Anda di halaman 1dari 18

RESUME TEORI AKUNTANSI

TEORI REGULASI DAN PENETAPAN STANDAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teori Akuntansi

Disusun Oleh
Luna Putri Tiara Rossa 186020300111004

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Peraturan standar adalah peraturan yang pada akhirnya merupakan tanggung
jawab pemerintah atau legislatif suatu negara (kita akan menggunakan persyaratan
tersebut secara bergantian) pemerintah biasanya mendelegasikan tanggung jawab
untuk penetapan standar dalam akuntansi kepada pemerintah dalam akuntansi ke
lembaga tertentu, seperti komisi securites.
Bagi banyak produk, kekuatan pasar cukup untuk mendorong produksi
mendekati barang bekas - paling baik dengan sedikit peraturan. Namun, walaupun ada
banyak insentif berbasis pasar bagi perusahaan untuk menghasilkan informasi,
produksi informasi terbaik tidak mungkin dilakukan oleh kekuatan pasar semata.
Karena informasi akuntansi keuangan memiliki karakteristik barang publik, pemasok
informasi tidak selalu mendapat bayaran atas informasi yang mereka hasilkan. Alasan
utama adalah asimetri informasi.
Karena informasi akuntansi keuangan memiliki karakteristik barang publik,
pemasok informasi tidak selalu mendapat bayaran atas informasi yang mereka
hasilkan. Alasan utama adalah asimetri informasi. Karena informasi akuntansi
keuangan memiliki karakteristik barang publik, pemasok informasi tidak selalu
mendapat bayaran atas informasi yang mereka hasilkan.

1. Regulasi Aktivitas Ekonomi


Alasan utama dalam hal regulasi tersebut adalah untuk melindungi individu
yang dalam hal kerugian informasi. Misalnya jika tidak terdapat adanya asimetri
informasi dalam suatu keadaan yang mengakibatkan seluruh tindakan manajer dan
informasi dapat diobservasi oleh semua pihak, sehingga akibatnya yaitu tidak ada
kebutuhan untuk melindungi individu dari konsekuensi pada kerugian informasi.
Akuntansi juga sangat dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk
melindungi pemakai akibat adanya informasi asimetri. Satu peran penting akuntansi
dan auditing adalah melaporkan informasi yang relevan dan reliabel, sehingga
mengurangi informasi asimetri antara insider perusahaan, publik yang berinvestasi, dan
pemakai lain. Akuntansi informasi juga sering digunakan dalam membenarkan regulasi

2
untuk melindungi diri dari kerugian informasi. Contohnya adalah peraturan mengenai
insider tarding dan regulasi untuk meyakinkan pengungkapan penuh pada prospektus.
Akuntansi juga dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk melakukan antisipasi
terhadap asimetri informasi. Peran penting pada akuntansi dan audit adalah untuk
melaporkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan, sehingga dengan demikian
akan mengurangi asimetri informasi di antara pihak perusahaan, dan pengguna lainnya.
Namun dalam hal ini juga perlu diingat bahwa peran ini membutuhkan auditor yang
kredibel dan kompeten untuk menciptakan suatu standar pelaporan yang tinggi.

Dalam mempertimbangkan masalah informasi, maka terdapat dua hal yang


akan digunakan sebagai acuan dalam membantu untuk membedakan jenis informasi
yang mungkin dimiliki oleh manajer yaitu kepemilikan/proprietary informasi dan non
proprietary informasi.
Proprietary informasi diartikan sebagai informasi yang jika dikeluarkan maka
akan sangat mempengaruhi arus kas masa depan perusahaan. Contohnya adalah
informasi mengenai paten yang dapat dinilai atau rencana insentif strategis seperti
penawaran pengambilalihan atau merger. Biaya manajer dan perusahaan dalam
mengeluarkan informasi hak kemilikan dapat cukup tinggi dalam hal ini.
Sedangkan nonproprietary informasi adalah informasi yang tidak secara
langsung mempengaruhi arus kas perusahan. Hal ini mencakup informasi laporan
keuangan, peramalan pendapatan, perinciaan pendanaan baru dan sebagainya. Audit
juga termasuk salah satu dari nonproprietary informasi.

