Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805

STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

Proses Digitalisasi Citra Analog dan Implementasi pada Aplikasi Pengolah Citra
True Color
Sholehudin1), Akhmad fikron Huda2), Dian Restiani3), Dhanar Intan Surya Saputra4)
1), 2),3),4)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Purwokerto
Jl. Pol. Sumarto Watumas Purwokerto
Email : sholeh.amikompurwokerto@yahoo.com1), akhmad.fikron.huda@gmail.com2), dianrestianii@gmail.com3),
dhanarsaputra@amikompurwokerto.ac.id4)

Abstrak kamera digital atau camera smartphone. Citra analog


biasanya dihasilkan oleh alat-alat pengambilan citra
Di era modern ini, masyarakat tidak lepas dari foto yang kini jarang penggunaanya, seperti kamera
untuk mendokumentasikan disetiap moment – moment analog yang hasil citra masih disimpan dalam bentuk
penting, karena foto adalah suatu gambar yang dapat klise. Untuk memanfaatkan kembali citra yang masih
mendokumentasikan aktifitas yang telah terjadi. Proses berbentuk analog maka perlu proses digitalisasi.
pengambilan foto sangat mudah dilakukan disaat Proses digitalisasi tersebut dapat dilakukan dengan
sekarang ini menggunakan teknologi kamera aplikasi pengolah citra yang digunakan untuk
smartphone ataupun menggunakan kamera digital mengolah kualitas citra menjadi lebih baik. Dengan
dimana foto tersebut dapat disimpan langsung secara hasil citra yang berkualitas maka tentu akan
digital, sehingga mempermudah foto digital tersebut meingkatkan nilai guna dalam memanfaatkan citra.
digunakan dan dimanfaatkan kembali untuk kepentingan
Penelitian tentang pengolahan citra digital
tertentu. Namun, permasalahannya adalah bagaimana
digunakan untuk mendeteksi obyek menggunakan
foto terdahulu yang diambil dengan kamera analog
pengolahan warna model normalisasi RGB, pada
dimana hasil dari foto tersebut disimpan dalam sebuah
pengolahan warna gambar, ada bermacam-macam
lembaran klise foto dapat dimanfaatkan kembali dengan
model salah satunya adalah model rgb atau
mendigitalisasi klise foto, sehingga penyimpanan klise
normalisai RGB. Model pengolahan ini merupakan
foto yang disimpan secara analog dapat di simpan
pengolahan warna dengan menghitung prosentase
secara digital. Oleh karena itu, kami melakukan sebuah
warna RGB dalam sebuah citra. Dengan
penelitian untuk memanfaatkan kembali foto – foto yang
menggunakan model ini, sebuah obyek dengan warna
disimpan dalam klise dengan proses digitalisasi. Proses
tertentu dapat dideteksi dan terbebas dari pengaruh
digitalisasi ini menggunakan pengolahan citra digital
perubahan intensitas cahaya dari luar [1]. Model
yaitu true color. True Color yaitu pemrosesan gambar
RGB dalam pembahasan jurnal ini juga di gunakan
dari negative menjadi rgb. Penelitian ini menghasilkan
dalam penelitian kami, yaitu untuk memproses
sebuah aplikasi berbasis matlab untuk pemrosesan citra
gambar dari klise foto agar menghasilkan gambar
load image, save image, true color, croping, grayscale,
dengan kualitas baik.
flip horizontal, black & white, histrogram rgb. Aplikasi
ini menghasilkan foto (JPG, JPEG, PNG, TIFF), Dalam pengolahan citra digital terdapat beberapa
dimana tipe file foto tersebut banyak digunakan oleh metode salah satunya adalah metode binerisasi yang
masyarakat masa kini. digunakan untuk mengkonversi citra digital menjadi
Kata kunci: Klise foto, pengolahan citra digital, true citra biner yaitu citra yang hanya mempunyai dua
color, matlab nilai derajat keabuan : hitam dan putih pixel-pixel
objek bernilai 1, dan pixel-pixel latar belakang
1. Pendahuluan bernilai 0, sehingga latar belakang akanberwarna
putih sedangkan objek akan berwarna hitam. Pada
Tidak dipungkiri lagi kebutuhan akan data-data
pembahasan Konferensi Nasional Sistem &
dalam bentuk digital sangat dibutuhkan di zaman
Informatika 2015 metode ini digunakan untuk
yang serba modern ini. Tak terkecuali data dalam
mengenalkan pola huruf dengan aplikasi pengolahan
bentuk citra. Pemanfaatan citra dalam bentuk digital
citra pada matlab [2]. Pada pembahasan jurnal ini
telah meluas di berbagagai bidang kehidupan
metode binerisasi digunakan untuk merubah citra
masyarakat masa kini dan tidak jarang masyarakat
pada klise atau citra negatif menjadi citra black and
yang memanfaatkannya.
white.
Pemanfaatan citra kini sebagian besar telah dalam
Seperti yang kita lihat dalam keseharian,
bentuk digital dan sedikit sekali pemanfaatan citra
penggunaan citra digital semakin meningkat karena
yang masih dalam bentuk citra analog. Citra analog
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh citra digital
dapat dikatakan pengambilan citra yang dilakukan
tersebut, antara lain kemudahan dalam mendapatkan
belum menggunakan teknologi masa kini seperti
gambar, memperbanyak gambar, pengolahan gambar

1
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

dan lain-lain. Tetapi tidak semua citra digital Suatu citra ƒ(x,y) dalam fungsi matematis dapat
memiliki tampilan visual yang memuaskan mata dituliskan sebagai berikut:
manusia. Ketidakpuasan itu dapat timbul karena
adanya noise, kualitas pencahayaan pada citra digital 0 ≤ x ≤ M-1
yang terlalu gelap atau terlalu terang. Sehingga
diperlukan metode untuk dapat memperbaiki kualitas 0 ≤ y ≤ N-1
citra digital tersebut. Untuk meningkatkan kualitas
citra dari sisi kontras warna maka kita bisa 0 ≤ ƒ(x,y) ≤ G-1
memberikan perlakuan pada histogramnya.
Perlakuan yang dimaksud di dalam artikel ini adalah dimana : M = jumlah piksel baris (row) pada array citra
equalization histogram pada citra dalam level ke- N = jumlah piksel kolom (column) pada array citra G
abu-an (grayscale). Histogram citra dikatakan baik = nilai skala keabuan (graylevel) Besarnya nilai M, N
bila mampu melibatkan semua level atau aras yang dan G pada umumnya merupakan perpangkatan dari dua.
mungkin pada level ke-abu-an [3].
M = 2m ; N = 2n; G = 2k
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa proses pemanfaatan citra di era sekarang dimana nilai m, n dan k adalah bilangan bulat positif.
tentunya sangat mudah dilakukan karena Interval (0,G) disebut skala keabuan (grayscale). Besar
pengambilan citra yang dilakukan dapat langsung G tergantung pada proses digitalisasinya. Biasanya
disimpan dalam bentuk digital seperti flashdisk, keabuan 0 (nol) menyatakan intensitas hitam dan 1 (satu)
hardisk, cd, dan lain sebagainya. Namun menyatakan intensitas putih. Untuk citra 8 bit, nilai G
permasalahannya yaitu bagi masyarakat yang sama dengan 28 = 256 warna (derajat keabuan).
memiliki citra yang masih disimpan dalam bentuk
analog atau klise dapat memanfaatkannya kembali b. Jenis – Jenis Citra Digital
untuk keperluan tertentu di era yang serba digital ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berusaha Pada aplikasi pengolahan citra digital pada
melakukan penelitian terhadap proses pemanfaatan umumnya, citra digital dapat dibagi menjadi 3, true
kembali klise foto yang dapat dilakukan dengan color, binary image dan Grayscale (Tompunu, 2011).
proses true color pada aplikasi pengolah citra digital.
1) True Color
2. Tinjauan Pustaka
Pada True Color ini masing – masing pixel
a. Pengolahan Citra Digital memiliki warna tertentu, warna tersebut adalah merah
(red), hijau (green) dan biru (blue). Jika masing –
Pengolahan Citra Digital (Digital Image masing warna memiliki range 0 – 255, maka totalnya
Processsing) adalah suatu disiplin ilmu yang yaitu :
mempelajari tentang teknik mengolah citra. Citra yang
dimaksud disini adalah gambar diam (foto) maupun Variasi warna berbeda pada gambar, dimana
gambar bergerak (video). Sedangkan digital mempunyai variasi ini cukup untuk gambar apapun. Karena
maksud bahwa pengolahan citra dilakukan secara digital jumlah bit yang diperlukan untuk ssetiap pixel,
menggunakan sebuah perangkat keras seperti komputer gambar tersebut juga disebut gambar-bit warna, True
[4]. Color ini terdiri dari tiga matriks yang mewakili nilai
merah, hijau, dan biru untuk setiap pixelnya.
Secara matematis, citra merupakan fungsi
kontinyu dengan intesitas cahaya pada bidang dua 2) Grayscale
dimensi. Agar dapat diolah dengan komputer, Citra digital graysacle setiap pixelnya
representasi dari fungsi kontinyu menjadi nilai – nilai mempunyai warna gradasi mulai dari putih sampai
diskrit disebut digitalisasi citra. hitam. Rentang tersebut berarti bahwa setiap pixel
dapat diwakili oleh 8 bit atau 1 byte. Rentang warna
Sebuah citra digital dapat mewakili sebuah matriks dua pada grayscale sangat cocok digunakan untuk
dimensi f(x,y) yang terdiri dari M kolom dan N baris, pengolahan file gambar. Salah satu bentuk fungsnya
dimana perpotongan antara kolom dan baris disebut digunakan dalam kedokteran (X-ray).
pixel (Suhartono, 2009). Grayscale sebenernya merupakan hasil rata – rata
dari true color, dengan demikian maka
permasalahanya dapat dituliskan sebagai berikut :

