidup untuk anak Umar bin Khattab yang berani
itu ada yang baru. Ketiga, tidak angkat bukan nafkah anak dan menggunakan nalar hukum dalam
banyak yang menggunakan saling mewarisi anak angkat tersebut pertimbangan hukumnya, yaitu nash
penalaran hukum, terutama dalam dengan orangtua angkatnya melalui tidak diterima begitu saja tetapi
pertimbangan hukum. wasiat wajibah. harus menggunakan nalar. Tetapi,
saya juga mengingatkan jangan
Saya sebutkan misalnya dalam
pernah meninggalkan nash karena
pertimbangan hukum kita sering Saya ingin nanti kita dianggap bukan lagi
menemukan kalimat berikut ini;
“Menimbang, bahwa Majelis sepen- menjadikan tahun PA atau Peradilan Islam. Intinya,
menangkap pesan dari nash demi
dapat dengan Sayid Sabiq dalam kitab 2013 ini sebagai keadilan dan dalam pertimbangan
Fikih Sunnah jilid II yang berbunyi…”
kalau begitu, dimana nalarnya hakim? tahun putusan, hukum merepresentasikan roh
seorang hakim yang memutus.
Langsung mencangkok dan hanya
bisa copy dan paste saja. Mestinya Bagaimana putusan Terakhir, apa harapan Bapak?
hakim berpendapat begini; “Menim- PA yang ideal? Saya berharap, menjelang
bang, bahwa majelis mempertimbang- Hemat saya, putusan yang saya pensiun, hakim PA seluruh
kan………dengan demikian majelis ber- di dalamnya terdapat terobosan Indonesia menjadi hakim yang
pendapat bahwa doktrin Sayid Sabiq hukum, baik dengan jalan ijtihad, berwawasan luas, tidak lagi copy-
dalam kitab Fikih Sunah jilid II dapat penalaran hukum, dan penafsiran paste dalam membuat putusan,
diterapkan”. sehingga terdapat pembaruan mempunyai penalaran hukum,
Jadi menurut saya, kalau se­ - pemikiran hukum Islam dalam setiap mampu menuangkan pemikiran
pendapat saja berarti hakim gak putusan PA. Saya melihatnya satu pembaruan hukum Islam, dan
mikir dong! Hakim yang seperti itu sisi ada aspek pembaruan dan mampu menggali fakta-fakta
yang akan kita ubah dan dia harus sisi lain adalah menguji hakim PA, hukum secara tepat, benar, dan
menggunakan nalarnya. sejauhmana mereka meningkatkan berani seperti diharapkan dalam
kualitas putusannya. pasal 229 KHI. KHI adalah awal
Mengapa harus yurisprudensi? pembaharuan pemikiran hukum
Bagaimana pertimbangan hukum Islam di Indonesia. Entah kapan
Begini. Saya ingin para Hakim
dalam putusan yang ideal? perkembangan tersebut akan
Agung itu dihargai. Kalau ada
putusan mereka yang baru tentang Pertimbangan hukum yang bagus mendapat perhatian dunia Islam.
pembaruan pemikiran hukum Islam harus tetap mengacu pada nash. Kita (Rahmat Arijaya, Alimuddin)

selain dimuat di majalah digital, juga harus menerima nash lalu penerapan
dijadikan rujukan bagi para hakim PA. isi nash itu dalam pertimbangan hukum

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 47


Wawancara EKSkLUSIF

Biodata:

Nama : DR. H. Andi Syamsu Alam, SH, MH Karya Tulis:


Pekerjaan : Ketua Kamar Peradilan Agama,
1999 : Buku Pintar Hakim dan Panitera (Tim) diterbitkan
MA RI
oleh PTA Makassar
Tempat/Tanggal lahir : Labakkang Pangkep
Sulawesi Selatan, 1 Februari 1945. 2004 : Reformasi Peradilan Agama di Indonesia, Yapensi
Jakarta
Pendidikan: 2005 : Usia Ideal Memasuki Dunia Perkawinan; Sebuah
Ikhtisar Mewujudkan Keluarga Sakinah, kencana
1959 : Sekolah Rakyat (sekarang SD) pada SR Negeri 6
mas, Jakarta.
di Pangkep
1962 : SMP Islam Perguruan Islam Datumuseng Makasar 2011 : Hukum Pengangkatan Anak: Perspektif Islam.
1964 : Mu’allimin ‘Ulya Muhammadiyah Makasar (Ditulis bersama dengan Dr. Fauzan, S.H.,M.H).
1973 : Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makasar 2011 : Problematikan Usia Perkawinan dan Kontribusinya
1986 : Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia dalam Pengembangan Hukum Perkawinan di
(UMI) Makasar Indonesia.
2001 : Pascasarjana Magister Hukum pada Program Selain itu, beliau juga menulis berbagai makalah
Pascasarjana UMI Makasar baik yang dimuat oleh media maupun di lingkungan
2002 : Program S3 (Doktor) dari Universitas Gadjah peradilan, termasuk juga makalah seminar-seminar di
Mada, Yogyakarta. perguruan tinggi dan lembaga-lembaga baru seperti
Komnas Perempuan, LBH APIK dan sebagainya.
Pekerjaan:
Ia juga melakukan pembinaan terhadap hakim di
1974 – 1976 : Guru pada pesantren putri
seluruh Indonesia. Beliau bersama
IMMIM Minasa Te’ne Pangkep
dengan kolega-koleganya yang
: dosen luar biasa pada
lain mendorong para hakim
Fakultas Syariah IAIN Alauddin
untuk melanjutkan study ke
Makasar, Fakultas Tarbiyah IAIN
jenjang S2 dan S3. Kolega
Samarinda, dan Universitas
di lingkungan kerjanya, Saat
Muhammadiyah Makasar.
ini sebagiannya tengah
1976 : Hakim Pengadilan Agama Pangkep
menyelesaikan study S3
1980 : Wakil Ketua PA Enrekang
di Universitas Jayabaya
1982) : Wakil Ketua PA Makasar
dan UIN Jakarta.
1984 : Ketua PA Sungguminasa
1991 : Hakim Tinggi PTA Sulsel Saat ini tim kamar
1992 : Wakil Ketua PTA Sulsel pengadilan agama di
1993 : Ketua PTA Kalimantan Timur Mahkamah Agung
1996 : Ketua PTA Sulsel terdiri dari dua
2000 : Hakim Agung Mahkamah Agung RI guru besar atau
2004 – sekarang : Ketua Muda Urusan Peradilan profesor dan
Agama (Pada tahun 2013, lima doktor
jabatan ini berganti Ketua dibidang hukum
Kamar Peradilan Agama dan syariah.

Organisasi:

1970 – 1972 : Sekretaris Umum Dewan Mahasiswa


IAIN Alauddin, Makassar.
1973 – 1975 : Sekretaris Umum Ikatan
Alumni (IKA) IAIN Alauddin,
2001-2004 : Ketua II PP IKAHI (2001-2004).
2003-2005 : Dewan pakar KAHMI
: Ketua Pokja Perdata Agama MA
2002-2005 : Wakil Ketua PTWP Pusat

48 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Wawancara EKSkLUSIF

Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI

Drs. H. Purwosusilo, SH., MH

Berharap Intelektualitas
Hakim PA Semakin Meningkat
"Putusan harus mengandung per­­­timbangan yang logis dan argumentatif
sehingga dapat diterima, dan jika perlu silakan ada terobosan baru yang sesuai
dengan rasa keadilan namun tidak bertentangan dengan ketertiban umum."

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 49


Wawancara EKSkLUSIF

P
utusan adalah harta termahal bagi rasa keadilan bagi masyarakat. Rasa saya minta para hakim-hakim muda
hakim. Oleh karenanya, ia juga keadilan ini menuntut hakim bekerja untuk menguasai teori pembuktian
sering disebut mahkota hakim. dengan hati nurani dan profesional. secara matang agar dapat membuat
Tak jarang pula putusan dapat men- Dengan demikian, jika hakim telah petimbangan hukum yang baik, yaitu
jadi barometer penilaian intelektual mampu membuat putusan secara pertimbangan hukum yang bagus dan
seorang hakim, karena dalam putusan profesional dan sesuai hati nurani, argumentatif.
terdapat argumentasi hukum seorang maka Insya Allah putusan itu akan
hakim yang diramu dari berbagai teori bermanfaat untuk pencari keadilan. Bagaimana pendapat Bapak
dan filsafat hukum yang berkembang. tentang putusan peradilan agama
Bagaimana jika ada pihak sejak dulu sampai sekarang?
Sebagai upaya peningkatan kua­litas
yang tidak puas terhadap Saya melihat putusan peradilan
putusan peradilan agama, Direktorat
suatu putusan? agama masih ada yang baik, namun
Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen
Badilag) telah menggariskan kebijakan Sekalipun nanti ada pihak yang me- memang harus diakui secara umum
untuk menyelenggarakan Lingkar Dis- rasa tidak puas, hal itu tidak menjadi putusan kita mengalami penurunan.
kusi Hukum perdana dengan tema Pe- masalah. Karena hakim telah melaku- Saya lihat memang masalahnya
ningkatan Kualitas Putusan, pada Selasa kan tugasnya dengan professional dan karena beban perkara yang diterima
30 April 2013. Berikut hasil wawancara sesuai hati nurani. sangat besar, sementara jumlah
Tim Redaktur Majalah Digital bersama hakimnya sangat terbatas. Di antara
Putusan harus mengandung per­­­
Dirjen Badilag pada Rabu (1/5/2013) di keterbatasan itu, kita dituntut untuk
timbangan yang logis dan argumentatif
ruangan kerjanya. menyelesaikan putusan tepat waktu,
sehingga dapat diterima, dan jika perlu
sehingga putusan yang dihasilkan
silakan ada terobosan baru yang sesuai
Bagaimana pendapat Bapak ten- terasa kurang mendapat perhatian.
dengan rasa keadilan namun tidak ber-
tang konsep putusan yang ideal? tentangan dengan ketertiban umum.
Terhadap kendala tersebut,
Putusan yang ideal sebagaimana
apakah ada solusi?
dijelaskan oleh Profesor Yahya Harahap Apa yang harus dilakukan
dalam acara Lingkar Diskusi Hukum hakim agar dapat membuat Sebenarnya kita sudah memiliki
(Selasa 30/4), yaitu seorang hakim putusan yang ideal? solusi, yaitu aplikasi SIADPA. Melalui
sebelum membuat putusan harus SIADPA ini hakim dengan mudah
Hakim harus menguasai teori
melakukan interogasi konstitusional dapat membuat putusan. Namun,
pembuktian. Sekarang banyak buku-
dan interogasi filosofi. Hakim harus karena kendala yang saya sebutkan
buku yang menjelaskan hukum
menginterogasi dirinya apakah ia diatas, membuat putusan akhirnya
pembuktian. Kenapa harus melakukan
menyadari landasan hukum yang menjadi ketergantungan dengan
pembuktian? Karena untuk dapat
mendukung pekerjaannya sebagai SIADPA. Idealnya, dalam mengkonsep
membuat pertimbangan hukum yang
hakim. Interogasi konstitusional ini putusan, SIADPA digunakan sebagai
baik, hakim harus paham betul
penting agar hakim dapat melaksana- alat mempermudah format karena
mengenai hukum pembuktian dengan
kan tugasnya sepenuh hati tanpa sudah ada templatenya, namun pada
menguasai teori pembuktian
pera­saan was-was dalam memutus- bagian pertimbangan hukum, seorang
Untuk dapat membuat putusan hakim harus mampu menuangkan isi
kan suatu yang ditanganinya.
yang baik, hakim harus mengusai fikirannya. Karena di situlah hakim
Selain itu, hakim juga perlu hukum acara khususnya berkaitan dapat mempertanggung­ jawabkan dan
menanyakan pada dirinya sendiri dengan Teori Pembuktian. Kelemahan menuangkan alasan terhadap setiap
mengenai filosofi profesi seorang kita dalam membuat putusan sekarang putusan yang dijatuhkannya.
hakim. Filosofi ini akan memperkuat ini terletak pada proses pembuatan
seorang hakim dalam membentuk pertimbangan hukum. kelemahan ini Apa saja yang menurut Bapak
kerangka berfikir suatu putusan dapat diatasi dengan penguasaan perlu diperbaiki dalam putusan?
sehingga memiliki kekuatan yang teori pembuktian. Dengan menguasai Saya kira yang mendesak itu
datang dari filosofi yang tepat. teori pembuktian maka para hakim adalah pada bagian pertimbangan
Putusan yang ideal juga harus akan dengan mudah menimbang hukum dimana hakim akan mem-
menjawab keadilan masyarakat, di­­ seluruh alat bukti yang diajukan oleh pertimbangkan alat bukti. Di sinilah
formulasikan sesuai aturan yang penggugat maupun tergugat, sehingga hakim dituntut memiliki wawasan
berlaku, dan yang paling penting hakim dapat membuat pertimbangan yang mumpuni. Dan wawasan itu
adalah amar putusannya memberikan hukum dengan baik. Karena itu hanya bisa didapat jika seorang

50 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Wawancara EKSkLUSIF

Dirjen Badilag Purwosusilo menerima


kunjungan Duta Besar Mesir untuk
Indonesia, 18 Maret 2013.

hakim rajin membaca buku, mem-


pelajari putusan, dan memahami
materi pelatihan yang diberikan.

Seperti yang disinggung oleh Pak


Andi Syamsu Alam sebagai Ketua
Kamar Peradilan Agama, putusan kita
ada yang mengkritik terasa kering
dari teori hukum, miskin argumentasi
hukum, dan pada pertimbangan alat
hukum hanya sekedarnya saja.