2. Insentif Pribadi dalam Informasi


Insentif untuk produksi informasi privat muncul dari kontrak yang dimasuki
oleh perusahaan. Sebagai contoh, jika usaha manajer tidak dapat diobservasi, maka hal
ini akan membawa dampak pada kontrak insentif berdasarkan hasil dari operasi
perusahan. Demikian pula ketika perusahaan mengeluarkan hutang, maka hal ini secara
tipikal akan mencakup hutang perjanjian dalam kontrak. Oleh karena itu, dalam hal ini

3
diperlukan adanya audit dalam upaya untuk meyakinkan hasil pengukuran kinerja
manajer dalam upaya pemberian insentif kepada mereka.
Alasan kontraktual lain dalam menghasilkan informasi juga muncul ketika
perusahaan akan go publik. Hal ini telah dibuat oleh Jensen dan Mackling (1976), di
mana manajer-manajer perusahaan yang go publik setelah menjual semua atau
sebagian dari bunga akan memiliki motivasi untuk meningkatkan kelalaian, sehingga
untuk menghindari kelalaian yang dibuat oleh manajer tersebut diperlukan adanya
kompensasi bagi mereka.. Biaya kelalaian ini adalah merupakan pengurangan dari
profit yang dihasilkan.

3. Sumber Kegagalan Pasar


Dalam bagian ini akan dibahas mengenai kegagalan dari pasar. Di mana jika
pasar berjalan sebagaimana mestinya berdasarkan definisi, maka informasi yang akan
dihasilkan akan seimbang pada keuntungan dan biaya marginal perusahaan. Namun
juga telah mendefinisikan bahwa jumlah terbaik secara sosial terdapat informasi yang
menyamakan biaya dan keuntungan marginal pada lingkungan. Dua kriteria ini pada
produksi informasi tidak perlu menghasilkan nilai yang sama dikarenakan oleh
eksternalitas dan freeriding.
Eksternalitas adalah tindakan yang diambil oleh perusahaan atau individu yang
membebankan biaya atau keuntungan pada perusahaan atau individu lainnya, yang
mana perusahaan akan membebankan biaya atau keuntungan yang tidak dituntut atau
tidak menerima pendapatan. Sedangkan freeriding adalah penerimaan oleh perusahaan
atau individu pada keuntungan atau eksternalitas.
Aspek penting dari freeriding dan eksternalitas adalah bahwa biaya dari keuntungan
produksi informasi yang dirasakan oleh perusahaan akan berbeda dari biaya dan
keuntungan pada lingkungan.
Sumber lain kegagalan pasar bisa diakibatkan karena:
1. Resiko Moral
Mengingat bahwa usaha manajer secara tipikal tidak dapat diobservasi pada
pemilik perusahaan dan pasar, maka konsekusnsinya yaitu manajer tidak

4
akan berusaha untuk memaksimalkan jalannya perusahaan sehingga pasar
tenaga kerja tidak akan berjalan dengan baik.

2. Pemilihan Penghindaran Kerugian


Dalam konteks ini, ada dua versi masalah seleksi yang merugikan. Pertama
yaitu masalah mengenai insider trading. Jika kesempatan itu ada untuk
pihak dalam untuk mendapatkan keuntungan, maka kesempatan tersebut
akan digunakan oleh orang yang menginginkannya, dan investor luar juga
mengangap bahwa pasar sekuritas berjalan sebagaimana mestinya.
Versi kedua dalam hal seleksi yang merugikan adalah timbul ketika manajer
yang mengetahui berita buruk tentang masa depan perusahaan tidak
mengeluarkan informasi tersebut, dengan demikian hal ini akan menunda
atau menghindari kehancuran reputasi mereka, dan sebagai konsekuensinya
yaitu akan mengakibatkan adanya pengurangan nilai pada pasar tenaga
kerja majerial.
3. Unanimity
Karateristik dari pasar yang berjalan tidak baik adalah adanya kekurangan
unanimity. Dalam pasar yang berjalan dengan baik, maka pemegang saham
akan dengan berusaha suara bulat untuk memaksimalkan nilai pemegang
saham. Sedangkan dalam pasar tidak efisien, maka hal ini tidak menjadi
masalah.

