Penulisan Putusan Menurut Eyd
Penulisan Putusan Menurut Eyd
A. PENDAHULUAN
B. MATERI PEMBAHASAN
1
Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Jakarta
2
2
Dikbud, EYD Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, Jogjakarta, Pustaka Widyatama, 2007, hal 43.
3
3
Ibid, halaman 21
5
Catatan :
6
4
H. Zainal Abidin, S.H., Peraturan Perundang-undangan dalam lingkungan Peradilan Agama, Jakarta,
Yayasan Al-Hikmah, 1992, hal 261.
7
Catatan :
Penulisan huruf kapital pada awal kalimat hanya dipakai dalam 15 hal,
antara lain;
1. Pada huruf pertama kata awal kalimat
Contoh : Pengadilan Tinggi Agama Jakarta yang memeriksa dan
mengadili perkara dalam tingkat banding dan seterusnya,
…..
2. Pada petikan langsung
Contoh : Hakim memberi nasihat, “Upayakan perdamaian melalui
proses mediasi”
3. Dalam ungkapan yang berhubungan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk
kata ganti untuk Tuhan
Contoh :
Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih.
Alkitab, Al Quran, Islam, Kristen, Weda
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat
4. Nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh :
Maha putra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Sidqi Gazali
Imam Syafii
8
Nabi Ibrahim
Catatan :
Bila tidak diikuti nama orang, nama gelar tidak perlu huruf kapital
Contoh :
Dia baru saja diangkat menjadi sultan
Tahun ini ia pergi haji
5. Nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat
Contoh :
1. Wakil Presiden Budiono
2. Ketua Pengadilan Tinggi Agama
3. Gubernur DKI Jakarta
6. Nama orang
Contoh :
Haripin Tuppa (menopang)
Abd. Kadir Mappong (menyatu)
Ahmad Kamil (menyempurnakan)
Rum Nessa (memperjelas)
7. Nama bangsa
Contoh :
bangsa Indonesia
suku Jawa
9
bahasa Inggris
8. Nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah
Contoh :
tahun Hijrah
bulan Agustus
hari Jumat
hari Lebaran, hari Natal
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9. Nama geografi
Contoh : Asia Tenggara, Cirebon, Danau Toba, Jalan Dipenogoro, Selat
Sunda, Kali Malang
Catatan : Huruf kapital tidak dipakai untuk sesuatu jenis benda (barang)
Contoh : garam inggris, gula jawa, kue bugis, kacang bogor, pisang ambon.
10. Nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan dan dokumen resmi
Contoh :
Republik Indonesia
Pengadilan Tinggi Agama
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57, Tahun 1972
atau Kepres R.I No. 57 Tahun 1972
Berita Acara Sidang
10
Besok Ayah datang
Silahkan duduk, Dik
Para ibu mengunjungi Ibu Mukti Arto
15. Kata ganti Anda
Contoh :
Sudahkah Anda tahu?
Apakah Saudara lihat?
Apakah Saudara pernah mendengar?
Catatan :
Kata ganti ketiga (dia)
Contoh : “penggugat “ atau “tergugat” tidak diatur dalam EYD
dalam menggunakan huruf kapital tetapi dalam kaidah
bahasa arab dikenal dengan istilah ma’rifah dan nakirah.
> Penulisan kata “melawan” tidak ditulis dengan huruf kapital, karena
“melawan” bukan merupakan sub judul tetapi satu rangkaian kata dengan
kalimat sebelumnya, yaitu yang selanjutnya disebut Penggugat.
Kata “lawan” lebih bermakna ke arah, ada benturan pisik, sedangkan
kata “melawan” tidak ada benturan pisik, akan tetapi hanya dalam makna
berhadapan dalam sengketa
Contoh kata “lawan”, PSM lawan PSP, Moh. Ali lawan Joes Freizer
V. Pertimbangan Hukum
Penulisan pertimbangan hukum dalam putusan ada 3 (tiga) model, yaitu;
1. TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
2. TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
3. TENTANG HUKUMNYA
Kata “NYA”, yang dimaksudkan adalah hukumnya perkara yang disidangkan.
