LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN POST PARTUM
DIRUANG MELATI RSUD SINGARAJA
PERIODE TANGGAL 17 s/d 18 –SEPTEMBER 2012
DISUSUN OLEH:
PUTU NGURAH ARYA WIBAWA, S.Kep.
NIM: 12060144003
PROGRAM PROFESI NERS S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT SINGARAJA
2012.
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM
A. Persalinan Normal
1. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Persalinan imatur adalah persalinan saat kehamilan
20-28 minggu dengan berat janin antara 500-1000gr. Persalinan premature adalah persalinan
saat kehamilan 29-36 minggu dengan berat janin antara 1000-2500 gr.
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu
janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Farrer,1999).
Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan ari) yang dapat hidup ke dunia luar dan rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lain. (Rustam Mochtar, 1998)
Pada saat persalinan ada 3 faktor yang perlu diperhatikan, yaitu jalan lahir (tulang dan
jaringan lunak pada panggul ibu), janin dan kekuatan ibu. Kelainan satu atau beberapa faktor
diatas dapat menyebabkan distosia.
(KApita Selekta Kedokteran,2001)
6. Laktasi
Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, Menyusui
bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anak.
Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang.
Timbul pengaruh lactogen hormone (prolaktin) kembali dan pengaruh oksitosin
mengakibatkan miopitelium kelenjar susu berkontraksi, sehingga terjadi pengeluaran air susu.
Umumnya produksi ASI berlangsung pada hari ke-2-3 pp.
Pada hari pertama, air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih
kental daripada susu, mengandung banyak protein dan globulin
7. Perasaan mulas sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang sangat menggangu selama 2-3
hari pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada multipara dibanding primipara. Perasaan
mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, sisa
plasenta atau gumpalan darah dalam kavum uteri. Pasien dapat diberikan analgesic atau
sedative.
8. Latihan senam dapat diberikan mulai hari ke 2 misalnya:
Ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diatruh di atas dan menekan perut.
Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.
Dengan posisi yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali.
Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan
defekasi.
Duduklah pada kursi, perlahan bunbgkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh
tumit.
9. Dianjurkan untuk mengambilan cuti hamil
10. Pemeriksaan pasca persalinan
Pemeriksaan umum : TD, nadi, keluhan, dll
Keadaan umum : suhu, selera makan, dll
Payudara : ASI, putting susu
Dinding perut : perineum, kandung kemih, rectum
Sekret yang keluar misalnya lochea, flour albus
11. Nasehat untuk ibu post natal
Sebaiknya bayi disusui
Bawakan bayi untuk imunisasi
Lakukanlah KB
Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan
Ibu diharapkan kembali memeriksakan diri pada 6 minggu pasca persalinan. Pemeriksaan
dilakukan untuk melihat keadaan umum, keadaan payudara dan putingnya, dinding perut
apakah ada hernia, keadaan perineum, kandung kemih dan adanya flour albus.
Kelainan yang dapat ditemukan selama nifas ialah infeksi nifas, perdarahan pasca persalinan
dan eklamsia puerpurale.
5. WOC Nifas.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Darah lengkap : Hb , WBC , PLT
b) Elektrolit sesuai indikasi
C. ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Sakit perut , perdarahan , nyeri pada luka jahitan , takut bergerak
2. Riwayat Kehamilan
Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai
3. Riwayat Persalinan
Tempat persalinan
Normal atau terdapat komplikasi
Keadaan bayi
Keadaan ibu
4. Riwayat Nifas Yang Lalu
Pengeluaran ASI lancar / tidak
BB bayi
Riwayat ber KB / tidak
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien
Abdomen
Saluran cerna
Alat kemih
Lochea
Vagina
Perinium + rectum
Ekstremitas
Kemampuan perawatan diri
6. Pemeriksaan psikososial
Respon + persepsi keluarga
Status psikologis ayah , respon keluarga terhadap bayi
III. PERENCANAAN
Dx 1
Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, edema / pembesaran jaringan atau distensi
efek – efk hormonal.