Tantangan terhadap teori kegagalan pasar


Teori kegagalan pasar mengandung kesalahan yang fatal. Keluaran yang
diperoleh teori tersebut diidentifikasi sebagai optimal hanya sekedar istilah dan istilah
ini dapat diidentifikasikan sendiri-sendiri oleh ketentuan setiap lembaga yang
menghasilkan keluaran tersebut.
Kripke mengajukan dua kemungkinan yang akan terjadi dengan tidak adanya regulasi
yang diinginkan:
 Akan ada pengungkapan informasi akuntansi yang cukup dan berkesinambungan.

5
 Keseragaman akuntansi semakin berkurang karena perbedaan pandangan dalam
menginterprestasikan dan menggambarkan suatu kejadian akan disembunyikan
oleh sistem yang diberi kewenangan untuk melalukan hal tersebut..
Karena itu, scott dalam bukunya merumuskan upaya yang dapat ditempuh
untuk membatasi kegagalan pasar, antaralain:
1. Pengungkapan
Argumen ini dapat dibuat yang menyarakan bahwa manajer akan
mengeluarkan semua informasi baik itu informasi baik dan buruk. Hal ini
disebut sebagai prinsip pengungkapan.

2. Pencarian Informasi Privat


Pemberian insentif privat dalam upaya untuk mengeluarkan informasi dari
manajer. Argumen dalam hal ini yaitu bahwa jika informasi yang
dikeluarkan telah cukup, maka hal ini kan menurunkan biaya modal dari
perusahaan.

3. Signaling
Hal ini sering terjadi di mana perusahaan atau dengan perusahaan lainnya
berbeda dalam kualitas. Sebagai contoh, mungkin perusahaan yang satu
akan memiliki kesempatan investasi yang lebih tinggi dari perusahaan yang
lain.

4. Dua Teori Regulasi


Teori Regulasi Ketertarikan Publik
Teori ini menyatakan bahwa aturan/regulasi merupakan hasil dari permintaan
publik terhadap koreksi yang terjadi pada kegagalan pasar. Dalam teori ini, kekuasaan
pusat disebut juga tubuh regulasi atau regulator diasumsikan memiliki ketertarikan
yang besar terhadap lingkungan. Hal ini telah mengupayakan yang terbaik untuk
mengatur sehingga pemaksimalisasian kesejahteraan sosial dapat tercapai. Dalam teori
ini, pusat kewenangan, yaitu regulator, diasumsikan memiliki kepentingan yang besar
terhadap society at heart, sehingga hal ini dapat membuat pada saat regulator menyusun

6
peraturan akan menghasilkan yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan yang timbul dalam Public Interest Theory adalah :

a. Terdapat tugas yang sangat kompleks dalam menentukan jumlah regulasi yang
tepat.

b. Terdapat permasalahan yang serius yang terletak pada motivasi dari badan
regulator.

Teori Ketertarikan Kelompok


Teori ini mengambil pandangan bahwa industri beroperasi dalam pemunculan
sejumlah kelompok yang tertarik. Sebagai contoh perusahaan dalam indutri
manufaktur akan membentuk suatu ketertarikan yang jelas seperti juga pelanggan
mereka. kelompok yang tertarik ini bermacam-macam akan meloby legislator untuk
jumlah dan tipe regulasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh industri itu sendiri
mungkin akan meminta peraturan perlindungan dari persaingan harga luar negri atau
melawan pelanggaran dalam operasinya dengan indusri-industri yang berhubungan.
Pelanggan mungkin membentuk kelompok-kelompok untuk melakukan loby untuk
mendapatkan standar kualitas atau pengendalian harga. Bervariasinya kepentingan
dalam group akan mempengaruhi Legislature dalam hal jumlah dan tipe dari regulasi.
Hubungan Pada Teori Regulasi

Penyusunan standar memiliki karakteristik proses penyesuaian. Pemilihan standar


akuntansi (misalnya oleh AcSB, FASB, IASB) sebaiknya mempertimbangkan konflik
antar konstituensi ketimbang pada unsur proses perhitungan.Pertimbangan ini
menganggap bahwa teori kelompok kepentingan regulasi mungkin baik sebagai
prediktor standar baru daripada teori kepentingan publik.

