Anda di halaman 1dari 13

TINDAKAN GAWAT DARURAT PADA

ANAK

OLEH KELOMPOK 5 :
PUTRI NOVITA SARI SIGALINGGING
RADA FITRIYANTI
RAHMAD SIDDIQ HUTABARAT
RESCA LUCIA TARIHORAN
RINA SIMANULLANG
RISKAYANTI ZALUKHU
SAMBUT ADIL BERKAT LASE
SARI RIZKY
Latar Belakang

Syok atau renjatan dapat Kejang atau bangkitan


merupakan keadaan adalah
terdapatya pengurangan yang gangguan neurologi yang
sangat besar dan tersebar luas sering pada anak. Hal ini
pada kemampuan terlihat bahwa sekitar 10%
pengangkutan oksigen serta anak menderita paling tidak
unsurunsur gizi lainnya secara satu kali kejadian kejang
efektif ke berbagai jaringan dalam 16 tahun pertama
Shock tidak terjadi dalam hidupnya. Penderita tertinggi
waktu lebih lama dengan ditempati oleh anak yang
tanda klinis penurunan berusia kurang dari tiga
tekanan darah, dingin, kulit tahun. Data epidemiologi
pucat, penurunan cardiac menunjukkan sekitar 150.000
output. anak mendapatkan kejang dan
30.000 diantaranya
berkembang menjadi status
epilepsi.
DEFENISI SYOK DAN KEJANG

1. Pengertian Syok Klasifikasi Syok :


1. Syok Hipovolemia
Syok adalah ketidakmampuan
memberikan Hipovolemia akut merupakan penyebab
perfusi darah teroksigenasi dan tersering syok pada anak.
substrat ke terjadi karena kehilangan cairan :
(Muntah, Diare, Perdarahan, Sindrom
dalam jaringan untuk kebocoran kapiler atau kehilangan cairan
mempertahankan fungsi patologis melalui ginjal).
organ, yang disebabkan inadekuat
transpor 2. Syok Distributif
Distribusi aliran darah abnormal dapat
substrat glukosa, transpor oksigen mengakibatkan gangguan perfusi
atau jaringan
yang berat, bahkan bila curah jantung
kegagalan mitokondria pada tahap normal
sel. atau meningkat
3. Syok Kardiogenis 5. Syok Disosiatif
Syok kardiogenis terjadi akibat
Syok disosiatif berhubungan dengan
gangguan fungsi miokardium
kondisi perfusi jaringan normal, tetapi
yang tercermin dengan depresi
sel tidak
kontraktilitas miokardium dan
Dapat
curah jantung dengan perfusi
menggunakan oksigen karena
jaringan buruk.
hemoglobin
mengalami gangguan daya ikat
4. Syok Obstruktif terhadap
Syok obstruktif terjadi karena obstruksi
oksigen, sehingga menghambat
mekanis aliran ventrikel. Etiologi syok pelepasan
obstruktif diantaranya: lesi kongenital,
seperti oksigen ke dalam jaringan.
coarctatio aorta,arkus aorta yang terputus,
stenosis valvular aorta berat, bersamaan
dengan penyait yang didapat(misalnya
kardiomiopati hipertrofi).
Manifestasi Klinis Syok

1. Syok Hipovolemia 3. Syok Kardiogenis


Syok kardiogenis terjadi bila miokardium
Selain ada tanda aktivitas simpato- gagal
adrenal Memasok curah jantung yang diperlukan
(takikardia, vasokonstriksi) manifestasi untuk mendukung perfusi jaringan dan fungsi
klinis Organ tubuh. Karena mempunyai siklus
lainnya adalah adanya tanda dehidrasi mandiri, gagal jantung dapat menyebabkan
(membrana mukosa kering, diuresis Kematian secara cepat
berkurang) atau kehilangan darah
(pucat). 4. Syok obstruktif
Pembatasan curah jantung akan
menyebabkan
2. Syok distributif denyut jantung meningkat dan perubahan isi
Pasien yang mengalami syok sekuncup jantung. Tekanan nadi menyempit
distributif (menyebabkan denyut nadi sulit diraba), dan
biasanya menunjukkan takikardia dan waktu pengisian kapiler memanjang. Hepar
sering teraba membesar dan distensi vena
perubahan perfusi perifer.
jugularis mungkin terlihat jelas.
5. Syok Disosiatif

Kelainan utama syok disosiatif adalah ketidakmampuan


tubuh untuk memasok oksigen ke jaringan. Gejalanya
terdiri dari takikardia, takipnea, perubahan status
Mental dan terutama kolaps kardiovaskular.

6. Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan


Pemeriksaan darah lengkap dapat memperkirakan volume darah intravaskular
sesudah
tercapai keseimbangan pasca perdarahan. Pemeriksaan kadar elektrolit pada pasien
syok
hipovolemia dapat mengetahui kelainan karena kehilangan elektrolit.
Etiologi Syok

1. Syok karena perdarahan 4. Syok Septik


 Riwayat trauma  Riwayat penyakit yang disertai
 Terdapat sumber perdarahan demam
 Anak tampak sakit berat
2. Dengue Shock Syndrome
(DSS) 5. Syok yang berhubungan
KLB atau musim Demam Berdarah

Dengue
dengan dehidrasi berat
 Riwayat demam tinggi  Riwayat diare yang profus
 Purpura  KLB kolera

3. Syok Kardiogenik
 Riwayat penyakit jantung
 Peningkatan tekanan vena jugularis
dan pembesaran hati
Penatalaksanaan Syok

Prioritas utama yang harus segera dilakukan adalah pemberian oksigen


aliran tinggi,stabilisasi jalan nafas, dan pemasangan jalur intravena, diikuti
segera dengan resusitasi cairan. Apabila jalur intravena perifer sukar
didapat, jalur intraoseus (IO) segera dimulai.

 Pada syok septik, bila refrakter dengan pemberian cairan, pertimbangkan


pemberian inotropik.

 Dopamin merupakan inotropik pilihah utama pada anak, dengan dosis 5-10
μgr/kg/menit. Apabila syok resisten dengan pemberian dopamin, tambahkan
epinefrin (dosis 0,05-0,3 μgr/kg/menit) untuk cold shock atau norepinefrin
(dosis 0,05-1 μgr/kg/menit) untuk warm shock.

 Sebagai terapi awal dapat digunakan antibiotik berspektrum luas sampai


didapatkan hasil kultur dan antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebab
2. KEJANG
Defenisi : Klasifikasi Kejang :
1. Kejang parsial
Kejang parsial adalah kejang yang
Kejang adalah perubahan aktivitas motorik
berhubungan dengan keterlibatan satu
abnormal yang tanpa atau disertai dengan hemisfer serebri
perubahan perilaku yang sifatnya
sementara yang disebabkan akibat 2. Kejang umum
perubahan aktivitas elektrik di otak. Epilepsi disertai dengan perubahan kesadaran. Kejang
umum dapat dikelompokkan menjadi :
adalah kondisi dimana terjadi kejang
 Kejang tonik klonik (grand mal seizure)
berulang karena ada proses yang  Kejang tonik
mendasari. Sedangkan intractable seizure  Kejang mioklonik
adalah kejang dimana penggunaan obat –
obatan tidak cukup kuat untuk menangani 3. Kejang tak terklasifikasi
Kejang ini digunakan untuk mengklasifikasikan
kejang.
bentuk kejang yang tidak dapat dimasukkan
dalam bentuk kejang umum maupun kejang
parsial. Kejang ini termasuk kejang yang terjadi
pada neonatus dan anak hingga usia 1 tahun.
Manifestasi Klinis Kejang

1. Sinkop
3. Migrain
Sinkop biasanya didahului oleh
Pada anak dengan migrain,
dizziness, pandangan yang
anak dapat kehilangan
kabur, penderita tahu jika
kesadaran, yang sering diawali
sebentar lagi akan kehilangan
dengan pandangan kabur,
kesadaran, dan pucat.
dizziness, dan kehilangan
postur tubuh.
2. Breath holding spells
Breath holding spells merupakam salah satu
4. Paroxysmal movement disorders
episode apnea pada anak – anak, biasanya
Paroxysmal movement disorders melibatkan
berkaitan dengan penurunan kesadaran.
aktivitas motorik yang abnormal dan dapat
Breath holding spells terjadi pada 5% anak –
menyerupai kejang dan penurunan kesadaran
anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun
jarang terjadi
5. Pseudoseizures Etiologi Kejang
Pseudoseizures dapat muncul dengan
gerakan  Epilepsi simtomatik 33 %
seperti pada paroxysmal movement disorders.
 Kejang demam lama 32 %
Pseudoseizures sulit dibedakan dengan kejang
 Kejang simtomatik 26 %
yang sebenarnya dan sering terjadi pada anak –
 Demam 22 %
anak dengan riwayat epilepsi.
 Tidak diketahui penyebab 15 %
 Infeksi Susunan Saraf Pusat 13 %
6. Gangguan tidur
 Kelainan metabolik akut 6%
Gangguan tidur dapat dibedakan dengan
kejang dengan melihat karaterisktik perubahan
perilaku yang terjadi. Night terrors terjadi pada
anak usia sebelum masuk sekolah. Anak tiba –
tiba terbangun dari tidurnya, diikuti dengan
menangis, berteriak dan tidak bisa didiamkan.
Penatalaksanaan Kejang

