Mengenai tema penyuapan dalam film Selamat siang risa! Terlihat pada scene
1, tema tentang penyuapan digambarkan oleh risa arwoko yang menjabat
sebagai kepala bagian perizinan, yang saat itu ia disuap oleh seseorang untuk
meminta izin proyek pembangunan.
Selain itu digambarkan oleh pak arwoko yang bekerja sebagai mandor gudang
di perusahaan pemerintahan, yang saat itu dating koh Abeng untuk meminjam
gudang menawarkan sejumlah uang sebagai imbalan. Tema penyuapan dalam
cerita ini disebabkan ingin mencari keuntungan dari hasil menimbun beras,
yang di pastikan harga beras akan naik beberapa hari lagi.
Pada scene yang lain juga digambarkan seorang pengendara motor yang telah
memberikan uang kepada polisi agar terhindar dari proses hukuman yang
seharusnya diselesaikan di pengadilan.
Adanya hukum yang di berlakukan, melarang tegas bagi siapa saja yang
melakukan tindakan pungli.
Hambatan dan Pendukung
Faktor Politik
Hal ini dapat dilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para
pemegang kekuasaan, bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan.
Ketika pak Arwoko melihat rekan kerjanya bersekongkol, pak Arwoko tidak
terpengaruh dengan rekan sekantornya karena menanamkan nilai kejujuran,
lurus hati, dapat dipercaya, dan tidak berkhianat.
Faktor Hukum
Adanya produk hukum yang tidak bagus, dapat menjadi peyebab terjadinya
korupsi, praktik penegakan hukum juga masih dililit berbagai permasalahan, yang
menjauhkan hukum dari tujuannya. Dalam film tersebut pak Arwoko mempunyai
nilai anti korupsi yaitu kedisiplinan yang memiliki sikap taat (kepatuhan) kepada
peraturan.
Hambatan dan Pendukung
Faktor Ekonomi
Ekonomi adalah salah satu penyebab korupsi, hal itu dapat dilihat dari
pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan, dibuktikan dengan
keluarga pak Arwoko kesulitan untuk membeli beras, krisis uang demi
pengobatan anak keduanya yang sedang demam tinggi, namun pak Arwoko tidak
terpengaruh gratifikasi dan menolak pemberian uang sogokan dari pengusaha
beras koh Abeng.
Tanggung jawab, pak Arwoko sebagai kepala gudang bertanggung jawab agar
gudangnya digunakan hanya untuk keperluan perusahaan saja dan mampu
menanggung segala sesuatunya.
Keberanian, dalam hal ini pak Arwoko memiliki sifat berani dan memegang
teguh pada tujuan yang positif, dibuktikan dengan scene menolak menerima
uang suapan dari koh Abeng dan mengatakan tidak pernah menyesali
keputusannya.