7
5. Standar Akuntansi dan Penentuan Standar
Timbulnya prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dapat dilihat dari
peran akuntansi yaitu menyajikan informasi kepada berbagai pihak. Secara khusus
GAAP mengatur akuntansi keuangan yang menyajikan informasi kepada pihak di luar
organisasi. Akan tetapi, informasi yang disajikan tersebut tidak hanya berguna untuk
pihak di luar perusahaan tetapi juga pihak intern organisasi. Menurut Fess dan Warren
(1990;794) informasi akuntansi keuangan yang disajikan sesuai dengan GAAP
memang utamanya ditujukan kepada pihak luar (external) tetapi juga berguna bagi
manajemen untuk mengarahkan operasi perusahaan. Perusahaan menambah berbagai
laporan yang diperlukan yang tidak harus diatur oleh GAAP yang dibutuhkan oleh
manajemen. Akuntansi yang diselenggarakan untuk menghasilkan informasi kepada
pihak eksteral disebut juga dengan akuntansi keuangan sedangkan akuntansi yang
memfokuskan diri pada penyajian laporan untuk tujuan pengambilan keputusan intern
organisasi disebut akuntansi manajemen. Miller et.al (1985:5) menyatakan ada tiga
kelompok orang yang berpartisipasi dalam akuntansi keuangan yaitu pengguna (users),
penyaji (preparers), dan auditor (auditors). Pengguna adalah individu atau institusi
yang mengandalkan informasi akuntansi keuangan dalam pengambilan keputusan
investasi atau kredit. Dalam kelompok ini termasuk investor, kreditor, analis keuangan
dll. Penyaji adalah pihak yang menyusun dan menerbitkan laporan keuangan yaitu
manajemen. Auditor adalah pihak yang melakukan pemeriksaan laporan keuangan
untuk menyatakan pendapat atas kewajarannya. Ketiga pihak yang berpartisipasi dalam
akuntansi keuangan memiliki kepentingan yang berbeda-beda atas penyajian laporan
keuangan. Persepsi masing-masing pihak yang terlibat juga berbeda-beda. Oleh karena
itu diperlukan satu aturan yang disepakati untuk dapat dijadikan pegangan bagi
pengguna, penyaji, dan auditor. Disini arti penting dan latar belakang munculnya
prinsip akuntansi berlaku umum (GAAP).
Salah satu sarana penunjang yang diperlukan oleh suatu perusahaan atau suatu
unit ekonomi adalah standar akuntansi yang memungkinkan terlaksananya sistem
informasi manajemen dengan baik. Standar akuntansi dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam menyusun laporan keuangan yang layak serta memiliki daya banding

8
sehingga dapat menyajikan informasi yang bernilai bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Standar akuntansi merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka
untuk melakukan praktek atau kegiatan di bidang akuntansi, agar laporan keuangan
lebih berguna dan tidak menyesatkan. Hal ini diperjelas oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sebagai pedoman pokok
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit
ekonomi lainnya adalah sangat penting, agar laporan keuangan lebih berguna, dapat
dimengerti dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan.
Peran ideologi dalam peraturan akuntansi telah sebagian besar diabaikan
meskipun potensinya untuk memberikan apresiasi yang lebih sistematis dari proses
penetapan standar. Penetapan standar umumnya didefinisikan sebagai set yang
terorganisir mendasari keyakinan yang berbeda-beda di kelompok, ideologi akan
mencakup kecenderungan untuk menganjurkan solusi peraturan yang berbeda secara
prediksi. Adanya perbedaan ideologi antara kelompok-kelompok membayangkan
mobilisasi pengaruh politik untuk mereproduksi atau mengubah sifat akuntansi sesuai
dengan berbagai persepsi tentang bagaimana hal ini harus berjalan. Ideologi adalah
versi realitas yang didasarkan pada asumsi yang tak tergoyahkan yang tidak seragam,
sehingga menarik mereka masuk ke dalam konflik. Proses ini diharapkan untuk dapat
menggunakan fakta selectively and purposefully (selektif dan sengaja) (Buckley, 1978)
dan memiliki espousals yang bervariasi dengan aktualitas saat seperti ini
menguntungkan (Enz, 1988). Sayangnya, seperti istilah-istilah seperti "kekuatan" dan
"politik", "ideologi" memiliki konotasi yang tidak perlu merendahkan yang cenderung
membatasi penggunaannya.
Ideologi berbeda berdasarkan struktur hubungan sosial dan melalui dimana
mereka dirumuskan dan disahkan (Willmott, 1984). Dengan demikian, menanggung
hubungan sistematis dengan kepentingan, seperti yang dirasakan oleh kelompok.
Akuntansi, sebagai kegiatan yang keberadaannya saat ini sangat tergantung pada
dukungan perusahaan dan kebutuhan pelanggan, menghasilkan ideologi bahwa pola
berbagai posisi struktural dalam bangunan sosial ini. Paparan terus dan afiliasi
konsisten mengabadikan posisi ideologis pihak yang berkepentingan ini. Ideologi

