Anda di halaman 1dari 22

Refarat

KEPUTIHAN PADA ANAK

Disusun Oleh :

Adek Pitriani, S.Ked

Wilda Suci Hidayah, S.Ked

Preseptor :

dr. Resati Nando Panonsi, Sp.KK, M.Sc

KEPANITERAAN ILMU KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Leukorrhea (fluor albus/vaginal discharge/duh tubuh vagina) atau yang lebih

dikenal dengan keputihan merupakan salah satu masalah yang banyak

dikeluhkan wanita mulai dari usia muda sampai usia tua. Lebih dari sepertiga

penderita yang berobat ke klinik-klinik ginekologi di Indonesia mengeluh

adanya leukorea (fluor albus) dan lebih dari 80% diantaranya adalah yang

patologis. Leukorea yang patologis diakibatkan oleh infeksi pada alat

reproduksi bagian bawah atau pada daerah yang lebih proksimal, yang bisa

disebabkan oleh infeksi gonokokkus, trikomonas, kandida, klamidia,

treponema, human papiloma virus, herpes genitalis. Penularannya dapat

terjadi melalui hubungan seksual. Leukorea patologis dapat juga disebabkan

oleh neoplasma/keganasan, benda asing, menopause, dan erosi. Leukorea

fisiologis dapat terjadi pada bayi baru lahir, saat menars, saat ovulasi, karena

rangsangan seksual, kehamilan, mood/stress, penggunaan kontrasepsi

hormonal, pembilasan vagina yang rutin.

Penelitian secara epidemiologi, leukorea patologis dapat menyerang

wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak

mengenal tingkat pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya, meskipun kasus ini

2
lebih banyak dijumpai pada wanita dengan tingkat pendidikan dan sosial

ekonomi yang rendah.

Keputihan (fluor albus) merupakan masalah yang sangat besar bagi

wanita. Sebagian besar keputihan disebabkan oleh golongan jamur kandida

meskipun dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang lain seperti kuman

gonococus, herpes genitalis, dan sebagainya.

Sebelum pubertas, normalnya perempuan tidak memiliki keputihan,

kecuali jika terjadi infeksi atau iritasi vagina. Setelah pubertas, estrogen

(hormon wanita) menyebabkan vagina memproduksi sekret (cairan) yang

menjaga tetap lembab dan bersih. Cairan ini keluar dari vagina sebagai duh

tubuh vagina (leukorea). Setelah menopause, kadar estrogen menurun dan

keputihan juga akan menurun.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah bukanlah

suatu penyakit melainkan gejala berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat

genital yang berlebihan dan bukan merupakan darah. Dalam kondisi normal,

kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar,

bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari

kelenjar bartolin. Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas

bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Vagina merupakan organ

berbentuk yang panjangnya berkisar 8-10 cm, berdinding tipis dan elastis

yang ditutupi epitel gepeng berlapis pada permukaan dalamnya. Lapisan epitel

vagina tidak mempunyai kelenjar dan folikel rambut, dinding depan dan

dinding belakang saling bersentuhan.

Pada wanita, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari

tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai

infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih

keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini

non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,5-4,5

Flora normal vagina meliputi Corinebacterium, Bacteroides

4
Peptostreptococcus Gardnerella Mobiluncuc, Mycoplasma dan Candida spp.

Lingkungan dengan pH asam memberikan fungsi perlindungan yang

dihasilkan oleh Lactobacillus Doderlin.

Fluor albus merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada

penderita ginekologik. Dapat dibedakan antara fluor albus yang fisiologik dan

yang patologik. Fluor albus fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang

berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang

sedang pada fluor albus patologik terdapat banyak leukosit.

Penyebab paling penting dari fluor albus patologik ialah infeksi. Disini

cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan

sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina,

serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan fluor albus patologik, pada

adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Fluor albus juga ditemukan pada

neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor tersebut sebagian atau seluruhnya

memasuki lumen saluran alat-alat genital.

