Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAA OTITIS

MEDIA SUPURATIF KRONIK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman

UPTD PUSKESMAS
PAGERWOJO Luluk Tri Suharto, S.Sos
KABUPATEN NIP. 19680130 198903 1 005
TULUNGAGUNG

1. Pengertian Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan kronik


telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat
keluarnya sekret dari telinga lebih dari 2 bulan, baik terus-
menerus maupun hilang timbul
Terdapat dua tipe OMSK, yaitu OMSK tipe aman (tanpa
kolesteatoma) dan tipe bahaya (dengan kolesteatoma)
Kode ICD - 10 : H 66.1 Chronic tubotympanic suppurative otitis
media
H 66.2 Chronic atticoantral suppurative otitis
media
H 66.3 Other chronic suppurative otitis media
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan tatalaksana pengobatan
pasien otitis media supuratif kronik

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pagerwojo Nomor :


tentang Pelayanan Klinis Pada UPTD Puskesmas Pagerwojo

4. Referensi 1. Pedoman Layanan Klinis UPTD Puskesmas Pagerwojo


2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa :
a. Keluar cairan dari liang telinga secara terus menerus atau
hilang timbul lebih dari 2 bulan
b. Riwayat pernah keluar cairan dari telinga sebelumnya
c. Cairan dapat berwarna kuning / kuning-kehijauan /
bercampur darah / jernih / berbau
d. Gangguan pendengaran
2. Petugas melakukan pemeriksan fisik :
a. OMSK tipe aman (tubotimpani)
1) Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk ginjal
atau bundar
2) Sekret biasanya mukoid dan tidak terlalu berbau
3) Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi,
granulasi atau timpanosklerosis
b. OMSK tipe bahaya
1) Perforasi atik, marginal atau sentral besar (total)
2) Sekret sangat berbau, berwarna kuning abu-abu,
purulen dan dapat terlihat kepingan berwarna putih
mengkilat
3) Kolesteatoma
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan :
audiometri nada murni, foto mastoid, tes garputala (rujuk ke
fasilitas kesehatan sekunder)
4. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila
diperlukan
5. Petugas melakukan tatalaksana :
Non medikamentosa
Membersihkan dan mengeringkan saluran telinga dengan
kapas lidi atau cotton bud. Obat cuci telinga dapat berupa
NaCl 0,9% atau Hidrogen Peroksida 3%
Medikamentosa
a. Antibiotik topikal 2-4 tetes per hari di telinga yang sakit
b. Antibiotik oral :
1) Dewasa:
a) Lini pertama : Amoxicillin 3 x 500 mg per
hari selama 7 hari atau Ciprofloxacin 2 x 500
mg selama 7 hari
b) Lini kedua : Cefadroxyl 2 x 500-1000 mg per
hari selama 7 hari
2) Anak:
a) Amoxicillin 25-50 mg/kgBB/hari dibagi
menjadi 3 dosis per hari
b) Cefadroxyl 25-50 mg/kgBB/hari dibagi
menjadi 2 dosis per hari
c. Rujuk ke fasilitas kesehatan sekunder bila :
1) OMSK tipe bahaya
2) Tidak ada perbaikan atas terapi yang diberikan
3) Terdapat komplikasi ekstrakranial maupun
intracranial
4) Perforasi menetap setelah 2 bulan telinga kering
6. Bagan Alir
Petugas melakukan anamnesa

Petugas melakukan pemeriksaan fisik

Petugas melakukan pemeriksaan penunjang

Petugas menegakkan diagnosa

Petugas melakukan tatalaksana


7. Unit Interaksi 1. Ruangan pendaftaran
2. Ruangan pemeriksaan umum
3. Laboratorium
4. Ruangan tindakan/UGD
5. Puskesmas pembantu
6. Ponkesdes
7. Ruangan farmasi
8. Ruangan KIA/KB
8. Dokumen terkait 1. Rekam medik
2. Buku register kunjungan
3. Buku register rujukan
4. Lembar resep/lembar permintaan obat
5. Formulir rujukan
6. Lembar rincian pembayaran
7. Lembar rujukan internal
9. Rekaman historis
perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

PENATALAKSANAA OTITIS
MEDIA SUPURATIF KRONIK

No. :
Dokumen
No. Revisi :
DAFTAR
Tanggal :
TILIK
Terbit
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
PAGERWOJO Luluk Tri Suharto, S.Sos
KABUPATEN NIP. 19680130 198903 1 005
TULUNGAGUNG

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :
No Langkah Kegiatan Ya Tidak TB
1 Apakah petugas melakukan assesment awal
2 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila
diperlukan
4 Apakah Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan
anamnesa dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang bila diperlukan
5 Apakah Petugas melakukan tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai