Anda di halaman 1dari 96

Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum: Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.Ip., M.

Hum:
PA Perlu Segera Memiliki Pola Promosi-Mutasi Hakim Hakim Perlu Berani Melakukan Penemuan Hukum

MAJALAH

PERADILAN AGAMA
EDISI 2 | SEPT - NOV 2013

www.badilag.net

QUO VADIS
PENEMUAN HUKUM?

TOKOH KITA : DR. H. SYAMSUHADI IRSYAD, S.H., M.HUM.


SELAMAT ULANG TAHUN KE-68
MAHKAMAH AGUNG RI
“Dengan Semangat Kebersamaan Dan Keterbukaan
Menuju Peradilan Yang Modern”

KELUARGA BESAR
DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
MAHKAMAH AGUNG RI
M aja l a h
DAFTAR ISI
Edisi 2 | Sept - Nov 2013

DR. H. AHMAD KAMIL, S.H., M.HUM:


PA Perlu Segera Memiliki Pola
Promosi-Mutasi Hakim
LIPUTAN KHUSUS:
Karena Hakim Bukan Corong Undang-Undang

DAFTAR ISI ................................................................... 1


SALAM REDAKSI ....................................................... 2
EDITORIAL .................................................................... 3
LIPUTAN KHUSUS ...................................................... 4
FENOMENAL ................................................................ 27
PUTUSAN MANCANEGARA ................................. 32
OPINI ................................................................................ 40
PROF. DR. DRS. H. ABDUL MANAN, S.H., S.IP., M.HUM:
Hakim Perlu Berani Melakukan Penemuan WAWANCARA EKSKLUSIF ................................... 45
Hukum PROGRAM PRIORITAS ............................................ 54
SOSOK ............................................................................. 58
POSTUR .......................................................................... 63
TOKOH KITA ................................................................. 68
KISAH NYATA .............................................................. 72
INSPIRASI ...................................................................... 75
PA INSPIRATIF ............................................................ 79
IBRAH .............................................................................. 81
AKTUAL .......................................................................... 83
INSIGHT .......................................................................... 86
MENGENAL PUTUSAN PENGADILAN
PERANCIS RESENSI ......................................................................... 89
POJOK PAK DIRJEN .................................................. 91

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 1


Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum: Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.Ip., M.Hum:
PA Perlu Segera Memiliki Pola Promosi-Mutasi Hakim Hakim Perlu Berani Melakukan Penemuan Hukum

SALAM REDAKSI MAJALAH

PERADILAN AGAMA
EDISI 2 | SEPT - NOV 2013

www.badilag.net

QUO VADIS
PENEMUAN HUKUM?
Kami Hadir Kembali
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah,
majalah Peradilan TOKOH KITA : DR. H. SYAMSUHADI IRSYAD, S.H., M.HUM.

Agama edisi ke-2 dapat


kami hadirkan ke
hadapan Anda tepat
waktu. Harus kami akui, DEWAN PAKAR :
Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum.
taat pada tenggat waktu Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H., M.H.
yang telah ditentukan Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.Ip., M.Hum.
Prof. Dr. H. Rifyal Ka’bah, M.A.
bukanlah perkara Dr. H. Habiburrahman, S.H., M.Hum.
gampang, mengingat Dr. H. Mukhtar Zamzami, S.H. M.H.
hampir seluruh anggota Tim Redaksi majalah ini adalah para hakim yang tersebar Dr. H. Hamdan, S.H., M.H.

di pelbagai wilayah dan tugas utamanya tentu buka menerbitkan majalah. PENASEHAT :
Drs. H. Purwosusilo, S.H., M.H.
Kami sangat bahagia, walaupun mengidap kekurangan di sana-sini, majalah
PENANGGUNG JAWAB:
Peradilan Agama edisi perdana mendapat sambutan dan apresiasi positif dari
Dr. H. Farid Ismail, S.H., M.H.
warga peradilan agama. Apresiasi yang sempat kami dengar langsung berasal dari
REDAKTUR SENIOR :
Dr. Habiburrahman, hakim agung sekaligus Pemred Majalah Varia Peradilan. Ia Drs. H. Hidayatullah MS, M.H.
mengatakan, isi majalah Peradilan Agama edisi perdana membuatnya terkesan. H. Tukiran, S.H., M.M.
Dr. H. Edi Riadi, S.H., M.H.
Mendapat apresiasi demikian, tentu kami sangat bangga. Namun kami tidak Dr. H. Hasbi Hasan, S.H., M.H.
Dr. H. Fauzan, S.H., M.H.
hendak larut dalam kebanggaan itu. Kami justru tertantang untuk lebih baik lagi H. Sunarto, S.H., M.H.,
meracik dan menyuguhkan majalah ini pada edisi-edisi berikutnya, baik dari segi Arief Gunawansyah, S.H., M.H.
H. Arjuna, S.H., M.H.
isi maupun desain. Dr. Abu Tholhah, M.M.
Hirpan Hilmi, S.T.
Dari segi isi, secara umum, kami tetap mempertahankan pembagian rubrik Asep Nursobah, S.Ag
sebagaimana yang ada di edisi perdana. Yang kami lakukan ialah menambah
REDAKTUR PELAKSANA :
beberapa rubrik baru untuk memperkaya isi majalah ini. Rubrik-rubrik baru Achmad Cholil, S.Ag., LLM
tersebut ialah PA Inspiratif dan Insight.
REDAKTUR:
Rahmat Arijaya, S. Ag., M.Ag.
Rubrik PA Inspiratif berisi liputan mengenai PA yang memiliki kelebihan dalam Hermansyah, S.HI.
aspek tertentu. Jadi, perlu digarisbawahi, PA yang kami profilkan di sini bukanlah Mahrus Abdurrahim, Lc., M.H.
PA yang memenehui kualifikasi PA terbaik dalam segala aspek, karena untuk Achmad Fauzi, S.HI.
Ade Firman Fathony, S.HI., M.SI.
menentukan PA yang seperti itu diperlukan suatu penilaian dengan metode yang Ahmad Zaenal Fanani, S.HI., M.SI.
dapat dipertanggungjawabkan. Alimuddin, S.HI., M.H
Edi Hudiata, Lc.
Sedangkan rubrik Insight berisi pandangan orang luar terhadap peradilan M. Isna Wahyudi, S.HI. M.SI.
Mohammad M. Noor, S.Ag.
agama. Orang luar di sini bukan semata-mata orang luar negeri, tapi bisa juga
orang Indonesia yang memiliki perhatian yang besar terhadap peradilan agama. DESAIN GRAFIS/FOTOGRAFER:
Helmi Indra Mahyudin, S.Fil
Pada umumnya mereka adalah akademisi. Ridwan Anwar, S. Kom

Dari segi desain, kami juga berusaha semampu kami untuk makin memperbaiki DITERBITKAN OLEH:
tampilan majalah ini, sehingga di samping isinya berbobot, juga kami harapkan Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Agama Mahkamah Agung RI
penampakannya menawan.
ALAMAT REDAKSI:
Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih atas respons positif yang Anda Gedung Sekretariat Mahkamah Agung RI lt.6
berikan. Kami selalu menunggu masukan dan kritik demi meningkatnya kualitas Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 bypass
Cempaka Putih, Jakarta Pusat
majalah yang kita cintai ini di masa-masa mendatang. Telp. (021) 290 79277
Fax. (021) 290 79211
Selamat membaca! Email: redaksi@badilag.net
www.badilag.net

2 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


EDITORIAL

PENEMUAN HUKUM
di Meja HIJAU
M
enyusul suksesnya Diskusi Hukum putaran Insight dalam majalah ini juga menemukan permasalahan
pertama yang diselenggarakan oleh Ditjen Badilag itu dan bahkan secara tegas mendorong agar hakim-hakim
pada 30 April 2013 lalu yang kemudian diikuti peradilan agama lebih aktif dalam usaha terpenuhinya rasa
dengan penerbitan Majalah Peradilan Agama Edisi perdana keadilan bagi para pihak yang berperkara.
pada bulan berikutnya, Ditjen Badilag kembali menghelat Prof. Tim Lindsey, pengamat hukum Indonesia dan guru
diskusi serupa pada 27 Agustus 2013 kemarin. besar Fakultas Hukum Universitas Melbourne, bahkan
Diskusi yang dikenal juga dengan istilah Lingkar melontarkan kritik yang lebih tajam lagi. Menurutnya,
Studi Hukum (Legal Studies Center) putaran kedua ini peradilan agama di Indonesia itu islami hanya dalam
menghadirkan Prof. Dr. H. Bagir Manan, SH., M.CL sebagai tataran simbol, tidak isinya. Buktinya, putusan-putusan
pembicara utama yang membawakan materi Seputar (cerai) peradilan agama sama saja dengan putusan
Penemuan Hukum. Kharisma pakar hukum (one of Indonesia’s peradilan umum dan bahkan sama persis dengan produk
most-respected legal experts) yang pernah menjadi Ketua MA pengadilan di negara sekuler seperti Australia. Jangankan
periode 2001-2008 ini mampu membius puluhan peserta kajian mendalam atas sumber paling otoritatif seperti
diskusi yang datang dari berbagai penjuru Indonesia. Al-Qur’an, Hadits dan Fikih dalam putusan peradilan
Sebagian besar hasil diskusi tersebut, seperti halnya agama, pencantuman sumber-sumber itupun semakin
diskusi putaran pertama, kemudian didokumentasikan langka ditemukan dalam putusan.
dalam rubrik Liputan Khusus pada Majalah ini. Jika tema Meskipun kritik ini memang tidak khusus hanya
diskusi pertama adalah tentang peningkatan kualitas dialamatkan kepada hakim peradilan agama, tetapi sebagai
putusan yang difokuskan pada pertimbangan hukum bagian tak terpisahkan dari korps cakra, hakim peradilan
putusan, maka tema kali ini berkutat pada persoalan seputar agama harus memberikan respons cepat, paling tidak
penemuan hukum, pentingnya penemuan hukum, metode dengan meningkatkan pengetahuan. Dan itulah yang
dan teknik penemuan hukum serta bagaimana praktek menjadi salah satu tujuan utama Ditjen Badilag dalam
penemuan hukum dalam mengkonstruksi putusan. menerbitkan majalah ini.
Mengapa harus Penemuan Hukum? Setidaknya ada Mengarusutamakan penemuan hukum menjadi
dua arti penting pengangkatan tema ini. Pertama, menjaga sebuah keniscayaan bagi kita semua. Keniscayaan karena,
kontinyuitas tema kajian. Setelah pada edisi pertama seperti dikatakan Sudikno Mertokusumo, menerapkan
Majalah ini mengulas secara in-depth permasalahan hukum secara benar dengan memenuhi rasa keadilan juga
seputar pertimbangan hukum dan alur pikir putusan merupakan bentuk penemuan hukum meski masih dalam
hakim peradilan agama, maka langkah selanjutnya adalah level penemuan hukum yang paling sederhana.
mendaras hal-hal yang lebih substantif seperti misalnya Hakim juga harus didorong untuk berani menjadi
bagaimana seharusnya hukum dan aturan perundang- ‘activist’ dengan melakukan judicial activism yang secara
undangan itu diterapkan, diinterpretasikan, ditemukan dan sederhana dapat didefinisikan sebagai penerapan,
bahkan diciptakan dalam sebuah putusan. penemuan dan penciptaan hukum yang berorientasi
Kedua, banyak juga kritik yang menilai hakim bersikap kepada keadilan. Judicial activism memang masih menjadi
hanya seperti corong Undang-Undang. Hakim dicap kontroversi berkepanjangan di seluruh dunia. Sama
malas melakukan kreativitas dalam membuat putusan. kontroversinya ketika memperdebatkan mana yang harus
Hal ini disebabkan, menurut A. Qadri Azizy, karena didahulukan antara legal justice, social justice dan moral
ketidakberanian hakim, minimnya pengetahuan hakim, dan justice.
masih bercokolnya paham legisme sempit yang dianut oleh Kita tentu optimis, hakim peradilan agama akan
sebagian hakim. mampu melakukan penemuan hukum sekaligus
Prof. John R. Bowen, guru besar Washington University mengimplementasikan judicial activism yang terarah demi
in St. Louis, seperti yang diungkapkannya dalam rubrik menciptakan keadilan yang hakiki.[]

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 3


LIPUTAN KHUSUS

P EN E M UA N H UKUM DA LA M T EO RI

Karena Hakim
Bukan Corong
Undang-Undang

4 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

K
ritik bahwa hakim semata-mata persoalan. Pertama, ketidakberanian faktor lain yang juga banyak ditemukan
menjadi corong undang-undang hakim. Hakim enggan melakukan adalah karena dinilai hakim malas
(spreekbuis van de wet, bouche ijtihad dan penemuan hukum karena dalam membuat penafsiran hukum atau
de la loi) seolah menjadi satire yang takut dieksaminasi oleh pengadilan membangun kontruksi argumentasi
tidak hanya menyindir daya kreativitas yang lebih tinggi atau takut terhadap hukum dalam putusan. Tidak sedikit
hakim dalam memutus dan menyusun risiko hujatan publik dan pengamat hakim yang memilih tidak mau repot
putusan atas perkara-perkara yang karena ijtihad dan penemuan hukum dengan hanya menjadi corong undang-
ditanganinya. Pada sisi yang lain, dalam putusan yang diambil umumnya undang daripada melakukan ijtihad
seolah secara sarkastis memposisikan berbeda dengan ketentuan perundang- yang tentu harus disertai penafsiran
pengadilan sebagai institusi yang gagal undangan yang tertulis. Perbedaan hukum, membuat konstruksi dan
memberikan rasa keadilan. Bahkan, antara teks dengan putusan rentan argumentasi hukumnya. Kemalasan
putusan hakim seringkali dinilai menimbulkan kontroversi di wilayah hakim tersebut juga bisa diakibatkan
mencederai rasa keadilan masyarakat publik. karena banyaknya beban perkara yang
(Majalah Forum Keadilan, No. 45, 12 Kedua, minimnya pengetahuan ditangani dan harus diselesaikan dalam
Maret 2006). hakim. Hal ini menjadi tantangan waktu bersamaan serta jumlah Hakim
Putusan nirkeadilan tersebut tidak tersendiri karena hakim adalah sosok yang masih jauh dari memadai.
menutup kemungkinan ditemukan di yang dianggap mengetahui hukum Meskipun demikian kritik tersebut
lingkungan peradilan agama. Putusan (ius curia novit). Karena itu, kualitas dapat dipandang sebagai sebuah
hakim atas perkara dengan tingkat sumber daya hakim sangat penting penilaian yang sahih masih dapat
kerumitan yang kompleks, seperti diperhatikan dengan memberikan dipertanyakan, dunia peradilan dan
gugatan harta bersama, hadlanah, kesempatan melanjutkan studi aparaturnya sepatutnya merespons
kewarisan dan sebagainya, dipastikan ke jenjang yang lebih tinggi atau kritikan-kritikan yang ada sebagai
mengandung reaksi ketidakpuasan dari memotivasi agar memperkaya wawasan tantangan untuk mengejawantahkan
masyarakat manakala tidak disertai dengan membaca buku. pengadilan yang senantiasa bersenyawa
penalaran dan argumentasi hukum yang Ketiga, masih kuatnya paham dengan keadilan, dan mendorong para
memadai. Terlebih kerja profesional legisme dalam pola pikir hakim. Hal ini hakim sebagai pionir dalam ikhtiar
hakim bertumpu pada kreativitas dalam adalah konsekuensi logis dari sistem menegakkan keadilan dan mewujudkan
menginterpretasi undang-undang dan hukum eropa kontinental (civil law) rasa keadilan.
melakukan penemuan hukum lainnya. yang dianut oleh negara kita yang Bagi sebagian orang, boleh jadi
Karena itu, hakim agama harus piawai menjadikan hakim terikat dengan keadilan dan rasa kedilan itu menjadi
dan berani melakukan judicial activism. ketentuan tertulis yang ada dalam sebuah angan-angan yang utopis.
Kompetensi judicial activism tersebut aturan perundang-undangan. Tetapi dalam konteks pengadilan
meliputi serangkaian pengetahuan, Di samping 3 (tiga) faktor tersebut, dan putusannya, parameter
keterampilan dan ciri kepribadian yang
mendorong hakim untuk menggali dan
menemukan nilai-nilai hukum tidak
tertulis yang hidup di masyarakat sesuai
dengan prinsip dan aturan hukum.
Tanggapan senada atas keringnya
unsur keadilan dalam putusan
juga dikemukakan A. Qadri Azizy
dalam bukunya “Hukum Nasional
Eklektisisme Hukum Islam dan Hukum
Umum” (2004 : 249). Meski tidak
spesifik menohok kepada putusan
peradilan agama, menurutnya, dewasa
ini sangat jarang ditemukan hakim
yang berani melakukan ijtihad atau
berusaha untuk melakukan penemuan
hukum dalam putusannya.
Menurutnya, setidaknya ada 3 ■ Prof. Bagir Manan menyampaikan materi Seputar Penemuan Hukum dalam diskusi Lingkar Studi
(tiga) faktor yang menjadi pangkal Hukum Badilag putaran kedua (27/8/2013)

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 5


LIPUTAN KHUSUS

seringkali bergeser dan melebar dari dan sebangun dengan lukisan dalam lebih cenderung bertolak dari maksud
rangkaian diktum memenangkan undang-undang. Terlebih pada dan tujuan (intention and purpose)
atau mengalahkan seseorang atau umumnya undang-undang hanya undang-undang atau pembentuk
sekelompok orang menjadi bagaimana bersifat umum (open-textured language). undang-undang. Selanjutnya dari
hakim dalam putusannya membangun Selain itu, dalam praktik, rumusan penafsiran tersebut terpancar hal-hal
argumentasi yang logis dan berkelindan undang-undang sengaja dibuat tidak seperti analogi, penghalusan hukum
dengan pertimbangan-pertimbangan jelas dengan maksud memberikan (narrowing), penciptaan hukum, dan
yang rasional dalam perspektif common kesempatan (ruang) kepada hakim lain-lain.
sense. untuk lebih mempertimbangkan Meskipun memiliki penekanan
Dalam konteks inilah kemudian kepantasan menurut akal sehat dalam yang berbeda-beda dalam melakukan
dipahami bahwa merumuskan putusan penyelesaian suatu perkara. penafsiran terhadap undang-undang,
tidaklah sekadar memadankan Kedua, penemuan hukum dimaknai namun dalam praktik kedua sistem
konstruksi kasus dengan bahasa sebagai aktivitas penafsiran, konstruksi, hukum tersebut memiliki kedekatan
dan logika peraturan semata. Lebih analogi dan penghalusan hukum. dan persamaan. “Penafsiran literal
dari itu, meniscayakan hakim untuk Konteks pemaknaan ini didasari atas bukan semata mencari makna kata
membuat penalaran (reasoning) yang kenyataan bahwa suatu peraturan atau kata-kata. Apabila semata-mata
memadai dengan ragam teknis yang perundang-undangan atau pun kaidah dipahami demikian, dapat merugikan
ada, lalu menelaahnya dalam konteks hukum seringkali tidak jelas dalam pencari keadilan dan (menimbulkan)
sosial dengan aneka pertimbangan pemaknaannya, sehingga hakim harus dampak-dampak negatif lainnya”, tegas
yang bernuansa yuridis, psikologis dan Bagir Manan.
filosofis, sebelum akhirnya sampai pada Untuk menghindari hal tersebut,
kesimpulan dan amar-amarnya. “Tidak ada satu maka menemukan arti kata atau kata-
Keseluruhan proses inilah yang
secara terminologis dipahami sebagai
putusan pun yang kata (word atau words) dapat dilakukan
dengan meneliti seluruh bunyi atau
penemuan hukum (rechtvinding), di dalamnya tidak ketentuan dalam undang-undang yang
meskipun para pakar mengarti- bersangkutan, sejarah undang-undang
kulasikannya dengan pemaknaan mengandung unsur yang bersangkutan, termasuk juga
yang berbeda-beda. Menurut Bagir
Manan, dalam Diskusi Lingkar Studi
penemuan hukum,” meneliti pertimbangan-pertimbangan,
sampai tanda baca yang diperguna-
Hukum Putaran II yang diselenggarakan tegas Prof. Bagir kan. Dengan demikian, penafsiran
oleh Badilag (27/08/2013), secara literal dapat dilakukan dengan meng-
hirarkis penemuan hukum itu dapat Manan. gunakan penafsiran kesejarahan
dibedakan menjadi tiga makna. (historical interpretation, wethistorie)
Pertama, menerapkan hukum kedalam berusaha untuk memecah kebuntuan dan penafsiran teleologis (teleological
kasus konkret (rechtstoepassing, law untuk sampai pada maksud dan makna interpretation, teleologisch interpretatie)
applying). Dalam konteks ini, hakim dibalik narasi kaidah hukum. yang berusaha menemukan latar
berusaha mengkonstruksi satu kasus Penafsiran (interpretasi) merupa- belakang, maksud dan tujuan undang-
dan menerapkan hukum yang dapat kan metode paling umum dari upaya undang.
diberlakukan pada kasus tersebut. melakukan penemuan hukum, baik di Ketiga, penemuan hukum dalam
Meskipun pada tataran ini hakim negara yang menganut sistem hukum pengertian membentuk hukum atau
seringkali dinilai sebagai mulut common law maupun civil law atau menciptakan hukum (rechtschepping,
undang-undang, namun anggapan Eropa Kontinental, meskipun bentuk rechtsvorming). Konteks ini dilakukan,
itu tidak selalu benar. “Tidak ada satu penafsiran yang lebih diutamakan manakala hakim menemukan
putusan pun yang di dalamnya tidak berbeda-beda. ketidakjelasan, kekosongan undang-
mengandung unsur penemuan hukum," Negara yang menganut sistem undang atau ada pertentangan antara
ujar mantan Ketua Mahkamah Agung yang pertama, seperti Inggris bahkan berbagai ketentuan undang-undang.
tersebut. lebih cenderung menggunakan
Keniscayaan adanya penemuan penafsiran menurut bahasa atau kata Pentingnya Penemuan Hukum
hukum dalam suatu putusan, yang tertera dalam undang-undang Perlunya hakim melakukan
menurut Bagir, disebabkan karena (literal atau grammatical interpretation). penemuan hukum melalui putusan-
dalam kenyataan tidak ada peristiwa Sebaliknya pada negara-negara yang putusan yang dihasilkannya memiliki
hukum yang nyata-nyata sama persis menganut tradisi hukum kontinental signifikansi bagi penegakan hukum

6 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

yang berkeadilan. Terkait dengan Agung Amerika Serikat yang menerima tegas Bagir Manan.
signifikansi tersebut, Bagir Manan keberatan Muhammad Ali untuk Berbeda dengan Prof. Bagir Manan,
mencatat setidaknya tiga hal mengikuti wajib militer dengan alasan dalam bukunya berjudul “Aspek-aspek
penting. Pertama, penemuan hukum Islam melarang permusuhan dan Hukum Pembuktian Perdata”, Prof.
mempunyai arti penting bagi upaya pertumpahan darah. Ahmad Ali (2002:23) membedakan
untuk mewujudkan putusan yang adil. penemukan hukum menjadi dua alasan.
Artinya, penemuan hukum sejatinya Penemuan Hukum Materiil dan Pertama, penemuan hukum materiil
menjadi sarana bagi terciptanya Formil dimungkinkan sepanjang kaidah-kaidah
keadilan. Bagir mencontohkan dengan Lebih lanjut, dalam hal menemukan penemuan hukum dipatuhi, yaitu
tuntutan pembagian warisan yang hukum, hakim tidak saja dituntut apabila undang-undang tidak jelas,
dilakukan oleh cucu dari anak laki- untuk menemukan hukum materiil, maka dilakukan penafsiran hukum dan
laki terhadap harta peninggalan namun dapat diberikan peluang untuk apabila undang-undang tidak ada, maka
kakek dalam adat Minangkabau. menemukan hukum formil yang dilakukan konstruksi hukum. Kedua,
Menurut adat Minangkabau, harta senyatanya Indonesia masih menganut penemuan hukum formil dapat dilakukan
diwariskan kepada anak perempuan paham HIR/RBG. sepanjang memang tidak ada aturan
secara turun-temurun dalam garis Alasan Bagir Manan, mutu dan konkret yang mengaturnya dan hakim
matrilineal. Terkait dengan tuntutan kualitas putusan tidak hanya dilihat mempunyai dasar hukum yang jelas serta
tersebut, Mahkamah Agung pernah dari aspek kualitas substantif atau dapat dipertanggungjawabkan.

Kewajiban Konstitusional
Bukan sesuatu yang tabu bagi
hakim ketika berijtihad melakukan
penemuan hukum. Sebab hakim
memiliki kewajiban konstitusional
dalam melakukan penemuan hukum
terhadap peristiwa konkret yang tidak
diatur secara nyata dalam kaidah
hukum. Kewajiban melekat ini dapat
ditilik dalam ketentuan pasal 5 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun
■ Peserta diskusi hukum putaran kedua di Badilag
2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.
Disebutkan bahwa hakim wajib
menjatuhkan putusan yang isinya ilmiah, namun harus dilihat dari aspek
menggali, mengikuti dan memahami
memberikan bagian waris menurut prosedural. “Kalau perkara secara
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan
garis patrilineal. Meskipun secara adat prosedural salah, ya harus dinyatakan
yang hidup dalam masyarakat.
bertentangan, tetapi Mahkamah Agung tidak dapat diterima atau NO, tidak
Penggunaan frasa “menggali” secara
mempertimbangkan aspek keadilan mungkin ada putusan yang tidak ada
filosofis dimaknai adanya nilai-nilai
bagi anak-anak dari garis ayahnya. penemuan hukum,” kata mantan Ketua
hukum yang terpendam dan belum
Kedua, penemuan hukum MA itu di sela-sela tanya jawab diskusi.
menjadi hukum positif. Sumbernya
mempunyai arti penting terhadap pen- Secara pribadi, Bagir Manan
bisa dari adat istiadat, agama, dan
ciptaan ketertiban hukum. Sebagai- membolehkan hakim melakukan
kebudayaan lokal. Nilai itulah yang
mana diketahui, tujuan hukum penemuan hukum formil melalui
harus dipahami dan diikuti oleh hakim
tidak hanya menciptakan keadilan metode penafsiran hukum. Meskipun
sehingga hukum menjelma menjadi
yang bermuara pada kesejahteraan, demikian, harus dilihat beberapa aspek
hukum yang hidup.
tetapi juga menciptakan ketertiban sebagai tujuan hukum, yaitu aspek
Bagir Manan memberikan tamsil
dalam masyarakat. Pertimbangan- keadilan, kepastian, dan ketertiban
model transaksi jual beli dan pemesanan
pertimbangan ketertiban dapat hukum bagi masyarakat.
barang di Pasar Glodok, Jakarta yang
dijadikan motivasi penting dalam “Teori penegakan hukum harus
menggunakan catatan dari secarik
melakukan penemuan hukum. dijadikan aliran penemuan hukum,
kertas kecil. Secara legalistik, praktik
Ketiga, penemuan hukum dilakukan dalam hal melakukan penemuan hukum
semacam itu menyalahi hukum
dalam rangka menghormati keyakinan dengan metode penafsiran boleh saja,
perjanjian. Namun para pedagang
hukum masyarakat. Salah satu namun harus dilihat kemaslahatan atau
lebih mengutamakan azas kepercayaan
contohnya adalah putusan Mahkamah keadilan duluan dan jangan dihambat,”

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 7


LIPUTAN KHUSUS

dalam bertransaksi. Sehingga ketika manakala menolak untuk memeriksa pesat membuat peraturan perundang-
terjadi persoalan, hakim harus mampu dan mengadili perkara dengan alasan undangan tidak lagi memiliki
memahami nilai hukum yang dianut hukumnya tidak jelas atau sumir. legitimasi karena tercerabut dari akar
dan hidup dalam komunitas tersebut. sosial. Sehingga lahirlah aliran Freie
Kendatipun hukum adat Kajian historis penemuan hukum Rechtslehre atau hukum bebas yang
mempunyai posisi penting yang harus Sejarah lahirnya penemuan hukum berpusat di Jerman Barat sebagai
diperhatikan oleh hakim, namun tidak sejatinya tidak bisa dilepaskan dari counter atas paham positivisme. Ajaran
semua ketentuan adat bisa dijadikan perumusan code civil di Negara Perancis hukum bebas menyatakan bahwa
rujukan mengadili peristiwa konkret. pada masa kekaisaran Napoleon hukum tumbuh di tengah-tengah
Lebih lanjut Bagir Manan mengisahkan Bonaparte. Sebagai ikhtiar kodifikasi masyarakat yang dibentuk oleh nilai
bagaimana nasib kaum perempuan hukum dalam sebuah peraturan agama maupun adat istiadat setempat.
Bali yang tidak mendapatkan hak perundang-undangan, belied yang Penemuan hukum (rechtvinding)
waris manakala menikah dan keluar bersumber dari hukum kebiasaan lahir sebagai jalan tengah untuk
dari wilayahnya. Ketentuan adat ini Perancis, Jerman dan Romawi, itu pada menjembatani dua kutub, yakni
perlu dikaji oleh hakim karena tidak mulanya diyakini untuk menciptakan paham legisme yang mengunggulkan
mencerminkan rasa keadilan bagi kaum kepastian dan kesatuan hukum. kepastian hukum dari sebuah undang-
perempuan. Namun, menurut Bagir Manan, undang dengan ajaran hukum bebas
Pada pasal 10 ayat (1) Undang- muatan undang-undang nasional yang menekankan nilai keadilan yang
Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Perancis itu ada unsur politik untuk hidup dalam masyarakat. Penemuan
Kekuasaan Kehakiman juga disebutkan mengerangkeng peran dan wewenang hukum, menurut Bagir Manan, bisa
hakim tidak dibenarkan menolak untuk hakim yang memutus kasus atas dilakukan ketika hukumnya tidak
memeriksa, mengadili, serta memutus dasar kemauannya sendiri. Ketika jelas atau bertentangan dengan aturan
suatu perkara yang diajukan dengan ada pasal yang bias pemahaman atau lainnya atau pula terjadi lompatan
dalih bahwa hukumnya tidak ada atau kurang jelas maknanya, maka hakim undang-undang yang terlampau
kurang lugas, melainkan wajib untuk jauh sehingga hukum tidak aplikatif.
memeriksa dan mengadilinya. “ubi societas ibi Untuk terciptanya suatu keadilan,
ketertiban hukum serta aktualitas,
Menurut Bagir Manan, dalam makna
sosial alasan bahwa hukumnya tidak
ius” (di mana ada tanpa menegasikan keyakinan hidup
ada merupakan pandangan yang keliru. masyarakat di situ dalam masyarakat, penemuan hukum
memiliki peran vital dalam khazanah
Karena kenyataan yang terjadi adalah ada hukum) penegakan hukum.
kekosongan undang-undang, bukan
kekosongan hukum. Argumentasi tidak punya kewenangan untuk Jadi, secara historis, penemuan
ini dikuatkan oleh pendapat filsuf menafsir. Lembaga parlemen memiliki hukum lahir dari proses pergulatan
Romawi pada abad ke-19, Cicero, dalam posisi kuat sebagai juru tafsir untuk dua paham besar yang saling tarik-
ungkapan populernya “ubi societas ibi menghindari pengadilan mencampuri menarik antara kepentingan kepastian
ius” (di mana ada masyarakat di situ politik perundang-undangan. Untuk hukum menurut undang-undang dan
ada hukum). memudahkan, dibentuk badan kasasi keadilan sesuai denyut nadi kehidupan
Artinya, dalam masyarakat sudah (tidak sama dengan fungsi Mahkamah masyarakat.
ada nilai hukum yang tumbuh dalam Agung sekarang) yang membantu Di Indonesia, penemuan hukum
wujud adat istiadat dan keyakinan. Dan, pembentuk undang-undang dalam memiliki kecenderungan pola seperti
di sanalah hakim sebagai organ utama tugas menafsirkan undang-undang. negera-negara yang menganut
peradilan memikul tanggungjawab Politik hukum Napoleon tak sistem hukum Eropa Kontinental.
dalam melakukan penemuan hukum dimungkiri mampu mempengaruhi Namun dalam perkembangan sejarah
melalui hukum tak tertulis. cara pandang terhadap undang-undang penemuan hukum, posisi hakim bukan
Demikian urgennya penemuan yang cenderung legalistik. Sehingga lagi heteronom dalam pengertian tidak
hukum bagi terciptanya suatu keadilan, muncul adagium paham legisme bahwa menjalankan peran secara mandiri.
posisi hakim sangat rentan untuk di luar undang-undang tidak ada Hakim dapat melakukan penemuan
disorot manakala hanya terpaku pada hukum dan hakim hanyalah cerobong hukum secara otonom dengan memberi
aturan dogmatis dalam menerapkan undang-undang yang mengadili bentuk pada isi undang-undang sesuai
hukum. Bahkan, dalam ketentuan pasal sengketa dengan kacamata kuda. kebutuhan hukum.[]
22 Algemeen Bepalingen (AB) seorang Perkembangan kebudayaan dan
[Mohammad Noor, Ahmad Zaenal Fanani,
hakim bisa dituntut secara hukum dinamika masyarakat yang semakin Achmad Fauzi]

8 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS
A L IR A N D A N M ETO DE PEN EM UAN H UKUM

Memahami

Pisau Analisis
Putusan

Pekerjaan hakim kecuali bersifat praktis rutin juga ilmiah, sifat pembawaan tugasnya menyebabkan
ia harus selalu mendalami ilmu pengetahuan hukum untuk memantapkan pertimbangan-
pertimbangan sebagai dasar dari putusannya.
Aliran-aliran dalam Penemuan la Dalam diskusi itu juga Prof. Bagir
lalu. M
Mertokusumo mewajibkan untuk
Hukum M
Manan menegaskan bahwa fungsi m
mencari dan menemukan hukum

P
enemuan hukum sebagai bagian ilm
ilmu pengetahuan hukum adalah ol
oleh karena hukum itu tidak jelas.
dari ilmu pengetahuan hukum, m
menyederhanakan yang sulit atau sumir “K
“Kegiatan kehidupan manusia sangat
dan berdasarkan Pasal 22 AB bu
bukan justru menyulitkan yang sudah lu
luas sehingga tidak mungkin tercakup
(Algemene Bepalingen van Wetgeving su
sulit. Lebih lanjut, dalam merumuskan d
dalam suatu peraturan perundang-
voor Indonesia, Stb. 1847:23) seorang pu
putusan, hakim cenderung belum u
undangan dengan tuntas dan jelas.
hakim tidak boleh menangguhkan atau m
memahami cara berfikir yang sistematis M
Maka wajarlah kalau tidak ada
menolak memeriksa perkara dengan da
dalam melakukan penemuan hukum. p
peraturan perundang-undangan yang
dalih undang-undang tidak sempurna Ak
Akibatnya, banyak putusan yang tidak d
dapat mencakup keseluruhan kegiatan
atau tidak adanya aturan hukum. m
memuat sama sekali penemuan hukum. m
manusia dan menyelesaikan persoalan
Dalam kondisi undang-undang tidak “Tidak mungkin ada putusan yang yang terjadi dalam masyarakat,”
ya
lengkap atau tidak jelas, seorang hakim tidak ada dan memuat penemuan
tid tulisnya dalam buku Hukum Suatu
tu
harus melakukan penemuan hukum hukum karena tugas hakim adalah
hu Pengantar (1999:37).
P
(rechtsvinding). memutuskan perkara menurut hukum,”
m Munculnya berbagai aliran
Demikian hasil diskusi hukum tegas Bagir Manan.
te dalam penemuan hukum bermula
d
putaran ke-2 yang diselenggarakan Dalam konteks memahami d
dari persoalan mengenai sumber
Badilag MA Selasa 27 Agustus 2013 ke
ketentuan Pasal 22 AB, Sudikno h
hukum yang berpengaruh terhadap

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 9


LIPUTAN KHUSUS

kebebasan hakim dalam melakukan ke


ketidakpastian dan ketidakseragaman. h
hukum tumbuh dari kesadaran hukum
penemuan hukum. Dalam tradisi M
Munculnya aliran legisme ini ditandai b
bangsa di suatu tempat dan pada waktu
Islam, hukum Islam bukanlah murni de
dengan gerakan kodifikasi, yaitu te
tertentu. Kesadaran hukum yang paling
buatan manusia, tetapi diciptakan oleh menuangkan hukum secara lengkap
m murni terdapat dalam kebiasaan.
m
Tuhan sebagai Syari’. Hukum Islam dan sistematis dalam kitab undang-
da Mazhab ini menempatkan kebiasaan
M
bersumber pada wahyu (Al-Qur’an dan undang. Menurut aliran ini satu-satunya
un sebagai sumber hukum.
se
Sunnah) maupun akal. Akal digunakan su
sumber hukum adalah undang-undang, Kelemahan yang ada pada Legisme,
untuk memahami wahyu sehingga yang berasal dari kehendak penguasa
ya kemudian diperbaiki oleh aliran
ke
hukum yang ditentukan Tuhan dapat te
tertinggi, yaitu pembentuk undang- Begriffsjurisprudenz yang dipelopori
B
diketahui. Oleh karena itu, peran un
undang. Dalam hal ini, hakim hanya oleh Rudolf van Jhering (1818-1890).
ol
para mujtahid tidaklah menciptakan se
sebagai corong undang-undang. Menurut aliran Begriffsjurisprudenz
M
hukum, melainkan menemukan hukum Pe
Penciptaan atau pembentukan hukum yang mengatakan bahwa sekalipun
ya
melalui istinbat hukum. Sementara ad
adalah monopoli pembentuk undang- undang-undang tidak lengkap tetap
u
dalam tradisi Barat, hukum bersumber un
undang. mempunyai peran penting yang lebih
m
pada akal semata, dan manusialah Sebagai reaksi terhadap aliran aktif. Di samping undang-undang masih
ak
yang menciptakan hukum (man-made L
Legisme, karena undang-undang ada sumber hukum lain diantaranya
ad
law), yang terwujud dalam kebiasaan, di
dianggap tidak lengkap dan tidak ke
kebiasaan, oleh karena itu dasar dari
undang-undang, yurisprudensi, lagi sesuai dengan perkembangan
la hukum adalah suatu sistem, asas-asas
h
perjanjian, dan doktrin. kehidupan
ke bersama, terdapat hukum serta pengertian dasar yang
h
Masih dalam tradisi Barat, pada ke
kekosongan dan ketidakjelasan, m
menyediakan kaidah yang sudah pasti
abad ke-19 lahir aliran Legisme lahirlah mazhab Historis yang
la untuk setiap peristiwa kongkret. Hakim
u
yang merupakan reaksi terhadap dipelopori oleh Von Savigny (1779-
di bebas dari ikatan undang-undang tetapi
b
hukum kebiasaan yang mengandung 18
1861). Mazhab ini berpendapat bahwa h
harus bekerja dalam sistem tertutup.

10 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

(Sudikno Mertokusumo dan Pitlo, Sebagai


Se reaksi terhadap aliran legisme pe
pekerjaan hakim kecuali bersifat praktis
Bab-bab Tentang Penemuan Hukum, pada
pa akhir abad ke-19 dan pada awal ru
rutin juga ilmiah, sifat pembawaan
1993:10). abad
ab ke-20 dimana suatu ajaran baru, tu
tugasnya menyebabkan ia harus selalu
Hasil penelitian Cut Asmaul yaitu
ya ajaran tentang kebebasan yang m
mendalami ilmu pengetahuan hukum
Husna TR berjudul “Penemuan dan berpendapat
be bahwa hukum lahir untuk memantapkan pertimbangan-
un
Pembentukan Hukum ‘The Living karena
ka peradilan. pertimbangan sebagai dasar dari
pe
Law’ Melalui Putusan Hakim” yang Hingga akhirnya setelah perang pu
putusannya.
dipublikasikan dalam jurnal Hukum dunia II, lahir aliran Penemuan
du “Aliran yang berlaku sekarang ini
Mizan PPS MH Unpab Medan volume 2 Hukum Modern di bawah pengaruh
H merupakan
No. 3, Februari 2012, pada abad ke-19 eksistensialisme dan merupakan kritik
ek s u a t u
lahirlah di Jerman dua aliran yang terhadap pandangan bahwa hakim
te m aaliran
lebih lunak dari legisme yaitu mazhab sebagai subsumptie automaat (secara
se
historis dan freirechtschule. Menurut otomatis
ot tunduk di bawah undang-
undang).
un Dasar-dasar pemikiran
aliran
al ini antara lain: pertama,
positivisme
po undang-undang/g/
legisme
le yangg
ya

yang
telah

mengandaikan tercantum
model subsumptie dalam undang-
automaat tidak dapat undang kekuasan kehakiman yang
u
pandangan dipertahankan. Kedua, p
pada pokoknya menyatakan bahwa
mazhab historis yang menjadi titik tolak bukan apabila hakim dalam memutuskan
ap
karena undang-undang tidak lengkap pada
pa sistem perundang-undangan, perkara hukumnya tidak ada, kurang
p
maka disamping undang-undang tetapi
te masalah kemasyarakatan le
lengkap, tidak sesuai maka hakim wajib
masih ada sumber hukum lain, yaitu konkret
ko yang harus dipecahkan. Ketiga, m
menggali hukum yang hidup dalam
kebiasaan. Menurut Von Savigny tujuan
tu pembentuk undang-undang masyarakat sesuai dengan amanat
m
sebagaimana yang ditulis Algra dalam dapat
da digeser, dikoreksi, tetapi tidak Pasal 5 UU Nomor 48 Tahun 2009,”
Pa
bukunya Rechtsaanvang (1975:222), boleh
bo diabaikan. Keempat, penemuan urainya di sela diskusi hukum Badilag.
u
hukum itu berdasarkan sistem asas- hukum
hu modern berpendirian bahwa
asas hukum dan pengertian dasar atas
at satu pertanyaan hukum dapat M
Metode Penemuan Hukum dalam
dimana untuk setiap peristiwa dipertahankan pelbagai jawaban dalam
di Putusan
P
dapat diterapkan kaidah yang cocok sistem yang sama. Kelima, tujuan
si Prof. Bagir Manan menegaskan
(begriffsjurisprudenz). Hakim bebas hukum adalah untuk melindungi
h bahwa dalam sistem hukum Eropa
ba
dalam menerapkan undang-undang, kepentingan manusia, maka dalam
ke kontinental hakim bukanlah sekadar
ko
tetapi ia tetap bergerak dalam sistem menemukan hukum harus diperhatikan
m mulut undang-undang, karena hakim
m
hukum yang tertutup. pula perkembangan masyarakat dan
pu juga dapat menafsirkan undang-
ju
Menurut aliran ini pengertian perkembangan teknologi. Keenam,
p undang yang tidak tepat (minder
u
hukum tidaklah sebagai sarana tetapi metode penafsiran yang digunakan
m precieze). Selain hanya sebagai mulut
pr
sebagai tujuan, sehingga ajaran hukum terutama teleologis, yang lebih
te undang-undang dan menafsirkan
u
menjadi ajaran tentang pengertian. memperhatikan tujuan dari undang-
m undang-undang, ada kemungkinan
u
Begriffsjurisprudenz ini mengkultuskan undang dari pada bunyi teks undang-
un hakim membentuk hukum, yaitu
h
rasio dan logika, pekerjaan hakim undang.
un apabila ketentuan undang-undang
ap
semata-mata bersifat logis ilmiah. Prof. Bagir Manan juga menegaskan, tidak jelas atau undang-undang tidak
ti

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 11


LIPUTAN KHUSUS

cukup mengatur atau ketentuan


undang-undang itu bertentangan satu
sama lain.
“Pada Negara-negara sistem
kontinental hukum yang berlaku umum
tercipta melalui yurisprudensi tetap
dan pada negara-negara Anglo hukum
yang berlaku umum tercipta melalui
judge made law.” Papar Bagir Manan
dalam diskusi hukum Badilag.