B. Etiologi

a. Infeksi

Penyebab leukorrhea terbanyak adalah infeksi pada vagina (vaginitis)

dan seviks (servisitis). Ada atau tidaknya bau, gatal dan warna dapat

membantu menemukan etiologinya. Sekret yang disebabkan oeh infeksi

5
biasanya mukopurulen, warnanya bervariasi dari putih kekuningan hingga

berwarna kehijauan.

a. Bakteri :

1. Gonococcus

Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi ini yang lebih dikenal

dengan nama gonorrhea ini berwarna kekuningan yang sebetulnya

merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung

Neisseria gonorrhea berbentuk pasangan dua-dua seperti biji kopi pada

sitoplasma sel. Gambaran tersebut dapat terlihat pada pemeriksaan Pap

Smear, tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sedian apus

dengan pewarnaan Gram. Bakteri ini mudah mati bila terkena sabun, alkohol,

deterjen, dan sinar matahari. Cara penularan penyakit ini adalah dengan

senggama.

2. Chlamidia trachomatis

Bakteri ini sering menyebabkan penyakit mata yang dikenal dengan

penyakit traukoma. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada cairan vagina dan

terlihat melalui mikroskop setelah diwarnai dengan pewarnaan Giemsa.

Bakteri ini membentuk suatu badan inklusi yang berada dalam sitoplasma

sel-sel vagina. Pada pemeriksaan Pap Smear sukar ditemukan adanya

perubahan sel akibat infeksi clamidia ini karena siklus hidupnya tidak mudah

dilacak.

6
3. Gardanerrella vaginalis

Gardanerrella menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik

dan kadang dianggap sebagai bagian dari mikroorganisme normal dalam

vagina karena seringnya ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel

epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut clue cell.

Gardanerrella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin

yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak berwarna

keabu-abuan.

4. Treponema Pallidum

Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifillis. Pada

perkembangan penyakit dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di vulva dan

vagina yang disebut kondiloma lata. Bakteri berbentuk spiral dan tampak

bergerak aktif pada pemeriksaan mikroskopis lapangan gelap.

b. Jamur:

Candida albicans

Cairan yang dikeluarkan biasanya kental, berwarna putih susu seperti susu

pecah, dan sering disertai gatal, vagina tampak kemerahan akibat proses

peradangan. Dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) dan hifa semu.

Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang subur bagi pertumbuhan

jamur ini adalah kehamilan, diabetes mellitus, pemakai pil kontrasepsi. Pasangan

penderita juga biasanya akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang saling

menularkan antara pasangan suami-istri disebut sebagai phenomena ping-pong.

7
c. Parasit:

Trichomonas vaginalis

Parasit ini berbetuk lonjong dan mempuyai bulu getar dan dapat bergerak

berputar-putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau dengan mikroskop. Cara

penularan penyakit ini dengan senggama. Walaupun jarang dapat juga ditularkan

melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. Cairan yang keluar

dari vagina biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan berbau. Fluor

albus oleh karena parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan

dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih saat berkemih. Pada pria sering

tanpa gejala sehingga mereka tidak menyadari dan menularkan pada istri atau

pasangannya.

d. Virus:

1. Virus Herpes

Virus herpes yang paling sering adalah virus herpes simpleks tipe 2

yang juga merupakan penyakit yang ditularakan melalui senggama. Pada

awal infeksi tampak kelainan kulit seperti melepuh seperti terkena air panas

yang kemudian pecah dan meimbulkan lka seperti borok. Pasien merasa

kesakitan.

2. Human Papilloma Virus

Human Papilloma Virus meruapakn penyebab dari kondiloma

akuminata. Kondiloma ditandai dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang

8
sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger ayam berukuran besar.

Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa gatal. Penyakit ini ditularkan

melalui senggama dengan gambaran klinis menjadi lebih burukbila disertai

gangguan system imun tubuh seperti pada kehamilan, pemakain steroid yang

lama seperti pada pasien dengan gagal ginjal atau setelah transplantasi ginjal,

serta penderita HIV AIDS.

b. Non infeksi

Dapat disebabkan oleh :

 Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan

Kadang-kadang pada wanita ditemukan cairan dari vagina yang

tercampur dengan urine atau feses. Hal ini dapat terjadi akibat adanya

fistel uterovagina, fistel rektovagina yang disebabkan kelainan

kongenital, cedera persalinan, radiasi pada kanker alat kandungan atau

akibat kanker itu sendiri.

 Benda asing

Adanya benda asing seperti kotoran tanah atau biji-bijian pada

anak-anak ataupun tertinggalnya tampon maupun kondom pada wanita

dewasa, adanya cincin pesariumpada wanita yang menderita prolaps

uteri serta pemakaian alat kontrasepsi seperti IUD dapat merangsang

pengeluaran sekret secara berlebihan.

 Hormonal

9
Perubahan hormonal estrogen dan progesteron yang terjadi

dapat dikarenakan adanya perubahan konstitusi dalam tubuh wanitu itu

sendiri atau karena pengaruh dari luar misalnya karena obat/cara

kontrasepsi, dapat juga karena penderita sedang dalam pengobatan

hormonal.

 Kanker

Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel normal

yang berlebihan sehingga mengakibatkan sel bertumbuh sangat cepat

secara abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan

perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk

memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut. Pada Ca

cerviks terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk

akibat terjadinya proses pembusukan tadi, dan acapkali disertai adanya

darah yang tidak segar.

 Vaginitis atrofi

Usia pra pubertas, masa laktasi, pasca menopause dan beberapa

keadan yang menyebabkan kurangnya estrogen, akan menyebabkan

meningkatnya pH vagina. Naiknya pH akan menyebabkan

pertumbuhan bakteri normal dalam vagina menjadi berkurang, tetapi

sebaliknya pH yang meningkat akan memicu pertumbuhan bakteri

patogen di vagina. Kurangnya estrogen akan menyebabkan penipisan

mukosa vagina sehingga mudah terluka dan terinfeksi

10
C. Klasifikasi

I. Leukorrhea Fisiologis

Yaitu sekret dari vagina normal yang berwarna jernih atau putih,

menjadi kekuningan bila kontak dengan udara yang disebabkan oleh

proses oksidasi. Secara mikroskopik terdiri dari sel-sel epitel vagina yang

terdeskuamasi, cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari

endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam

jumlah bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama

Lactobacillus doderlein. Memiliki pH < 4,5 yang terjadi karena produksi

asam laktat oleh Lactobacillus dari metabolisme glikogen pada sel epitel

vagina.

Leukorrhea fisiologis terdapat pada keadaan sebagai berikut :

1. Bayi baru lahir sampai dengan usia 10 hari, hal ini disebabkan

pengaruh estrogen di plasenta terhadap uterus dan vagina bayi.

2. Premenarche, mulai timbul pengaruh estrogen

3. Saat sebelum dan sesudah haid

4. Saat atau sekitar ovulasi, keadaan sekret dari kelenjar pada serviks

uteri menjadi lebih encer

5. Adanya rangsangan seksual pada wanita dewasa karena

pengeluaran transudasi dinding vagina

11
6. Pada kehamilan, karena pengaruh peningkatan vaskularisasi dan

bendungan di vagina dan di daerah pelvis

7. Stress emosional

8. Penyakit kronis, penyakit saraf, karena pengeluaran sekret dari

kelenjar serviks uteri juga bertambah

9. Pakaian (celana dalam ketat, pemakaian celana yang jarang ganti,

pembalut)

10. Leukorrhea yang disebabkan oleh gangguan kondisi tubuh, seperti

keadaan anemia, kekurangan gizi, kelelahan, kegemukan, dan usia

tua > 45 tahun

II. Leukorrhea Patologis

Leukorrhea dikatakan tidak normal jika terjadi peningkatan volume

(khususnya membasahi pakaian), bau yang khas dan perubahan

konsistensi atau warna. Penyebab terjadinya leukorrhea patologis

bermacam-macam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi (oleh bakteri,

jamur, protozoa, virus) adanya benda asing dalam vagina, gangguan

hormonal akibat menopause dan adanya kanker atau keganasan dari alat

kelamin, terutama pada serviks.