9
menyiratkan ketidakmampuan tulus untuk menghargai posisi tidak konsisten, daripada
strategi tujuan penipuan.
Oleh karena itu, maka standar akuntansi merupakan suatu pedoman yang wajib
ditaati bagi mereka yang melakukan kegiatan di bidang akuntansi, dalam rangka
penyusunan laporan keuangan. Tetapi perlu diingat bahwa Standar Akuntansi
Keuangan sebagai suatu pedoman yang diikuti kebiasaan tentulah bukan merupakan
pedoman yang sifatnya universal dan berlaku mutlak sesuai keadaan, waktu dan
tempat. Standar Akuntansi Keuangan dalam perkembangannnya tidak rterlepas dari
pengaruh faktor-faktor lain, misalnya pandangan para ahli di bidang akuntansi,
perkembangan politik dan ekonomi, peraturan pemerintah dan faktor-faktor lainnya.

Dengan demikian, maka yang perlu diketahui dari Standar Akuntansi tersebut
adalah pedoman dan petunjuk apakah yang dapat diberikan oleh Standar Akuntansi
tersebut? Standar Akuntansi dapat memberikan petunjuk tentang bagaimanakah
caranya sumber-sumber ekonomi yang ditimbulkannya dicatat sebagai “harta” dan
“kewajiban”. Jika terjadi perubahan atas harta dan kewajiban itu bagaimanakah cara
mencatatnya, kapan perubahan tersebut dicatat serta bagaimanakah cara mengukurnya,
informasi apa saja yang perlu diungkapkan dan bagaimana cara mengungkapkannya
dan sebagainya. Pedoman serta petunjuk ini dapat kita jumpai dalam buku “Standar
Akuntansi Keuangan”, yang diterbitkan oleh ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

International Accounting Standards Committee (IASC) dalam Standar


Akuntansi Keuangan ini menjelaskan bahwa :

“. . . Accounting Standards and procedures relating to the preparation and


presentation of financial statements. It believes that further harmonisation can best
best be pursued by focusing on finacial statements that are prepared for the purpose
of providing information that is useful in making economic decisions”.

