Anda di halaman 1dari 10

52

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian yang disajikan adalah analisis hubungan

antara variabel tingkat pengetahuan dan motivasi dengan pemeriksaan IVA

dengan hasil sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

a. Gambaran Tingkat Pengetahuan terhadap Pemeriksaan IVA pada

WUS di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2018


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menggambarkan bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 32

responden (73%) dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak

12 responden (27%).
Hasil Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Anggreini (2015) mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker

serviks dengan perilaku WUS melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas

Banguntapan I Bantul Tahun 2015, hasil menunjukkan bahwa sebagian besar

pengetahuan cukup sebanyak 23 orang (69,6%). Hasil penelitian Lestari

(2016) mengenai hubungan pengetahuan dan Sikap WUS dengan perilaku

melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kotabaru Wilayah Kerja

Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta didapat pengetahuan cukup sebesar

21 responden (50,0%). Sedangkan penelitian Zuliyanti (2013) mengenai

hubungan pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan motivasi

pemeriksaan IVA di Puskesmas Rowokele tahun 2013 didapatkan sebagian


53

besar WUS memiliki pengetahuan tentang kanker serviks dalam kategori

tinggi yaitu sebanyak 40 orang (53,3%).


Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan seseorang dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu pertama pendidikan karena semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah mengaplikasikan pengetahuan

yang dimilikinya, kedua pengalaman karena pengetahuan diperoleh dari

pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain, ketiga informasi karena

pengetahuan diperoleh dari sumber informasi baik dari media cetak,

elektronik, maupun petugas kesehatan dan keempat umur karena semakin

dewasa seseorang maka kemampuan berfikir abstrak dan hipotesis seseorang

semakin meningkat.
Kurangnya pengetahuan responden dapat dipengaruhi karena

kurangnya sosialisasi dan informasi yang diberikan petugas kesehatan

setempat mengenai IVA. Sehingga dengan kurangnya sosialisasi mengenai

IVA membuat responden tidak mengetahui mengenai kanker leher rahim dan

mengenai pemeriksaan IVA. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang IVA

dapat dipengaruhi tingkat pendidikan responden, karena berdasarkan

karakteristik tingkat pendidikan masih terdapat responden yang memiliki

tingkat pendidikan yang rendah yaitu SD/sederajat sebanyak 2 responden

(4,5%) dan SMP/sederajat sederajat sebanyak 5 responden (11,4%). Selain itu

berdasarkan karakteristik pekerjaan sebagian besar responden tidak bekerja

yaitu sebagai IRT sehingga jarang mendengarkan atau mencari informasi

mengenai IVA.
Menurut peneliti, tingkat pendidikan responden mempengaruhi

pengetahuan responden mengenai IVA. Dengan tingkat pendidikan yang

rendah maka responden sulit untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat. Selain
54

itu pekerjaan responden yang sebagian besar ibu rumah tangga membuat

responden jarang untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kesehatan

khsuusnya mengenai IVA. Kurangnya informasi yang ibu dapatkan akan

membuat pengetahuan ibu menjadi kurang. Peran petugas kesehatan yang

kurang dalam memberikan infromasi terkait IVA juga dapat menyebabkan

pengetahuannya menjadi kurang.


Berdasarkan uraian diatas maka pengetahuan ibu mengenai pemeriksaan

inspeksi visual asam asetat sangatlah penting kurangnya pengetahuan

responden mengenai pemeriksaan IVA dari hasil penelitian disebabkan karena

kurangnya informasi yang diberikan petugas kesehatan mengenai pemeriksaan

IVA.
Maka dari itu, untuk membentuk pengetahuan yang baik pada wanita

usia subur, sangat diperlukan peran petugas kesehatan di Puskesmas untuk

memberikan informasi secara rutin kepada masyarakat khusunya bagi wanita

usia subur mengenai kanker leher rahim dan bagaimana saja cara untuk

mencegah dan mendeteksi secara dini dengan menggunakan media-media yang

lebih menarik lagi misalnya dengan menggunakan media proyektor sehingga

membuat masyarakat lebih menarik untuk mendengarkannya. Peran perawat

juga dibutuhkan dalam memberikan penyuluhan terkait dengan IVA yang dapat

diberikan pada masyarakat.


