About
Contact
Dummy Page
Erfansyah. HR
Blog Kumpulan Asuhan Keperawatan Program Profesi STIKes ALMA ATA
YOGYAKARTA
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh
proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
4. Respiratory Arrest.
1. Penyebab sentral
2. Penyebab perifer
a. Kelaian Neuromuskuler:
Tetanus
Trauma servikal.
Asma broncheal.
c. Kelainan di paru.
e. Kelainan jantung.
Menurut Pontopidan seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila
:
Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
V. Macam-macam Ventilator.
Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah
ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan
pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara
yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil,
penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan wamtu ekspirasi
atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan
kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit)
1. Mode Control.
Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini
diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau
bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke
pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa
menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini
dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha
nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi),
tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi
pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV
(Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation)
Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas
pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi
yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi
sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator
generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan
mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada
pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih
memerlukan bantuan.
Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih
bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada
mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu
untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan.
Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien
yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.
Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot
pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.
Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis
berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran udara
masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif.
Akibat cardiac output menurun; perfusi ke organ-organ lainpun menurun seperti hepar,
ginjal dengan segala akibatnya. Akibat tekanan positif di rongga thorax darah yang
kembali dari otak terhambat sehingga tekanan intrakranial meningkat.
Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, tapi bila perawatannya tidak
tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti:
1. Pada paru
a. Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler.
c. Infeksi paru
d. Keracunan oksigen
a. Vasokonstriksi cerebral
Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah normal akibat dari
hiperventilasi.
b. Oedema cerebral
Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari
hipoventilasi.
d. Gangguan kesadaran
e. Gangguan tidur.
b. Perdarahan lambung.
5. Gangguan psikologi
Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada ventilator untuk
memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah
sebagai berikut:
5. PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5
Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah
atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan
pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas
darah (Blood Gas)
Pasien yang mendapat bantuan ventilasi mekanik dapat dilakukan penyapihan bila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
- udara masuk ke dalam paru karena ditiup, sehingga tekanan rongga thorax (+)
Pada Kardiovaskuler
- Akibat dari tekanan posistif pada rongga thorax darah yang kembali ke jantung
terhambat venous return menurun maka cardiac out put menurun.
- Darah yang lewat paru juga berkurang karena ada kompresi microvaskuler akibat
tekanan (+) sehingga darah berkurang cardiac out put menurun.
- Akibat cardiac out put menurun perfusi ke organ lainpun akan menurun seperti,
hepar, ginjal, otak dan segala akibatnya.
- Akibat tekanan (+) di rongga thorax darah yang kembali dari otak terhambat TIK
meningkat.
TERAPI OXIGEN
Setelah jalan nafas bebas, maka selanjutnya tergantung dari derajat hipoksia atau
hiperkabinya serta keadaan penderita.
Pontiopidan memberi batasan mekanik, oksigenasi dan ventilasi untuk menentukan tindakan
selanjutnya (lihat tabel)
3. VENTILASI
- VD / VT
- PaCO2
Hal-hal yang perlu dikaji pada psien yang mendapat nafas buatan dengan ventilator
adalah:
1. Biodata
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, agama, alamt, dll.
Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang status sosial
ekonomi, adat kebudayaan dan keyakinan spritual pasien, sehingga mempermudah
dalam berkomunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai.
2. Riwayat penyakit/riwayat keperawatan
Informasi mengenai latar belakang dan riwayat penyakit yang sekarang dapat
diperoleh melalui oranglain (keluarga, tim medis lain) karena kondisi pasien yang
dapat bentuan ventilator tidak mungkin untuk memberikan data secara detail.
Pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui kemungkinan penyebab atau faktor
pencetus terjadinya gagal nafas/dipasangnya ventilator.
3. Keluhan
Untuk mengkaji keluhan pasien dalam keadaan sadar baik, bisa dilakukan dengan cara
pasien diberi alat tulis untuk menyampaikan keluhannya. Keluhan pasien yang perlu
dikaji adalah rasa sesak nafas, nafas terasa berat, kelelahan dan ketidaknyamanan.
B. 1. Sistem pernafasan
Mode ventilator
Frekwensi nafas
B. 2. Sistem kardiovaskuler
B. 3. Sistem neurologi
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk, gelisah dan
kekacauan mental.
B. 4. Sistem urogenital
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status nutrisi dn
cairan akan memperberat keadaan. Seperti cairan yang berlebihan dan albumin yang
rendah akan memperberat oedema paru.