Lalu, metode penemuan hukum


apa saja yang ideal digunakan oleh
para hakim Peradilan Agama?
Bagir Manan memilih penafsiran
hukum sebagai sarana paling umum
dipergunakan hakim dalam menerapkan
hukum. Alasannya adalah; pertama,
■ Peserta diskusi hukum putaran kedua Ditjen Badilag
tidak pernah ada satu peristiwa hukum
yang tepat serupa dengan lukisan dalam karena metode penemuan hukum secara holistik dalam bingkai
undang-undang. Untuk memutus, hanya dapat digunakan dalam praktik keterkaitan antara teks, konteks, dan
hakim harus menemukan kesesuaian hukum. Metode penemuan hukum kontekstualisasi.
antara fakta dan hukum, hal ini dapat juga bukan teori hukum. Metode Contoh dalam penerapan metode
dilakukan dengan merekonstruksi penemuan hukum yang ideal adalah hermeneutika hukum ini adalah putusan
fakta melalui bukti-bukti sehingga terdiri dari penafsiran hukum, antara Pengadilan Agama Kotabumi nomor
memenuhi unsur-unsur yang termuat lain penafsiran gramatikal, penafsiran 166/Pdt.G/2012/PA.Ktbm tanggal
dalam undang-undang atau melakukan sistematis, dan penafsiran teologis atau 19 November 2012 tentang sengketa
penafsiran hukum agar suatu kaidah sosiologis. Metode penemuan hukum waris. Dalam putusan tersebut majelis
hukum secara wajar dapat diterapkan juga mencakup konstruksi hukum, hakim menilai alat bukti Penggugat
pada suatu fakta hukum. Kedua, hakim seperti analogi, argumentum a contrario, yang berupa akta kelahiran dengan
harus menafsirkan kata perkata dalam dan penghalusan hukum. melihat konteks yang melatarbelakangi
undang-undang sehingga syarat makna Adapun metode konstruksi hukum penerbitan akta tersebut. Akta tersebut
dan sesuai dengan peristiwa dan fakta mencakup metode argumentum diterbitkan ketika terjadi pemutihan
hukum. Ketiga, tuntunan keadilan per analogiam (analogi), metode akta sehingga dapat dibuat tidak di
karena hakim bukankah mulut undang- argumentum a contrario, metode tempat kelahiran Penggugat di Jakarta,
undang dan dengan menerapkan secara penyempitan hukum (rechtverfijning), tanpa perlu penetapan pengadilan, dan
harfiah bunyi undang-undang akan dan fiksi hukum. Selain yang telah didasarkan pada keterangan dua orang
melahirkan ketidakadilan. Undang- disebutkan tersebut, masih ada lagi saksi yang tidak mungkin mengetahui
undang bukan sekadar bunyi melainkan metode penemuan hukum yang kelahiran Penggugat di Jakarta. Selain
suatu pengertian, hanya dengan relevan yaitu metode hermeneutika itu, berdasarkan keterangan saksi-
penafsiran pengertian demi keadilan hukum. Hermeneutika hukum saksi Tergugat yang menyatakan bahwa
dapat tercapai. Keempat, keterbatasan adalah ajaran filsafat mengenai hal Penggugat bukanlah anak kandung
makna bahasa dibandingkan dengan memahami sesuatu, atau sebuah pewaris, dan terdapat tenggang waktu
gejala yang terjadi dalam masyarakat, metode penafsiran terhadap teks. 15 tahun antara perkawinan orang tua
dalam menemukan putusan yang Kata “sesuatu/teks” yang dimaksud Penggugat dengan kelahiran Penggugat,
benar hakim wajib mempertimbangkan dapat berupa teks hukum, peristiwa akhirnya Majelis hakim berkesimpulan
berbagai gejala yang belum tentu hukum, fakta hukum, dokumen resmi bahwa Penggugat bukan anak kandung
tercakup dalam teks undang-undang. negara, naskah-naskah kuno, ayat- pewaris, dan gugatan Penggugat tidak
Sudikno Mertokusumo (Tugas ayat ahkam dalam kitab suci, ataupun dapat diterima berdasarkan eksepsi
Hakim dan Pembangunan, 1975) berupa pendapat dan hasil ijtihad yang diajukan Tergugat.
menegaskan, metode penemuan para ahli hukum (doktrin). Metode Metode penemuan hukum
hukum bukan metode ilmu hukum, dan teknik menafsirkannya dilakukan diarahkan pada suatu peristiwa

12 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

yang bersifat khusus, kongkret, dan diterima oleh masyarakat maupun ilmu hukum, disamping memang putusan
individual. Jadi, metode penemuan pengetahuan. Menurut Ketua Kamar hakim juga dapat digunakan sebagai
hukum adalah bersifat praktikal karena Peradilan Agama MA Dr. H. Andi bahan kajian dalam ilmu hukum itu
lebih dipergunakan dalam praktik Syamsu Alam, hasil dari penemuan sendiri.
hukum. Hasil dari metode penemuan hukum dalam sebuah putusan hakim Berbagai macam metode interpre-
hukum adalah terciptanya putusan nantinya dapat dipergunakan sebagai tasi hukum dapat dijelaskan secara
pengadilan yang baik dan dapat sumber pembaruan hukum dan ilmu singkat dalam tabel di bawah:

No. Interpretasi Keterangan


1. Gramatikal Penafsiran menurut kaidah bahasa dan kaidah hukum tata bahasa.
Contoh: istilah “menggelapkan barang” (Pasal 141 KUHP) diartikan sebagai “menghilang-
kan atau mencuri barang yang dipercayakan kepadanya.”
2. Historis (subjektif) Menurut sejarah hukum: penafsiran dengan memahami undang-undang dalam konteks
seluruh sejarah hukum.
Contoh: Undang-Undang Pokok Agraria dapat lebih dipahami dengan mempelajari seja-
rah tentang landreform.
Menurut sejarah undang-undang: penafsiran dengan diadasarkan pada maksud pembuat
undang-undang dengan meneliti hasil pembicaraan dan dokumen di DPR yang mendahu-
lui lahirnya suatu undang-undang.
Contoh: kata “Indonesia asli” dalam Pasal 6 UUD 1945 (sebelum perubahan III) ditafsir-
kan menurut pemikiran yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI tahun 1965.
3. Sistematis (logis) Penafsiran yang mengaitkan suatu peraturan dengan peraturan lainnya. Contoh: keten-
tuan tentang pengakuan anak dalam KUH Perdata ditafsirkan sejalan dengan ketentuan
Pasal 278 KUHP.
4. Teleologis/Sosiologis Penafsiran berdasarkan tujuan kemasyarakatan/kebutuhan hukum masa kini. Contoh:
Pasal 534 KUHP tentang tindakan mempertunjukkan alat mencegah kehamilan mengala-
mi dekriminalisasi demi tujuan sosiologis (sesuai dengan Program KB).
5. Komparatif Penafsiran dengan cara memperbandingkan peraturan pada satu sistem hukum dengan
peraturan yang ada pada sistem hukum lainnya. Contoh: syarat-syarat “gugatan kelom-
pok” dalam Pasal 46 UU Perlindungan Konsumen ditafsirkan dengan memperbanding-
kannya dengan syarat-syarat class action menurut Pasal 23 US Federal Rule of Civil Proce-
dure.
6. Futuristik/antisipatif Penafsiran dengan mengacu kepada rumusan dalam rancangan undang-undang atau ru-
musan yang dicita-citakan (ius constituendum). Contoh: rumusan delik “pencurian” atas
informasi elektronik via internet ditetapkan dengan berpedoman pada rumusan dalam
RUU Teknologi Informasi (yang secara formal belum berlaku sebagai sumber hukum).
7. Restriktif Penafsiran dengan membatasi cakupan suatu ketentuan. Contoh: istilah “tetangga” dalam
Pasal 666 KUH Perdata harus berstatus pemilik rumah di sebelah tempat tinggal sese-
orang.
8. Ekstensif Penafsiran dengan memperluas cakupan suatu ketentuan. Contoh: istilah “menjual”
dalam Pasal 1576 KUH Perdata ditafsirkan tidak hanya sebatas jual-beli, tetapi juga men-
yangkut peralihan hak.
9. Otentik/resmi Penafsiran yang dibuat oleh pembuat undang-undang sendiri terhadap istilah yang di-
gunakan dalam undang-undang. Penafsiran tersebut biasanya diletakkan dalam bagian
penjelasan, rumusan ketentuan umum, maupun dalam salah satu rumusan pasal lainnya.
Contoh: pengertian malam hari dalam Pasal 98 KUHP, diartikan waktu di antara matahari
terbenam hingga matahari terbit.
10. Interdisipliner Penafsiran dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu hukum. Contoh: dalam menaf-
sirkan pasal yang menyangkut kejahatan korupsi, hakim dapat menggunakan berbagai
sudut pandang yaitu hukum pidana, hukum perdata, dan hukum administrasi negara.
11. Multidisipliner Penafsiran dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu selain ilmu hukum. Contoh: un-
tuk mengetahui hasil tes DNA, hakim memerlukan penjelasan dari ahli di bidang kedok-
teran.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 13


LIPUTAN KHUSUS

Metode konstruksi hukum mencakup metode argumentum per analogiam (analogi), metode argumentum a contrario,
metode penyempitan hukum (rechtverfijning), dan fiksi hukum. Keempat metode tersebut dapat dijelaskan secara singkat
seperti dalam tabel berikut:

No. Metode Keterangan

1. Analogi Menerapkan esensi yang lebih umum dari sebuah peristiwa hukum atau perbuatan
hukum yang diatur dalam undang-undang kepada peristiwa konkret yang belum
diatur dalam undang-undang yang memiliki kemiripan dengan peristiwa yang
diatur dalam undang-undang. Contoh: Esensi dari jual beli adalah peralihan hak.
Dalam Pasal 1576 KUH Perdata diatur bahwa jual-beli tidak memutuskan hubungan
sewa-menyewa. Kemudian bagaimana dengan hibah? Hibah juga memiliki esensi
peralihan hak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hibah tidak memutuskan
hubungan sewa-menyewa. Peralihan hak adalah genus (peristiwa umum) sedangkan
jual-beli dan hibah adalah spesies (peristiwa khusus).

2. Argumentum a Contrario Menerapkan kebalikan dari ketentuan peraturan perundang-undangan kepada


peristiwa konkret yang tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan. Contoh:
apa yang dimaksud dengan “sebab yang halal” dalam Pasal 1320 KUH Perdata? Tidak
ada pasal yang menjelaskan apa yang disebut dengan sebab yang halal. Tetapi dalam
Pasal 1337 KUH Perdata mengatur tentang “sebab terlarang,” yaitu bertentangan
dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. Dengan menafsirkan
pasal 1337 KUH Perdata secara a contrario maka dapat diketahui bahwa sebab yang
halal adalah sebab yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan
ketertiban umum.

3. Penyempitan hukum Mengkongkretkan/menyempitkan suatu aturan hukum yang terlalu abstrak, luas, dan
umum, agar dapat diterapkan terhadap suatu peristiwa tertentu. Contoh: sebelum
tahun 1919, perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUH Perdata diidentikkan
oleh para hakim dengan perbuatan yang melanggar undang-undang. Kemudian
setelah putusan Hoge Raad tanggal 31 Januari 1919, pengertian perbuatan melawan
hukum mengalami penyempitan, yaitu berbuat atau tidak berbuat yang melanggar
hak subyek hukum lain, bertentangan dengan kewajiban hukum dari si pelaku, dan
bertentangan dengan nilai kepatutan yang seyogyanya diindahkan dalam kehidupan
bersama terhadap integritas subyek hukum maupun harta bendanya.

4. Fiksi hukum Mengemukakan fakta-fakta baru sehingga tampil suatu personifikasi baru di
hadapan kita. Fungsi dari fiksi hukum selain untuk menciptakan stabilitas hukum,
juga untuk mengisi kekosongan undang-undang. Fiksi hukum bermaksud untuk
mengatasi konflik antara tuntutan-tuntutan baru dengan sistem hukum yang ada.
Contoh: sebagai contoh menurut ajaran legisme, satu-satunya sumber hukum adalah
undang-undang. Tetapi bagaimana agar hukum kebiasaan dapat dipergunakan, maka
kemudian difiksikan bahwa berlakunya hukum kebiasaan itu atas dasar perintah
dari undang-undang.

[M. Isna Wahyudi, Alimuddin, Rahmat Arijaya]

14 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

P E N E M UA N HUKUM DA LA M PRAKT E K

PENEMUAN HUKUM
DALAM PRAKTEK

D
alam setiap putusan yang
dihasilkan oleh hakim, selalu
terdapat penemuan hukum,
karena tidak ada putusan yang tidak
mengandung penemuan hukum.
Pendapat ini disampaikan Mantan
Ketua Mahkamah Agung RI, Prof.
Dr. Bagir Manan, SH., MCL, saat
menjadi pemateri tunggal Diskusi
Hukum dengan tema Seputar
Penemuan Hukum, pada Selasa
(27/8/2013) di ruang rapat Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Agama.
Dalam ranah ilmu hukum, studi
tentang penemuan hukum merupakan
hal yang menarik. Di dalamnya
terdapat kajian seputar filsafat, teori,
aliran, metode, sampai pada praktek
penemuan hukum. Dari beberapa

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 15


LIPUTAN KHUSUS

otoritas pelaku penemuan hukum, hakim harus menciptakan hukum. peradilan agama memutuskan sebagian
Sudikno Mertokusumo (2009: 38) Istilah menciptakan hukum ini besar perkara berdasarkan teks-teks
menyebutkan bahwa hakim adalah diidentikkan dengan penemuan fikih yang tersebar di berbagai kitab
penegak hukum yang paling banyak hukum, sementara menurut Sudikno, klasik.
melakukan penemuan hukum, karena keadaan-keadaan tersebut semuanya Bahkan, meskipun sejak 1974
hakim paling sering dihadapkan dengan masuk dalam kategori penemuan UU Perkawinan (UU No. 1/1974)
kasus konkret. Saat di hadapkan hukum oleh hakim. Khusus keadaan sudah diberlakukan, menurut Doktor
dengan kasus konkret tersebut, hakim pertama, dimana hakim hanya jebolan Utrecht University Belanda
harus mencari peraturan terkait. menerapkan peraturan terhadap kasus ini, doktrin-doktrin fikih masih tetap
Menurut Mochtar Kusumaatmadja konkret, Sudikno menyebutnya sebagai menjadi rujukan utama karena UU
dan B. Arief Sidharta, lembaga penemuan hukum paling sederhana. tersebut hanya mengatur permasalahan
peradilan mempunyai kedudukan Nah, bagaimana dengan praktek perkawinan sehingga masih terdapat
penting dalam sistem hukum Indonesia penemuan hukum yang dilakukan oleh banyak persoalan hukum yang belum
karena ia melakukan fungsi yang pada hakim-hakim peradilan agama dalam terjawab dalam UU tersebut.
hakikatnya melengkapi ketentuan- mengkonstruksi putusan? Dua putusan yang akan dibahas
ketentuan hukum tertulis melalui Berikut kami sajikan praktek berikut ini mudah-mudahan dapat
pembentukan hukum (rechtsvorming) penemuan hukum oleh hakim peradilan menyajikan gambaran umum seputar
praktek penemuan hukum yang terjadi
pada periode pertama ini. Dua putusan
tersebut adalah putusan Nomor 203
Tahun 1960 dan putusan Nomor 631
Tahun 1981.
Putusan nomor 203 Tahun
1960 merupakan salah satu putusan
pengadilan agama di Jakarta tentang
perceraian. Dilihat dari segi format dan
konstruksinya, putusan ini tergolong
sederhana, bahkan putusannya
berbentuk blangko yang sudah tersedia
formatnya sehingga hakim hanya perlu
mengisi bagian yang kosongnya saja.
Tidak seperti putusan zaman
sekarang, kepala putusan tahun 1960an
ini hanya memuat sedikit informasi
berkaitan dengan kepala putusan.
dan penemuan hukum (rechtsvinding). agama yang diklasifikan dalam dua Tidak ditemukan adanya irah-irah
Dengan kata lain, hakim dalam sistem periode. Periode sebelum berlakunya seperti lazimnya putusan pengadilan
hukum Indonesia yang pada dasarnya UU Nomor 1 Tahun 1974 dan agama sekarang, yaitu kalimat
bersifat tertulis itu, mempunyai fungsi Kompilasi Hukum Islam (KHI) Tahun “Bismillahirrahmanirrahim” dan “Demi
membuat hukum baru. (Sidharta, 1991, dan periode pasca munculnya Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang
Hukum Penalaran dan Penalaran Hukum, Kompilasi Hukum Islam (KHI) Tahun Maha Esa”. Selain itu, penulisan nomor
Maret 2013, hal 288-292). 1991 sampai sekarang. perkara pun tidak secara spesifik
Dalam kasus konkret, biasanya menyebutkan jenis perkara dan nama
hakim akan menemukan salah satu dari Periode Pertama: Penemuan pengadilan agama yang biasanya ditulis
tiga keadaan sebagai berikut: pertama, Hukum dalam Konstruksi Putusan dengan singkatan. Jumlah halamannya
peraturannya ada sesuai dengan kasus Sebelum 1991 pun hanya dua halaman. Pada kaki
konkret; kedua, peraturannya ada Euis Nurlaelawati dalam putusan juga tidak ada ketereangan
tetapi terlalu sempit sehingga perlu ada disertasinya ‘Modernization, Tradition apakah putusan tersebut dibacakan
interpretasi; ketiga, peraturannya tidak and Identity: The Kompilasi Hukum Islam dalam sidang terbuka atau tertutup.
ada yang sesuai dengan kasus konkret and Legal Practice in the Indonesian Meskipun demikian, putusan
tersebut. Saat hakim berhadapan Religious Courts’ menyebutkan bahwa ini cukup lengkap mencantumkan
dengan keadaan yang ketiga, maka sebelum adanya KHI, hakim-hakim pertimbangan hukum yang dapat

16 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

dikelompokkan ke dalam tiga jenis, tergugat yang tidak hadir di majelis/ peraturan yang spesifik mengatur
yakni: pertimbangan hukum berkaitan sidang pengadilan karena ia sengaja berkaitan dengan alasan perceraian
dengan kewenangan pengadilan menyembunyikan diri atau enggan seperti yang ada dalam UU Perkawinan,
dalam mengadili, pertimbangan cerai jikalau penggugat mempunyai UU Pengadilan Agama, dan KHI. Oleh
hukum dalam menentukan hubungan hujjah bayyinah.” karenanya, pada dasarnya hakim saat
hukum penggugat dan tergugat, Dalil ini lebih cenderung berisi itu telah melakukan penemuan hukum
dan pertimbangan hukum terhadap tentang hukum acara persidangan yang dengan menggunakan doktrin fikih
tuntutan penggugat, pengakuan membolehkan hakim memutuskan sebagai hukum yang digunakan.
tergugat dan keterangan saksi. suatu perkara perceraian meskipun Dengan demikian, sebenarnya
Kembali kepada konsep penemuan tergugat (suami) tidak diketahui pada saat itu terdapat kekosongan
hukum yang telah dijelaskan di bagian alamatnya atau tidak datang ke hukum (rechtvacuum) karena tidak
sebelumnya, berikut analisis terhadap persidangan. ada peraturan berbentuk perundang-
unsur penemuan hukum dan metode Jika melihat cara menyimpulkan undangan yang mengakomodir seputar
yang digunakan hakim dalam membuat suatu hukum dalam putusan ini, maka alasan perceraian. Kemudian hakim
putusan tersebut. putusan ini menerapkan peraturan mengisi kekosongan hukum tersebut
Pada bagian ini, hakim menuliskan ke dalam kasus konkret, yang sering dengan melakukan penemuan hukum
dasar hukum dari peraturan di disebut silogisme atau sering juga melalui pengambil alihan doktrin fikih
antaranya: disebut sum-sumptie atau deduksi. Islam.
a. Peraturan tentang Pengadilan Secara sederhana, metode penemuan Keadaan ini sesuai pendapat
Agama di Jawa-Madura Staatsblad hukum yang digunakan dalam putusan Prof. Bagir Manan, SH., MCL, bahwa
1882 No. 152 jo. Staatsblad 1937 ini adalah menyimpulkan dari premis ada perbedaan antara kekosongan
No. 116 dan 610. mayor (hal yang umum) dengan premis undang-undang (wetvacuum) dan
Dalam menuliskan dasar minor (hal yang khusus). kekosongan hukum (rechtvacuum),
hukum dari aturan ini, hakim tidak Dalam putusan ini, hal yang umum keadaan yang terjadi pada tahun 1960
secara spesifik menyebutkan pasal adalah peraturan dan doktrin fikih itu dapat digolongkan wetvacuum atau
yang berkaitan dengan perkara yang digunakan sebagai dasar hukum. kekosongan peraturan, oleh karenanya
ini. Namun, secara keseluruhan Sementara hal yang khususnya adalah hakim menemukan hukum dalam
peraturan ini memang dibuat kasus konkret yang diajukan oleh doktrin fikih tersebut. Lebih lanjut,
khusus untuk menyatakan penggugat terhadap tergugat. Maka Prof. Bagir Manan juga menjelaskan
eksistensi pengadilan agama dalam didapatlah suatu kesimpulan bahwa bahwa jika saat ini ada yang menyebut
menangani perkara perceraian. tergugat telah melanggar taklik talak adanya kekosongan hukum, maka kata
b. Dalil dari pendapat pakar fikih Kitab sehingga perceraian dapat diterima. ‘hukum’ itu sendiri maksudnya adalah
Syarqowi ‘ala Tahrir jilid II halaman Untuk mempermudah, berikut ini peraturan.
302 yang berbunyi: “Barang siapa gambaran singkatnya: Selanjutnya tentang kajian atas
menggantungkan talak dengan suatu
Premis Barang siapa menggantungkan talak dengan suatu sifat, maka
sifat, maka jatuhlah talak itu dengan
mayor jatuhlah talak itu dengan adanya sifat tadi, menurut dzahirnya
adanya sifat tadi, menurut dzahirnya
ucapan
ucapan”.
Premis Tergugat tidak pernah datang dan tidak memberi nafkah sejak
Dalil ini memang menjadi
minor bulan Safar 1379 Hijriyah
rujukan banyak hakim khususnya
dalam menangani perkara Kesimpulan Tergugat telah menggantungkan talak dengan suatu sifat yaitu
perceraian karena pelanggaran tidak mendatangi dan memberi nafkah kepada Penggugat,
taklik talak. Tapi, sebagaimana sehingga jatuhlah talak
mestinya, perlu ada penjabaran Jenis penemuan hukum seperti putusan nomor 631 Tahun 1981.
lebih mendalam kenapa doktrin ini disebut sebagai penemuan hukum Putusan ini merupakan putusan
ini mendukung terhadap kasus heteronom, karena hakim mendasarkan tentang izin poligami yang diajukan
kongkret yang sedang diperkarakan. pada peraturan-peraturan di luar oleh seorang Pemohon berlawanan
c. Dalil dari pendapat pakar fikih Kitab dirinya: hakim tidak mandiri karena dengan Termohon sebagai isterinya.
I’anah juz IV halaman 238 yang harus tunduk pada undang-undang. Pada prinsipnya, permohonan izin
berbunyi “Hakim boleh memutus/ Hal yang perlu diingat pula poligami ini diajukan dengan alasan
menetapkan hukum atas tergugat bahwa pada tahun 1960, seperti yang bahwa Pemohon telah menikah sirri
yang goib dari daerahnya, atau telah disebutkan di atas, belum ada dengan perempuan M padahal Pemohon

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 17


LIPUTAN KHUSUS

masih terikat pernikahan dengan ini menjadi dasar pertimbangan Periode Kedua: Teknik
Termohon, sehingga seharusnya menentukan apakah pernikahan Penemuan Hukum Pasca Kodifikasi
Pemohon terlebih dahulu mendapatkan siri yang telah dilakukan antara Kompilasi Hukum Islam (Inpres
izin poligami dari Pengadilan Agama Pemohon dengan perempuan M No. 1 tahun 1991).
sebelum menikah lagi dengan M. dapat dinyatakan sah atau tidak,
Adapun alasan Pemohon menikah atau dinyatakan mauquf dalam arti Setelah sekian lama terjadi beberapa
sirri dengan perempuan M adalah ditangguhkan sampai ada pernyataan kesimpang siuran antara hukum positif
karena Termohon tidak perhatian izin dari wali aqrab (wali terdekat) yang dengan hukum Islam terutama dalam
terhadap anak-anak Pemohon dari hasil memberikan kuasa kepada wali ab’ad hal perkawinan, dan karena melihat
pernikahannya dengan perempuan (wali jauh) untuk menjadi wali dan adanya berbagai macam polemik yang
bernama S yang telah meninggal dunia menikahkan perempuan M. Tentu saja, terus berlanjut, maka tercetus sebuah
sebelum Pemohon menikah dengan ketentuan wali aqrab dan wali ab’ad inisiatif untuk mengkodifikasikan
Termohon. belum terakomodir dalam peraturan, hukum-hukum Islam yang tersebar
Pernikahan antara Pemohon sehingga perlu diambil pendapat fikih dalam berbagi kitab fiqh dalam sebuah
dan perempuan M dilaksanakan di ini. peraturan tertulis, yang selanjutnya
Semarang dengan bertindak selaku wali Jika dikembalikan kepada filosofi disebut sebagai Kompilasi Hukum
adalah adik kandung M, karena ayahnya dasar penemuan hukum, menurut Islam. Dengan terbentuknya KHI
berada di Banjarmasin dalam keadaan Sudikno, metode penemuan hukum (Kompilasi Hukum Islam) sebagai
sakit, sedangkan yang mengijabkan yang lazim digunakan dalam praktek legalitas penerapan hukum Islam
nikahnya diwakilkan kepada pemuka penemuan hukum oleh hakim sebagaimana yang tertuang dalam
agama di Semarang (seorang ustadz) adalah metode interprestasi dan Inpres Nomor I tahun 1991, secara
dengan saksi ijab berjumlah dua orang konstruksi (Sudikno: 56-66). Dengan singkat dapat dikatakan bahwa
saksi. demikian, kasus ini secara spesifik KHI disusun dan disebarkan untuk
Pada pertimbangan hukum yang merupakan upaya penemuan hukum memenuhi kekosongan hukum materiil
dituliskan, Majelis Hakim menerapkan dengan mengkombinasikan dua bagi orang-orang yang beragama Islam
hukum yang bersifat abstrak kedalam metode yaitu metode interpretasi (Ahmad Rofiq, 2001: 120).
kasus konkret. Dalam hal ini, melalui penerapan hukum dan Dengan munculnya KHI, maka
hukumnya adalah Pasal 4 dan 5 UU konstruksi hukum. telah menjadi perubahan yang sangat
Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 40, 41, Senada dengan Sudikno, menurut signifikan dalam pemikiran hukum
42 dan 43 PP Nomor 7 Tahun 1975 Sidharta (2013: 437), norma-norma Islam di Indonesia. Hukum Islam yang
mengadopsi jo. Pasal 14 Peraturan positif dalam sistem perundang- semula banyak berada dalam kitab-
Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1975. undangan terbuka untuk ditafsirkan kitab fiqh
q ((kitab kuning)
g) kini sebagian
g
Melalui ketentuan peraturan-peraturan melalui berbagai pola penalaran. ala
lara
ran.
ra n
n. (bersumber
(b
b er
ersu
su
u mb
m er
tersebut, Pemohon dianggap telah Ini berarti, penemuan hukum
hu
huku
uku
kum m d a r i
melanggar peraturan dan bisa diancam (rechtsvinding) dengan menggunakanuna
naka
kan n
hukuman pidana. Ketentuan ini dapat metode interpretasi dan konstruksitruk
tr ukksi
menyimpulkan bahwa Pemohon tidak menjadi metode yang harus dikuasai kuuas
a ai
dapat memenuhi kriteria izin poligami. oleh para hakim.
Selain penerapan hukum tersebut, Analisis majelis hakim denganden
enga
gan n
yang oleh Sudikno disebut sebagai menerapkan peraturan yang berkaitankai
aita
taan
penemuan hukum paling sederhana, dengan izin poligami menyimpulkan pullka
k n
majelis hakim juga mengadopsi doktrin bahwa Pemohon tidak memenuhi menu
me n hi
nu
fikih Syafii dalam Kitab Fiqh Sunnah kriteria untuk mendapatkan iizin zin
zi n
Juz II halaman 119 sebagai upaya poligami. Sementara upaya penemuanemu uan
penemuan hukum terhadap hal yang hukum melalui konstruksi
ruk
uksisii
belum terakomodasi dalam peraturan. menyimpulkan bahwa pernikahan haan
Doktrin fikih tersebut jelas tertulis Pemohon dengan perempuan
uan
a
“Apabila wali aqrob memenuhi syarat M dinyatakan mauquf atau
tau
ta u
perwalian masih hidup atau ada, maka ditangguhkan sampai terdapat pat
a
tidak ada hak perwalian bagi wali ab’ad.” pernyataan izin kuasa dari wali wallii
Majelis hakim merasa perlu aqrab kepada wali ab’ad.
mengetengahkan doktrin fikih

http://slipandfalls.ca/wp-content/uploads/2011/12/Henderson-Law-Firm-2.png
http
ht
htt
htttttp
ttp p://
://s
::/
///s
//
//sslipa
lliipa
lip
iip
pa
p andf
nd
ndfa
ndfffa
d
dfa allllls
alls.
lls.
ls.
ls
lss..ca/
cca/w
ca
a/w
a
a/
//w
wp
p-c
p-co
-co
cco
onnten
nte
tten
te
en
ent/u
t//u
tt/up
/u
up
pllo
load
oa
oad
oadss/2
s/20
s/
//20
/2
20
2 011/1
11
1 1/1
1//1
1/12/He
12/He
2/H
2 /He
/H
He
eender
nder
nd
n
nde
de
der
derson
so
son-
on
on-
n--LLaw
n La
Law-
aw-
aw
aw--Firm
w FFir
irrrm
irm m--2.p
2.p
2 .p
png
ng

18 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

36 kitab fikih) berupa hukum positif


dan berlaku secara nasional yaitu
KHI, meskipun KHI sendiri masih
diperdebatkan karena tertuang dalam
Instruksi Presiden (M. Abdun Nasir,
2004: 6).
Sebagai sebuah usaha kodifikasi
yang orisinal, KHI menurut M.B.
Hooker terbukti sangat efektif dan
telah lulus uji efektifitas (efficacy test)
(Hooker, Indonesian Syariah, 2008:
26). Salah satunya ditunjukkan dari
pemaparan Marzuki Wahid (2010:
83) atas hasil penelitian Direktorat
Pembinaan Peradilan Agama tahun
2001 yang menegaskan bahwa dari
1.008 putusan pengadilan agama
yang disurvei, semuanya menjadikan ■ Stewart Fenwick, Direktur Administrasi Federal Circuit Court of Australia, memberikan materi pada
KHI sebagai landasan pertimbangan sesi kedua pada diskusi hukum putaran kedua (27/8/2013)
hukum. 71 % diantaranya bahkan
secara tegas menyatakan hal tersebut dalam berbagai macam kitab fiqh. bukanlah sebuah hal yang mutlak,
dalam putusannya (Tim Lindsey, 2013: Bagir Manan dalam Lingkar namun bergantung kepada kondisi
96). Diskusi Hukum Badan Peradilan sosiologis-psikologis para pihak,
Namun di sisi lain, kemunculan Agama (27/8) menyatakan bahwa dan sekaligus metode Mantuqun-
KHI memunculkan sebuah pergeseran penemuan hukum bertujuan untuk nass (pernyataan tersurat) tentang
metode dan bentuk penemuan membuat sebuah keputusan yang adil, kebolehan berpoligami dalam agama
hukum oleh Hakim dalam mengambil demi ketertiban umum, menghormati Islam sebagaimana tercantum dalam
putusan. Jika sebelum masa keyakinan masyarakat, dan juga Q.S. An-Nisa’ (4): 3.
kodifikasi KHI, penemuan hukum untuk menciptakan kedamaian dan Penemuan hukum dengan metode
oleh Hakim Pengadilan Agama lebih harmoni. Dengan kata lain, penemuan hermeneutika hukum tercantum dalam
berbentuk pencarian norma hukum hukum dalam putusan-putusan Hakim putusan No. 338/Pdt.G/1998/PA.Upg
untuk mengisi g kekosongan g Undang- g Pengadilan Agama pasca kodifikasi KHI dan No. 230/Pdt.G/2000/PA.Mks
Undang,
Unda
Un dang
da n , ma
ng makaka ssetelah
ettel ah kodifi
elah kod fikkasi
odifi
ifi asi KHI
kas KHHI bukanlah untuk mengisi kekosongan yang menyatakan bahwa seorang anak
penemuan
peene
n mumuanan hukum
huk um lebih
ukum leb
e ih h menuju
men u u kepada
nuj k pa
ke pada
da hukum, namun cenderung berwarna perempuan mempunyai besaran hak
interpretasi
inte
in teerp
rpre
reta
re tasi
ta si ulang
ula ng terhadap
lang
ng ter
erha
h da
ha dapp aturan
at seperti yang dinyatakan oleh Bagir waris yang sama dengan anak laki-laki
hukum
huku
hu k m yang
ku yangg ada,
ada
da,, ba ikk yang
baik ng tercantum
yang
an t rc
te r anntu
tumm Manan tersebut. dengan perbandingan 1:1.
dalam
dala
da l m KHI
la KHI maupun
maup
ma u un
up n yangangg tercantum
yan terc
te r an
rc antu
t m
tu Dalam putusan No. 249K/AG/1996, Putusan waris dalam dua perkara
tanggal 8 Januari 1998 disebutkan diatas adalah sebuah lompatan
bahwa dalam perkara izin poligami, terhadap Pasal 176 KHI dengan
bila isteri tidak dapat dimintai melakukan interpretasi lebih jauh
persetujuannya, maka pengadilan terhadap pasal 183 KHI yang
dapat memberikan izin untuk beristri menyatakan “Para ahli waris dapat
lebih dari seorang (poligami) tanpa bersepakat melakukan perdamaian
persetujuan istrinya tersebut dalam pembagian harta warisan,
sebagaimana dimaksud Pasal 58 ayat setelah masing-masing menyadari
3 Kompilasi Hukum Islam. bagiannya”. Putusan ini tidak hanya
Putusan No. 249K/AG/1996 ini semata bertujuan untuk membuat
menggunakan metode interpretasi sebuah keputusan yang adil, akan
subyektif dengan menyatakan tetapi lebih untuk menciptakan
bahwa izin istri dalam perkara kedamaian dan harmoni.
Poligami, sebagaimana Penemuan hukum yang mempunyai
tercantum dalam pasal 58 KHI, ruh sama dengan berbalut metode fiksi

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 19


LIPUTAN KHUSUS

hukum juga terdapat dalam Penetapan Melawan Hukum yang tercantum dalam memadukan antara alat bukti otentik
Nomor: 9/Pdt.P/2008/PA.TTD yang pasal 1365 KUH Perdata merupakan (Sertifikat Hak Milik, Letter C dan
memutuskan bahwa ahli waris Muslim istilah umum atas semua perbuatan Akta Hibah), alat bukti bawah tangan
tetap mendapatkan warisan dari yang menyimpang dari Kaidah hukum. (surat keterangan riwayat tanah dari
pewaris non Muslim. Sedangkan hermenutika hukum desa), keterangan para pihak, dan
Perpaduan dari beberapa metode digunakan untuk menolak eksepsi hasil Pemeriksaan Setempat dikaitkan
penemuan hukum dalam sebuah sekaligus membatalkan transaksi dengan pasal 173 HIR jo pasal 1922
pertimbangan putusan pun dapat jual beli terhadap harta warisan yang KUHPerdata.
dilakukan. Hal ini seperti terlihat dalam belum dibagi oleh salah seorang ahli Metode terakhir yang digunakan
putusan nomor: 5089/Pdt.G/2011/ waris dengan membingkai keterkaitan dalam putusan ini adalah ma’qulun
PA.Kab.Mlg. dalam perkara waris antara fakta bahwa pewaris yang nash dengan cara penyelidikan tentang
yang menggunakan perpaduan antara buta huruf hanya membubuhkan cap tujuan hukum (maqasid asy-syari’ah)
metode interpretasi gramatikal, jempolnya tanpa ada pendamping ketika mengabulkan tuntutan uang
interpretasi ekstensif, hermeneutika orang lain atau ahli waris lain, dengan paksa/dwangsom (pasal 606 a dan 606
hukum, konstruksi hukum lewat fakta bahwa transaksi jual beli tersebut b Rv) kepada Para Tenggugat sebesar
persangkaan hakim (presumption of dilakukan dihari yang sama dengan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu) setiap
fact), dan metode ma’qulun nash dengan hari meninggalnya ahli waris dalam hari keterlambatan melaksanakan
cara penyelidikan tentang tujuan keadaan tidak wajar (mulut dan mata isi putusan ini setelah putusan
hukum (maqasid asy-syari’ah). diplester), dihubungkan dengan teks memperoleh kekuatan hukum tetap.
Metode interpretasi gramatikal SEMA. Nomor 7 tahun 2012, Pasal 1267 Perpaduan berbagai macam metode
digunakan untuk menolak eksepsi KUH Perdata, pasal 1491 KUH.Perdata, penemuan hukum juga dapat dilihat
tentang legal standing Tergugat 18 dan dan yurisprudensi nomor 3201K// dalam putusan Nomor: 90/Pdt.G/2012/
Tergugat 19 yang beragama kristen Pdt/1991 tertanggal 30 Januari 1996 PA.Sub. yang menggunakan metode
dengan menarik penjelasan asas dengan menyatakan bahwa semua penyelarasan (sinkronisasi/taufiq), fiksi
personalitas keislaman dan pasal 50 transaksi jual beli oleh salah seorang hukum, dan juga qiyas/analogi.
ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 ahli waris tersebut tidak dibenarkan Metode penyelarasan (sinkronisasi/
tahun 2006 dan perubahannya dengan oleh aturan hukum mengingat dalam taufiq) dan fiksi hukum terdapat
Undang-Undang Nomor 50 tahun obyek tersebut melekat hak orang dalam pertimbangan hukum tentang
2009, tentang perubahan atas Undang- lain yang tidak diikutsertakan dalam pembuktian. Pertimbangan hukum
Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang proses peralihan hak, sehingga harus putusan bagian ini dimulai dengan
peradilan Agama Pengadilan Agama. dinyatakan batal dan tidak mempunyai pemaparan teori tentang pembuktian
Kemudian metode interpretasi kekuatan hukum. dan kekuatan alat-alat bukti
ekstensif digunakan dalam menolak Metode konstruksi hukum dengan yang kemudian digunakan untuk
eksepsi pemakaian istilah “Perbuatan persangkaan Hakim (presumption of menganalisis alat-alat bukti yang
Melawan Hukum” dalam surat gugatan fact) untuk memperoleh keyakinan telah diajukan para pihak, baik itu
yang terkait hubungan antara pokok dan fakta hukum untuk menyikapi berupa pengakuan, alat bukti tertulis,
perkara/Waris, dengan menyatakan perbedaan yang muncul tentang batas- maupuan saksi-saksi.
bahwa pada pokoknya Perbuatan batas luas harta sengketa, dengan Selanjutnya, dalam putusan
tersebut dipaparkan pula teori dasar
tentang asas-asas kewarisan, yaitu asas
Ijbari dan asas keadilan berimbang,
yang kemudian dijadikan pisau analisis
untuk menentukan siapa saja pihak
yang menjadi ahli waris dan seberapa
besar bagian waris mereka.
Sedangkan metode qiyas/analogi
digunakan untuk menentukan
besaran bagian ahli waris pengganti,
melihat keseimbangan antara hak dan
kewajiban, dikaitkan pasal 185 ayat (2)
■ Gaya khas Ketua Kamar Peradilan Agama MA RI, Dr. H. Andi Syamsu Alam, SH., MH, dalam yang menegaskan bahwa bagian ahli
memberikan sambutan membuat tersenyum Prof. Bagir Manan dan jajaran pimpinan Badilag waris pengganti tidak boleh melebihi

20 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

Penggugat dengan Tergugat dalam


perkara ini terjadi sebelum berlakunya
Undang-Undang No. 3 tahun 2006,
namun tetap diterima dan diputus oleh
Pengadilan Agama.
Dalam ilmu hukum dikenal asas
”lex posteriore derogat legi priori” artinya
peraturan yang baru mengalahkan atau
melumpuhkan peraturan yang lama.
Boleh jadi asas inilah yang menjadi
pegangan majelis hakim, karena
berdasarkan asas hukum di atas, dapat
ditegaskan bahwa sengketa perbankan
syariah tersebut secara absolut menjadi
kekuasaan/kewenangan Peradilan
bagian ahli waris yang sederajad dengan hukum formil dan asas-asas hukum
Agama (Pasal 49 UU No.3 Tahun 2006),
yang diganti, sehingga diputuskan lain untuk hukum peradilan agama,
karena terjadinya sengketa tersebut
bahwa bagian ahli waris pengganti demi menuju sebuah kepastian proses
setelah lahirnya UU No. 3 Tahun 2006
disamakan dengan bagian saudara hukum.
(berlaku sejak tanggal 20 Maret 2006).
perempuan dari pewaris. Hal ini terlihat jelas dalam Putusan
Walaupun pada akhirnya putusan
Interpretasi ulang terhadap teks No. 110 K/AG/1992, tanggal 24 Juli
kedua perkara tersebut dikoreksi
undang-undang juga terdapat dalam 1993 yang menjadi yurisprudensi
oleh putusan Pengadilan yang lebih
Putusan Nomor: 278/Pdt.G/2005/ tidak berlakunya asas nebis in idem
tinggi (Banding dan Kasasi), namun
PA.Bkt yang membagi bagian harta dalam perkara sengketa perkawinan
interpretasi hukum yang ditempuh oleh
bersama untuk istri sebesar ¾ dari termasuk hadhanah. Juga dalam
kedua majelis Hakim tersebut tetap
harta bersama, sedangkan suami Putusan No. 11 K/AG/2001, tanggal
patut mendapatkan catatan tersendiri.
sebesar ¼ bagian. 10 Juli 2003 yang menyatakan bahwa
Metode yang digunakan dalam pemberian ½ bagian dari gaji Tergugat
Concluding Remarks
putusan ini adalah interpretasi historis kepada Penggugat sebagaimana diatur
Dari penjelasan tersebut dapat
(subjektif) dan Ma’qulun-nash (logika dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah
ditarik benang merah bahwasanya
nas) dengan penyelidikan tentang No. 10 Tahun 1983 diubah dengan
dalam penemuan hukum bersangkut
tujuan hukum (maqasid asy-syari’ah). Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun
paut dengan sumber hukum, bentuk
Interpretasi terhadap ketentuan pasal 1990 mengenai Peraturan Disiplin
hukum yang dikembangkan, prosedur
97 Kompilasi Hukum Islam dengan Pegawai Negeri Sipil, bukan merupakan
pembentukan hukum, dan peran hakim
melihat unsur filosofis lahirnya pasal hukum acara Peradilan Agama, karena
sebagai salah satu unsur pembentuk
tersebut di atas yang pada pokoknya pemberian ½ gaji Tergugat kepada
hukum tertulis, karena pembentukan
untuk memberikan perlindungan Penggugat merupakan Keputusan
hukum harus diletakkan pada satu
terhadap hak-hak isteri yang akan Pejabat Tata Usaha Negara.
kesatuan sumber hukum, yaitu
diceraikan, karena pada umumnya Dalam perkara-perkara Ekonomi
Pancasila dan Undang-undang Dasar
isteri tidak punya penghasilan Syariah, Interpretasi ulang Hukum
1945.
(sesuai ketentuan agama) dan waktu Formil juga dilakukan oleh Hakim-
Disamping itu dalam penemuan
kesehariannya dihabiskan untuk hakim Pengadilan Agama. Hal tersebut
hukum dituntut untuk memenuhi
mengerjakan tugas-tugas rumah dapat dilihat pada Putusan Pengadilan
nilai-nilai yang berintikan keadilan
tangga yang tidak ringan dibanding Agama Bukittinggi Nomor: 284/
dan kebenaran, nilai-nilai yang sesuai
tugas suaminya, dikaitkan dengan Pdt.G/2006/PA.Bkt. dan Putusan
dengan tata nilai budaya yang berlaku
fakta sosial bahwa istri lah yang Pengadilan Agama Purbalingga Nomor:
didalam masyarakat dan nilai-nilai yang
berperan aktif dalam mencari nafkah/ 1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg.
sesuai dengan perundang-undangan
mendapatkan harta bersama. Kedua perkara diatas adalah perkara
yang berlaku, dan oleh karena itu,
Sebuah karakteristik lain yang sengketa ekonomi syari’ah. Keduanya
langkah penemuan hukum dituntut
terdapat dalam penemuan hukum juga menafsirkan ulang kaidah hukum
untuk memperhatikan kemajemukan
pasca kodifikasi KHI adalah adanya perjanjian, asas nebis in idem dan asas
tatanan hukum yang berlaku.[]
penyempitan hukum dengan retroaktif, yang mana persetujuan/ [Ade Firman Fathony, Edi Hudiata,
menginterpretasi ulang penerapan perjanjian yang telah dibuat oleh M. Isna Wahyudi, Achmad Cholil]

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 21


LIPUTAN KHUSUS

Tantangan

Ijtihad
HAKIM

22 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

Berijtihad Demi Keadilan cenderung tekstual dan tidak berani agama harus berani melakukan

A
khir-akhir ini putusan hakim berpikir kontekstual. penemuan hukum sebagai bentuk
di lingkungan peradilan agama Nur Muhammad Huri dalam pembaharuan hukum Islam. “Aneh
banyak mendapat kritikan artikelnya berjudul “Keringnya Putusan jika hakim peradilan agama tidak
tajam. Salah satu persoalannya karena Hakim Agama dari Dalil-Dalil Sumber berani melakukan penemuan hukum
pertimbangan hukumnya banyak Hukum Islam” yang dipublikasikan di karena banyak sekali ajaran agama
yang tekstual, kering akan penemuan badilag.net (11/10/2012) memaparkan yang mendorong agar hakim selalu
hukum dan sedikit mengulas referensi bahwa fenomena kemalasan hakim melakukan ijtihad dan pembaharuan
dari sumber-sumber aslinya seperti agama menggunakan dalil syar’i ibarat hukum Islam”.
al-Qur’an, al-Hadist dan pendapat kacang lupa kulitnya. Sebab, inilah Menurut A. Qadri Azizy, pasal
ulama-ulama besar ahli fiqh dalam salah satu karakteristik putusan hakim 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor
kitab-kitab kuning. agama tempo dulu yang seharusnya 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
Tim Lindsey, guru besar dari tetap dipertahankan hingga sekarang. Kehakiman mengandung makna
Universitas Melbourne, berdasarkan Putusan yang menukil dalil-dalil bahwa seorang hakim dalam membuat
sejumlah putusan yang ditelitinya relevan dalam mengadili peristiwa putusan tidaklah sekedar mengambil
menyimpulkan bahwa peradilan agama konkret menjadi kelebihan tersendiri hukum dari kotak. Ungkapan “wajib
di Indonesia itu agamis hanya dalam karena tidak dijumpai di putusan pada menggali, mengikuti, dan memahami
tataran simbol (largely symbolic in its umumnya. nilai-nilai hukum dan rasa keadilan
religiosity) tidak dalam isi. Kesimpulan yang hidup dalam masyarakat”
ini didasarkan atas pengamatannya memberi peran yang luar biasa bagi
terhadap putusan peradilan agama yang
dalam penerapan hukum materiilnya
“Hakim itu kaum hakim untuk melakukan ijtihad. Dalam
kasus-kasus tertentu diperlukan
kadang-kadang sangat bertentangan terpelajar. Dan pemahaman yang kontekstual bukan
dengan doktrin-doktrin fikih yang
termaktub dalam kitab-kitab klasik. kaum terpelajar itu tekstual. Bahkan tidak mustahil atau
dimungkinkan jika hakim melawan
Sehingga memancing pertanyaan
apakah putusan seperti itu Islami atau
harus mempunyai atau mengenyampingkan pasal-pasal
tertentu jika pasal-pasal tersebut
tidak. karakter dan dinilai sudah tidak relevan lagi dengan
Lebih lanjut Tim Lindsey juga
menegaskan putusan peradilan agama integritas.” nilai-nilai hukum dan rasa keadilan
yang hidup dimasyarakat.
(dalam perkara cerai misalnya) sama
saja dengan putusan cerai di pengadilan Berorientasi pada keadilan
negeri yang diperuntukkan bagi para Menurut Bagir Manan dalam Dalam hukum Islam, ijtihad
pihak non Muslim yang ‘sekuler’. acara diskusi hukum edisi 2 di Badilag disamping dilakukan dalam hal-
Bahkan, Tim juga berani memastikan (27/8/2013), kritikan dan sorotan hal yang ketentuan hukumnya jelas
putusan-putusan peradilan agama sama masyarakat tersebut disebabkan masih dalam nas (al-Quran dan Hadist),
saja dengan putusan dari pengadilan ada hakim yang tidak mempunyai juga dilakukan dalam rangka mencari
yang memang murni menganut paham karakter dan integritas yang baik. Moh. solusi atas persoalan baru yang tidak
sekuler seperti Australia. Hatta pada 1956 pernah mengatakan ditemukan secara jelas dan tegas
A. Qadri Azizy (2004 : 249) bahwa tanggungjawab intelektual ketentuan hukumnya dalam nas.
mengkritik bahwa jarang ditemukan kaum terpelajar harus punya karakter Ijtihad terhadap yang sudah ada
hakim yang berani melakukan ijtihad yang salah satu unsurnya integritas. ketentuan hukum nas-nya adalah
atau berusaha untuk melakukan “Hakim itu kaum terpelajar. Dan dikarenakan ketentuan hukum yang
penemuan hukum dalam putusan yang kaum terpelajar itu harus mempunyai ada dalam nas mengalami kendala
dibuatnya. Faktor yang menyebabkan karakter dan integritas. Jika hakim dalam pengaplikasiannya jika
hakim malas berijtihad atau berusaha berkarakter dan berintegritas maka dihadapkan pada kondisi sosial yang
untuk melakukan penemuan hukum hukum tidak akan diperjualbelikan berubah. Dalam kondisi semacam ini,
dalam putusan adalah karena dan putusan yang dihasilkannya akan menurut Amir Syarifuddin, hakim
ketidakberanian hakim, minimnya berkualitas dan sesuai dengan nilai-nilai dibolehkan menggali pemahaman lain
pengetahuan yang dimiliki hakim, hukum dan rasa keadilan," tegasnya. (ijtihad) yang berbeda dengan nas
dan masih kuatnya pengaruh legisme Mantan Ketua MA tersebut agar nas tersebut bisa kontekstual dan
dalam pola pikir hakim sehingga hakim menegaskan bahwa Hakim peradilan relevan dengan kondisi sosial yang ada

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 23


LIPUTAN KHUSUS

(Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, 2001: intelektual tapi juga kecerdas spritual. dan tujuan hukum, Paul Scholten,
243). Kecerdasarsan spritual tidak ingin guru besar Belanda, berpendapat
Dalam kondisi tertentu para dibatasi patokan, juga tidak hanya bahwa hukum memang ada dalam
sahabat Nabi Muhammad berijtihad bersifat kontekstual, tetapi ingin keluar undang-undang. Tetapi masih harus
yang keputusan hukumnya kadangkala dari situasi yang ada dalam usaha ditemukan. Mencari hukum dalam
berbeda dengan keputusan hukum atau mencari kebenaran, keadilan, makna, peraturan adalah menemukan
nas yang ada. Di antara sahabat yang atau nilai yang lebih dalam. Tidak ingin makna dan nilai yang terkandung
paling banyak melakukan ijtihad adalah diikat dan dibatasi patokan yang ada dalam peraturan dan tidak hanya
Umar bin Khattab. Di antara ijtihadnya tetapi ingin melampui dan menembus membacanya secara “datar” begitu
adalah pembebasan sanksi hukum situasi yang ada (transenden).(Satjipto saja. Hukum bukan buku telpon yang
bagi pelaku pencurian yang terpaksa Raharjo, Membedah Hukum Progesif, hanya memuat daftar peraturan dan
mencuri untuk bertahan hidup. Padahal 2008: 16-21). pasal, tetapi sesuatu yang sarat dengan
seharusnya pencuri tersebut mendapat Menjalankan hukum tidak sama makna dan nilai (Satjipto Rahardjo,
hukuman potong tangan sesuai dengan dengan menerapkan huruf-huruf 2008: hal. 20).
ketentuan hukum yang ada dalam surat peraturan begitu saja. Tetapi mencari Problem Mendasar
al-Maidah: 37. Akan tetapi Umar tidak dan menemukan makna sebenarnya Kritikan atas kualitas putusan
menerapkannya karena latar belakang dari suatu peraturan. Terkait dengan hakim dan minimnya hakim yang
melakukan pencurian melakukan ijtihad
dipengaruhi kondisi di atas tentu harus
ekonomi yang sedang ditempatkan secara
krisis pada saat itu proporsional.
(Amir Syarifuddin, Sehingga tidak hanya
2001: 309-301). para hakim dan
Pada masa putusannya yang
pemerintahan Umar hanya jadi sasaran
dan Ali, keduanya kritik tanpa melihat
pernah menghukum problem mendasar
peminum khamr dalam sistem
dengan hukuman penegakan hukum di
cambuk 80 kali. negara kita.
Hukuman ini Di antara problem
lebih berat dari mendasar tersebut
ketentuan Nabi adalah madzhab atau
dalam sunnahnya. sistem hukum yang
Menurut Umar dan dianut yaitu kultur
Ali, hukuman cambuk 40 kali sudah hal itu Bagir Manan dalam diskusi civil law system (Romawi-Jerman atau
tidak efektif dan tidak menimbulkan hukum menegaskan bahwa hakim corak keluarga Eropa Kontinental).
efek jera lagi serta pada saat itu dalam membaca atau menafsirkan Persoalan utama terletak ketika
minuman yang memabukkan banyak perundang-undangan harus terlebih suatu hukum telah bertransformasi
menimbulkan perbuatan jahat lainnya dahulu melihat tujuan hukum apa yang menjadi undang-undang yang
seperti membunuh, berbuat zina, ada dibalik teks perundang-undangan merupakan prinsip yang utama dalam
atau menuduh orang lain berbuat zina tersebut. Dengan cara tersebut kultur civil law system, sistem hukum
akibat bicaranya yang kacau. diharapakan kebenaran dan keadilan yang diadopsi Indonesia sekarang ini.
Meminjam bahasa Satjipto Rahardjo, bisa tercermin dalam putusan. Kehadiran corak keluarga sistem hukum
putusan Umar dan Ali tersebut “Tujuan hukum menjadi simpul ini merupakan produk historis yang
didasarkan atas penerapan hukum utama hukum itu maunya apa. Jika di bawa oleh Kolonial Belanda, yang
yang tidak hanya menggunakan logika sudah ditemukan tujuan hukumnya, kemudian mengejawantah ke dalam
peraturan saja tapi juga menggunakan baru dibaca gramatikalnya. Untuk itu, aspek substansi, struktur, dan budaya
logika sosial dan hati nurani. Bagi tidak bisa dibaca pasal perpasal tapi hukum Indonesia sampai sekarang
Satjipto Rahardjo, untuk membuat harus dibaca secara keseluruhan”, tegas (Ade Maman Suherman, “Pengantar
putusan semacam itu dibutuhkan orang mantan Ketua MA tersebut. Perbandingan Sistem Hukum,” 2004:
yang tidak hanya mempuyai kecerdasan Terkait dengan penemuan makna 68).