Upaya lain yang dapat dilakukan yaitu bagi Dinas Kesehatan agar lebih

meningkatkan promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan WUS

mengenai IVA yaitu dengan menyebarkan leaflet mengenai pentingnya

pemeriksaan IVA atau dengan memberikan poster mengenai pemeriksaan IVA

disetiap Puskesmas atau di setiap RT/posyandu sehingga dapat mempermudah


55

masyarakat untuk membaca dan menambah informasi bagi mereka mengenai

pentingnya pemeriksaan IVA.


b. Gambaran Motivasi terhadap Pemeriksaan IVA pada WUS di Puskesmas

Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2018


Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden yang

memiliki motivasi negatif yaitu 20 responden (45%) dan responden yang

memiliki motivasi positif sebanyak 24 responden (55%).


Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Zuliyanti (2013)

mengenai Hubungan pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan motivasi

pemeriksaan IVA di Puskesmas Rowokele tahun 2013 didapat bahwa sebagian

WUS memiliki motivasi tinggi melakukan pemeriksaan IVA yaitu sebanyak 39

orang (52,0%).
Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi

tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor instrinsik dan faktor

ekstrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motivasi yang

berasal dari diri seseorang, sedangkan motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri

seseorang. Faktor instrinsik adalah pendidikan, pengalaman dan pengetahuan

sedangkan faktor ekstrinsik adalah ekonomi, sosial budaya maupun

lingkungan.
Responden yang memiliki motivasi positif sebanyak 24 responden

(55%) dan negatif sebanyak 20 responden (45%) hal ini disebabkan karena

responden termotivasi dalam melakukan pemeriksaan IVA namun karena

banyak responden yang memiliki pengetahuan yang kurang dan takut

melakukan pemeriksaan IVA sehingga perilaku dalam pemeriksaan IVA masih

kurang baik.
56

Responden yang memiliki motivasi negatif dapat disebabkan karena

kurangnya pengetahuan tentang IVA sehingga responden tidak mengerti IVA

sehingga banyak responden yang tidak termotivasi dan tidak melakukan

pemeriksaan IVA. Pengetahuan WUS secara tidak langsung akan

mempengaruhi motivasi dalam melakukan pemeriksaan IVA. Dengan

pengetahuan yang baik maka akan lebih meningkatkan motivasi untuk

melakukan pemeriksaan IVA Responden yang mempunyai motivasi baik

dikarenakan adanya pengetahuan yang baik dan perilaku yang baik dari dalam

dirinya karena WUS tersebut sudah pernah mendapatkan informasi tentang IVA

dan sudah pernah melakukan pemeriksaan IVA sehingga motivasinya sudah

baik dalam melakukan pemeriksaan IVA.


Selian dipengaruhi kurangnya pengetahuan, motivasi responden dapat

dipengaruhi karena kurangnya kesadaran diri untuk emlakukan pemeriksaan

IVA. Selian itu kurangnya peran dari suami/keluarga juga membuat motivasi

ibu menjadi kurang. Kuranya peran petugas kesehatan dalam memberikan

infromasi dan menyarankan ibu untuk melakukan pemeriksaa IVA juga

membuat motivasi ibu menjadi kurang.


Untuk membentuk motivasi yang baik pada responden, maka

diperlukan peran dari petugas kesehatan untuk selalu memberikan penyuluhan

pada masyarakat khususnya WUS tentang IVA, Sehingga dengan informasi

yang didapat akan meningkatkan pengetahuan yang dimiliki WUS sehingga

WUS juga lebih termotivasi dalam melakukan pemeriksaan IVA. Selain itu

sebaiknya petugas juga meningkatkan dalam melakukan pemeriksaan IVA

gratis dengan turun ke masyarakat sehingga lebih menarik motivasi WUS

dalam melakukan pemeriksaan IVA.


57

c. Gambaran Pemeriksaan IVA pada WUS di Puskesmas Kebun Kopi Kota

Jambi Tahun 2018


Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden tidak pernah

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 38 responden (86%) dan responden

yang pernah melakukan pemeriksaan IVA yaitu 6 responden (14%).


Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggreini (2015)

mengenai Hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dengan

perilaku WUS melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Banguntapan I

Bantul Tahun 2015 bahwa sebagian besar WUS tidak pernah melakukan

pemeriksaan IVA yaitu sebanyak 21 orang (63,6%). Demikian juga dengan

penelitian Lestari (2016) mengenai Hubungan pengetahuan dan Sikap WUS

dengan perilaku melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kotabaru Wilayah

Kerja Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta bahwa sebagian besar

responden tidak pernah melakukan pemeriksaan IVA sebesar 32 responden

(76,2%).
Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi perilaku

seseorang dipengaruhi tiga faktor yaitu faktor predisposisi yang terdiri dari

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai dan sebagainya, faktor

pendukung terdiri dari lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia fasilitas-

fasilitas atau sarana-sarana kesehatan dan faktor pendukung terdiri dari

kegigihan seseorang seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan.


Pelaksanaan pemeriksaan IVA yang rendah dapat dipengaruhi oleh

rendahnya pengetahuan responden karena dalam hasil penelitian ini didapat

bahwa sebagian besar responden masih memiliki pengetahuan yang kurang

baik yaitu sebanyak 32 responden (73%). Selain itu rendahnya perilaku

pemeriksaan IVA dapat juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi respodnen


58

karena didapat hasil motivasu responden masih banyak yang negatif sebanyak

20 responden (45%). Berdasarkan wawancara yang didapat dari responden

alasan responden tidak melakukan pemeriksaan IVA karena responden belum

pernah mendapatkan informasi tentang IVA sehingga tidak mengetahui

pentingnya pemeriksaan IVA selain itu terdapat responden yang menjawab

takut untuk melakukan pemeriksaan IVA.


Rendahnya perilaku responden dapat juga dipengaruhi karena

kurangnya peran dari suami/keluarga dirumah yang mendukung dan

menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan IVA selain itu peran dari

petugas kesehatan yang kurang juga dapat membuat ibu menjadi malas untuk

melakukan pemeriksaan IVA.


Maka dari itu, untuk membentuk perilaku yang baik sangat dibutuhkan

pengetahuan dan motivasi yang baik sehingga dengan meningkatnya

pengetahuan yang dimiliki, WUS dapat mengetahui pentingnya pemeriksaan

IVA dan diharapkan banyak WUS yang melakukan pemeriksaan IVA. Maka

dari itu, sangat diperlukan peran petugas kesehatan untuk memberikan

informasi melalui penyuluhan kepada masyarakat khusunya bagi wanita usia

subur mengenai kanker leher rahim dan bagaimana saja cara untuk mencegah

dan mendeteksi secara dini khususnya dengan cara IVA agar banyak

masyarakat yang lebih memahami pentingnya IVA dan dapat juga

meningkatkan motivasi dalam pemeriksaan IVA.


2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemeriksaan IVA pada WUS di

Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2018


59

Hasil analisis menunjukkan nilai p-value 0,004<0,05 maka ada

hubungan tingkat pengetahuan dengan pemeriksaan IVA pada WUS di

Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2018.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Anggreini (2015),

mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dengan

perilaku WUS melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Banguntapan I

Bantul Tahun 2015 Hasil uji menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari

0,05 (0,271 > 0,05). Juga berbeda dengan penelitian Lestari (2016) mengenai

hubungan pengetahuan dan Sikap WUS dengan perilaku melakukan

pemeriksaan IVA di Kelurahan Kotabaru Wilayah Kerja Puskesmas

Gondokusuman II Yogyakarta. di dapatkan nilai ρ value 0,142.

Pengetahuan seseorang terhadap IVA berpengaruh terhadap

pemeriksaan IVA. Wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA

memiliki pengetahuan yang baik. Ini menunjukkan tinggi rendahnya perilaku

seseorang disebabkan karena pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan merupakan hasil

tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang

(Over behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari pengetahuan.

Responden yang memiliki pengetahuan baik namun masih banyak yang

belum pernah melakukan pemeriksaan IVA hal ini karena kurangnya perilaku
60

pemeriksaan IVA tidak dipengaruhi pengetahuannya namun dapat saja

dipengaruhi oleh sikap, motivasi, fasilitas kesehatan yang kurang, dukungan

suami/keluarga maupun kurangnya dukungan dari petugas kesehatan.

Untuk itu sebaiknya tenaga kesehatan khususnya bidan untuk lebih giat

lagi dalam mensosialisasikan serta memberikan konseling tentang IVA melalui

penyuluhan dan penyebaran brosur/leaflet.

b. Hubungan Motivasi dengan Pemeriksaan IVA pada WUS di Puskesmas

Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2018

Hasil analisis menunjukkan nilai p-value 0,025<0,5 maka ada

hubungan motivasi dengan pemeriksaan IVA pada WUS di Puskesmas Kebun

Kopi Kota Jambi Tahun 2018.

