PENDAHULUAN
Klasifikasi Desain
Kategori Pilihan
Tingkat di mana pertanyaan peneliti a. Studi eksploratif
telah diselesaikan b. Studi formal
Metode pengumpulan data a. Pengamatan
b. Studi komunikasi
Kemampuan peneliti untuk a. Eksperimental
menghasilkan pengaruh dalam b. Ex pos facto
variabel yang diteliti
Tujuan penelitian a. Pelaporan
b. Deskriptif
c. Kausal
o Eksplanatori
o prediktif
1
Dimensi waktu a. Cross-sectional
b. Longitudinal
Cakupan topik-luas dan dalamnya- a. Kasus
penelitian b. Studi statik
Lingkup penelitian a. Lingkup lapangan
b. Penelitian laboratorium
c. Simulasi
Presepsi partisipan terhadap aktivitas a. Rutinitas aktual
penelitian b. Rutinitas yang dimodifikasi
Sumber: (Cooper dan Schindler, 2003)
Kategori Pilihan
Menentukan jenis dari risetnya a. Riset eksploratori
b. Riset pengujian hipotesis
Jika risetnya adalah pengujian a. Riset deskriptif
hipotesis b. Riset kausal
Menetukan dimensi waktu riset a. Melibatkan satu waktu tertentu
dengan banyak sampel (cross
sectional)
b. Melibatkan urutan waktu (time
series)
c. Gabungan keduanya (panel
data atau pooled data)
Menentukan kedalaman risetnya a. Mendalam tetapi hanya
melibatkan satu objek saja
(studi kasus)
b. Kurang mendalam tetapi
generalisasinyaa tinggi (studi
statistic)
Menentukan metode pengumpulan a. Kontak langsung (ex:
datanya wawancara)
b. Tidak langsung (ex: observasi,
arsip, dsb)
Menentukan lingkungan risetnya a. Lingkungan noncontrived
setting, yaitu lingkungan riil
(field setting)
b. Lingkungan pengaturan
artificial, yang meliputi
eksperimen di laboratorium
(laboratory research), atau
lewat simulasi.
Menentukan unit analisisnya a. Individual
b. Dyads, yaitu grup dari beberapa
pasangan data, misalnya pada
penelitian yang melibatkan
2
suami dan istri
c. Grup
d. Organisasi, instansi, industry,
pasar modal, negara
Menentukan model empiris beserta -
definisi variable-variabelnya
Menentukan sumber-sumber daya a. Menentukan waktu dimasing-
riset yang dibutuhkan, yaitu masing kegiatan riset
b. Menentukan biaya sampai di
penyelesaian riset
c. Menentukan personel-personel
yang terlibat
Sumber: (Hartono, 2017)
3
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
Selanjutnya dalam materi ini kita akan menelaah enam aspek dasar desain
penelitian. Secara spesifik, kita akan membahas tujuan studi, jenis investigasi,
tingkat intervensi peneliti, konteks studi, unit analisis, dan horizon waktu
studi. Aspek lain yaitu pengukuran, metode pengumpulan data, desain sampel,
dan analisis data.
4
baru sedikit yang telah di lakukan dlaam bidang untuk menangani situasi dan
memahami fenomena. Penelitian yang lebih ketat pun kemudian dapat
dilaksanakan.
5
1.2 Studi deskriptif
Berbeda dengan studi exploratif, studi yang lebih formal biasanya dibangun
dengan hipotesis atau pertanyaan penyelidikan yang dinyatakan dengan jelas
penelitian formal menyediakan berbagai tujuan penelitian :
Studi deskriptif dapat menjadi sederhana atau kompleks dan dapat dilakukan
dalam berbagai kondisi. Apapun bentuknya, studi deskriptif hanya
membutuhkan keahlian penelitian dan menuntut standar tinggi yang sama
untuk desain dan pelaksana penelitian.
6
Deskripsi mengenai perkembangan teknologi perusahaan dapat membantu
perusahaan untuk mengukur kemajuan mereka dalam menyesuaikan diri
dengan kemajuan teknologi dan dapat membantu untuk :
Studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang
berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain. Studi kasus sebagai
teknik pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena
penemuan jenis masalah yang sama dalam konteks perbandingan dengan yang
lainnya adalah sulit, mengingat keengganan perusahaan dalam
mengungkapkan permasalahan mereka. Tetapi, studi kasus yang bersifat
kualitatif adalah berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini
7
berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa lalu, hal tersebut juga
berguna dalam memahami fenomena tertentu. Dan menghasilkan teori lebih
lanjut untuk pengujian empiris.
Tidak sulit melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti pada dasarnya
berminat untuk menyelidiki faktor-faktor situasional untuk memperoleh
pengertian mengenai karakteristik fenomena yang diteliti. Studi deskriptif
tidak dilakukan jika karakteristik atau fenomena yang tampak dalam sebuah
situasi diketahui eksis, dan seseorang ingin mampu menjelaskannya secara
lebih baik dengan memberikan riwayat mengenai faktor terkait. Pengujian
hipotesis menawarkan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan yang
eksis antar variabel. Hal tersebut juga dapat menentukan hubungan sebab-
akibat. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan data kualitatif dan
kuantitif. Studi kasus umumnya bersifat kualitatif dan kadang-kadang
digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusann manajerial.