3) Binary Image

2
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

Setiap pixel hanya terdiri dari warna hitam dan


putih, karena hanya ada dua warna untuk setiap pixel,
maka hanya perlu 1 bit per pixel (0 dan 1) atau apabila
dalam 8 bit (0 dan 255) sehingga sangat efisien dalam
hal penyimpanan.
Binary Image merupakan hasil pengolahan dari
black & white image, dengan fungsi sebagai berikut :

Gambar 2. Ilustrasi model waterfall


B. Hasil dan Pembahasan
Dan dalam bentuk floating point
1. Analisis
Pada perkembangan teknologi saat ini dalam
pengambilan foto menggunakan kamera digital ataupun
c. Histogram Equalization kamera smartphone, tidak lagi disimpan kedalam sebuah
Histogram didefinisikan sebagai probabilitas klise (negative foto). Proses penyimpanan sebuah foto
statistik distribusi setiap tingkat abu – abu dalam gambar yang diambil melalui teknologi digital sudah dapat
digital. Persamaan histogram adalah reknik yang sangat disimpan kedalam sebuah memory seperti, flashdisk,
populer untuk peningkatan kontras gambar [5]. Konsep memory card, CD/DVD dan tempat penyimpanan yang
dasar equalization adalah dengan men-strecth histogram, lainnya. Proses tersebut tentunya mempermudah bagi
sehingga perbedaan piksel menjadi lebih besar atau para pengguna fotografi. Namun, permasalahannya
dengan kata lain informasi lebih kuat sehingga dapat adalah bagaimana para pengguna fotografi yang masih
menangkap informasi yang disampaikan [6] memiliki sebuah klise foto (negative foto) ingin
(Hadinegoro, 2012). mencetak (afdruk) klise foto tersebut, sedangkan saat ini
Citra kontras ditentukan oleh rentang dinamis hanya beberapa stuido foto yang masih membuka jasa
yang didefinisikan sebagai perbandingan antara bagian untuk memproses klise foto untuk dicetak.
terang dan paling gelap intesitas pixel. Histogram Berbagai permasalahan pun akhirnya muncul,
memberikan informasi untuk kontras dan intesitas yaitu para pemilik klise foto yang masih menyimpan
keseluruhan distribusi dari suatu gambar [7]. klise foto tersebut dan ingin mencetak klise foto tersebut
dalam bentuk foto yang berwana terkadang kesulitan
dikarenakan jasa afdruk sudah mulai menghilang atau
sudah jarang. Oleh karena itu, dalam analisa ini penulis
memberikan suatu solusi bagi yang ingin melakukan
proses merubah klise foto ke digital foto kemudian
diubah warna negative menjadi warna true color dengan
mudah.
Proses analisa berdasarkan pada metodologi
dan alur pengkodean yang digunakan. Proses merubah
klise foto melalui pengolahan citra digital. Tidak hanya
proses true color saja yang dilakukan, beberapa proses
Gambar 1. Grafik Histogram
lainnya juga perlu dilakukan seperti memperbaiki
kualitas citra.
3. Pembahasan
Kemudian untuk memperbaiki kualitas citra,
A. Metode Penelitian
diterapkan teknik pengolahan citra seperti, image
Sebelum melakukan perancangan dalam processing. Selain itu menampilkan juga histogram rgb
pembuatan sebuah sistem pengolah citra digital. hasil dari proses. Pada tahap analisis ini juga dilakukan
Diperlukan langkah kerja untuk mempermudah dalam analisis terhadap fungsionalitas sistem yanng
pembuatan sistem pengolah citra digital, didalam mendeskripsikan fungsionalitas yang harus diipenuhi
penelitian ini menggunakan metode penelitian waterfall oleh perangkat lunak dan anailisis non fungsional yang