24 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


LIPUTAN KHUSUS

Transformasi hukum dalam bentuk keluarga sistem hukum ini merupakan memiliki mekanisme pembaruan (legal
undang-undang itu bukan tanpa produk historis yang dibawa oleh reform) sebagai upaya meminimalisir
masalah. Progresi di aras supra yang Kolonial Belanda, yang kemudian sifat ketidak dinamisannya. Namun
etatis tidak selamanya dapat diimbangi mengejawantah ke dalam aspek setiap orang juga mengetahui
oleh dinamika perubahan di aras infra substansi, struktur, dan budaya hukum bahwa memperbarui suatu undang-
yang populis. Tidak dipahaminya Indonesia sampai sekarang. undang baik melalui proses legislasi
kebijakan dan isi kandungan hukum Jika dijabarkan, maka terdapat pokok- maupun proses ajudikasi oleh hakim
undang-undang oleh rakyat awam pokok konsep dalam Civil Law System bukanlah perkara yang gampang
yang tersebar diberbagai satuan etnik yang memiliki problematika di dalamnya untuk dilakukan. Proses legislasi tidak
juga merupakan problem utama dalam karena memicu munculnya problematika dapat dipungkiri juga merupakan
proses penegakan hukum. Subtansi dalam ruang tata hukum Indonesia, yakni manifestasi proses pergulatan politik
hukum negara dan subtansi moral antara lain: dan untuk menghasilkan suatu
hukum rakyat tidak hanya tidak Pertama, dalam kultur Civil undang-undang yang baru tidak akan
selaras, akan tetapi juga berselisih dan Law System, hukum haruslah dapat dilangsungkan dalam waktu
menghasilkan ruang yang menganga. tertulis atau dituangkan dalam yang singkat karena membutuhkan
Kondisi semacam ini tentu merupakan bentuk undang-undang (prinsip upaya pencapaian kesepakatan atas
bukti nyata adanya legal gaps dalam legisme). Undang-undang memiliki kelompok-kelompok dengan visi dan
pembangunan hukum di Indonesia. Jika kelebihan dalam memenuhi tujuan misi yang berbeda-beda.
tidak dicarikan jalan keluar yang baik kepastian, namun ia juga memiliki Sedangkan pembaruan oleh hakim
fenomena legal gaps ini bisa berubah kelemahan karena sifatnya akan melalui putusannya (proses ajudikasi)
menjadi legal conflict dan cultural conflict. menjadi tidak fleksibel, kaku, dan juga tidak bisa dilakukan secara
Sebab tidak jarang ruang menganga statis. Penulisan adalah pembatasan, maksimal, karena kultur Civil Law
itu menimbulkan situasi yang secara dan pembatasan atas suatu hal System menghendaki hakim untuk
diametrikal berlawanan dan ujungnya yang sifatnya abstrak (pembatasan mendasarkan diri secara ketat kepada
bisa menimbulkan konflik-konflik dalam konteks materi) dan dinamis bunyi undang-undang sehingga hal ini
yang serius di masyarakat. Dan kondisi (pembatasan dalam konteks waktu) menyebabkan hakim dalam kultur Civil
semacam ini tentu sangat berpengaruh seperti halnya value consciousness Law System tidak dapat menyimpang
terhadap kualitas penemuan hukum masyarakat ke dalam suatu undang- terlalu jauh dari apa yang telah tertulis
oleh hakim. undang secara logis akan membawa di undang-undang, walaupun undang-
Dalam kultur Civil Law System kepada konsekuensi ketertinggalan undang tersebut telah ketinggalan
(Romawi-Jerman atau corak keluarga substansi undang-undang tersebut zaman.
Eropa Kontinental), legislasi hukum atas bahan pembentuknya (nilai-nilai Kedua, kultur Civil Law System
ke dalam bentuk yang rigid (tertulis) masyarakat), dan dengan demikian mendasarkan diri pada filsafat
seperti undang-undang merupakan fenomena legal gap dan legal conflict positivisme hukum. Dengan demikian,
prinsip yang utama, seperti halnya akan selalu menjadi konsekuensi dalam Civil Law System terdapat konsep
sistem hukum yang diadopsi Indonesia lanjutan yang tidak dapat terhindari. bahwa tujuan utama yang disasar oleh
sekarang ini. Kehadiran corak Suatu undang-undang memang hukum bukanlah keadilan melainkan
kepastian. Karena filsafat positivisme
mengutamakan hal yang sifatnya jelas
dan pasti (positif) di atas segalanya
dengan alasan bahwa hanya hal yang
bersifat pasti saja yang dapat dijadikan
ukuran kebenaran (Harun Hadiwijoyo,
“Seri Sejarah Filsafat Barat 2,” 1980:
109)
Montesquieu dan Kant (Sudikno,
2004: 40-43), mengemukakan,
menurut pandangan klasik, bahwa
akibat undang-undang sebagai satu-
satunya sumber hukum dalam civil law
menjadikan hakim dalam menerapkan
■ Peserta diskusi hukum putaran kedua di Ditjen Badilag hukum terhadap peristiwa hukum

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 25


LIPUTAN KHUSUS

sejenis akan menimbulkan kemandegan. hukum Islam yang ada di Indonesia


"Peradilan agama di Padahal peristiwa terus berubah dan adalah pembaharuan hukum melalui
kompleks sehingga membutuhkan proyeksi putusan pengadilan agama. Di
Indonesia itu agamis kreativitas hakim dalam menafsir makna samping pembaharuan hukum melalui
keadilan secara lebih aktual. proyeksi penyusunan ensiklopedi fiqh,
hanya dalam tataran Mengamati perkembangan melalui proyeksi pembentukan undang-
kebutuhan hukum yang terus berubah, undang, melalui proyeksi fatwa, dan
simbol (largely symbolic in beberapa pakar hukum seperti Satjipto melalui proyeksi kajian dan penelitian.
its religiosity) tidak dalam Rahardjo mencoba membongkar tradisi Ijtihad melalui putusan pengadilan
civil law yang statis dan terpaku pada agama, menurut Abdul Manan, harus
isi," kata Tim Lindsey. eksemplar normologi yang tertera dititikberatkan pada tujuan dan tafsiran
dalam undang-undang. Melalui teori filosofis yaitu menegakkan kebenaran
yang konkret tidak menjalankan hukum progresif yang dikenalkan, di dan keadilan, bukan menegakkan
peranannya secara mandiri. Peran negara yang menganut sistem civil peraturan perundang-undangan dalam
hakim hanyalah sebagai penyambung law sekalipun, tidak diharamkan bagi arti sempit dan sekedar berperan
lidah atau corong undang-undang, seorang hakim berijtihad melakukan menjadi mulut undang-undang serta
sehingga tidak dapat mengubah penemuan hukum. tidak berperan sebagai makluk yang
kekuatan undang-undang, menambah Bahkan, Bagir Manan (27/8/2013) tidak bernyawa. Bagi hakim agung
dan atau menguranginya. Pandangan tegas mengatakan bahwa hakim justru yang produktif menulis tersebut hakim
demikian menurut Montesquieu berdosa jika tidak melakukan ijtihad tidak boleh mengidentikkan kebenaran
disebabkan undang-undang adalah karena ditilik dari beberapa referensi dan keadilan sama dengan rumusan
satu-satunya sumber hukum positif. normatif dalam agama kerja ijtihad peraturan perundang-undangan, sebab
Semua hukum telah secara lengkap hakim bernilai pahala. Jika ijtihadnya tidak semua yang sesuai dengan hukum
dan sistematis tertuang dalam benar mendapat dua pahala, salahpun itu adalah keadilan. Dengan bahasa
undang-undang, sehingga tugas hakim tetap memperoleh satu pahala. lain, Fath al-Daraini menegaskan
adalah mengadili sesuai dengan bunyi Menurut Bagir Manan penemuan bahwa hukum itu tidaklah dibuat untuk
undang-undang. hukum oleh hakim menjadi keharusan, hukum itu sendiri, melainkan dibuat
Pada dimensi lain, penemuan terutama ketika peraturan perundang- untuk tujuan lain yaitu kemaslahatan.
hukum di negara-negara Anglo Saxon undangan acap ketinggalan zaman Lebih jauh beliau menjelaskan
(common law) tidak jadi persoalan dan tak mampu lagi mengakomodir bahwa ijtihad hakim dalam putusannya
karena sudah menjadi tugas hakim. persoalan mutakhir. Ataupula hukum dapat berperan dengan baik jika
Posisi hakim bersifat otonom sebagai terlampau jauh lompatannya sehingga ijtihadnya ditempatkan secara
judge made law. Asas yang dianut adalah tidak applicable. proporsional dalam rangka tajdid agar
the binding force of precedent. Pendapat hukum Islam terus hidup dan eksis
hakim berdasarkan sikap individu, Proyeksi Ijtihad Hakim PA sepanjang zaman.
meski putusannya kolektif. Hakim juga Menurut Ketua Pokja Perdata Beberapa contoh ijtihad hakim
terikat pada putusan hakim terdahulu Agama, Abdul Manan, dalam bukunya dalam rangka pembaharauan hukum
yang dianggapnya sebagai putusannya Reformasi Hukum Islam di Indonesia Islam adalah putusan PA Jakarta
sendiri dalam mengadili perkara yang (2006 : 185-203), putusan hakim Selatan Nomor: 1751/P/1989 tanggal
sejenis. Sehingga putusan hakim yang pengadilan agama sudah banyak yang 20 April 1989 tentang perkawinan
terakhir didasarkan pada faktor di memberikan kontribusi terhadap melalui telepon yang merupakan
dalam dirinya. perkembangan pembaruan hukum persoalan baru akibat kemajuan ilmu
Teori penemuan hukum otonom Islam di Indonesia. Terutama putusan dan teknologi. Demikian juga putusan
menjadi karakteristik sistem common yang didasarkan pada ijtihad hakim. MA RI nomor 51 K/AG/1999 tanggal
law. Posisi hakim tidak lagi sebagai Menurutnya, jika hakim tidak 29 september 1999 tentang penetapan
corong undang-undang, melainkan menemukan ketentuan hukum dalam ahli waris bukan Islam berdasarkan
sebagai pembentuk undang-undang. peraturan perundang-undangan yang wasiat wajibah dan putusan MA nomor
Pertimbangannya, undang-undang bisa berlaku, barulah hakim melakukan 419 K/AG/2000 tentang ahli waris
saja kurang lengkap atau tidak jelas. ijtihad untuk menetapkan suatu pengganti dimana putusan ini berbeda
Hanya saja, memposisikan yurisprudensi hukum. dengan ketentuan normatif yang ada
sebagai yang mutlak diikuti hakim Abdul Manan menyimpulkan dalam fikih klasik.
[Ahmad Zaenal Fanani,
dalam setiap mengadili perkara yang bahwa salah satu tipologi pembaharuan Achmad Fauzi, Achmad Cholil]

26 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


FENOMENAL

P U TU S A N JUD E X J URI S T

Wasiat Wajibah
Dan Terobosan Hukum Kewarisan

Terobosan hukum
S
elama ini berbagai terobosan angkat saja diberi tidak masuk

kewarisan dengan dalam hukum kewarisan Islam


untuk memenuhi tuntutan
akal anak bawaan istrinya malah
disingkirkan demikian saja.
menggunakan lembaga rasa keadilan ditempuh dengan Putusan ini mengadili sengketa

wasiat wajibah
memanfaatkan lembaga wasiat waris antara anak tiri pewaris (anak
wajibah. Wasiat wajibah di Mesir bawaan almarhumah istri kedua
merupakan pendekatan digunakan untuk memberikan bagian pewaris) dengan istri pertama dan
dari harta peninggalan pewaris kepada anak angkat pewaris. Dalam putusan
kompromistis dalam ahli waris pengganti. Sementara di ini, sisa harta warisan pewaris setelah
upaya mewujudkan Indonesia, wasiat wajibah digunakan
untuk memberikan bagian dari harta
dikurangi bagian istri pertama pewaris
diberikan kepada anak bawaan
keadilan substantif tanpa peninggalan ayah angkat kepada almarhumah istri kedua pewaris dan

merasa mendobrak anak angkat, atau sebaliknya. Wasiat


wajibah juga digunakan untuk
anak angkat pewaris.
Majelis hakim putusan kasasi
ketentuan hukum memberikan bagian dari harta tersebut diketuai oleh Dr. H. Andi

waris yg oleh sebagian


peninggalan pewaris kepada ahli waris Syamsu Alam, S.H, M.H, dengan hakim
yang berbeda agama. anggota Drs. H. Mukhtar Zamzami,
besar muslim dianggap Dalam perkembangan terakhir, S.H, M.H, dan Dr. H. Habiburrahman,
wasiat wajibah ini diperluas M.Hum. Dalam putusan ini Drs. H.
kaku dan mengundang keberlakuannya untuk memberikan Mukhtar Zamzami, S.H, M.H memiliki
resistensi oleh para bagian dari harta peninggalan pewaris
kepada anak tiri, sebagaimana dapat
pendapat yang berbeda (dissenting
opinion) dengan pertimbangan hukum
sarjana fikih. Hukum dijumpai dalam putusan kasasi No. bahwa anak tiri almarhum pewaris

adalah sarana bukan 489/K/AG/2011 tanggal 23 Desember


2011. Putusan ini didasarkan pada
bukanlah ahli waris dan bukan pula
zawil arham dari almarhum pewaris,
tujuan. pertimbangan hukum bahwa anak karena itu tidak ada alasan hukum

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 27


FENOMENAL

dalam ketentuan Pasal 209 ayat (2)


jika ditinjau dari segi metode penemuan Kompilasi Hukum Islam. Tentu saja
‘illat hukumnya bukan karena adanya
hukum, putusan ini menggunakan hubungan nasab, karena anak angkat
metode ma’nawiyah (ekstensifikasi), tidak memiliki hubungan nasab dengan
ayah angkat. Namun demikian, baik
yaitu cara perluasan atau pemekaran anak angkat maupun anak tiri sama-
sama memiliki kedekatan emosional
makna suatu nas atau teks undang- dengan ayah angkat atau ayah tirinya.
undang sehingga dapat memberikan Kedekatan emosional ini terbentuk
karena anak angkat maupun anak tiri
penjelasan terhadap beberapa kasus menjadi bagian dari anggota keluarga,
yang tidak disebutkan dalam nas atau yang hidup dan tinggal bersama dalam
satu keluarga meski tidak memiliki
teks undang-undang hubungan nasab. Kedekatan emosional
inilah yang paling mungkin menjadi
apapun untuk menyerahkan sisa harta tiri melalui wasiat wajibah memang ‘illat hukum. Nah, berdasarkan
warisan almarhum pewaris kepada kurang argumentatif. Tetapi, jika kesamaan ‘illat hukum inilah, maka
anak tiri almarhum pewaris, dan tidak ditinjau dari segi metode penemuan anak tiri berhak mendapatkan bagian
bisa pula dibandingkan dengan anak hukum, putusan ini menggunakan harta peninggalan almarhum pewaris
angkat, karena anak angkat yang sah, metode ma’nawiyah (ekstensifikasi), melalui wasiat wajibah sebagaimana
berdasarkan hukum yaitu Pasal 209 yaitu cara perluasan atau pemekaran dalam kasus anak angkat.
ayat (2) Kompilasi Hukum Islam dan makna suatu nas atau teks undang- Ketentuan hukum yang demikian
yurisprudensi tetap memang berhak undang sehingga dapat memberikan lebih mampu mewujudkan keadilan
terhadap harta peninggalan melalui penjelasan terhadap beberapa kasus antara anak angkat dengan anak
wasiat wajibah. yang tidak disebutkan dalam nas tiri. Inilah yang mungkin dimaksud
Pertimbangan hukum yang atau teks undang-undang. Dalam dengan kata-kata “tidak masuk akal”
memberikan bagian dari harta hal ini perlu dilakukan penyelidikan atau bertentangan dengan common
peninggalan pewaris kepada anak terhadap ‘illat hukum yang terdapat sense dalam pertimbangan putusan
tersebut.
Menurut Ibn Qoyyim al-
Jauziyah, (w.1373 M), murid Ibn
Taimiyyah (w.1263-1328 M), faktor
yang menentukan apakah sebuah
aturan hukum itu sesuai syari’ah
adalah keadilan. Sebagaimana dia
menyatakan: “Jika indikasi-indikasi
keadilan atau ekspresi keadilan jelas
melalui sarana apapun, pasti di sana
terdapat syari’ah Allah. Setiap sarana
yang dapat menghasilkan keadilan
dan kewajaran (fairness) pasti bagian
dari agama.” (Ibn Qayyim al-Jawziyya,
al-Turuq al-Hukmiyya fi al-Siyasa al-
Shar‘iyya aw al-Firasat al-Mardiyya fi
Ahkam al-Siyasa al-Shar‘iyya (Bayrut:
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyya,1995), p. 11.).
■ Dirjen Badilag, Drs. H. Purwosusilo, SH., MH, ketika memberikan sambutan pada acara diskusi [M. Isna Wahyudi, Rahmat Arijaya]

28 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


FENOMENAL

P U TU S A N JUD E X FAC T I

GUGATAN
Mahar
Asas Ius Curia Novit bukanlah sebuah kalimat yang terletak
di menara gading, tapi terletak dalam diri setiap Hakim yang
menyelesaikan perkara dalam persidangan.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 29


FENOMENAL

H
akim tidak boleh menolak
semua perkara yang diajukan Perpaduan antara pertimbangan
kepadanya dengan alasan Hukum Positif, Hukum Adat,
hukumnya tidak ada. Ius Curia Novit,
juga berarti Hakim harus melakukan dan Hukum Islam yang tersebar
penemuan hukum terhadap segala dalam kitab-kitab fiqh klasik
perkara dan permasalahan yang ia
terima. Penemuan hukum itu dapat tergambar jelas dalam putusan ini.
digali dari berbagai sumber, hukum
positif, hukum adat, kitab-kitab fiqh
klasik, dan lain sebagainya.
Hal ini dapat kita lihat dalam sesuai dengan persetujuan kedua penentuan mahar tidak berdasarkan
Putusan Perkara Gugat Mahar No. keluarga besar dengan tetap melihat atas kesepakatan/musyawarah antara
196/Pdt.G/2005/PA.SEL. Pengaturan kepada kemampuan calon suami. keluarga besar, maka mahar tersebut
tentang Mahar tidaklah diatur secara Penyebutan Mahar berupa 50 are dinyatakan tidak memenuhi ketentuan
rinci dalam Kompilasi Hukum Islam ketika akad dianggap sebuah “jebakan” kriteria mahar.
(KHI), ataupun peraturan perundang- dari pihak keluarga Penggugat. Tidak Namun, walaupun mahar diatas
undangan lain, namun dapat kita temui pernah ada pembicaraan terlebih telah dinyatakan tidak memenuhi
dalam kitab-kitab fiqh klasik maupun dahulu tentang besaran mahar ini. kriteria mahar, Tergugat tetap
di aturan adat istiadat daerah setempat. Pada waktu akad berlangsung, Tergugat dibebankan untuk membayar Mahar
Duduk perkara singkat, seorang tidak dapat mengelak untuk menjawab yang merupakan salah satu Rukun
perempuan mengajukan Gugatan “saya terima nikahnya…..”. Tergugat Nikah. Majelis lalu menetapkan bahwa
Mahar kepada mantan suaminya ketika itu tidak ingin merusak suasana Mahar Musamma yang ada dalam akad
(Tergugat). Perempuan tersebut pelaksanaan akad nikah. nikah perkara ini dirubah menjadi
mendalilkan bahwa Tergugat belum Dalam adat istiadat Lombok Tengah, Mahar Misl berupa uang sebesar Rp.
membayarkan mahar yang pernah penyebutan “Tanah” dalam sebuah 5.000.000,-. (lima juta rupiah).
ia sebutkan ketika akad nikah transaksi lazimnya disebut secara Sedangkan untuk gugatan
dilaksanakan, berupa tanah seluas 50 lengkap, misal: “Tanah Sawah”, “Tanah Intervensi dari Ayah Tergugat
are. Kebun” dst. Sehingga, penyebutan Konpensi, Majelis meng N.O gugatan
Ditengah-tengah jalannya perkara, “Tanah 50 are” dalam akad nikah itu Intervensi tersebut karena fakta hukum
ayah dari Tergugat mengajukan gugatan adalah sebuah hal yang tidak lazim dan adanya sengketa hak milik terhadap
intervensi terhadap Penggugat dan masih bersifat umum. obyek sengketa yang bukan merupakan
Tergugat. Si Ayah melakukan gugatan Majelis Hakim dalam pertimbangan kewenangan Pengadilan Agama.
intervensinya dengan dalil bahwa hukum menyatakan bahwa Mahar Perpaduan antara pertimbangan
tanah sengketa yang dimaksud oleh harus memenuhi beberapa ketentuan, Hukum Positif, Hukum Adat, dan
Penggugat dalam perkara asal adalah seperti Harus dimiliki dan halal Hukum Islam yang tersebar dalam
milik si Ayah yang belum dialihkan diperjual belikan, Mahar harus jelas kitab-kitab fiqh klasik tergambar jelas
hak kepemilikannya kepada anaknya jenis dan jumlahnya (bisa berbentuk dalam putusan ini. Putusan ini seakan-
(Tergugat), sehingga gugatan ini salah benda, pekerjaan, atau manfaat). Selain akan ingin berkata: Asas Ius Curia Novit
alamat dan harus di N.O. itu, mahar tidak boleh mengandung bukanlah sebuah kalimat yang terletak
Dalam pemeriksaan perkara, didapat unsur tipuan dan diberikan dalam di menara gading, tapi terletak dalam
fakta bahwa penyebutan mahar berupa pernikahan yang sah. diri setiap Hakim yang menyelesaikan
tanah seluas 50 are tersebut tidaklah Majelis kemudian perkara dalam persidangan.
dengan persetujuan kedua belah mempertimbangkan karena Mahar Putusan dapat didownload di:
pihak. Padahal dalam adat kebiasaan yang disebutkan (Tanah 50 are) tidaklah https://docs.google.com/file/d/0B8CJG852g2LV
daerah Lombok Tengah, besaran mahar bersifat spesifik (tanah, ladang, atau Yk5FY0gyZnUzazg/edit?usp=sharing
dalam sebuah akad pernikahan harus pekarangan), mahar bukanlah milik
[M. Isna Wahyudi, Ade Firman Fathony, Rahmat Arijaya,
dimusyawarahkan terlebih dahulu Tergugat Konpensi. Juga karena Ahmad Zaenal Fanani]

30 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


Laboratorium SIADPA Plus Ditjen Badilag
Lt. 7 Gedung Sekretariat Mahkamah Agung RI

Cate Sumner (AIPJ), Wahyu Widiana (mantan Dirjen Badilag),


Tukiran (Direktur Admin), dan Umiyati (Kasubdit)

Hakim Agung Sudan Dr. Haydar Ahmad Daf’ullah bersama dua hakim tinggi
Abdul Mun’im Balha Muhammad Ali dan Abdul Rahman Muhammad Taha

G.J.M. Corstens, president Hoge Raad der Nederlanden bersama


sejumlah Hakim Agung bertandang ke Lab SIADPA Plus

Aria Suyudi (Judicial Reform Team Office), Kadafi (AIPJ)

Markus B. Zimmer (Pendiri IACA) dan David


Sabin Anderson (C4J-USAID)
PUTUSAN MANCANEGARA
PE R A N C I S

Mengenal
PUTUSAN PENGADILAN PERANCIS

“Ce n’est pas la Règle qui nous garde, mais c’est nous qui gardons la Règle”
(Bukanlah hukum yang menjaga kita tetapi kita yang menjaga hukum)
Georges BERNANOS.
Dialogue des Carmélites.

32 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


PUTUSAN MANCANEGARA

Civil des Français yang berlaku pada 1. Pengadilan Distrik (Tribunal


tahun 1804 pada masa pemerintahan d’instance), mengadili perkara
Napoleon, menjadi undang-undang perdata dengan tuntutan di bawah
hukum penting di Perancis. 10.000 Euro.
Hukum di Perancis dibagi menjadi 2. Pengadilan Wilayah (Tribunal de
Hukum Privat (droit privé) dan Hukum Grande Instance), mengadili perkara
Publik (droit public). Yang termasuk perdata dengan tuntutan di atas
hukum privat adalah hukum perdata 10.000 Euro. Perkara perceraian
dan hukum pidana. Sementara hukum termasuk wewenang pengadilan ini.
publik meliputi hukum administratif 3. Tribunal Correctionnel
(droit administratif) dan konstitusi 4. Pengadilan Polisi (Tribunal de
(droit constitutionnel). Police), mengadili perkara pelang-

Sistem Peradilan di Perancis

Di Perancis, dikenal ada dua jenis gan ringan seperti pelanggaran lalu
pengadilan. Pertama, pengadilan lintas
umum/biasa (ordre judiciaire) dan 5. Pengadilan Niaga (Tribunal de Com-
pengadilan administratif (ordre merce), mengadili perkara niaga
administratif). Pengadilan biasa 6. Pengadilan Buruh (Counsel de

U
ngkapan di samping terdapat berwenang mengadili perkara-perkara Prud’hommes), mengadili sengketa
dalam sebuah dialog Camélites, perdata dan perkara pidana, sedangkan ketenagakerjaan atau perburuhan
transcript film karya Georges pengadilan administratif berwenang 7. Pengadilan Pidana (Cour d’assises),
Bernanos. Ini tentang sebuah kisah mengadili sengketa antara masyarakat mengadili perkara pidana berat
nyata di masa revolusi Perancis (1788- dan pemerintah. Contoh sengketa seperti pembunuhan, pemerkosaan,
1799). Ketika itu terjadi pergolakan yang dapat diajukan pada pengadilan perampokan, percobaan pidana,
politik dan sosial yang berdampak administratif antara lain penolakan izin terorisme, perdagangan narkoba,
amat penting dalam sejarah Perancis mendirikan bangunan, tuntutan ganti dan sebagainya
dan juga Eropa secara keseluruhan, rugi yang disebabkan oleh pemerintah, Berbeda dengan pengadilan tingkat
termasuk hukum. keberatan atas pajak, dan sebagainya. pertama, pengadilan tingkat banding
Kedua jenis pengadilan tersebut dibagi menjadi beberapa divisi yaitu
Sistem Peradilan di Perancis memiliki jenjang seperti pengadilan keamanan sosial, niaga (bisnis), perdata
Perancis menganut sistem Civil di Indonesia yaitu tingkat pertama, umum, dan pidana.
Law. Sistem ini bersumber dari hukum tingkat banding dan tingkat kasasi. Pengadilan Kasasi (Cour de
Romawi yang terkodifikasi dalam Ada beberapa pengadilan tingkat Cassation - Mahkamah Agung)
Corpus Juris Civilis Justinian. Code pertama di Perancis yaitu: merupakan pengadilan tertinggi

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 33


PUTUSAN MANCANEGARA

Informasi dalam sebuah putusan


ternyata lebih lengkap dari yang
diatur dalam pasal tersebut. Banyak
putusan berisikan informasi nomor
catatan sidang (minute no), nomor
perkara (dossier no), nama kamar
dan devisi (chambre, section), nama
negara (République Français), irah-irah
(au nom du peuple Français), nama
pengadilan (contoh: Tribunal de Grande
Instance de Paris), judul putusan
(contoh: Ordonnance le Refere), tanggal
terbit putusan (contoh: ex. rendue le
20 octobre 2007), identitas penggugat
(demandeurs), identitas tergugat
(défendeurs), susunan majelis hakim,
duduk perkara (debats), penjelasan
kompetensi relative, pertimbangan
putusan (motifs de la decision), amar
putusan yang dibuat dalam kalimat
tanpa nomor (par ces motifs), nama
dan tanda tangan ketua majelis (le
président) dan panitera sidang (le
greffiére).
Pertimbangan Hukum
Contoh salah satu putusan tingkat perdata Sistem civil law yang diterapkan
Perancis memberikan karakter pada
untuk upaya hukum. Sebuah perkara yang berwenang menangani perkara- pertimbangan hukum dalam putusan
ditangani oleh minimal 7 orang hakim. perkara pidana. pengadilan. Pertimbangan hukum
Ada lebih dari 120 hakim di Mahkamah lebih menerapkan hukum yang telah
Agung Perancis. Struktur Putusan ada dalam undang-undang pada
Pengadilan kasasi terdiri dari enam Isi sebuah putusan diatur dalam fakta-fakta. Gaya putusan bercorak
kamar, 1). Kamar perdata pertama pasal 454 KUH Acara Perdata (Code logika deduktif yang ketat. Putusan
yang berwenang menyelesaikan de procédure civile). Irah-irah Au Non menerapkan premis-premis abstrak
perkara hukum keluarga, wasiat, dan Du Peuple Français (atas nama rakyat pada fakta-fakta yang terungkap dalam
tanggung jawab kontrak, 2). Kamar Perancis) harus ada pada setiap putusan. sebuah perkara. Pada pengadilan kasasi,
perdata kedua dengan wewenang
menyelesaikan perkara cerai, yang
berkaitan dengan pemilihan, dan
Au Nom Du Peuple Français”
tanggung jawab perdata, 3). Kamar (Atas Nama Masyarakat Perancis)
perdata ketiga dengan wewenang …Keruntuhan sistem monarki di Perancis dan tegaknya
menyelesaikan perkara real estate,
perumahan, perencanaan kota, sewa kedaulatan rakyat tercermin jelas dalam irah-iah ini….
menyewa, dan penyitaan, 4). Kamar
niaga yang termasuk di dalamnya divisi Putusan harus juga mengandung premise mayor logika deduktif biasa
ekonomi dan keuangan menangani informasi nama pengadilan, nama merupakan prinsip-prinsip umum yang
perkara perusahaan, kepailitan, bisnis, majelis hakim, tanggal perkara, nama dirujuk ke KUH Perdata. Premise minor
perbankan, dan kekayaan intelektual, jaksa apabila hadir di persidangan, adalah putusan yang sedang direview.
5). Kamar perburuhan berwenang nama sekretaris sidang, identitas Putusan pengadilan tidak
menangani perkara sengketa para pihak, nama pengacara bila ada, mengenal dissenting opinion (l’opinion
perburuhan, kesejahteraan dan dan nama pihak lain yang terkait bila dessidente). Putusan yang bersifat
kompensasi buruh, 6). Kamar pidana perkaranya non-kontensius. kolegial dipandang sangat penting

34 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


PUTUSAN MANCANEGARA

yang dapat mempengaruhi putusan,


bahkan pada putusan yang memiliki
Gaya putusan bercorak logika deduktif daya ikat, maka pengadilan yang ber-
sangkutan dapat membuat perbai-
yang ketat. Putusan menerapkan premis- kannya.
premis abstrak pada fakta-fakta yang
Irah-rah Au Non Du Peuple Français
terungkap dalam sebuah perkara. Terdapat irah-irah “Au Nom
Du Peuple Français” (Atas Nama
Masyarakat Perancis) pada putusan di
Perancis. Awalnya, dikenal Au Nom
untuk menjamin independensi sama tidak dapat diajukan kembali du Roi (atas nama Raja) dan atas nama
peradilan dan imparsialitas. Selain itu, (autorité de la chose jugée).  Putusan negara (Au Nom de l’Empereur).
dissenting opinion dikhawatirkan dapat ini masih dapat dibanding. Selain di putusan, kalimat “Au Nom
melemahkan otoritas putusan.  Sementara itu, putusan Du Peuple Français” juga terdapat
Secara umum, pengadilan di permulaan adalah putusan yang tidak dalam Segel Resmi Perancis. Irah-
Perancis tidak mengenal sistem juri menyelesaikan persoalan hukum suatu irah ini tercantum dalam pasal 454
sehingga hakim harus mengevaluasi perkara. Terhadap putusan ini, perkara Kitab Undang-Undang Hukum Acara
dan menemukan fakta-fakta hukum. yang sama dapat diajukan kembali. Perdata. Ini mencirikan identitas
Lalu, Pengadilan Banding akan Sebuah putusan dapat juga dibuat negara Perancis yang membedakannya
mereview temuan-temuan Pengadilan secara elektronik atau digital dengan dengan negara-negara dengan sistem
Tingkat Pertama. Putusan tingkat memperhatikan kelestariannya. hukum anglo-saxonne. Ia memiliki akar
banding biasanya lebih komprehensif Putusan elektronik ini ditandatangani sejarah yang panjang sekaligus simbolis
karena harus membahas semua fakta- oleh ketua majelis bersama panitera penting dalam penegakan keadilan di
fakta tersebut. sidang. Apabila ketua majelis Perancis. Keruntuhan sistem monarki
Berbeda dengan Pengadilan Tingkat berhalangan, maka ditandatangani di Perancis dan tegaknya kedaulatan
Pertama dan Banding, Pengadilan oleh salah satu hakim anggota. Tata rakyat tercermin jelas dalam irah-
Tingkat Kasasi tidak lagi memeriksa cara tanda tangan elektronik diatur iah ini. Dengan irah-irah ini, hakim
fakta-fakta hukum, tetapi lebih secara khusus. mendapatkan legitimasi dalam
memeriksa apakah penerapan hukum Bila terjadi kelalaian dan kes- putusannya.[]
telah tepat atau belum. Pertimbangan alahan administrasi (clerical errors) [Rahmat Arijaya]

hukum Pengadilan Tingkat Kasasi


lebih ringkas dari pengadilan tingkat
pertama dan banding.
Putusan pengadilan dapat
diklasifikasi menjadi putusan
final (jugement definitif), putusan
permulaan, putusan sela dan putusan
campuran. Semua putusan tersebut
memiliki beberapa konsekuensi
berkenaan dengan persoalan daya
ikat (autorité de la chose jugée = res
judicata, yaitu perkara yang telah
diputus oleh pengadilan yang tidak bisa
diajukan atau dipersoalkan kembali),
dessaisissement du juge (penghentian
jurisdiksi pengadilan untuk memeriksa
perkara, dan kemungkinan untuk
melakukan upaya banding.
Ketika hakim telah berhasil
menyelesaikan sebuah perkara maka
putusanya disebut final. Perkara yang

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 35


PUTUSAN MANCANEGARA
ALJA Z A I R

Edisi perdana Majalah Peradilan Agama yang lalu, mengupas putusan pengadilan di
Sudan, salah satu negara di benua Afrika. Nah, bagaimana dengan putusan negara
lainnya di benua yang sama seperti Aljazair? Adakah kesamaannya? Berikut hasil
penelusuran tim redaksi.