8
Ketika X lebih banyak atau lebih dedikit , apakah kita juga
menemukan Y lebih banyak atau sedikit ?
b. Urutan waktu perubahan kejadian sesuai dengan hipotesis arahan
hipotesis.
Apakah X terjadi sebelum Y ?
c. Tidak ada penyebab Y lain yang memungkinkan.
Dapatkah kita menentukan bahwa Z, A, dan B berkovarian dengan
Y dalam hal menunjukan hubungan kausal yang memungkinkan ?
Selain tiga kondisi diatas diperlukan dua syarat lainnya yang harus dipenuhi.
Pertama adalah dianggap sebagai kontrol (control). Semua faktor, kecuali
variabel bebas, harus konstan dan tidak terpengaruh oleh variabel yang lain
yang bukan menjadi bagian dari penelitian. Kedua, setiap individu dalam
penelitian harus memiliki kesempatan yang sama untuk menyelesaikan setiap
tahap variabel bebas. Hal ini merupakan penugasan acak (random assignment)
subjek dalam kelompok. Jika mempertimbangkan hubungan yang mungkin
terjadi antara dua variabel, dapat disimpulkan adanya tiga kemungkinan yaitu :
9
normal. Misalnya, jika seorang peneliti yang ingin mempelajari faktor yang
mempengaruhi efektivitas pelatihan (studi korelasional), yang harus dilakukan
adalah menyusun kerangka teoristis, mengumpulkan data relevan, dan
menganalisisnya untuk menghasilkan temuan. Meskipun ada sejumlah
gangguan pada arus kerja normal dalam sistem saat peneliti mewawancarai
karyawan dan menyebarkan kuesioner di tempat kerja, intervensi peneliti
dalam fungsi rutin sistem adalah minimal jika dibandingkan dengan yang
disebabkan selama studi kausal.
a. Studi lapangan, dimana berbagai faktor diuji dalam situasi alami dan
kegiatan sehari-hari berlangsung dengan intervensi minimal peneliti,
b. Eksperimen lapangan, di mana hubungan sebab-akibat dipelajari
dengan sejumlah intervensi peneliti, namun tetap dalam situasi alami di
mana pekerjaan tetap berlangsung dalam kondisi normal, dan
c. Eksperimen lab, di mana peneliti menyelidiki hubungan sebab-akibat
tidak hanya melakukan tingkat kontrol yang tinggi, namun juga dalam
situasi buatan yang datur dengan sengaja.
10
dikumpulkan dari setiap individu dan memperlakukan respons tiap karyawan
sebagai sumber data individual. Jika peneliti berminat memperlajari interaksi
dua orang, maka beberapa kelompok dua orang, atau di kenal sebagai
pasangan (dyads), akan menjadi unit analisis. Jika pernyataan masalah
berkaitan dengan efektivitas kelompok, maka unit analisis adalah pada tingkat
kelompok. Bila kita membandingkan departemen yang berbeda dalam
organisasi maka analisis data akan dilakukan pada tingkat departemen-yaitu,
individu dalam departemen akan diperlakukan sebagai satu unit-dan
perbandingan yang dilakukan menggunakan departemen sebagai unit analisis.
Penting untuk memutuskan tentang unit analisis, bahkan saat kita merumuskan
pertanyaan penelitian karena metode pengumpulan data, ukuran sampel, dan
bahkan variabel yang termasuk dalam kerangka yang mungkin terkadang
ditentukan atau dibimbing oleh tingkat dimana data dijumlahkan untuk
dianalisis.
Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan,
mungkin selama periode seharian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka
menjawab pertanyaan penelitian. Studi semacam itu disebut studi one-shoot
atau cross-sectional.
11
7. TINJAUAN UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN
Peneliti akan menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain
studi berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan yang
diinginkan, dan pertimbangan biaya. Kadang-kadang karena waktu dan biaya,
seornag peneliti mungkin terbatas untuk menyelesaikan kurang dari desain
penelitian “ideal”. Misalnya peneliti terpaksa melakukan studi cross-sectional
dan bukan longitudinal, melakukan studi lapangan ali-alih desain eksperimen,
memilih ukuran sampel yang lebih kecil dan bukan lebih besar, dan
seterusnya. Desain yang ketat menuntut biaya yang lebih tinggi diperlukan
untuk memperoleh hasil studi yang penting untuk membuat keputusan penting
yang mempengaruhi kelangsungan organisasi atau keberadaan sebagian besar
anggota sistem.
Menurut Kinney, Jr. (1986) dalam Hartono (2017), disain riset melibatkan
empat faktor yang penting. Keempat faktor ini merupakan faktor-faktor yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan pengujian (power of the test)
dari riset. Keempat faktor ini adalah sebagai berikut,
a. Alpha (α)
Merupakan probabilitas kesalahan tipe I (type I error), yaitu secara
salah menolak hipotesis nol yang benar.
b. Beta (β)
Merupakan probabilitas kesalahan tipe II (type II error), yaitu secara
salah tidak menolak hipotesis nol yang tidak benar.
12
9. KEKUATAN PENGUJIAN
Riset yang baik mempunyai tingkat kekuatan pengujian (power of the test)
dapat ditingkatkan menggunakan faktor-faktor desain riset dengan cara
sebagai berikut ini (Hartono, 2017),
13