[8][9]. Berikut tahapan yang akan dikerjakan seperti mendeskripsikan persyaratan berhubungan dengan
gambar 2 dibawah ini : kualitas sistem.
2. Desain
Pada tahap ini, membuat suatu tampilan antar
muka yang nantinya digunakan untuk memproses klise
foto (citra negative) menjadi foto berwarna (true color).

3
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

Arsitektur sistem secara umum yang akan dibangun imshow(handles.PictOriginal);


dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini : %menampilkan citra gambar
end

b. Fitur Save Image


function btnSimpanGambar_Callback(hObject,
eventdata, handles)
% hObject handle to btnSimpanGambar (see
GCBO)
Gambar 3. Arsitektur sistem secara umum % eventdata reserved - to be defined in a future
version of MATLAB
Desain tampilan aplikasi pengolah citra digital, dapat % handles structure with handles and user data
dilihat pada gambar 4 berikut ini : (see GUIDATA)
[filename, pathname] = uiputfile('*.jpg', 'Simpan
Gambar');
if isequal(filename,0) || isequal(pathname,0)
disp('Tidak Jadi Simpan Gambar')
else
complete_name =
fullfile(pathname,filename);
imwrite(handles.rotate, complete_name);
Gambar 4. Tampilan aplikasi pengolah citra digital end
3. Pengkodean
c. Fitur True Color
Pada tahap pengkodean yang penulis lakukan function btnTrueColor_Callback(hObject,
yaitu melakukan pengerjaan di software Mathworks eventdata, handles)
MATLAB 2012b. MATLAB (Matrix Laboratory) yaitu % hObject handle to btnTrueColor (see GCBO)
sebuah lingkungan komputasi numerikal dan bahasa % eventdata reserved - to be defined in a future
pemrograman komputer generasi keempat, merupakan version of MATLAB
bahasa pemrograman yang dikembangan oleh The % handles structure with handles and user data
Mathwork .Inc yang hadir dengan fungsi dan (see GUIDATA)
karakteristik yang berbeda dengan bahasa gambar = handles.PictOriginal;
pemrograman lain yang sudah ada lebih dahulu. axes(handles.Ax2PictModified);
Pengkodean pada masing – masing fitur dapat invert = 255 - 1 - gambar;
di implementasikan seperti perintah dibawah ini : imshow(invert);
handles.simpan_trueColor = invert;
a. Fitur Open Image guidata(hObject,handles);
function btnBukaGambar_Callback(hObject,
eventdata, handles) d. Fitur Black & White (Binary Image)
% hObject handle to btnBukaGambar (see function btnHitamPutih_Callback(hObject,
GCBO) eventdata, handles)
% eventdata reserved - to be defined in a future % hObject handle to btnHitamPutih (see GCBO)
version of MATLAB % eventdata reserved - to be defined in a future
% handles structure with handles and user data version of MATLAB
(see GUIDATA) % handles structure with handles and user data
[filename, pathname] = (see GUIDATA)
uigetfile('*.jpg,*.png,*.tiff', 'Masukkan Sebuah editGambarBW = handles.simpan_crop;
Gambar','*.jpg'); axes(handles.Ax2PictModified);
BW = im2bw(editGambarBW);
if isequal(filename,0) || isequal(pathname,0) imshow(BW);
disp('Enggak Jadi Masukkin Gambar'); handles.simpan_bw = BW;
else guidata(hObject,handles);
complete_name =
fullfile(pathname,filename); e. Fitur Grayscale
handles.PictOriginal = function btnAbuabu_Callback(hObject, eventdata,
imread(complete_name); %membaca sebuah citra handles)
guidata(hObject,handles); % hObject handle to btnAbuabu (see GCBO)
axes(handles.Ax1PictOriginal); %posisi citra % eventdata reserved - to be defined in a future
ditempatkan version of MATLAB