S
ebagai bahan untuk menambah al-Jazairah ad-Dimuqratiyyah ash- ekonominya berasal dari sumber-
khazanah keilmuan, khususnya Sha’biyyah atau dalam bahasa Perancis sumber minyak. Tak hanya itu, Aljazair
di bidang peradilan, mempelajari disebut dengan Republique Algerience ternyata juga memiliki tentara terbesar
putusan Mahkamah Agung di berbagai Democtaique et Populaire yang berarti kedua dengan anggaran pertahanan
Negara merupakan pilihan yang bijak. Republik Demokratis Rakyat Aljazair. terbesar di Afrika.
Terkhusus untuk lingkungan peradilan Dunia mengenalnya dengan nama Luas Negara ini 2.381.741 km2,
agama yang ada keterkaitan erat dengan Aljazair. Diambil dari bahasa Arab termasuk negara terluas ke-10 di dunia
hukum Islam, maka mempelajari , secara bahasa berarti pulau- dan terluas di Afrika, dan di Mediterania.
putusan Mahkamah Agung di Timur pulau. Negara ini berbatasan dengan Tunisia
Tengah juga merupakan hal yang Aljazair merupakan negara republik di sebelah timur-laut; Libya di sebelah
positif. Dalam Majalah Peradilan Agama semi-presidensial yang terdiri dari 48 timur; Maroko di sebelah barat; Sahara
Edisi Kedua ini, kami akan suguhkan provinsi dan 1.541 komune. Dengan Barat, Mauritania, dan Mali di sebelah
informasi seputar Mahkamah Agung jumlah populasi penduduk lebih dari barat-daya; Niger di sebelah tenggara;
Aljazair. 37 juta jiwa, menempatkan Aljazair dan Laut Tengah di sebelah utara.
Nama lengkap Negara ini dalam sebagai negara berpenduduk terbanyak
bahasa Arab adalah al-Jumhuriyyah ke-34 di dunia. Andalan kekuatan

36 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


PUTUSAN MANCANEGARA

Agama di Mahkamah Agung RI yang diadopsi dari beberapa aliran fikih dan
diketuai oleh Dr. H. Andi Syamsu hukum keluarga Negara lain khususnya
Alama, SH., MH. Maroko (Ahmad Afandi, Hukum Islam di
Sebagai lembaga yudisial tertinggi, Negara Aljazair, 2009: 2).
Mahkamah Agung Aljazair memiliki
tugas melakukan pengawasan yudisial Hubungan Indonesia-Aljazair
terhadap pengadilan dan hakim yang Keterkaitan Indonesia dengan
berada di bawahnya. Selain itu, juga Aljazair sudah ada sebelum Aljazair
menjamin penyatuan yurisprudensi di merdeka dari penjajahan Perancis.
setiap wilayah hukum, serta menjamin Peran penting Indonesia itu diungkap
terwujudnya supremasi hukum. dalam forum seminar internasional
Sebagai Negara bekas jajahan yang digelar Kedutaan Besar RI untuk
Perancis, sistem hukum Aljazair Aljazair di Gedung Arsip Nasional
dipengaruhi oleh sistem hukum Aljazair pada Minggu (2/6/2013) dalam
Perancis baik dalam hukum sipil, rangka peringatan 50 tahun hubungan
pidana maupun administrasi. Tetapi Indonesia-Aljazair.
hal ini tidak menafikan hukum keluarga Dubes pertama Aljazair untuk
bermazhab Maliki dan Ibadi yang Indonesia, Demanglatrus, dalam
khas lokal. Sehingga pada tahun 1984 forum seminar itu menegaskan, peran
ditetapkan sebuah UU Keluarga yang Indonesia dalam revolusi kemerdekaan

Mahkamah Agung Aljazair


Sebagaimana di Indonesia,
Mahkamah Agung Aljazair juga
merupakan lembaga tertinggi dalam
piramida struktur pengadilan, setelah
pengadilan tingkat banding dan
pengadilan tingkat pertama.
Pada tahun 1963 pengadilan
tertinggi di Aljazair dikenal dengan
Majelis al-A’la (Majelis Hakim Tertinggi),
kemudian pada tahun 1990 baru diganti
menjadi Mahkamah al-Ulya (Mahkamah
Agung).
Di Mahkamah Agung Aljazair
berlaku sistem kamar. Seluruhnya ada
8 kamar, yaitu: Kamar Perdata, Kamar
Properti, Kamar Ahwal Syakhsiyyah
dan Warisan, Kamar Dagang dan
Kelautan, Kamar Sosial, Kamar Pidana,
Kamar Pelanggaran Ringan, dan Kamar
Permohonan.
Khusus Kamar Ahwal Syakhsiyyah
dan Warisan, kamar ini memiliki
spesifikasi yang sama dengan Kamar

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 37


PUTUSAN MANCANEGARA

sangat besar. Salah satunya dengan Kitab Undang-Undang Hukum dilakukan di muka wali nikah yang
upaya pemerintah saat itu, di Acara Perdata (KUHA Perdata), tidak sah atau tanpa dihadiri oleh
bawah kepemimpinan Bung Karno, membaca berkas permohonan dua orang saksi (Pasal 23 UU 1
mengundang delegasi dari Aljazair kasasi, memori kasasi dan kontra Tahun 1974).
untuk ikut dalam Konfrensi Asia Afrika memori kasasi. Perkara pembatalan nikah dapat
di Bandung tahun 1955. Kemudian Selanjutnya mendengarkan diajukan oleh para keluarga dalam
Aljazair meraih kemerdekaan pada laporan tertulis dari hakim anggota garis keturunan lurus ke atas dari
tahun 1962. yang ditentukan (almustasyar suami atau isteri, jaksa, dan suami
Undangan Konferensi Asia almuqorrir) dan mendengarkan atau isteri (pasal 26 (1) UU 1 Tahun
Afrika tersebut, merupakan sebuah tuntutan tertulis oleh pengacara 1974). Ketentuan ini didukung
pengakuan Indonesia atas kemerdekaan Negara (pihak kejaksaan agung). juga oleh pasal 30 ayat (2) UU 16
dan kedaulatan Negara Aljazair yang Kedua hal ini termasuk unik, Tahun 2004 tentang Kejaksaan
saat itu masih ada dalam penjajahan karena dari 7 hakim agung yang yang menyebutkan kewenangan
Perancis. ada dalam majelis ini, salah kejaksaan di bidang perdata dan
satunya ditunjuk untuk membuat tata usaha negara dengan kuasa
Sistematika Putusan laporan tertulis atas perkara ini. khusus dapat bertindak baik di
Putusan yang akan dianalisis edisi Ketentuan ini ada pada pasal 570 dalam maupun di luar pengadilan
kali ini adalah putusan pengesahan KUHA Perdata. Tugas almustasyar untuk dan atas nama negara atau
nikah nomor 424799 Tahun 2008. almuqorrir adalah menyiapkan pemerintah.
Pada umumnya, putusan Mahkamah laporan tertulis dan mengirimkan Kasus yang sempat
Agung Aljazair tergolong singkat menghebohkan tahun 2011 adalah
dan padat. Beberapa putusan yang Dalam memaparkan pembatalan perkawinan Anastasia
sempat dihimpun Tim Redaksi, hampir Fransiska Octaviany (Icha) dan
semuanya berjumlah 4 halaman, pertimbangan hukum, Muhamad Umar. Kejaksaan Negeri
adapun sistematikanya sebagaimana majelis hakim menjawab Bekasi mengajukan pembatalan
berikut ini: poin-poin dengan jelas perkawinan berakta nikah nomor
1. Kepala Putusan 955/155/IX/2010 di Pengadilan
Kepala putusan berisi tentang
dan lugas, sehingga
Agama Bekasi dengan alasan tidak
nomor perkara, tanggal putusan, pemohon kasasi sebagai terpenuhinya salah satu syarat
dan para pihak yang ditulis dengan pihak yang dikalahkan pernikahan, dalam hal ini karena
inisial huruf pertama nama jenis kelamin Icha yang sebenarnya
memahami alasan-alasan
pihak, hal ini sama seperti upaya adalah lelaki.
anonimisasi putusan di lingkungan mengapa dia dikalahkan. Dalam contoh putusan ini posisi
Mahkamah Agung RI, tujuannya pihak kejaksaan (almuhamiyah al-
untuk menjaga kerahasiaan privasi berkas ke kejaksaan agung. aamah) bukan sebagai penggugat,
para pihak. Jika bentuk anonimasi Adapun keberadaan pihak tapi sebagai perwakilan Negara
di Indonesia dilakukan dengan kejaksaan dalam perkara ini, yang diwajibkan undang-undang
mengaburkan identitas para merupakan perwakilan Negara menghadirinya. Lebih jauh dari itu,
pihak dengan menghitamkan atau untuk melakukan penegakan dengan adanya intervensi pihak
menggantinya dengan sebutan hukum di bidang perkawinan. kejaksaan tersebut, maka hukum
Penggugat dan Tergugat, maka di Kejaksaan agung diberikan waktu acara yang berlaku di MA Aljazair
Aljazair nama para pihak hanya 1 bulan untuk menyampaikan berbeda dengan hukum acara di MA
disebut huruf pertama saja. tuntutannya sebagaimana pasal 571 RI.
2. Pertimbangan Hukum yang Jelas KUHA Perdata. Selain itu, pasal 257 Duduk perkara kasasi berisi
dan Lugas KUH Perdata Aljazair juga menjadi tentang memori kasasi dan kontra
Mahkamah Agung Aljazair dasar hukum intervensi pihak memori kasasi. Majelis hakim
menuliskan posisinya dalam kejaksaan secara otomatis terhadap mempertimbangkan hukum formil
putusan tersebut dengan konsideran perkara perdata tertentu dan untuk dengan sangat baik, sehingga
yang sama seperti di Indonesia, menjamin ketertiban umum. meyimpulkan permohonan kasasi
yaitu: mempertimbangkan pasal- Seperti halnya di Indonesia, dapat diterima.
pasal dalam Kitab Undang-Undang jaksa dapat mengajukan gugatan Dalam memaparkan
Hukum Perdata (KUH Perdata), pembatalan suatu perkawinan yang pertimbangan hukum, majelis

38 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


PUTUSAN MANCANEGARA

hakim menjawab poin-poin dalam bentuk paragraf biasa. 4. Kaki Putusan


dengan jelas dan lugas, sehingga Jika amar putusannya hanya tiga Pada bagian ini terdapat
pemohon kasasi sebagai pihak yang poin, seperti contoh putusan penjelasan tanggal jatuhnya
dikalahkan memahami alasan- yang sedang kita bahas ini tentu putusan yang dibacakan dalam
alasan mengapa dia dikalahkan. mudah saja dimengerti, tapi jika sidang terbuka untuk umum
Sementara kontra memori kasasi, amar putusannya terdiri dari dengan dihadiri oleh para hakim
sekalipun mengandung tuntutan beberapa poin, sudah pasti sangat agung dengan menyebutkan nama
balik yang tidak dikabulkan, karena merepotkan pembaca. dan jabatannya, perwakilan dari
dianggap sebagai pihak yang Selain itu, hal yang mungkin kejaksaan agung, dan panitera
menang, majelis hanya mengurai juga kurang lazim di Indonesia sebagai juru tulis.
pertimbangan hukum secara adalah bahwa perintah pembebanan Yang menarik dari setiap
singkat sekali. biaya perkara dalam putusan putusan kamar ahwalus shakh-
Majelis hakim dalam putusan Mahkamah Agung Aljazair tidak siyyah, majelis hakim mengguna-
ini menerapkan beberapa pasal, di disebutkan nominalnya. Dalam hal kan identitasnya sebagai hakim
antaranya adalah pasal 9 dan 10 UU ini, tentu saja kita boleh berbangga kamar ahwalus shakhsiyyah di kaki
Nomor 02-05 Tahun 2005 tentang karena putusan di Indonesia lebih putusan.[]
Keluarga. UU ini menyebutkan transparan. [Edi Hudiata, Mahrus]
syarat pernikahan adalah adanya
kedua mempelai, mahar, wali, dua
orang saksi, dan tidak ada larangan
syar’i.
Selain UU Keluarga, majelis
hakim juga menerapkan pasal 348
KUH Perdata yang menyatakan
hakim dapat membebankan
sumpah kepada para pihak jika
alat bukti tidak lengkap dan
sebaliknya jika tidak ada alat bukti
sama sekali maka pembebanan
sumpah tidak diperbolehkan.
Argumentasi hukum ini
sekaligus mematahkan dalil
pemohon kasasi yang mengutip
Kaidah Jauhariah “Pembuktian
dibebankan kepada penggugat,
dan sumpah dibebankan kepada
yang mengingkarinya”. Oleh
karenanya, sumpah juga dapat
dibebankan kepada penggugat
untuk melengkapi alat buktinya.
Adapun konsideran tentang
biaya perkara terkadang
disebutkan, namun dalam contoh
kasus tidak disebutkan, berbeda
dengan putusan kita yang selalu
menyebutkan pertimbangan semua
diktum yang menjadi amar putusan.
3. Amar Putusan dalam Paragraf
Amar putusan yang dijatuhkan
oleh Majelis Hakim tidak dibuat
dalam pointer seperti lazimnya
di Indonesia, melainkan dibuat

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 39


OPINI
» D r . H. Habibu rrah man , MHu m.
Hakim Agung pada Mahkamah Agung RI

Pembuatan
Putusan Hakim
Peradilan Agama
Membaca kritikan Prof. Tim Lindsey di Majalah Peradilan Agama Edisi 1 | Mei 2013,
Hakim Agung Dr. Habiburrahman tergelitik untuk menulis artikel untuk merespons
kritik tersebut.
Putusan dan Mahkota Hakim putusan hakim yang kurang dalam bahwa ia tidak pernah melalaikan

A
presiasi, salut, dan do’a semoga mempertimbangkan hukum (onvoldoende memberikan nafkah kepada Penggugat
Direktorat Jenderal Badan gemotiveerd) sehingga putusan tersebut dan/atau anak-anak keduanya, maka
Peradilan Agama semakin dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Tentu Tergugatlah yang harus membuktikan
sukses dan semakin mengedepan. yang menjadi korban dari kedangkalan bahwa ia benar-benar telah memberikan
Mengapresiasi Majalah Peradilan Agama pengetahuan hukum hakim tersebut nafkah yang menjadi kewajibannya itu.
edisi pertama, dalam editorial yang adalah para pihak pencari keadilan, Suatu putusan yang baik, bukan
berjudul “Mahkota Hakim Di Meja Diskusi”, dan hal ini tentu sangat tidak adil yang hanya ditentukan kecukupan
sekalipun penulis tidak hadir dalam melukai hati dan perasaan masyarakat pertimbangan hukumnya, tetapi dapat
diskusi yang amat berharga tersebut, pencari keadilan yang telah menunggu dinilai dari kepadatan isi dan runtutnya
penulis dalam kesempatan ini mencoba keadilan bertahun-tahun lamanya, tetapi redaksi, sehingga dapat dihindari
menyibak kritik pedas Tim Lindsey, hasilnya sungguh sangat mengecewakan. putusan yang berpanjang-panjang atau
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Lebih lanjut Beliau memberikan kritikan justru dipanjang-panjangkan dengan
Melbourne Australia, yang antara lain terhadap beberapa putusan hakim mengejar ketebalan jumlah halaman
mengemukakan kecenderungan dalam yang disinyalir “hakim tidak tahu apa putusan. Kiranya para hakim dapat
putusan hakim peradilan agama yang seharusnya dibuktikan dan siapa yang menyadari benar bahwa putusan yang
kurang memberikan penekanan dalam harus membuktikan (burden of proof). dijatuhkan merupakan mahkotanya,
menuangkan pertimbangan hukum yang Agar pembuktian lebih focus dan tajam, yang melambangkan harga diri seorang
detail dan eksplisit. maka Pasal 163 HIR tidak mewajibkan hakim, yang membedakan profesi luhur
Putusan adalah “Mahkota Hakim”, Penggugat untuk membuktikan semua seorang hakim dengan pegawai lainnya,
karena dari putusan itu orang lain dapat dalil gugatannya, melainkan hal-hal sehingga dapat dikaji secara akademik,
menilai kedalaman pengetahuan hukum yang disengketakan saja yang harus dan juga secara structural kelembagaan.1
hakim yang memeriksa dan memutus dibuktikan, dan yang harus membuktikan Aharon Barak: “Hakim yang baik
sesuatu perkara. Pengetahuan hukum yang adalah yang mendalilkan. Yurisprudensi adalah hakim dengan legitimasi yang
harus dikuasai hakim sesungguhnya harus tetap menyatakan bahwa tidak mungkin dimilikinya mampu membuat dan
multi disiplin yang meliputi hukum formil/ Penggugat harus membuktikan bahwa menciptakan hukum lebih dari sekadar
acara, hukum materiil, ilmu hukum, filsafat Tergugat belum membayar harga barang hukum, yaitu dapat menjadi jembatan
hukum, sosiologi hukum, politik hukum, yang dibelinya, tetapi Tergugatlah terbaik yang dapat menghubungkan
psychologi hukum, ilmu komunikasi, yang dibebankan untuk membuktikan hukum an sich dengan masyarakatnya dan
bahasa hukum, metodologi hukum, dan bahwa ia telah membayar. -Contoh lain: dapat menjadi pelindung bagi nilai-nilai
lain-lain. Penggugat yang menuntut pembayaran 1
Sutadi, Mariana, Pengarahan Wakil Ketua
Kritik Asikin Kusumah Atmadja, sejumlah uang nafkah yang dilalaikan Mahkamah Agung Bidang Yudisial Pada Rakernas Tahun
2007 Di Makassar, (Jakarta: Varia Peradilan PP IKAHI,
bahwa sering dijumpai putusan- oleh Tergugat, bila Tergugat menyangkal 2007), Ed. Oktober 2007, h. 38-39.

40 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


OPINI

konstitusi dan kemasyarakatan”2. Cita- BISMILL AHIRRAHMANIRRAHIM kelompok yang kedua adalah kelompok
cita tersebut tersebut tertuang di dalam diikuti dengan DEMI KEADILAN yang menentang.
UU Kekuasaan Kehakiman, Penjelasan BERDASARKAN KETUHANAN YANG Namun demikian, al-Maududi juga
Pasal 5 ayat (1) yang menyatakan: MAHA ESA. mengakui adanya kewenangan dari
“Ketentuan ini dimaksudkan agar Memulai putusan dengan basmalah manusia untuk melaksanakan hukum
putusan hakim dan hakim konstitusi amat dalam maknanya, sebagaimana sepanjang tidak terdapat nas dalam
sesuai dengan hukum dan rasa keadilan yang dikemukakan Abul A’la al-Maududi pelaksanaan hukum tersebut. Hal inilah
masyarakat”3 dan berbanding lurus (1903-1983) dalam teorinya “Kedaulatan yang biasa disebut ijtihad dalam memu-
dengan induk teori kontrak sosial ala Tuhan”.6 Berkaitan dengan teori tuskan hukum. Dengan demikian, teori
Thomas Hobbes, Locke, dan JJ. Rousseau kedaulatan Tuhan ini, menurut Maududi, kedaulatan Tuhan yang dikembangkan
dan/atau Roscoe Pound yang secara garis Tuhan merupakan Sang Maha Tunggal oleh Maududi pada hakekatnya tidaklah
besar menyebutkan bahwa hukum adalah yang paling otoritatif dalam prinsip rigid dan dapat lentur sesuai dengan
instrumen pengubah masyarakat, yang hukum. Dengan demikian, seluruh mashlahah al-ammah atau kepentingan
harus berjalan sebagai pengayom dan konsepsi-konsepsi tentang hukum atau hidup manusia sepanjang tidak melanggar
pelindung warga negara, karena sejatinya apapun bentuknya atas nama hukum aturan-aturan syari’at Islam.
hukum diciptakan untuk memenuhi rasa apapun, bila bertentangan dengan Kata peradilan sebagai penegak
keadilan manusia. ajaran-ajaran Tuhan sebagai sumber hukum dan keadilan, terkandung
Dengan kondisi seperti itu, di mana makna bahwa tugas penegakan hukum
sebenarnya letak strategis putusan hakim dan keadilan tersebut berada dipundak
“Hakim yang baik
untuk menjadi penegak hukum yang hakim (Penjelasan Pasal 1 UU. No. 48
mandiri sebagaimana amanat undang- adalah hakim dengan Tahun 2009). Hakim sebagai manusia
undang tanpa diintimidasi kekuasaan apa yang akan menentukan keputusan yang
pun? Sementara di sisi lain harus mampu legitimasi yang dimilikinya akan ditetapkannya.
memenuhi dahaga masyarakat terhadap Keputusan hakim: berupa putusan
mampu membuat dan
keadilan sosial. Bagaimana cetak biru (vonnis) dan penetapan (beschikking).
badan peradilan dalam menyelesaikan menciptakan hukum lebih Putusan dan penetapan ialah hasil
gejolak psikososiologis sehingga dapat yang diambil dari suatu pemeriksaan
mensterilkan opini publik yang berada dari sekadar hukum didasarkan pada pertimbangan hukum
pada grey area? Dalam konteks ilmu dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
sosial, dapatkah bias opini publik serta atas keyakinan Hakim, diucapkan
terhubungkan dengan sistem instalasi hukum hendaklah ditolak. Oleh karena dalam sidang pengadilan terbuka untuk
yuridis saat hakim wajib membuat itu, menurut al-Maududi, segala macam umum. Beda putusan dan penetapan;
putusan dengan asas: Mengadili menurut teori dan ajaran hukum yang tidak putusan untuk perkara contentieus,
hukum? (Rechtratigheid).4 mengambil dan/atau bersumber kepada sedangkan penetapan untuk perkara
Misi luhur dan mulia serta sesuai ajaran-ajaran Tuhan berarti menolak voluntaire.
dengan ajaran agama Islam, bahwa kedaulatan Tuhan. Penulisan Basmalah telah terjadi
lembaga peradilan adalah lembaga Negara Kedaulatan Tuhan ini dapat silang pendapat, ada yang bertahan
untuk menegakkan hukum dan keadilan, diketahui dari ajaran-ajaran wahyu yang harus sesuai dengan bunyi pasal
bagi masyarakat pencari keadilan. UU. No. disampaikan oleh Nabi-Nya. Wahyu perundang-undangan dan ada yang
7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan inilah yang harus dijadikan acuan dalam diketik dengan huruf arab. Hakim dalam
UU. No. 3 Tahun 2006, dan perubahan pelaksanaan kedaulatan Tuhan dalam menjalankan tugas mengkualifisir,
kedua dengan UU. No. 50 Tahun kehidupan termasuk dalam pelaksanaan mengingat bahwa rujukan pertama adalah
20095 Pasal 57 ayat (1) menyatakan: hukum. Menurut Maududi, dengan al-Qurân dan yang kedua adalah Hadits,
Pengadilan dilakukan DEMI KEADILAN pelaksanaan kedaulatan Tuhan ini, berikutnya baru hukum perundang-
BERDASARKAN KETUHANAN YANG dapat diketahui dari kelompok mana undangan, ada yang berpendapat, lebih
MAHA ESA. Ayat (2) Tiap penetapan manusia itu. Artinya ada dua kelompok tinggi nilai putusan/penetapan yang
dan putusan dimulai dengan kalimat manusia: pertama adalah yang menerima menggunakan :
2
Aharon Barak, The Judge in a Democracy, Princenton Tuhan sebagai yang Maha Kuasa dan dibandingkan dengan menggunakan:
University Press, 2006. Halaman 122-123. yang memberi acuan dalam kehidupan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, dari
3
Pasal 5 (1): “Hakim dan hakim konstitusi wajib termasuk pelaksanaan hukum, sedang segi sumber hukum, makhraj dan tajwidnya.
menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan
rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat”. 6
Maududi, Sayyid Abul A’la, The Islamic Law And
4
Maruli, Jimmy, Putusan Yang Progresif, (Jakarta: Constitution, (Lahore, Pakistan: Islamic Publications Ltd., Proses Pengambilan Keputusan
Varia Peradilan PP IKAHI, 2010), Ed. April 2010, h. 78.
5
1960), Ed. II, Terjemah oleh Drs. Asep Hikmat, Hukum Dan Proses pengambilan keputusan
Selanjutnya di dalam tulisan ini disebut UU tentang Konstitusi Sistem Politik Islam, (Bandung: Mizan, 1990),
Peradilan Agama; Cet. I, h. 23. berarti sistem atau cara/metoda yang

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 41


OPINI

teratur untuk melakukan sesuatu, oleh saksi ahli, surat-surat, dan bukti Setempat). Dasar penerbitan
karenanya ada 3 (tiga) tahapan yang lainnya dalam persidangan, dibantu SE-MA tersebut karena banyaknya
harus dilakukan oleh hakim, yaitu: oleh Panitera Sidang yang melakukan eksekusi yang gagal diktum putusan
mengkonstatir, mengkualifisir, dan pencatatan, dan sebelum sidang tidak sesuai dengan obyek perkara,
mengkonstituir. berikutnya catatan sidang tersebut mengenai letak, luas, batas-batas
telah menjadi berita acara sidang maupun situasi pada saat dieksekusi;
A. Mengkonstatir. yang telah diketik dan ditanda- Tujuan dari mengkonstatir adalah
Mengkonstatir adalah upaya majelis tangani oleh Ketua Majelis dan untuk menemukan fakta, yaitu dalil-
hakim untuk mengungkap dalil-dalil yang Panitera Sidang (Pasal 186 ayat (2) dalil para pihak yang terbukti di depan
dikemukakan oleh Penggugat/Pemohon di HIR/Pasal 197 ayat (3) RBg); persidangan, Penggugat mampu mem-
dalam posita surat gugatan/permohonan - Pasal 171 HIR/308 RBg jo Pasal 1907 buktikan dalil gugatannya, demikian pula
dan replik-replik maupun dalil-dalil yang KUHPdt: Keterangan saksi yang Tergugat/Penggugat Rekonvensi mampu
dikemukakan oleh Tergugat/Termohon diberikan dipersidangan harus di membuktikan bantahannya dan atau dalil
dalam eksepsi, jawaban, duplik-duplik, bawah sumpah dan menerangkan gugatan rekonvensinya.
dan gugatan rekonvensi, dan selanjutnya apa yang diterangkannya adalah
kemampuan para pihak memanfaatkan berdasarkan sumber pengetahuan B. Mengkualifisir – Pertimbangan
hukum pembuktian untuk mendukung yang jelas yang merupakan pengala- Hukum
kebenaran dalil-dalil gugatannya atau man, penglihatan, atau pendengaran Adakalanya salah satu pihak
dalil-dalil bantahannya, sehingga dengan yang bersifat langsung dari peristiwa berperkara meminta kepada majelis
dalil-dalil dari Penggugat/Pemohon dan atau kejadian yang berhubu- hakim supaya beberapa orang didengar
Tergugat/Termohon, majelis hakim dapat sebagai saksi dan/atau menawarkan alat
menentukan mana yang fakta dan mana Pada Pengadilan Agama pembuktian lain seperti surat-surat atau
yang hanya sekedar asumsi para pihak. tulisan-tulisan, akan tetapi hal itu dilalui
untuk perkara talak
Mengkonstatir terdiri dari: begitu saja tanpa memberikan alasan
- meneliti surat gugatan/permohonan, seyogyanya secara ex sedikitpun. Dalam hal demikian bila
majelis hakim yang ditunjuk officio hakim wajib majelis berpendapat, bahwa pendengaran
berdasarkan ketentuan Pasal 58 ayat mematuhi ketentuan saksi-saksi atau pemberian alat-alat
(2) UU tentang Peradilan Agama hukum Islam seperti pembuktian lain dipandang tidak perlu,
perihal pengadilan membantu pencari maka hendaklah dipertimbangkan dalam
kewajiban memberi
keadilan dan berusaha sekeras- putusan berdasarkan alasan-alasan apa
kerasnya mengatasi segala hambatan mut'ah, nafkah iddah, majelis berpendapat demikian.
dan rintangan untuk tercapainya dan nafkah anak Dalam hal majelis hakim
peradilan yang sederhana, capat, dan (bila ada anak yang berpendapat, bahwa saksi-saksi
biaya ringan; mempunyai kewajiban hadhanahnya pada Ibu) yang diajukan oleh salah satu pihak
meluruskan formil maupun materiil tidak dapat dipercaya ataupun alat
surat gugatan/permohonan, agar ngan dengan pokok perkara yang pembuktian lain dipandang tidak/kurang
tututan/permohonan pencari disengketakan para pihak, bukan sempurna (misalnya fotokopi yang tidak
keadilan tidak sia-sia, gugatan tidak berdasarkan cerita orang lain; bermeterai – tugas panitera/panitera
error in persona, tidak obscuur libel, - Yurisprudensi MA No. 112 K/ pengganti untuk mengingatkan yang
tidak melanggar kewenangan absolut PDT/1996, tanggal 17 September bersangkutan agar diberi meterai dan
atau kewenangan relatif pengadilan, 1998, memuat kaidah hukum, bahwa distempel Pos – atau yang bersangkutan
dan seterusnya; fotokopi surat tanpa disertai surat tidak dapat menunjukkan aslinya, lihat
- mendudukkan pokok masalah yang aslinya atau tanpa dikuatkan oleh Yurisprudensi MA – RI h. 6 di atas),
ada di dalam posita dan petitum surat keterangan saksi dan alat bukti maka harus pula dipertimbangkan dalam
gugatan/permohonan; lainnya, maka dalam keadaan yang putusan apa yang menjadi dasar alasan
- meneliti cara-cara pemanggilan para- demikian ini, maka fotokopi tersebut majelis hakim berpendapat demikian.
pihak untuk bersidang, apakah telah menurut hukum pembuktian acara Pertimbangan ‘atas pengetahuan
dilakukan pemanggilan secara sah perdata tidak dapat digunakan hakim’ juga harus dengan pertimbangan
dan patut; sebagai alat bukti yang sah; yang jelas dalam putusan hal-hal yang
- memerintahkan para pihak untuk - melakukan pemeriksaan setempat/ digunakan sebagai dasar daripada
menempuh mediasi (Pasal 56 ayat (2) descente (Pasal 180 RBg. jo Surat ‘pengetahuan’ hakim tersebut.
UU tentang Peradilan Agama jo Pasal 82 Edaran Mahkamah Agung No. 7 Masing-masing fakta yang merupa-
ayat (2) jo PERMA No. 1 Tahun 2008); Tahun 2001, Tanggal 15 November kan hasil dari konstatiring di bagian A di
- memeriksa pihak-pihak, saksi-saksi, 2001 tentang Pemeriksaan atas diterapkan dasar hukum yang sesuai

42 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


OPINI

dengan fakta tersebut. menerapkan ia diwajibkan menggunakan hukum belakangan diterbitkan atas permintaan
hukum atas fakta inilah yang dimaksud perundang-undangan itu – untuk Gadis binti Sosro yaitu pada tanggal 16
dengan mengkualifisir – hukum yang hakim pada peradilan agama harus lebih Desember 1982, setelah asli girik C.718
ditrapkan sesuai dengan fakta -. mengedepankan nas baru perundang- berada pada pihak pembeli. Padahal
Dasar hukum yang harus ditrapkan undangan - di dalam mempertimbangkan sesuai Instruksi Gubernur Kalimantan
antara lain perkara yang dihadapkan kepadanya, Utara Nomor 1056 Tahun 1981 yang
1. Nas (al-Qur’an dan Hadits)7; maka ia akan menggunakan kaidah-kaidah kemudian dipertegas lagi dalam Surat
Hal yang imperatif bagi hakim, tetap hukum yang berlaku untuk perkara itu Keputusan Gubernur Kalimantan Utara
istiqamah beriman kepada al-Qurân,8 (the first). Inilah yang dimaksudkan oleh tanggal 23 Januari 1982 Nomor 89/-
demikian juga iman kepada Rasul Pasal 178 dengan perkataan hakim "wajib 1.711 penerbitan surat dimaksud telah
berikut ajaran-ajarannya. mencukupkan segala alasan hukum" itu. dilarang, sehingga keberadaan bukti
2. Peraturan perundang-undangan; Apabila di dalam surat gugatannya hanya P-3 tersebut adalah cacat hukum karena
3. Pendapat Ulama Mujtahid yang menerangkan bahwa orang yang digugat penerbitannya bertentangan aturan
terpilih secara kasuistis; telah meminjam uang darinya dan ia hukum yang berlaku.
4. Perma; menuntut supaya uang dikembalikan, Musyawarah Majelis Hakim, dimulai
5. Yurisprudensi, dll. dengan tidak mengemukakan alasan dengan penyerahan konsep pertimbangan
Musyawarah Majelis Hakim. Pasal 178 hukumnya, maka tuntutannya yang dan kesimpulan masing-masing anggota
ayat (1) HIR/189 ayat (1) RBg. "Hakim demikian sudah cukup. Alasan hukumnya majelis kepada ketua majelis, bila majelis
karena jabatannya waktu bermusyawarah boleh diserahkan kepada hakim dan telah sepakat maka langkah berikutnya
wajib mencukupkan segala alasan hukum, hakim akan mencukupkan alasan hukum adalah merumuskan diktum amar putusan
yang tidak dikemukakan oleh kedua belah itu, karena ia tahu, bahwa menurut kaidah yang akan diucapkan dalam persidangan
fihak". Yang dimaksud dengan "alasan hukum perundang-undangan uang yang pembacaan putusan. Pasal 14 ayat (3) UU
hukum" ialah kaidah hukum perundang- dipinjamkan itu harus dibayar kembali. Nomor 48 Tahun 2009, mengatur hal ada
undangan (qanun/regel van het objectieve Akan tetapi jika penggugat menuntut hakim yang berpendapat berbeda, pasal
recht). Bila penggugat di dalam surat supaya yang punya utang itu, karena tidak tersebut menyatakan: "Dalam hal sidang
gugatannya tidak menyebut atau keliru membayar kembali uang pinjamannya, permusyawaratan tidak dapat dicapai
di dalam menyebut kaidah hukum yang ia dikeluarkan dari rumahnya (tuntutan mufakat bulat, pendapat hakim yang
gunakan sebagai dasar dari tuntutannya pengosongan rumah), maka tuntuan berbeda wajib dimuat dalam putusan".
(contoh: menggunakan kata 'perwalian', itu tidak akan dipenuhi oleh hakim, Dissenting opinion seharusnya dihindari,
padahal yang dimaksudkannya hadhanah, karena tidak ada kaidah hukumnya karena di negara asal-mula lahirnya
hal ini umumnya karena penggugat atau untuk mendasarkan tuntutan itu9 – Ini metode tersebut sekarang telah mereka
wakil/kuasanya kurang pengetahuannya artinya tidak ada dasar bukti tertulis/ tinggalkan, menghindari dissenting
dalam hukum Islam), hal itu tidak akta yang menyatakan bahwa bila hutang opinion dengan permusyawaratan majelis
dapat dijadikan alasan menganggap tidak dibayar, maka rumahnya menjadi secara maksimal, bagi hakim yang beda
gugatan penggugat kabur (obscuur jaminan. secara legowo dan ikhlas menerima dasar-
libel), karena hakim mengetahui alasan- dasar pertimbangan anggota majelis
alasan hukum itu dan oleh karena itu Contoh menilai alat bukti: hakim lainnya.
Menimbang, bahwa dari berdasarkan
7
Al-Qurân dan Al-Sunnah sebagai dasar hukum dalam bukti-P-3 sebagaimana telah diuraikan Perhatikan:
Islam, dapat dikemukakan ayat dan hadits antara lain:
diatas diperoleh kenyataan bahwa 1. Pasal 50 UU No 48 Tahun 2009:
 
dasar kepemilikan Penggugat atas “Segala putusan pengadilan selain
  
tanah objek perkara adalah Surat Tanda harus memuat alasan-alasan dan

Dan hadits Mu›adz, yaitu peristiwa ketika Rasulullah Pencatatan Tanah dan Bangunan untuk dasar-dasar putusan itu, juga harus
SAW mengutus Mu’adz bin Jabal menjadi qadhi di Kuffah, Penetapan IPEDA Daerah Kota Kinabalu memuat pula pasal-pasal tertentu
      
       
  
  
     tertanggal 16 Desember 1982 Nomor dari peraturan-peraturan yang
        
                 C.718 atas nama Jarot bin Sosro yaitu bersangkutan atau sumber hukum
            
       ayah Penggugat atau yang didalilkan tak tertulis yang dijadikan dasar
        
  
         

oleh Penggugat dalam gugatan disebut untuk mengadili”;
                 
 
 
                sebagai “Girik C.718 persil 55 d”. Setelah 2. SE-MA No. 03 Tahun 1974 Perihal:
    
       

         Majelis Hakim meneliti dengan seksama Putusan yang harus cukup diberi
       
          bukti kepemilikan Penggugat tersebut, pertimbangan dan alasan, angka 3
8 ternyata surat bukti tersebut baru menyatakan: “Dengan tidak/kurang
9
memberikan pertimbangan/alasan,
Tresna, R., Komentar HIR, (Jakarta: Pradnya
Paramita, 1978), Cet. VII, h. 180-181. bahkan apabila alasan-alasan itu

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 43


OPINI

kurang jelas, sukar dapat dimengerti untuk perkara talak seyogyanya secara ex Jika seorang penggugat dimenangkan
ataupun bertentangan satu sama lain, officio hakim wajib mematuhi ketentuan di dalam perkaranya, akan tetapi ia
maka hal demikian dapat dipandang hukum Islam seperti kewajiban memberi tidak menuntut tergugat membayar
sebagai suatu kelalaian dalam mut'ah, nafkah iddah, dan nafkah anak biaya perkara, maka hakim tidak boleh
acara (“vormverzuim”) yang dapat (bila ada anak yang hadhanahnya pada menghukum tergugat membayar biaya
mengakibatkan batalnya putusan Ibu) – ex officio harus difahami bahwa perkara. Dalam hal demikian hakim
Pengadilan yang bersangkutan dalam kewajiban tersebut tak terpisahkan harus menghukum kedua belah pihak
pemeriksaan di tingkat kasasi”. dengan adanya izin menjatuhkan talak, masing-masing menanggung biayanya.10
dan tidak termasuk dalam gugatan Dalam persidangan terakhir hakim
C. Mengkonstituir. rekonpensi. Gugatan rekonpensi dalam membacakan putusan dalam persidangan
UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang hal tersebut dikesampingkan, karena yang terbuka untuk umum, yang amarnya
Kekuasaan Kehakiman, Pasal 14 telah dipertimbangkan dan diputus sebagaimana yang telah dirumuskan di
(1) “Putusan diambil berdasarkan di dalam bagian konpensi, termasuk dalam permusyawaratan majelis hakim di
sidang permusyawaratan hakim yang pengecualian bila si isteri nusyuz dalam atas. Seringkali dalam sidang pembacaan
bersifat rahasia. (2) Dalam sidang hal ini tidak ada nafkah iddah dan tidak putusan tersebut, ketua majelis hanya
permusyawaratan, setiap hakim wajib ada nafkah anak, bila si anak tidak dalam membacakan amarnya saja, putusan
menyampaikan pertimbangan atau hadhanah Ibu. baru diketik belakangan. Ada majelis
pendapat tertulis terhadap perkara yang Pembebanan mut'ah, nafkah iddah, hakim yang merubah amar putusan yang
sedang diperiksa dan menjadi bagian dan nafkah anak, haruslah disesuaikan dibacakan dalam persidangan terakhir
yang tidak terpisahkan dari putusan. (3) dengan kemampuan suami. Dalam tugas tersebut, sehingga amar dalam salinan
Dalam hal sidang permusyawaratan tidak putusan yang disampaikan kepada
dapat dicapai mufakat bulat, pendapat Dissenting opinion masing-masing pihak tidak sama dengan
hakim yang berbeda wajib dimuat dalam yang diucapkan. Dalam hal seperti
putusan. (4) Ketentuan lebih lanjut seharusnya dihindari, demikian 'tidak diperbolehkan sama
mengenai sidang permusyawaratan karena di negara asal- sekali', karena hari dan tanggal putusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah hari dan tanggal pada saat amar
dan ayat (3) diatur dalam Peraturan
mula lahirnya metode putusan dibacakan dan telah diketok-
Mahkamah Agung. PERMA tentang hal tersebut sekarang telah palu oleh ketua majelis. Ketokan palu
ini telah 4 (empat) tahun belum juga ketua majelis hakim dalam persidangan
lahir, perlu segera diajukan masukan
mereka tinggalkan. terakhir tersebut, pertanda perkara
kepada Pimpinan MA – RI. sudah diputus, apa pun bunyi amar yang
Dalam tugas mengkonstituir ini, hakim mengkonstatir di atas, berapa telah dibacakan di muka umum tersebut
Majelis Hakim wajib memperhatikan besar penghasilan suami harus jelas diikuti dengan penuh tanggungjawab
ketentuan Pasal 178 ayat (2) dan (3) dalam berita acara sidang dan dimuat di majelis hakim bersangkutan. Guna
HIR/189 ayat (2) dan (3) RBg. yang dalam putusan. Secara kasuistis majelis menghindari penyesalan di belakang hari,
menyatakan: hakim dapat menghukum suami dengan ketentuan Pasal 178 ayat (1) HIR/189
(2) Hakim wajib mengadili atas segala mut'ah yang cukup signifikan, alasannya: ayat (1) RBg benar-benar dipatuhi dan
bagian gugatan. pertama, Islam mengajarkan agar dilaksanakan sebagaimana mestinya.
(3) Ia tidak diizin menjatuhkan melindungi kaum yang lemah dan untuk
keputusan atas perkara yang tidak dapat menjadi penghibur isteri yang di PENUTUP
digugat, atau memberikan daripada yang satu sisi selalu patuh dan setia kepada Masih banyak hal yang berkaitan
digugat. suami dan anak-anak mereka (tamkin), di dengan pembuatan putusan akan
Penjelasan kedua ayat tersebut sisi lain secara memaksa suami mencari- tetapi karena terbatasnya waktu dan
sebagaimana diuraikan R. Tresna berikut cari alasan mau mentalak, kedua, guna kesempatan, penulis cukupkan sampai
ini: Ayat (2)"maksudnya bahwa jika ada memberi pelajaran/efek jera kepada disini saja, dengan harapan semoga
beberapa hal yang dituntut penggugat, suami yang suka menyia-nyiakan isteri bermanfaat dan dapat memberi motivasi
misalnya pokok utang dengan bunga yang yang tamkin, ketiga, Undang-Undang kepada kita semua untuk semakin baik
harus dibayar atau dengan pembayaran Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 41 huruf c dan sempurna membuat putusan. Amin
kerugian maka Pengadilan Negeri harus mewajibkan suami yang menceraikan yâ Rabbal ‘Alamin.
memberikan keputusan dengan nyata isterinya memberikan biaya kehidupan;
dari tiap-tiap bagian dari tuntutan Pasal 178 Ayat (3) "melarang Jakarta, 24 Syawwal 1434 H
31 Agustus 2013 M
itu. Penulis tambahkan, demikian pula hakim menjatuhkan keputusan atas
halnya bila ada yang dituntut penggugat perkara yang tidak dituntut atau akan
rekonpensi. Pada Pengadilan Agama meluluskan lebih daripada yang dituntut. 10
Ibid. h. 181.

44 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


WAWANCARA EKSKLUSIF
D R . H . A H M A D KAM I L, S. H. , M . H UM .
Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial

Peradilan Agama Perlu Segera


Memiliki Pola Promosi-Mutasi
Hakim
hakim dengan kemampuan khusus, baik hakim karir
maupun hakim ad hoc.
Fakta lainnya, baru sekitar satu dasawarsa ini
empat lingkungan peradilan berada satu atap di bawah
MA. Masing-masing lingkungan peradilan memiliki
sejarah, kultur dan aturan yang berbeda-beda.
Persoalan pembinaan SDM itu menjadi salah satu
tantangan yang dihadapi Wakil Ketua MA Bidang
Non-Yudisial Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum,
di samping persoalan organisasi, anggaran, dan
persoalan-persoalan non-yudisial lainnya.
Belum lama ini Tim Redaksi Majalah Peradilan
Agama melakukan wawancara khusus dengan Ahmad
Kamil. Fokus wawancara kami adalah pembinaan
SDM di MA, termasuk di lingkungan peradilan agama.
Berikut ini hasil wawancara selengkapnya:
Bagaimana kondisi umum pembinaan SDM di
lembaga peradilan?
Pembinaan SDM di MA tidak berdiri sendiri.
Pembinaan SDM sekarang masih terkait dengan sistem
pembinaan SDM pada masa lalu, berkesinambungan,
kemudian dievaluasi dan disesuaikan dengan besarnya
organisasi sekarang.
Dulu sebelum satu atap, peradilan umum dan
TUN berada di bawah Departemen Kehakiman,
peradilan agama berada di bawah Departemen
Agama dan peradilan militer di bawah Departemen
Pertahanan. Pembinaan SDM nya tentu tidak bisa

P
embinaan SDM merupakan salah satu tema sentral dalam dilepaskan dari sejarah pembinaan SDM sejak dari
reformasi birokrasi di Mahkamah Agung dan badan peradilan departemen-departemen itu. Sekarang sudah satu
di bawahnya. Dengan satker lebih dari 800 di seluruh Indonesia atap, kebijakannya sudah harus ditetapkan MA.
dan personil lebih dari 40 ribu, MA menghadapi berbagai persoalan Perlu diketahui, sebuah organisasi tidak mungkin
yang tidak mudah dalam merekrut, menempatkan, dan membina berjalan tanpa adanya guidance. Di MA, guidance itu
SDM. dikenal dengan istilah Blueprint atau Cetak Biru
Pembinaan SDM itu kian tidak mudah, karena MA memiliki Pembaruan Peradilan. Tahun 2003, sebelum satu atap,
empat lingkungan peradilan, tiga jenjang pengadilan, dan beberapa Blueprint itu dibuat pertama kali. Di situ pembinaan
kelas pengadilan. Bahkan di dalam satu lingkungan peradilan saja SDM sudah diatur, tapi masih sebatas garis besar dan
terdapat berbagai pengadilan khusus yang memerlukan hakim- belum bersifat operasional. Contohnya, Cetak Biru

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 45


WAWANCARA EKSKLUSIF

2003 itu sudah menggariskan bahwa pindah menggunakan ongkos sendiri Itu dulu ya, Yang Mulia.
hakim adalah pejabat negara. Sekarang karena ketiadaan anggaran. Kondisi Bagaimana dengan kondisi
status pejabat negara itu semakin ini menyulitkan perpindahan hakim pembinaan SDM di MA sekarang?
ditegaskan dalam Undang-Undang. dari satu provinsi ke provinsi lain. Jadi, Setelah satu atap ini kita mulai
Setelah satu atap, terutama setelah karena sudah kelamaan di satu tempat, berjalan pelan-pelan. Seperti
dibuatnya Cetak Biru yang kedua, hakim-hakim itu menjadi betah dan rekrutmen, sistemnya sudah satu atap,
2010-2035, pembinaan itu semuanya terbiasa sampai sekarang. Tapi itu meski kita masih bergantung juga pada
sudah mutlak berada di bawah MA. di peradilan agama lho ya. Kalau di institusi lain. Terus, sekarang banyak
Tapi sekali lagi, perlu diingat, itu tidak peradilan umum, pola mutasi sudah peningkatan kelas pengadilan. Di Jawa,
terlepas dari pembinaan masa lalu. jalan sejak dulu. misalnya, pengadilan Kelas I sudah
Kita menyempurnakan sistem masa Tapi ada hikmahnya juga. Karena banyak. Selain itu, ongkos jalan mutasi
lalu yang dibuat oleh departemen- seorang hakim memprediksi dirinya sekarang sudah hampir sama untuk
departemen tersebut, seperti cara-cara akan tinggal lama di suatu daerah, seluruh lingkungan peradilan.
promosi dan mutasi. interaksi hakim tersebut dengan Pembinaan SDM ke depan akan kita
Terus terang saja, setelah satu atap, masyarakat setempat berjalan bagus. lakukan secara computerized. Kita akan
bahkan sampai sekarang pun, pembi- Hikmah yang kedua, mereka bisa kuliah pakai sistem scoring. Nilai-nilai selama
naan SDM kita masih belum sepenuh- lagi, untuk mendapat SH, selain Drs. bertugas akan kita kumpulkan dan kita
nya terlepas dari sistem yang lama. Di tahun 1980-an, hampir 70% hakim analisis sedemikian rupa menggunakan
Belum ada satu sistem yang berlaku komputer. Pendidikan, skill, prestasi,
menyeluruh untuk keempat lingkun- dan lain-lain akan kita bikin skor.
gan peradilan di bawah MA. Meski Jadi, dengan sistem computerized,
demikian, lambat laun kita bergerak senioritas tidak lagi jadi prioritas. Yang
menuju kepada kesatuan sistem. lebih kita utamakan adalah nilai dari
Mungkin Yang Mulia bisa kinerja dan prestasi seorang hakim.
memberi contoh konkretnya? Kita akan mengarah ke sana nanti.
Contoh yang jelas, di masa lalu, Terus, seperti apa pembinaan
orang peradilan agama itu susah SDM di lingkungan peradilan agama,
dipindah. Dulu, Ketua PA Kelas II kalau dulu dan sekarang?
dimutasi menjadi hakim anggota di Dibandingkan dulu, pembinaan
PA Kelas IA itu masih menganggap SDM di peradilan agama sekarang
mereka turun jabatan. Padahal kalau sudah mulai bagus. Demikian juga
di peradilan umum, pola mutasi seperti dengan kaderisasi. Hakim-hakim
itu sudah berjalan sejak lama. Itu bukan peradilan agama kuliah lagi di fakultas peradilan agama sekarang dipindah
masalah, bahkan mutasi adalah sesuatu hukum dengan biaya sendiri, meskipun secara reguler, dari satu tempat ke
yang diharapkan. pada waktu itu jumlah fakultas hukum tempat lain. Meski begitu, masih kuat
Kenapa dulu di peradilan agama, di universitas swasta masih sangat tradisi hakim peradilan yang seakan
ada yang sampai 9 tahun bahkan 12 terbatas. Apalagi dulu sistemnya selalu tidak puas dalam menuntut
tahun belum pindah? Penyebabnya tidak pakai SKS, melainkan harus ilmu, seperti ditunjukkan dengan
ada beberapa faktor. Satu faktor menyelesaikan dalam jangka waktu 5 kuliah S-1 di Fakultas Hukum, S-2
yang dominan adalah masalah kelas tahun. bahkan S-3 yang dilakukan secara
pengadilan. Jaman dulu yang banyak Mengapa pada waktu itu para mandiri. Di samping itu, kita juga
adalah pengadilan Kelas II. Pengadilan hakim peradilan agama mau bersusah menyelenggarakan berbagai macam
Kelas I terbatas sekali jumlahnya. payah kuliah lagi di fakultas hukum pelatihan, baik yang diselenggarakan
Dampaknya, mereka yang ingin naik dengan biaya sendiri? Balitbangdiklat, Badilag maupun PTA-
golongan ke IV/C, misalnya, susah Karena pimpinan-pimpinan kita, PTA.
sekali. Itu karena jumlah PA kelas IB seperti Pak Taufik itu kuliah hukum Kita beralih ke masalah
terbatas sekali. juga. Kawan-kawan merasa terdorong perekrutan calon hakim, Yang
Faktor yang kedua, terbatasnya karena melihat contoh dari pimpinan. Mulia. Selama 3 tahun terakhir ini
atau sedikitnya rekrutmen hakim baru Kuliah seperti itu bagus sekali untuk tidak ada lagi perekrutan calon
tiap tahunnya. Faktor yang ketiga, menambah pengetahuan kita, karena hakim, termasuk di lingkungan
ongkos jalan. Kasarnya, dulu tidak sebagian besar kita alumni IAIN yang peradilan agama. Bisa dijelaskan
ada ongkos jalan. Dulu banyak yang lebih fokus pada Hukum Perdata Islam. penyebabnya?