1. Pengobatan fase akut yaitu membebaskan 3. Mencari dan mengobati penyebab dengan
jalan nafas dan memantau fungsi vital melakukan pemeriksaan pungsi lumbal
tubuh. Saat ini diazepam intravena atau pada saat pertama kali terjadinya kejang
rektal merupakan obat pilihan utama, oleh demam. Pungsi lumbal dianjurkan pada
karena mempunyai masa kerja yang anak usia kurang dari 2 tahun karena gejala
singkat. Jika tidak ada diazepam, dapat neurologis sulit ditemukan.
digunakan luminal suntikan intramuskular
ataupun yang lebih praktis midazolam
intranasal 4. Pengobatan profilaksis
 Hilang timbul (intermittent) : anti
konvulsan segera diberikan pada waktu
1. Mencari dan mengobati penyebab dengan pasien demam (suhu rektal lebih dari 38◦C)
melakukan pemeriksaan pungsi lumbal dengan menggunakan diazepam oral atau
pada saat pertama kali terjadinya kejang rektal, klonazepam atau kloralhidrat
demam. Pungsi lumbal dianjurkan pada supositoria.
anak usia kurang dari 2 tahun karena gejala
neurologis sulit ditemukan.  Terus menerus : dengan memberikan
fenobarbital atau asam valproat tiap hari
untuk mencegah berulangnya kejang
demam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ventilaror 1
    Ventilaror 1
    Dokumen13 halaman
    Ventilaror 1
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Ventilaror 1
    Ventilaror 1
    Dokumen13 halaman
    Ventilaror 1
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Digital Repository Universitas Jember
    Digital Repository Universitas Jember
    Dokumen163 halaman
    Digital Repository Universitas Jember
    Heri Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Icu Surgi Kal
    Icu Surgi Kal
    Dokumen19 halaman
    Icu Surgi Kal
    yosika
    Belum ada peringkat
  • Tiroiditis
    Tiroiditis
    Dokumen14 halaman
    Tiroiditis
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Tiroiditis
    Tiroiditis
    Dokumen14 halaman
    Tiroiditis
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • SAP Gosok Gigi
    SAP Gosok Gigi
    Dokumen5 halaman
    SAP Gosok Gigi
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Surat Pemberitahuan
    Surat Pemberitahuan
    Dokumen1 halaman
    Surat Pemberitahuan
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • SAP Gosok Gigi
    SAP Gosok Gigi
    Dokumen5 halaman
    SAP Gosok Gigi
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • SAP Gosok Gigi
    SAP Gosok Gigi
    Dokumen5 halaman
    SAP Gosok Gigi
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • SAP Gosok Gigi
    SAP Gosok Gigi
    Dokumen5 halaman
    SAP Gosok Gigi
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Abortus
    ASKEP Abortus
    Dokumen23 halaman
    ASKEP Abortus
    magdalena silaban
    Belum ada peringkat
  • Data Dasar Puskesmas 2015
    Data Dasar Puskesmas 2015
    Dokumen166 halaman
    Data Dasar Puskesmas 2015
    Uchiha Albert Pardede
    Belum ada peringkat
  • SAP Gosok Gigi
    SAP Gosok Gigi
    Dokumen5 halaman
    SAP Gosok Gigi
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • KJDK Kelompok
    KJDK Kelompok
    Dokumen21 halaman
    KJDK Kelompok
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Icu Surgi Kal
    Icu Surgi Kal
    Dokumen19 halaman
    Icu Surgi Kal
    yosika
    Belum ada peringkat
  • Icu Surgi Kal
    Icu Surgi Kal
    Dokumen19 halaman
    Icu Surgi Kal
    yosika
    Belum ada peringkat
  • KJDK Kelompok
    KJDK Kelompok
    Dokumen21 halaman
    KJDK Kelompok
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • KJDK Kelompok
    KJDK Kelompok
    Dokumen21 halaman
    KJDK Kelompok
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Tiroiditis
    Tiroiditis
    Dokumen14 halaman
    Tiroiditis
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • KJDK Kelompok
    KJDK Kelompok
    Dokumen21 halaman
    KJDK Kelompok
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Abortus
    ASKEP Abortus
    Dokumen23 halaman
    ASKEP Abortus
    magdalena silaban
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Abortus
    ASKEP Abortus
    Dokumen23 halaman
    ASKEP Abortus
    magdalena silaban
    Belum ada peringkat
  • Kep - Anak Print
    Kep - Anak Print
    Dokumen13 halaman
    Kep - Anak Print
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • KJDK Kelompok
    KJDK Kelompok
    Dokumen17 halaman
    KJDK Kelompok
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Siti Ramaida Mendropa
    Siti Ramaida Mendropa
    Dokumen3 halaman
    Siti Ramaida Mendropa
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Ventilasi 2
    Ventilasi 2
    Dokumen22 halaman
    Ventilasi 2
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Ventilaror 1
    Ventilaror 1
    Dokumen13 halaman
    Ventilaror 1
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Tiroiditis
    Tiroiditis
    Dokumen14 halaman
    Tiroiditis
    rina simanullang
    Belum ada peringkat
  • Ventilaror 1
    Ventilaror 1
    Dokumen4 halaman
    Ventilaror 1
    rina simanullang
    Belum ada peringkat