Anda di halaman 1dari 6

Review Kab.

Sumba
RPIJM Timur

BAB

Analisis 4
Book
Sale

Sosial
Ekonomi dan
Lingkungan
4.1 Analisis Sosial

Analisis sosial sebagai dampak pembangunan infrastukur Bidang


Cipta Karya, mulai pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, maupun
pasca pelaksaan meliputi beberapa hal penting antara lain pengarus
utamaan gender dan identifikasi kebutuhan penanganan social
pasca pelaksanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
Kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi
Program
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (Pisew),
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas),
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKu), Sanitas Berbasisi Masyarakat
(Sanimas), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan
study Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Cipta Karya. Kegiatan responsif gender ini belum terdata secara
admistrasi, namun telah terlihat jelas resposif gender dalam
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat Kabupaten

LAPORAN AKHIR 2017 IV-1


Review Kab. Sumba
RPIJM
Sumba Timur bidang Cipta Karya. Timur
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya memberi manfaat
bagi
masyarakat. Manfaat tersebut dapat terlihat secara kasat mata
dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan
mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi
lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh
penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
Penanganan aspek sosial pasca pelaksanaan pembangunan bidang
Cipta

LAPORAN AKHIR 2017 IV-2


Karya di Sumba Timur sudah terlihat, terasa dan terukur sejak
pembangunannya pada tahun-tahun sebelumnya. Seperti
pembangunan jalan lingkungan, pembangunan SPAM, perluasan
jaringan perpipaan dan sebagainya, namun data
mengenai identifikasi pembangunan ini belum terdata
secara lengkap.

4.2. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi sebagai dampak pembangunan infrastruktur


Bidang Cipta Karya, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan pasca
pelaksanaan meliputi kemiskinan serta analisis dampak pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap ekonomi lokal masyarakat.
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya
diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral.
Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan.
Kajian aspek sosial lebih menekankan pada manusianya sehingga
yang disasar adalah kajian mengenai penduduk miskin, mencakup
data eksisting, persebaran, karakteristik, sehingga kebutuhan
penanganannya :
Tabel 4. 1
Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten
Sumba Timur

Bentuk
Jumlah Permasal Penanganan Kebutuhan
No. Lokasi Penduduk Kondisi Umum ahan yang Sudah Penangan an
M is kin Dilakukan

1. Menyebar pada Jml - Mata Pencahar ian Terjadi wabah - Program/ Lanjutan
seluruh Penduduk Miskin Secara umum : Petani, penyakit Kegiatan Kotaku, peningkatan
kabupaten. : nelayan, pedagang akibat P2KP, BLST, infrastruktur
78.190 Jiwa atau serabutan perilaku Hidup raskin, PPSP, dan sosialisas i
31,43% tahun - Kondisl ingk ungan: tidak sehat Pamsimas, Pisew tentang PHBS
2016  Tidak terawat, kumuh dan Program
 Kondisi hunian umum STBM
: rumah tidak layak
huni
 Status k epem ilikan
hunian milik sendiri,
dan bersama

Analisis pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap


ekonomi lokal masyarakat dilihat dari aspek laju inflasi, penduduk
miskin dan penduduk menurut garis kemiskinan dll. B e r d a s a r k a n
data Statistik Ta h u n 2017 laju Inflasi P D R B Kabupaten
Sumba Timur pada tahun2012 -2016 mengalami fluktuasi dan
kondisinya cendrung menurun dimana pada tahun 2012 sebesar 7,59%,
Tahun 2013 sebesar 7,44%, tahun 2014 sebesar 6,15%, tahun 2015
sebsar 6,04% dan pada tahun 2016 menurub menjadi sebesar 5,15%
dengan laju penurun inflasi rata-rata sebesar 0 , 1 1 p o i n t .
Mengacu pada penjelasan tingkat inflasi yang terjadi pada tahun
2012-2016, maka pemerintah daerah terus berupaya untuk
meningkatkan daya beli masyarakat dngan mendorong peningkatan
lapangan kerja dan usaha-usaha masyarakat sehingga hal tersebut
akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat yang akan
memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumba timur.
Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumba Timur
diharapkan inflasi tahun 2017 dapat ditekan menjadi 5,04%, dan tahun
2018 laju inflasi diproyeksi menurun menjadi 4,93%. Dengan
ditekannya laju inflasi PDRB maka akan terjadi perkuatan laju
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumba Timur.
Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin Kabupaten Sumba
Timur sebesar 78.190 jiwa atau 31,43 % dari jumlah penduduk miskin
NTT.

4.3. Analisis
Lingkungan

Menurut UUNo.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang
selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program. KLHS perlu diterapkan didalam RPIJM karena:
1. RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur.
2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan karena RPIJM
berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini,
KLHS menerapkan prinsip- prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan,
rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring
kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup.

Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi sangat


diperlukan untuk mentransfer pemahaman mengenai pentingnya
penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.

Tahapan Pelaksanaan
KLHS

Selanjutnya tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan


penapisan usulan rencana/program dalam RPI2JM persektor dengan
mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2)
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,
(3) peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir,
longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4)
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan
alih fungsi kawasan hutan
an/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat;
dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia.

Tabel 4. 2
Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang
Cipta Karya

Pengelompokan Isu-isu Pembangunan


Penjelasan Singkat
Berkelanjutan Bidang CiptaKarya

Sosial
Pencemaran lingkungan di Kabupaten Sumba Timur ter jadi di
Pencemaran menyebabkan
sekitar tempat pembuangan sampah (trans fer depo atau TPA), juga
berkembangnya wabah penyakit
di kawasan sekitar pasar dan di kawasan indutri pengolahan serta
pada kawasan kumuh.

Ekonomi
Kerusakan lingkungan sebagai dampak kemiskinan masyarakat
kemiskinan berkorelasi dengan perkotaan dapat dilihat pada kampung kumuh perkotaan dan pada
kerusakan lingkungan Pencemaran air kawasan sekitas Pasar
mengurangi kesejahteraan masyarakat

Dalam berbagai upaya kemudahan mendapatkan pinjaman modal


Perkem bangan ekonomi lokal dari kerja yang membuka peluang bagi masyarakat untuk berlomba
pembangunan infrstr uktur meningkatkan taraf hidup termasuk pengingkatan permukiman
permukiman yang layak huni.

Lingkungan
Sumber mata air permukaan yang terbatas perlu diantis ipasi
Kecukupan air baku untuk air minum dengan sumber alternatif berupa mendayagunakan aliran air
permukaan pada musim hujan, sumber air tanah dalam dan/atau
penyulingan air asin

Sumber pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak


Pencemaran lingkungan oleh berfungsi maksimal mungkin terjadi pada instalasi pengolahan
infrastruktur yang tidak berfungsi limbah rumah sakit, industri kerajinan rumah tangga atau pada
maksimal industri
besar dan lain-lain

Penurunan kualitas akibat permuk iman kumuh antara lain pada 14


kawasan dalam 12 Kelurahan di Kabupaten Sumba Timur dengan
dampak kawasan kumuh terhadap
luas kawasanan kumun 39,30 Ha seperti : pada kawasan Matawai,
kualitas lingkungan Kawasan kumuh
Kambaniru, Prailiu, Kampung Bugis dan Palahau serta Wangga
menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan

Terjadi beberapa tahun terakhir akibat pengaruh perubahan iklim


Dampak perubahan iklim terhadap kawasan
Australia, tapi masih pada batas aman yang menyebabkan
permukiman dan upaya m itigas i dan
kekeringan yang berdampak pada keringnya beberapa sumber mata
adaptasi yang telah dilakukan
air.

Anda mungkin juga menyukai