4. Status psycososial
Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator sering mengalami depresi mental
lyang dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan orientasi, merasa terisolasi,
kecemasan dan ketakutan akan kematian.
Diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada pasien yang mendapat bentuan nafas
mekanik/dipasang ventilator diantaranya adalah:
6. Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas berhubungan dengan pemasangan selang
endotracheal
7. Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera berhubungan dengan ventilasi mekanis,
selang endotracheal, ansietas, stress
III. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan
Tujuan:
Kriteria hasil:
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam 1 Mengevaluasi keefetifan jalan
dan kalau diperlukan. napas.
2 2
Lakukan pengisapan bila terdengar a. Dengan mengertinya tujuan
3 ronchi dengan cara: 3 tindakan yang akan dilakukan
pasien bisa berpartisipasi aktif.
4 a. jelaskan pada pasien tentang tujuan 4
dari tindakan pengisapan. b. Memberi cadangan O2 untuk
5 5 menghindari hipoksia.
b. Berikan oksigen dengan O2 100 %
6 sebelum dilakukan pengisapan, 6 c. Mencegah infeksi nosokomial.
minimal 4 - 5 X pernapasan.
7 7 d. Aspirasi lama dapat
c. Perhatikan teknik aseptik, gunakan menimbulkan hipoksia, karena
8 sarung tangan steril, kateter 8 tindakan pengisapan akan
pengisap steril. mengeluarkan sekret dan O2.
2. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil:
- PH (7,35 - 7,45)
- BE (-2 - + 2)
- Tidak sianosis
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Cek analisa gas darah setiap 10 - 1 Evaluasi keefektifan setting
30 menit setelah perubahan ventilator yang diberikan
2 setting ventilator. 2
Evaluasi kemampuan
3 Monitor hasil analisa gas darah 3 bernapas
(blood gas) atau oksimeteri
4 selama periode penyapihan. 4 Sekresi menghambat
kelancaran udara napas.
Pertahankan jalan napas bebas
dari skresi. Diteksi dini adanya kelainan.
3. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil:
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Lakukan pemeriksaan ventilator 1 Diteksi dini adanya kelainan
tiap 1 - 2 jam. atau gg. fungsi ventilator.
2 2
Evaluasi semua alarm dan Bunyi alarm menunjukan
3 tentukan penyebabnya. 3 adanya gg. Fungsi ventilator.
4. Diagnosa Keperawatan
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Lakukan komunikasi terapiutik. 1 Membina hubungan saling
percaya.
2 Dorong pasien agar mampu 2
mengekspresikan perasaannya. Menggali perasaan dan
3 3 permasalahan yang sedang
Berikan sentuhan kasih sayang. dihadapi klien.
4 4
Berikan support mental. Mengurangi cemas.
5 5
Berikan kesempatan pada Mengurangi cemas.
6 keluarga dan orang-orang yang 6
dekat dengan klien untuk Kehadiran orang-orang yang
mengunjungi pada saat-saat dicintai meningkatkan
tertentu. semangat dan motivasi untuk
sembuh.
Berikan informasi realistis pada
tingkat pemahaman klien. Memahami tujuan pemberian
atau pemasangan ventilator.
5. Diagnosa Keperawatan
INTERVENSI RASIONAL
1 Berikan papan, kertas dan pensil, 1 Mempermudah klien untuk
gambar untuk komunikasi, mengemukakan perasaan /
2 ajukan pertanyaan dengan 2 keluhan dengan
jawaban ya atau tidak. berkomunikasi.
6. Diagnosa Keperawatan
Tujuan:
Tidak terjadi infeksi saluran napas s/d pemasangan selang ETT / ventilator
Kriteria hasil:
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Evaluasi warna, jumlah, 1 Indikator untuk menilai
konsistensi dan bauh sputum adanya infeksi jalan napas.
2 setiap kali pengisapan. 2
Menentukan jenis kuman dan
3 Lakukan pemeriksaan kultur 3 sensitifitasnya terhadap
sputum dan test sensitifitas antibiotik.
4 sesuai indikasi. 4
Mencegah infeksi
5 Pertahanakan teknik aseptik 5 nosokomial.
pada saat melakukan pengisapan
6 (succion) 6 Lingkungan kotor merupakan
media pertumbuhan kuman.
7 Jaga kebersihan bag & mask. 7
Lingkungan kotor merupakan
8 Lakukan pembersihan mulut, 8 media pertumbuhan kuman.
hidung dan rongga faring setiap
shitf. Menjamin selang ventilator
tetap bersih dan steril.
Ganti selang / tubing ventilator
24 - 72 jam. Diteksi dini.
7. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera sehubungan dengan ventilasi mekanis,
selang endotracheal, ansietas, stress
Kriteria hasil:
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Monitor ventilator terhadap 1 Peningkatan secara tajam
peningkatan secara tajam. dapat menimbulkan trauma
2 2 jalan napas (barutrauma)
Yakinkan napas pasien sesuai
3 dengan irama ventilator 3 Napas yang berlawanan
dengan mesin dapat
4 Mencegah terjadinya fighting 4 menimbulkan trauma.
kalau perlu kolaborasi dengan
5 dokter untuk memberi sedasi. 5 Napas yang berlawanan
dengan mesin dapat
6 Observasi tanda dan gejala 6 menimbulkan trauma.
barotrauma.
7 7 Diteksi dini.
Lakukan pengisapan lendir
dengan hati-hati dan gunakan Mencegah iritasi mukosa
kateter succion yang lunak dan jalan napas.
ujungnya tidak tajam.
Mencegah terekstubasinya
Lakukan restrain / fiksasi bila ETT (ekstubasi sendiri)
pasien gelisah.
Mencegah trauma akibat
Atur posisi selang / tubing penekanan selang ETT.
ventilator dengan cepat.
8. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang
endotracheal
Kriteria hasil:
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Atur posisi selang ETT dan 1 Mencegah penarikan dan
Tubing ventilator. penekanan.
2 2
Atur sensitivitas ventilator. Menurunkan upaya pasien
3 3 melakukan pernapasan.
Atur posisi tidur dengan
4 menaikkan bagian kepala tempat 4 Meningkatkan rasa nyaman.
tidur, kecuali ada kontra
indikasi. Mengurangi rasa nyeri
6 komentar:
1.
Salman Nur
1.
Adrianus Jofanto
The good reading material of the grandiose and cool blog... Greating Colleagues ..!!!
1.
Susilo Tek
good reading.......
1.
Susilo Tek
good reading.......
1.
Susilo Tek
good reading.......
1.
Bisa Komputer
Berarti ventilator ini tidak bisa digunakan secara sembarangan ya, ada parameter -
parameter yang harus diatur dan disesuaikan
Posting Komentar
Another Templates
Program Profesi Alma Ata Yogyakarta
logo baru Alma Ata
Program S1 Keperawatan
Followers
Blog Archive
► 2013 (11)
► 2012 (61)
▼ 2011 (332)
o ► Desember (7)
o ► November (74)
o ▼ Mei (19)
Kep. ICU (pemeriksaan Gas darah)
Kep. ICU (ASUHAN KEPERAWATAN PADA TRAUMA THORAX
(...
Kep. ICU (ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
TE...
Kep. ICU (KEGAGALAN PERNAPASAN PADA TORAKOTOMI
AKI...
Kep. ICU (LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA + GAGAL
N...
Kep. ICU (PAYAH JANTUNG-ODEM PARU)
Kep. ICU (ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLEN DENGAN
POS...
Kep. ICU (Gangguan Keseimbangan Asam Basa)
Kep. ICU (ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
DIABETI...
Kep. ICU (ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CVA /
S...
Kep. ICU (CIDERA KEPALA)
Kep. ICU (PASIEN CA PARU DENGAN PEMASANGAN
VENTIL...
Kep. ICU (ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrom...
Kep. ICU (AKUT MIOCARD INFARK)
Kep. ICU (VENTILASI MEKANIK (VENTILATOR))
Kep. ICU (VENTRIKEL SEPTUM DEFEK Ventrikel)
Kep. ICU (KEGAGALAN PERNAPASAN PADA TORAKOTOMI
AKI...
Poin-poin Penting Undang-undang Kesehatan No 36 Th...
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36
TAHUN...
o ► April (39)
o ► Maret (45)
o ► Februari (35)
o ► Januari (113)
► 2010 (80)
► 2009 (8)
Wisuda Sarja
Terimakasih Ayah Bunda yang selama ini membimbingku,
Categories
ALL About HEALTH (141)
Friend At Community Apatis (COMIT'S) (28)
Keperawatan Anak (80)
Keperawatan Gawat Darurat (15)
Keperawatan ICU (18)
Keperawatan Jiwa (32)
Keperawatan Komunitas (9)
Keperawatan Medikal Bedah (80)
Kumpulan Video Keperawatan (5)
Nanda NIC NOC (22)
Standar Operasional Prosedur Kep. Maternitas (5)
Standar Operasional Prosedur KMB (37)
likez
Lencana Facebook
Ervan Albuspercival Wulfric
About Me
Erfan Syah
Lihat profil lengkapku