Jurnal Digitalisasi Citra Analog Dan Implementasi Pada Aplikasi Pengolah Citra True Color
Jurnal Digitalisasi Citra Analog Dan Implementasi Pada Aplikasi Pengolah Citra True Color
Proses Digitalisasi Citra Analog dan Implementasi pada Aplikasi Pengolah Citra
True Color
Sholehudin1), Akhmad fikron Huda2), Dian Restiani3), Dhanar Intan Surya Saputra4)
1), 2),3),4)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Purwokerto
Jl. Pol. Sumarto Watumas Purwokerto
Email : sholeh.amikompurwokerto@yahoo.com1), akhmad.fikron.huda@gmail.com2), dianrestianii@gmail.com3),
dhanarsaputra@amikompurwokerto.ac.id4)
1
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017
dan lain-lain. Tetapi tidak semua citra digital Suatu citra ƒ(x,y) dalam fungsi matematis dapat
memiliki tampilan visual yang memuaskan mata dituliskan sebagai berikut:
manusia. Ketidakpuasan itu dapat timbul karena
adanya noise, kualitas pencahayaan pada citra digital 0 ≤ x ≤ M-1
yang terlalu gelap atau terlalu terang. Sehingga
diperlukan metode untuk dapat memperbaiki kualitas 0 ≤ y ≤ N-1
citra digital tersebut. Untuk meningkatkan kualitas
citra dari sisi kontras warna maka kita bisa 0 ≤ ƒ(x,y) ≤ G-1
memberikan perlakuan pada histogramnya.
Perlakuan yang dimaksud di dalam artikel ini adalah dimana : M = jumlah piksel baris (row) pada array citra
equalization histogram pada citra dalam level ke- N = jumlah piksel kolom (column) pada array citra G
abu-an (grayscale). Histogram citra dikatakan baik = nilai skala keabuan (graylevel) Besarnya nilai M, N
bila mampu melibatkan semua level atau aras yang dan G pada umumnya merupakan perpangkatan dari dua.
mungkin pada level ke-abu-an [3].
M = 2m ; N = 2n; G = 2k
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa proses pemanfaatan citra di era sekarang dimana nilai m, n dan k adalah bilangan bulat positif.
tentunya sangat mudah dilakukan karena Interval (0,G) disebut skala keabuan (grayscale). Besar
pengambilan citra yang dilakukan dapat langsung G tergantung pada proses digitalisasinya. Biasanya
disimpan dalam bentuk digital seperti flashdisk, keabuan 0 (nol) menyatakan intensitas hitam dan 1 (satu)
hardisk, cd, dan lain sebagainya. Namun menyatakan intensitas putih. Untuk citra 8 bit, nilai G
permasalahannya yaitu bagi masyarakat yang sama dengan 28 = 256 warna (derajat keabuan).
memiliki citra yang masih disimpan dalam bentuk
analog atau klise dapat memanfaatkannya kembali b. Jenis – Jenis Citra Digital
untuk keperluan tertentu di era yang serba digital ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berusaha Pada aplikasi pengolahan citra digital pada
melakukan penelitian terhadap proses pemanfaatan umumnya, citra digital dapat dibagi menjadi 3, true
kembali klise foto yang dapat dilakukan dengan color, binary image dan Grayscale (Tompunu, 2011).
proses true color pada aplikasi pengolah citra digital.
1) True Color
2. Tinjauan Pustaka
Pada True Color ini masing – masing pixel
a. Pengolahan Citra Digital memiliki warna tertentu, warna tersebut adalah merah
(red), hijau (green) dan biru (blue). Jika masing –
Pengolahan Citra Digital (Digital Image masing warna memiliki range 0 – 255, maka totalnya
Processsing) adalah suatu disiplin ilmu yang yaitu :
mempelajari tentang teknik mengolah citra. Citra yang
dimaksud disini adalah gambar diam (foto) maupun Variasi warna berbeda pada gambar, dimana
gambar bergerak (video). Sedangkan digital mempunyai variasi ini cukup untuk gambar apapun. Karena
maksud bahwa pengolahan citra dilakukan secara digital jumlah bit yang diperlukan untuk ssetiap pixel,
menggunakan sebuah perangkat keras seperti komputer gambar tersebut juga disebut gambar-bit warna, True
[4]. Color ini terdiri dari tiga matriks yang mewakili nilai
merah, hijau, dan biru untuk setiap pixelnya.
Secara matematis, citra merupakan fungsi
kontinyu dengan intesitas cahaya pada bidang dua 2) Grayscale
dimensi. Agar dapat diolah dengan komputer, Citra digital graysacle setiap pixelnya
representasi dari fungsi kontinyu menjadi nilai – nilai mempunyai warna gradasi mulai dari putih sampai
diskrit disebut digitalisasi citra. hitam. Rentang tersebut berarti bahwa setiap pixel
dapat diwakili oleh 8 bit atau 1 byte. Rentang warna
Sebuah citra digital dapat mewakili sebuah matriks dua pada grayscale sangat cocok digunakan untuk
dimensi f(x,y) yang terdiri dari M kolom dan N baris, pengolahan file gambar. Salah satu bentuk fungsnya
dimana perpotongan antara kolom dan baris disebut digunakan dalam kedokteran (X-ray).
pixel (Suhartono, 2009). Grayscale sebenernya merupakan hasil rata – rata
dari true color, dengan demikian maka
permasalahanya dapat dituliskan sebagai berikut :
3) Binary Image
2
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017
3
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017
4
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017
4. Pengujian
Modified
Pada tahap ini aplikasi yang telah dibuat dapat
diuji, sebagai berikut :
5
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017
Daftar Pustaka