12
D. Epidemiologi

Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi

perempuan yang mengalami fluor albus bervariasi antara 1 -15 % dan hampir

seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu

gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Seringkali fluor albus

merupakan indikasi suatu vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari

servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul bersamaan.

Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis,

Vaginosis bacterial, dan Kandidiasis. Sering penyebab noninfeksi dari

vaginitis meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia. Servisitis

sendiri disebabkan oleh Gonore dan Klamidia. Prevalensi dan penyebab

vaginitis masih belum pasti karena sering didiagnosis dan diobati sendiri.

Selain itu vaginitis seringkali asimptomatis dan dapat disebabkan lebih dari

satu penyebab.

E. FAKTOR PENYEBAB KEPUTIHAN PADA ANAK

Keputihan sejauh ini merupakan keluhan pediatrik yang paling umum pada

pasien prapubertas. Laporan kejadian dalam literatur bervariasi dari 17 - 50%.

Beberapa faktor mempengaruhi nya adalah :

 Lapisan pelindung pembukaan vagina yang kurang oleh labia majora

 Kadar estrogen yang rendah menghasilkan atrofi genital

13
 Kebersihan yang buruk

 Kondisi dermatologis yang umum ditemukan pada anak-anak.

Sintesis estrogen dalam ovarium janin cenderung rendah, tetapi estrogen ibu

siap melintasi plasenta dan estrogen bayi. Sejak lahir hingga delapan minggu pertama

kehidupan, bayi perempuan berada di bawah pengaruh estrogen ibu. Baik labia

majora dan minora menunjukkan penebalan yang signifikan dan menutup pembukaan

vagina. Kadar estrogen mulai menurun setelah periode neonatal. Tingkat terendah

antara usia tiga dan delapan hingga sembilan. Dengan kadar estrogen yang rendah,

jaringan genital menjadi atrofi. Labia majora muncul sebagai tepi tipis kulit normal

yang mengelilingi lubang vagina.

Labia minora tipis, hampir tidak ada dan lubang vagina terletak di dekat anus.

Selaput dara yang pernah tebal menjadi tipis dan tembus cahaya. Epitelium vagina

agak eritematosa dan mungkin tampak meradang. Setelah usia sembilan tahun, kadar

estrogen mulai naik lagi, menandakan awal pubertas. Di bawah pengaruh estrogen,

genitalia eksternal mulai mengambil bentuk alat kelamin eksternal dewasa. Karena

kadar estrogen yang rendah, pH vagina pada wanita prapubertas bersifat basa.

Organisme yang umumnya terisolasi pada alat genitalia adalah anaerob campuran,

Escherichia coli, diphtheroids dan staphylococci negatif koagulase.

Kontak atau alergi vulvitis dapat menyebabkan pruritis yang signifikan

dengan goresan dan ekskoriasi yang menyebabkan keputihan. Menyinggung iritasi

14
termasuk mandi busa, sabun wangi, deterjen, salep dan lotion. Pergantian popok yang

jarang menyebabkan dermatitis popok. Sejarah yang tepat harus diambil untuk

mengidentifikasi iritasi. Perjalanan singkat hidrokortison topikal selama seminggu

dapat dipertimbangkan, jika pruritis menetap setelah pengangkatan zat iritan.

Penyebab langka pruritis vulva pada wanita prapubertas adalah lichen sclerosus, suatu

kondisi yang biasanya terlihat pada wanita menopause. Vulva bersifat putih dan

atrofik. Ini cenderung bilateral dan simetris.

F. MEKANISME KEPUTIHAN PADA ANAK

Fisiologis

Selama periode neonatal awal, estrogen ibu menyebabkan oestrogenisasi

saluran genital. Keputihan lendir, sering berdarah, bukan merupakan temuan yang

tidak biasa dalam 14 hari pertama kehidupan. Efek estrogen mulai surut setelah dua

minggu. Keputihan atau perdarahan apa pun setelah dua minggu membutuhkan

penyelidikan. 2 Kenaikan kadar estrogen pada permulaan pubertas menghasilkan

produksi leukorea fisiologis. Ini adalah ciri lendir mukoid berwarna putih susu atau

jernih. Debit tersebut tidak menyerang dan jarang mengharuskan penggunaan lapisan

linen.

15
Patologis

 Benda Asing

Benda asing di vagina adalah penyebab umum keputihan. Dalam

review oleh Smith, 17,6% pasien dengan keputihan, memiliki benda asing di

vagina. Benda-benda umum diambil dari vagina termasuk bola kertas tissu,

manik-manik dan krayon. Keputihan biasanya berwarna kecoklatan dan

berbau busuk. Ini bisa terjadi setiap hari, membutuhkan penggunaan panty

liner. Benda asing pada pembukaan vagina dapat dihilangkan dengan

penggunaan forceps. Yang lebih lanjut dari saluran vagina dapat diirigasi atau

dikeluarkan melalui vaginoskop. Ini mungkin harus dilakukan dengan sedasi

ringan atau anestesi.

 Infeksi

o Jamur

Seperti pada orang dewasa, Candida albicans adalah infeksi jamur

yang paling umum pada wanita prapubertas. Infeksi Candida jarang

terjadi pada gadis prapubertas non-estrogen. Mereka umum di bawah

usia dua tahun, tetapi menjadi kurang sering setelah anak keluar dari

popok. Infeksi dengan candida dapat mengikuti pengobatan dengan

antibiotik. Ini ditandai dengan ruam eritematosa dengan batas-batas

yang terangkat dan berbatas tegas. Keputihan terkait tebal, putih dan

sering digambarkan sebagai menyerupai keju cottage. Kandidiasis

16
berulang harus mengingatkan praktisi untuk kemungkinan kondisi

seperti diabetes onset remaja dan imunosupresi. Diagnosis dapat

dengan mudah dilakukan dengan persiapan basah-mount KOH

(kalium hidroksida) dari keputihan. Karakter spora dan hifa bisa

dilihat. Bakteri Anak-anak suka mengeksplorasi dan organisme

patogenik dapat diperkenalkan dari bagian lain dari tubuh.

Patogen pernapasan adalah organisme terisolasi yang paling

umum pada anak-anak dengan keputihan abnormal. Organisme seperti

Haemophilus infl uenzae, grup A & B streptokokus hemolitik dan

Streptococcus pneumoniae umumnya berbudaya. Infeksi pada saluran

genital mungkin mengikuti infeksi pada saluran pernapasan atau kulit.

Infeksi oleh patogen pernafasan cenderung menyebabkan

keputihan berwarna kuning kehijauan dan purulen. Pembukaan vagina

terletak di dekat anus pada gadis-gadis prapubertas. Alat kelamin

eksternal atrofi menawarkan sedikit perlindungan, dan vagina sering

terkena organisme enterik. Menyeka perineum dari anus ke vagina

menyebabkan kontaminasi feses pada vagina. Serangan gastroenteritis

berulang, terutama pada anak dengan imunokompromasi, dapat

menyebabkan infeksi berulang. Shigella flexneri adalah penyebab

infeksi yang tidak biasa pada anak-anak. Ini menyebabkan lendir

vagina mukopurulen, kadang-kadang berdarah.