Sehingga penulisan yang tepat apabila menggunakan kata ganti “NYA” adalah
poin 2 dan 3. Akan tetapi jika tidak menggunakan kata ganti “NYA”, maka
cukup ditulis seperti pada poin 1.
Penulisan TENTANG HUKUMNYA ditulis dengan huruf kapital,
karena merupakan sub judul.
Menolak selebihnya atau
Tidak menerima selebihnya
6
Perpustakaan Nasional, EYD Plus, Jakarta, Limas 2007
15
Pikir fikir
Prasyarat pra syarat
Provinsi propinsi
Putra putera
Putri puteri
Quran qur’an
Ramadan Ramadhan
Rasional rasionil
Referensi refrensi
Rekonvensi rekonpensi
Ruhani rohani
Restoran restauran
Sahdu syahdu
Salat shalat
Safar Shafar
Sekunder sekundiair
Setan syetan
Silakan Silahkan
Silaturahmi silaturrahmi
Sistem Sistim
Subsider subsidiair
Syahwat Sahwat
Surga Syurga
Takabur Takabbur
Takhyul Tahyul
Talak Talaq
Tawakal Tawakkal
Temperamen tempramen
Tipe Type
tobat Taubat
Tradisional tradisionil
Urine Urin
Ustaz Ustadz
Uzur udzur
Verset verzet
Wakaf waqaf
Zulkaidah Zulqaiddah
Zulhijah Zulhijjah
jumadilawal jumadil Awal
jumadilakhir jumadil Akhir
Rabiulawal Rabiul Awal
Rabiulakhir Rabiul Akhir
Syakban Sya’ban
17
Konvensi konpensi
18
KESIMPULAN
Sudah saatnya semua orang harus mematuhi kaidah yang tercantum
dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) termasuk aparat pengadilan,
khususnya hakim dan panitera/panitera pengganti yang mengikuti proses
persidangan di pengadilan, terutama dalam pembuatan berita acara
persidangan dan pembuatan putusan hakim.
Pedoman yang ada selama ini yang menyimpang dari kaidah EYD
harus ditinggalkan karena pedoman seperti itu hanya mengacaukan, bahkan
merusak perkembangan bahasa Indonesia di tanah air. Pedoman ataupun
petunjuk teknis dalam penulisan berita acara persidangan ataupun pembuatan
putusan dapat dipergunakan sepanjang pedoman tersebut disepakati oleh
berbagai pihak yang tentu saja diharapkan melibatkan sebagian kalangan ahli
bahasa Indonesia dan yang tidak kalah penting bagi mereka yang memahami
bahasa hukum.
Menarik apa yang dilakukan selama ini oleh Ikatan Notaris Indonesia
dalam setiap menyusun format pembuatan Akta dengan segala
perkembangannya, mereka selalu duduk bersama dalam kongres dan membuat
kesepakatan-kesepakatan, terutama dalam teknis penulisan dan penyusunan
Akta-akta yang mereka buat sebagai bagian dari tugas pokok mereka.
Apa salahnya Mahkamah Agung RI, sebagai puncak di semua
lingkungan pengadilan melakukan hal yang sama untuk dibicarakan pada
tingkat nasional. Apakah itu melalui Rakernas, Munas dan semacamnya, agar
pada saatnya akan tercipta bentuk dan format yang sama dalam
penyusunan/penulisan, baik relaas panggilan, berita acara persidangan,
maupun putusan-putusan pengadilan.
DAFTAR PUSTAKA
19
- Anton M. Moeliono, Asas dan Kaidah Umum Bahasa Indonesia dan Penulisan
Bahasa Hukum dalam Symposium Bahasa dan Hukum, di
Medan/Prapat, BPHN, 1972.