Terkait dengan itu, sekarang SIADPA


sedang diprogram agar dapat mengem-
bangkan daya pikir hakim dengan
mengkosongkan bagian pertimbangan
hukum. Jadi, dalam template putusan kawan-kawan di daerah, bahwa diskusi bisa jadi ada perbedaan rasa.
di SIADPA dalam pertimbangan hukum hukum ini rencananya akan diseleng­ Mungkin awalnya gosong, tapi
akan dikosongkan. Untuk pertimbang- garakan setiap tiga bulan sekali, masing- nanti jika sudah memperbaiki diri
an hukumnya, hakim harus menggali masing memiliki tema yang berkaitan dan berlatih terus, maka suatu saat
sendiri. Dengan begitu, hakim tidak erat dengan pelaksanaan teknis dengan dapat dengan berhasil membuat
lagi berketergantungan pada aplikasi menghadirkan para pakar di bidangnya roti dengan sempurna.
komputer, tapi aplikasinya ada di otak masing-masing. Oleh karena keter-
Seperti itulah pembuatan putus­an.
hakim itu sendiri. batasan anggaran, ruangan di Badilag,
Oleh karena itu para hakim muda
dan berbagai alasan lainnya, peserta
supaya banyak belajar. Bisa jadi
Apa saja upaya Badilag dalam diskusinya sangat terbatas, akan tetapi
awalnya salah atau ada kekurangan.
meningkatkan kualitas putusan? seluruh hasil diskusi akan dimuat dalam
tapi, jika mau introspeksi diri dan
majalah digital. Kita ingin menyampai-
Sejak tahun 2008, Badilag telah terus berlatih, maka putusan yang
kan pesan yang terpenting dari penye-
melakukan upaya peningkatan kuali- dihasilkan akan lebih berkualitas dari
lenggaraan diskusi ini adalah untuk
tas putusan melalui program bim- sebelumnya.
membangun gairah intelektual kita.
bingan teknis (bimtek). Dalam bimtek
ini diupayakan keseragaman visi, misi Suasana keilmuan yang ada dalam Bagaimana hasil bimtek yang
dan aksi di setiap pengadilan agama diskusi ini yang ingin kita tularkan telah dilaksanakan oleh Badilag?
se-Indonesia. kepada rekan-rekan di daerah. Jadi, Memang belum ada data resmi
jika Badilag mampu membangkitkan yang kita dapatkan apakah bimtek
Selain itu, pada tahun 2013 ini
kembali gairah intelektual, maka di yang telah diselenggarakan itu mampu
Badilag juga mulai menyelenggara­
daerah pun harus bisa melakukan meningkatkan kualitas putusan atau
kan Diskusi Hukum seperti yang
hal yang sama melalui diskusi hukum tidak. Tetapi, berdasarkan pengalaman
dilakukan pada hari Selasa (30/4)
atau pelaksanaan DDTK (Diklat Di saya sebagai Panitera Muda Perdata
kemarin dengan menghadirkan nara
Tempat Kerja). Agama MA RI dan Hakim Pengawas
sumber berkompeten yaitu Profesor
Yahya Harahap. Diskusi ini diharap- MA RI, saya banyak menemukan
Menurut Bapak, membuat putusan hakim belum banyak
kan dapat membuka wawasan para
putusan itu dapat mengalami peningkatan. Hal ini juga
hakim dan menjadi media introspeksi
dianalogikan seperti apa? yang didapat oleh Pak Ketua Kamar
diri untuk melakukan perbaikan dalam
hal putusan. Saya sering menganalogikan Agama dan Profesor Abdul Manan
bahwa membuat putusan itu tak selaku Ketua Pokja Perdata Agama.
Apa tujuan diselenggarakannya ubahnya seperti membuat roti. Beliau-beliau bahkan mengatakan,
Diskusi Hukum? Bahan-bahannya sama. Alat-alat diskusi hukum peningkatan kualitas
yang digunakan juga sama. Tapi putusan ini seperti obat yang dapat
Hal yang perlu ditangkap oleh

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 51


Wawancara EKSkLUSIF

Menjelaskan seluk beluk peradilan agama kepada Ketua MA Belanda dan rombongannya di kantor Ditjen Badilag, 18 Maret 20113.

menyembuhkan kegalauan Pak Bisa dijelaskan latar belakang dana ini, tema yang diangkat adalah
Ketua Kamar Agama yang melihat menerbitkan majalah digital? seputar Peningkatan Kualitas Putusan.
putusan hakim peradilan agama Majalah digital merupakan media Pertimbangan ini diambil, karena
nampak sumir. untuk kita saling berinteraksi. Kenapa tidak mungkin mengundang semua
harus ditigal? Kenapa tidak dicetak? hakim dalam acara diskusi hukum
Apakah bimtek dapat Kita sengaja memilih majalah digital di Badilag. Oleh karenanya agar
mengakomodir seluruh hakim? karena kita tahu majalah digital ini
gairah intelektual dan suasana
Ini bagian terpenting kenapa bisa meminimalisir biaya. Pengalaman
keilmuan yang ada dalam diskusi
muncul ide diselenggarakan diskusi mencetak majalah biayanya bisa
hukum itu juga dapat dirasakan
hukum. Menurut data yang kami mencapai ratusan juta. Dengan
oleh rekan-rekan di daerah, maka
miliki, jika kegiatan bimtek dilaksana- menggunakan majalah digital ini, kita
perlu satu media untuk menjadi
kan berkelanjutan, maka diprediksi bisa menekan jauh lebih hemat.
alat perantara, dan akhirnya kita
baru bisa mengakomodir seluruh Secara lebih spesifik lagi, majalah putuskan majalah digital sebagai
hakim dalam rentang waktu 15 tahun. ini sebetulnya memiliki tujuan sebagai media penghubung itu.
Padahal, selama 15 tahun itu pasti sarana pembinaan dan pembelajar-
ada hakim yang pensiun, dan ada an. Artinya, yang lebih berpengalaman Dalam setiap bimtek termasuk
pula hakim yang baru. Sehingga pada dapat berbagi ilmu dan membina yang diskusi hukum yang kemarin, saya
dasarnya 15 tahun itu belum cukup lain, demikian juga yang belum mengarahkan agar peserta dapat
untuk mengakomodir seluruh hakim. banyak belajar dapat menjadikan menularkan ilmu yang didapat kepada
majalah di­ gital ini sebagai media rekan-rekannya di satuan kerja masing-
Sering juga kami mendengar masing. Tapi, seperti halnya sebuah
pembelajaran.
rekan-rekan di daerah yang menanya­ hadits, terkadang matan (substansi)
kan kenapa hakim junior tidak diikut­ yang disampaikan itu berbeda-beda,
Rencananya majalah digital terbit
sertakan dalam bimtek. Ini harus sehingga terdapat pendapat yang ber-
setiap kapan?
diketahui, bahwa Badilag sebetulnya variasi di antara rekan-rekan. Untuk
Majalah digital ini akan terbit
berkeinginan mengundang semua itulah, majalah digital dengan tema
setiap triwulan, linear dengan diskusi
hakim mengikuti bimtek. Tapi, kita yang disesuaikan dengan diskusi
hukum yang juga akan diselenggara­
harus realstis, keterbatasan anggaran hukum, dapat menjadi perantara agar
kan setiap tiga bulan sekali. Tema
dan waktu menjadi pertimbangan kita rekan-rekan mendapatkan ilmu secara
yang diangkat dalam majalah digital
untuk menentukan peserta bimtek. komprehensif.
ini sama dengan tema yang diangkat
dalam diskusi hukum. Untuk edisi per-

52 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Wawancara EKSkLUSIF

Apa harapan Bapak dengan adilan agama, seperti Komisi Yudisial,


terbitnya majalah digital ini? Mahkamah Konstitusi, Komisi III DPR "Hakim harus
Saya berharap majalah digital ini RI, Kementerian Pendayagunaan dan
menjadi media pembinaan dan pemb- Aparatur Negara, LSM dalam dan luar menguasai teori
elajaran sesuai tujuannya tadi. Selan- negeri, dan lain sebagainya.
jutnya, karena tema yang diangkat ada-
pembuktian."
lah tema diskusi hukum, maka saya juga Apa pesan Bapak untuk para
berharap gairah intelektual dan suasana hakim berkaitan dengan putusan? Oleh karena itu, bagi rekan-
keilmuan dapat dihadirkan di daerah Saya berpesan agar para rekan yang berada di satuan kerja
masing-masing sesuai kebutuhannya. hakim terus meningkatkan kualitas yang perkaranya sedikit, silakan
Misalnya, jika di suatu daerah perlu putusan­nya. Menurut statistik yang dimanfaat­kan untuk meningkatkan
mengkaji permasalah eksekusi, maka ada, jumlah perkara di pulau Jawa kualitas putusan. Bagi para hakim
tema diskusi itu tentang eksekusi. sebanyak 75% dari total perkara yang berada di satuan kerja dengan
se-Indonesia, tapi jumlah hakim jumlah perkara yang banyak, pandai-
Harapan saya, majalah digital ini
hanya 25%.Sebaliknya di luar pulau pandailah membagi waktu dalam
nantinya juga dapat dicetak dalam
Jawa jumlah perkara 25% dari total pembuatan putusan. Se­ maksimal
jumlah terbatas untuk diberikan
perkara se-Indonesia dan jumlah mungkin harus berkualitas.
kepada instansi pemerintah dan non-
hakim 75%. (Edi Hudiata, Mahrus AR.)
pemerintah yang terkait dengan per-

Biodata

Nama:
Drs. H. Purwosusilo, SH., MH

Tempat Tanggal Lahir:


Pacitan 29 September 1954

Pendidikan Formal:
• Sekolah Dasar Negeri
• Madrasah Tsanawiyah Negeri
• PGAN
• IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
• Universitas Darul Ulum
• Universitas Narotama Surabaya

Riwayat Jabatan:
• CPNS PA Ponorogo (1980)
• PNS PA Ponorogo (1980)
• Panitera Pengganti PA Ponorogo (1983–1986)
• Panitera/Sekretaris PA Kodya Madiun (1986–1989)
• Hakim PA Kodya Kediri (1991)
• Plt. Ketua PA Kodya Kediri (1993)
• Hakim PA Blitar (1995)
• Wakil Ketua PA Banyuwangi (1996)
• Ketua PA Probolinggo (1998-2001)
• Ketua PA Tuban (2001-2003)
• Ketua PA Jakarta Barat (2003-2004)
• Hakim Tinggi PTA DKI Jakarta (2004)
• Hakim Pengawas Badan Pengawasan
MA RI Jakarta (2004-2010)
• Panitera Muda Perdata Agama MA RI (2010-2011)
• Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama (2011)
• Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama (2013-sekarang)

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 53


PROGRAM PRIORITAS

BADILAG 2013-2014

Dari Putusan hingga Justice for the Poor


D
irektorat Jenderal Peradilan Agama Mahkamah bahkan membedah putusan.
Agung RI (Ditjen Badilag) punya tekad kuat
Dua cara itu ditambah dua lagi, yakni menggelar
untuk melakukan reformasi birokrasi dan
diskusi hukum dan menerbitkan majalah digital tiap
pembaruan peradilan. Tekad itu diejawantahkan dengan triwulan. Meski tema besar diskusi dan majalah itu
menetapkan dan melaksanakan program-program berganti tiap edisi, namun permasalahan putusan akan
prioritas, selain melaksanakan program-program yang tetap diulas dan dicarikan jalan keluar.
sifatnya rutin.

Program prioritas Ditjen Badilag tahun ini merupakan Kenaikan pangkat paperless
kelanjutan dari program prioritas tahun sebelum­ nya. Ini merupakan bagian dari manajemen kepegawaian
Berikut ini rinciannya: yang di­ lakukan Badilag dengan meng­andalkan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian atau biasa di­ sebut
Peningkatan kualitas putusan SIMPEG. Kenaikan pangkat paperless artinya kenaikan
Meningkatkan kualitas putus­an hakim peradilan pangkat secara otomatis, yang proses pengusulannya
agama merupa­kan program prioritas Ditjen Badilag yang tidak menggunakan berkas tercetak, tapi cukup
paling utama. Hal ini didasari pada kenyataan masih menggunakan dokumen elektronik. Proses ini jauh lebih
adanya putusan-putusan dari lingkungan peradilan simpel dan hemat waktu. Tak kurang, ada 13 tahap
agama yang kurang berkualitas, dengan pertimbangan pemrosesan dokumen secara manual yang dipangkas.
hukum yang dangkal atau berisi amar yang janggal. Diujicobakan pada akhir tahun lalu di PTA Jakarta,
Cara yang ditempuh Badilag ialah mengefektifkan PTA Banten dan PTA Yogyakarta, tahun ini kenaikan
pelbagai bimbingan teknis, baik yang di­selenggarakan pangkat secara paperless sudah resmi diberlakukan
pusat maupun diselenggarakan daerah. Cara lain adalah Badilag secara nasional. Hasilnya, pada 1 April 2013
mendorong satker-satker di lingkungan peradilan agama lalu tercatat ada 1.203 tenaga teknis yang kenaikan
agar membuat diklat di tempat kerja guna membahas, pangkatnya diproses secara paperless.`