10
6. Penentuan Standar Akuntansi
Prinsip akuntansi beraku umum mengacu pada berbagai sumber. Sumber acuan
prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia menurut IAI (2001:411.2) adalah sebagai
berikut:
 Prinsip akuntansi yang ditetapkan dan/atau dinyatakan berlaku oleh badan
pengatur standar dari Ikatan Akuntan Indonesia;
 Pernyataan dari badan, yang terdiri dari pakar pelaporan keuangan, yang
mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum publik dengan tujuan
menetapkan prinsip akuntansi atau menjelaskan praktik akuntansi yang ada
dan berlaku umum, dengan syarat dalam prosesnya penerbitan tersebut
terbuka untuk dikomentari oleh publik dan badan pengatur standar dari
Ikatan Akuntan Indonesia tidak menyatakan keberatan atas penerbitan
pernyataan tersebut;
 Pernyataan dari badan, yang terdiri dari pakar pelaporan keuangan, yang
mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum publik dengan tujuan
menginterpretasikan atau menetapkan prinsip akuntansi atau menjelaskan
praktik akuntansi yang ada berlaku umum, atau pernyataan yang tersebut
pada butir b yang penerbitannya tidak pernah dinyatakan keberatan dari
badan pengatur standar dari Ikatan Akuntan Indonesia tetapi belum pernah
secara terbuka dikomentari oleh publik;
 Praktik atau pernyataan resmi yang secara luas diakui sebagai berlaku
umum karena mencerminkan praktik yang lazim dalam industri tertentu,
atau penerapan dalam keadaan khusus dari pernyataan yang diakui sebagai
berlaku umum, atau penerapan standar akuntansi internasional atau standar
akuntansi yang berlaku umum di wilayah lain yang menghasilkan penyajian
substansi transaksi secara lebih baik.
Dari uraian di atas bahwa sumber acuan prinsip akuntansi berlaku umum di
Indonesia adalah prinsip akuntansi yang ditetapkan IAI, pernyataan pakar pelaporan,
dan praktik atau pernyataan resmi yang secara luas diakui berlaku umum.
Tujuan dalam penentuan Standar

11
1. Penentuan standar merupakan pilihan sosial sehingga suatu standara mungkin
bermanfaat bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lain. Kebanyakan isu-isu
yang berkaitan dengan akunyansi secara politik bersifat sensitif yang
disebabkan:
2. Kebutuhan terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan
3. Informasi akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran
penggunaannya.
4. Dalam menentukan standar ada dua pendekatan, yaitu:
representative faithfulness, pendekatan ini menghendaki pelaporan yang
bersifat netral dan penyajian wajar laporan keuangan melalui proses penentuan
standar. Pendekatan ini menyamakan akuntansi dengan proses pemetaan
dimana peta harus dibuat akurat dengan menggambarkan keadaan keuangan
perusahaan secara wajar. economic consequences, pendekatan ini
menghendaki asopsi standar yang memiliki konsekwensi ekonomi
menguntungkan. Pendekatan ini cenderung mengarah penentuan standar yang
meemiliki pengaruh positif.

7. Kriteria Penentuan Standard


 Decision Usefullness
Kriteria decision usefulness memicu informasi dan perspektif pengukuran pada
pelaporan keuangan, dan studi empiris kapital market. Jadi, standar dapat menjadi
decision usefulness bisa saja salah karena tidak mempertimbangkan biaya penyediaan
informasi. Untuk itu, pembuat standar perlu mempertimbangkan kriteria lainnya
daripada decision usefulness saja.

 Reduction Of Information Asymmetry


Dalam hal ini penyusun standar harus menggunkan pengurangan information
asimetri dalam kapital dan managerial labor market sebagai kriteria standar baru.
Pengurangan information asimetri meningkatkan operasi pasar. Hal ini akan

12
memperluas likuiditas pasar dan menghasilkan keuntungan sosial. Bagaimanapun juga,
harus diperhatikan bahwa pengurangan information asimetri sebagai kriteria bukan
satu-satunya yang memadai. Seperti decision useful yang menimbulkan biaya.
Konsekuensinya, sulit untuk mengetahui kapan standar untuk mengurangi information
asimetri cost-efektif.

 Economic Consequences Of New Standards


Salah satu biaya dari standar baru bagi perusahaan adalah biaya untuk memenuhi
standar itu (out of pocket). Biaya juga terjadi karena adanya kontrak. Biaya tersebut
mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan. Kurangnya kebebasan menajemen
memilih kebijakan akuntansi juga menjadi konsekuensi ekonomis. Untuk itu, pembuat
kebijakan harus mempertimbangkan aspek tersebut.

 The Political Aspects Of Standards Setting


Konsekuensi ekonomis berdampak pada aspek politis penyusunan standar.
Penyusun standar harus merekayasa konsensus yang memadai agar konstituensi dapat
menerimanya. Proses penyusunan standar harus konsisten dengan interest group theory
of regulation.

8. Argumen Pendukung Standar Akuntansi


Pihak-pihak yang menginginkan regulasi akan mengunakan teori kepentingan
publik (The Public Interest Theory) dan teori kepentingan kelompok (The Interest
Group Theory) untuk menyukseskan keinginannya karena pada dasarnya, baik
kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya
regulasi akuntansi (Scott, 2000).