46 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


WAWANCARA EKSKLUSIF

Terus terang saja untuk masalah ada, ya kita menunggu tahun depan. hakim sekarang ini bagus-bagus bahasa
SDM kita masih tergantung kepada Akhir Agustus 2013 lalu, sudah Inggris dan bahasa Arab-nya. Kalau
pemerintah. Kita telah berusaha terbit SK Ketua MA tentang Pola dulu, kita ada tamu dari luar negeri,
untuk minta tambahan hakim, tapi Mutasi dan Promosi Hakim di susah sekali mencari penerjemah.
karena mungkin ada pertimbangan Peradilan Umum. Bagaimana Sekarang kita sudah kelebihan
sendiri dari pemerintah sehingga yang dengan pola mutasi dan promosi di penerjemah.
dikabulkan adalah pejabat-pejabat di lingkungan peradilan agama? Hal lain yang menyenangkan saya,
luar hakim. Tapi saya yakin, dengan Ya, terus terang saja, sistem pelatihan cakim sekarang dua
data akurat dari kita tentang kondisi peradilan umum sudah sejak lama tahun. Itu bagus sekali. Ada juga kaji-
jumlah hakim, suatu saat pemerintah mempersiapkan ini. Soal pola promosi- an-kajian yang adik-adik ini sekarang
akan mengabulkan. mutasi hakim, peradilan umum lebih jalankan. Selain itu, cakim-cakim ang-
Sekarang MA sedang menyusun tertib sejak sebelum satu atap. Untuk katan terakhir ini belum pernah berma-
profil komptensi secara nasional. Dengan lingkungan peradilan agama, saya salah dari segi moral. Bagaimanapun
itu kita akan mengetahui jumlah hakim sudah menyampaikan ke Pak Dirjen juga masalah moral adalah inti yang
di satu pengadilan, jumlah paniteranya, Badilag, supaya segera membuat pola paling pokok di segala lini.
fasilitasnya, dan sebagainya. promosi-mutasi hakim. Walaupun Melihat semua itu, saya senang
Untuk peradilan umum, kajian dan tidak sama persis dengan peradilan sekali. Kurang dari dua tahun lagi saya
rumusan profil kompetensi ini sudah umum, tapi perlu disesuaikan dengan akan meninggalkan MA. Saya merasa,
dimulai. Kalau itu sudah jadi dan pola yang telah ada itu. Kalau memang ah aman saya. Insya Allah saya merasa
menjadi standar dan patokan, insya sama ya sama. Tapi kalau umpamanya optimis bisa purnabhakti dengan
Allah akan diberlakukan juga untuk ada yang perlu dibikin tidak sama, ya khusnul khatimah.
lingkungan peradilan yang lain. nggak apa-apa. Yang jelas, kita harus Hal-hal yang tidak menyenangkan,
Tentang kelas pengadilan, Yang punya pegangan. saya punya satu kekhawatiran, kita akan
Mulia. Di peradilan umum sudah Tanggapan Yang Mulia atas mengalami ‘Tahsabuhum Jami’an wa
ada pengadilan-pengadilan kelas IA inisiatif Dirjen Badilag yang qulubuhum syatta.’ Itu adalah penggalan
khusus. Di peradilan agama belum akan menyelenggarakan lomba ayat al-Qur’an. Artinya, jangan sampai
ada. Mengapa bisa begitu, Yang Mulia? pemberkasan perkara? secara fisik kita bersama-sama, tapi
Kalau di peradilan umum, PN kelas Itu bagus. Ingat, tugas pokok kita hati kita sendiri-sendiri. Seperti
IA Khusus itu kan PN yang menangani adalah menerima, memeriksa dan persatuan orang di pasar. Di dalam
beberapa jenis perkara yang khusus. memutus perkara. Teknologi Informasi pasar sepertinya orang-orang bersatu,
Misalnya pengadilan tipikor, niaga, (TI) kita sekarang sudah bagus. Jangan tapi begitu selesai jual-beli, mereka
perikanan, dan sebagainya. Mungkin sampai TI bagus tapi putusan jeblok. pulang sendiri-sendiri.
PA nanti akan disamakan. Sebab, TI adalah supporting unit. Jangan Mudah-an itu tidak terjadi di
Mengenai pengangkatan hakim dibolak-balik. peradilan agama. Karena itu harus ada
tinggi, Yang Mulia. Benarkah di Kita mengerti, dalam perjuangan perekat satu sama lain. Lalu, apa perekat
peradilan agama, untuk menjadi ada prioritas-prioritas. Jika dirasa itu? Kita harus menyadari bahwa diberi
hakim tinggi, harus menjalani fit and kualitas putusan berkurang, ya harus amanah untuk menjadi tiang-tiang
proper test? ditingkatkan. Apalagi sekarang penegak hukum Islam. Kita adalah
Untuk mengangkat hakim tinggi, peradilan agama punya kompetensi tiang-tiang penegak syariat. Bukan
saat ini yang kita lakukan baru sebatas mengadili perkara ekonomi syariah. orang lain yang akan menegakkan
menggunakan mekanisme eksaminasi, Itu harus bisa dilaksanakan dengan syariat, kitalah yang menegakkan.
yang dilakukan oleh pengadilan tingkat sebaik-baniknya. Tapi jangan sampai Tantangan yang akan dihadapi
banding. Itu perintah Undang-Undang. mematikan supporting unit-nya. Jangan peradilan agama ke depan akan
Di lingkungan peradilan agama, sampai TI terbengkalai. Yang sudah bertambah berat. Tapi saya yakin kader-
karena hakim tingginya sudah banyak jalan ya jalankan terus, dipelihara, dan kader sekarang ini sudah siap.
dan dengan pertimbangan lainnya, ditingkatkan. Oleh karena itu yang masih muda-
ada kemungkinan mulai akhir tahun Dengan kondisi riil hakim muda ini, mumpung masih muda,
ini ada fit and proper test. Mudah- peradilan agama sekarang, kira- belajarlah terus. Jangan cepat puas.
mudahan anggarannya ada, karena kira apa yang membuat Yang Mulia Selesaikan segala persoalan secara
pelaksanaan fit and proper test itu senang dan apa yang membuat Yang berjamaah. Jangan sendiri-sendiri.
sangat tergantung pada ketersediaan Mulia kurang senang? Jangan pula lari dari perjuangan.
anggaran. Kalau anggarannya tidak Saya senang melihat kader-kader [Achmad Cholil, Rahmat Arijaya, Hermansyah]

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 47


WAWANCARA EKSKLUSIF
P R O F. D R . D R S. H . A BD UL M AN AN, S. H. , S.IP, M.HU M
Hakim Agung MA RI

“Hakim PA dan PTA Masih


Kurang Berani Melakukan
Penemuan Hukum”

48 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


WAWANCARA EKSKLUSIF

B
elum lama ini, Prof. Dr. punya anak angkat satu dan punya Kalau misalnya sudah nyaman ke
Drs. H. Abdul Manan, S.H., kakak perempuan beragama Katolik. bapaknya, kita serahkan ke bapaknya.
S.Ip, M.Hum mendapat Kakak perempuan ini orang miskin. Dia Atau sebaliknya.
penghargaan dari Ketua MA. pemulung. Kami di MA memutuskan, Di bidang wakaf, kami juga
Ia dinobatkan sebagai hakim agung membatalkan putusan PA Yogyakarta melakukan pembaruan. Dulu menurut
berkinerja tertinggi pada semester dan PTA Yogyakarta. Kami memberi PP 28/1977, benda wakaf tidak boleh
pertama 2013. Parameternya ialah porsi kepada kakak perempuan si dipindah-pindah. Tapi sekarang ada UU
jumlah perkara yang diberikan pewaris. Dalam pertimbangan, dia 41/2004 tentang Wakaf. Berdasarkan
pendapat dan yang diputus. bukan ahli waris, tapi memperoleh UU tersebut, benda wakaf bisa dipindah,
Selama Januari-Juni, Prof Manan— wasiat wajibah, karena alasan asalkan membawa kemanfaatan yang
demikian ia biasa disapa—berhasil kemanusiaan. lebih besar, atau lebih produktif atau
menyelesaikan berkas sebanyak 901. Kemudian masalah pengertian lebih nyaman.
Atas pencapaian tersebut, Prof Manan walad. Dalam konteks hukum Islam, Contohnya, ada sebuah masjid di
memperoleh reward berupa sertifikat pengertian walad itu dulu selalu kita tengah-tengah Pasar Tanah Abang,
dan cincin. artikan anak laki-laki. Konsekwensinya, Jakarta. Itu kan kurang nyaman.
“Nggak tahu bagaimana. Saya jika itu diterapkan berarti kalau Makanya, masjid yang didirikan di atas
kerja saja tiap hari. Saya tidak pernah sesesorang punya anak perempuan, tanah wakaf itu dapat kita pindah.
mengeluh. Kadang-kadang berkas maka saudara-saudara si pewaris Bagaimana dengan putusan
setinggi Anda berdiri,” tuturnya. mendapat bagian waris. Tapi kita tingkat pertama dan banding? Sudah
Selain produktif dalam membuat terapkan di sini bahwa walad itu bisa banyak penemuan hukum?
putusan kasasi dan PK, Prof Manan laki-laki bisa perempuan, sehingga jika Saya melihat beberapa putusan
dikenal sebagai salah satu pakar hukum ditetapkan demikian, maka saudara- ekonomi syariah sudah ada. Seperti di
formil dan materiil di lingkungan saudara si pewaris terhalang. PA Bukittinggi dan PA Purbalingga.
peradilan agama. Ia kerap menjadi Demikian juga masalah harta Sudah ada pembaruan hukumnya.
narasumber dalam bimtek-bimtek bersama. Dalam KHI, harta bersama Cuma mungkin keberanian hakim di
yang diselenggarakan Badilag maupun harus dibagi dua. Separuh untuk PA masih kurang. Mestinya tidak ada
diklat-diklat yang diselenggarakan suami dan separu untuk istri. Tetapi di masalah.
Balitbangdiklatkumdil MA. lapangan, kadang-kadang kondisinya Kita anjurkan agar para hakim
Akhir Agustus 2013 lalu, Tim terbalik. Yang setiap hari mencari uang PA dan PTA lebih berani melakukan
Redaksi majalah ini mewawancarainya. adalah pihak perempuan. Suaminya penemuan hukum. Kita tidak boleh
Ia menyampaikan banyak hal penting malah menganggur di rumah. Kan tekstual. Harus kontekstual. Kalau
mengenai penemuan hukum, terutama tidak adil kalau harta bersama dibagi terlalu tekstual, kita nggak bisa gerak.
dari segi praktiknya. Ia juga membagi separuh-separuh? Dulu kita menentang pikiran-
pandangannya mengenai kualitas Soal hak asuh anak juga banyak pikiran at-Thufi, seorang pembaharu.
putusan dan hakim peradilan agama, pembaruan. Berdasarkan KHI, Dia dikritik habis-habisan oleh para
serta harapannya kepada peradilan sebelum berusia 12 tahun, seorang fuqaha. Ketika dia menafsirkan
agama ke depan. anak harus diserahkan kepada ibunya. adhdhorurotu tanbihul mandhurot, dia
Berikut ini adalah hasil wawancara Tapi praktiknya tidak selalu demikian. bilang, hukum itu dibuat untuk umat,
selengkapnya: Pertama, kita lihat dulu perangai untuk manusia. Kalau hukum itu
Bagaimana penemuan hukum ibunya. Kalau perangainya bagus, kita tidak lagi bermanfaat buat manusia,
di lingkungan peradilan agama, serahkan anak itu kepada si ibu. Tapi boleh-boleh saja diubah. Menurutnya,
khususnya di tingkat kasasi dan PK, kalau perangainya kurang bagus, kita nas boleh saja disimpangi demi
setelah adanya KHI? serahkan anak itu ke bapaknya. kemaslahatan. Sekarang ini justru
Sejak adanya KHI, banyak sekali Kedua, selain melihat perangai si pikiran-pikiran at-Thufi banyak dipakai.
pembaruan hukum yang kita terapkan ibu, kita juga memperhatikan tingkat Tentang maslahah, menurut kitab-
dalam putusan. Mungkin sudah ada juga kesibukan si ibu. Kalau dia terlalu sibuk, kitab fiqh, ada tiga, yaitu muktabarah,
dalam yuresprudensi. Misalnya masalah misalnya seorang dokter yang harus mulghah, dan maslahah mursalah. Yang
pembagian waris yang nonmuslim. kerja hingga larut malam, dia akan muktabarah ada cantelannya dengan
Ada putusan PA Yogyakarta dan PTA kesulitan mengasuh anak-anaknya nas. Yang mulghah yang tidak ada
Yogyakarta yang tidak memberi porsi yang masih kecil. cantelannya dengan nas. Sedangkan
kepada nonmuslim. Duduk perkaranya Ketiga, kita juga lihat kenyamanan maslahah mursalah dibiarkan oleh nas.
begini. Pewaris adalah orang kaya. Dia atau ketentraman anak itu ada di mana. Artinya tidak dikatakan baik atau buruk.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 49


WAWANCARA EKSKLUSIF

Tapi dalam perkembangan modern dicabut. Otomatis kita tidak punya pecah dan tidak bisa disatukan lagi,
sekarang ini, pembagian konsep wewenang lagi. kita cermati pernyataan itu. O, ternyata
maslahah dalam kitab-kitab fiqh itu Sejumlah pihak menilai, putusan benar, rumah tangganya sudah pecah.
sudah luntur. peradilan agama kurang berkualitas. Benar juga, tidak bisa dirukunkan lagi.
Kita lihat fatwa Dr. Qardhawi. Dia Bagaimana pendapat Prof Manan? Dengan begitu, hakim dapat membuat
bilang siapa saja orang Islam yang pergi Dulu mungkin buruk, tapi sekarang kesimpulan bahwa perceraian antara
ke Yerusalem itu haram hukumnya. sudah bagus kok. Kita berusaha suami-istri tersebut memang sudah
Fatwa itu tidak sejalan dengan nas meningkatkan kualitas hakim dan tepat.
al-Quran yang mengatakan pergilah putusan hakim melalui bimtek-bimtek Yang ketiga adalah analitis-
kamu ke Masjid Haram, ke Masjid Setelah satu atap di bawah MA, kita geometris. Gambarannya seperti balok.
Aqsha. mulai bimtek lagi pada tahun 2007, Teknik ini punya banyak segi. Hukum-
Mengapa Dr. Qardhawi membuat yaitu bimtek administrasi dan bimtek hukum yang ada di situ banyak sekali.
fatwa seperti itu? Berdasarkan literatur teknis. Mulai angkatan ke-11 hingga ke- Contohnya adalah sebuah perkara harta
yang saya baca, fatwa tersebut bersifat 16 kita lebih fokus kepada peningkatan bersama yang menyangkut masalah
temporer. Menurut Dr. Qardhawi, kualitas putusan. PT, saham, perkebunan, kendaraan,
setiap orang yang ke Yerusalem ditarik Sekarang kita ajarkan kepada dan macam-macam. Hakim harus tahu
biaya yang cukup besar. Kalau uang mereka teknis pemeriksaan perkara masalah saham, masalah PT, masalah
Indonesia, jumlahnya sekitar Rp 10 dengan mengacu kepada bukunya pertanahan, masalah transportasi,
juta. Itu untuk membayar fiskal. Kalau Asser. Dia mempelajari hukum acara ekspor-impor dan lain-lain.
yang datang ke Yerusalem ribuan Belanda. Dalam buku itu dijelaskan tiga Ketiga teknik pemeriksaan perkara
orang, maka terkumpullah uang teknik pemeriksaan perkara. ini kita ajarkan kepada mereka
miliaran. Masalahnya, masih menurut Yang pertama adalah equitable. di bimtek angkatan ke-11 hingga
Dr. Qardhawi, uang itu dipakai orang Ini diterapkan kepada hukum-hukum sekarang. Alhamdulillah, saya lihat
Israel untuk menghantam orang Islam benda. Caranya adalah dengan hasilnya yang dikasasi ke sini bagus-
di Palestina. mengajukan pertanyaan-pertanyaan. bagus, terutama dari PTA Surabaya.
Dengan demikian, konsep mulghah sesuai pokok perkara. Kemudian kita Sekarang PTA Semarang juga sudah
tidak bisa dipertahankan mutlak. cermati alat-alat buktinya. Setelah mulai.
Dalam proses ini, bisa disimpangi, itu kita lakukan analisa. Kita jawab K a l a u
sepanjang untuk kepentingan umat. pertanyaan-pertanyaan itu dengan d
dulu kan
Yang terpenting adalah menjaga sekaligus dengan menjawab petitum- hakim-
maqasidussyari’ah yang berjumlah lima petitum. Jadi, teknik ini seperti hakim
macam itu. piramida dibalik. Tekniknya dari tinggi
Kita pun di sini juga begitu. khusus ke umum. dalam
Artinya hakim-hakim di sini sudah Yang kedua adalah silogisme.
banyak mengadakan perubahan, demi Gambarannya seperti piramida.
kemaslahatan. Artinya, dari umum ke khusus. us.
Ketika diajukan ke MA, putusan Teknik ini diterapkan
n
dari PA Bukittinggi dan PA Jakarta pada hukum-hukum
Pusat tentang ekonomi syariah perkawinan, termasuk
itu kemudian dibatalkan oleh MA. perceraian. Jika
Bagaimana ini, Prof? pihak penggugat
Kalau perkara di Bukittingi menyatakan
dibatalkan itu karena kita tidak ingin bercerai
menganut asas retroaktif. Itu sudah karena rumah
diselesaikan di PN. Tapi Kalau kita tangganya
lihat dari segi substansi, bagus sekali. s u d a h
Artinya seorang perempuan hakim
membuat suatu putusan itu cukup
bagus.
Kalau yang di PA Jakartaa
Pusat itu karena SEMA A
nomor 2/2008 8

50 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


WAWANCARA EKSKLUSIF

putusannya seringa mengatakan ketinggalan. Saya sudah sampaikan hal dampak positifnya terhadap kualitas
bahwa putusan hakim PA sudah tepat ini ke Pratalak (Direktorat Pranata dan putusan?
dan benar, maka diambil alih sebagai Tatalaksana Perkara Perdata Agama-- Baik-buruknya putusan itu
pertimbangan majelis. Yang seperti itu red) supaya dibuat standarisasi. Contoh sebenarnya tidak dapat dihubungkan
sekarang tidak boleh lagi. Dia nggak kecil, CD itu harus ditempatkan di dengan apakah seseorang bergelar
tahu kalau setiap putusan itu harus ada mana? Jangan di bendel B. Sebab itu doktor atau tidak. Putusan dan gelar
ratio decidendi, obiter decta. kan dibaca bolak-balik. Dibawa ke sana- doktor itu dua hal berbeda. Agar dapat
Kalau dia ambil pendapat dari ke sini. menjadi hakim yang baik perlu ada
bawah dan mengatakan pendapat Yang kedua, kita juga kesulitan pendidikan khusus. Sekarang cakim
itu sudah bagus, itu filosofinya apa? fotokopi. Kita di sini baca berkas, tapi itu dididik dua tahun, di tempat diklat,
Harus diberi komentar. Jangan hanya fotokopinya tidak jelas. Itu jadi masalah magang ke PA, balik lagi ke tempat
mengambil alih saja. Harus ada orbiter tersendiri. diklat, lalu ke PA lagi, sampai lebih dari
decta-nya. Dari segi lain, saya melihat ada dua tahun. Itu bagus sekali.
Jadi, hakim tinggi sudah kita ajari kecenderungan sejumlah hakim PTA Kuliah doktor ini kan bidang
begitu. Syukur kalau bisa membuat meninggalkan KHI. Itu ekses dari saintik. Yang dipelajari adalah ilmu
tambahan-tambahan pertimbangan. ketidaktahuannya mengenai sejarah hukum. Kalau dulu hanya belajar
Bindalmin juga begitu. Sekarang KHI. Dia tidak tahu bagaimana kita sedikit, sekarang bisa mendetail.
sudah tujuh angkatan. Sudah mulai lagi dulu memperjuangkan adanya KHI. Misalnya filsafat hukum, cara berpikir,
kita adakan pelatihan-pelatihan. Dia bilang dasar hukum KHI itu hanya dan macam-macam. Minimal begini:
Pelatihan-peltatihan itu sangat Inpres. Dia nggak tahu bahwa walau kalau dulu antena hakim pendek,
penting sebab generasi-generasi yang apapun, inpres atau bagaimana, KHI itu antena radio cawang, setelah kuliah
dulu pakar di bidang Bindalmin tak pegangannya hakim peradilan agama. doktoral, mungkin sekarang ilmu
lama lagi akan banyak yang pensiun. Memang huruf-huruf mati yang ada pengetahuannya bertambah.
Selain itu, banyak pula panitera yang di situ, tapi yang menghidupkannya Di samping itu, gelar Doktor itu
sudah jadi hakim dan mereka tidak kan hakim. Ketika dia sudah menaruh penting untuk menepis imej bahwa
sempat meninggalkan pengetahuan pasal-pasal KHI dalam putusannya, hakim peradilan agama itu kurang
yang cukup mengenai Bindalmin otomatis pasal-pasal itu mengikat berpendidikan. Kan selama ini masih
kepada generasi sesudah mereka. Jika orang-orang. banyak yang menganggap rendah dan
kaderasisasi tidak dilakukan, bisa jadi Sejarak menunjukkan, beberapa tidak percaya kepada hakim peradilan
Bindalmin akan berantakan. hal dari KHI yang dulu dianggap tabu agama. Bahkan sebagian kalangan
dan tidak dilaksanakan, sekarang tidak masih meragukan kemampuan hakim
Kelemahan umum putusan ada masalah. Misalnya di daerah saya peradilan agama, misalnya dalam hal
pertama dan banding yang Prof di Aceh. Ini soal patah-titih. Dulu ahli memeriksa dan memutus perkara
jumpai? waris pengganti di sana tidak ada. Tapi ekonomi syariah.
Kalau saya lihat, setelah KHI mengakomodir, boleh ada Apa harapan Prof Manan
pemberkasannya yang ahli waris pengganti demi keadilan, terhadap peradilan agama ke depan?
belum benar. Mari konsep itu diterima di Aceh. Saya ingin peradilan agama ini
kita lihat peradilan Walaupun begitu, seperti kemarin ke depan tidak hanya family court,
umum. Mereka lebih ada di salah satu PTA, ternyata ada tapi menjadi lembaga yang betul-
tertib. Mana berkas yang tidak mengakui konsep ahli waris betul menegakkan hukum Islam.
bendel A, bendel pengganti karena menurutnya tidak Tidak hanya ahwalussyakhsyiyah, tapi
B, itu jelas. Kita ada di al-Quran. Itu tekstual sekali juga muamalah, ekonomi Islam, dan
pikirannya. Mestinya kan keadilan mungkin juga jinayah. Jadi, hakim-
yang nomor satu. Kemaslahatan harus hakim itu harus dipersiapkan secara
dilihat dan ditegakkan demi keadilan komprehensif. Mereka harus tahu
itu senditi. banyak hal.
Saya pikir konsep ahli waris Kemarin saya lihat di Maroko.
pengganti ini cukup adil. Dan memang Di sana ada satu lembaga peradilan
kita sekarang ini lebih mengutamakan agama yang komprehensif. Saya lihat
keadilan daripada kepastian hukum. pengadilan yang memutus perkara-
Sekarang hakim peradilan agama perkara ekonomi. Hakim-hakimnya
berlomba meraih gelar Doktor. Apa doktor.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 51


WAWANCARA EKSKLUSIF

Jadi, harapan saya, peradilan agama komik. Mengenai buku hukum acara, Hakim-hakim muda pada umumnya
harus lebih baik dari sekarang. Kita misalnya. Ketika ke daerah, saya pernah tidak pernah merasakan susah.
harus mengubah pola pikir masyarakat. tanya kepada seorang hakim, “Sudah Dipikirnya bisa seperti sekarang ini
Jangan seperti dulu. Dulu ketika baca buku hukum acara apa saja?” Dia ibarat durian runtuh. Padahal semua
menjadi Ketua PA Pekalongan, saya jawab, “Bukunya Pak Manan. Saya tanya, ini kan perjuangan yang tidak pernah
sering mendapat surat yang bunyinya: “Itu buku siapa?” Dia bilang pinjam berhenti.
kepada kepala kantor perceraian. kantor. Waduh...hakim tidak punya Kalau dulu, kita pindah, baru
Hahaha. buku hukum acara itu bagaimana? setengah tahun dapat uang pindah.
Seperti disampaikan Pak Bus Mestinya dia baca banyak buku untuk Sekarang begitu SK keluar, nomor
(Bustanul Arifin—mantan Tuada perbandingan. Sekarang ini kan yang rekening diminta, langsung berangkat.
Uldilag), kelemahan hakim peradilan menulis hukum acara banyak. Gaji hakim juga sudah besar.
agama ada tiga. Pertama, minder. Ini Ilmu itu ada dalam buku. Gaji hakim Sayangnya, diminta infaq sangat susah.
akibat dari penjajahan Belanda dulu, sekarang sudah naik. Sisihkanlah untuk Majalah Mimbar Hukum contohnya.
lalu turun temurun sampai sekarang. beli buku. Tapi buku-buku itu jangan Disuruh membayar, tidak ada yang
Bagaimana caranya supaya sekarang hanya dipajang. Harus dibaca! mau. Tunggakannya sampai sekarang
kita tidak gampang minder lagi. Jadi, tiga kelemahan hakim sekitar Rp 180 juta.
Kedua, masih terikat dengan agama tersebut harus dibuang. Kepada yang muda-muda, kita
madzab. Walaupun sudah ada KHI, tidak Hakim peradilan agama harus pintar, titipkan peradilan agama ke depan.
mau bergerak atau pindah ke madzab berpenampilan bagus, dan tidak lagi Ingatlah, tidak ada orang lain yang mau
lain yang lebih membawa maslahat. minder. memikirkan peradilan agama kecuali
Ketiga, kurang membaca. Hakim Pesan Prof Manan untuk hakim- kita sendiri.[]
peradilan agama harus banyak hakim peradilan agama yang masih [Achmad Cholil, Rahmat Arijaya,
membaca apa saja. Tapi jangan baca muda? Mahrus, Hermansyah]

CURRICULUM VITAE • Fakultas Syariah Jurusan Fikih, IAIN Sunan Kalijaga


1. Nama : Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, SH., Yogyakarta, 1974
S.IP., M.Hum • Fakultas Hukum Jurusan Tata Negara, Universitas
2. Tempat, Tgl Lahir : Pantonlabu, Aceh Utara, 1 Januari Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), 1992
1947 • Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi
3. Agama : Islam Negara, Universitas Terbuka Jakarta, 1995
4. Nama Ayah : Haji T. Chik Lamkuta Bin T. Chik • Program Pascasarjana Jurusan Ilmu Hukum, Universitas
Nyak Galeh Muhammadiyah Jakarta, 1996
5. Nama Ibu : Cut Mansyah Bt. Hj. T. Mohammad • Program Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas
Sama Sumatera Utara, Lulus dengan predikat Cumlaude, 2004
6. Nama Isteri : Hj. Rubiati Binti Chasbullah Yusro
7. Nama Anak : Daud Al Wadud, SE., MM Pelatihan Luar Negeri:
8. Jabatan : Hakim Agung Mahkamah Agung RI • Training Program for Shari’a Judges at National Center
9. Alamat Surat : Rumah Jabatan Anggota Lembaga for Judicial Studies, Ministry of Justice Arab Republic of
Tinggi Negara, Kawasan Kota Baru Egypt, Cairo, Angkatan I, 2002
Bandar Kemayoran Blok D.5 Kav. 2 • Australia and Indonesia Intensive Judicial Training
Menara I No. 801, Jakarta Pusat. Program, Melbourne and Sydney, Angkatan V, 2004
• Short Training on the Islamic Law in Modern State,
Pendidikan Formal: Islamic Center, RAM Cairo, 2005
• Sekolah Rendah Islam Negeri (SRIN) Pantonlabu Aceh • Short Training on the Family Law in European Countries,
Utara, 1960 Islamich Zentrum, Kolh, Germany, 2005
• Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Pantonlabu • Workshop on Implementation of Competition Law, GTZ,
Aceh Utara, 1963 Karlsruhe Bonn, Germany, 2007
• Sekolah Menengah Tingkat Atas Muhammadiyah • Short Training on the Economic Law in Islam, MIHE,
Purwokerto, Jawa Tengah, 1967 Leiceurter-London, UK, 2007

52 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


WAWANCARA EKSKLUSIF

• Training Program for Judges at International Cooperation 2010-sekarang


Department (ICD), Research and Training Ministry of • Dosen Fakultas Syariah IAIN Raden Fatah Palembang,
Justice, Tokyo Japan, 2010 1999-2000
• Workshop on Implementatioin of Islamic Financial • Dosen Pascasarjana (S3) IAIN Sumatera Utara,
System, Law and Arbitration; an English Perspective, 2001-sekarang
Mihe Leicester, England, 2013 • Dosen Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara, 2001-sekarang
Studi Banding: • Dosen Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas
• Menghadiri Sidang ALA General Assembly, Bangkok, 2006 Muhammadiyah Jakarta, 2003-sekarang
• Studi Banding Ekonomi Syariah di Universitas Islam • Dosen Pascasarjana Universitas Islam Riau, 2007-sekarang
Internasioinal Kuala Lumpur, Malaysia, Mahkamah • Dosen Pascasarjana Universitas Batam, 2011-sekarang
Agung Malaysia, Pengadilan Sipil dan Lembaga keuangan • Dosen Pascasarjana (S2) Universitas 11 Maret Solo,
Malaysia, 4-8 Desember 2006 2009-sekarang
• Studi Banding Ekonomi Syariah di Universitas Islam • Dosen Pendidikan Advokat, Fakultas Hukum Universitas
Internasional Islamabad, Pakistan dan beberapa lembaga Indonesia, Jakarta 2006-sekarang
perbankan Pakistan, 25-28 Juni 2007 • Dosen Pendidikan Advokat, Fakultas Hukum Universitas
• Studi Banding Ekonomi Syariah di Islamic Center dan Katolik Jakarta, 2006-sekarang
Britanian Islamic Bank, London, Inggris, 20-28 Agustus • Dosen Pendidikan Advokat, Fakultas Hukum Universitas
2007 Pelita Harapan, Jakarta, 2006-sekarang
• Studi Banding Peradilan Islam dan Hukum di Singapore,
Malaysia, Turki, Arab Saudi, Mesir, India dan Australia Karya Ilmiah:
pada tahun 2005 dan 2006 1. Penerapan Pola Pembinaan dan Pengendalian
• Studi Banding Ekonomi Syariah, Mahkamah Syar’iah Administrasi Perkara pada Peradilan Agama
dan Lembaga Fiqh Islam di Khartoum, Sudan dan Faisal 2. Penerapan Hukum Acara Perdata pada Peradilan Agama
Islamic Bank dan Lembaga Arbitrase Syariah di Cairo, 3. Pokok-Pokok Hukum Perdata yang Menjadi Kewenangan
Mesir, 2008 Peradilan Agama
• Studi Banding Ekonomi Syariah di Mahkamah Agung 4. Aneka Masalah Hukum Material dalam Praktek Peradilan
Qatar dan Lembaga Peradilan di bawahnya serta Fakultas Agama
Ekonomi Islam Universitas Nasional Qatar, Doha, 2011 5. Hakim Peradilan Agama, Hkim di Mata Hukum, Ulama di
• Studi Banding Ekonomi Syariah di Mahkamah Agung Mata Ummat
Marokko dan Pengadilan Niaga Marokko, 2013 6. Hukum Islam dalam Berbagai Wacana
7. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia
Riwayat Pekerjaan Dinas: 8. Reformasi Hukum Islam di Indonesia, Tinjauan dari Segi
• Hakim Pengadilan Agama Pemalang, 1976-1981 Metodologi, Legalisasi dan Yurisprudensi
• Wakil Ketua Pengadilan Agama Pemalang, 1981-1983 9. Etika Hakim dalam Penyelenggaraan Peradilan, Tinjauan
• Ketua Pengadilan Agama Pemalang, 1983-1990 dari Segi Peradilan Islam
• Ketua Pengadilan Agama Pekalongan, 1990-1992 10. Aspek Hukum dalam Investasi pada Pasar Modal Syariah
• Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur, 1992-1994 Indonesia
• Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Jakarta, 1994- 11. Hukum Ekonomi Syariah, Tinjauan dari Segi Kewenangan
1995 Peradilan Agama
• Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu, 1995-1998 12. Berbagai artikel yang dimuat di:
• Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang, 1989-2001 a. Majalah Mimbar Hukum yang diterbitkan oleh
• Ketua Pengadilan Tinggi Agama Medan, 2001-2003 Ditbinpera Departemen Agama RI;
• Hakim Agung Mahkamah Agung RI, 2003 – sekarang b. Majalah Hukum Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan;
Riwayat Pekerjaan Luar Dinas: c. Majalah Hukum Fakultas Hukum Universitas
• Dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang di Sumatera Utara Medan;
Pekalongan, 1967-1990 d. Majalah Varia Peradilan MA RI;
• Dosen Fakultas Hukum Universitas Hazairin Bengkulu, e. Suara ULDILAG MA RI; dan
1996-1999 f. Mimbar Hukum yang diterbitkan oleh PPHI2M
• Dosen STAIN Bengkulu 1996-1999 dan Pascasarjana Jakarta.[]

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 53


PROGRAM PRIORITAS
SIA D PA P LUS

VALIDASI DATA PERKARA


Demi Penilaian Kinerja dan Pelayanan
Publik yang Prima
Prolog seperti Gugatan/Permohonan, SKUM, PMH, P.PP, PJS/JSP, &

S
aat ini, adakah warga Pengadilan Agama, bahkan PHS, Relass Panggilan, BAP, Putusan, Pemberitahuan, dan
Keluarga Besar Mahkamah Agung yang belum pernah dokumen-dokumen lainnya.
mendengar SIADPA (Sistem Informasi Administrasi SIADPA berada dalam pengelolaan Sub Direktorat
Perkara Peradilan Agama)? Bimbingan dan Monitoring yang dibawahi langsung oleh
SIADPA adalah Pengembangan dari Sistem administrasi Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama.
Kepaniteraan berdasar Pola Pembinaan dan Pengendalian Subdit ini bertugas untuk melaksanakan penyiapan
Administrasi Perkara (Pola Bindalmin) yang dirancang ulang bahan perumusan kebijakan, standar, norma, kriteria dan
(redesign) dengan otomatisasi dan integrasi menggunakan prosedur, dan bimbingan teknis administrasi peradilan,
program komputer. Mulai dibangun sejak tahun 1999 di serta monitoring dan evaluasi administrasi peradilan.
PA Kab. Malang, dikembangkan mulai tahun 2005 dan Dengan berbasis SIADPA, terdapat berbagai macam
telah diimplementasikan di PA seluruh Indonesia secara aplikasi-aplikasi turunan yang terkoneksi langsung dengan
bertahap. SIADPA dalam rangka pelayanan terhadap para pihak
SIADPA bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pada berperkara dan memudahkan proses pemeriksaan perkara,
para petugas mulai dari meja 1, Panitera sampai para majelis seperti Touch screen informasi perkara, TV media center,
hakim dan memudahkan dalam membuat Dokumen-dokumen Mesin antrian & SMS gateway informasi perkara.

54 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


PROGRAM PRIORITAS

Namun, timbul pertanyaan: Apakah teknis”, artinya merasionalkan tenaga seputar tingkat implementasi SIADPA
kiprah dan kegunaan SIADPA hanya teknis dengan kemampuannya, sesuai dan SIAPTA yang menurut data dan
berhenti sampai disini? proporsi dan profesionalitasnya, dengan katanya-katanya telah dimanfaatkan
tetap memperhatikan kebutuhan satker/ secara luas oleh PA dan PTA seluruh
Aplikasi Awal Badilag: SIMPEG PA. Indonesia sejak dari tahun 2005.
SIMPEG adalah salah satu aplikasi Sekarang, menginjak tahun 2013, Survey dibuat karena pada
andalan BADILAG. Adalah Kasubdit SIMPEG sudah berbasis WebBase, dan kenyataannya, apabila Pak Wahyu
Data dan Evaluasi waktu itu, (alm) Yugo semua mimpi-mimpi itu sudah nyaris Widiana melakukan kunjungan kerja ke
Harisatrio dengan Tim Sembilannya terwujud, karena (terutama) validitas daerah beliau sering mendapati SIADPA
yang jatuh bangun membangun aplikasi data SIMPEG sudah bisa dimonitor tidak ada yang pakai. Dan benarlah,
SIMPEG tersebut. Ketika itu SIMPEG oleh setiap pegawai yang bersangkutan. dari hasil survey tersebut diketahui
masih berwujud versi dekstop, belum Akan tetapi, ada satu hal yang bahwa ternyata tingkat implementasi
online seperti sekarang ini. belum tercapai dalam SIMPEG, yaitu SIADPA secara nasional baru sekitar
Ketika membidani kelahiran terdapatnya sebuah standar penilaian 35-40% saja yang memakai. Bahkan
SIMPEG, salah satu mimpi yang kinerja untuk seluruh pegawai, yang dari jumlah tersebut, tidak sampai 10%
terlintas dalam alam kreativitas para berbasis kepada penyelesaian perkara. yang memakainya secara optimal (dari
tim perintis SIMPEG tersebut adalah: pendaftaran sampai dengan laporan &
jika aplikasi sudah berjalan optimal, Asa Terhadap SIADPA Akta Cerai).
maka tidak akan ada orang yang datang Di akhir 2010, Subdit Bimbingan Berdasarkan survey tersebut, maka
lagi ke BADILAG hanya sekedar untuk dan Monitoring (Bimon) mendapatkan muncullah beberapa ide:
mengurus mutasi, promosi, demosi dan sebuah motivasi dari Direktur Jenderal 1. Redesign SIADPA (karena
lain sebagainya yang terkait kariernya. Badilag waktu itu Wahyu Widiana. Yang teknologinya sudah ketinggalan
Salah satu tanda pasti SIMPEG beliau ingin lakukan adalah agar aplikasi jauh dengan kondisi terkini
sudah dipakai secara optimal adalah SIADPA dapat dimanfaatkan secara terutama dari sisi keamanannya).
tercapainya mimpi para “bidan-bidan” optimal oleh seluruh warga peradilan 2. Dibentuk sebuah tim yang bersifat
SIMPEG, artinya, sistem pembinaan agama. Oleh karena itulah Subdit ad hoc untuk membantu Ditjen
karier yang berdasarkan kinerja tenaga Bimon melakukan survey dengan BADILAG dalam hal:
teknis tersebut secara otomatis sudah menyebarkan quesioner ke satker- a. Sosialisasi SIADPA,
dilakukan oleh aplikasi SIMPEG. satker PA dan PTA-PTA se-Indonesia b. Teknikal support untuk admin-
Seluruh tenaga teknis Peradilan
Agama (Hakim, PP, JS, JSP dan lain
sebagainya) tidak perlu cemas berfikir
kapan dia harus pindah, kapan mutasi,
kapan naik pangkat, kenapa tidak naik
pangkat, dan lain seterusnya, karena
semua sudah otomatis dilakukan oleh
SIMPEG.
Yang juga terlintas dalam benak para
perintis SIMPEG, salah satu indikator
utama dalam proses otomatisasi
SIMPEG itu adalah penyelesaian
perkara, karena tugas utama tenaga
teknis adalah menyelesaikan perkara
yang diberikan kepadanya. Selain itu,
tetap dipertimbangkan juga volume
perkara yang diterima, berapa lama
perkara yang ditanganinya selesai,
faktor prestasi personal, dan lain
sebagainya.
Tujuan akhir yang ingin dicapai dari
semua hal tersebut diatas adalah sesuatu
yang dinamakan “rasionalisasi tenaga ■ Dirjen Badilag sedang memberikan pengarahan di laboratorium SIMPEG di lantai 8 kantor Ditjen Badilag

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 55


PROGRAM PRIORITAS

2011 blanko-blanko yang


terakreditasi secara bertahap.
e. Up Load Pedoman SIADPA Plus
2011 melalui portal.
f. Pemetaan Implementasi aplikasi
SIADPA Plus 2011.
g. Evaluasi dan Monitoring
penggunaan aplikasi SIADPA
Plus 2011 dan kualitas SDM.
2. Jangka Panjang
a. Sosialisai Pemanfaatan SIADPA
Plus 2011 dan NIR.
b. Pengembangan Portal informasi
perkara 2012.
c. Penyempurnaaan Formulir-
formulir/Blanko-blanko/Form
BAP Putusan 2010-2012.
■ Cate Sumner, Senior Consultant IAPJ sedang mengunjungi Laboratorium SIADPA Plus d. Penyempurnaan buku pedoman/
di lantai 7 kantor Ditjen Badilag tutorial SIADPA+ 2011.
e. Revisi Buku Bindalmin 2016-
admin daerah yang kesulitan keterbatasan jumlah personel yang 2017.
dalam implementasi SIADPA- ada. B. EKSTENSIFIKASI
nya. Cikal bakal timnas SIADPA berawal 1. Jangka Pendek
3. Wadah jembatan penghubung dari suatu kegiatan Bimtek di Hotel a. Penyempurnaan installer 2011.
komunikasi antara pusat Topas Galeria Bandung, yang mana b. Simultan Update standar form
(BADILAG) dan daerah (PTA/PA). semua peserta Bimtek saat itu menjadi yang sudah terakreditasi 2012.
4. Dikumpulkan orang2 yang peduli anggota Timnas plus para Pejabat c. Penambahan aplikasi lain
terhadap SIADPA, kemudian Struktural Direktorat Administrasi sesuai kebutuhan simultan
dijadikan tutor tingkat nasional BADILAG. Implementasi NIR ke semua
untuk membantu implementasi Timnas SIADPA sifatnya ad Pengadilan Agama.
SIADPA hoc, tidak permanen, dengan salah 2. Jangka Panjang
Ide point 1 kemudian ditunda, tugasnya membangun komunikasi a. Redesign SIADPA Plus 2011.
dengan pertimbangan keterbatasan efektif antara pusat dengan daerah. b. Redesign NIR – 2011.
anggaran. Di samping itu, dengan Ketika komunikasi pusat dan daerah c. Design Aplikasi Statistik dengan
merujuk kembali kepada mimpi para sudah berjalan efektif dan tingkat database berbasis NIR Integrasi
perintis SIMPEG, maka jika SIADPA implementasi SIADPA sudah dianggap SIADPA & SIMPEG.
harus redesign, maka diharapkan optimal, maka Timnas bisa saja Untuk implementasi SIADPA sendiri
SIADPA bisa sekalian terintegrasi dibubarkan. fase/tahapannya sebagai berikut:
dengan aplikasi SIMPEG, yang sudah Timnas Siadpa yang telah dibentuk 1. Evaluasi dan updating aplikasi
tentu memerlukan biaya yang besar, ini mempunyai beberapa program SIADPA menjadi SIADPA Plus
sehingga redesign SIADPA ini hanya kerja, diantaranya: secara kontinyu & berkelanjutan.
bisa diakukan jika seluruh PA se- A. INTENSIFIKASI 2. Optimalisasi pemanfaatan
Indonesia telah memakai SIADPA 1. Jangka Pendek aplikasi SIADPA Plus, mulai dari
secara total. a. Sosialisasi SIADPA Plus 2011 pendaftaran sd pengarsipan dan
Sedangkan untuk point 2, maka versi BADILAG. keuangan perkara.
dibentuklah Timnas SIADPA yang b. Membuat Portal sebagai wadah 3. Validitas laporan perkara melalui
sifatnya ad hoc untuk membantu komunikasi, konsultasi dan portal infoperkara.
BADILAG mewujudkan hal tersebut, supporting unit. 4. Validitas data keuangan perkara
karena disadari bahwa instrumen- c. Melakukan Koordinasi dan melalui portal infoperkara.
instrumen struktural di BADILAG kesepahaman pola pembinaan 5. Validitas berkas perkara (minutasi
dianggap belum bisa meng-handle dengan team TI daerah. atau (kata pak Dirjen Purwosusilo
urusan seputar SIADPA, karena d. Up Date aplikasi SIADPA Plus Hijau Semangka)

56 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


PROGRAM PRIORITAS

Tujuan Final: Validasi Data Perkara Beliau juga berkali-kali mengutara- bisa melakukan monitor secara online
Direktur Pembinaan Administrasi kan targetnya, bahwa ketika matahari yang wadahnya sudah tersedia yakni
Peradilan Agama Tanggal 18 Juli 2013 terbit di hari pertama tahun 2014, lewat portal infoperkara, namun sekali
mengeluarkan Surat Edaran nomor seluruh data SIADPA PA/MS se- lagi: data yang ditampilkan harus valid
1197/DjA./OT.01/VII/2013 yang pada Indonesia yang telah diupload di portal dan akurat.
intinya merupakan evaluasi terhadap infoperkara.badilag.net semua VALID Bagaimanapun, patut disadari
temuan hasil monitoring secara online 100%. bahwa target jangka panjang tersebut
melalui portal www.infoperkara. Mengapa Validasi data ini menjadi tidak bisa dilaksanakan dan dicapai
badilag.net, berupa masih terdapat penting? dalam waktu dekat karena terkendala
perbedaan data antara laporan manual Validasi data perkara merupakan berbagai macam hal, dari sumber dana,
dan laporan online. bagian dari program jangka panjang SDM dan infrastruktur lainnya baik di
Masih dalam surat edaran tersebut, menengah dan pendek timnas. Program level pusat maupun daerah.
disebutkan bahwa dalam rangka jangka panjang yang juga sekaligus Saat ini, fase yang telah dicapai
mendapatkan data yang cepat, akurat target besarnya adalah terbangunnya dalam implementasi SIADPA adalah
dan dapat dipertanggungjawabkan sistem administrasi perkara penguatan implementasi, dan sekarang
validitasnya, perlu adanya upaya berbasis TI yang teringrasi dengan BADILAG sedang fokus terhadap
pengingkatan kualitas implementasi aplikasi SIMPEG dengan sasaran: validitas data laporan perkara tersebut.
SIADPA PLUS pada setiap satker dalam a. Peningkatan pelayanan kepada Terlihat nampak di ujung jalan ini,
bentuk setiap PA/MS melakukan masayaarakat & peningkatan 2 terminal tujuan akhir yang harus
pengunggahan (upoad data) perkara penyelesaian administrasi perkara. tercapai; Internal dan Eksternal.
diterima dan diputus pada form b. Tercipta standar sistem pembinaan a. Di Internal, pasti akan terlihat
L1.PA.8 ke dalam menu infoperkara. ideal karier tenaga teknis (Hakim, kinerja tenaga teknis dalam proses
badilag.net, dan melakukan verifikasi Panitera/JS JSP. termasuk Ketua penyelesaian perkara, walaupun
dan validasi data SIADPA meliputi dan lain sebagainya) yang meliputi dilihat secara online melalui
data register, data keuangan perkara, mutasi, rotasi dan lain sebagainya infoperkara.
data akta cerai setelah diunggah ke dengan berbasis TI. b. Dari sisi Eksternal, masyarakat
portal infoperkara.badilag.net. Satu indikator utama & mutlak dari pencari keadilan akan merasa
Dirjen Badilag, Purwosusilo, sistem pembinaan karier berbasis TI nyaman berperkara di PA karena
berulang kali menegaskan dalam tersebut adalah penyelesaian perkara, kemudahan akses terhadap
berbagai kesempatan untuk menghindari konsekuensinya adalah harus didukung informasi perkara, biaya murah dan
munculnya Hijau Semangka dalam data dengan data upload yang valid dan proses yang cepat, serta kepastian
SIADPA; Hijau di portal infoperkara, implementasi SIADPA yang baik. hukum tentunya.
akan tetapi merah pada kenyataannya Untuk mencapai tingkat implementasi [Kontributor: Irwan Syah, Tohir Mekkadilaga, Ahsan
(tidak sesuai dengan data tertulis). SIADPA yang baik, maka untuk Badilag Dawi, Adi Sutan Alamsyah, dan seluruh Timnas SIADPA]

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 57


SOSOK
P RO F. D R . H . A B D UL G AN I A BD ULLAH , S.H.
Hakim Agung MA RI

Ia memang bukan
Hakim Agung dari
lingkungan Peradilan
Agama, tapi soal
kedekatan dan
kontribusinya terhadap
Peradilan Agama, tak
perlu ditanya.

