Makalah
Oleh :
12077
2013
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Melalui makalah ini, kita dapat mengetahui tentang macam-macam obat dan
fungsinya, beserta, dosis dan efek sampingnya. Pembuatan makalah ini menggunakan
beberapa sumber dan pemikiran yang penulis gabungkan sehingga menjadi sebuah
Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
Penulis
Daftar isi
Halaman Sampul.......................................................................................................... I
Kata Pengantar............................................................................................................ II
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 22
3.2 Saran................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel
khusus dan dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel neoroglia. Sel neuron adalah sel saraf
yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi
Adapun Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi
yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel Schwann
yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan sel penyokong
(neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantara neuron dari sistem saaf pusat. Oleh
karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan
traktus yang terdapat diotak dan susm-sum tulang belakang dibentuk oleh neuron dan
neuroglia.
sifat-sifat akson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu
didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti
cumi-cumi dan gurita. Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan
yaitu otak, serabut saraf, plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari
sejumlah sel saraf baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah
serabut eferen, serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel
saraf motorik dan sensorik. Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada
membran sels araf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan
K+.
Depolarisasi yang timbul hanya pada bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi
lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat,
arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasiakan merangsang membran
disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan
ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls. Depolarisasi adalah nilai
potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan. Bagian otak depan terakhir adalah
telensefalon, telah mengalami perubahan sangat besar selama evolusi vertebrata. Pada ikan
dan amphibi, telensefalon lebih dari sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga menerima input
dari bulbus olfaktori. Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa
disadari. Oleh karena itu, penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai obat-obat
4. Menjelaskan tentang jenis obat-obat sistem saraf pusat & mekanisme kerjanya ?
4. Mengetahui tentang jenis obat-obat sistem saraf pusat & mekanisme kerjanya ?
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana seluruh aktivitas
tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum
tulang belakang. Otak dilingdungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi
oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput
meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan
mensekresi sejenis cairan yang disebut serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil
benturan dan guncangan. Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan
duramater.
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu
jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain.
Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum
medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa
stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi
(SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-
mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang.
Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik
narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat
dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif
Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan
saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas
(merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obat
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan
psikostimulansia (wekamin).
penyakit Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.
1. AMFETAMIN
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin
Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat,
2. METILFENIDAT
Tachicardia
3. KAFEIN
cepat
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi
4. NIKETAMID
Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari
IV
1. Obat Anestetik
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam
a). Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls
syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat
dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis :
1. Anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan gatal,
misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau
leher, tetes mata untuk mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda
asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan
2. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung
dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas
Obat – obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah
berikut:
e. Mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama
f. Larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan
Efek samping
Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari
dermatitis alergi.
Penggolongan
1. Bupivikain
2. Etil klorida
3. Lidokain
4. Benzokain
5. Prokain ( novokain )
6. Tetrakain
7. Benzilalkohol
Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
Efek samping
·Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
Penggolongan
1. Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan
heksobarbital)
2. Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter,
dll.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Dinitrogen monoksida
2. Enfluran
3. Halotan
4. Droperidol
5. Eter
6. Ketamin hidroklorida
e Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah
naik.
7. Tiopental
Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang
diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk
tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang
menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan
Insomnia atau tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh factor-faktor seperti : batuk,rasa
nyeri, sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan, ataupun depresi. Factor
penyebab ini harus dihilangkan dengan obat-obatan yang sesuai seperti:Antussiva, anelgetik,
2. Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat
Efek samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yng mirip dengan morfin
antara lain :
a. Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contihnya flurazepam, kloralhidrat, dan
paraldehida.
c. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di
Penggolongan
triazolam.
3. Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida.
4. Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan
1. Diazepam
Indikasi : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan
2. Nitrazepam
Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang
4. Kloral hidrat
5. Luminal
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan untuk
1) Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal
1. Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau
2. Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina.
proklorperezin.
1. Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena
2. Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran
keruh.
3. Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan
rahang )
5. Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan
penglihatan.
berlebihan.
2) Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti
konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan
1.Derivat Benzodiazepin
Adapun obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:
a. Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan
melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas
fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat
memperbaiki suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa.
Obat ini terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
dengan efek samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan
amitriptilin.
2. Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan
3). Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan
prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa
4. Obat Antikonvulsan
Obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
1. Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat.
Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu.
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggolongan:
1. Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini
diindikasikan untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil
digunakan untuk pencegahan thrombosis koroner dan cerebral. Asetosal adalah analgetik
inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Efek
sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan iritasi lambung dan saluran
cerna.
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini
serupa denga salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat
menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek
samping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama
3. Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping
trombositopenia.
4. Golongan antranilat
dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP
atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga
berdaya antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat
antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan peradangan
Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan
ginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan
lama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak
dianjurkan.
2. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur
dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
1. Morfin
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada over dosis.
2. Kodein fosfat
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
3. Fentanil
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
4. Petidin HCl
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat
analgetik. Khusus digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik
narkotik.
7. Antipiretik
8. Obat Antimigrain
Obat yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat
Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada
sendi/otot, disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan
gejala-gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi dan obat-
11. Neuroleptika
Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-
fungsi umum seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat ini digunakan pada gangguan
(infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat
berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jari-
1. Piracetam
Obat ini diindikasikan untuk gejala dengan proses menua seperti daya ingat
2. Pyritinol HCl
Obat ini diindikasikan untuk pasca trauma otak, perdarahan otak, gejala degenerasi
3. Mecobalamin
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf
kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan
berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses,
tumor, anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan
kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul
2. Petit mal
Penggunaan
Penggolongan
1. Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua
konvulsif.
klobazepam.
5. Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi
kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan
1. Fenitoin
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.
2. Penobarbital
3. Karbamazepin
4. Klobazam
5. Diazepam
Obat untuk mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang
disebabkan oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan
Penggunaan :
1. Mabuk jalan
2. Mabuk kehamilan
3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan
1. Anti histamin
Efek samping anti histamine ini adalah mengantuk. Anti histamine yang dipaki adalah
2. Dopamin blokersinarizin
Bekerja secara selektif merintangi reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone
tetapi tidak efektif untuk motion sickness. Obat yng dipaki adalah klorpromazin
4. Domperidon
terjadi hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah yang
5. Antagonis serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
1. Sinarizin
2. Dimenhidrinat
3. Klorpromazin HCl
4. Perfenazin
5. Proklorperazin
6. Trifluoperazin
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala
tremor, kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat.
Penyakit ini terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak sehingga
Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas. Gangguan negative
Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku.
tertekan.
Penggunaan
Meskipun pengobatan parkison tidak dapat mencegah progesi penyakit, tetapi sangat
memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian obat
sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Penggolongan
1. Triheksifenidil
2. Biperidin
Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap
Efek samping : gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan penglihatan dan
efek-efek sentral.
3. Levodopa
4. Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien
parkison hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan
efeknyapun menjadi singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi : parkinsonisme
5. Amantadine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring
ujung-ujung saraf.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek
sampingnya masing-masing, dan sebagai perawat kita semua harus bisa memahami tentang
3.1 Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu, pemikiran dan
pengetahuan penulis yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini penulis
sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada semua
pembaca.
Tidak terlepas dari semua itu penulis juga menyarankan bahwa sebaiknya gunakanlah
obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakanlah obat tersebut sesuai dengan penyakit yang
DAFTAR PUSTAKA
Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R:farmakologi, pendekatan proses keperawatan: EGC,
Jakarta.1996
Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: obat-obat penting, edisi keempat:1991
Muschleir, emst, dinamika obat, edisi kelima, penerbit ITB, Bandung: 1991
Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia). Jakarta: PT.
Grafindian Jaya.
Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta :EGC.
n Website :
http://afifahyunitasari.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-pengaruh-narkoba.html
http://hattaanita.blogspot.com/2011/03/contoh-makalah-pengaruh-narkoba.html
http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/pengaruh-obat-obatan-terhadap-sistem.html
http://www.sridianti.com/biologi/saraf/obat-sistem-saraf/
http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/gangguan-pada-sistem-regulasi/
http://slametarmia.blogspot.com/2013/02/makalah-farmakologi-obat-analgesik.html
http://kahfiteplan.blogspot.com/2012/04/obat-sistem-saraf-pusat.html