Teori kepentingan publik

Teori kepentingan publik menyatakan bahwa regulasi terjadi karena tuntutan


publik dan muncul sebagai koreksi atas kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi
karena adanya alokasi informasi yang belum optimal dan ini dapat disebabkan oleh (1)

13
keengganan perusahaan mengungkapkan informasi, (2) adanya penyelewengan
informasi, dan (3) penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya. Dalam teori
ini, sentral otoritas juga disebut regulator dan diasumsikan bahwa masyarakat memiliki
kepentingan terbesar pada informasi akuntansi. Regulator berusaha untuk melakukan
pengaturan dengan sebaik mungkin karena akan memaksimalkan kesejahteraan sosial.

Dalam penerapannya teori kepentingan publik ternyata memiliki masalah


sehingga teori ini dikatakan memiliki masalah implementasi karena sulit menentukan
berapa jumlah regulasi yang sesuai. Penentuan jumlah regulasi merupakan sesuatu
yang sulit dilakukan untuk komoditas seperti informasi. Masalah yang lebih sulit
terletak pada motivasi dari regulator itu sendiri. Harus disadari bahwa sangat sulit
untuk memonitor operasi regulator dan kekuatan publik untuk memaksa regulator
beroperasi demi kepentingan publik adalah lemah. Kelemahan tersebut juga akan
menimbulkan kemungkinan bahwa badan ini akan beroperasi untuk kepentingan
pribadi dan tidak untuk kepentingan umum.

Alasan ekonomi utama pada awal mula adanya intervensi dari pemerintah pada
operasi pasar untuk kepentingan publik adalah adanya kemungkinan kegagalan pasar
(market failure). Dalam rerangka teori ini, peraturan ditujukkan kepada badan legislatif
(pembuat undang-undang) untuk melindungi
kepentingan konsumen dengan cara melakukan peningkatan keamanan
penyelenggaraan ekonomi, dibandingkan dengan situasi yang tidak diregulasi.
Kegagalan pasar berpotensi terjadi ketika ada sebuah kegagalan dari beberapa kondisi
yang dibutuhkan agar pasar berjalan secara kompetitif. Contoh potential failure:
1. Kurangnya kompetisi (monopoli, oligopoli)
2. Adanya hambatan untuk masuk ke pasar
3. Asimetri informasi antara pembeli dan penjual atau sinyal pasar tertentu
(misal reputasi penjual)
4. Sifat alami publik atas suatu produk (seperti informasi keuangan), dimana
ketersediaan suatu produk untuk suatu individu membuat produk tersebut
tidak berharga lagi untuk individu yang lain. Kegagalan pasar di sini terjadi

14
karena –walaupun individu bisa mendapatkan produk tersebut tanpa
bayar – sistem harga normal pada pasar tersebut tidak bisa berfungsi.

Teori kepentingan publik didasari pada asumsi bahwa pasar ekonomi


merupakan subjek dari beberapa pasar tidak sempurna atau kegagalan transaksi, yaitu,
jika tetap dibiarkan, akan mengakibatkan inefisiensi dan ketidakpatutan outcome. Ini
juga berdasarkan asumsi berikut:
1. Kepentingan dari konsumen diterjemahkan dalam tindakan legislatif lewat
operasi dari marketplace internal.
2. Ada agen-agen (politisi pengusaha dan kelompok kepentingan publik) yang
akan mencari peraturan dengan mengatas namakan untuk kepentingan
publik. Agen-agen ini mungkin saja akan berusahan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri bukan memenuhi kebutuhan publik.
3. Pemerintah tidak mempunyai peran yang independen untuk menjalankan
peraturan pemerintah.