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri ibu berkurang dengan criteria
evaluasi: skala nyeri 0-1, ibu mengatakan nyerinya berkurang sampai hilang, tidak merasa
nyeri saat mobilisasi, tanda vital dalam batas normal. S = 36-370C. N = 60-80 x/menit, TD =
120/80 mmhg, RR= 18 – 20 x / menit
Dx 2
Ketadakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman
sebelumnya, tingkat dukungan, karakteristik payudara.
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ibu dapat mencapai kepuasan menyusui
dengan criteria evaluasi: ibu mengungkapkan proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI
yang cukup.
Intervesi dan Rasional:
a. Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui sebelumnya.
Rasional: membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar memberikan intervensi yang
tepat.
b. Demonstransikan dan tinjau ulang teknik menyusui
Rasional: posisi yang tepat biasanya mencegah luka/pecah putting yang dapat merusak dan
mengganggu.
c. Anjurkan ibu mengeringkan puting setelah menyusui
Rasional : agar kelembapan pada payudara tetap dalam batas normal.
Dx 3.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, penurunan Hb, prosedur
invasive, pecah ketuban, malnutrisi
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan infeksi pada ibu tidak terjadi dengan KE : dapat
mendemonstrasikan teknik untuk menurunkan resiko infeksi, tidak terdapat tanda-tanda
infeksi.
Intervensi dan Rasional:
a. Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan episiotomi.
Rasional : untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan mengintervensi dengan tepat.
Dx 4
Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek hormonal, trauma mekanis, edema
jaringan, efek anastesi ditandai dengan distensi kandung kemih, perubahan – perubahan
jumlah / frekuensi berkemih.
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan ibu tidak mengalami gangguan eliminasi (BAK) dengan
KE: ibu dapat berkemih sendiri dalam 6-8 jam post partum tidak merasa sakit saat BAK,
jumlah urine 1,5-2 liter/hari.
c. Berikan teknik merangsang berkemih seperti rendam duduk, alirkan air keran.
Rasional: agar kencing yang tidak dapat keluar, bisa dikeluarkan sehingga tidak ada retensi.
Dx 5
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
masukan/penggantian tidak adekuat, kehilangan cairan berlebih (muntah, hemoragi,
peningkatan keluaran urine)
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep ibu diharapkan tidak kekurangan volume cairan dengan KE : cairan
masuk dan keluar seimbang, Hb/Ht dalam batas normal (12,0-16,0 gr/dL)
Intervensi dan Rasional:
a. Ajarkan ibu agar massage sendiri fundus uteri.
Rasional: memberi rangsangan pada uterus agar berkontraksi kuat dan mengontrol perdarahan.
Dx 6
Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek progesteron, dehidrasi, nyeri
perineal ditandai dengan perubahan
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan konstipasi tidak terjadi pada ibu dengan KE : ibu dapat
BAB maksimal hari ke 3 post partum, feses lembek.
b. Pertahankan diet reguler dengan kudapan diantara makanan, tingkatkan makan buah dan
sayuran.
Rasional: makanan seperti buah dan sayuran membantu meningkatkan peristaltik usus.
c. Anjurkan ibu BAB pada WC duduk.
Rasional: mengurangi rasa nyeri.
Dx 7
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan
dengan kurang pemahaman, salah interpretasi tidak tahu sumber – sumber
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan pengetahuan ibu tentang perawatan dini dan bayi
bertambah dengan KE : mengungkapkan kebutuhan ibu pada masa post partum dan dapat
melakukan aktivitas yang perlu dilakukan dan alasannya seperti perawatan bayi, menyusui,
perawatan perinium.
Intervensi dan Rasional:
a. Berikan informasi tentang perawatan dini (perawatan perineal) perubahan fisiologi, lochea,
perubahan peran, istirahat, KB.