54 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


PROGRAM PRIORITAS

Pemantauan kinerja via time Yang termasuk dalam PA-PA wasbid dan Hatibinwasda. Tahun ini
sheet Kelas IA tertentu adalah seluruh PA Badilag sedang menyusun Pedoman
Time sheet tak ubahnya buku di wilayah Jakarta, PA Surabaya, PA Bimtek yang akan digunakan PTA/
catatan harian kinerja, namun Bandung, PA Semarang, PA Yogya- MS Aceh ketika menggelar Bimtek di
dalam bentuk elektronik. Dengan karta, PA Makassar, PA Medan, PA wilayahnya masing-masing.
aplikasi ini, seluruh aktivitas hakim Palembang dan PA Mataram.
Peningkatan Pelayanan publik
dan pegawai dapat terpantau. Mereka yang dapat mengikuti fit
Badilag dapat memantau aktivitas and proper test ini adalah Ketua PA Pelayanan publik yang prima tetap
harian di PTA/MS Aceh dan begitu Kelas IA, Ketua PA Kelas IB dan Wakil menjadi salah satu program prioritas
juga PTA/MS Aceh dapat memantau Ketua PA Kelas IA yang pernah men- Badilag tahun ini. Badilag ingin agar
aktivitas harian  PA/MS. jadi Ketua PA Kelas IB yang usianya di pengadilan-pengadilan di lingkungan
bawah 56 tahun. peradilan agama dapat memberi-
Aplikasi ini dikembangkan sendiri
kan pelayanan yang terbaik kepada
oleh Badilag. Pada tahap uji coba,
Pemberdayaan hakim tinggi mayarakat, khususnya pencari keadi-
tahun ini Badilag akan mengguna-
lan, mulai dari proses pendaftaran
kan time sheet untuk memonitor Badilag juga akan terus mening-
perkara hingga putusan dibacakan.
aktivitas di PTA. Setelah aplikasi ini katkan mutu tenaga teknis, khusus­nya
sudah di­ matangkan dan disosial- memberdayakan hakim tinggi seba- Salah satu jenis pelayanan
isasikan, setiap hakim dan pegawai gai kawal depan MA di daerah. Saat publik di pengadilan adalah
wajib mengisinya setiap hari. ini jumlah hakim tinggi di lingkungan pelayanan informasi melalui
peradil­an agama lebih dari 500 orang. petugas meja informasi. Saat ini
Fit and proper test untuk calon Dengan jumlah perkara banding seta- seluruh pengadilan di lingkungan
pimpinan PA dan hakim tinggi hun yang rata-rata ber­ jumlah 2000- peradilan agama, yang terdiri atas
Uji kepatutan dan kelaya- an perkara, maka tugas hakim tinggi 29 pengadilan tingkat bandin­g d­ an
kan telah dilakukan Badilag tahun tidak lagi sebatas memutus perkara, 359 peng­ adilan tingkat pertama,
lalu untuk memilih para pimpinan tapi harus juga melaksanakan fungsi telah mengoperasikan meja
PA Kelas IA tertentu dan tahun ini pembinaan dan pengawasan. informasi, sesuai dengan amanat
mekanisme serupa akan dipakai SK Dirjen 0017/2012. Namun,
Setelah menggelar lokakarya
untuk menyeleksi calon pimpinan faktanya masih ada kendala di
pemberdayaan hakim tinggi, tahun
PTA/MS Aceh, hakim tinggi dan lapangan, mulai dari terbatasnya
lalu Dirjen Badilag mengeluarkan surat
hakim yustisial yang menjadi asisten fasilitas hingga rendah­nya kualitas
keputusan mengenai peningkatan
hakim agung. petugas meja informasi. Badilag
peran hakim tinggi sebagai Hatibin-
berupa­ y a mengurangi kendala-

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 55


PROGRAM PRIORITAS

kendala itu sehingga masyarakat tertentu dapat melakukan sidang dan dimasukkan dalam majalah
dapat terlayani dengan baik. terpadu bersama Kantor Urusan digital tersebut.
Agama dan Dinas Kependudukan
Optimalisasi teknologi informasi dan Catatan Sipil untuk melayani Kerjasama Pihak Luar dan Bea-
Teknologi informasi telah jadi trade masyarakat yang akan melakukan siswa Pendidikan
mark Ditjen Badilag. Saat ini Badilag itsbat nikah. Guna meningkatkan kualitas
memanfaatkan TI untuk membangun tenaga teknis di lingkungan peradilan
website, SIADPA dan SIMPEG beserta Majalah Digital Peradilan Agama agama, Badilag akan terus menjalin
aplikasi-aplikasi turunannya, selain Majalah digital peradilan agama kerjasama dengan pihak luar negeri.
untuk menunjang pekerjaan rutin juga menjadi salah satu program Dalam waktu dekat kerjasama dengan
sehari-hari. prioritas Dirjen Badilag, hal itu Sudan dan Arab Saudi melalui pen-

Tahun ini Badilag melangkah lebih


jauh. Badilag akan mengop­ timalkan
TI untuk membangun dan mengem-
bangkan arsip digita­l. Badilag juga
akan mendorong PA-PA untuk
menyediakan layana­n pendaftaran
perkara secara online.

Pembentukan “Mediation C­enter”


Meski mediasi untuk perkara-
perkara tertentu sudah diwajibkan
sejak beberapa tahun lalu, kenyata-
annya data mengenai mediasi masih
sulit didapatkan. Padahal data itu
sangat penting, baik untuk pengambi-
lan kebijakan maupun untuk dijadikan
sasaran penelitian.

Tahun ini Badilag akan membuat


“Mediation Center”, yakni tempat
untuk menyimpan, mengolah dan
menyajikan data yang akurat ten-
tang mediasi. dikarenakan memenuhi keinginan giriman para hakim yang akan belajar
beliau dalam rangka menjalankan hukum ekonomi syariah. Selain itu
Justice for the poor transparansi public dan keterbukaan beasiswa juga tengah direncanakan
Program untuk masyarakat miskin informasi. Majalah digital sengaja sebagai tindak lanjut dari kerjasama
dan marginal ini terdiri dari layanan dijadikan tujuan pokok, mengingat dua negara. Menurut Dirjen Badi-
posbakum, sidang kelilin­g dan prodeo. biayanya yang murah, jangkauannya lag, beasiswa S3 dipersiapkan oleh
Untuk Posbakum, meski dihadang luas dan mudah diunduh secara pemerintah Sudan khusus bagi para
sejumlah kendal­
a, Badilag berencana gratis. hakim dan tenaga teknis PA yang
menambah jumlah Posbakum. Bila berminat. "S3 di Sudan mendapat
Diskusi Hukum Triwulan beasiswa penuh bagi yang berminat
pada tahun 2011 Posbakum ada
di 46 PA dan pada tahun 2012 Diskusi hukum 3 bulan sekali juga mempelajari ilmu hukum, dengan
Posbakum ada di 69 PA, maka pada menjadi salah satu program Dirjen biaya pendidikan gratis, tetapi living
tahun 2013 Posbakum diharapkan Badilag, seiring dengan penerbitan cost biaya sendiri," kata Dirjen.
ada di 74 PA. majalah digital PA. diskusi hukum (Hermansyah, Alimuddin)
lebih sistematis, tematik, dan fokus
Untuk layanan sidang keliling pada kajian dengan menghadirkan
dan prodeo atau berperkara para pakar di bidangnya masing-
secara cuma-cuma, mulai tahun ini masing. Hasilnya akan dirumuskan
Badilag mengupayakan agar PA-PA sebagai bahan liputan tim redaksi

56 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


TOKOH KITA

Drs. H. Taufiq, S.H., M.H.

Sang Perintis Jalan Perubahan


A
da pemandangan tidak biasa mampu menggapai posisi setinggi hakim dari peradilan umum, yakni
di Istana Negara. Mengenakan itu di lembaga yudikatif sejak MA Prof. H. Busthanul Arifin, S.H. dan
toga hakim agung, Drs. H. berdiri. H. Yahya, S.H.
Taufiq, S.H., M.H mencium tangan
Taufiq berhasil menjadi Wakil Ketua Keberhasilan Taufiq itu lantas dii-
K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa
MA setelah sebelumnya mengikuti fit kuti oleh Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, S.H.,
disapa Gus Dur. Pada akhir Desember
and proper test di Komisi II DPR. Waktu M.H. dan Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H.,
2000 itu Taufiq baru saja dilantik
itu, ia sukses meraih poin tertinggi, M.H.
oleh Presiden Abdurrahman Wahid
unggul atas Abdulrahman Saleh dan
sebagai Wakil Ketua Mahkamah Tidak hanya itu, Taufiq juga
Marianna Sutadi. Nama Taufiq dan
Agung. tercatat sebagai hakim agung
Abdulrahman Saleh lantas disodorkan
pertama yang berasal dari peradilan
Di berbagai media massa, sejumlah ke Presiden dan akhirnya Presiden
agama. Tokoh yang memulai karirnya
kalangan langsung mengritik tindakan menetapkan sekaligus melantik Taufiq
sebagai staf di Pengadilan Agama
Taufiq itu. Mereka menilai aksi cium sebagai Wakil Ketua MA.
Tuban ini dilantik menjadi hakim
tangan itu tidak patut dilakukan karena
“Saat dalam ruangan fit and proper agung pada tahun 1992, seusai
mengesankan kekuasaan yudikatif
test, saya biasa-biasa saja. Saya men- mengabdikan diri menjadi Direktur
berada di bawah kendali kekuasaan
jawab dengan lancar. Mungkin karena Pembinaan Badan Peradilan Agama
eksekutif.
saya biasa berdakwah,” kata Taufiq. di Departemen Agama. Keberhasilan
Namun Taufiq punya pandangan itu juga membuka jalan bagi
Keberhasilan Taufiq menjadi
lain. “Meskipun Gus Dur dulu pernah generasi-generasi berikutnya.
Wakil Ketua MA tak pelak menjadi
mengenal saya, tetapi beliau kan
pembuka jalan bagi generasi Sejarah juga mencatat, Taufiq
tidak melihat. Makanya, kalau saya
berikutnya. Di kemudian hari, Dr. H. adalah Ketua Pengadilan Tinggi
menghadap, saya nyium tangannya.
Syamsuhadi Irsyad, S.H., M.H dan Agama Jakarta yang pertama,
Maksud saya, supaya beliau tahu
Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M. Hum setelah sebelumnya menjadi Ketua
bahwa saya ini orang dia,” kata
mengikuti jejak Taufiq menjadi Wakil Mahkamah Islam Tinggi di Surabaya.
Taufiq, sebagaimana tertulis dalam
Ketua MA. Bisa dikatakan, suami Muflikhah
buku “Mutiara yang Tak Terlupakan:
(alm.) ini membangun PA-PA di
Profil dan Pemikiran Tokoh-tokoh Sebelumnya, Taufiq juga menjadi
wilayah DKI Jakarta dari nol.
Peradilan Agama di Indonesia.” orang pertama dari peradilan agama
yang menjadi Ketua Muda Urusan Ketika berkiprah di wilayah Jawa
Lahir di Babat, Lamongan, 7
Lingkungan Peradilan Agama atau Timur pada awal tahun 1970-an,
Januari 1938, Taufiq adalah orang
Tuada Uldilag MA. Jabatan Tuada Taufiq juga jadi orang pertama,
pertama dari peradilan agama yang
Uldilag semula selalu diisi oleh bahkan satu-satunya hakim peradilan

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 57


TOKOH KITA

agama yang menyandang status


sarjana. Tokoh yang menjadi anak
yatim sejak berusia 18 bulan ini
adalah alumnus IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Berbekal status sarjana
itulah, pada tahun 1972 karir Taufiq
melonjak drastis dari sebelumnya
Ketua PA Bojonegoro menjadi
Kepala Jawatan Peradilan Agama
di Surabaya.

Saat diangkat menjadi Ketua


Mahkamah Islam Tinggi Cabang
Surabaya pada tahun 1975, Taufiq
juga jadi perintis. Ia membangun
wisma yang dijadikan tempat
pelatihan hakim dan tenaga teknis mengajukan banding, bahkan kasasi. hukum atau sebagai sarana untuk
peradilan agama lainnya. Dana Meski mulanya mendapat tentangan menafsir belaka.
yang digunakan untuk membangun keras, pada akhirnya gagasan Taufiq
Kini, setelah Taufiq purnabhakti,
wisma itu berasal dari swadaya. itu diterima dan masuk dalam
peradilan agama telah jauh berubah.
ketentuan UU 7/1989 tentang
“Peradilan agama harus dibangun Ia, yang berperan penting dalam
Peradilan Agama.
oleh warga peradilan agama sendiri. peralihan peradilan agama dari
Tidak bisa mengharapkan orang Tidak hanya itu, Taufiq juga Departemen Agama ke Mahkamah
lain,” tandas Taufiq. pelopor adanya keseragaman Agung, dapat melihat jelas
format putusan. Saat menjadi perubahan itu. Perubahan terjadi
Di samping semua itu, kalau Ketua MIT Cabang Surabaya, tidak mulai dari struktur organisasi,
tidak bisa dikatakan satu-satunya, ada pedoman mengenai format kewenangan, anggaran, SDM, juga
mungkin Taufiq adalah sedikit putusan. Akibatnya, tidak jarang jumlah dan kompleksitas perkara
orang dari peradilan agama yang format putusan MIT Surabaya yang ditangani peradilan agama.
dapat bergaul dan diterima oleh berbeda dengan MIT Solo. Untuk
berbagai kalangan. Taufiq dekat “Kita tidak boleh lengah. Perlu
mendapatkan keseragaman format
dengan kalangan Masyumi, NU, dijaga mental agar tidak goyah
putusan, Taufiq mengadopsi format
Muhammadiyah, sekaligus MUI. Ia oleh fasilitas dan anggaran yang
putusan yang biasa dipakai oleh
juga pernah menjadi anggota DPR besar. Jangan sampai terjadi waktu
Pengadilan Tinggi.
Gotong Royong di era Orde Lama, gaji sedikit, fasilitas terbatas bisa
lalu bergabung dengan Golkar Mengenai putusan peradilan tetap menjaga integritas tetapi
namun akhirnya keluar pada tahun agama, pada tahun 1995, Taufiq setelah berubah, fasilitas wah, gaji
1974 dan menjalin komunikasi yang pernah membuat otokritik yang lumayan, lalu mental ikut berubah.
intens dengan PPP. lugas. Ia menyatakan bahwa putusan- Tapi saya yakin, tidak (terjadi).”
putusan hakim peradilan agama saat
Tapi Taufiq tidak hanya menonjol Taufiq mengingatkan bahwa per-
itu di samping kekurangan fakta,
dalam karir. Tokoh yang ayahandanya juangan mempertahankan eksistensi
juga kurang penganalisaan dan
merupakan seorang hafiz (hafal peradilan agama adalah perjuang-
penilaian terhadap fakta. Menurutnya,
al-Quran) ini juga menonjol dalam an yang tiada akhir. Dan kepada
penganalisaan fakta kurang tajam,
pembaruan hukum Islam. para hakim peradilan agama, Taufiq
karena tidak tajamnya penggunaan
punya pesan khusus. “Hakim-hakim
Taufiq-lah yang mencetuskan metode berpikir induktif. Selain
sekarang harus tetap mempelajari
paradigma baru mengenai talak. Dulu, itu, metode yang dipergunakan
dan mengkaji kitab-kitab berbahasa
berdasarkan UU 1/1974 tentang para hakim peradilan agama
Arab,” tandasnya, “Hakim peradilan
Perkawinan, talak berbentuk SKT3 untuk menarik kesimpulan dalam
agama harus tetap menjadi ulama di
yang tidak bisa dibanding apalagi menemukan fakta pada umumnya
mata masyarakat dan hakim di mata
dikasasi. Taufiq lantas mengubahnya tidak jelas. Status pencantuman
hukum.”
menjadi penetapan talak, agar para ahli dalam Islam (fuqaha) juga
(Hermansyah)
istri yang merasa keberatan dapat tidak jelas, apakah sebagai sumber