4
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

% handles structure with handles and user data 3 Croping Berhasil


(see GUIDATA)
editGambarGray = handles.simpan_crop;
axes(handles.Ax2PictModified);
gray = rgb2gray(editGambarGray); 4 Flip Berhasil
imshow(gray);
Horizontal
handles.simpan_gray = gray;
guidata(hObject,handles);

f. Fitur Histogram Equlization 5 Black & Berhasil


function btnHistogramRGB_Callback(hObject, White
eventdata, handles)
% hObject handle to btnHistogramRGB (see
GCBO) 6 Grayscale Berhasil
% eventdata reserved - to be defined in a future
version of MATLAB
% handles structure with handles and user data
(see GUIDATA)
7 Noise Berhasil
editGambarOriginal = handles.PictOriginal; ‘Gaussian’
axes(handles.Ax3HistogramOriginal);
merah = imhist(editGambarOriginal(:,:,1));
hijau = imhist(editGambarOriginal(:,:,2));
biru = imhist(editGambarOriginal(:,:,3)); 8 Noise ‘Salt Berhasil
plot(merah,'red') & Pepper’
hold on
plot(hijau,'green')
plot(biru,'blue')
9 Rotate Berhasil
editGambarModified = handles.simpan_trueColor;
axes(handles.Ax4HistogramModified);
merah = imhist(editGambarModified(:,:,1));
hijau = imhist(editGambarModified(:,:,2));
biru = imhist(editGambarModified(:,:,3));
plot(merah,'red')
hold on
plot(hijau,'green') 10 Histogram Original Berhasil
plot(biru,'blue')

4. Pengujian
Modified
Pada tahap ini aplikasi yang telah dibuat dapat
diuji, sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel Pengujian aplikasi berbasis matlab


No Fitur Hasil Keteran 11 Save Image Berhasil
gan
1 Open image Berhasil

2 True Color Berhasil

5
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

12 Print Berhasil menyimpan gambar true color yang sudah di


rotate.

