Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOLA HIDATIDOSA (HAMIL

ANGGGUR )
Diposting oleh Berti Pradana di 20.33

PAKET PENYULUHAN DAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MOLA HIDATIDOSA (HAMIL ANGGGUR )

Hari / Tanggal : Kamis, 27 Februari 2014


Waktu : Pukul 10.00 WIB – 11.00 WIB
Pokok Bahasan : Mola Hidatidosa
Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan mengenai Mola Hidatidosa
Penyuluh : Kelompok 5 Poltekkes Malang, Prodi Lawang.
Tempat : Ruang 9 (Gynekologi dan Onkologi) RSSA

1. TOPIK
Mola hidatidosa ( hamil anggur )

2. PERMASALAHAN
Di Indonesia, masalah ibu dan anak merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan
bidang kesehatan. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikasi yang menentukan derajat
kesehatan suatu bangsa. Oleh sebab itu, hal ini merupakan prioritas dalam upaya peningkatan
status kesehatan masyarakat yang utama di Negara kita.
Upaya kesehatan reproduksi salah satunya yaitu menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia
adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, dan toksemia gravidarum.
Salah satu penyebab perdarahan saat kehamilan adalah Mola Hidatidosa. Mola Hidatidosa
merupakan penyakit wanita pada masa reproduksi (usia 15-45 tahun) dan pada multipara. Jadi,
dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita Mola Hidatidosa dan lebih besar. Dan
Mola Hidatidosa adalah salah satu penyakit trofoblas yang jinak (Manuaba, 1998:424)
Insidensi Mola Hidatidosa dilaporkan Moore dkk (2005) pada bagian barat Amerika
Serikat, terjadi 1 kejadian kehamilan mola dari 1000-1500 kehamilan. Mola hidatidosa
ditemukan kurang lebih 1 dari 600 kasus abortus medisinalis. Di Asia, insidensi mola 15 kali
lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, dengan Jepang yang melaporkan bahwa terjadi 2
kejadian kehamilan mola dari 1000 kehamilan. Penanganan Mola Hidatidosa tidak terbatas pada
evakuasi kehamilan mola saja, tetapi juga membutuhkan penanganan lebih lanjut berupa
monitoring untuk memastikan prognosis penyakit tersebut.
Mola Hidatidosa merupakan salah satu penyakit trofoblas gestasional (PTG), yang
meliputi berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yakni mola hidatidosa parsial dan komplet,
koriokarsinoma, mola invasif dan placental site trophoblastic tumors. Para ahli ginekologi dan
onkologi sependapat untuk mempertimbangkan kondisi ini sebagai kemungkinan terjadinya
keganasan, dengan mola hidatidosa berprognosis jinak, dan koriokarsinoma yang ganas,
sedangkan mola hidatidosa invasif sebagai borderline keganasan.
Mola Hidatidosa ialah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri tumor jinak (benigna) dari
chorion penyebab embrio mati dalam uterus tetapi plasenta melanjutkan sel-sel trophoblastik
terus tumbuh menjadi agresif dan membentuk tumor yang invasif, kemudian edema dan
membentuk seperti buah anggur, karakteristik mola hidatidosa bentuk komplet dan bentuk
parsial, yaitu tidak ada jaringan embrio dan ada jaringan embrio.
Sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih. Biasanya
tidak ada janin, hanya pada mola parsialis kadang-kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir
kacang hijau sampai sebesar buah anggur. Gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri. Di
bawah mikroskop nampak degenerasi hydrotopik dari stoma jonjot, tidak adanya pembuluh
darah dan proliferasi trofoblast. Pada bagian pemeriksaan kromosom didapatkan poliploidi dan
hampir pada semua kasus mola susunan sex chromatin adalah wanita.
Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein kadang-kadang hanya pada
satu ovarium, kadang-kadang pada kedua-duanya. Kista ini berdinding tipis dan berisi cairan
kekuning-kuningan dan dapat mencapai ukuran sebesar sarung tinju atau kepala bayi. Kista
lutein terjadi karena perangsangan ovarium oleh kadar gonadotropin chorion yang tinggi, kista
ini hilang sendiri setelah mola dilahirkan.
Untuk itu perlu diadakannya suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi
baik kepada keluarga pasien maupun pasien, sehingga keluarga pasien dapat mengerti dan
memahami pentingnya mengetahui tentang Mola Hidatidosa.

3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami
tentang Mola Hidatidosa.
b. Tujuan khusus
Pasien, keluarga pasien dan pengunjung dapat :
a. Menjelaskan pengertian tentang Mola Hidatidosa.
b. Menjelaskan tentang penyebab dari Mola Hidatidosa.
c. Menjelaskan tentang gejala-gejala yang timbul pada Mola Hidatidosa.
d. Menjelaskan bahaya dari Mola Hidatidosa.
e. Menjelaskan bagaimana cara penanganan Mola Hidatidosa, serta
f. Menjelaskan apa saja pemeriksaan lanjutan dari Mola Hidatidosa.