58 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Postur

Perkara

Naik Terus Pantang Turun


Jumlah perkara di
tingkat pertama,
banding dan kasasi
naik secara signifikan.
Jumlah perkara di
tingkat peninjauan
kembali cenderung
fluktuatif.

J
umlah perkara yang ditangani Di tingkat banding, selama yang diterima di tingkat pertama.
pengadilan-pengadilan di ling- sepuluh tahun terakhir dari tahun Bila dilihat dari jumlah perkara
kungan peradilan agama terus 2003 hingga 2012, jumlah perkara yang diterima pengadilan tingkat
meningkat. Selama sepuluh tahun yang diterima 29 PTA/MS Aceh banding dan pengadilan tingkat
terakhir, jumlah perkara yang di­terima mengalami kenaikan hampir 100 pertama pada tahun 2012, maka
359 pengadilan tingkat pertama di persen. dapat disimpulkan bahwa jumlah
lingkungan peradilan agama naik perkara banding tidak sampai satu
Meski demikian, jumlah tersebut persen dari total perkara di tingkat
hingga sekitar 170 persen.
sangat kecil dibanding total perkara pertama.
Jumlah perkara di tingkat pertama

TAHUN SISA TAHUN LALU MASUK CABUT PUTUS SISA

2003 26.796 154.524 8.278 145.593 27.449


2004 27.449 165.266 8.759 154.331 29.625
2005 29.625 175.133 9.188 165.242 30.328
2006 30.328 181.077 9.512 167.807 34.086
2007 34.086 217.084 11.327 212.765 38.405
2008 38.405 245.023 13.132 223.999 46.297
2009 46.297 284.749 16.786 257.798 56.462
2010 56.462 320.788 18.765 295.589 62.896
2011 62.896 363.448 20.401 333.839 72.104
2012 72.104 404.857 21.711 371.343 83.907

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 59


Postur

Kecilnya jumlah putusan yang diajukan ke tingkat Di tingkat Peninjauan Kembali, jumlah perkara selama
banding bisa terjadi karena beberapa kemungkinan. satu dasawarsa ini cenderung fluktuatif. Sebagaimana
Pertama, putusan pengadilan tingkat pertama memang sisa perkara di tingkat kasasi, sisa perkara di tingkat
cukup memuaskan para pihak yang berperkara sehingga peninjauan kembali juga relatif menurun dari tahun ke
mereka tidak perlu melakukan proses banding. Kedua, tahun.
ada kemungkinan para pihak yang berperkara di tingkat
Rinciannya dapat dilihat di tabel dibawah ini:
pertama kurang mengetahui prosedur banding sehingga
mereka tidak mengajukan upaya banding. Ketiga, para Jumlah perkara peninjauan kembali
pencari keadilan mengetahui adanya upaya hukum SISA
banding, namun mereka tidak mengajukan banding TAHUN TAHUN MASUK CABUT PUTUS SISA
karena terkendala berbagai faktor seperti biaya dan LALU
sarana transportasi. 2004 215 60 1 53 221
2005 221 35 3 90 163
Jumlah perkara tingkat banding 2006 163 35 0 97 101
SISA 2007 105 79 0 42 142
TAHUN TAHUN MASUK CABUT PUTUS SISA
LALU 2008 142 62 2 104 98

2003 222 1.456 13 1.449 216 2009 98 65 0 71 92

2004 216 1.422 21 1.395 222 2010 92 89 0 173 8

2005 222 1.515 23 1.527 187 2011 8 77 0 68 17

2006 187 1.521 13 1.425 270 2012 17 41 0 39 19


2007 270 1.650 24 1.682 214 Dari tahun ke tahun, perkara yang ditangani peradilan
2008 214 1.969 17 1.929 237 agama didominasi oleh perkara perkawinan, khususnya
2009 237 1.955 39 1.971 182 perceraian. Prosentasenya lebih dari 80 persen dari total
2010 182 2.251 18 2.223 192 perkara.

2011 192 2.195 20 2.167 200 Mengenai hal ini, beberapa waktu lalu Ketua Kamar
2012 200 2.333 20 2.052 261 Peradilan Agama Andi Syamsu Alam mengatakan bahwa
banyaknya perkara perceraian di peradilan agama
Di tingkat kasasi, selama sepuluh tahun terakhir ini disebabkan oleh beberapa faktor.
jumlah perkara yang menjadi kewenangan peradilan agama
Pertama, dari tahun ke tahun, jumlah masyarakat
juga terus meningkat, meskipun tidak drastis. Yang luar
yang mengajukan perceraian di peradilan agama memang
biasa, jumlah sisa perkara atau tunggakan perkara dari
semakin meningkat. Kedua, adanya layanan bantuan
tahun ke tahun cenderung berkurang secara signifikan.
hukum buat masyarakat yang kurang mampu. Ketiga,
Rinciannya dapat dilihat di tabel dibawah ini: banyaknya nikah sirri, perkawinan usia dini dan poligami
liar. Keempat, meningkatnya krisis moral di masyarakat.
Jumlah perkara kasasi
Kelima, banyak kekerasan dalam rumah tangga yang
SISA berujung pada perceraian.
TAHUN TAHUN MASUK CABUT PUTUS SISA
(Hermansyah)
LALU
2004 1,642 422 16 536 1,512
2005 1,512 477 22 943 1,024
2006 1,124 497 25 893 603
2007 603 491 3 501 590
2008 590 672 21 883 358
2009 358 693 6 808 237
2010 237 688 6 890 29
2011 29 670 5 547 147
2012 147 726 0 584 289

60 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Postur

SDM

Rasionalisasi Jadi Solusi


Ada 29 pengadilan tingkat banding dan 359 pengadilan
tingkat pertama di lingkungan peradilan agama.
SDM-nya berjumlah 11.579. Pemerataan jadi PR.

D
ari periode ke periode, meski dari Dan saat ini, peradilan agama
18 PTA Banjarmasin 13
segi kedudukan dan kewenang- terdiri dari 359 pengadilan tingkat
19 PTA Samarinda 10
an mengalami pasang surut, pertama dan 29 pengadilan tingkat
jumlah satuan kerja di lingkungan per- banding. 20 PTA Manado 6
adilan agama terus bertambah. 21 PTA Gorontalo 4
Di bawah ini adalah data lengkap
22 PTA Palu 9
Pada 1974, ketika terbit UU 1/1974 satuan kerja di lingkungan peradilan
tentang Perkawinan, peradil­an agama agama saat ini: 23 PTA Kendari 7
terdiri dari 250 pengadilan tingkat 24 PTA Makassar 24
Jumlah
pertama dan 8 pengadilan tingkat NO Wilayah 25 PTA Mataram 17
Satker
banding. 26 PTA Kupang 14
1 MS Aceh 20
Pada 1982, saat berusia seabad, 2 PTA Medan 20 27 PTA Ambon 3
peradilan agama terdiri dari 258 28 PTA Maluku Utara 4
3 PTA Padang 17
peng­
adilan tingkat pertama dan 10 29 PTA Jayapura 12
pengadilan tingkat banding. 4 PTA Pekanbaru 16
5 PTA Jambi 10 Total 359
Pada 1989, ketika negara ini
6 PTA Palembang 7 Per Desember 2012, SDM di ling-
memiliki UU 7/1989 tentang Peradil­an
7 PTA Bangka Belitung 4 kungan peradilan agama berjumlah
Agama, peradilan agama terdiri dari
8 PTA Bengkulu 5 11.579 orang, yang terdiri dari 8.363
303 pengadilan tingkat pertama dan
18 pengadilan tingkat banding. tenaga teknis dan 3216 tenaga non-
9 PTA Bandar Lampung 9
teknis. Tenaga teknis tersebut ter-
Pada 2004, ketika beralih dari 10 PTA Jakarta 5
diri dari 3.670 hakim, 3.274 tenaga
Depag ke MA, peradilan agama terdiri 11 PTA Banten 6 kepaniteraan dan tenaga 1.419 keju-
dari 327 pengadilan tingkat pertama 12 PTA Bandung 24 rusitaan.
dan 25 pengadilan tingkat banding.
13 PTA Semarang 36
Dari jumlah 11.579 orang tersebut,
Pada 2006, ketika UU 7/1989 14 PTA Yogyakarta 5 1.512 orang bertugas di PTA/MSA dan
diubah dengan UU 3/2006, peradil­an
15 PTA Surabaya 37 10.067 bertugas di PA/MS. Rincian-
agama terdiri dari 343 pengadilan
16 PTA Pontianak 8 nya adalah sebagai berikut:
tingkat pertama dan 29 pengadilan
tingkat banding. 17 PTA Palangkaraya 6

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 61


Postur

Tenaga teknis Tenaga Non-Teknis

Fungsional Tertentu
Panitera/Sekretaris

Panitera Pengganti

Jurusita Pengganti

Wakil Sekretaris

Kasubbag/Kaur
Hakim Yustisial
No Instansi

Panitera Muda
Wakil Panitera
Wakil Ketua

Jurusita

Jumlah
Hakim
Ketua

Staf
1 PTA/MSA 29 28 466 1 27 28 54 216 0 0 29 84 3 547 1.512

PA/MS
2 54 53 658 0 56 55 166 462 83 360 54 143 0 341 2.485
Kelas IA

PA/MS
3 100 97 725 0 99 97 288 440 97 361 91 262 0 396 3.053
Kelas IB

PA/MS
4 182 176 1.101 0 203 199 490 394 106 412 185 528 0 553 4.529
Kelas II

Jumlah Total 365 354 2.950 1 385 379 998 1.512 286 1.133 359 1.017 3 1.837 11.579

Dengan kondisi SDM seperti itu, jumla­h SDM. Dengan perhitungan itu Data tingkat pendidikan aparat
Dirjen Badilag Purwosusilo menyata­ kemudian diketahui beban kerja yang peradilan agama per Desember 2012.
kan bahwa sesungguhnya jumlah SDM real dan beban kerja yang ideal.
di peradilan agama masih kurang Tabel : Tenaga
“Hasilnya menjadi bahan Tenaga Non Teknis
dibandingkan dengan jumlah perkara Teknis
kebijakan untuk memutasikan dan No
yang ditangani. Namun karena Jenjang Jenjang
mempromosikan tenaga teknis. Jml Jml
Pendidikan Pendidikan
penam­ bahan SDM menjadi wewenang
Prinsipnya, pengadilan-pengadilan 1 S3 1 S3 26
lembaga atau kementerian lain, selaku
yang memiliki beban kerja tinggi 2 S2 156 S2 1.814
satuan kerja di bawah MA, Ditjen S1 5.395
akan memperoleh SDM yang lebih 3 S1 2.142
Badila­
g hanya bisa mengusulkan. 4 D III 250 D III 248
banyak daripada pengadilan-­
“Di samping itu yang kita lakukan pengadilan yang beban kerjanya 5 SLTA 618 SLTA 880
6 SLTP 28 SLTP 0
sekarang ialah berusaha melakukan rendah,” Dirjen menjelaskan.
7 SD 21 SD 0
rasionalisasi, yaitu menempatkan
Kebijakan untuk memeratakan TOTAL 3.216 TOTAL 8.363
tenaga teknis sesuai beban kerja,”  
SDM di lingkungan peradilan agama
ujarnya.
se­­
suai beban kerja memang tak
Saat ini jumlah doktor di
Upaya rasionalisasi itu dimul­ai bis­a ditawar-­
tawar lagi. Tentu agar
lingkungan peradilan agama semakin
dengan menghitung beban kerja tidak ada pengadilan yang me­ -
banyak. Menurut Dirjen Badilag,
tiap-tiap kategori tenaga teknis, nanga­ ni sedikit perkara memiliki
per Mei 2013, aparat peradilan
yakni hakim, tenaga ke­ paniteraan bany­ ak pegaw­ ai, dan pengadilan
agama yang telah selesai kuliah S-3
dan tenaga kejurusitaan. Cara yang menangani banyak perkara
berjumlah 44 orang dan ada 2067
menghitung­ nya ialah dengan mem­ malah dihuni oleh sedikit pegawai.
orang yang telah lulus S-2.
banding­ kan jumlah perkara dan (Hermansyah)

62 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Teladan

Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non-Yudisial

Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum

Sukses Berkat
Kedisiplinan dan Keikhlasan

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 63


Teladan

A
khirnya kereta api tiba di stasiun Kamil meneruskan studi di Pamekasan
Yogyakarta, setelah meraung- saja. Kebetulan, waktu itu di Pame- “Sadari bahwa hakim
raung di atas rel dari Sura- kasan mulai dibuka PGA enam tahun. bagian dari sebuah
baya. Seorang remaja, dengan di­ antar Para pengajarnya ham­ pir semuanya umat. Sadari bahwa
ayahnya, lekas turun dari kereta. mengenal ayah­anda Ahmad Kamil, K.H. dalam diri hakim juga
Mereka hendak menuju PHIN (Pendidik- Mohammad Shaodiq, yang merupakan ada misi perjuangan.
an Hakim Islam Negeri), sekolah seting­ tokoh masyarakat dan Kepala Kantor Dan kerjakan itu
kat SMA yang dikelola Depar­ temen Urusan Agama (KUA). Selain itu, ulusan semua secara ikhlas.
Agama. PGA enam tahun sudah pasti jadi guru Yang penting jadilah
Keduanya lantas melangkahkan
berstatus pe­
gawai negeri. seorang hakim yang
kaki ke sebuah rumah kos di dekat Namun Ahmad Kamil sudah
profesional.”
sekolah itu. Rumah itu berdinding kadung punya tekad kuat. Remaja
diajar­
kan manajemen dan pelbagai
anyaman bambu yang sudah jebol di yang lahir di Pamekasan pada 28
pelajaran hukum, dari hukum formil
sana-sini. Lantainya ubin. Selembar Januari 1946 itu betah tinggal di
hingga hukum materiil. Ia juga mem-
tikar terhampar di kamar. Tiap malam, Yogya­karta, walaupun dengan kondisi
peroleh pelajaran eksak, termasuk
tikus-tikus besar berlompatan. yang serba terbatas dan jauh dari
ilmu falak.
keluarga. Tiap hari ia masak sendiri
“Sudah, Mil, balik ke pamekasan
dan berangkat ke sekolah jalan kaki. Di PHIN, Ahmad Kamil juga kian
saja,” kata sang ayah, kepada anaknya,
melebarkan sayap pergaulannya.
yang mulai menginap di kos-kosan itu. Bisa masuk PHIN merupakan ke-
Di sekolah ini berkumpul para siswa
banggaan tersendiri. Sebab, saat itu
Menghela nafas sebentar, sang anak dari seluruh Indonesia. Mereka ada-
PHIN bisa dikatakan sebagai satu-
menyahut, “Saya minta waktu seminggu lah siswa-siswa pilihan. Tiap tahun,
satunya sekolah lanjutan unggulan
lagi, Bah, untuk memutuskan.” satu provinsi hanya dijatah dua siswa
yang dikelola Departemen Agama.
Peristiwa itu terjadi pada tahun untuk bisa sekolah di sini.
Hanya alumnus PGA juara satu dan
1963, ketika Ahmad Kamil hijrah ke dua yang bisa bersekolah di PHIN. Di atas semua itu, di PHIN Ahmad
Yogyakarta untuk melanjutkan studi Kamil semakin mengerti apa arti
di PHIN. Lulus dengan predikat terbaik Tiga tahun menimba ilmu di se­kolah
di­
siplin. PHIN menerapkan disiplin
dari Pendidikan Guru Agama (PGA) di ikatan dinas ini Ahmad Kamil men-
yang ketat kepada para siswanya.
Pamekasan, Ahmad Kamil meneguh- dapatkan pengetahuan dan pengalam-
Misalnya, para siswa wajib memakai
kan niatnya untuk menimba ilmu di an yang sangat berharga. Di bidang
kaos kaki dan mengenakan sabuk.
Yogyakarta, meski ayahandanya dan akademis, penguasaan bahasanya
“Kalau terlambat disuruh push up,”
guru-gurunya menghendaki agar Ahmad kian meningkat. Di tempat ini juga

64 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Teladan

“Ndak mungkin,” kata sang ibunda. Di PA Bondowoso, pada tahun 1976


Tapi setelah dilihatnya baik-baik, ter- Ahmad Kamil diangkat menjadi Wakil
nyata yang datang memang Ahmad Ketua PA dan empat tahun kemudian,
Kamil, si anak bungsu. tepatnya tahun 1980, ia diangkat men-
jadi Ketua PA.
Di Pamekasan, Ahmad Kamil
di­
tempat­kan di kantor Depag, bukan Setelah itu karirnya terus melesat.
di Pengadilan Agama (PA). Selama Berturut-turut Ahmad Kamil lantas
tiga bulan, Ahmad Kamil tidak diberi menjadi Ketua PA Blitar (1984), Ketua
tempat duduk, karena memang tidak PA Kediri (1989), Ketua PA Jakarta
ada kursi yang kosong. Ia terus Selatan (1992), lalu menjadi hakim
Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum bersama Tim Redaksi berdiri saja. “Kalau ada yang kenc- tinggi PTA Jakarta (1994).
Majalah Peradilan Agama seusai wawancara. ing, baru saya duduki (bangkunya).
Pengabdiannya sebagai Ketua
Hahaha,” Ahmad Kamil bercerita.
PTA dimulai pada tahun 1995 ketika
kata Ahmad Kamil, kepada Tim Ketika mendapatkan gaji pertama­ ia menjadi Ketua PTA Kupang dan
Redaksi Majalah Peradilan Agama nya beberapa bulan kemudian, Ahmad Timor-Timur. Setelah itu ia menjadi
yang mewawancarainya pertengahan Kamil langsung beli meja dan kursi Ketua PTA Padang (1999) dan Ketua
Mei lalu. untuk dipakainya kerja di kantor. PTA Bandung (2001).
“Waktu itu gaji untuk nonton sekali
Lulus dari PHIN pada tahun 1965, Pada tahun 2001 pula Ahmad
dan beli gado-gado sekali sudah
anak bungsu dari 10 bersaudara ini Kamil mulai menapaki karir di
habis,” kata Ahmad Kamil, mengenai
tak lama kemudian diangkat jadi PNS. Mahkamah Agung (MA). Mula-mula
kecilnya gaji yang diterimanya.
SK-nya terbit pada Mei 1966. Di sana ia menjadi Wakil Sekretaris Jenderal,
tertulis, Ahmad Kamil ditugaskan di Tidak sampai setahun bertugas lalu terpilih menjadi hakim agung
Ternate, yang kini masuk wilayah di Pamekasan, Ahmad Kamil ikut tes pada tahun 2003.
Maluku Utara. masuk IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Karir Ahmad Kamil tak berhenti di
Namun karena nilai di PHIN bagus,
Sempat digandoli orang tuanya, situ. Pada tahun 2004 ia mulai men-
Ahmad Kamil dibolehkan tanpa tes. Ia
Ahmad Kamil tetap ingin ke Terna­ te jadi Ketua Muda Pembinaan MA dan
pun bisa langsung memulai kuliah pada
untuk melaksanakan SK itu. Ia kemudian pada tahun 2009 ia terpilih menjadi
tahun 1967. Sembilan tahun kemudian,
berangkat ke Jakarta, guna mengurus Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial.
tepatnya 1976, dia baru lulus.
ongkos untuk berangkat ke Ternate. Jabatan itu terus diembannya hingga
Namun enam bulan di Depag Jakarta, “Di kampus saya selain kuliah juga kini.
Ahmad Kamil tak jua diberangkatka­ n. berorganisasi,” tutur suami Masfufa-
Kepada para hakim peradilan
Ternyata kondisi sa­ at itu tidak me- tun ini.
agama, khususnya hakim-hakim muda,
mungkinkan. Tahun 1966 adalah tahun
Terlalu asyik di kampus, Ahmad Ahmad Kamil punya pesan khusus.
pergolakan politik. Selain itu, pada
Kamil kena tegur. Saat itu ada kebi-
waktu itu perjalanan dari Jakarta ke “Sadari bahwa dirinya sebagai
jakan, para pegawai yang mendapat
Makassar harus ditempuh mengguna- seorang hakim,” tandasnya, “Sadar­ i
tugas belajar harus menuntaskan
kan kapal, lalu dari Makassar ke Ternate bahwa hakim bagian dari sebuah
pendidikannya sesuai waktu yang
menggunakan perahu. umat. Sadari bahwa dalam diri hakim
ditentukan. Kalau tidak, mereka akan
juga ada misi perjuangan. Dan kerja-
Seorang pejabat di Biro Kepegawai- dikembalikan ke satuan kerjanya dan
kan itu semua secara ikhlas. Secara
an Depag lantas menemui Ahmad beasiswa untuk kuliah dihentikan.
ikhlas. Tidak pernah bertanya habis
Kamil. “Kamu mau ke mana? Terserah.”
Menjelang lulus, Ahmad Kamil ini saya ke mana; habis ini saya jadi
“Ya, kalau boleh milih, saya mau ke kemudian dipindahkan ke Bangkalan, apa. Yang penting jadilah seorang
Pamekasan saja,” jawab Ahmad Kamil. juga di kantor Depag. Ia baru benar- hakim yang profesional.”
benar pegang palu ketika bertugas di (Achmad Cholil, Rahmat Arijaya,
Keinginan Ahmad Kamil dikabul­ Makhurs AR, Hermansyah)
PA Bondowoso. “Tapi saya juga mulai
kan. Pulang ke Pamekasan, sang
dari membuat amplop, di bagian pen-
ibunda nyaris tidak percaya. Bahkan,
daftaran, dan ikut manggil,” kata
dikiranya Ahmad Kamil adalah hantu.
Ahmad Kamil.
“Kamil datang,” kata seorang
tetangga.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 65


Teladan
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Pendidikan:


Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum. 1. S.R.N Tahun 1959
2. PGAN Tahun 1963
Tempat/Tanggal Lahir :
3. PHIN Tahun 1965
Pamekasan, 28 Januari 1946
4. S-1 Fakultas Syariah lAIN Sunan Ampel Tahun 1976
Nama Istri : 5. S-1 Hukum, STIH Malang Tahun 1986
Hj. Masfufatun 6. S-2 Fakultas Hukum UMJ Tahun 1998
Nama Orang Tua : 7. S-3 Sekolah Pascasarjana UGM Tahun 2010
Ayah: K.H. Mohammad Shaodiq (AIm.)
Riwayat Jabatan:
Ibu: Hj. Siti Romlah (Almh.)
1. PNS 1966
Nama Mertua : 2. Hakim Pengadilan Agama 1975
Ayah Mertua, H. Slamet Prawiro Kusumo 3. Wakil Ketua PA Bondowoso 1976
(AIm.) 4. Ketua PA Bondowoso 1980
Ibu Mertua, Hj. Siti Murdiyah (Almh.) 5. Ketua PA Blitar 1984
Anak, Menantu, dan Cucu: 6. Ketua PA Kediri 1989
1. Hj. Alvi Faiiati Wardah, ST. dan 7. Ketua PA Jakarta Selatan 1992
H. Abdul Majid, SAg., MH. (Anak 8. Hakim Tinggi PTA Jakarta 1994
Menantu). Telah dikaruniai cucu: 9. Ketua PTA Kupang dan Timor Timor 1995
a. Nabila Salsabila Kamilia 10. Ketua PTA Padang 1999
b. Najma Azkiyatul Fitri 11. Ketua PTA Bandung 2001
c. Muhammad Muadz Sa’bani 12. Wakil Sekretaris Jenderal MA RI 2001
d. Najwah Azkiyatun Nisa 13. Hakim Agung MA RI 2003
2. H. Alfan Firdauzi Kurniawan, ST., 14. Ketua Muda Pembinaan MA RI 2004
SH., MH. dan Hj. lin Sabana Amalia 15. Wakil Ketua Mahkamah Agung RI 2009
(Anak Menantu)
Buku-Buku Karya Ilmiah, baik yang telah dipublikasikan atau masih dalam bentuk artikel,
3. Hj. Alfia Agustina Rahma, SH., dan
antara lain:
Sofyan Zefry, S.Ag., M.Ag (menantu),
telah dikaruniai cucu: Tsaqif Zefrizal 1. Pola Pengendalian Administrasi Peradilan Agama, Al-Hikmah, Jakarta, 2004
Muhammad 2. Kaidah Hukum Yurisprudensi, Cetakan III, Prenada Media, Jakarta, 2005.
4. H. Alfiansyah Jauhari Rizqan, SH., 3. Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia, Rajagrafindo Persada Press,
dan Putri Windikawari, S.Psi, telah Jakarta, 2008.
dikaruniai cucu: Queen Sahwari Filhajj
4. Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syari’ah, Prenada Media, Jakarta,
2008.
5. Ke Arah Pembaruan Hukum Aacara Perdata dalam SEMA dan PERMA, Prenada Media
group, 2009.
6. Hukum Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, PT. Pilar Yuri Ultima, 2009.
7. Filsafat Kebebasan Hakim Perspektif Kebebasan Frans Magnis-Suseno, (Disertasi).
8. Hukum Acara Perdata Peradilan Agama, (Naskah, bahan pelatihan hakim Peradilan Agama)
9. Hukum Acara Terpadu antara Teori dan Praktik (Bahan ajar pelatihan teknis yudisial para
hakim dan panitera pengadilan agama seluruh Indonesia)
10. Filsafat Kebebasan Hakim, Prenada Media Group, Jakarta, 2012.