Teori kepentingan kelompok

Teori kepentingan kelompok memiliki pandangan bahwa suatu industri


beroperasi karena terdapat sejumlah kepentingan kelompok. Otoritas politik atau
legistatif juga dapat digolongkan sebagai suatu kelompok kepentingan yang memiliki
kekuatan untuk memasok regulasi untuk mempertahankan kekuasaannya. Oleh sebab
itu, teori ini memiliki pandangan bahwa regulasi adalah suatu komoditas di mana
terdapat penawaran dan permintaan. Komoditas akan dialokasikan kepada para
konstituen dengan efektif secara politis dan dengan meyakinkan legislatif memberikan
bantuan regulasi kepadanya.

9. Argumen Penentang Standar Akuntansi


Pihak yang tidak menginginkan regulasi berargumen dengan menggunakan
teori agensi (agency theory) yang menyatakan bahwa manajemen memiliki insentif
membuat laporan yang andal dan disajikan secara sukarela kepada pemilik

15
(shareholder) semata-mata untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan
manajemen. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja serta
untuk menilai dan menentukan kompensasi yang akan dibayarkan kepada manajer.

Di samping menggunakan teori agensi, pihak yang tidak menginginkan regulasi


juga menggunakan pendekatan pasar bebas. Menurut pendekatan ini informasi
akuntansi merupakan produk-produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau
jasa lainnya. Informasi akuntansi juga merupakan subjek kekuatan permintaan dari
para pengguna dan disediakan oleh para penyaji. Hasilnya adalah sejumlah
pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang optimal pula. Kapan
suatu informasi diperlukan dan sejumlah harga tertentu ditawarkan untuk itu, maka
pasar akan menyediakan informasi asalkan harga yang ditawarkan melebihi biaya
informasi tersebut.

10. Prinsip Berlaku Umum di Indonesia


Dalam hubungannya dengan hirarki prinsip akuntansi beraku umum IAI
(2001:411.2) mengemukakan adanya rerangka (framework) prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia. Dalam bentuk rerangka, IAI (2001:411.4)
menggambarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia seperti suatu
bangunan rumah. Rerangka tersebut adalah sebagai berikut:

16
Sumber: Jamason Sinaga, Ak., Akuntan anggota IAI dan Anggota Kelompok Kerja Komite
Standar Akuntansi Pemerintah.

Rerangka ini bersifat hirarkis artinya lapisan yang lebih bawah menjadi
landasan bagi lapisan yang berada di atasnya. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa
dalam penyajian laporan keuangan kepada pihak luar organisasi (ekstern) digunakan
prinsip akuntansi berlaku umum (GAAP). Prinsip akuntansi berlaku umum ini terdiri
dari berbagai acuan yang dinyatakan dalam bentuk hirarki.

17
Kesimpulan
Alasan utama dalam hal regulasi tersebut adalah untuk melindungi individu yang
dalam hal kerugian informasi. Misalnya jika tidak terdapat adanya asimetri informasi
dalam suatu keadaan yang mengakibatkan seluruh tindakan manajer dan informasi
dapat diobservasi oleh semua pihak, sehingga akibatnya yaitu tidak ada kebutuhan
untuk melindungi individu dari konsekuensi pada kerugian informasi. Akuntansi juga
sangat dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk melindungi pemakai akibat
adanya informasi asimetri.
Dalam proses penyusunan standar akuntansi yang melalui proses yang panjang
tidak dipungkiri terdapat berbagi hambatan. Salah satunya seperti apa yang telah
dibahas dan dijelaskan di atas, yaitu intervensi beberapa pihak. Bahwa proses
penyusunan standar akuntansi tidak terlepas dari campur tangan politik demi
keuntungan beberapa pihak semata. Pada umumnya kembali lagi kepada regulasi atau
aturan dalam pembuatan dan penyusunan standar akuntansi dari masing-masing negara
untuk disesuaikan dengan perkembangan dan keadaan ekonomi negara tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Scott, W.R. (2009). Financial Accounting Theory. Prentice-Hall, Toronto, Canada


Jamason Sinaga, Ak., Akuntan anggota IAI dan Anggota Kelompok Kerja Komite
Standar Akuntansi Pemerintah.
Fogarty, T.J., Hussein, M.E.A., & Ketz, J.E. (1994). Political aspects of financial
accounting standard setting in the USA. Accounting, Auditing and
Accountability Journal, Vol.7, No. 4, 24-46.

18

Anda mungkin juga menyukai