4. SASARAN
Sasaran Langsung : Orang tua pasien, pengunjung di Ruang 9 IRNA III RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang.
Sasaran tidak langsung : pasien, keluarga pasien, pengunjung di Ruang 9 IRNA III
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

5. MATERI
a. Pengertian Mola hidatidosa
Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan dengan sel – sel Throfoblas (sel – sel pada uri) yang
abnormal, dimana terjadi peresapan cairan berlebihan ke dalam jonjot - jonjot uri, sehingga
timbul gelembung-gelembung berisi cairan sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah
anggur.
Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian janin pada hari ke 13 – 21
(Sarwono, Path Kebid. 99, 342)

b. Penyebab Mola hidatidosa


Penyebab pasti belum ada. Namun ada factor tertentu yang menyebabkan Mola hidatidosa,
antara lain :
- Sosial ekonomi yang rendah
- Kekurangan protein
- Umur ibu kurang < 20 tahun
- Umur ibu > 35 tahun dengan sering melahirkan/punya anak banyak

c. Gejala-gejala Mola hidatidosa


- Perut cepat membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan
- Tidak merasakan gerakan anak
- Muntah-muntah yang berlebihan dan lama
- Perdarahan pada hamil muda (1-2 bulan ), sedikit/banyak, keluar gelembung-gelembung Mola
Hidatidosa
- Terjadi pre eklampsia dan eklampsia ( tensi tinggi , bengkak-bengkak pada kaki , albumin
dalam air seni
- Kadar HCG tinggi
(Sarwono, A.Kebid.99, 342 )

d. Bahaya dari mola hidatidosa


- Pendarahan yang hebat sampai syok, bahkan kematian
- Mola menembus dinding rahim (perforasi)
- Infeksi sampai sepsis (infeksi seluruh tubuh)
- Payah jantung
- 5,56% menjadi ganas, berlangsung 7 hari- 3tahun sesudah Mola.

e. Penanganan Mola hidatidosa


1. Perbaiki KU ibu dengan infuse, K/P transfuse
2. Pengeluaran jaringan Mola hidatidosa : dengan curet 2 kali , jarak curet ke 1 dan ke 2 kurang
lebih 7-14 hari
 Persiapan penderita
~ puasa sejak 6 jam sebelum curet
~ bila mulut rahim masih menutup pasang Laminaria stief 12 jam sebelum curet
~ pemasangan selang air kencing
~ pemberian infuse dengan oksitosin
~ sedia darah
 Rencana pengobatan
~ Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi
~ Dilaksanakan kuretase
~ Durante kuretase drip oksitosin 20UI/500 cc cairan

3. Pengangkatan Rahim
 Usia ibu > 35 tahun dan sering melahirkan/punya anak banyak
 Ada tanda-tanda keganasan

4. Pengobatan Sistostatika
 Usia > 35 tahun dan sering melahirkan anak banyak

Selama dirawat :
 Ibu tirah baring , kurangi aktifitas agar tidak terjadi perdarahan
 Makanan bergizi, untuk mempertinggi daya tahan tubuh

f. Pemeriksaan Lanjutan
 Pemeriksaan kadar Hcg dalam air seni selama 1-2 tahun. Dimulai 2 mg setelah curet ke II ,
dengan jarak pemeriksaan 2 mg
 Bila 2x pemeriksaan hasil HCG (-) dikatakan sembuh, namun tetap control:
~ untuk wanita yang sudah punya anak tetap control selama 2 tahun
~ untuk wanita yang belum punya tetap control selama 1 tahun
 Selama 1-2 tahun penderita tidak boleh hamil
 KB kondom, pil atau spiral
 Makan dengan porsi banyak yang bergizi tinggi ( TKTP )
 Selama hamil, makanan harus bergizi
 Sebaiknya tidak hamil di usia < 20 tahun dan > 35 tahun
 Periksa hamil sedini mungkin semenjak terlambat haid

 Pemeriksaan hamil rutin dan ikuti petunjuk dari dokter dan petugas

Pelaksanaan dan Kontrak Waktu Penyuluhan

Kegiatan
No Acara Waktu Tahapan
Penyuluhan Peserta
 Mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri.
 Menjelaskan judul materi serta
tujuan yang akan dicapai oleh  Menjawab salam
1 Ceramah 5 menit Pembukaan peserta penyuluhan dan  Memperhatikan dan
melakukan kontrak waktu. mendengarkan
 Menggali pengetahuan peserta
penyuluhan.

Menjelaskan pada peserta tentang:


 Pengertian Mola Hidatidosa
 Penyebab Mola Hidatidosa
 Gejala-gejala Mola Hidatidosa
Penyajian  Bahaya Mola Hidatidosa Memperhatikan dan
2 Ceramah 30 menit
materi  Penanggulangan Mola Hidatidosa mendengarkan penyaji mate

 Penanganan Mola Hidatidosa


 Pemeriksaan lanjutan Mola
Hidatidosa

 Memberikan reinforcement
Tanya positif kepada peserta atas
 Bertanya tentang hal-hal ya
jawab kemampuan bertanya
3 5 menit Evaluasi belum dimengerti
dan  Menjawab pertanyaan peserta
Diskusi  Memberikan pertanyaan tentang
materi yang telah disampaikan

 Menyimpulkan hasil penyuluhan


 Mengucapkan terima kasih atas
4 Ceramah 5 menit Penutup peran serta peserta yang telah
berpartisipasi
 Menutup acara penyuluhan
http://diaryforberti.blogspot.co.id/2014/12/satuan-acara-penyuluhan-sap-mola.html

Anda mungkin juga menyukai