Artikel/Makalah
1. Etika Profesi Hakim Indonesia.
2. Independensi Peradilan Indonesia
3. Kebebasan Berfikir Filosofis Hakim
4. Keadilan Filosofis dalam Putusan Hakim
5. Manajemen Perubahan Peradilan Agama menuju Peradilan yang Agung.
6. Prinsip-Prinsip Kebijakan Pimpinan Mahkamah Agung di Era Perubahan.
7. Manajemen Pembinaan Karier Hakim
8. Peran Hakim Agung sebagai Pembaharu Hukum.
9. Hakim dan Filsuf
10. Kekuatan ihlas dalam perspektif filsafat metafisika.

66 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


Kisah nyata

KISAH SUKSES MEDIASI

Ketika Mediator
dan Para Pihak
Tersenyum Puas
Kepiawaian mediator sangat menentukan keberhasilan mediasi. Pandai
mengkomunikasikan keinginan para pihak adalah salah satu syaratnya.

H
asil akhir mediasi dapat dipasti- Putusan berupa akta perdamai­ an dan hasil penjualannya senilai Rp
kan akan selalu melegakan dua (acte van vergelijk) yang terdiri dari 8 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
pihak yang bersengketa karena (delapan) pasal tersebut secara ringkas akan diberikan kepada Tergugat
mediasi bisa menyelesaikan masalah mengandung 5 (lima) pokok kesepaka- dan selebihnya meskipun jumlahnya
secara win-win solution. Alternatif tan. Pertama, kesepakatan para pihak kurang dari Rp 100.000.000,- (seratus
penyelesaian sengketa (Alternative untuk mengakui bahwa rumah seluas juta rupiah) akan diberikan kepada
Dispute Resolutioin) melalui mediasi 200 m2 yang dituntut oleh pihak Peng- Penggugat.
sesuai Peraturan Mahkamah Agung gugat adalah benar harta bersama Keempat, kedua belah pihak
Nomor 1 Tahun 2008 ini terbukti ampuh yang diperoleh selama dalam masa menyepakati bila penjualan tidak
menyenangkan dua pihak yang ber­ perkawinan mereka dahulu. dapat dilakukan oleh kedua belah
seteru. pihak secara sukarela, akan membuka
Kedua, kedua belah pihak se­pakat
Ada banyak kisah sukses mediasi untuk membagi rumah tersebut men- peluang kepada masing-masing pihak
di pengadilan agama, tak terkecua­ li jadi dua bagian, setengah bagian untuk meminta Pengadilan Agama
untuk perkara yang kompleks dan untuk Penggugat dan selebihnya melaksanakan eksekusi sesuai den-
membutuhkan perhatian ekstra dari untuk Tergugat. gan kekuatan hukum yang melekat
mediator. Salah satunya adala­h kisah Ketiga, Penggugat dengan Ter- pada akta perdamaian sebagaimana
sukses mediasi perkara harta ber- gugat sepakat akan membaginya diatur dalam Pasal 1858 KUH Perdata
sama di Pengadilan Agama Painan, dengan cara menjual rumah ter­
sebut dan Pasal 154 ayat (2) dan (3) RBg.
Sumatera Barat, dengan nomor
perkara 156/Pd.tG/2011/PA. Pn yang
diputus tanggal 29 Maret 2012 lalu.

Perkara ini bermula dari tun­


tutan pembagian harta bersama yang
di­
ajukan oleh mantan suami (Peng­
gugat) terhadap mantan isteri­ nya
(Tergugat) yang menguasai sebuah
rumah tinggal seluas 200 m2 beserta
segala perabotan berharga di dalam­
nya yang secara keseluruhan ditaksir
bernilai Rp 200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah). Perkawinan mereka telah
berakhir dengan per­ ceraian kurang
lebih dua tahun sebelu­ m perkara
Gedung Pengadilan Agama Painan
gugatan harta bersama itu diajukan.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 67


Kisah nyata

Dan yang kelima, kedua belah


pihak menjadikan kesepakatan ber-
sama tersebut sebagai kerangka
penyelesaian sengketa yang final dan
menyeluruh, sehingga di kemudian
hari mereka tidak akan saling me-
nuntut dalam bentuk apapun.

Proses mediasi berhasil mencapai


kesepakatan setelah 5 (lima) kali per-
temuan dalam jangka waktu 3 (tiga)
pekan. Kelima sessi mediasi tersebut
dilaksanakan secara pleno pada sessi
pertama dan terakhir, kaukus pada
sessi kedua, dan gabungan antara namis. Sampai mediasi ketiga, hampir masing pihak diberikan kesempatan
kaukus dan pleno pada sessi ketiga tidak ada pilihan penyelesai-an yang untuk mengusulkan model penyele-
dan keempat. dapat disepakati oleh para pihak. saian tanpa memaksakan harus men-
Sessi pleno pertama diperguna- Ketiga, ketika mediasi menemu­ jadi pilihan akhir.
kan untuk menyamakan persepsi ten- kan alternatif penyelesaian yang
Keempat, mendalami pilihan-
tang harta bersama dan akibat-akibat diperkirakan dapat disepakati oleh
pilihan penyelesaian hingga sedetail
hukumnya, sementara sessi pleno para pihak, muncul masalah baru
mungkin dengan salah satu pihak
terakhir untuk mendalami poin-poin yang membuat negosiasi menemui
sebelum dikomunikasikan dengan
kesepakatan perdamaian yang telah jalan buntu, sehingga harus kembali
pihak lainnya. Pilihan yang tidak
disusun oleh mediator dan menanda- menelusuri pilihan lain. Keempat,
matang dan masih sumir tidak diko-
tanganinya. sessi-sessi pleno mediasi kerap ber-
munikasikan kepada pihak lainnya.
langsung emosional, sampai-sampai
Adapun sessi-sessi kaukus di­ - Kelima, memelihara momentum
Penggugat ingin menarik diri dari
pergunakan untuk setidak-tidaknya koo­peratif dalam negosiasi hingga
proses mediasi.
empat tujuan. Pertama, memastikan akhir proses mediasi dengan jaminan
kedua belah pihak, terutama mantan Untuk mengatasi sejumlah per-
penyelesaian yang mutatis mutandis.
isteri benar-benar setuju terhadap masalahan tersebut, mediator meng-
Mediator mendorong para pihak untuk
pembagian harta bersama. Kedua, me- gunakan beberapa pendekatan dan
berpikiran positif, terutama ketika salah
nelusuri kemungkinan adanya agenda teknik. Pertama, metode reflektif
satu pihak terlihat sudah mulai kurang
tersembunyi (hidden agenda) dan/atau untuk memberikan wawasan dasar
simpatik kepada pihak lainnya.
hal-hal yang tidak ter­ungkap dalam sessi kepada para pihak untuk mau duduk
panel. Dan ketiga, menelusuri pilihan- bersama menyelesaikan masalah Keberhasilan mediasi dalam
pilihan cara pembagian yang mung- secara mediasi. Pemahaman ter- perkara ini tergolong unik dan
kin telah dipikirkan oleh kedua belah hadap asal-usul dan konsepsi harta mengesan­ kan, karena selain men-
pihak. Dan ke­empat, menghindari bersama menjadi salah satu tema capai kesepakat­ an perdamaian,
diskusi-diskusi yang kontraproduktif dalam proses reflektif tersebut. para pihak dengan ittikad baik dapat
terhadap pilihan-­ pilihan penyelesaian melak­ sanakan hasil mediasi ter­sebut
Kedua, oleh karena sessi-sessi pleno
yang masih belum final. tanpa kendala yang berarti. Pada
cenderung emosional, mediator memak-
tanggal 9 Mei 2012, kedua belah pihak
Meskipun akhirnya berhasil simalkan pendekatan kaukus dengan
dan anak-anaknya datang meng-
samp­ai pada kesepakatan perdamai- mengedepankan reframing sebanyak-
hadap Panitera Pengadilan Agama
an, sejumlah permasalahan mewarnai banyaknya. Tujuannya adalah untuk
Painan untuk me­ laksanakan hasil
proses mediasi tersebut. Pertama, mengendalikan perilaku para pihak
mediasi. Calon pembeli me­nyerahkan
pihak Tergugat sejak awal diliputi dan meredam pernyataan-­ pernyataan
bagian Tergugat di hadapan Pani­
oleh ketidakpercayaan, baik ter- negatif untuk dikonver­
si menjadi pern-
te­
ra, se­ hingga terpenuhi semua
hadap mediasi maupun ittikad baik yataan-pernyataan positif.
ke­tentuan-­ketentuan yang telah di­­
Peng­ gugat, sehingga tidak mau ber-
Ketiga, memberdayakan para sepakati oleh Penggugat dan Ter­gugat
mediasi. Kedua, proses pertukaran
pilihan-­pilihan penyelesaian di­antara pihak untuk memikirkan solusi-solusi dalam me­diasi. Al-Shulhu khair.
pihak-pihak berlangsung sangat di- alternatif secara mandiri. Masing- (Mohammad Noor)

68 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


inspirasi

M. Yahya Harahap, SH

Profesional, Berprestasi
dan Bersahaja
“Saya bukanlah seorang professor dan saya risih disebut demikian,
meskipun di mana-mana orang menyebut begitu kepada saya.”

D
engan suara agak serak ditulisnya dan rata-rata berkualifikasi bernama Parau Sorat, di daerah
namun dengan intonasi yang masterpiece. Sipirok, Tapanuli Selatan. Kedua
tegas, M. Yahya Harahap, S.H. orang tuanya hanyalah petani kecil
Tak hanya itu, Yahya Harahap juga
kerap mengucapkan kata-kata itu, yang sehari-hari bekerja di sawah
menyempatkan diri berkecimpung di
termasuk ketika diwawancarai Tim dan terkadang mengambil upah di
dunia akademik dengan menjadi dosen
Redaksi Majalah Digital Peradilan ladang milik orang lain.
di berbagai perguruan tinggi. Ia pernah
Agama, akhir April lalu.
tercatat sebagai dosen di sejumlah per- Meski harus bersekolah di Sekolah
Meski benar bukan seorang guruan tinggi, misalnya Fakultas Hukum Rakyat dan menimba ilmu agama di
professor, namun siapa yang tak dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Madrasah, Yahya kecil sering diajak ikut
kenal dengan kepakaran Yahya Sumatera Utara dan Fakultas Hukum bekerja oleh orang tuanya. Rutinitas
Harahap di bidang hukum. Selain Universitas Syah Kuala Banda Aceh. ini tak urung membuatnya harus ber-
pernah menjadi seorang pengadil usaha membagi waktu secara efektif
Pasca pensiun dari jabatan
hingga meraih jabatan Hakim agar semuanya dapat berjalan dengan
hakim pada tahun 2000 lalu, Yahya
Agung, bahkan Ketua Muda Pidana baik.
Harahap sering diminta untuk
Mahkamah Agung, Yahya Harahap
menjadi ahli di persidangan, baik di Kebiasaan bekerja secara
aktif menulis buku-buku hukum yang
dalam negeri maupun luar negeri. efektif sejak kecil itulah yang tetap
banyak dirujuk oleh praktisi-praktisi melekat dalam dirinya hingga saat
hukum di dalam dan luar negeri. Tak M. Yahya Harahap lahir pada 18
ini. Termasuk membagi waktu untuk
kurang dari 20 judul buku pernah Desember 1934 di sebuah desa kecil
berbagai kegiatan. “Sejak kuliah

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 69


inspirasi

saya membaca, menulis, bahkan untuk membangun karakter diri serakah, apalagi haus terhadap
sudah mengajar,” ujar pria yang sebagai hakim yang baik. kekuasaan. Ia menjalani profesinya
selama 19 tahun menjadi hakim tanpa banyak menuntut, apalagi
“Saya selalu mempertanyakan
agung itu. meminta-minta jabatan. Bahkan,
apakah saya mampu menunjukkan
ketika ia harus dimutasi untuk
Saat memasuki dunia peradilan, integritas diri, jujur, professional,
jabatan yang sama, meskipun
ia pun harus membagi waktunya mampu memberikan rasa keadilan,
peluang untuk meraih jabatan yang
untuk berbagai kegiatan dengan dan memiliki pengalaman dalam
lebih tinggi terbuka lebar, ia sama
baik. Ia selalu datang pukul 07.00 mengemban amanah jabatan saya,”
sekali tidak mengeluh.
setiap hari, menyelesaikan putusan ungkapnya.
sebelum dibacakan meskipun harus Pengalaman hidupnya sebagai
Kedua, sebagai hakim, Yahya
menyelesaikan rata-rata 120 perkara aparatur negara dijalaninya dengan
Harahap menanamkan komitmen
per bulan, dan tetap berkarya sabar dan sukacita, meski harus
yang kuat untuk memberikan
menulis buku. menerima perlakuan yang tidak
pelayanan kepada pihak-pihak yang
semestinya. “Meski saya dibuang
“Saya selalu tidur setelah shalat berperkara. Komitmen ini, menurutnya,
ke Banda Aceh dan Papua, saya
isya’ dan bangun pada jam 03.00 dimulai dari pelaksanaan sidang
terima, saya jalani dan saya tidak
pagi untuk shalat tahajjud dan tepat waktu dan membuat putusan
mengeluh,” tuturnya.
mulai membaca dan menulis hingga yang argumentatif, rasional, dan
waktu shubuh tiba,” tuturnya. tidak bertentangan dengan common Totalitasnya dalam menjalani
sense. Keduanya bagi Yahya adalah profesi di bidang peradilan telah
Selepas menyelesaikan bangku
bentuk pelayanan yang baik kepada berhasil melambungkan nama
kuliah di Fakultas Hukum Universitas
para pencari keadilan. Yahya Harahap. Karirnya pun
Sumatera Utara pada tahun 1960, terbilang cemerlang. Selama 39
Yahya muda langsung berkiprah di “Memberikan pelayanan yang tahun menjadi hakim, setengahnya
dunia peradilan dengan menjadi hakim baik jauh lebih berharga ketimbang dijalani sebagai hakim agung. Ia
tingkat pertama. Sebenarnya ia tidak memberikan kemenangan kepada menjadi hakim agung selama 19
ingin buru-buru menjadi hakim, karena pihak-pihak yang berperkara,” ia tahun, dari 1982 hingga 2000,
ia masih tertarik menjadi aktivis. menegaskan. dengan jabatan terakhir Ketua
Semasa mudanya ia berkecimpung Muda Pidana Mahkamah Agung RI.
Ketiga, sebagai hakim, Yahya
di berbagai organisasi keislaman, Sebelumnya, 10 tahun ia menjadi
Harahap berusaha untuk selalu
seperti Pelajar Islam Indonesia hakim tingkat pertama dan 10
disiplin dalam menjalankan profesi­
(PII), Himpunan Mahasiswa Islam tahun menjadi hakim di tingkat
nya, baik disiplin waktu maupun
(HMI), bahkan Partai Masyumi. banding.
disiplin dalam bekerja. Pukul 07.00 ia
Sayangnya kondisi politik ketika itu
sudah berada di kantor dan semua Atas dasar pengalaman dan
tidak berpihak kepada organisasi-
putusan diselesaikannya sebelum komitmen itu, Yahya Harahap
organisasi sejenis itu, sehingga ia
dibacakan. Menurutnya, Pasal 184 berpesan kepada hakim-hakim
harus banting stir ke dunia kerja.
ayat (3) HIR yang menyatakan Indonesia terutama yang masih
Meski begitu, Yahya muda tidak putusan ditandatangani oleh muda-muda agar dapat menghayati
ingin bekerja setengah-setengah. Ketua dan Panitera secara implisit perannya dengan sebaik mungkin
Ia berusaha menjalani profesinya bermakna putusan itu harus sudah sembari terus menanamkan
sebagai pengadil dengan penuh ditandatangani pada saat putusan semangat untuk terus berbenah diri
totalitas dan dedikasi tinggi. tersebut dibacakan. membangun peradilan Indonesia.
Sejumlah kebiasaan baik ia semaikan
Alhasil, lanjut Yahya, ketika “Hayati dan bersemangat!” ia
sebagai bukti komitmennya di dunia
memasuki masa purnabhakti pada berpesan.
peradilan.
tahun 2000, ia tidak meninggalkan (Mohammad Noor, M. Isna Wahyudi)
Pertama, sebagai hakim, Yahya tunggakan perkara sama sekali dan
Harahap selalu mengajukan per- ia tidak perlu lagi datang ke kantor
tanyaan-pertanyaan filosofis pada untuk menandatangani putusan
dirinya sebagai sumber motivasi. yang telah diselesaikannya.
Pertanyaan-pertanyaan filosofis yang
Keempat, selama menjalani
disebutnya sebagai interrogation of
profesi sebagai hakim, ia tidak ingin
philosophy merupakan benih-benih

70 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


inspirasi

Biodata

Nama: • Perlawanan terhadap Eksekusi


M. Yahya Harahap Grose Akta Serta Putusan Peng-
adilan Dan Arbitrase, Penerbit PT
Tempat/Tanggal lahir:
Citra Aditya Bakti Bandung, 1993
Parau Sorat, 18 Desember 1934
• Kedudukan Janda, Duda dan
Pendidikan Terakhir: Anak Angkat Dalam Hukum Adat,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Penerb­
it PT.Citra Aditya Bakti,
Jabatan Terakhir: Bandung, 1993
Ketua Muda Pidana Umum Mahkamah Agung RI • Permasalahan Hukum Acara Pada
Karir di Bidang Peradilan: Peradilan Agama, Penerbit PT.Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1993
1961 – 1969 sebagai Hakim Tingkat Pertama
1970 - 1982 sebagai Hakim Tingkat Banding • Beberapa Tinjauan Tentang
1982 – 2000 sebagai Hakim Agung Perm­asalahan Hukum, Penerbit
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,
Pengalaman Mengajar: 1996 Beberapa Tinjauan Tentang
(1) Universitas Syah Kuala Banda Aceh Permasalahan Hukum, Penerbit
(2) Universitas Sumatera Utara PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,
(3) STIH LPIHM IBLM 1996;
• Beberapa Tinjauan Mengenai Siste­ m
Sejak tahun 1975 Yahya harahap 1986, Cetakan Ketiga, Edisi Peradilan dan Penyelesaian Seng-
aktif menulis dan menerbitkan buku- Kedua, Penerbit Sinar Grafika, keta, Penerbit PT.Citra Aditya Bakti,
bukunya. Buku-buku itu sebagian Jakarta 2000, Cetakan Ketujuh Bandung, 1996;
besar membahas tentang hukum 2005, Cetakan Kedelapan 2006,
• Tinjauan Merek secara Umum dan
acara dan materil Cetakan Kesembilan 2007, Ceta-
Hukum Merek di Indonesia Ber-
kan Kesepuluh 2008 dan Kesebelas
dasarkan UU No.19 Tahun 1992,
Karya Tulis: 2009, Cetakan Ke tiga belas 2010;
1996, Penerbit PT.Citra Aditya
• Hukum Acara Perdata Peradil­
an • Ruang Lingkup Permasalahan Bakti, Bandung, 1996;
Indonesia, Penerbit CV Zakir Eksekusi Bidang Perdata, Penerb­ it
Tradin­
g Co, Medan, 1975; • Hukum Acara Perdata tentang
PT Gramedia Pustaka Utama,
Gugatan Persidangan, Penyitaan,
• Hukum Perkawinan Nasional, ber- Jakarta 1987, Cetakan Keempat.
Pembuktian dan Putusan Peng-
dasarkan UU No.1 Tahun 1974, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Cetakan
adilan, Penerbit Sinar Grafika
Penerbit CV Zakir Trading Co, Kedua 2006, Cetakan Ketiga 2007
Jakarta 2005. Cetakan Kedua Juli
Medan, 1975; dan Keempat 2009
2005, Cetakan Ketiga Desemb­ er
• Segi-segi Hukum Perjanjian, • Permasalahan dan Penerapan Sita 2005, Cetakan Keempat Mei
Penerbit Alumni (1986) Bandung jaminan (Conservatoir Beslag) 1987, 2006, Cetakan Kelima April 2007,
cetakan kedua, 1976; Penerbit Pustaka Bandung, 1987 Cetakan Keenam Oktober 2007,
• Pembahasan Permasalahan dan • Kedudukan Kewenangan Peradil­ an Ketujuh 2008, Kedelapan 2009;
Penerapan KUHAP, Tentang Peny- Agama (UU No.7 tahun 1989) Pener- • Kekuasaan Pengadilan Tinggi
idikan dan Penuntutan (Jilid I), bit Pustaka Kartini, Jakarta 1990, Dan Proses Pemeriksaan Perkara
Penerbit Pustaka Kartini, Jakarta Cetakan Kedua, Edisi Kedua, Penerbit Perdata Dalam Tingkat Banding,
1986, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta 2001, Cetakan Penerbit Sinar Grafika, Jakarta
Penerbit Sinar Grafika, Jakarta Kedua 2003, Cetak­ an Ketiga 2005, 2006;
2000, Cetakan Ketujuh 2005, Ceta- Cetakan Keempat 2007;
• Kekuasaan Mahkamah Agung
kan Kedelapan 2006, Cetakan Kes- • Arbitrase di tinjau dari Rv, Peraturan Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan
embilan 2007, Kesepuluh 2008 dan Prosedur BANI, ICSID, UNCITRAL Kembali Perkara Perdata, Penerbit
Kesebelas 2010, Cetakan Ketigab- Arbitration Rules, Convention on Sinar Grafika, 2008;
elas Agustus 2010; the Recognition and Enforcement
• Tinjauan dan Pembahasan Hukum
• Pembahasan Permasalahan dan of Foreign Arbitral Award, Perma
Perseroan Terbatas Berdasar-
Penerapan KUHAP, Tentang Per- No.1 1990, 1991, Penerbit Pustaka
kan Undang-Undang No.40 Tahun
sidangan Banding dan Kasasi (Jilid Kartini, Edisi Kedua, Penerbit Sinar
2007, Penerbit Sinar Grafika, 2009.
II), Penerbit Pustaka Kartini, Jakarta Grafika, Jakarta 2001

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 71


AKTUAL

badilag

BADILAG PUNYA DIRJEN BARU

Drs. H. Purwosusilo, SH, MH dilantik secara


resmi menjadi Dirjen Badilag oleh Ketua
MA Dr. H. Hatta Ali, SH, MH, di Gedung MA,
Kamis (21/2). Pelantikan ini dilakukan setelah
Presiden RI mengeluarkan Keppres Nomor
15/M/2013 tertanggal 25 Januari 2013 mengenai
pengangkatan Purwosusilo sebagai Dirjen Badilag.

Pak Sayed Usman Wafat Direktur Pembinaan Administrasi


Peradilan Agama baru

Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama Drs. H. Sayed H. Tukiran, S.H., M.M. dilantik Sekretaris MA menjadi Direktur Pem-
Usman, S.H., M.H., menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin binaan Administrasi Peradilan Agama Ditjen Badilag di Gedung MA,
dini hari (14/1), di RSCM Jakarta. Almarhum wafat di usia 56 tahun Rabu (27/2). Ia menggantikan Drs. H. Sayed Usman, S.H., M.H.
dan meninggalkan seorang istri serta dua anak. Pak Sayed Usman Sebelumnya ia adalah Panitera/Sekretaris PTA Medan.
menjadi Direktur di Badilag sejak 25 Mei 2010.
Ketua MA Belanda Kunjungi Badilag
Badilag-Kedubes Mesir Jalin Kerja Sama

President of Hoge Raad of the Netherland Dr. G.J.M. Corstens


Setelah Dirjen Badilag Purwosusilo menemui Dubes Mesir Baha beserta rombongan mengunjungi Ditjen Badilag, Senin (8/3). Di­antar
Dessouki di kantornya, Jumat (8/3), giliran Dubes Mesir yang hakim agung Prof. Takdir Rachmadi, tamu agung itu di­sambut Dirjen
bertandang ke Badilag, Senin (18/3). Kunjungan ini dimaksudkan Badilag Purwosusilo bersama sejumlah pejabat eselon I, II dan III
untuk menjajaki kerja sama di bidang peningkatan kualitas SDM MA. Di Badilag, rombongan Ketua MA Belanda mengunjungi Galeri
peradilan agama. Kedubes Mesir menyambut baik rencana kerja Peradilan Agama, Laboratorium SIADPA dan Laboratorium SIMPEG.
sama itu.

72 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


AKTUAL

PENDAFTARAN ONLINE PA JAKSEL

Pengadilan Agama Jakara Selatan meluncurkan layanan


pendaftaran perkara online, Senin (18/2). Ini adalah
sebuah terobosan kreatif. Dari seluruh Pengadilan
Agama di Indonesia, PA ini menjadi pionir layanan
ini. Masyarakat pencari keadilan tidak perlu datang
ke Pengadilan Agama untuk mendaftarkan perkaranya.

KY GELAR DISKUSI KODE ETIK

PTA KENDARI BERI ANUGERAH

Komisi Yudisial (KY) menyelenggarakan “Diskusi Kode Etik dan


Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) di Ruang Sidang Utama Pen-
Bersamaan dengan Rapat Kerja Daerah yang diselenggarakan di Hotel gadilan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (25/4/2013).
Sutan Raja Kolaka, 3-5 April 2013, Pengadilan Tinggi Agama Kendari Diskusi ini diikuti oleh hakim tinggi Pengadilan Tinggi dan Pengadilan
memberikan memberikan penghargaan (reward) capaian kinerja dalam Tinggi Agama Kepulauan Bangka Belitung dan Ketua dan Wakil
5 bidang penilaian, yaitu pengelolaan IT / website, SIADPA Plus, Ketua serta Hakim Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri dalam
SIMKEP, Pelayanan Meja Informasi dan Pelaporan Perkara Pengadilan wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
Agama se-wilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari.

SIDANG KELILING PA MOROTAI


PA JAKBAR LAUNCHING ARSIP DIGITAL DAN SMS INFO

Ketua Kamar Peradilan Agama MA RI, Dr. H. Andi Syamsu Alam, PA Morotai melaksanakan sidang keliling di Pulau Morotai pada
SH., MH dan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI, hari Selasa, 23 April 2013. Untuk menjangkau pulau tersebut, tim
Drs. H. Purwosusilo, SH., MH. memberi apresiasi positif kepada sidang keliling menggunakan kapal KM. Maming. Tanpa sidang
Pengadilan Agama Jakarta Barat yang mulai mengoperasikan keliling, masyarakat pencari keadilan harus mengeluarkan biaya
arsip digital dan SMS info perkara secara otomatis. Ini bagian yang sangat besar, sekitar Rp. 3 – 5 juta rupiah untuk biaya
dari usaha untuk memodernisasi administrasi perkara di transportasi.
lingkungan peradilan agama.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 73


AKTUAL

PROMOSI DOKTOR PAK RUM NESSA

Ketua PTA Surabaya Dr. H. M. Rum Nessa, S.H., M.H ber-


hasil meraih gelar doktor di bidang hukum dari Universitas
Islam Bandung, Rabu (1/5/2013). Ia berhasil mempertahankan
disertasi berjudul “Metode dan Prospek Penyelesaian Perkara
Perselisihan Hubungan Industrial menurut Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2004: Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI
mengenai Perselisihan Hak dan Pemutusan Hubungan Kerja”.

