ANGGGUR )
Diposting oleh Berti Pradana di 20.33
1. TOPIK
Mola hidatidosa ( hamil anggur )
2. PERMASALAHAN
Di Indonesia, masalah ibu dan anak merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan
bidang kesehatan. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikasi yang menentukan derajat
kesehatan suatu bangsa. Oleh sebab itu, hal ini merupakan prioritas dalam upaya peningkatan
status kesehatan masyarakat yang utama di Negara kita.
Upaya kesehatan reproduksi salah satunya yaitu menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia
adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, dan toksemia gravidarum.
Salah satu penyebab perdarahan saat kehamilan adalah Mola Hidatidosa. Mola Hidatidosa
merupakan penyakit wanita pada masa reproduksi (usia 15-45 tahun) dan pada multipara. Jadi,
dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita Mola Hidatidosa dan lebih besar. Dan
Mola Hidatidosa adalah salah satu penyakit trofoblas yang jinak (Manuaba, 1998:424)
Insidensi Mola Hidatidosa dilaporkan Moore dkk (2005) pada bagian barat Amerika
Serikat, terjadi 1 kejadian kehamilan mola dari 1000-1500 kehamilan. Mola hidatidosa
ditemukan kurang lebih 1 dari 600 kasus abortus medisinalis. Di Asia, insidensi mola 15 kali
lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, dengan Jepang yang melaporkan bahwa terjadi 2
kejadian kehamilan mola dari 1000 kehamilan. Penanganan Mola Hidatidosa tidak terbatas pada
evakuasi kehamilan mola saja, tetapi juga membutuhkan penanganan lebih lanjut berupa
monitoring untuk memastikan prognosis penyakit tersebut.
Mola Hidatidosa merupakan salah satu penyakit trofoblas gestasional (PTG), yang
meliputi berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yakni mola hidatidosa parsial dan komplet,
koriokarsinoma, mola invasif dan placental site trophoblastic tumors. Para ahli ginekologi dan
onkologi sependapat untuk mempertimbangkan kondisi ini sebagai kemungkinan terjadinya
keganasan, dengan mola hidatidosa berprognosis jinak, dan koriokarsinoma yang ganas,
sedangkan mola hidatidosa invasif sebagai borderline keganasan.
Mola Hidatidosa ialah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri tumor jinak (benigna) dari
chorion penyebab embrio mati dalam uterus tetapi plasenta melanjutkan sel-sel trophoblastik
terus tumbuh menjadi agresif dan membentuk tumor yang invasif, kemudian edema dan
membentuk seperti buah anggur, karakteristik mola hidatidosa bentuk komplet dan bentuk
parsial, yaitu tidak ada jaringan embrio dan ada jaringan embrio.
Sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih. Biasanya
tidak ada janin, hanya pada mola parsialis kadang-kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir
kacang hijau sampai sebesar buah anggur. Gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri. Di
bawah mikroskop nampak degenerasi hydrotopik dari stoma jonjot, tidak adanya pembuluh
darah dan proliferasi trofoblast. Pada bagian pemeriksaan kromosom didapatkan poliploidi dan
hampir pada semua kasus mola susunan sex chromatin adalah wanita.
Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein kadang-kadang hanya pada
satu ovarium, kadang-kadang pada kedua-duanya. Kista ini berdinding tipis dan berisi cairan
kekuning-kuningan dan dapat mencapai ukuran sebesar sarung tinju atau kepala bayi. Kista
lutein terjadi karena perangsangan ovarium oleh kadar gonadotropin chorion yang tinggi, kista
ini hilang sendiri setelah mola dilahirkan.
Untuk itu perlu diadakannya suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi
baik kepada keluarga pasien maupun pasien, sehingga keluarga pasien dapat mengerti dan
memahami pentingnya mengetahui tentang Mola Hidatidosa.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami
tentang Mola Hidatidosa.
b. Tujuan khusus
Pasien, keluarga pasien dan pengunjung dapat :
a. Menjelaskan pengertian tentang Mola Hidatidosa.
b. Menjelaskan tentang penyebab dari Mola Hidatidosa.
c. Menjelaskan tentang gejala-gejala yang timbul pada Mola Hidatidosa.
d. Menjelaskan bahaya dari Mola Hidatidosa.
e. Menjelaskan bagaimana cara penanganan Mola Hidatidosa, serta
f. Menjelaskan apa saja pemeriksaan lanjutan dari Mola Hidatidosa.
4. SASARAN
Sasaran Langsung : Orang tua pasien, pengunjung di Ruang 9 IRNA III RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang.
Sasaran tidak langsung : pasien, keluarga pasien, pengunjung di Ruang 9 IRNA III
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
5. MATERI
a. Pengertian Mola hidatidosa
Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan dengan sel – sel Throfoblas (sel – sel pada uri) yang
abnormal, dimana terjadi peresapan cairan berlebihan ke dalam jonjot - jonjot uri, sehingga
timbul gelembung-gelembung berisi cairan sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah
anggur.
Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian janin pada hari ke 13 – 21
(Sarwono, Path Kebid. 99, 342)
3. Pengangkatan Rahim
Usia ibu > 35 tahun dan sering melahirkan/punya anak banyak
Ada tanda-tanda keganasan
4. Pengobatan Sistostatika
Usia > 35 tahun dan sering melahirkan anak banyak
Selama dirawat :
Ibu tirah baring , kurangi aktifitas agar tidak terjadi perdarahan
Makanan bergizi, untuk mempertinggi daya tahan tubuh
f. Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan kadar Hcg dalam air seni selama 1-2 tahun. Dimulai 2 mg setelah curet ke II ,
dengan jarak pemeriksaan 2 mg
Bila 2x pemeriksaan hasil HCG (-) dikatakan sembuh, namun tetap control:
~ untuk wanita yang sudah punya anak tetap control selama 2 tahun
~ untuk wanita yang belum punya tetap control selama 1 tahun
Selama 1-2 tahun penderita tidak boleh hamil
KB kondom, pil atau spiral
Makan dengan porsi banyak yang bergizi tinggi ( TKTP )
Selama hamil, makanan harus bergizi
Sebaiknya tidak hamil di usia < 20 tahun dan > 35 tahun
Periksa hamil sedini mungkin semenjak terlambat haid
Pemeriksaan hamil rutin dan ikuti petunjuk dari dokter dan petugas
Kegiatan
No Acara Waktu Tahapan
Penyuluhan Peserta
Mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan judul materi serta
tujuan yang akan dicapai oleh Menjawab salam
1 Ceramah 5 menit Pembukaan peserta penyuluhan dan Memperhatikan dan
melakukan kontrak waktu. mendengarkan
Menggali pengetahuan peserta
penyuluhan.
Memberikan reinforcement
Tanya positif kepada peserta atas
Bertanya tentang hal-hal ya
jawab kemampuan bertanya
3 5 menit Evaluasi belum dimengerti
dan Menjawab pertanyaan peserta
Diskusi Memberikan pertanyaan tentang
materi yang telah disampaikan