58 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


SOSOK

A
wal tahun 2000-an, Departemen saya dianggap terlalu pintar. Hahaha,” Oleh atasannya, ia ditanya, “Lha
Agama mengadakan rapat kerja cerita Abdul Gani kepada Tim Redaksi emangnya kamu bisa mengajar di
nasional. Menteri Kehakiman majalah ini di ruang kerjanya selaku Jakarta?”
Yusril Ihza Mahendra diundang untuk hakim agung, akhir Agustus lalu. “Ya, saya bisa. Kenapa nggak bisa?”
menjadi salah satu pembicara dalam Pada kelas 5 itu Abdul Gani ikut ujian jawab Abdul Gani.
pertemuan akbar itu. Berhalangan masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Bermodal tekad kuat, Abdul Gani
hadir, Yusril meminta bawahannya, Negeri) di Bima. Mestinya yang boleh memutuskan hijrah ke Jakarta. Ia
seorang Dirjen, untuk mewakilinya. ikut ujian itu hanya siswa kelas 6, tapi kemudian mendapat tempat mengajar
Ketika sang Dirjen naik ke podium, Abdul Gani diperbolehkan mengikuti di sebuah SDN di Jakarta Pusat.
tatapan-tatapan aneh tertuju padanya. ujian. Hasilnya, ia dinyatakan lulus. Uniknya, tidak lama kemudian, ia
“Lho, itu kan Pak Gani,” kata seorang Teman-temannya yang berasal dari melebarkan sayap dengan mengajar
peserta Rakernas itu. Peserta yang lain kelas 6 malah tidak lulus. di Sekolah Dasar Kristen. Di situ ia
menimpali, “Jadi Direktur saja belum Pendidikan empat tahun di PGAN mengampu pelajaran agama Islam,
pernah kok sekarang jadi Dirjen.” dilalui Abdul Gani dengan lancar. khusus untuk siswa-siswi muslim yang
Ya, pejabat eselon I yang mewakili jumlahnya cukup banyak di sekolah itu.
Menteri Kehakiman itu memang Abdul Beberapa waktu kemudian, sebagai
Gani Abdullah. Jabatannya saat itu guru pendidikan agama Islam, Abdul
adalah Dirjen Perundang-undangan
Sejumlah hakim dan Gani mendapat tugas belajar dari
Depkeh. Wajar bila wajahnya familiar di pejabat dari peradilan atasannya untuk kuliah di Fakultas
antara orang-orang Depag. Sosok yang Tarbiyah Jurusan Kemasyarakatan-
lahir di Bima, 17 Agustus 1946, itu
agama pernah -kampus yang gedungnya terletak di
sebelumnya memang berkiprah cukup dibimbing atau diuji Pacet, Cianjur. Tapi ia menampiknya.
lama di Depag. Jabatan terakhirnya Ia memilih kuliah di Fakultas Hukum
di Depag adalah Kasubdit. Pada Abdul Gani saat Universitas Islam Djakarta (UID).
1984 hingga 1993 ia tercatat sebagai hendak meraih gelar Di kampus, selain kuliah, Abdul Gani
Kasubdit Tatalaksana Peradilan Agama, juga turut terlibat dalam organisasi
lalu Kasubdit Hukum dan Perundang- Doktor. mahasiswa, khususnya Himpunan
undangan. Mahasiswa Islam (HMI). Ia juga rajin
Perjalanan karir Abdul Gani dari menulis, termasuk menulis artikel di
Kasubdit di Depag menjadi Dirjen di Namun ada satu yang mengganjal di media massa, khususnya Harian Abadi.
Depkeh tentu bukan perjalanan karir hatinya. Lulus dari PGAN, ia hendak Abdul Gani berhasil meraih gelar
yang biasa, apalagi di kemudian hari melanjutkan pendidikan ke PHIN sarjana muda dan kemudian sarjana
sosok yang memulai karirnya sebagai (Pendidikan Hakim Islam Negeri) penuh di UID. “Saya menulis skripsi
guru SD itu berhasil menjadi guru besar di Yogyakarta. Sayang, yang bisa tentang sejarah peradilan agama,”
dan hakim agung. masuk ke PHIN hanyalah siswa yang tuturnya.
Abdul Gani berasal dari keluarga meraih peringkat 1 hingga 3 di PGAN, Kegemaran Abdul Gani menulis
petani biasa. Ia anak kedua dari lima sementara Abdul Gani berada di artikel di media massa berdampak
bersaudara. Sebagaimana umumnya ranking 4. pada karirnya. Tulisan-tulisannya
masyarakat NTB waktu itu, bapak- Abdul Gani tidak lama-lama di Harian Abadi—koran milik
ibunya berpendidikan rendah. Meski meratapi kegagalan itu. Ia memutuskan Masyumi—ternyata tidak disenangi
begitu, sang ibu sangat memperhatikan untuk melanjutkan pendidikan oleh orang-orang di sekolah tempatnya
pendidikan Abdul Gani dan saudara- ke Mataram, tepatnya di PGAAN mengajar. Ketimbang terlibat konflik
saudaranya. Sang ibu sendiri tidak bisa (Pendidikan Guru Agama Atas Negeri), berkepanjangan, ia memutuskan
membaca tulisan latin, namun bisa selama dua tahun. Lulus dari sekolah hengkang dari tempat kerjanya itu.
membaca tulisan Arab. tersebut, Abdul Gani langsung diangkat Seorang teman dekat kemudian
Kecerdasan Abdul Gani tampak menjadi guru dengan status ikatan memperkenalkan Abdul Gani dengan
menonjol saat mulai memasuki dinas. seorang pejabat teras Depag. Melihat
bangku sekolah dasar. Dari kelas satu, Menjadi guru di daerah Bima latar belakang Abdul Gani, pejabat
ia langsung diijinkan naik kelas tiga. rupanya kurang menantang buat itu memberi lampu hijau. Ia pun
Tidak hanya itu, dari kelas tiga, ia Abdul Gani. Ia berhasrat bisa menjadi dipersilakan mengabdi di Direktorat
langsung naik kelas lima. pahlawan tanpa tanda jasa di Jakarta, Pembinaan Peradilan Agama
“Nggak tahu kenapa. Mungkin ibu kota Indonesia. (Ditbinpera) yang saat itu dipimpin

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 59


SOSOK

H.A. Wasit Aulawi. Posisi awalnya hingga 1957,” ungkapnya. Proposal jangan berkarir di Depag,” kata pejabat
adalah staf TU (tata usaha). itu diterima tim seleksi. Alhasil, Abdul itu, sebagaimana ditirukan Abdul Gani.
Pada tahun 1975, ketika Abdul Gani Gani dapat mengikuti program doktor Dengan mengajukan syarat
mulai meniti karir di Depag, Ditbinpera di IAIN Jakarta dengan beasiswa. Dari tertentu, Abdul Gani akhirnya
sedang sibuk menyosialisasikan 10 orang yang diterima, ia satu-satunya bersedia mengajukan diri jadi staf
UU 1/1974 tentang Perkawinan. yang bukan dosen tetap di IAIN Jakarta. khusus Menteri Agama Alamsyah
Abdul Gani pun sedikit-banyak Statusnya adalah pegawai Depag pusat. Prawiranegara. Upayanya tidak sia-
membantu sosialisasi itu, sembari Posisi Abdul Gani sebagai Kasi sia, karena sang menteri memang
meneruskan pengabdiannya sebagai Arsip dan Tata Naskah benar-benar memerlukan seorang Sarjana Hukum
pendidik dengan menjadi asisten menguntungkannya. Untuk menelusuri seperti Abdul Gani. Syarat yang
dosen di Fakultas Syariah IAIN Syarif pelbagai data lama yang terkait dengan diajukan Abdul Gani sederhana saja.
Hidayatullah Jakarta. penelitiannya di program doktor, ia Ia ingin agar Menteri Agama memberi
“Saat itu saya juga menyusun membongkar-bongkar arsip. “Saya jaminan, statusnya sebagai staf khusus
berbagai standarisasi dokumen tidak mengganggu proses pendidikan
peradilan agama seperti format doktoralnya di IAIN Jakarta, baik dari
putusan, berita acara, surat panggilan Sejumlah UU strategis segi waktu maupun finansial. Menteri
sidang, laporan-laporan, buku register Agama sama sekali tidak keberatan
dan sebagainya,” ujar Abdul Gani.
lahir pada saat ia jadi dengan persyaratan itu.
Belum lama berkarir di Depag, Dirjen Perundang- Sebagai staf khusus menteri, tugas
Abdul Gani mendapat tawaran untuk Abdul Gani kian berat dan beragam.
menduduki jabatan eselon IV. Tawaran
undangan, seperti Tugas yang paling sering diembannya
itu tidak satu saja, tapi banyak pilihan, UU yang mengatur ialah menyiapkan naskah-naskah
dari Kasi Kepegawaian hingga Kasi tentang MK, KPK, pidato dan mendampingi menteri
Keuangan. Anehnya, Abdul Gani melakukan kunjungan kerja ke daerah-
justru memilih menjadi Kasi Arsip dan penyatuatapan empat daerah.
Tata Naskah—unit kerja yang pada lingkungan peradilan Di samping tugas rutin itu, ada satu
umumnya kurang diminati. Ternyata tugas khusus yang pas benar dengan
Abdul Gani punya alasan yang kuat.
di bawah MA, juga konsentrasi Abdul Gani. Ia diminta
“Alasan saya, di situlah gudangnya data revisi UU Peradilan melakukan riset mengenai putusan-
peradilan agama,” ujar Abdul Gani. Agama. putusan dan dokumen-dokumen
Sebagai birokrat sekaligus peradilan agama sebelum tahun 1882—
akademisi, Abdul Gani memang tahun mulai diakuinya peradilan agama
doyan data. Apalagi, saat itu ia mulai mendapatkan sekarung berkas yang oleh pemerintah Hindia Belanda.
menempuh studi doktoral di IAIN relevan dengan penelitian saya,” Untuk melakukan riset itu, hampir
Jakarta. Fokus studinya lagi-lagi adalah tuturnya. semua wilayah yang dulu punya
peradilan agama. Ketika sedang menempuh program pengadilan agama atau mahkamah
“Waktu itu dari sarjana bisa doktor itu pula, karir dan kontribusi syariah dikunjunginya, dari Jawa,
langsung kuliah doktoral,” kata Abdul Abdul Gani kepada peradilan agama Sulawesi, Maluku, hingga Mataram.
Gani. semakin meningkat. Itu terjadi karena Hasil riset itu sungguh berguna. Selain
Sebenarnya, nyaris saja Abdul hubungannya dengan orang nomor berfungsi untuk dokumentasi internal
Gani tidak bisa mendapaftar kuliah satu di Depag kian rapat. Depag, data itu juga dimanfaatkan
doktor. Gara-garanya, ia baru tahu Suatu ketika, Alamsyah Abdul Gani untuk menyusun
pengumuman pendaftaran program Prawiranegara—Menteri Agama kala disertasinya.
doktor itu menjelang penutupan. itu—mencari seorang sarjana hukum “Saya berhasil menyusun disertasi
Diburu waktu, ia pun lekas menyiapkan untuk ia jadikan staf khusus. Banyak hingga lebih dari 800 halaman,”
pelbagai syarat yang diperlukan. Salah pejabat dan pegawai Depag mengajukan ungkapnya. Disertasi itu mengungkap
satu syarat untuk bisa ikut program diri, namun tak satupun dikabulkan. berbagai sisi sejarah peradilan
doktor itu adalah menyiapkan proposal Abdul Gani, yang juga Sarjana Hukum, agama yang belum banyak diketahui
penelitian untuk disertasi. pada mulanya tidak mau mengajukan orang. Dosen pembimbing dan para
“Saya membuat proposal penelitian diri, sebelum akhirnya atasannya pengujinya dalam ujian doktoral pun
tentang peradilan agama pada memanggil dan menceramahinya. mengacungi jempol.
Kesultanan Bima dari tahun 1946 “Kalau kamu tidak mau, ya sudah, Tak lama setelah berhasil meraih

60 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


SOSOK

gelar Doktor, pada tahun 1987 Abdul Masa Reformasi 1998 menjadi titik professor, karena masa bhaktinya
Gani diangkat menjadi Kasubdit balik bagi Abdul Gani. Ketika Habibie sebagai pejabat eselon I segera berahir.
Tatalaksana Peradilan Agama, lalu menjadi Presiden RI, atas rekomendasi Bukannya merespons keinginan Abdul
menjadi Kasubdit Hukum dan Yusril, Abdul Gani terpilih menjadi Gani tersebut, Hamid Awaluddin malah
Perundang-undangan hingga tahun penulis pidato (speech writer) Presiden memberikan informasi.
1993. Habibie. Sebelumnya, Yusril cukup “Kemarin ada informasi,” kata
Pada periode ini, Abdul Gani lama menjadi penulis pidato Presiden Hamid Awaluddin, “ada lowongan
banyak terlibat dalam penguatan Soeharto. Karena selepas Soeharto hakim agung di KY. Saya usul Pak Gani.”
kedudukan dan kewenangan peradilan lengser Yusril mendirikan dan menjadi “Wah, kenapa nggak bilang dari
agama melalui peraturan perundang- ketua umum Partai Bulan Bintang, kemarin-kemarin, Pak?” kata Abdul
undangan. Ia turut menyumbang maka posisi speech writer lowong dan Gani, sambil bercanda.
pikiran dalam penyusunan UU ternyata itu menjadi berkah buat Abdul Batas waktu pendaftaran untuk
7/1989 tentang Peradilan Agama dan Gani. seleksi hakim agung di KY tinggal dua
Kompilasi Hukum Islam (KHI). Tak Ketika Abdurrahman Wahid hari lagi. Abdul Gani segera menyiapkan
mengherankan bila pada tahun 1994 alias Gus Dur menjadi Presiden RI, berbagai syarat administratif, termasuk
ia berhasil menerbitkan buku berjudul Yusril diangkat Gus Dur menjadi menyusun makalah sesuai permintaan
“Pengantar Kompilasi Hukum Islam Menteri Kehakiman. Lagi-lagi, berkah KY. Ia juga menjalani tes kesehatan dan
dalam Tata Hukum Indonesia”. menghampiri Abdul Gani. Yusril psikotest. Setelah semua tahap itu ia
Cukup lama jadi pejabat eselon memilihnya menjadi pejabat eselon I di lalui, tiba masanya uji kelayakan dan
III, sebuah tawaran menghinggapi Departemen Kehakiman. Mula-mula ia kepatutan. Di KY, ia dinyatakan lulus
Abdul Gani. Ia hendak diangkat menjadi Dirjen Perundang-undangan, dalam fit and proper test. Demikian
menjadi Direktur alias pejabat eselon lalu kemudian menjadi Kepala Badan juga ketika di DPR. Abdul Gani pun
II. Namun Abdul Gani menampiknya. Pembinaan Hukum Nasional. ditetapkan Presiden RI menjadi hakim
“Saya tidak ingin sikut kanan-kiri. Saya Selama tujuh tahun, Abdul Gani agung.
memilih jadi dosen saja. Saya ingin jadi menjadi pejabat eselon I di Departemen Kini, selain menjadi hakim agung di
professor,” tuturnya. Kehakiman pada era empat menteri Kamar Perdata MA, Abdul Gani tetap
IAIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berbeda, yaitu Yusril Ihza mengabdikan dirinya sebagai pendidik
dipilihnya jadi tempat mengabdi Mahendra, Marsillam Simandjuntak, di sejumlah kampus. Di tengah-tengah
berikutnya. Ia tinggalkan jabatan eselon Mahfud MD dan Hamid Awaluddin. kesibukannya mememeriksa dan
III-nya di Depag. Tindakan itu membuat Menjadi Dirjen Perundang- mengadili perkara di tingkat kasasi
heran teman-temannya. “Lha, eselon undangan, Abdul Gani berperan besar dan peninjauan kembali, ia masih
III itu kan jabatan yang diincar banyak dalam penyusunan Undang-Undang menyempatkan diri membimbing para
orang. Kok malah ditinggalkan,” kata melalui proses legislasi. Ia kerap mahasiswa program doktoral. Ia juga
Abdul Gani, menirukan ucapan teman- wara-wiri dari kantornya ke DPR RI. menguji para calon Doktor.
temannya. Sejumlah UU strategis lahir pada saat Sejumlah hakim dan pejabat dari
Abdul Gani tak mau ambil pusing. ia jadi Dirjen Perundang-undangan, peradilan agama pernah dibimbing
Tekadnya sudah bulat untuk menjadi seperti UU yang mengatur tentang MK, atau diuji Abdul Gani saat hendak
professor. Tekad itupun membuahkan KPK, penyatuatapan empat lingkungan meraih gelar Doktor, terutama apabila
hasil. Setelah beberapa tahun mengabdi peradilan di bawah MA, juga revisi disertasi yang ditulis mengenai ilmu
di Fakultas Syariah IAIN Bandung, dan UU peradilan agama. Ya, Abdul Gani hukum.
berbekal pengalamannya mengajar turut membidani lahirnya UU 3/2006 Menurut Abdul Gani, seorang
di sejumlah kampus sebelumnya, ia tentang Perubahan UU 7/1989 tentang hakim—termasuk hakim peradilan
dikukuhkan menjadi guru besar ilmu Peradilan Agama. Salah satu perubahan agama—perlu menempuh pendidikan
peradilan agama. penting yang tercantum dalam UU hingga jenjang tertinggi, bila perlu
Sewaktu acara pengukuhan gelar 3/2006 ialah bertambahnya wewenang doktor, agar memiliki pengetahuan
professor itu, ada kejadian menarik. peradilan agama di bidang ekonomi yang luas dan mendalam mengenai
Saat itu Yusril Ihza Mahendra, kawan syariah. ilmu hukum.
dekat Abdul Gani yang lebih dulu Menjelang usia 60, pada Agustus “Jangan sampai,” kata Abdul
berpredikat professor, memberi 2006, Abdul Gani menghadap Gani, “hakim hanya bisa berargumen
pidato. “Abdul Gani Abdullah ini orang Menteri Kehakiman dan HAM Hamid ‘pokoknya begini’.”
kampung yang jadi professor,” kata Awaluddin. Ia mengutarakan niatnya
(Rahmat Arijaya, Hermansyah)
Yusril. Abdul Gani pun terkekeh. untuk kembali ke kampus, sebagai

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 61


SOSOK

BIODATA
Nama : Prof. Dr. Abdul Gani Abdullah, S.H.
Tempat/Tgl Lahir : Bima, 17 Agustus 1946
Jabatan : Hakim Agung Mahkamah Agung RI dan Guru Besar Ilmu peradilan
Agama pada Fakultas Syariah IAIN Sunan Gunung Jati Bandung
Alamat : Jl. Kedoya Raya, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk,Jakarta Barat

Pendidikan
• 1960 - SR Negeri di Desa Ngali, Kabupaten Bima, NTB
• 1962 - SMP Muhammadiyah, Bima
• 1963 - PGA Negeri IV, Bima
• 1965 - PGAA Negeri, Bima
• 1971 - Sarjana Hukum, FH dan IPK Univ. Islam Djakarta (UID), Jakarta
• 1977 - Pendidikan Program Latihan Penelitian Agama (PLPA) Ang. I, Jakarta
• 1983 - Fakultas Pasca Sarjana Bidang Hukum, UI, Jakarta
• 1985 - Pendidikan Non-Gelar Administrasi Perguruan Tinggi, UI, Jakarta
• 1987 - Doktor dalam Ilmu Agama Islam, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Pengalaman Organisasi
• 1967-1971  Anggota Biasa HMI Cab. Jakarta
• 1968-1971  Pengurus HMI KOmisariat Univ. Islam Jakarta
• 1970-1972  Anggota Pengurus HMI Cab. Jakarta
• 1991-sekarang   Anggota Dewan Pakar ICMI Organisasi Wilayah Bogor
• 1995-skrg   Ketua ICMI Orsat Amaliah, Ciawi, Bogor

Pengalaman Kerja
• 1966-1967  Guru Ilmu Ukur dan Aljabar, PGAN IV Tahun, Bima
• 1967-1972  Guru SDN Lematang, Jakarta Pusat
• 1972-1974  Guru Agama Islam SMP Setia Kawan, Jakarta
• 1974-1975  Dosen Akademi Bank dan Keuangan, Jakarta
• 1974-1994  Pegawai Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama,Departemen Agama
• 1976-1978  Dosen FH Univ. Ibnu Chaldun, Jakarta
• 1976-1994  Dosen Luar Biasa Ilmu Hukum, Fakultas Syariah,IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
• 1984-1993  Kasubdit Tata Laksana Peradilan Agama, dan Kasubdit Hukum dan Perundang-
undangan
• 1987-sekarang   Dosen FH Univ. Djuanda, Bogor
• 1988-sekarang   Dosen FH Univ. Muhammadiyah, Jakarta
• 1989-sekarang   Dosen Luar Biasa Hukum Islam, FH UI, Jakarta
• 1992-sekarang   Arbiter Badan Arbitrase Muamalah Indonesia
• 1994-sekarang   Dosen pada Program Magister Ilmu Hukum PPS, Univ. Jayabaya, Jakarta
• 1995-1997  Dekan Fakultas Studi Islam, Univ. Djuanda, Bogor
• 1997-1998  Purek II Bidang Administrasi Umum dan Bidang Keuangan, Univ. Djuanda, Bogor
• 1997-sekarang   Dosen di Program Pasca Sarjana, IAIN Sunan Gunung Jati, Bandung
• 1998-1999  Purek II Bidang Akademik, Univ. Djuanda, Bogor
• 2000-2005 Dirjen Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM
• 2005-2006 Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Departemen Hukum dan
HAM
• 2006-sekarang Hakim agung Mahkamah Agung RI

62 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


POSTUR
SD M

M
eningkatkan kualitas Beberapa di antaranya didapat dari agung yang berkualifikasi akademik
sumberdaya manusia (SDM) kampus di luar negeri. Doktor, bahkan dua di antaranya
aparatur peradilan agama sudah bergelar professor, sejumlah
sangatlah penting. Salah satu upaya Mengapa Harus Doktor? pembaruan hukum telah dilahirkan,
yang ditempuh adalah mendorong Gencarnya sosialisasi program dok- mulai dari persoalan waris non-muslim,
aparat peradilan agama agar torisasi oleh Andi Syamsu Alam bukan- kewarisan anak tiri, kedudukan anak
melanjutkan pendidikan ke jenjang lah upaya gagah-gagahan, melainkan perempuan yang menghijab paman,
yang lebih tinggi lagi, seperti program didasari atas berbagai pertimbangan. hingga pengembangan asas personalitas
Magister (S-2) dan Doktor (S-3). Pertama, peradilan agama dihadap- keislaman dalam perkara ekonomi
Doktorisasi. Demikian istilah yang kan pada berbagai kritik yang berkaitan syari’ah.
dikhalayakkan oleh Ketua Kamar dengan mutu putusan yang dinilai ma- Ketiga, banyaknya hakim yang
Peradilan Agama MA Dr. H. Andi sih jauh dari memadai. Selain melalui bergelar Doktor akan menjadi asset
Syamsu Alam, S.H., M.H. Maksudnya, serangkaian bimbingan teknis yang penting bagi MA dalam mewujudkan
aparat peradilan agama perlu kuliah diselenggarakan oleh Badilag, menu- visinya untuk mewujudkan lembaga
hingga ke jenjang doktoral. “Kalau rut Andi Syamsu Alam, tantangan itu peradilan yang agung. “Dengan
belum doktor, belum sarjana,” ujarnya. perlu juga dijawab dengan peningkatan bertambahnya hakim yang bergelar
Belakangan ini gaung doktorisasi jenjang pendidikan hakim agama se- doktor seperti sekarang ini MA punya
di lingkungan peradilan agama kian cara formal. Asumsinya, terdapat kore- modal lebih untuk berbuat yang lebih
menggema. Para hakim dan aparat lasi positif antara peningkatan jenjang baik,” ujar mantan Ketua MA Prof. Dr.
peradilan agama lainnya sudah banyak pendidikan dan peningkatan kualitas Bagir Manan, S.H., MCL saat mengikuti
yang menyandang gelar paling tinggi putusan. “Hakim yang berkualitas, ujian promosi Dr. H. Hasbi Hasan, M.H.
universitas itu. Program studinya juga berintegritas, bermoralitas yang tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bermacam-macam, mulai dari hukum dan berwawasan luas akan melahirkan empat tahun yang lalu.
Islam yang mencakup hukum keluarga, putusan-putusan yang berkualitas den- Dalam perspektif pengembangan
hukum ekonomi syariah, Islam dan gan pertimbangan hukum yang kom- SDM, memiliki banyak hakim dok-
gender, ilmu falak, peradilan agama, prehensif,” ujarnya. tor ibarat memperbanyak asset-asset
sampai ilmu hukum, filsafat hukum, Kedua, peradilan agama memiliki yang tidak terukur (intangible assets).
politik hukum, dan hukum acara. kedudukan penting bagi upaya Menurut Robert S. Kaplan dan David P.
Berdasarkan data Badilag per Sep- pembaruan pemikiran hukum Islam di Norton dalam bukunya Strategy Maps:
tember 2013, ada 49 orang dari ling- Indonesia. Terlebih saat ini peradilan Converting Intangible Assets into Tan-
kungan peradilan agama yang telah agama dihadapkan pada tantangan gible Outcomes, intangible assets dapat
menyandang gelar Doktor. Jabatan 49 untuk menangani perkara-perkara dipergunakan untuk meraih keuntun-
orang itu beragam: mulai dari Wakil ekonomi syari’ah dan jinayah di Aceh. gan-keuntungan institusional yang
Ketua MA Bidang Non-Yudisial, Hakim Terkait dengan hal ini, pembaruan- lebih terukur secara manajerial. Dan
Agung, Ketua PTA, Hakim PA hingga pembaruan hukum yang dilakukan oleh mungkin inilah nilai lebih dari apa yang
Wakil Sekretaris PA. Yang menarik, ti- hakim-hakim agung Kamar Peradilan disebut sebagai doktorisasi di peradilan
dak semua gelar doktor itu diperoleh Agama menjadi contoh yang paling agama.
[Mohammad Noor, M Isna Wahyudi, Alimuddin]
dari perguruan tinggi di dalam negeri. konkret. Dengan tujuh orang hakim

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 63


POSTUR

Daftar Aparat Peradilan Agama Bergelar Doktor Per September 2013

NO NAMA LENGKAP JABATAN/ JUDUL DISERTASI


Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial. Judul disertasi: “Kebebasan
1 Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum. Hakim dalam Persfektif Filsafat Kebebasan Franz Magnis Suseno:
Relevansinya bagi Pembinaan Hakim Indonesia” 
Ketua Kamar Peradilan Agama MA. Judul disertasi: “Usia Perkawinan
2 Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H., M.H. dalam Perspektif Filsafat Hukum dan Kontribusinya bagi Pengembangan
Hukum Perkawinan Indonesia”.
Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.I.P,. M. Hakim Agung MA. Judul disertasi: “Reformasi Hukum Islam di Indonesia:
3
Hum. Tinjauan dari Aspek Metodologis, Legalisasi dan Yurisprudensi.”
Hakim Agung MA. Judul disertasi: “Rekonstruksi Hukum Kewarisan
4 Dr. H. Habiburrahman, M. Hum.
Islam di Indonesia.”
Hakim Agung MA. Judul disertasi: “Keputusan Lajnah Tarjih
5 Prof. Dr. H. Rifyal Ka’bah, M.A. Muhammadiyah dan Lajnah Bahsul Masail NU sebagai Keputusan
Ijtihad Jama’i di Indonesia.”
Hakim Agung Mahkamah Agung RI. Judul disertasi: “Kajian Hukum
Terhadap Sita Harta Bersama Berdasarkan Keadilan Dalam Rangka
6 Dr. H. Hamdan, S.H., M.H.
Pengembangan Hukum Perkawinan Indonesia Sebagai Tujuan Negara
Kesejahteraan”.
Hakim Agung MA. Judul disertasi: “Kajian Hukum terhadap Kedudukan
dan Hak Perempuan dalam Sistem Hukum Kewarisan Indonesia
7 Dr. H. Mukhtar Zamzami, S.H., M.H.
Dikaitkan dengan Asas Keadilan dalam Rangka Menuju Pembangunan
Hukum Kewarisan Islam”.
Ketua PTA Jakarta. Judul disertasi: “Kewenangan Pengadilan Agama
Pasca Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Perubahan Atas
8 Dr. H. Khalilurrahman, S.H, M.B.A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
Dihubungkan dengan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia dalam
Membangun Pengadilan Agama yang Dipercaya dan Kompetan.” 
Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh. Judul disertasi: “Kewenangan
Peradilan Agama Mengadili Sengketa Ekonomi Syari’ah: Analisis
9 Dr. H. Idris Mahmudy, S.H., M.H.
Terhadap Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008”.
Ketua PTA Bandung. Judul disertasi: “Penerapan Asas Mempersulit
10 Dr. H. Chatib Rasyid, S.H., M.H.
Perceraian dalam Pemeriksaan Perkara di Pengadilan Agama.”
Ketua PTA Surabaya. Judul disertasi: “Metode dan Prospek Penyelesaian
Perkara Perselisihan Hubungan Industrial Menurut Undang-undang
11 Dr. H. M. Rum Nessa, S.H, M.H
Nomor 2 Tahun 2004: Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI
Mengenai Perselisihan Hak dan Pemutusan Hubungan Kerja.” 
Ketua PTA Lampung. Judul disertasi: “Hukum Islam di Indonesia: Studi
12 Dr. H. Zainuddin Fajari, S.H, M.H
Hukum Ekonomi Syariah dalam Politik Hukum Nasional”.
Wakil Ketua PTA Banjarmasin. Judul disertasi: Metode Ijtihad Hukum
13 Dr. Nurdin Juddah, S.H., M.H.
Pengadilan Tinggi Agama Makassar Dalam Memutus Perkara.”
Wakil Ketua PTA Ambon. Judul disertasi: “Peradilan Agama dalam
14 Dr. H. A. Mukti Arto, S.H., M. Hum.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia.”
Wakil Ketua PTA Jakarta. Judul disertasi: “Dinamika Putusan MA
15 Dr. H. Edi Riadi, S.H., M.H. RI dalam Bidang Perdata Islam: Studi tentang Pergeseran Hukum
Perkawinan dan Kewarisan Islam tahun 1991-2007.”

64 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


POSTUR

NO NAMA LENGKAP JABATAN/ JUDUL DISERTASI


Sekretaris Ditjen Badilag MA. Judul disertasi: “Dinamika Hukum Islam
16 Dr. H. Farid Ismail, S.H, M.H dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia: Pembaruan Hukum
Islam Melalui Peradilan Agama.’’ 
Hakim Tinggi PTA Jakarta. Judul disertasi: “Hukuman Mati Bagi
17 Dr. Muh Saleh
Pelaku Pembunuhan di Indonesia dalam Perspektif Islam.”
Hakim Tinggi PTA Jakarta. Judul disertasi: “Problematika Pemahaman
18 Dr. Hj. Aisyah Ismail, S.H., M.H. Masyarakat Muslim Maros tentang Penyesaian Harta Bersama
(Implementasinya pada Pengadilan Agama Kabupaten Maros).”
Hakim Tinggi PTA Semarang. Judul disertasi: “Pengawasan dan
19 Dr. H. M. Arsyad Mawardi, S.H., M.H. Keseimbangan antara Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden dalam
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia.”
Hakim Tinggi PTA Yogyakarta. Judul disertasi: “Hakim Perempuan di
Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, S.H., M. Peradilan Agama: Studi Komparatif tentang Kedudukan Hukum Hakim
20
Hum. Perempuan Menurut Fuqoha dan Peraturan Perundang-undangan di
Negara-negara Muslim.”
Hakim Tinggi PTA Jakarta yang ditugaskan di Balitbangdiklatkumdil
21 Dr. H. Bunyamin Alamsyah, S.H., M.Hum. MA. Judul disertasi: “Kedudukan dan Kewenangan Komisi Yudisial
dalam Sistem Ketatanegaraan di  Indonesia”.
Hakim Tinggi PTA Bandar Lampung. Judul disertasi: “Keadilan Hukum
22 Dr. B. Madjdudin, M.H.
Islam dalam Kontrak Bisnis.”
Hakim Tinggi PTA Banten. Judul disertasi: “Prinsip-prinsip
23 Dr. H. Ahmad Fathoni, S.H., M.Hum.
Perasuransian Syariah dan Penerapannya di Indonesia”. 
Hakim Tinggi PTA Surabaya. Judul disertasi: “Dinamika Hukum
24 Dr. H. M. Sutomo, S.H., M.H. Kewarisan Islam di Indonesia: Studi atas Yurisprudensi Mahkamah
Agung RI Tahun 1991-2002”.
Hakim Tinggi PTA Jambi. Judul disertasi: “Sistem Peradilan Anak di
25 Dr. H. Mulyadi Z, S.Ag., M.Ag.
Indonesia: Perspektif Hukum Islam”.
Hakim Tinggi PTA Ternate. Judul disertasi: “Mediasi Perspektif Hukum
26 Dr. H. Wirhanuddin, MH
Islam: Studi Kasus di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Makassar.”
Hakim Yusitisial/Kabag Sespim MA. Judul disertasi: “Kompetensi
27 Dr. H. Hasbi Hasan, M.H.
Peradilan Agama dalam Perkara Ekonomi Syari’ah”.
Hakim Yustisial MA. Judul disertasi: “Filsafat Hermeneutika Sebagai
28 Dr. Fauzan, S.H., M.M., M.H. Metode Penemuan Hukum Yurisprudensi: Relevansinya Bagi
Pengembangan Hukum Indonesia”. 
Ketua PA Sengkang. Judul disertasi: “Pembagian Harta Warisan Secara
29 Dr. Hj. Charijah Damis, S.H., M.H. Damai: Analisis Putusan Pengadilan Agama di Sulawesi Selatan Tahun
2006-2010 Perspertif  Hukum  Islam”.
Ketua PA Jakarta Selatan. Judul Disertasi: “Perlindungan Hak-Hak Perempuan
30 Dr. H. Imron Rosyadi, M.H Pascaperceraian di Indonesia (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Agama se-
Propinsi Kepulauan Riau dalam Menerapkan Pasal 149 KHI)”.
Wakil Ketua PA Lumajang. Judul disertasi: “Kode Etik Hakim di
31 Dr. H. Akhmad Bisri Mustaqim, M.H. Pengadilan: Studi Problematika dalam Penegakan Hukum dan Keadilan
di Indonesia.”
Wakil Ketua PA Cikarang. Judul disertasi: “Kebijakan Pemerintah
32 Dr. Asadurrahman, M.H.
Indonesia tentang Hisab dan Rukyat”.
Wakil Ketua PA Depok. Judul disertasi: “Studi Hukum Kritis atas Undang-
33 Dr. Andi Akram, S.H., M.H. Undang Nomor 23 Tahun 2004  tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga”.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 65


POSTUR

NO NAMA LENGKAP JABATAN/ JUDUL DISERTASI


Wakil Ketua PA Bekasi. Judul disertasi: “Pengawasan  dalam  Perspektif 
34 Dr. H. Sirajuddin Sailellah, S.H., M.HI. Filsafat  Pancasila  dan Implementasinya  dalam  Lembaga   Peradilan 
Indonesia “ 
Kabag Ortala Ditjen Badilag MA. Judul disertasi: “Dinamika Kompetensi
35 Dr. Abu Tolhah, M.Pd. Peradilan Agama di Indonesia: Kajian tentang Kasus-kasus Penyelesaian
Sengketa Ekonomi.
36 Dr. Ahmad Mujahidin, M.H. Ketua PA Sleman. Judul disertasi: “Peradilan Satu Atap di Indonesia”
Hakim PA Sumber. Judul disertasi: “Politik Hukum Indonesia dan
Peradilan Agama: Interelasi antara Teori Hukum, Sosial Politik, Politik
37 Dr. H. Amin Mansyur, S.H., M.Hum.
Hukum dan Hukum Islam serta Korelasinya dengan Institusi dan
Kompetensi Peradilan Agama.”
Hakim PA Donggala. Judul disertasi: “Urgensi Penemuan Hukum Islam
38 Dr. H. Muh. Arasy Latif, Lc., M.A.
oleh Hakim pada Aspek Hukum Perbankan Syariah”
Hakim PA Kodya Malang. Judul disertasi: “Hakikat Penegakan Keadilan
Dr. H. Moh. Faishol Hasanuddin, S.H.,
39 dalam Peradilan Agama: Studi Putusan Pembatalan Nikah pada
M.H.
Pengadilan Agama Ambon.” 
Hakim PA Sidoarjo. Judul disertasi: “Penentuan Awal Bulan Islam
40 Dr. H. Sriyatin Shodiq, S.H., M.Ag. di Indonesia: Studi Terhadap Keputusan Menteri Agama RI tentang
Penetapan Tanggal 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 10 Zulhijah.”
Hakim PA Ketapang. Judul disertasi: “Islamic Financial Engineering:
41 Dr. H. Faisal Saleh, Lc., M.HI.
Transaksi Instrumen Derivatif di Pasar Keuangan Kontemporer.”
42 Dr. M. Kailani, S.H.,M.H Hakim PA Jakarta Timur. Judul disertasi:
Hakim PA Pare-Pare. Judul disertasi: “Keabsahan Data Elektronik
43 Dr. Muhammad Kastalani, SHI., MHI. sebagai Alat Bukti dalam Sistem Hukum Pembuktian Perdata Peradilan
Agama.”  
Hakim PA Bekasi. Judul disertasi: “Obyektivitas Perbuatan Zina dalam
44 Dr. Amin Muslich AZ
Norma Islam Sesuai dengan Kerangka Hukum Positif di Indonesia” 
Hakim PA Kalianda. Judul disertasi:
45 Dr. H. Nasich Salam, Lc. LLM
(‫ﺍﻟﻀﻮﺍﺑﻂ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻟﻠﺤﻮﺍﻓﺰ ﺍﳌﺼﺮﻓﻴﺔ ﺍﻟﺘﺴﻮﻳﻘﻴﺔ ﻭﺗﻄﺒﻴﻘﺎﺗﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﳌﺼﺎﺭﻑ ﺍﻻﺳﻼﻣﻴﺔ )ﺩﺭﺍﺳﺔ ﻣﻘﺎﺭﻧﺔ‬
Hakim PA Selong. Judul disertasi: “Implementasi Khuluk (Talak Tebus)
46 Dr. M. Basir, MH di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Makassar dan Korelasinya dengan
Perubahan Sosial.”
Hakim PA Sungguminasa. Judul disertasi: “Nilai Keadilan dalam Asas
47 Dr. Sultan, S.Ag., SH., MH.
Kebenaran Formal Perkara Perdata Perspektif Filsafat Hukum Islam.” 
Hakim PA Sungguminasa. Judul disertasi: “Legalisasi Nikah Sirri Melalui 
48 Dr. Mukhtaruddin Bahrum, S.HI., M.HI Isbat Nikah Menurut KHI: Studi Kasus pada Pengadilan Agama Sulawesi
Selatan Perspektif Fikih.” 
Panitera/Sekertaris PA Majalengka. Judul disertasi: “Bantuan Hukum
49 Dr. DIdi Kusnadi, M.Ag dalam Hukum Islam, Hubungannya dengan Undang-Undang Advokat
dan Penegakan Hukum di Indonesia.
Panitera Muda Banding PTA Palangkaraya. Judul disertasi: “Perlindungan
50 Dr. Ufie Ahdie, S.H., M.H
Hukum untuk Anak Pascaperceraian di Peradilan Agama”.
Wakil Sekretaris PA Sungguminasa. Judul disertasi: “Pengawasan Hakim
51 Dr. M. Usran, S.Ag., M.H
dalam Upaya Mewujudkan Peradilan yang Akuntabel”.
Cakim di PA Surakarta. Judul Disertasi: “Tahawul almasrof attaqlidi
52 Dr. Abu Jahid Darso Atmojo, LC., LL.M ila masrof Islami fil fiqhi al islami wa tatbiqotuhu fi indonesia, dirosah
muqoronah.”

66 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


POSTUR
P ER K A R A E KO N OM I S YA RI AH

Tantangan Setelah Putusan MK?


M
ahkamah Konstitusi membuat putusan yang ingin menyelesaikan sengketa melalui jalur litigasi, karena
bersejarah buat peradilan agama, Kamis kalau perkaranya terekspose dapat mempengaruhi persepsi
(29/8/2013). Melalui putusan terhadap perkara dan kepercayaan publik terhadap lembaga perbankan dan
Nomor 93/PUU-X/2012 itu MK menyatakan bahwa keuangan syariah yang bersangkutan. Keempat, kewenangan
penjelasan Pasal 55 ayat (2) UU 21/2008 tentang Perbankan Peradilan Agama dalam menyelesaikan sengketa ekonomi
Syariah bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak syariah belum diketahui secara luas oleh masyarakat umum,
mempunyai kekuatan hukum mengikat. sehingga masih sulit untuk mendapatkan pengakuan dalam
Dengan lahirnya putusan ini, maka satu-satunya tataran praktis.
lembaga peradilan yang berwenang menyelesaikan sengketa
perbankan syariah ialah pengadilan di lingkungan peradilan Banyak PR
agama. Penyelesaian sengketa juga dapat dilakukan di luar Pasca putusan MK, juga seiring dengan maraknya bisnis
lembaga peradilan seperti musyawarah, mediasi dan lembaga syariah dan semakin meningkatnya potensi terjadinya
arbitrase, asalkan disepakati dalam akad oleh para pihak. sengketa, perlu ada banyak hakim peradilan agama yang
mengikuti pelatihan penanganan sengketa ekonomi syariah.
Meningkat tipis Ke depan, pada setiap pengadilan di lingkungan peradilan
Jumlah perkara ekonomi syari’ah yang diterima oleh agama akan dibentuk satu majelis hakim yang memiliki
pengadilan agama di seluruh Indonesia terus meningkat keahlian khusus di bidang penyelesaian sengketa ekonomi
selama 6 tahun terakhir sejak 2007 sampai 2012, meski syariah. Saat ini peradilan agama terdiri dari 359 pengadilan
jumlahnya masih minim. Selama enam tahun terakhir jumlah tingkat pertama dan 29 pengadilan tingkat banding. Karena
perkara ekonomi syari’ah yang diterima meningkat dari 2 satu majelis terdiri dari tiga hakim, maka dibutuhkan sekitar
hingga 28 perkara. 1000 hakim untuk menangani sengketa ekonomi syariah.
Jumlah perkara ekonomi syari’ah tingkat pertama Saat ini, hakim peradilan agama yang pernah mengikuti
TAHUN DITERIMA DIPUTUS pelatihan ekonomi syariah belum sampai 500 orang. Mereka
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi yang
2007 2 1 berbeda-beda. Rinciannya, 400 hakim mengikuti pelatihan
2008 6 4 yang selenggarakan Balitbangdiklatkumdil MA, 30 hakim
2009 12 5 mengikuti pelatihan yang selenggarakan KY dan 26 hakim
mengikuti pelatihan yang selenggarakan BI.
2010 13 9 Dengan kondisi demikian, menurut Wakil Ketua MA
2011 11 5 Bidang Non-Yudisial Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum, perlu
2012 28 13 dilakukan akselerasi. Salah satu caranya dengan menetapkan
Dibandingkan dengan jumlah perkara keseluruhan yang tutor-tutor yang berasal dari lingkungan peradilan agama
ditangani peradilan agama, jumlah perkara ekonomi syariah sendiri. Para tutor yang memiliki pengetahuan dan
memang terbilang minim. Secara keseluruhan, selama tahun kemampuan lebih di bidang ekonomi syariah itu lantas
2012, pengadilan tingkat pertama di lingkungan peradilan menularkan pengetahuan dan kemampuannya kepada rekan-
agama menerima 404.857 perkara, dengan lebih dari 90 rekannya sesama hakim peradilan agama.
persen merupakan perkara di bidang perkawinan. Selain penyiapan SDM yang mumpuni, yang tidak kalah
Persoalan minimnya jumlah perkara ekonomi syari’ah penting menurut Ahmad Kamil ialah penyiapan seperangkat
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, selain aturan yang dapat digunakan hakim peradilan agama untuk
melalui jalur litigasi di peradilan agama, sengketa ekonomi memeriksa dan memutus perkara ekonomi syariah.
syariah dapat diselesaikan melalui jalur non-litigasi, Saat ini peradilan agama telah memiliki KHES (Kompilasi
misalnya dengan mediasi atau arbitrase, tergantung pada Hukum Ekonomi Syariah) sebagai hukum materiil. Sedangkan
kesepakatan yang tertuang dalam akad. Kedua, sebelum KHAES (Kompilasi Hukum Acara Ekonomi Syariah) sebagai
adanya putusan MK, sengketa perbankan syariah dapat hukum formil akan disahkan pada tahun 2014.
diajukan ke pengadilan negeri. Ketiga, ada kecenderungan “Kalau pedoman administrasi ekonomi syariah sudah
pihak perbankan dan lembaga keuangan syariah untuk tidak ada, ditambah KHAES, maka sudah lengkap,” tuturnya.[]

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 67


TOKOH KITA
D R . H . S YA M S U HA D I I RS YA D, S. H . , M . H U M
WAKIL KETUA MA NO N-Y UDIS IAL PE RTAM A

Cinta
Ilmu, Cinta
Peradilan
Agama

68 MAJALAH PERADILAN AGAMA E


Ed
Edisi
diisssii 2 | S
Sept
ept
ep
eptt - N
p No
Nov
ov 20
ov 2
2013
01
13
3
TOKOH KITA

L
ulus dari IAIN Yogyakarta, IKIP Muhammadiyah Purwokerto, tanpa kuliah hukum dan bergelar SH
sambil menenteng ijasah dan Unsoed Purwokerto. pun, pangkat hakim bisa tinggi.
dokumen-dokumen lainnya, Karir Pak Syamsu mulai menanjak Pak Syamsu gembira, lantaran
seorang pemuda menghadap Direktur pada tahun 1987, ketika ia dilantik gebrakannya itu menggema hingga
Pembinaan Peradilan Agama Depag. menjadi Ketua PTA Semarang, yang level nasional. Kesuksesannya
“Saya diterima sebagai dosen di membawahi PA-PA di wilayah Jawa memobilisasi para hakim peradilan
IAIN Yogyakarta, Pak,” kata pemuda Tengah dan Yogyakarta. agama di wilayahnya untuk meraih
itu, “Saya mohon Bapak Direktur “Saya adalah Ketua PTA Semarang gelar SH menjadi inspirasi buat para
berkenan member ijin saya untuk jadi yang pertama,” kata Pak Syamsu. hakim peradilan agama di pelbagai
dosen.” Sebelumnya, PA-PA di wilayah tersebut wilayah lainnya untuk menempuh
Sambil tersenyum, sang Direktur berada di bawah MIT yang kantornya langkah serupa.
menyahut, “Gimana Saudara ini. ada di Surakarta. Pada tahun 1992, Pak Syamsu hijrah
Peradilan agama kurang orang, Saudara Saat menahkodai PTA Semarang, ke Sumatera, setelah mendapat amanat
malah ingin melarikan diri. Nggak Pak Syamsu membuat gebrakan penting. untuk menjadi Ketua PTA Palembang,
boleh. Saudara di peradilan agama saja!” Ia memelopori para hakim peradilan yang wilayah hukumnya meliputi
Dialog itu terjadi empat puluh tahun agama di wilayahnya untuk kuliah Sumatera Selatan, Bengkulu dan
silam. Pemuda itu bernama Syamsuhadi lagi guna meraih gelar SH. Inisiatif itu Lampung. Pada mulanya Pak Syamsu
Irsyad. Sementara Direktur Pembinaan enggan bertugas di sana, karena kurang
Peradilan Agama yang dihadapinya lazim, seseorang yang pernah menjadi
adalah Prof Wasit Aulawi. “Sebenarnya Pak Bagir Ketua PTA di Jawa dipindahkan ke
Sudah sejak lama, Pak Syamsu— Sumatera. Namun, karena pimpinan
demikian sapaan akrabnya—jatuh
Manan mempersilakan saya menghendaki agar Pak Syamsu dapat
cinta pada dunia akademis. Meski saat memilih untuk jadi wakil merintis berdirinya PTA Bengkulu dan
itu ia lulusan PHIN (Pendidikan Hakim yang mana, tapi saya kan PTA Lampung, Pak Syamsu menerima
Islam Negeri) dan Fakultas Syariah tugas mulia itu.
IAIN Yogyakarta serta tercatat sebagai harus tahu diri. Saya wakil Tiga tahun kemudian, pada 1994,
pegawai di PA Malang, keinginannya non-yudisial saja. Sebab Pak Syamsu beralih tugas menjadi
untuk bisa mengajar terus menyala. saya punya pengalaman Ketua PTA DKI Jakarta, lalu menjadi
Namun apa daya, atasannya menolak Ketua PTA Bandung pada tahun 1996.
keinginannya untuk jadi dosen. di situ. Besar manfaatnya Setelah itu, karir Pak Syamsu terus
“Karena tidak dikabulkan, ya sudah, untuk peradilan agama,” menanjak. Pada tahun 1997 ia dilantik
saya kembali ke PA Purwokerto,” ujar menjadi Direktur Pembinaan Badan
Pak Syamsu, ketika diwawancarai Tim
kata Pak Syamsu. Peradilan Agama Depag.
Redaksi majalah Peradilan Agama, Pada saat menjadi Direktur inilah,
akhir Agustus 2013. muncul untuk merespons pandangan Pak Syamsu menghadapi situasi yang
Karir Pak Syamsu sebagai hakim negatif dari sebagian kalangan terhadap sangat dilematis. Kala itu, berdasarkan
dimulai di PA Purwokerto pada tahun hakim-hakim peradilan agama. “Ada keputusan MPR pada tahun 1998,
1973, setelah sebelumnya menjadi yang menganggap, sarjana syariah itu akan diadakan pemisahan yang tegas
panitera pengganti di PA Malang dari tidak mengerti hukum,” tutur suami antara lembaga yudikatif, legislatif dan
tahun 1960 hingga 1964 dan menjalani dari dr. Rafiah Djapiloes itu. eksekutif. Konkretnya, sebagai lembaga
tugas belajar di IAIN Yogyakarta pada Pak Syamsu lantas mengajak yudikatif, peradilan agama hendak
tahun 1965 hingga 1973. Universitas Muhammadiyah diboyong dari Depag ke MA. Depag
Tidak seperti sekarang, pada jaman Yogyakarta (UMY) sebagai mitra. keberatan. Sebagai Direktur yang
itu belum ada jenjang karir yang jelas. Setelah itu, hampir seluruh hakim berada di bawah Menag, Pak Syamsu
Pak Syamsu langsung menjadi Wakil peradilan agama di wilayah Jawa mendapat tugas berat untuk tetap
Ketua PA Purwokerto, meski baru saja Tengah dan Yogyakarta kuliah di sana, mempertahankan peradilan agama di
dilantik menjadi hakim. Tidak lama bahkan tidak sedikit pula panitera bawah Depag. Ia tak punya pilihan lain
kemudian, tepatnya pada tahun 1976 ia dan pegawai yang turut serta. Dengan selain menjadi bawahan yang loyal pada
dilantik menjadi Ketua PA Purwokerto. masa studi dua tahun, mereka akhirnya atasan.
Jabatan itu diembannya hingga 1987. berhasil meraih gelar SH. Dengan Meski loyal pada atasan, dan harus
Sembari menjadi hakim dan begitu, banyak hakim yang kemudian melakukan apa yang diinstruksikan
memimpin pengadilan, Pak Syamsu punya gelar ganda: Drs dan SH. pimpinan, sejatinya Pak Syamsu punya
membagi waktunya untuk mengajar di “Gelar itu bukan untuk meninggikan sikap sendiri. “Sebagai orang yang
berbagai kampus, yaitu UII Purwokerto, pangkat,” kata Pak Syamsu. Itu karena berpikir secara ilmu, sebenarnya saya

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 69


TOKOH KITA

memahami apa itu keputusan MPR dan calon hakim agung diusulkan saja oleh tinggi. Pak Syamsu kaget, karena ia
apa yang dikehendaki MA,” ujar bapak Ketua MA kepada Presiden. bukanlah pemiliki rekening itu. Selain
satu anak ini. Hanya satu tahun menjadi hakim itu, Pak Syamsu tidak pernah meminta
Menghadapi situasi dilematis agung, ia mendapat amanah untuk uang atau imbalan apapun untuk
tersebut, Pak Syamsu mengundang menjadi Ketua Muda Lingkungan menaikkan karir seseorang, baik untuk
seluruh Ketua PTA untuk rapat Peradilan Agama (Tuada Uldilag). naik pangkat atau jabatan, pindah
koordinasi di Jakarta. Tak disangka- Setelah itu karir Pak Syamsu terus tempat tugas, maupun promosi ke
sangka, para Ketua PTA itu malah menanjak. Pada tahun 2004, ia dilantik pengadilan yang kelasnya lebih tinggi.
membuat surat pernyataan yang pada menjadi Wakil Ketua MA Bidang Non- Hal ini ia tegaskan di mana-mana.
intinya menghendaki agar peradilan Yudisial bersama Marianna Sutadi Setelah diusut, ternyata rekening
agama berpindah dari Depag ke MA. yang menjadi Wakil Ketua MA Bidang itu dibikin oleh penipu, dengan
Surat pernyataan itu bahkan dibuat Yudisial. Saat itu Ketua MA adalah mencatut identitas Pak Syamsu, dan
di ruang kerja Pak Syamsu, tanpa Bagir Manan. dipergunakan untuk melakukan
sepengetahuan dan seizin dirinya “Sebenarnya Pak Bagir Manan penipuan. “Kemudian saya minta BI
sebagai Direktur. Sontak saja kejadian mempersilakan saya memilih untuk memblokir rekening tersebut,” kata Pak
itu berbuntut panjang. Pak Syamsu jadi wakil yang mana, tapi saya kan Syamsu.
‘diadili’ oleh Menag bersama Dirjen dan harus tahu diri. Saya wakil non-yudisial Pada tahun 2007 Pak Syamsu
Sekjen Depag. saja. Sebab saya punya pengalaman di purnatugas sebagai Wakil Ketua
“Ya, bagaimana lagi. Nyatanya situ. Besar manfaatnya untuk peradilan MA Bidang Non-Yudisial, sekaligus
orang peradilan agama lebih senang agama,” kata Pak Syamsu. memungkasi pengabdiannya di lembaga
ke MA,” kata Pak Syamsu. Pada Saat menjadi hakim agung, peradilan yang telah dilakoninya
akhirnya, proses penyatuatapan empat Tuada Uldilag, hingga Wakil Ketua selama 47 tahun.
lingkungan peradilan di bawah MA MA Bidang Non-Yudisial, hampir Khatam berkiprah di lembaga
tidak bisa dielakkan. Peradilan agama setiap hari Pak Syamsu memeriksa peradilan, Pak Syamsu kembali ke lahan
pun, sesuai ketentuan UU 4/2004 dan memutus perkara perdata dan pengabdian yang lain: kampus. Ya,
tentang Kekuasaan Kehakiman, harus pidana, selain perkara perdata agama sebagai bukti kecintaannya pada ilmu,
berada di bawah MA, baik dari segi tentunya. Buatnya, memeriksa dan Pak Syamsu kembali ke Universitas
yudisial maupun administrasi, SDM, memutus perkara pidana tidaklah sulit. Muhammadiyah Purwokerto (UMP)
dan anggaran. “Secara umum sebenarnya gampang. dan menjadi rektor di situ sejak tahun
Setelah malang-melintang di PA, Aturannya jelas, pelanggarannya apa, 2007 hingga sekarang. Di kampus yang
PTA dan Depag, pada tahun 2000 Pak kejahatannya apa. Yang tidak jelas itu sama, sewaktu masih bernama IKIP
Syamsu mulai mengabdikan dirinya rentang hukumannya, misalnya apakah Muhammadiyah, Pak Syamsu pernah
di MA ketika ia menjadi hakim agung. tiga tahun atau enam tahun,” tuturnya. menjadi rektor selama tiga periode,
Ia berhasil menjadi Tidak mengalami kesulitan berarti mulai 1976 hingga 1988.
hakim agung dalam bidang yudisial, justru Pak Di usianya yang ke-69,
setelah melewati Syamsu pernah mengalami situasi pada tahun 2009, Pak
fit and proper yang kurang mengenakkan di Syamsu juga membuktikan
test pertama bidang non-yudisial. Ceritanya, kecintaannya pada
di DPR. suatu ketika ada seorang ilmu setelah berhasil
sebelumnya, wakil ketua pengadilan tinggi meraih gelar doktor
menghubunginya. Orang dari UI. Ia berhasil
tersebut mengatakan bahwa mempertahankan
ia telah menyetor Rp 10 juta disertasi berjudul
ke rekening BCA atas nama “Mahkamah
Syamsuhadi Irsyad agar bisa
menjadi ketua pengadilan

70 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


TOKOH KITA

Syar’iyah dalam Sistem Peradilan BIODATA - Ketua PTA Bandung 1996-1997


Nasional” di bawah promotor Prof. Dr. Nama lengkap : Dr. H. Syamsuhadi - Direktur Pembinaan Badan
Jimly Asshiddiqie, SH. Irsyad, S.H., M.H. Peradilan Agama Depag 1997-2000
Kepada hakim-hakim peradilan Lahir : Sleman, 21 Januari 1940 - Hakim agung MA 2000-2001
agama yang masih mengabdi saat Istri : dr. Rafiah Djapiloes - Ketua Muda Urusan Lingkungan
ini, Pak Syamsu berpesan agar tetap Anak : Fajar Nur Hijri, S.T. Peradilan Agama MA 2001-2004
menuntut ilmu, bahkan kalau bisa - Wakil Ketua MA Bidang Non-
setinggi mungkin. Selain itu, Pak Pendidikan Yudisial 2004-2007
Syamsu juga berharap para hakim - Sekolah Rakyat Muhammadiyah Karir di perguruan tinggi
muda dapat meneladani generasi- Sleman 1947-1953 - Dosen Fakultas Tarbiyah UII
generasi terdahulu, terutama dalam hal - Pendidikan Guru Agama Pertama Purwokerto 1973-1976
semangat memperjuangkan eksistensi Negeri (PGAPN) 1953-1957 - Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan
peradilan agama. - Pendidikan Hakim Islam Negeri IKIP Muhammadiyah Purwokerto
Pak Syamsu juga berharap agar para (PHIN) 1957-1960 1979-1983
hakim agama dapat memutus perkara - Fakultas Syariah IAIN Sunan - Dosen Fakultas Peternakan Unsoed
yang ditanganinya sebaik-baiknya Kalijaga Yogyakarta 1965-1973 Purwokerto 1974-1981
agar tercipta keadilan. Meski putusan - Fakultas Hukum Universitas - Pembantu Rektor III Bidang
yang baik itu bersifat relatif, bagi Pak Muhammadiyah Yogyakarta 1989- Kemahasiswaan IKIP
Syamsu, bukan berarti putusan yang
1992 Muhammadiyah Purwokerto 1974-
baik itu tidak bisa dibuat.
- Magister Hukum Universitas 1976
Putusan yang adil, menurut Pak
Muhammadiyah Jakarta 1994- - Rektor IKIP Muhammadiyah
Syamsu, adalah putusan di mana orang
1998 Purwokerto 1976-1988 (tiga
yang kalah menjadi paham bahwa
- Program Doktor Fakultas Hukum periode)
dirinya memang harus menjadi kalah
karena ada kelemahan-kelemahan Universitas Indonesia Jakarta - Dosen Fakultas Syariah IAIN/UIN
tertentu. “Walaupun relativitas itu 2003-2009 Syarif Hidayatullah Jakarta 2000-
ada, sebenarnya kita masing-masing 2007
punya pikiran, pertimbangan, dan Karir di lembaga peradilan - Rektor Universitas Muhammadiyah
jangan lupa mohon kepada Allah agar - PNS (panitera pengganti) PA Purwokerto 2007-2015 (dua
kita diarahkan membuat putusan yang Malang 1960-1965 periode)
adil,” pungkasnya. - Tugas belajar di IAIN Yogyakarta
[Achmad Cholil, Mahrus Abdurrahim,
Hermansyah]
1965-1973
- Wakil Ketua PA Purwokerto
1973-1976
- Ketua PA Purwokerto 1976-
1987
- Ketua PTA Semarang 1987-
1992
- Ketua PTA Palembang 1992-
1994
- Ketua PTA DKI Jakarta 1994-
1996

MAJALAH
MA
MAJA
AJA
JALA
LMAJALAH
AH PERADILAN
PERA
PERAD
DI
PERADILAN
IL
LA
AN AGAMA
AG
AGAM
AMAAGAMA
diissii 2 |September
Edisi
Ed
Edi
Ed Sept
S
Se
ept
pt - N
Nov
ov 2
ov 2013
013
01 71
71
KISAH NYATA

K ISAH S U K S E S MED I AS I

SENGKETA WARIS DAN


WIN-WIN SOLUTION
telah menjual sejumlah batang pohon
karet yang tumbuh di atas lahan milik
almarhum Fulan. Saudara-saudara
almarhum Fulan mengajukan gugatan
waris disertai permohonan sita jaminan
dengan menggunakan jasa pengacara
dari salah satu perguruan tinggi di
Lampung Utara.
Penulis melihat bahwa dalam surat
gugatan tersebut ada pihak ahli waris
lain yang belum dilibatkan, yaitu
saudara dari almarhumah Fulanah,
yang berhak mendapatkan bagian
warisan dari almarhumah Fulanah.
Harta warisan almarhumah Fulanah
berupa separoh dari harta bersama
antara almarhumah Fulanah dengan
■ Penulis (mengenakan kemeja biru) bersama para pihak yang bersengketa setelah melakukan
mediasi almarhum Fulan. Almarhum Fulan
mendapat separoh dari harta warisan

D
i tengah anggapan yang almarhum Fulan dan almarhumah almarhumah Fulanah, yaitu ¼ harta
berkembang bahwa pelak- Fulanah tidak memiliki anak, namun bersama, sedangkan sisanya (¼ harta
sanaan mediasi di lingkungan mereka mengasuh dua orang anak bersama) dibagi untuk para saudara
peradilan hanyalah formalitas perempuan. Almarhumah Fulanah almarhumah Fulanah.
belaka, penulis ingin berbagi kisah meninggal terlebih dahulu sebelum Memang, dengan adanya pihak lain
keberhasilan mediasi dalam perkara almarhum Fulan. yang berkepentingan dalam gugatan
waris di Pengadilan Agama Kotabumi, Pada saat almarhumah Fulanah tersebut tetapi tidak dilibatkan,
Lampung Utara. meninggal belum ada pembagian harta maka dapat saja mediasi dinyatakan
Rabu, 25 Januari 2012, penulis warisan. Setelah almarhum Fulan tidak layak. Namun, penulis memiliki
ditunjuk sebagai hakim mediator oleh meninggal dunia, dan meninggalkan keyakinan bahwa perkara ini dapat
seorang ketua majelis hakim yang harta warisan berupa tanah dan diselesaikan melalui mediasi. Kemudian
memeriksa suatu perkara. Penulis pun bangunan rumah, para saudara penulis memulai mediasi.
segera mempelajari surat gugatan itu. almarhum Fulan menggugat dua Mengawali mediasi yang dilakukan
Ternyata itu sengketa warisan. orang anak asuh almarhum Fulan yang di mushalla pengadilan Agama
Dalam surat gugatan itu dijelaskan secara tidak langsung telah menguasai Kotabumi—untuk menghindari kesan
almarhum Fulan menikah dengan harta warisan almarhum Fulan. Salah formal, kaku dan mencari nuansa
almarhumah Fulanah. Selama menikah satu dari kedua anak asuh itu juga religius—penulis memperkenalkan

72 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


KISAH NYATA

diri, kemudian menyapa para pihak warisan almarhumah Fulanah antara Fulan dengan almarhumah Fulanah?
yang bersengketa dengan memanggil suami almarhumah Fulanah dengan Penulis menjelaskan bahwa secara
nama dan menanyakan asal mereka. saudara almarhumah Fulanah, namun hukum, memang anak asuh tidak
Selanjutnya penulis menjelaskan hal itu belum dilakukan. berhak atas harta warisan almarhum
tentang kedudukan dan peran penulis Harta warisan almarhumah Fulan dan almarhumah Fulanah.
sebagai mediator, tenggang waktu Fulanah berupa separoh dari harta Namun demikian, penulis meminta
pelaksanaan mediasi, dan pentingnya bersama antara almarhumah Fulanah kepada ahli waris untuk berempati,
mediasi untuk menyelesaikan sengketa. dengan almarhum Fulan. Almarhum yaitu merasakan apa yang dirasakan
Penulis juga menjelaskan bahwa Fulan mendapat separoh dari harta oleh orang lain. Penulis meminta
betapa penyelesaian sengketa melalui warisan almarhumah Fulanah, yaitu kepada ahli waris untuk merasakan apa
persidangan dapat cukup melelahkan, ¼ harta bersama, sedangkan sisanya yang dirasakan oleh almarhum Fulan
menghabiskan banyak waktu, pikiran, (¼ harta bersama) dibagi untuk dan almarhumah Fulanah terhadap
tenaga, dan biaya. kedua anak asuh perempuan mereka,
Pada awalnya, penulis berupaya yang diasuh sejak bayi.
mengarahkan para pihak yang Tentu, almarhum Fulan dan
bersengketa pada satu titik yang Penulis meminta almarhumah Fulanah memiliki rasa
dapat menyatukan mereka. Penulis cinta dan kasih sayang terhadap kedua
menyampaikan bahwa bagaimanapun kepada ahli waris anak asuh mereka. Selain itu, almarhum
seorang yang meninggal itu, yang mati untuk merasakan apa Fulan dan almarhumah Fulanah tentu
hanya jasadnya, tapi ruhnya tidak, tidak sampai hati melihat kedua anak
dan bisa jadi jika ruh almarhum pun yang dirasakan oleh asuh mereka ditinggalkan begitu saja
mengetahui sengketa yang sedang tanpa diberi harta peninggalan untuk
terjadi di antara orang-orang dekat dan
almarhum Fulan dan membantu kehidupan mereka. Begitu
dicintainya. Tentu saja, ruh almarhum almarhumah Fulanah juga sebaliknya, kedua anak asuh
itu tidak akan berkenan melihat hal ini almarhum Fulan dan almarhumah
terjadi. Kedua, sebagai ahli waris, kita terhadap kedua anak Fulanah juga memiliki kasih sayang
harus bersyukur, karena tanpa jerih asuh perempuan mereka, dan peran dalam mengurus almarhum
payah yang berarti dalam memperoleh Fulan dan almarhumah Fulanah ketika
harta peninggalan almarhum, kita yang diasuh sejak bayi. memasuki usia senja, sampai akhirnya
dapat memperoleh rizki secara tiba- meninggal.
tiba, dan sebagai bentuk syukur itu Oleh karenanya, penulis meminta
kita jangan sampai bersengketa dalam kepada ahli waris untuk tidak menutup
pembagian harta warisan. para saudara almarhumah Fulanah. mata dan memberikan sebagian
Kemudian, penulis menjelaskan Dengan demikian secara keseluruhan, harta warisan kepada kedua anak
bahwa ada pihak-pihak yang belum perbandingan harta warisan almarhum asuh tersebut. Ini untuk memenuhi
dilibatkan dalam perkara tersebut, Fulan dengan almarhumah Fulanah rasa keadilan dan memenuhi nilai
yaitu saudara dari almarhumah adalah 3 : 1, harta warisan alamarhum kepatutan. Mengenai besarnya, penulis
Fulanah. Saudara dari almarhumah Fulan adalah ¾ dari harta bersama menyerahkan kepada para ahli waris,
Fulanah merupakan ahli waris untuk dibagi oleh saudara-saudara namun penulis membuat analogi
almarhumah Fulanah, selain almarhum almarhum Fulan, dan harta warisan dengan kasus anak angkat. Anak
Fulan,  ketika almarhumah Fulanah almarhumah Fulanah adalah ¼ dari angkat secara hukum berhak mendapat
meninggal dan berhak atas harta harta bersama untuk dibagi oleh bagian harta warisan maksimal 1/3
warisan almarhumah Fulanah. Pada saudara-saudara almarhumah Fulanah. dari harta warisan orang tua angkat
saat almarhumah Fulanah meninggal, Nah, kemudian bagaimana dengan melalui wasiat wajibah. Secara formal,
seharusnya ada pembagian harta kedua anak asuh perempuan almarhum memang ada beda antara anak asuh

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 73


KISAH NYATA

dengan anak angkat, tetapi secara banyak berperan dalam memperoleh sejumlah batang pohon karet yang
kedekatan emosional, kekeluargaan, harta warisan, selain itu kalau kedua terlanjur ditebang dan dijual oleh
kasih sayang orang tua terhadap anak, pewaris saja tidak mempersoalkan salah satu anak asuh, para ahli waris
dan sebaliknya tidak ada bedanya. masalah itu, apakah patut bagi kita tidak mempersoalkan, tetapi mereka
Karena pada mediasi pertama untuk mengungkit-ungkit masalah meminta kepada anak asuh untuk
pihak dari saudara almarhumah tersebut. Tampaknya, mendengar tidak menjual batang pohon karet yang
Fulanah belum dilibatkan, maka jawaban penulis, pihak saudara belum ditebang dan masih produktif.
penulis meminta para pihak untuk almarhumah Fulanah dapat menerima. Permintaan para ahli waris itu pun
melibatkan saudara almarhumah Selanjutnya dari seluruh diterima oleh anak asuh yang telah
Fulanah pada mediasi selanjutnya. harta warisan almarhum Fulan dan menjual batang pohon karet, dengan
Penulis memberikan nomor kontak konsekuensi harus mengembalikan
penulis kepada para pihak untuk Oleh karenanya, uang pembelian atas batang pohon
mempermudah komunikasi, dalam karet yang telah dijual tetapi belum
mengatur jadwal pertemuan penulis meminta ditebang. Akhirnya, win-win solution
selanjutnya, begitu juga para pihak
kepada ahli waris pun tercapai melalui mediasi.
penulis minta untuk saling bertukar Setelah tercapai kesepakatan,
nomor kontak. Dalam hal ini, tidak untuk tidak menutup penulis membantu para pihak untuk
perlu lagi biaya relaas panggilan untuk merumuskan kesepakatan perdamaian,
mediasi, sehingga tidak menambah
mata dan memberikan dan para pihak menginginkan agar
beban para pihak. sebagian harta warisan kesepakatan perdamaian tersebut
Dalam mediasi kedua, Senin, dikuatkan dalam akta perdamaian.
13 Februari 2012, para pihak kepada kedua anak Sebelum sidang kedua, Rabu, tanggal
yang bersengketa hadir, dengan
asuh tersebut. 15 Februari 2012, penulis membacakan
menghadirkan perwakilan dari kesepakatan perdamaian di hadapan
saudara almarhumah Fulanah. Dalam almarhumah Fulanah, para ahli waris para pihak, setelah semuanya sepakat,
pertemuan tersebut, pihak dari sepakat untuk memberikan sebagian kemudian penulis meminta para pihak
saudara almarhumah Fulanah sempat harta warisan untuk kedua anak asuh untuk menandatangani kesepakatan
keberatan jika dalam pembagian harta perempuan pewaris. Sementara sisanya, perdamaian, begitu pula penulis
bersama antara almarhum Fulan dan dibagi antara ahli waris almarhum Fulan sebagai mediator. Untuk mengabadikan
almarhumah Fulanah masing-masing dengan ahli waris almarhumah Fulanah momen yang membahagiakan ini,
mendapat separuh bagian. Hal ini, dengan ketentuan pembagian 3:1, yaitu penulis mengajak kepada para pihak
karena menurutnya almarhumah ¾ untuk ahli waris almarhum Fulan untuk berfoto bersama di depan
Fulanah lebih berperan dalam dan ¼ untuk ahli waris almarhumah mushalla PA Kotabumi.
memperoleh harta bersama. Fulanah. Demikianlah sepenggal pengalaman
Menanggapi keberatan tersebut, Kedua anak asuhpun merasa tidak penulis ketika bertugas sebagai
penulis menyampaikan bahwa penulis keberatan dan menerima bagian dari mediator. Semoga bermanfaat dan
dapat memahami, namun penulis harta warisan yang disepakati oleh para mampu menyemangati teman-teman
menjelaskan bahwa kedudukan kita ini ahli waris serta tidak akan menguasai ketika bertugas sebagai mediator.[]
hanya sebagai ahli waris, yang hanya harta warisan yang bukan menjadi (Muhamad Isna Wahyudi)
menerima harta warisan dan tidak hak mereka. Sementara terkait dengan

74 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


INSPIRASI
P R O F. D R . H . B AG I R M A N AN, S. H. , M C L
Ketua M a hka ma h Ag u n g R I Pe rio d e 2 0 0 1 - 2 0 0 8

Sang Pembaru MA yang


Diterima di Mana-mana

75 MAJALAH
MAJALAH
PERADILAN
PERADILAN
AGAMAAGAMA
Edisi 2 |September
Sept - Nov 2013 75
INSPIRASI

S
uatu ketika, selaku Ketua Islam. Selain itu, ia telah cukup lama keluarga adalah mengutuhkan kembali
Mahkamah Agung (MA), Bagir bergaul dengan pimpinan-pimpinan keluarga yang akan pecah. Itu perinsip-
Manan mengadakan kunjungan peradilan agama sewaktu masih perinsip baru yang kita tegakkan,”
kerja ke daerah. Di sana, yang mula- bernaung di bawah Depag. ujarnya.
mula dikunjunginya adalah pengadilan Jika menengok ke belakang, jauh Melihat perkembangan peradilan
tinggi dan pengadilan negeri. Ia sebelum menjadi Ketua MA, Bagir agama saat ini, Bagir Manan mengaku
memperhatikan kebersihan dua Manan sesungguhnya sudah sering turut bergembira. Kini eksistensi
pengadilan itu, dan ia puas. Setelah berinteraksi dengan pimpinan peradilan peradilan agama kian kokoh dan
itu ia beserta rombongan beranjak ke agama. Ia juga turut memberikan kompetensinya bertambah. “Dulu,
pengadilan agama. Ternyata pengadilan sumbangsih pemikirannya untuk karena lanjutan dari masa kolonial,
itu kurang bersih. Bagir Manan peradilan agama. peradilan agama dianggap kelas dua di
kecewa. Ia pun lekas mengumpulkan Ketika untuk kali pertama dalam lingkungan peradilan,” ujarnya.
para pejabat, hakim dan pegawai di sejarah, peradilan agama memiliki Selain memiliki kewenangan
pengadilan agama itu, lalu memberi UU sendiri, yakni UU 7/1989, Bagir menerima, memeriksa dan mengadili
pengarahan. Manan terlibat aktif dalam penyusunan perkara-perkara perdata Islam,
“Memang hadis mengenai peraturan pelaksanaan UU tersebut. kini peradilan agama juga punya
kebersihan itu dihafal oleh hakim-hakim “Saya anggota tim karena saya waktu kewenangan di bidang ekonomi
agama, tapi yang melaksanakannya itu adalah staf ahli menteri kehakiman,” syariah dan pidana Islam di Aceh.
hakim peradilan umum,” kata Bagir ungkapnya. Menurut Bagir Manan, hal itu perlu
Manan, yang langsung disambut tawa Saat itu Bagir Manan mengusulkan disyukuri.
orang-orang di hadapannya. agar peradilan agama bisa mengeksekusi “Kalau lingkungan peradilan
Bagir Manan, yang sebelumnya sendiri putusannya, tanpa perlu agama ini lebih kuat, misalnya hukum
berkarir di Departemen Kehakiman dan melibatkan lingkungan peradilan ekonomi syariah bisa dapat jalan dan
di lingkungan kampus, pada mulanya lainnya. Dengan begitu, peradilan sebagainya, itu sudah bisa menolong
adalah hakim agung non-karir. Meski agama tidak lagi menjadi peradilan umat luar biasa,” tuturnya.
begitu, tiada hambatan yang berarti semu. Apa yang diperjuangkan Bagir Dari segi manajemen, menurut
baginya untuk menjalin hubungan dan Manan itu kemudian membuahkan Bagir, peradilan agama juga punya
kedekatan dengan berbagai kalangan di hasil. peluang untuk terus menjadi lebih
lembaga peradilan. Selain soal eksekusi tadi, Bagir besar, karena setelah satu atap,
Ketika menjadi Ketua MA pada Manan juga mengusulkan agar
periode 2001-2008, Bagir Manan para hakim peradilan
berusaha mengayomi seluruh agama selalu berusaha
lingkungan peradilan yang beratap di mendamaikan para pihak
MA, termasuk peradilan agama. yang sedang bersengketa
Bagir Manan merasa beruntung, ia dalam perkara cerai, tidak
dapat diterima oleh warga peradilan hanya pada tahap awal
umum. Itu karena ia adalah orang persidangan, tapi juga
kampus. “Banyak hakim yang pernah sepanjang persidangan,
kumpul sama saya sebagai mahasiswa bahkan upaya damai itu
atau sebagai apa, sehingga merasa: mestinya bisa dilakukan
ah, kita ditegur oleh kawan sendiri,” di tingkat banding dan
ungkapnya. kasasi. Dengan begitu,
Bagir Manan juga merasa secara tidak langsung,
beruntung dapat diterima oleh warga Bagir Manan berusaha
peradilan agama. Jika ia menegur mengubah paradigma
aparat peradilan agama, mereka tidak hakim peradilan agama:
tersinggung. “Mereka merasa ditegur dari menceraikan ke
oleh saudaranya sendiri,” ucapnya. merujukkan.
Itu terjadi, menurut Bagir, karena “Fungsi peradilan
sejak mahasiswa ia aktif di organisasi agama terutama menyangkut perkara

76 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


INSPIRASI

peradilan agama berkedudukan setara yang terpenting, menurutnya, bukan diri atau minder. “Saya setuju bahwa
dengan lingkungan peradilan lainnya. soal gelar Doktor itu, melainkan hakim agama itu tawadu, rendah
Aspek manajemen itu setidaknya substansinya. hati, tapi tidak berarti bahwa tawadu
meliputi anggaran dan SDM. “Jangan sampai kita jadi doktor ilmu itu tempat bersembunyi rendah
Meski demikian, Bagir Manan hukum di sana-sana hanya karena kita diri; tempat bersembunyi untuk
mewanti-wanti, agar warga peradilan ingin kelihatan hebat sebagai doktor menunjukkan kekurangan kita,”
agama tidak melupakan soal yang lebih ilmu hukum, tapi kewajiban keulamaan ujarnya.
substansial. “Yaitu bagaimana kita kita jadi nomor dua,” pesannya. Bagir Manan merasa perlu
meningkatkan mutu peradilan agama, Bagir Manan juga berpesan agar mengingatkan kembali soal identitas,
mutu para hakim,” ungkapnya. hakim peradilan agama tidak terlalu karakter dan sikap tawadu yang
Hakim peradilan agama, dogmatis. Hakim peradilan agama perlu berlebihan itu bukan tanpa sebab.
menurutnya, harus terus meningkatkan terus menggali hukum dari sumbernya “Dulu, saya sering bergurau begini:
kemampuannya dalam membuat untuk menciptakan keadilan. “Sekarang Oh, kalau hakim agama itu tandanya
putusan yang berkualitas. Hal itu bisa kita masih kurang sekali kemampuan kalau pakai safari, safarinya yang sudah
ditempuh dengan cara mengikuti untuk menggali atau bahasa kerennya belel, pecinya sudah kuning. Nggak
pelatihan-pelatihan atau mengadakan berijtihad soal itu,” kritiknya. boleh seperti itu ya. Bukan tawadu itu,”
diskusi-diskusi untuk membahas isu- Lebih dari itu, menurut Bagir ucapnya.
isu hukum terkini. Manan, hakim peradilan agama harus Ya, begitulah Bagir Manan. Bahkan
Secara khusus, Bagir Manan mempunyai identitas dan karakter, hal-hal terkecilpun dicermatinya. Bisa
memberi apresiasi positif terhadap yang dapat dikenali dari cara berpikir jadi, itu adalah wujud rasa sayangnya
banyaknya warga peradilan agama yang dan bersikap sehari-hari. pada peradilan agama. (*)
berusaha meraih jenjang pendidikan Bagir Manan tidak ingin melihat [Mahrus Abdurrahim, Ahmad Zaenal Fanani,
Hermansyah]
tertinggi, bahkan jadi doktor. Tapi lagi ada hakim peradilan yang rendah

Dari 500 Miliar Menjadi 5,5 Triliun


Bagir Manan dikenal sebagai sosok tinggalkan, anggaran MA mencapai pernah bercita-cita menjadi seorang
yang menjadi peletak dasar pembaruan 5,5 triliun,” tutur Bagir Manan, kepada Dirjen, hakim agung, apalagi menjadi
di MA setelah era Orde Baru. Sejak di- Tim Redaksi majalah Peradilan Agama, Ketua MA. Cita-citanya sejak semula
lantik menjadi Ketua MA oleh Presiden akhir Agustus lalu. adalah menjadi pendidik.
Abdurrahman Wahid pada tahun 2001 Bagi Bagir Manan, menjadi seorang Meski lebih suka berkecimpung di
hingga purnabhakti sebagai Ketua MA pimpinan lembaga tinggi negara seperti dunia akademis, Bagir Manan tetap
pada 2008, ia berhasil melakukan berb- MA bukanlah pekerjaan enteng, meski membuka diri bila diberi amanah un-
agai perubahan positif. sebelumnya ia cukup berpengalaman tuk memangku jabatan di luar dunia
Cetak Biru Pembaruan MA mulai di birokrasi dan kampus. Agar sukses akdemis. Itu dibuktikannya ketika ia
disusun saat ia menjadi Ketua MA. Ket- memimpin MA, yang diperlukan bukan diminta menjadi Direktur, lalu menjadi
erbukaan informasi di pengadilan juga saja kemampuan manajerial, tapi juga Dirjen di Depkeh, hakim agung di MA,
dipeloporinya. Tidak hanya itu, proses keberanian untuk bertanggung jawab dan akhirnya menjadi Ketua MA. Ke-
penyatuatapan empat lingkungan peradi- apabila institusi yang dipimpinnya tika diberi amanah, ia hanya berusaha
lan di bawah MA juga terjadi pada masa menghadapi suatu persoalan. untuk menjalankan amanah itu sebaik-
ia menjadi Ketua MA. Dan salah satu “Kalau ada kesulitan, biar saya yang baiknya.
pencapaiannya yang paling nyata ialah tanggung jawab,” tandasnya. “Saya berusaha untuk sebaik-bai-
meningkatnya alokasi anggaran MA. Berasal dari Lampung, lalu kuliah knya dalam batas-batas kemampuan
“Sewaktu saya masuk, anggaran MA di Bandung, Amerika, dan balik lagi ke yang terbatas itu,” ujar professor yang
hanya Rp 500 miliar, tapi ketika saya tanah air, Bagir Manan mengaku tidak kin menjadi Ketua Dewan Pers itu. (*)

MAJALAH
MAJALAH
PERADILAN
PERADILAN
AGAMAAGAMA
Edisi 2 |September
Sept - Nov 2013 77
INSPIRASI

CURRICULUM VITAE PEKERJAAN: Indonesia (Jakarta), Universitas


Nama : Prof. Dr. H. Bagir Manan, 1. Anggota DPRD Kodya Bandung, Muhammadiyah (Jakarta),
SH., M.CL 1968-1971 Universitas Islam Indonesia
Tempat & Tgl. Lahir : Lampung, 6 2. Staf Ahli Menteri Kehakiman, 1974- (Yogyakarta), Universitas Gajah
Oktober 1941 1976 Mada (Yogyakarta), Universitas
Agama: Islam 3. Dekan Fakultas Hukum UNISABA Lampung dan Universitas Islam
Isteri : Dra. Hj. Komariah Bandung, 1977-1979 Bandung
Anak : Savitri Manan, SE.Ak 4. Pj. Rektor UNISBA Bandung, 1984- 12. Rektor UNISBA Bandung, 2000-
Kemal Manan, SH 1986 2009
Firman Manan, S.Sos 5. Direktur Perundang-undangan 13. Anggota Komisi Nasional
Ditjen Hukum dan Perundang- Ombudsman
PENDIDIKAN: undangan, Departemen Kehakiman 14. Hakim Agung Mahkamah Agung RI,
1. Fakultas Hukum UNPAD, Bandung, RI, 1990-1995 26 September 2000
1967 6. Ketua Perkumpulan Ahli 15. Ketua Mahkamah Agung RI, 2001-
2. Master of Comparative Law, Perundang-undangan Indonesia 2008
Southern Methodist University Law 7. Direktur Jenderal Hukum dan 16. Ketua Dewan Pers, 2010-Sekarang
School, Dallas, Texas, USA, 1981 Perundang-undangan, Departemen
3. Doktor Ilmu Hukum Tata Negara Kehakiman RI, 1995-Mei 1998 KARYA ILMIAH:
UNPAD, Bandung, 1990 8. Ketua Bagian (Ketua Jurusan) Prof. Bagir Manan telah menerbitkan
4. Program of Government and Ilmu Hukum Tata Negara, Fakultas puluhan buku yang sebagian besar
Analysis of Government System, Hukum UNPAD Bandung, 1995- berisi tentang ketatanegaraan,
The Academy for Educational 1999 perundang-undangan, hak asasi
Development, Washington DC, 9. Ketua Umum Yayasan Pendidikan manusia dan peradilan. Prof. Bagir juga
USA, 1993 Islam UNISBA Bandung, 1997-2000 telah menulis ratusan makalah ilmiah
5. De Studie van Administratief Rechlter 10. Ketua Paguyuban Hak Asasi yang dipresentasikan dalam seminar,
Voorbereiding Van Een Proefchrift, Manusia (PAHAM) Fakultas Hukum workshop, konferensi dan pertemuan
Nederlandse voor Jurisdische UNPAD, 1998-Sekarang baik yang berskala nasional maupun
samenwerking met Indonesia, 11. Guru Besar Luar Biasa pada internasional di dalam maupun di luar
Leiden, Belanda, 1997-1998 Program Pascasarjana Universitas negeri.■

■ Bagir Manan bersama tim redaksi Majalah Peradilan Agama

78 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


PA INSPIRATIF
PA BA L I K PA PA N

T
iga orang ibu muda tengah duduk senang dengan adanya ruangan itu. Ia panjar biaya perkara. Dengan ramah
di lantai dalam sebuah ruangan dapat duduk santai bersama anaknya. petugas meja informasi memberikan
bersama anak-anak kecil. Dua “Saya senang anak saya bisa bermain informasi yang dibutuhkan pencari
di antara mereka sedang menunggu di ruangan ini sambil menunggu keadilan. Bagi mereka yang tidak
panggilan sidang perceraian. Satu persidangan”, ujarnya. mampu bisa memanfaatkan layanan
orang lagi bersiap menjadi saksi di Tak hanya tempat mainan anak. “pos bantuan hukum” secara gratis.
persidangan. Masing-masing bersama Di sudut ruangan juga tersedia Semua biaya beperkara terpampang
seorang anak kecil berumur sekira 3 tempat khusus untuk ibu menyusui. secara transparan. Biaya perkara
tahunan. Dindingnya dilukis gambar dora emon langsung dibayarkan di sebuah counter
Anak-anak kecil itu bermain di dan angry bird, permainan kesukaan bank yang terdapat dalam gedung
sebuah ruangan khusus dengan girang. anak-anak saat ini. Ketersediaan ruang tersebut. Setelah perkara selesai
Seolah tak pernah tahu masalah yang menyusui menjadi cermin kepedulian diputus, pencari keadilan bisa juga
dihadapi kedua orang tuanya. Setelah terhadap kebutuhan vital kaum ibu langsung mengambil putusan dan
lelah bermain, lantas mereka duduk di yang menyusui bayinya. akta cerai di gedung ini. Demikian juga
pangkuan ibunya. Itulah kreasi pelayanan publik yang dengan uang sisa panjar, dapat diambil
Sekilas, ruangan yang terletak dibuat oleh Pengadilan Agama (PA) di loket kasir.
di sebelah ruang tunggu sidang itu Balikpapan. PA yang diresmikan oleh “Ruang pelayanan ini bertujuan
tampak biasa saja. Namun, ketika mantan Ketua MA, Prof. Bagir Manan, memudahkan pencari keadilan.
masuk ke dalam, ruangan itu tampak yang terletak di pintu gerbang Provinsi Kita tunjukkan kepada masyarakat
istimewa karena sengaja didesain Kalimantan Timur ini terus berupaya bahwa pengadilan kita ini bersih,
sebagai tempat bermain anak-anak. memberikan pelayanan maksimal transparan dan akuntabel,” ujar Drs.H.
Lantainya dilapisi gabus plastik. Papan melalui penyediaan fasilitas bagi Muhammad Hasbi, M.H., mantan
seluncuran dan mainan kuda-kudaan pencari keadilan. ketua PA Balikpapan yang saat ini telah
juga dipasang tak ubahnya tempat dipromosi menjadi hakim tinggi di
permainan anak pada umumnya. Ruang Pelayanan Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru.
Ketersediaan fasilitas anak tersebut Di belakang gedung utama berlantai
bermanfaat. Minimal, mengurangi tiga, terdapat sebuah gedung khusus Area Steril
kekalutan orang tuanya yang sebentar untuk “one stop service”. Di gedung Pengadilan Agama Balikpapan
lagi memasuki ruang sidang. ini semua kebutuhan pencari keadilan memahami betul pentingnya “area
Salah seorang ibu, sebut saja Shanti dilayani. Ada mesin antrean sidang, steril”. Hakim memasuki ruang sidang
(bukan nama sebenarnya) mengatakan brosur prosedur beracara, dan banner yang berada di lantai satu melalui

MAJALAH
MAJALAH
PERADILAN
PERADILAN
AGAMAAGAMA
Edisi 2 |September
Sept - Nov 2013 79
PA INSPIRATIF

Sistem informasi perkara yang bernama SIADPA Plus berjalan


baik. Penggunaan aplikasi SIMPEG untuk manajemen SDM
terus dibenahi.
Satu hal lainnya yang sangat membantu pencari keadilan
dalam mengakses perkembangan perkara yang ditangani
majelis hakim adalah jadwal persidangan online. Para pihak
bisa mengaksesnya melalui menu yang tersedia di website.
Suatu ketika ada pihak berperkara menelpon kepada
petugas mengucapkan terimakasih atas bentuk transparansi
persidangan di PA Balikpapan. Ia yang sedang bekerja di
laut mengaku mudah memantau perkembangan perkaranya
hanya dengan browsing di internet. Sebuah kemajuan
menggembirakan ketika IT dimanfaatkan sebagai instrumen
pelayanan publik.
Di samping itu, untuk meningkatkan kinerja pegawai, di
sebuah tangga khusus. Dengan demikian tidak ada interaksi
seluruh ruangan dipasang CCTV (Closed Circuit Television).
antara hakim dan pencari keadilan. Pegawai lain juga dilarang
Sehingga ketua pengadilan bisa memantau kinerja semua
melakukan interaksi yang tidak pantas dan tidak wajar di
pegawai melalui CCTV tersebut.
pengadilan. Ini untuk menjaga imparsialitas pengadilan.
Ketua PA Balikpapan, Drs. Marzuki Rauf, S.H, M.H
mengatakan bahwa PA ini terus melakukan pembenahan.
Pendaftaran Online
“Kedepan kita akan buat arsip digital,” ujarnya.
Untuk memudahkan pencari keadilan mendaftarkan
perkara, layanan pendaftaran perkara online juga disediakan.
Apresiasi Dirjen Badilag
Pendaftaran online ini dapat diakses di website resmi PA
Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama (Dirjen
Balikpapan di www.pa-balikpapan.net. Di sebelah kanan atas
Badilag), Purwosusilo pernah dua kali berkunjung ke PA
halaman website ada banner “pendaftaran perkara online”.
Balikpapan. Ia sangat mengapresiasi PA tersebut atas semua
Ketika diklik, pengunjung langsung diarahkan cara
kreasi dan pelayanan terbaik yang diberikan kepada pencari
mendaftar. Langkah awal adalah mengisi email dan password.
keadilan.
Lalu pendaftar diminta memilih jenis perkara yang diajukan.
“Saya senang dengan kreasi yang dibuat oleh PA
Langkah selanjutnya adalah mengisi data penggugat dan
Balikpapan. Semoga Pengadilan Agama yang lain juga bisa
tergugat.
membuat kreasi-kreasi demi pelayanan terbaik kepada
Penggugat lalu mengupload dokumen surat gugatan yang
pencari keadilan,” ujarnya.
telah ia ketik sendiri. Format filenya berbentuk pdf. Langkah
terakhir adalah mengupload hasil scan bukti pembayaran. [Rahmat Arijaya dan Achmad Fauzi]
Di halaman website juga disuguhkan informasi rinci
tentang prosedur pendaftaran secara
online. Nomor rekening bank juga
disebutkan. Selain itu, juga tersedia
contoh formulir surat gugatan.
Pendaftaran online diproses pada jam
kerja. Bila sebuah perkara didaftarkan
di luar jam kerja, maka akan diproses
pada hari berikutnya. Pengubahan surat
gugatan yang telah diupload hanya bisa
dilakukan pada persidangan.