MS KUALA SIMPANG TEKEN MOU

PA MASOHI SIDANG KELILING DI WILAYAH TERPENCIL

Untuk melindungi “perempuan dan anak”, dilakukan penanda­


tanganan “Kesepahaman Bersama” antara Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Unit Per­ lindungan
Demi masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tim Pengadilan
Perempuan dan Anak (UPPA), Rumah Sakit (RSUD), Mahkamah
Agama Masohi rela menempuh 347 KM dengan waktu 9 jam per­
Syar’iyah Kuala Simpang, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Trans-
jalanan darat untuk menggelar sidang keliling, Selasa (09/04/2013).
migrasi serta Kementrian Agama, Rabu (20/03/2013). MoU ini
berkenaan dengan Mekanisme Penanganan Kasus Kekerasan Ter-
hadap Perempuan dan Anak. PA Cianjur DIKUNJUNGI BUPATI

PA GUNUNG SUGIH BERI PENGHARGAAN


KEPADA HONORER

Bupati Cianjur, Drs. H. Tjetjep Mochtar Soleh sengaja ber­tandang ke


Ketua PA Gunung Sugih, H.Muhsin Yamashita, S.H., memberikan
PA Cianjur untuk mengetahui layanan justice for all yang di­sediakan
penghargaan kepada dua orang tenaga honorer terbaik,
di PA ini.
Budiyanto dan Ilona Yamashita. Ini dimaksudkan, selain untuk
memberikan reward juga untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga honorer.

74 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


pojok dirjen

Drs. H. Purwosusilo, SH., MH

Malu A
da satu peristiwa cukup menge- ada delapan hakim yang diusulkan
sankan yang masih terus saya untuk jadi Plt Ketua PA. Nama saya
ingat hingga sekarang. Peristiwa tidak diusulkan, karena meskipun di
itu terjadi 20 tahun silam, tepatnya PA ter­sebut pangkat saya yang paling

Membawa pada tahun 1993, di sebuah Pengadi-


lan Agama di Jawa Timur.
tinggi, tapi sesungguhnya saya hakim
yang paling yunior. Saya juga belum
pernah jadi pimpinan PA sebelumnya.

Berkah`
Sebelum bercerita soal peristiwa
Jabatan yang pernah saya emban
itu, saya ingin mengucapkan terima
adalah Panitera Kepala atau sekarang
kasih kepada Bapak almarhum H.
Panitera/Sekretaris.
Hensyah Syahlani, S.H. yang secara
tidak sengaja telah memaksa saya Saya sangat memahami pen­
untuk belajar administrasi peradilan. jelasan itu, karena memang saya
masih hakim yunior. Saya bahkan
Pada tahun 1993, saya diberi
berharap beberapa rekan hakim yang
amanat untuk menjabat sebagai Plt
lebih senior terpilih menjadi Plt Ketua
Ketua di sebuah PA di Jawa Timur.
PA.
Saat itu pimpinan di tempat kami
hanya satu, yakni Wakil Ketua. Satu- Namun apa yang terjadi sungguh
satunya pimpinan itu ternyata diang- di luar dugaan saya. Tanpa melaku-
kat sebagai Ketua PA di daerah lain. kan lobi atau pendekatan apapun,
ternyata saya yang ditunjuk menjadi
Karena terjadi kekosongan
Plt Ketua PA. Penunjukan saya itu
pimpin-an, PA tersebut kemudian
berdasarkan SK Ketua PTA Surabaya.
mengusulkan penggantinya. Sebe-
lum berkas usulan itu dikirim ke Belum genap dua pekan saya
PTA Surabaya, saya dipanggil oleh melaksanakan tugas sebagai Plt
pimpinan PA dan dijelaskan bahwa Ketua PA, ada pemeriksaan dari

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 75


pojok dirjen

MA. Pemeriksaan itu dipimpin oleh apa-apa. Lidah saya kelu. Saya saya menjadi hakim, pimpinan PA,
D­irektur Hukum dan Peradilan MA, benar-benar diliputi perasaan was- hakim tinggi, maupun Dirjen Badilag,
Bapak H. Hensyah Syahlani, S.H. was, galau, malu. Yang tersisa hanya sebab salah satu tugas Ditjen Badi-
Yang menjadi fokus pemeriksaan kebulatan tekad dalam hati untuk lag adalah melakukan pembinaan
adalah administrasi perkara, meliputi memperbaiki kesalahan itu agar tidak administrasi peradilan agama.
register perkara, keuangan perkara, terulang lagi.
Karena itu, alangkah indahnya
dan laporan perkara.
Sehari setelah peristiwa itu saya kalau kita dapat belajar dengan
Menghadapi pemeriksaan terse- langsung mewujudkan tekad saya. ke­
sadaran, tanpa ada paksaan dari
but, selaku Plt Ketua PA, saya harus Dibantu beberapa hakim dan staf, pihak manapun, termasuk belajar
tetap bertanggung jawab terha- saya mulai mempelajari apa yang administrasi peradilan.
dap hasil kerja pimpinan sebelum di­
anggap salah oleh Pak Hensya­ h.
Memang, semakin tinggi posisi
saya, dengan segala kelebihan dan Saya mempelajari administrasi
kita, kita perlu lebih menguasai
kekurangannya. perkara dan memperbaiki buku
managerial skill ketimbang tech­
laporan keuangan yang dianggap
Usai mengadakan pemeriksaan, nical skill. Meski demikian, sungguh
salah oleh Pak Hensy­ ah itu dengan
Pak Hensyah memanggil saya. Nada sang­at bagus apabila managerial skill
sungguh-sungguh selama tiga bulan
suaranya tinggi, sebagai tanda beliau itu diimbangi dengan technical skill.
penuh. Ya, selama tiga bulan, bahkan
marah. Kepada saya, beliau menjelas­ Hendaknya technical skill itu diasah
siang-malam. Waktu itu saya bahkan
kan adanya kesalahan-kesalahan, sejak dini, sebelum mendapat amanat
sering pulang jam 12 malam, malah
khususnya kesalahan penulisan pada yang lebih tinggi.
kerap tidur di kantor dan tidak pulang
buku keuangan perkara.
ke kos-kosan yang terletak tidak jauh Dengan menguasai technical
Terus terang, waktu itu saya dari kantor. skill seperti administrasi perkara,
di­
liputi perasaan takut, kuatir, malu. termasuk administrasi keuangan,
Ternyata mempelajari seluk-beluk
Pak Hensyah adalah pakar di bidang seorang pimpinan dapat memberikan
administrasi perkara, khusus­ nya
hukum acara dan Pola Bindalmin. bimbing­an, arahan, bahkan peng-
keuangan perkara, tidak semud­ ah
Beliau sangat menguasai dua bidang awasan dan teguran apabila ada
yang saya bayangkan. Sebagai­
itu. Beliau juga sering mengajar hakim bawahan yang melakukan ke­keliruan.
mana umumnya hakim saat itu, saya
dan calon hakim peradilan agama. Begitupun sebaliknya, tanpa meng-
kurang menganggap penting admin-
Singkat kata, beliau sangat kompeten uasai technical skill, seorang pimpin-
istrasi peradilan, karena mengang-
dan sangat disegani. an biasanya kurang percaya diri
gap administrasi peradilan adala­ h
dalam melakukan pembinaan dan
Ketika saya mendekat beliau, tugasnya panitera, bukan tugas
pengawasan.
masih dengan suara tinggi, beliau hakim. Ternyata anggapan itu keliru.
berteriak, “Pak Ketua! Ada cutter?!” Karena itu, mari kita senantiasa
Administrasi perkara, termasuk
belajar, termasuk mempalajari tech-
Dengan tergopoh, saya langsung keuangan perkara, perlu dipahami
nical skill yang mungkin kita anggap
minta kepada seorang staf untuk dan dikuasai oleh para hakim, apal-
tidak penting. Tentu akan lebih indah
m­encarikan cutter (pisau kecil). agi pimpinan pengadilan. Berbekal
lagi bila proses belajar itu muncul dari
Sambil menunggu datangnya cutte­ r, penguasaan terhadap administrasi
kesadaran diri, bukan karena paksaan
pikiran saya melayang ke mana- perkara, seorang hakim atau pimpin­an
pihak lain seperti yang saya alami.
mana. Saya mencoba menerka- dapat melakukan pembinaan, peng-
nerka, cutter itu akan dipakai untuk awasan, bahkan memberi teguran Dalam al-Quran, Allah berfirman:
apa. apabila menemukan kesalahan. “Boleh jadi apa yang tidak kalian
sukai akan membawa kebaikan, dan
Setelah seorang staf menyerah- Setelah mengalami peristiwa
boleh jadi apa yang kalian sukai akan
kan cutter itu, saya lekas memberi- yang cukup mengesankan itu, dan
membawa keburukan.”
kannya ke Pak Hensyah. Dan tanpa ber-usaha mempelajari administrasi
sama sekali saya duga, Pak Hensy­
ah peradilan dengan sungguh-sung- Kiranya pengalaman saya ini
menggunakan cutter itu untuk guh walaupun bisa dikatakan tanpa dapat menjadi ibrah buat kita ber-
merobek buku keuangan perkara se­
ngaja, saya membuktikan dan sama. Wallahu a’lam.
yang dinilainya salah. merasa­ kan betul manfaat mengua-
Melihat itu, saya tidak bisa berkata sai administrasi peradilan, baik ketika

76 MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013


resensi

Siapa Peletak Dasar


Trias Politica?
Penerapan teori pemisahan kekuasaan (separation of powers)
sudah dijalankan pada masa Umar bin Khattab, jauh sebelum
John Locke dan Mostesquieu mengemukakan ide serupa.

pikiran John Locke dan Montesquieu Syuyukh” karena anggotanya terdiri


Judul : Trias Politica dalam dan pembagian kekuasan dalam dari pemuka sahabat, para pemuka
Negara Madinah UUD 1945. rakyat di ibu kota Madinah dan para
Peresensi : Rahmat Arijaya kepala suku.
Penulis : Muhammad Alim Negara Madinah terbentuk se­ telah
Penerbit : Sekretariat Jenderal Rasulullah saw beserta para sahabat Majelis ini merupakan dewan per-
dan Kepaniteraan hijrah dari Mekkah ke Madinah, hingga wakilan rakyat yang bertugas sebaga­i
Mahkamah Konstitusi masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib “lembaga penengah dan pemberi
Tahun : I, September 2008 (622-661 M). Pada masa Rasulullah fatwa”. Dalam terminologi fikih,
Tebal : xxii, 106 halaman saw hingga awal pemerintahan Umar lemba­ga ini dikenal dengan “ahl al-
bin Khatab, belum tampak pe­mencaran hall wa al-aqd”. Majelis ini bersama-­

S
elama ini, pemikiran tenta­
ng kekuasaan secara horizontal. Ketika sama dengan khalifa­ h menetapkan
pemencaran kekuasaan selalu itu sudah ada pem­ bagian kekuasa­ an peraturan dan perundang-­undangan.
me-rujuk Aristoteles, John secara vertik­al, yaitu antara pe­merintah (hal 71).
Locke dan Montesquieu. Dari ketiga pusat dan daerah.
Penerapan pemencaran kekuasa­an
filsuf Barat tersebut, Montesquieu Ketika kekuasaan pemerintah secara horizontal pada zaman Umar
disebut se­bagai peletak dasar pe- Umar bin Khattab semakin meluas, bin Khattab ini terjadi jauh se­
belum
misahan kekuasaan, separation des Umar bin Khattab menyerahkan John Locke dan Mostesqui­ eu me-
pouvoir. kekuasaan yudikatif kepada pejabat ngemukakan idenya. Gagasan
Buku karya Muhammad Alim lain yang disebut dengan qadi. Ini Montes­quieu dapat ditemukan dalam
berusaha menguji kebenaran asumsi karena khalifah mulai sibuk menjalan- bukunya “L’ Esprit des Lois yang ter-
tersebut di atas dengan berbagai kan berbagai bidang pemerintahan. diri dari 31 jilid yang terbit pada
pendekatan, antara lain pendeka- Di Madinah, mulailah Abu ad-Darda tahun 1748.
tan historis dan komparatif. Pen- diangkat sebagai hakim. Dengan
Buku ini berhasil menyodorkan
elurusan kritis dilakukan dengan peng­angkatan hakim ini, ke­ kuasaan
fakta sejarah yang sangat bermanfa­at
merunutkan gagasan tentang pem- yudikatif tidak lagi seluruh­nya di-
memberikan wawasan baru tentang
batasan ke-kuasaan yang dimulai pegang oleh kekuasaan eksekutif.
khazanah “Islam historis”.
dari Aris­
toteles, isyarat pemencaran Pembentukan “Majelis Syura” juga
kekuasaan dalam al-Qur’an, praktik dilakukan. Majelis ini juga di­kenal den-
pemerintahan dalam­negara Madi- gan “Majelis Sahabat” atau “Majelis­
nah, pemisahan kekuasaan buah

MAJALAH PERADILAN AGAMA Mei 2013 77

Anda mungkin juga menyukai