Motivasi wanita usia subur positif lebih cendrung melakukan

pemeriksaan IVA. Hal ini menunjukkan bahwa dari diri wanita usia subur

tersebut ada keinginan untuk melakukan pemeriksaan IVA namun karena

kurangnya pengetahuan yang dimiliki membuat wanita usia subur masih belum

melakukan pemeriksaan IVA. Selain itu pengetahuan wanita usia subur juga

mempengaruhi motivasi wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan IVA.

Menurut Notoadmodjo (2010) faktor intrinsik dan ekstrinsik individu

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Faktor instriksik yaitu

motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar sedangkan motif

intrinsik, yaitu motif yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar tetapi sudah

dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu.

Responden yang memiliki motivasi positif namun masih banyak yang

belum pernah melakukan pemeriksaan IVA hal ini karena kurangnya perilaku
61

pemeriksaan IVA tidak dipengaruhi motivasinya namun dapat saja dipengaruhi

oleh pengetahuan, sikap, fasilitas kesehatan yang kurang, dukungan

suami/keluarga maupun kurangnya dukungan dari petugas kesehatan.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi dari luar maupun dari

dalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya dalam melakukan

pemeriksaan IVA. Dengan motivasi yang positif seseorang akan bersedia

melakukan pemeriksaan IVA namun apabila seseorang memiliki motivasi

negatif maka wanita usia subur menganggap pemeriksaan IVA tidak terlalu

penting. Selain motivasi perilaku juga harus dibarengi dengan pengetahuan

yang baik sehingga dengan motivasi dan pengetahuan yang baik akan membuat

WUS memiliki perilaku yang baik dlaam melakukan pemeriksaan IVA.

Maka dari itu dengan adanya pengetahuan dan motivasi yang baik akan

membentuk perilaku yang baik pada seseorang. Untuk menambah pengetahuan

dari seseorang maka sangat dibutuhkan informasi mengenai pemeriksaan IVA.

Maka diperlukan peran dari ibu untuk mencari informasi mengenai pemeriksan

IVA dan dibutuhkan peran dari petugas kesehatan untuk meningkatkan

informasi bagi wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA.

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB 5 Baru 2
    BAB 5 Baru 2
    Dokumen9 halaman
    BAB 5 Baru 2
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1V
    BAb 1V
    Dokumen3 halaman
    BAb 1V
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1V
    BAb 1V
    Dokumen3 halaman
    BAb 1V
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1 Baru
    BAb 1 Baru
    Dokumen6 halaman
    BAb 1 Baru
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1V
    BAb 1V
    Dokumen3 halaman
    BAb 1V
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1
    BAb 1
    Dokumen5 halaman
    BAb 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1
    BAb 1
    Dokumen5 halaman
    BAb 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1
    BAb 1
    Dokumen6 halaman
    BAb 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1
    BAb 1
    Dokumen5 halaman
    BAb 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1
    BAb 1
    Dokumen6 halaman
    BAb 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAb 1
    BAb 1
    Dokumen6 halaman
    BAb 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen26 halaman
    Bab Ii
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Profil Kepegawaian Staf Puskesmas Paal Lim1
    Profil Kepegawaian Staf Puskesmas Paal Lim1
    Dokumen2 halaman
    Profil Kepegawaian Staf Puskesmas Paal Lim1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Analisis Ketenagaan, Pemetaan Kompetensi Dan Rencana Pengembangan
    Analisis Ketenagaan, Pemetaan Kompetensi Dan Rencana Pengembangan
    Dokumen16 halaman
    Analisis Ketenagaan, Pemetaan Kompetensi Dan Rencana Pengembangan
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Bru
    BAB IV Bru
    Dokumen11 halaman
    BAB IV Bru
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Absen Penelitian No Inisial Nama Kelas Tanda Tangan
    Absen Penelitian No Inisial Nama Kelas Tanda Tangan
    Dokumen3 halaman
    Absen Penelitian No Inisial Nama Kelas Tanda Tangan
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Tinjauan Kasus
    Bab IV Tinjauan Kasus
    Dokumen27 halaman
    Bab IV Tinjauan Kasus
    Ria Rumondang Bulan
    Belum ada peringkat