LINGKUNGAN
Disusun oleh :
Setelah melakukan keempat langkah ARKL di atas maka telah dapat diketahui
apakah suatu agen risiko aman/dapat diterima atau tidak. Dalam pengelolaan risiko
perlu dibedakan antara strategi pengelolaan risiko dengan cara pengelolaan risiko.
Strategi pengelolaan risiko meliputi penentuan batas aman yaitu:
Adapun cara pengelolaan risiko adalah cara atau metode yang akan digunakan
untuk mencapai batas aman tersebut. Cara pengelolaan risiko meliputi beberapa
pendekatan yaitu pendekatan teknologi, pendekatan sosial-ekonomis, dan pendekatan
institusional.
Alternatif
Pendekatan
No. PENGELOLAAN TEKNOLOGI Institisional
Sosio-
Ekonimis
1 Penurunan Pengaturan Law
konsentrasi hingga lalu lintas enforcement
batas aman dan parkir baku mutu
Penanaman emisi
tanaman kendaraan
yang dapat
menyerap
SO2 di
udara
3. Apa pengertian RKL, RPL, UPL, UKL dan lingkup bahasan di bahas di dalam masing-
masing dokumen tersebut.
RKL
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah,
mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang
bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat
rencana suatu kegiatan.
o Tujuan pelaksanaan RKL
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (KepMen LH)
No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL atau dapat juga diperoleh dari
kantor Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) atau pemerintah daerah
yang bersangkutan.
Apabila rencana kegiatan mendapat izin dan melanjutkan pelaksanaan
kegiatan, pemrakarsa diwajibkan melakukan hal-hal yang telah tertera
dalam:
a Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) untuk
mengendalikan dampak
b.Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) untuk memantau
dampak
2. Peningkatan kebisingan
1. Gangguan getaran
RPL
o Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya
pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan
bagian Dokumen AMDAL yang wajib disusun dan dilaksanakan oleh
Pemrakarsa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan.
Pelaksanaan RPL juga diperlukan baik bagi pihak lain yang
berkepentingan antara lain:
• Instansi Pemerintah sebagai perencana pelaksana dan pengawas
pembangunan serta pengelola lingkungan hidup
• Masyarakat di sekitar lokasi terutama yang akan terkena dampak
penting.
• Pemerhati lingkungan termasuk LSM, pakar dan masyarakat umum
lainnya
• Tahap Prakontruksi
3. Pengadaan lahan
• Tahap Kontruksi
3. Pematang Lahan
5. Pemasangan Peralatan
UKL-UPL
o Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam
pengelolaan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan
yang tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup).
o Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan.
o Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak
diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola
dengan teknologi yang tersedia.
o UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk
pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan
usaha dan atau kegiatan.
o Dokumen UKL-UPL dibuat pada fase perencanaan proyek sebagai
kelengkapan dalam memperoleh perizinan. Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
diwajibkan pula bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan namun
belum memiliki UKL-UPL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dibuat untuk proyek-proyek
yang dampak lingkungannya dapat diatasi, skala pengendaliannya kecil
dan tidak kompleks.