Anda di halaman 1dari 8

KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI

A. Kristal dan Kristalografi


Kristal atau dalam istilah kimia dikenal sebagai hablur merupakan suatu
padatan yang terbentuk dari banyak atom, senyawa, molekul, ataupun ion yang
berikatan satu sama lain dan tersusun secara beraturan, memiliki pola berulang
membentuk satu kesatuan sehingga memiliki bentuk yang simetris serta dapat dilihat
secara tiga dimensi. Pada proses keterbentukannya, kristal dapat terbentuk di alam
membentuk mineral atau di laboratorium sebagai hablur melalui proses hidrotermal,
proses pendinginan magma, proses evaporit, proses pengkristalan, dan lain-lainnya.
Kristalografi adalah satu disiplin ilmu yang membahas tentang penggambaran
dari kristal, sifat-sifat geometri suatu kristal terutama berhubungan langsung dengan
proses keterbentukan, pertumbuhan, dan kenampakan luar kristal tersebut.
Dengan mempelajari kristalografi berarti mengkaji tentang bagaimana dan
mengapa kristal dapat diartikan sebagai suatu bidang homogen yang memiliki
bidang bersisi banyak (polyhedral) tertentu. Bidang muka yang licin pada suatu
permukaan kristal di dalam kristalografi biasanya memiliki sifat anisotrop dan tembus
air.

Sumber: Liana, 2018


Gambar 1
Sistem kristal trigonal pada mineral kalsit dan magnetit
B. Unsur Simetri Kristalografi
1. Zona dan Sumbu Zona
Zona didefinisikan sebagai suatu bidang yang terbentuk dari perpotongan garis
atau sumbu yang saling berpotongan satu sama lain. Sedangkan sumbu zona adalah
suatu garis membentuk atau membagi suatu bidang yang letaknya sejajar satu sama
lain dan terletak dalam satu zona.

Sumber: Rolan, 2018


Gambar 2
Zona dan Sumbu Zona

2. Sumbu Simetri
Sumbu simetri merupakan suatu garis lurus yang dibuat melintasi pusat kristal
yang mana bila kristal diputar sejauh 3600 terhadap garis tersebut sebagai titik putarnya
maka kristal tersebut akan terlihat seperti semula.
Sumbu simetri berlaku jika kenampakan pada kedua ujung sumbu sama ketika
diputar pada porosnya, dinotasikan dengan menggunakan huruf L (linier) atau g (gyre).
Sumbu simetri menjadi 4 macam diantaranya:
a. Bigyre : Apabila kristal diputar searah 3600 pada sumbunya akan
muncul 2 kali kenampakan yang sama
b. Trigyre : Apabila kristal diputar searah 3600 pada sumbunya akan
muncul 3 kali kenampakan yang sama
c. Tetragyre : Apabila kristal diputar searah 3600 pada sumbunya akan
muncul 4 kali kenampakan yang sama
d. Hexagyre : Apabila kristal diputar searah 3600 pada sumbunya akan
muncul 6 kali kenampakan yang sama
3. Sumbu Inversi
Suatu kristal dapat dikatakan memiliki sumbu inversi jika garis yang ditarik dari
satu titik pada bagian permukaan kristal memotong pusat kristal dan menghasilkan
suatu titik yang berlawanan dengan titik awal yang memiliki jarak sama. Inversi dapat
dikatakan pula kebalikan dari proses pencerminan.

Sumber: Fajar, 2012


Gambar 3
Sumbu Inversi

4. Sumbu Cermin Putar (Gyroide)


Bidang pencerminan merupakan suatu bidang imajiner atau khayal yang
memisahkan dua belah sisi dari suatu kristal yang mempunyai bentuk muka yang sama,
memiliki ukuran dan bentuk yang berlawanan satu sama lain serta terletak tepat
diantara kedua bidang tersebut.