Terus Tingkatkan Kinerja


Pemanfaat IT di PA Balikpapan
terbilang bagus. PA ini pernah
mendapatkan award dari Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen
Badilag) untuk pengembangan websiste.

80 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


IBRAH

HAKIM LAUT
CINA SELATAN
Oleh: Khaimi, S.H.I.
(Hakim PA Tarempa, Kepulauan Riau)

B
erbekal surat pengangkatan sebagai Hakim, Agama Tarempa tetap mampu bekerja dalam menjalankan
perjalanan menuju tempat dinas dimulai. Tarempa, tugas sebagai abdi negara yang baik.
itulah tempat tugas yang ingin saya tuju. Sebuah Bertugas sebagai hakim di Pengadilan Agama Tarempa di
daerah yang jauh yang berada di Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Anambas menyisakan kenangan dan
Saking terpencilnya daerah ini, hingga tahun 2010 ia tidak pelajaran hidup yang tak ternilai. Masyarakat di sini memiliki
terdeteksi oleh Google Maps. tata kehidupan yang agamis dan indah. Mereka tidak pernah
Butuh 3 hari untuk sampai ke “Bumi Kayuh Serentak mengeluh akan minimnya fasilitas transportasi dan askes
Langkah Sepijak” ini dari tempat asalku di Aceh. Saya informasi. Kehidupan mereka memberikan pelajaran untuk
mulai rute perjalanan darat dari Banda Aceh ke Medan. tidak mudah menyerah dengan kehidupan yang serba minim
Lalu perjalanan melalui udara dari Medan ke Pekanbaru ini.
lalu ke Tanjung Pinang. Dari Tanjung Pinang inilah, saya Saya mendapatkan banyak pengalaman yang berharga
melanjutkan perjalanan ke Tarempat dengan menggunakan dan tak terlupakan bertugas di daerah ini. Saya ingin berbagi
kapal. pengalaman-pengalaman tersebut dalam tulisan ini.
Perjalanan panjang dan lama itu tidak pernah
menyurutkan semangatku untuk pergi kesana. Dipercaya Eksekusi Putusan
menjadi abdi negara merupakan anugerah besar buatku. Walaupun terbilang belum lama dilantik menjadi seorang
Saya pernah menandatangani Surat Pernyataan “bersedia hakim, saya telah dipercaya oleh Ketua Pengadilan Agama
ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah RI”. Saya tidak Tarempa untuk menjadi ketua majelis. Ini menjadi tantangan
pernah menyesal menandatangani surat itu. Jiwa petualang tersendiri bagi saya. Saya harus mampu mengemban
yang ada dalam diriku selalu memberikan semangat yang luar tanggung jawab ini dengan meningkatkan pengetahuan,
biasa dalam diriku. kemampuan dan pengalaman selama menjadi calon hakim.
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki luas wilayah Pada tahun 2010, Pengadilan Agama Tarempa menerima
46.664,14 Km2. Luas daratannya hanya 592,14 Km2 atau permohonan eksekusi. Permohon ini diajukan terhadap
1,27 %. Luas lautannya 46.033,81 Km2 atau 98,73 %. Ketika putusan damai yang diputus pada tahun 2008. It was really
berada di kapal, saya hanya melihat pemandangan laut nan challenging. Hingga tahun 2010, Pengadilan Agama Tarempa
luas tak berujung. Sebuah keindahan yang tidak semua orang baru kali ini menerima dan menangani perkara eksekusi.
bisa merasakannya. Subhanallah. Dapat dibayangkan bagaimana hebohnya unsur kepaniteraan
Di tempat asal, saya terbiasa hidup dengan nuansa sebagai bagian yang berwenang menjalankan eksekusi ini.
perkotaan. Di Tarempa, bisingnya suara kapal nelayan, Ketika itu saya merasa program mutasi menjadi penting.
pemandangan serba laut dan bahasa melayu kepulauan yang Secara tidak langsung, pengalaman yang kita peroleh semasa
khas memberikan warna tersendiri dalam kehidupanku. bertugas di tempat sebelumnya akan menjadi pengalaman
Sebagai hakim junior, saya harus segera beradaptasi. yang berharga di tempat baru. Saya bersama rekan-rekan
Petuah dan resep dari hakim senior sangat membantuku hakim dan teman-teman di kepaniteraan saling berbagi
dalam menghadapi kondisi serba minus ini. Mereka bilang, pengalaman dan pengetahuan tentang pelaksanaan eksekusi.
“motivasi pengabdian harus ditanamkan dalam hati”. Dengan Ini sangat membantu kami melaksanakan eksekusi tersebut.
pengabdianlah rekan-rekan hakim dan pegawai di Pengadilan Ada peristiwa yang menarik dalam pelaksanaan eksekusi

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 81


IBRAH

ini. Gara-gara terbatasnya alat transportasi, para pihak yang menunjukkan kesabaran itu. Seringkali, kami menunggu
berseteru rela “berdamai” dengan cara berbagi tempat dalam para pihak hingga persidangan baru usai sore hari. Mereka
satu pompong (penamaan masyarakat setempat untuk kapal datang sangat terlambat di pengadilan.
kayu bermesin). Bahkan, saya lihat mereka bercanda dan Kami sangat memahami kenapa mereka datang
berbagi cerita kehidupan keseharian mereka. Terkesan tidak terlambat. Kondisi alam yang sulit menjadi faktor utama
ada sengketa di antara mereka. kenapa mereka terlambat. 93 persen wilayah Tarempa terdiri
Umumnya, permohonan eksekusi muncul karena adanya dari laut. Butuh 2 jam untuk sampai ke kantor Pengadilan
unsur ketidakpuasan para pihak dan ketidak-taatan para Agama Tarempa karena harus menempuh perjalanan laut.
pihak dalam menjalankan isi putusan. Karena itu, faktor non- Butuh kebijakan tersendiri untuk memahami kesulitan para
teknis sangat berpengaruh dalam pelaksanaan eksekusi ini. pencari keadilan. Laporan atas kemungkinan kehadiran para
Keluwesan hakim dan petugas eksekusi pihak dari Jurusita Pengganti sangat
akan situasi sosiologis dan demografi
Biaya hidup tergolong membantu untuk memutuskan apakah
masyarakat terbukti sangat membantu. sidang dilanjutkan atau ditunda.
Sebuah putusan telah dibuat secara sangat mahal di daerah ini. Lagi-lagi kondisi alam yang sulit
detail dengan argumentasi yang sangat Hanya ikan dan senyuman menjadi persoalan lain bagi pencari
kuat dan kokoh. Namun, kadangkala keadilan. Biaya transportasi menjadi
saja yang murah di sini
putusan mendapatkan kendala yang sangat mahal. Biaya tranportasi
sangat berarti untuk dieksekusi di antar pulau berkisar antara Rp300
lapangan. Di sinilah dibutuhkan ribu hingga Rp600 ribu untuk sekali
kepiawaian lisan dan pengetahuan yang mumpuni untuk jalan. Hal ini membuat asas peradilan cepat, sederhana
menjelaskan isi putusan tersebut. Kecakapan menjelaskan biaya ringan menjadi tidak terpenuhi sehingga diperlukan
isi putusan sangat membantu masyarakat pencari keadilan kebijakan yang tepat dan tidak melanggar aturan. Hal ini
untuk memahami putusan yang diberikan. disiasati dengan cara penyesuaian hari sidang dengan
Eksekusi akhirnya berhasil dilaksanakan. Rencananya, hari pasar di pulau setempat demi menghemat biaya yg
eksekusi dilaksanakan di tiga pulau. Tak disangka, para pihak dikeluarkan para pihak. Mengapa hari pasar? Pada hari
bisa saling memahami dan berdamai. Mereka sepakat untuk pasar, ada kapal yang bisa membawa mereka dari pulau
tidak melanjutkan eksekusi yang mestinya dilanjutkan pada ke ibu kota kabupaten. Mereka hanya membayar kurang
dua pulau berikutnya. Mereka sadar kondisi geografis tentu dari Rp50 ribu. Sementara, pada hari biasa mereka harus
akan menyulitkan pelaksanaan eksekusi. menyewa kapal dengan harga sekitar Rp500 ribu atau lebih,
Para pihak menyatakan setuju untuk menjalankan isi tergantung jarak pulau dengan ibukota kabupaten.
putusan. Pemohon eksekusi akhirnya menyatakan mencabut
permohonannya. Demi kepastian hukum dan untuk Keterbatasan bukan alasan
mencegah permohonan eksekusi terjadi lagi, para pihak Biaya hidup tergolong sangat mahal di daerah ini. Hanya
minta pelaksanaan isi putusan tersebut disaksikan oleh ikan dan senyuman saja yang murah di sini. Walaupun
hakim dan petugas eksekusi. Untuk menghargai keinginan demikian, kami tidak pernah mengeluh soal ini. Kami tetap
tersebut, kami menyaksikan mereka melaksanakan isi menjalani kehidupan dengan sabar dan penuh semangat.
putusan tersebut. Jumlah pegawai di sini terbilang sedikit. Banyak jabatan
Eksekusi berakhir dan para pihak saling berjabat tangan, struktural yang kosong. Kondisi demikian tidak mengurangi
saling merangkul dalam suasana kebahagiaan dan diakhiri performa kerja kami. Kami saling membantu dan bahu-
dengan makan bersama. Uniknya, walaupun mereka membahu dalam bekerja. Profesionalisme dalam bekerja
bersengketa dalam pembagian harta, mereka rupanya telah tetap kami jaga.
sepakat untuk mempersiapkan menu makan siang untuk Ini hanya sekelumit pengalaman saya bertugas di pulau
pelaksanaan eksekusi tersebut. Subhanallah. yang sangat terpencil ini. Saya yakin rekan-rekan saya yang
lain punya cerita yang juga sangat menarik. Sudah banyak
Menunggu untuk bersidang alumni dari pulau ini seperti Drs. Affandi, Mashudi, S.H, Drs.
Ada cerita lain yang juga menarik. Ini tentang kesabaran Burhani dan Helson Dwi Putra, S.Ag dan rekan seperjuangan
dan ketangguhan. Kesabaran tidak hanya diperlukan bagi saat ini M.Kadafi Bashari, S.HI, M.Reza Fahlepi, S.HI, Hasyim
seorang pemancing ikan tapi juga bagi aparat peradilan. Al-Qadri, S.Ag, M.H dan Romy Maulana, S.HI.
Hakim dan kepaniteraan Pengadilan Agama Tarempat telah Salam aok…!!!

82 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


AKTUAL
BA D I LAG

BADILAG DAN BIMAS ISLAM JALIN KERJASAMA

Ditjen Badilag MA dan Ditjen Bimas Islam Kemenag sepakat


menjalin kerja sama dalam bidang pelayanan isbat nikah dan
pertukaran informasi. Kesepakatan itu dituangkan dalam
MoU yang ditandatangani oleh Dirjen Badilag Purwosusilo dan
Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Ahad (9/7/2013) dalam Rapat
Koordinasi Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah di Hotel
Mercure, Ancol, Jakarta.

KHAES AKAN DISAHKAN TAHUN 2014

SEKDITJEN BADILAG RAIH GELAR DOKTOR

Kompilasi Hukum Acara Ekonomi Syariah (KHAES) akan disahkan


tahun 2014 mendatang. Hal itu disampaikan Wakil Ketua
Sekretaris Ditjen Badilag Farid Ismail meraih gelar Doktor Ilmu MA Bidang Non Yudisial Dr. H. Ahmad Kamil, SH., MH, saat
Hukum dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan yudisium memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi Badilag dengan
sangat memuaskan, Sabtu (29/6/2013). Disertasinya berjudul Ketua dan Wakil Ketua PTA/MSA seluruh Indonesia di Jakarta,
“Dinamika Hukum Islam dalam Peraturan Perundang-undangan Kamis malam 13 September 2013.
di Indonesia: Pembaruan Hukum Islam Melalui Peradilan Agama".

DIRJEN BADILAG DAN 4 PIMPINAN PERADILAN


DRAF PEDOMAN SIDANG SATU ATAP BERHASIL DISUSUN AGAMA DIUNDANG AIPJ KUNJUNGI AUSTRALIA

Dirjen Badilag, seorang Ketua PTA dan tiga orang Ketua PA


Ketua Kamar Peradilan Agama Andi Syamsu Alam, Dirjen mendapat kehormatan diundang dan difasilitasi AIPJ (Australia
Badilag Purwosusilo, bersama perwakilan AIPJ Cate Samner dan Indonesia Partnership for Justice)-AusAID, berkunjung ke
Wahyu WIdiaana mengadakan pertemuan, (27/08/2013) guna beberapa lembaga dan LSM di kota Melbourne Australia, Sabtu 29
mematangkan draf Pedoman Pelayanan Terpadu Sidang Isbat di Juni 2013. Ini untuk mengkaji pelaksanaan bantuan hukum dan
Pengadilan Agama. pelayanan hukum.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 83


AKTUAL

PEMBINAAN KETUA MA DI KOTA SABANG ACEH

Ketua MA Hatta Ali melakukan pembinaan untuk


empat lingkungan peradilan se-wilayah Aceh di
gedung DPRD Sabang, Kota Sabang, Rabu (4/9/2013).
Hatta Ali menyampaikan beberapa isu penting,
antara lain kemandirian peradilan, pelayanan hukum,
kepemimpinan, serta kredibilitas dan transparansi
pengadilan.

BADILAG GELAR KAJIAN HUKUM PERDATA AGAMA DAN


BALITBANG DIKLAT MINTA HAKIM JADI TENAGA AHLI
LAUNCHING HISAB RUKYAT CENTER

Ditjen Badilag melakukan kajian hukum perdata agama dan


Kepala Balitbang Diklat Kumdil MA Siti Nurdjanah, SH, MH
sekaligus melauncing Hisab Rukyat Center di Bogor, 30 Juli 2013.
meminta para hakim menjadi tenaga ahli di satkernya masing-
Acara ini dihadiri oleh Ketua Kamar Peradilan Agama Dr. H.
masing. Hal itu disampaikannya dalam penutupan Diklat
Syamsu Alam, S.H.,M.H dan seluruh hakim agung agama.
Sertifikasi Hakim Ekonomi Syariah dalam lingkungan peradilan
agama dan Sertifikasi Hakim Perikanan dalam lingkungan
peradilan umum di Pusdiklat MA Megamendung.
PTA MANADO SOSIALISASI HASIL RAKOR BADILAG

SIDANG KELILING ALA MS MEULABOH

KPTA Manado Hasan Muhammad melakukan sosialisasi hasil


MS Meulaboh melaksanakan sidang keliling di Kecamaatan Rapat Koordinasi yang diadakan oleh Ditjen Badilag, Selasa
Beutong Kabupaten Nagan Raya, Selasa 17 September 2013. (17/09/2013). Peningkatan mutu putusan menjadi salah satu hasil
Diperlukan 2 jam perjalanan untuk menempuh lokasi sidang Rakor. Selain itu, hakim dan pegawai peradilan agama disarankan
keliling ini. untuk meningkatkan kualitas SDM nya melalui pendidikan formal.

84 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


AKTUAL

PA DUMAI DAN PEMKO GELAR SIDANG ISBAT


NIKAH MASAL

Pengadilan Agama Dumai dan Pemerintah Kota Dumai (Pemko)


bekerjasama dalam menggelar sidang perkara isbat nikah masal di
Balai Kota Sri Bunga Tanjung Pemko Dumai, Kamis 5 September
2013.

KETUA MS ACEH SOSIALISASIKAN HASIL RAKOR


DENGAN BADILAG

SIDANG KELILING PA STABAT DENGAN SIADPA

Ketua MS Aceh Dr. H. Idris Mahmudy, SH., MH mensosialisasikan


hasil Rakor yang diadakan oleh Ditjen Badilag. Sosialisasi ini dii-
kuti oleh Wakil Ketua Drs. H. M. Jamil Ibrahim, SH., MH, Panit-
era/Sekretaris Drs. H. Syamsikar dan Hakim Tinggi serta pejabat
struktural dan fungsional (18/09/2013).
Pengadilan Agama Stabat menggunakan aplikasi SIADPA dalam
pelaksanaan sidang keliling di Kantor Urusan Agama Barandan
RAPAT KOORDINASI VERIFIKASI DAN VALIDASI Barat (02/09/2013).
PELAPORAN PERKARA DI PTA MAKASSAR
PTA MALUKU UTARA PERINGATI HUT MA KE 68

PTA Makassar melaksanakan Rakor, Minggu 8 September 2013. Pengadilan Tinggi Agama Maluku Utara mengadakan Upacara
Acara ini dibuka oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar Peringatan Ulang Tahun Mahkamah ke-68, Senin (19/08/2013).
Drs. H. Alimin Patawari, S.H., MH. , dan dihadiri oleh Dirbinadmin KPTA Maluku Utara, Drs. H. Bahruddin Muhammad, SH.MH.
Tukiran , S.H., M.H., Pansek PTA Makassar Bapak Drs. H. Agus membacakan Pidato Ketua Mahkamah Agung yang isinya antara
Zainal Mutaqien, S.H dengan dua narasumber yaitu Bapak Drs. lain menghimbau warga Peradilan agar menjaga prilakunya, karena
Iskandar Raja, S.H., M.H serta Helmi Indra Mahyudin dari Timnas prilaku adalah cerminan nilai-nilai yang hidup dalam institusi itu
Siadpa. sendiri.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 85


INSIGHT
PA KA R LUA R N EG ERI

P r o f. J o h n R . B o we n

“Hakim yang bijaksana putusannya harus bisa


dilaksanakan dan memenuhi rasa keadilan
masyarakat”

D
iantara banyak ilmuan luar Ya, meskipun sedikit-sedikit (hukum) kekeluargaan.
negeri yang memberikan dari jauh. Terutama (perkembangan
perhatian yang cukup besar peradilan agama) di tingkat lokal, Apa yang membuat Prof. tertarik
terhadap perkembangan seperti di Aceh dan Makassar. ke Aceh? kenapa tidak daerah lain?
hukum Islam dan Peradilan Agama di Ada Tiga hal. Pertama, sejak dulu
Indonesia adalah Prof. John Richard Sejak kapan punya perhatian ke saya tertarik tentang sejarah zaman
Bowen. Guru besar dari Washington Peradilan Agama? dulu. Hubungan antara perdagangan
University in St. Louis yang fasih Sejak tahun 1980-an waktu saya di dunia yg melintasi Selat Malaka dan
berbahasa Indonesia, Gayo (Aceh) Takengon, Aceh Tengah. kedatangan agama-agama melalui
dan Perancis serta paham Bahasa Awalnya saya datang rute itu juga. Ada agama Hindu,
Arab, Belanda dan Italia ini telah ke Takengon (akhir Budha dan Islam. Dan (saya
menghasilkan seabrek tulisan (buku, 1970-an) bukan juga tertarik dengan) sejarah
artikel jurnal, penelitian, dan makalah) untuk menyelidiki penjajahan yang berkaitan
tentang Masyarakat, Islam, Hukum tentang hukum dengan sejarah Takengon.
Islam dan pengadilan. Islam tetapi tentang Sejarah Aceh juga sangat
Spesialisasi Prof. John R. Bowen budaya dan sejarah menarik karena semua
adalah pada bidang-bidang comparative Gayo. Hampir semua unsur-unsur pembaruan
social studies of Islam, political theory aspek dari kehidupan datang lebih dulu ke Aceh,
and cultural pluralism, cultures of sosial masyarakat melalui Aceh.
legal reasoning, religion and ritual, Gayo memang diatur Kedua, daerah Gayo
immigration; Indonesia and Southeast oleh pengertian mereka itu adalah daerah
Asia; France, Britain and Western Europe. tentang agama yang tidak
Tim redaktur Majalah Peradilan Islam, terlebih pernah
Agama berkesempatan mewawancarai tentang
guru besar yang juga penggemar kopi masalah
hitam ini di sela-sela kesibukannya
menggawangi International Conference
on “Resistance and Accommodation: Law,
Women and Property in Contemporary
Indonesia” yang diselenggarakan oleh
Sekolah Paskasarjana UIN Jakarta
bekerjasama dengan Andromaque Proj-
ect pada tanggal 28 Agustus 2013 lalu.
Berikut adalah ringkasan wawancara
yang berlangsung sekitar 40 menit.
Prof. selama ini mengikuti
perkembangan Peradilan Agama?

86 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept


eptt - No
Nov
Nov 2
ov 20
2013
01
13
3
INSIGHT

dan kasusnya masuk ke pengadilan,


mereka (hakim, red) akan mencari
jalan untuk tidak memutuskan perkara
tersebut dengan misalnya berkilah
bahwa perkara itu sebelumnya sudah
diselesaikan melalui jalan musyawarah
sebelum ke pengadilan.
Hakim-hakim itu kurang berani
memutus perkara seperti itu mungkin
karena waktu itu keadaanya belum
aman dan peranan hukum adat masih
cukup kuat di tengah masyarakat Gayo.
Keadaan seperti itu berlangsung sejak
tahun 1950-an sampai awal 1980-an.
Tetapi kemudian sejak tahun 1990-
an keatas sampai dengan tahun 2000-
an mereka yang menjadi hakim sudah
lebih berani, karena mungkin sudah
punya pendidikan hukum Islam yang
■ Prof. John Bowen berpose bersama tim redaksi majalah Peradilan Agama usai wawancara, ditemani oleh lebih ekstensif, dan ada juga kekuatan
Dr. Arskal Salim, dosen University of Western Sydney, Australia (paling kiri)
pemerintah yang lebih terasa. Mereka
diselidiki. Ada sebuah buku karangan Aceh? misalnya menjadi lebih berani untuk
Snouck Hurgronje tentang orang dan Ya, ya. Betul. merubah satu pembagian harta warisan
daerah Gayo, tapi dia sendiri tidak yang sudah pernah diselesaikan di
pernah kesana. Ia hanya memperoleh Apa kesan pertama Prof. luar pengadilan untuk diganti dengan
informasi melalui informan, 2-3 terhadap Mahkamah Syar’iyah/ pembagian yang sesuai dengan hukum
orang. Lalu saya berminat melakukan Peradilan Agama waktu itu? faraid di Mahkamah Syariyah.
penelitian (antropologi gaya klasik) Waktu itu, berarti sekitar tahun Saya juga pernah menulis satu
tentang semua aspek sejarah, ekonomi, 1979-1980, pengadilan agama di artikel tentang perbedaan yang cukup
kehidupan sosial, agama, kesenian. Lalu sana karena kekhususan Aceh disebut nyata dari putusan hakim Mahkamah
saya pikir alangkah baiknya meneliti Mahkamah Syariyah. Kesan pertama Syariyah yang dikeluarkan pra dan
daerah yang belum pernah diteliti. Dan saya, gedungnya sederhana, orang paska tahun 1990-an itu. Sangat
saya pikir, Gayo cocok untuk itu. yang duduk di sana belum tentu berbeda isinya. Tulisan itu ada di buku
Ketiga, waktu tahun tahun 1976 sarjana hukum, kadang-kadang orang yang sekarang sedang anda pegang itu
saya sempat kesana utk beberapa hari. lokal dipakai karena dia tahu keadaan (Islam, Law and Equality in Indonesia,
Saya berkesimpulan untuk tinggal lokal. Saya ingat hanya ada 3 orang red).
disana, selama misalnya dua tahun, hakim di sana, ketiganya berasal dari Perubahan yang saya sebut itu
sangat cocok untuk saya. Suasananya Gayo. Mereka sangat dekat dengan menjadi bukti bahwa seorang hakim
enak, kopinya enak (saya pecandu masyarakat. tidak (boleh) hanya memutuskan
kopi, haha), orangnya sangat terbuka, Mereka juga cukup hati-hati dalam menurut hukum tapi dia juga harus
daerahnya juga memang indah. Danau cara mereka menyelenggarakan hukum melihat situasi. Bagaimana sebaiknya
air tawarnya dan pinus-pinusnya. Saya Islam di Mahkamah Syariyah. Mereka dalam keadaan sekarang.
memutuskan waktu itu unutk kembali tidak mau memutus perkara jika Hakim tidak boleh semena-mena
ke Gayo. perkaranya sudah diselesaikan lebih karena bisa mandul putusannya
dahulu di tengah masyarakat. Dalam nanti. Seorang hakim yang bijaksana,
Di sanalah mungkin Prof. pertama perkara waris terutama. Jika masalah menurut saya, putusannya harus bisa
kali bersentuhan dengan Mahkamah waris sudah diselesaikan di masyarakat dilaksanakan dan harus sesuai dengan
Syar’iyah atau Pengadilan Agama di tetapi jika kemudian ada sengketa rasa keadilan masyarakat.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 87


INSIGHT

peradilan agama di Aceh dan Sulawesi aktif walaupun seharusnya mereka


Di buku itu kami menyimpulkan selatan yang saya wawancarai, kesan mengambil sikap pasif karena adanya
bahwa Prof. ingin menyatakan saya ada dua. Mereka (hakim hakim asas hakim bersifat pasif.
bahwa putusan MSy. Takengon sudah itu hampir semua) sangat menyadari Kalau kita mau mencapai keadilan,
sesuai dengan norma yg berlaku di kesulitan orang-orang yang datang ini mungkin satu masukan bagi hakim
masyarakat dan sudah sesuai rasa ke pengadilan dan sangat mau agar peradilan agama, kita harus mendukung
keadilan masyarakat? kemaslahatan tercapai. Itu tujuan hakim yang mau lebih aktif berperan
Ya betul. Menyesuaikan dengan utamanya. Nah, ada hukum positif, agar para pihak perempuan dan juga
norma yang ada. ada kesadaran hukum masyarakat, ada laki-laki tahu hak-haknya dalam
fikih, ada rasa keadilan masyarakat, berperkara. Peranan hakim semestinya,
Ngomong-ngomong, fasih macam-macam kan? Mereka harus masuk dalam wewenang hakim, untuk
sekali Prof. Bahasa Indonesianya. memberikan putusan yang sesuai berbicara agar semua orang yang
Darimana belajarnya? dengan sebanyak mungkin dari unsur- berperkara di pengadilan tahu hak
Dulu saya belajar 1 tahun di Amerika. masing-masing. Tapi itu bertentangan
Kemudian pada tahun 1976 sempat di dengan asas pasif. Asas hakim bersifat
IKIP Malang (sekarang UN Malang).
Kalau kita mau pasif itu sangat kontradiktif. Saya kira
Waktu itulah saya punya kesempatan mencapai keadilan, itu harus dibahas oleh level pimpinan
pergi ke Aceh. Saya juga bisa berbahasa di pusat.
ini mungkin satu
Gayo karena itu bahasa yang saya Para hakim itu sebetulnya mau
gunakan untuk berkomunikasi dengan masukan bagi berperan aktif membantu agar tercapai
masyarakat Gayo. hakim peradilan maslahat sebaik-baiknya untuk kedua
belah pihak. Tapi mereka memang
Peradilan Agama sekarang sudah agama, kita harus harus diberi ruang yang lebih besar
satu atap dibawah Mahkamah mendukung hakim untuk itu. Itu impresi yang sama
Agung sejak 2004. Kesan Prof. yang saya temukan dimana-mana di
dibandingkan dengan kesan pertama
yang mau lebih aktif pengadilan agama.
tahun 1978 waktu pertama kali berperan agar para
bersentuhan dengan PA dulu? Terakhir, ada kesan pesan dari
pihak perempuan
Terakhir saya ke Takengon tahun Prof. untuk warga peradilan di
2006, itu juga hanya beberapa hari saja. dan juga laki-laki Indonesia dan peradilan agama
Terakhir mungkin saya mengunjungi tahu hak-haknya khususnya?
Msy Takengon tahun 1994-an, sudah Secara umum saya kurang tahu.
lama. Tapi saya terus mengikuti dalam berperkara. Saya hanya melihat perkembangan
perkembangan peradilan agama. Karena dari televisi. Tapi memang, sangat
setahun sekali saya mengunjungi Aceh. unsur yang saya sebutkan itu. Mereka penting peranan para hakim. Saya tidak
Mungkin perubahan yang paling nyata sangat menyadari itu dan itu bagus tahu tentang Mahkamah Agung. Saya
adalah mutu para hakim dan sistem sekali. punya beberapa teman dulu di MA, Pak
mutasi. Kualitas mutu hakim sudah Satu lagi kesan saya. Karena mungkin Bismar Siregar misalnya. Tapi di bawah
naik. Sulit saya menggambarkan secara dalam kenyataan di satu pengadilan, saya melihat dari dekat para hakim
nasional karena saya lebih banyak yang lebih dominan biasanya laki- sebagai orang yang mau berjuang untuk
bergelut dengan MSy di Aceh terutama laki. Laki-laki mungkin lebih tahu, hak-hak masyarakat. Itu satu hal yang
Takengon. mempunyai lebih sumber daya untuk positif. Dan satu hal lagi adalah bahwa
menggunakan jasa pengacara. Lalu adanya banyak sekali hakim perempuan
Putusan PA/MSy dan Hakim para hakim menyadari itu, mereka mau di PA, itu bagus sekali. Dan itu penting
PA/MSy itu idealnya menurut Prof. supaya seimbang antara laki-laki dan supaya perempuan bisa bersuara baik
harusnya seperti apa? perempuan. Misalnya dalam perkara dari peradilan tingkat bawah sampai
Dari sepintas lalu, bukan penelitian perceraian, pembagian harta bersama, atas.
(Achmad Cholil | Rahmat Arijaya)
yang mendalam, tentang personil waris. Sehingga mereka kadang-kadang

88 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


RESENSI

Pembaruan Otentik
Trigatra Hukum
“Kemampuan judicial activism dapat
membangun kreativitas hakim dalam
menginterpretasikan hukum, sehingga
melahirkan putusan-putusan pengadilan
yang disertai dengan pertimbangan logis
dan lugas serta memiliki landasan yang
kuat.”

tesis Friedman dalam merancang terkait satu dengan yang lain. Sehingga
Judul Buku : Dialektika Pembaruan
pembangunan hukum nasional melalui nilai pembaruan sistem hukum ke
Sistem Hukum Indo-
nesia
interpretasi keindonesiaan. Meski depan lebih kompleks mencakup
Penulis : Jimly Asshiddiqie, dkk. tak dimungkiri hanya sedikit penulis lima aspek atau komponen sekaligus,
Peresensi : Achmad Fauzi buku ini yang mencoba keluar dari yaitu komponen instrumental yang
Penerbit : Sekretariat Jenderal kungkungan tiga gatra hukum ala mencakup semua jenis dokumen hukum
Komisi Yudisial Re- Friedman. dan hukum tidak tertulis, komponen
publik Indonesia
Perspektif sosiologis teori Friedman kelembagaan yang mencakup juga
Tahun : I, Juli 2012
Tebal : xiii, 353 halaman
yang menganut sistem hukum common pengertian sarana dan prasarana
law memiliki garis demarkasi yang dan semua aspek keorganisasian,
berbeda dengan struktur eksternal komponen sumber daya manusia dan

K
ajian tentang pembaruan substansi hukum Indonesia yang kepemimpinan, komponen sistem
sistem hukum acap merujuk notabene menganut tradisi civil law. informasi dan komunikasi, dan
kepada teori masyhur Karena itu, pembaruan hukum di komponen budaya hukum, pendidikan
Lawrence Friedman dalam bukunya Indonesia harus membumi dengan hukum, dan sosialisasi hukum (hal.26).
The Legal System: A Social Science kenyataan kontekstual di mana sistem Pembaruan dimensi struktur dalam
Perspective (1975). Bahwa trikotomi nilai dan norma itu bekerja (hal.20). makna penegak hukum belakangan
elemen kelembagaan, kaidah aturan Proses pembaruan hukum di era ini menjadi bagian penting dalam
dan perilaku subjek hukum yang reformasi ditandai dengan maraknya bernegara hukum. Ancaman degradasi
menyandang hak dan kewajiban adalah pembentukan lembaga negara baru moral dan malapraktik di lingkungan
elan sistem hukum yang tak terberai. seperti Mahkamah Konstitusi, Komisi penegak hukum telah merobohkan
Namun, bunga rampai yang berisi Pemberantasan Korupsi, Komisi supremasi dan menurunkan tingkat
gagasan pemikiran pakar dan praktisi Yudisial yang kesemuanya terdiri kepercayaan publik. Korupsi yudisial
hukum ini berupaya melampaui dari unsur-unsur hukum yang saling mewabah menegasikan peran lembaga

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 89


RESENSI

peradilan sebagai institusi yang dan aturan konstitusi juga kekuatan Semestinya peraturan perundang-
merdeka. Karena itu, komponen sumber berlakunya hanya memenuhi apa yang undangan produk kolonial dilakukan
daya manusia dan kepemimpinan disebut dengan jurisdische geltung. harmonisasi dengan prinsip-prinsip
adalah dimensi strategis yang mendesak Padahal, kekuatan berlaku sebuah Pancasila yang merupakan kristalisasi
untuk dibenahi. undang-undang juga menyangkut dari keseluruhan budaya nusantara.
Produk putusan hakim juga harus filosofische geltung dan soziologische Pada dimensi budaya hukum
bernilai pembaruan dan linear dengan geltung (hal.92). terjadi degradasi kepatuhan hukum
prinsip keadilan. Kemampuan judicial Pembuatan undang-undang banyak di lingkungan masyarakat. Gejala
activism akan membangun kreativitas dipengaruhi aneka kekuasaan dan ini ditandai dengan meningkatnya
hakim dalam menginterpretasikan kepentingan sehingga menimbulkan apatisme seiring dengan menurunnya
hukum, sehingga melahirkan putusan- kerancuan politik hukum. Kristalisasi tingkat apresiasi masyarakat baik
putusan pengadilan yang disertai kehendak-kehendak politik yang kepada substansi hukum maupun
dengan pertimbangan logis dan lugas saling berkontestasi, baik melalui kepada struktur hukum yang ada. Hal
serta memiliki landasan yang kuat kompromi politik maupun melalui ini tecermin dari maraknya kasus main
(hal.85). hegemoni kekuatan politik, melahirkan hakim sendiri, pembakaran para pelaku
Kewajiban hakim menggali, karakteristik produk hukum tertentu. kriminal, dan keenggaan menjalankan
mengikuti, dan memahami nilai-nilai Konfigurasi politik otoriter akan putusan pengadilan. Karena itu, perlu
hukum dan rasa keadilan yang hidup menghasilkan produk hukum yang pendidikan dan sosialisasi berbagai
dalam masyarakat memiliki makna konservatif. Sebaliknya konfigurasi peraturan perundang-undangan serta
filosofis hakim mempunyai kewenangan politik yang demokratis menghasilkan perilaku keteladanan dari kepala
untuk menemukan hukum dan bahkan produk hukum yang responsif. negara dan jajarannya dalam mematuhi
menciptakan hukum (judge made law), Kuatnya aroma kekuasaan dalam dan menaati hukum serta penegakan
terutama terhadap kasus-kasus hukum politik hukum menjadikan Mahkamah supremasi hukum.
konkret yang hukumnya masih samar- Konstitusi sibuk dengan pelbagai Di samping itu, relasi masyarakat
samar atau bahkan yang sama sekali gugatan bertalian dengan keadaan dengan penegak hukum diperbaiki
belum ada hukumnnya. Nilai hukum perundang-undangan yang dianggap melalui pengembangan kecakapan
itu diposisikan sebagai hukum (premis bertentangan dengan UUD 1945. berpikir rasional. Yakni suatu sikap
mayor) untuk menyelesaikan suatu Pada tahun 2012 MK telah menangani yang menuntut seorang aparatur
kasus hukum konkret atau pokok perkara Pengujian Undang-Undang hukum untuk dapat mengambil
perkara (premis minor) dan dituangkan (PUU) sebanyak 169 atau setara keputusan secara lebih rasional dan
dalam amar putusan. dengan 59% dari seluruh sengketa yang mempertimbangkan keselamatan
Pada ranah substansi hukum ada masuk ke MK. Tingginya uji materi masyarakat selaku subjek yang
kecenderungan proses pembuatan tersebut menjadi salah satu indikasi dipengaruhi keputusan. Apalagi, dalam
undang-undang dengan sistem “kebut politik hukum pembuatan undang- teori hukum, keselamatan masyarakat
semalam”. Sehingga, di samping produk undang tidak mengacu kepada nilai- menjadi hukum tertinggi (Salus Populi
UU yang dihasilkan menabrak norma nilai Pancasila sebagai sumber hukum. Supremlex). []

Hadits dikutip dari Kitab Sunan Abu Daud

90 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


POJOK DIRJEN

D R S. H . P U R W O SUS I LO, S H. , M H

KETIKA DIRJEN
MENYAMAR JADI
PENGACARA

H
ari itu,
Rabu, 28
Agustus
2013, dalam suatu
perjalanan dinas,
saya berkunjung ke
salah satu Pengadilan
Agama (PA). Sengaja
kali ini saya tidak
berpakaian dinas.
Saya berpakaian
seperti seseorang
yang sedang
mengurus perkara.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013 91


POJOK DIRJEN

Memakai baju bergaris-garis kecil ta. Tolonglah, Mbak.” Saya pinta begitu Melihat kejadian itu, saya
dan berjaket hitam, kalau dilihat seki- dengan harapan supaya dia berubah bangga kepada Petugas Meja I itu.
las, saya seperti seorang pengacara. Ini pendirian atau paling tidak berkon- Sedikitpun saya tidak menyalahkan,
sengaja saya lakukan, supaya saya bisa sultasi dengan atasan untuk menemu- bahkan justru kagum pada dia yang
melihat keadaan riil PA tersebut. kan jalan keluar buat saya. bersikukuh melaksanakan tugas
Tentu akan berbeda kalau sebelum Ternyata harapan saya sia-sia. Petu- yang telah ditentukan atasan. Dia
saya datang sudah memnberitahu, gas meja 1 itu tetap pada pendiriannya. tidak terpengaruh dan tidak pandang
bahwa saya akan datang ke PA tersebut. “Tidak bisa, Pak. Silakan Bapak datang bulu dalam memberikan pelayanan,
Saya yakin semua akan dipersiapkan lagi besok, karena pendaftaran telah di- sekalipun yang datang adalah orang
supaya kelihatan baik. tutup jam 15.00,” dia menegaskan. yang mengaku sebagai pengacara dari
Hari ini saya betul-betul ingin si- Mendengar jawaban tersebut, be- Jakarta. Saya yakin ketentuan jam
dak, supaya saya bisa melihat kondisi berapa kali saya mengangguk-anggu- 15.00 pendaftaran telah ditutup adalah
riil di PA tersebut. Tentu ini bukan saya kan kepala, sebagai tanda saya telah kebijakan pimpinan. Petugas tadi hanya
maksudkan untuk mencari-cari kes- memahami pendirian petugas itu. Teta- melaksanakan.
alahan, tetapi akan saya jadikan bahan pi sebelum saya meninggalkan Petugas Dari Meja I, saya beranjak ke dalam
pembinaan. untuk melakukan pemeriksaan terha-
Oleh karena itu, saya minta para Hari ini saya betul-betul dap Simpeg, SIADPA Plus, Buku Jurnal,
Ketua PA yang menjemput saya untuk Buku Induk Keuangan, Buku Register,
parkir agak jauh dan tidak mengikuti ingin sidak, supaya saya bisa dan dokumen-dokumen lainnya. Saya
saya. “Biarkan saya datang sendiri dan melihat kondisi riil di PA menemukan sejumlah kekurangan,
jangan mengikuti saya. Nanti setelah tersebut. Langung saja saya panggil pimpi-
lebih kurang 20 menit, Silahkan Sauda- nan PA tersebut, dan Ketua-ketua PA
ra-saudara menyusul,” pesan saya ke- Meja I itu, tiba-tiba seluruh Ketua PA yang hadir. Saya tunjukan kekuran-
pada para Ketua PA itu. yang tadi mengantar saya tadi sudah gan-kekurangan yang saya temukan
Tepat pukul 15.00 waktu setempat, berada di belakang saya. dan bagaimana memperbaikinya.
saya sampai di PA yang saya tuju. Saya Melihat keadaan ini Petugas Meja I “Silahkan diperbaiki kekurangan-
tidak melalui pintu utama, tapi lang- itu agak terkejut. Dia mungkin berpikir kekurangan yang tadi saya sampaikan.
sung ke tempat pendaftaran perkara bahwa tidak mungkin orang yang be- Saya berjanji akan kembali lagi,” kata
dan menghadap Petugas Meja I. rada di depannya adalah seorang pen- saya, sebelum meninggalkan gedung
Setelah menyampaikan salam, saya gacara. Dalam situasi demikian, saya PA tersebut.
memperkenalkan diri sebagai pengaca- mencoba mengulangi pertanyaan saya, Para pimpinan PA yang ada di
ra dari Jakarta. Saya juga menyampai- “Gimana, Mbak, saya bisa mendaftar- hadapan saya tampak menyimak
kan maksud saya. kan perkara?” dengan sungguh-sungguh. Maklum,
“Saya mau mendaftarkan perkara, Saya lihat petugas itu langsung ter- mereka sadar yang sedang berbicara
Mbak,” kata saya. paku. Lidahnya kelu, tidak bisa berkata adalah seorang Dirjen, bukan seorang
Saya perhatikan dari raut mukanya, satu patah katapun. Mungkin dia bersi- pengacara.
sepertinya petugas ini seratus persen kap begitu karena ada beberapa pimpi- Sidak seperti ini perlu dilakukan
percaya bahwa saya adalah pengacara nan PA setempat yang mengelilingi oleh para pimpinan di semua tingkatan,
dari Jakarta. Dia tidak tahu bahwa saya. sehingga bisa melihat kondisi riil di
yang sedang berdiri di depannya adalah Belum selesai petugas ini mene- lapangan. Pimpinan jangan merasa
Dirjen Badilag. bak siapa yang datang, tiba-tiba salah puas dengan laporan dari bawahan
“Pendaftaran perkara sudah ditu- seorang Ketua PA mengatakan kepada yang kadang-kadang sifatnya Asal
tup, Pak,” dia menjelaskan, “Silakan petugas tadi dan pegawai yang lain, Bapak Senang (ABS).
Bapak datang besok pagi. Nanti akan bahwa yang datang ini adalah Pak Sekali-kali turunlah. Jangan sampai
kami layani”. Dirjen. ada pimpinan begitu masuk ruang kerja
Mendengar jawaban itu, saya sedikit Spontan mereka berdiri dan lang- di pagi hari, keluar di sore hari. Pada saat
protes. Dengan gaya layaknya seorang sung menjabat tangan saya. Bahkan jam kerja sekali waktu berkunjunglah
pengacara, saya berkata, “Ini baru jam Petugas Meja I itu menjabat tangan ke ruangan hakim, kepaniteraan dan
15.00, masa pendaftaran perkara sudah saya sambil meminta maaf. kesekretariatan, agar bisa melihat
di tutup? Apa tidak ada dispensasi atau “Pak, saya kira Bapak pengacara bet- kondisi yang sesungguhnya.
kelonggaran?” ulan. Mohon maaf, Pak. Mohon maaf,” Dan untuk melakukan itu tidak su-
Petugas Meja I itu terdiam, lalu saya ujarnya, berulang kali. Saya pun terse- lit kok. Tidak harus menyamar sebagai
melanjutkan, “Saya datang dari Jakar- nyum-senyum. pengacara seperti saya. . [*]

92 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 2 | Sept - Nov 2013


GALERI 130 TAHUN
PERADILAN AGAMA
Pusat Dokumentasi Sejarah
Peradilan Agama dari masa ke masa

Gedung Sekretariat Mahkamah Agung RI lt.6


Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 bypass
Cempaka Putih, Jakarta Pusat
Telp. (021) 290 79277, Fax. (021) 290 79211

Anda mungkin juga menyukai