Rasional: membantu mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan dan berperan pada adaptasi yang
positif dari perubahan fisik dan emosional.
b. Berikan informasi tentang perawatan bayi (perawatan tali pusat, ari, memandikan dan
imunisasi).
Rasional: menambah pengetahuan ibu tentang perawatan bayi sehingga bayi tumbuh dengan baik.
Dx 8
Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan nyeri luka jahitan perineum
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan gerak dan aktivitas terkoordinasi dengan KE : sudah tidak
nyeri pada luka jahitan saat duduk, luka jahitan perinium sudah tidak sakit (nyeri berkurang).
Intervensi dan Rasional:
a. Anjurkan mobilisasi dan latihan dini secara bertahap.
Rasional : meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke ekstremitas bawah.
Dx 2
Implementasi:
a. Mengkaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui sebelumnya.
b. Mendemonstransikan dan tinjau ulang teknik menyusui
c. Menganjurkan ibu mengeringkan puting setelah menyusui
Dx 3.
Implementasi:
a. Mengkaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan episiotomi.
b. Menyarankan pada ibu agar mengganti pembalut tiap 4 jam.
c. Memantau tanda-tanda vital.
d. Melakukan rendam bokong.
e. Menyarankan ibu membersihkan perineal dari depan ke belakang.
Dx 4
Implementasi:
a. Mengkaji dan catat cairan masuk dan keluar tiap 24 jam.
b. Menganjurkan berkamih 6-8 jam post partum.
c. Memberikan teknik merangsang berkemih seperti rendam duduk, alirkan air keran.
d. Mengkolaborasi pemasangan kateter.
Dx 5
Implementasi:
a. Mengajarkan ibu agar massage sendiri fundus uteri.
b. Mempertahankan cairan peroral 1,5-2 Liter/hari.
c. Mengobservasi perubahan suhu, nadi, tensi.
d. Memeriksa ulang kadar Hb/Ht.
Dx 6
Implementasi:
a. Menganjurkan pasien untuk melakukan ambulasi sesuai toleransi dan meningkatkan secara
progresif.
b. Mempertahankan diet reguler dengan kudapan diantara makanan, tingkatkan makan buah dan
sayuran.
c. Menganjurkan ibu BAB pada WC duduk.
d. Mengkolaborasi pemberian laksantia supositoria.
Dx 7
Implementasi:
a. Memberikan informasi tentang perawatan dini (perawatan perineal) perubahan fisiologi,
lochea, perubahan peran, istirahat, KB.
b. Memberikan informasi tentang perawatan bayi (perawatan tali pusat, ari, memandikan dan
imunisasi).
c. Menyarankan agar mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari.
Dx 8
Implementasi:
a. Menganjurkan mobilisasi dan latihan dini secara bertahap.
b. Memberi KIE perawatan luka jahitan periniom.
c. Mengkolaborasi pemberian analgetik.
V. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan 2 cara yaitu evaluasi formatif dan sumatif.
a. Evaluasi formatif : evaluasi yang dilakukan berdasarkan respon pasien terhadap tindakan
yang dilakukan.
b. Evaluasi sumatif: evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan apakah
tujuan tercapai atau tidak.
Evaluasi :
1. Nyeri dapat diatasi
2. Menyusui efektif
3. Tidak terjadi infeksi
4. Eliminasi urine kembali normal
5. Tidak terjadi kekurangan volumen cairan
6. Konstipasi dapat teratasi
7. Pengetahuan pasien tentang perawatan diri dan bayi meningkat
8. Gerakan tidak terbatas karena nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, M.E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3. Jakarta : EGC
1.
http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-abses-payudara/
Balas
2.
SUKSEMA bli
Balas
3.
SUKSEMA bli
Balas
Arsip Blog
▼ 2012 (1)
o ▼ September (1)
LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN POST PARTUM
Mengenai Saya
arik
Lihat profil lengkapku
Tema Tanda Air. Gambar tema oleh RBFried. Diberdayakan oleh Blogger.