Sumber: Nanang, 2015


Gambar 4
Pencerminan

5. Rotasi
Sumbu rotasi adalah sumbu simetri yang mana apabila diputar pada porosnya
akan membentuk kenampakan yang sama pada sisi depan kristal dengan adanya
proses pembalikan pada bagian belakang kristal.
Sumber: Kemendikbud, 2016
Gambar 5
Rotasi

6. Translasi
Translasi dapat diartikan sebagai suatu proses perpindahan dari sebuah kristal
pada bidang vektor tanpa merubah arah dan bentuk awal dari kristal tersebut.

Sumber: Kemendikbud, 2016


Gambar 6
Translasi

C. Sistem Kristal
Secara karakteristik, mineral di alam memiliki beragam perbedaan, perbedaan
tersebut dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung, namun, bentuk dari
Kristal-kristal penyusun mineral dapat menunjukan kesamaan antar mineral, sehingga
dari sinilah muncul klasifikasi untuk sistem kristal.
Pada saat ini terdapat setidaknya tujuh sistem utama yang dari setiap sistemnya
dibagi kembali menjadi beberapa kelas. Pembagian kelas berdasarkan pada simetri
ruang kosong dari struktur dengan memproyeksikan kedalam bentuk tiga dimensi.
Tujuh sistem utama kristal diantaranya:
1. Isometrik
Isometrik atau sering disebut simetri kubik merupakan sistem yang paling
sederhana diantara sistem lainnya. Sistem ini memiliki ciri-ciri yaitu terdiri dari 3 sumbu
yang sama panjang, saling tegak lurus dengan sumbu lain membentuk sudut 900.
Contoh mineral isometrik diantaranya adalah pirit, halit, galena, kuprit, fluorit, magnetit
dan lainnya. Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas diantaranya Tetartohedral, Diploidal,
Gyroidal, Hextetrahedral, dan Hexotrahedral.

Sumber: Aulizar, 2010


Gambar 7
Halit

2. Tetragonal
Kristal ini memiliki Memiliki 2 sumbu sama panjang, dengan 1 sumbu berlainan
panjang dan tegak lurus satu sama lain. Dapat dikatakan pula semua sumbu
membentuk sudut 900 terhadap satu sama lain. Contoh mineral tetragonal adalah
kalkopirit, zirkon, kalsiterit, wulfenit, dan lainnya. Sistem ini dibagi menjadi 7 kelas
diantaranya Tetragonal pyramidal, Tetragonal disphenoidal, Tetragonal dipyramidal,
Tetragonal trapezoidal, Ditetragonal pyramidal, Tetragonal scalenoidal, dan
Ditetragonal dipyramidal.

Sumber: Naibobe, 2012


Gambar 8
Zirkon
3. Orthorhombic
Sistem ini memiliki 3 sumbu yang berlainan panjang dan membentuk sudut 900
dari inti kristal. Contoh mineral orthorhornbic diantaranya anglesit, andalusit, topaz,
sulfur, marcasit, barit, dan lainnya. Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas diantaranya
Ortorhombic disphenoidal, Ortorhombic pyramidal, dan Ortorhombic dipyramidal.

Sumber: Aulizar, 2010


Gambar 9
Topaz

4. Hexagonal
Sistem ini memiliki 4 sumbu, 3 sumbu sama panjang dan membentuk sudut
1200 sedang 1 sumbu lainnya memiliki panjang yang berbeda dan tegak lurus terhadap
sumbu lainnya. Contoh mineral hexagonal diantaranya: Corondum, Hematit,
Aquamarine, Beryl dan lainnya. Sistem ini dibagi menjadi 7 kelas diantaranya
Hexagonal pyramidal, Trigonal dipyramidal, Hexagonal dipyramidal, Hexagonal
trapezoidal, Dihexagonal pyramidal, Ditrigonal dipyramidal, dan Dihexagonal
dipyramidal.

Sumber: Aulizar, 2010


Gambar 10
Beryl
5. Trigonal/Rombohedral
Beberapa ahli mengelompokkan sistem ini kedalam sistem hexagonal yang
mana bidang dasar berbentuk segienam. Sumbu pada sistem ini saling berpotongan
pada bagian sisi miring. Contoh mineral trigonal diantaranya Kuarsa, Bentonit,
Amethyst dan lainnya. Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas yaitu Trygonal pyramidal,
Rhombohedral, Trigonal trapezoidal, Ditrygonal pyramidal, dan Ditrigonal scalahedral.