17
Infeksi Escherichia coli menyebabkan cairan oul berbau yang

encer dan encer. Infeksi mungkin mengikuti episode diare. Keputihan

mungkin merupakan satu-satunya manifestasi penyakit menular

seksual pada anak yang mengalami pelecehan. Dalam studi oleh

Robinson, semua gadis dengan Neisseria gonorrhoeae atau

Trichomonas vaginalis mengalami keputihan. Dua pertiga dari mereka

dengan Chlamydia trachomatis juga memiliki keputihan. Infeksi

Neisseria gonorrhoeae menghasilkan cairan berwarna kuning purulen.

Trichomonas dinyatakan secara klinis sebagai buih berbusa, berair

kuning atau hijau.

Anak-anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi klamidia dapat

membawa organisme tersebut hingga 18 bulan. Dalam membuat

diagnosis, dua spesimen debit harus diambil - satu untuk pengujian

ruang samping dan yang lainnya untuk kultur. Motile flagela dapat

dilihat pada saline wet-mount dalam kasus trichomonas. Gonococcus

dan klamidia adalah patogen intraselular dan dapat diidentifikasi

melalui pewarnaan Gram dan kultur. Antibiotik idealnya hanya

digunakan jika pertumbuhan murni atau dominan diidentifikasi.

o Virus

Infeksi virus kurang umum daripada yang disebabkan oleh bakteri dan

jamur. Virus herpes simpleks adalah patogen yang paling umum dan

dapat ditularkan secara vertikal selama persalinan. Di luar periode

18
neonatal, kehadiran herpes menunjukkan kebutuhan untuk mencari

pelecehan seksual. Anak yang terinfeksi datang dengan erupsi vulva

yang menyakitkan terkait dengan

cairan vagina yang encer dan encer. Diagnosis biasanya klinis tetapi

dapat dikonfirmasi oleh meningkatnya titer antibodi serum atau sel

raksasa multinuklear pada sitologi vagina.

o Protozoa

Enterobius vermicularis (cacing kremi) adalah infestasi umum pada

gadis muda. Ini menyebabkan pruritis parah, berhubungan dengan

cairan yang tipis dan tidak berwarna. Uji "sellotape" dianjurkan

sebagai sarana untuk membuat diagnosis, tetapi hasilnya biasanya

rendah. Cacing dapat dilihat di bawah cahaya terang saat mereka

keluar di malam hari untuk bertelur.

19
BAB III

KESIMPULAN

Leukorea merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita

mulai dari usia muda sampai usia tua. Leukorea (fluor albus/white

discharge/keputihan/vaginal discharge/duh tubuh vagina) adalah pengeluaran cairan

dari alat genitalia yang tidak berupa darah. Kebanyakan duh tubuh vagina adalah

normal. Akan tetapi, jika duh tubuh yang keluar tidak seperti biasanya baik warna

ataupun penampakannya, atau keluhannya disertai dengan nyeri, kemugkinan itu

merupakan tanda adanya sesuatu yang salah. Duh tubuh vagina merupakan kombinasi

dari cairan dan sel yang secara berkelanjutan melewati vagina. Fungsi dari duh tubuh

vagina adalah untuk membersihkan dan melindungi vagina.

Etiologi leukorea sampai sekarang masih sangat bervariasi sehingga disebut

multifaktorial. Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan

darah dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya.

Leukorea fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari,

karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin; saat menars,

karena pengaruh estrogen dan biasanya akan hilang dengan sendirinya; rangsangan

seksual sebelum dan pada waktu koitus akibat transudasi dinding vagina; saat ovulasi,

berasal dari sekret kelenjar serviks uteri yang menjadi lebih encer; saat kehamilan,

mood (perasaan hati), stress; saat pemakaian kontrasepsi hormonal; pembilasan

vagina secara rutin. Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit,

20
virus, benda asing, menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi.

Infeksi oleh bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella

vaginalis, treponema pallidum.

Leukorea patologis oleh jamur biasanya disebabkan oleh spesies kandida,

cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu, dan sering

disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan akibat peradangan.

21
22

Anda mungkin juga menyukai