Daftar Pustaka

[1] Kusumanto, RD. Tompunu, Alan Novi. “Pengolahan Citra Digital


13 Exit Berhasil untuk mendeteksi obyek menggunakan pengolahan warna model
normalisasi RGB”, Palembang, 2011.
[2] Rohpandi, Dani. Sugihartono, Asep. Winara, Giri Aji. “Aplikasi
pengolahan citra dalam bentuk pola huruf Ngalagena
menggunakan MATLAB”, STMIK Tasikmalaya, 2015.
[3] Sutoyo. T, Mulyanto. Edy, Suhartono. Vincent, Dwi Nurhayati
Oky, Wijanarto. “Teori Pengolahan Citra Digital”, Yogyakarta dan
Pengujian proses klise foto (negative) menjadi foto UDINUS Semarang, 2009.
berwarnna (true color) menggunakan perintah : [4] Andhika, Putra. “Pengolahan Noise pada operasi Pengolahan Citra
i = imread(‘klise.jpg’); Digital”, Jakarta, 2010.
[5] Kim, T. And J. Paik. “Adaptive Contrast Enchancement Using
x = 255 – 1 – i; Gain-Controllable Clipped Histogram Equalization”. IEEE Trans.
Variable i mempunyai citra ‘klise.jpg’ dengan tingkat Consumer Electr, 54: 1329-1337. DOI: 10.1109/TCE
gray level 255(8bit) sedangkan x menyimpan citra 2008.4711238, 2008.
negatifnya. Hasil akan seperti gambar 5 berikut ini : [6] Ahmad, Nazaruddin. Hadinegoro, Arifyanto. “Metode Histogram
Equalization untuk perbaikan Citra Digital”, Yogyakarta, 2012.
[7] Sengee, N. and H. Choi. “Brightness Preserving Weight
Clustering Histogram Equalization”, IEEE Trans. Consumer
Electr., 54: 1329-1337. DOI: 10.1109/TCE.2008.4637624, 2008.
[8] M. Iqbal Hasan. “Pokok metodologi penelitian dan aplikasinya”,
Jakarta, 2002.
[9] A.S Rosa dan Salahuddin M. “Modul pembelajaran rekayasa
perangkat lunak (Terstruktur dan Berorientasi Object)”, Bandung,
2011.
Gambar 5. Hasil citra negatif menjadi true color
Biodata Penulis
4. Kesimpulan Sholehudin, Jurusan Teknik Informatika STMIK
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang AMIKOM Purwokerto. Saat ini menjadi Mahasiswa
telah disusun dapat disimpulkan sebagai berikut : aktif di STMIK AMIKOM Purwokerto.
1. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai pengolah Akhmad Fikron Huda, Jurusan Teknik Informatika
citra digital yang berasal dari klise foto menjadi STMIK AMIKOM Purwokerto. Saat ini menjadi
foto true color. Mahasiswa aktif di STMIK AMIKOM Purwokerto.
2. Aplikasi yang dkembangkan dapat melakukan
proses pengolahan citra digital yaitu dengan Dian Restiani, Jurusan Teknik Informatika STMIK
proses open image, save image, print, true AMIKOM Purwokerto. Saat ini menjadi Mahasiswa
color, croping, flip horizontal, black & white, aktif di STMIK AMIKOM Purwokerto.
grayscale, gaussian, salt & pepper, rotate dan Dhanar Intan Surya Saputra Jurusan Teknik
histogram. Informatika STMIK AMIKOM Purwokerto. Saat ini
3. Hasil dari proses citra, dapatm melakukan menjadi Dosen tetap di STMIK AMIKOM Purwokerto.
penyimpanan dalam format JPG, JPEG, PNG,
TIFF. Yang dapat mampu menyimpan gambar
RGB, CMYK, Grayscale dengan ukuran file
yang lebih kecil sehingga kuualitas gambar
belum begitu baiik.
4. Dari hasil testing aplikasi ini mudah digunakan.
Dalam pembuatan dan perancangan aplikasi pengolah
citra sebagai media pengolah klise foto menggunakan
softwate Mathworks MATLAB 2012b, adapun untuk
pengembangan berikutnya penulis memberikan saran
untuk penyempurnaan dari aplikasi yang telah dibangun
yaitu :
1. Perlu adanya penambahan fitur untuk mengatur
cahaya gelap/terangnya citra dan dapat
memperbaiki kualitas sebelumnya.
2. Merubah fitur penyimpanan yang dapat
menyimpan gambar apapun, tidak hanya

Anda mungkin juga menyukai