Sumber: David, 2017


Gambar 11
Kuarsa

6. Triclinic
Memiliki 3 sumbu yang satu sama lain tidak tegak lurus dan tidak sama panjang
yang saling berpotongan pada sisi miringnya. Contoh mineral triclinic adalah Kyanit,
axinite, Albit dan lainnya. Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas yaitu Triclinic pedial dan
Triclinic pinacodial.

Sumber: Aulizar, 2010


Gambar 12
Felspar-Albit

7. Monoclinic
Sistem ini terdiri dari 3 sumbu yang sumbunya membentuk sudut 900 dan sumbu
yang lainnya lebih miring terhadap bidang yang lainnya. Contoh mineral monoclinic
adalah azurit, lazurit, biotite, hornblende, ortoklas, augite, arsenopirit dan lainnya.
Sistem ini dibagi menjadi 3 sistem diantaranya Monoclinic sphenoidal, Monoclinic
domatic, Monoclinic prismatic.

Sumber: Gery, 2010


Gambar 13
Azurit

Anda mungkin juga menyukai

  • Lisna
    Lisna
    Dokumen8 halaman
    Lisna
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Lisna 4
    Lisna 4
    Dokumen3 halaman
    Lisna 4
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Musfa
    MAKALAH Musfa
    Dokumen37 halaman
    MAKALAH Musfa
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Makalah Via
    Makalah Via
    Dokumen31 halaman
    Makalah Via
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Pola Dan Mekanisme
    Pola Dan Mekanisme
    Dokumen19 halaman
    Pola Dan Mekanisme
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Nomor 176 Tahun 2013
    Nomor 176 Tahun 2013
    Dokumen13 halaman
    Nomor 176 Tahun 2013
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Lisna 2)
    Lisna 2)
    Dokumen15 halaman
    Lisna 2)
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Surat
    Surat
    Dokumen1 halaman
    Surat
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Lisna 3
    Lisna 3
    Dokumen3 halaman
    Lisna 3
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Perinsip
    Perinsip
    Dokumen6 halaman
    Perinsip
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • TIME LINE KEGIATAN LAPANGAN Kel.12
    TIME LINE KEGIATAN LAPANGAN Kel.12
    Dokumen2 halaman
    TIME LINE KEGIATAN LAPANGAN Kel.12
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • KESIMPULAN
    KESIMPULAN
    Dokumen1 halaman
    KESIMPULAN
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Resume Pendahuluan
    Resume Pendahuluan
    Dokumen5 halaman
    Resume Pendahuluan
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Format Cover
    Format Cover
    Dokumen2 halaman
    Format Cover
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • TIME LINE KEGIATAN LAPANGAN Kel.12
    TIME LINE KEGIATAN LAPANGAN Kel.12
    Dokumen2 halaman
    TIME LINE KEGIATAN LAPANGAN Kel.12
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • LABORATORIUM GEOLOGI Asistensi
    LABORATORIUM GEOLOGI Asistensi
    Dokumen1 halaman
    LABORATORIUM GEOLOGI Asistensi
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • KESIMPULAN
    KESIMPULAN
    Dokumen1 halaman
    KESIMPULAN
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Resume
    Resume
    Dokumen19 halaman
    Resume
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Format Cover
    Format Cover
    Dokumen2 halaman
    Format Cover
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Dokumen8 halaman
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Dokumen8 halaman
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Ilham
    Belum ada peringkat
  • Format Cover
    Format Cover
    Dokumen2 halaman
    Format Cover
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Ilham
    Belum ada peringkat
  • Magnetic Separator: M - Xiv
    Magnetic Separator: M - Xiv
    Dokumen13 halaman
    Magnetic Separator: M - Xiv
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Ilham
    Belum ada peringkat
  • Electrostatic Separator: 15.1 Tujuan Praktikum
    Electrostatic Separator: 15.1 Tujuan Praktikum
    Dokumen11 halaman
    Electrostatic Separator: 15.1 Tujuan Praktikum
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Muhamad Ilham Naufal
    Belum ada peringkat