BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit tertua yang sampai saat ini
masih menyerang manusia (Carter et al., 2003). Penyakit ini sudah diketahui sejak
zaman Yunani, namun penyebabnya baru diketahui pada abad ke-19 oleh Laveran
yang dalam penelitiannya melihat ada sesuatu berbentuk pisang dalam darah
pada tahun 1897 yang menyatakan bahwa penyakit malaria ditularkan oleh
sekitar 500 ribu tentara AS terinfeksi penyakit malaria dan 60 ribu tentara di
yang serius bagi tentara pada perang dunia pertama setelah pengobatan dengan
kina mengalami banyak kegagalan (da Silva, 2014). Hasil penelitian lain
menunjukkan bahwa penyakit malaria termasuk penyakit parasit yang paling fatal
Sampai saat ini, tingkat kejadian penyakit malaria juga masih tinggi. WHO
dengan estimasi 243 juta kasus infeksi dan mengakibatkan hampir 863 ribu orang
mengalami kematian pada tahun 2008 (WHO, 2009). Penelitian yang dilakukan
oleh ahli kimia di Imperial College London di Inggris dan ilmuwan biologi di
1
2
Sementara pendapat lain menyatakan bahwa empat puluh persen orang di seluruh
Penyakit malaria terjadi terutama di daerah tropis Afrika, Asia, dan Amerika
Latin dan sub tropis seperti sebagian besar daerah Asia (khususnya Asia
(Achmadi, 2005). Setiap tahun terjadi sekitar 100 juta kasus dan setidaknya
50.000 kematian di luar Sub Sahara, sementara di dalam Sub Sahara, malaria
menyebabkan kematian sekitar satu juta anak per tahun (Stowers, 2001). Asia
menempati urutan kedua setelah Afrika dalam kasus penyakit malaria dengan 19
Sementara di Benua Amerika, sekitar 170 juta jiwa berisiko tertular penyakit
dengan iklim tropis yang perubahan iklimnya akan berdampak pada masalah
di luar Pulau Jawa dan Bali (Handayani et al., 2008). Lebih dari 20 vektor malaria
dengan dibantu oleh WHO dan United State of America Indonesia Development
3
(USAID) sejak tahun 1959 yang disebut Malaria Eradication Program (MEP).
provinsi, tidak terkecuali Provinsi Papua (Sorontou et al., 2007). Salah satu
wilayah yang berisiko terjangkit penyakit malaria adalah wilayah Danau Sentani
Sentani Timur (Walukow, 2011). Dari empat species penyebab malaria yaitu P.
utama nyamuk Anopheles di Propinsi Papua adalah An. punctulatus, An. farauti,
dan An koliensis, sedangkan yang menjadi vektor sekunder adalah An. subpictus.
2008 menjadi 31.072 kasus (AMI 274 per 1.000 penduduk) dengan penyakit
malaria dengan positif Plasmodium sebanyak 16.058 kasus (API 142 per 1.000
penduduk). Tahun 2009 kasus penyakit malaria turun menjadi 13.824 kasus (AMI
122 per 1.000 penduduk) penyakit malaria dengan total positif Plasmodium
4
sebanyak 10.217 kasus (API 90 per 1.000 penduduk). Tahun 2013, kasus malaria
di Kabupaten Jayapura meningkat lagi dengan API 232 per 1000 penduduk.
wilayah Puskesmas, pada tahun 2008 kejadian penyakit malaria ditemukan di tiga
fisik dan biotik. Faktor lingkungan fisik erat kaitannya dengan suhu, kelembaban,
curah hujan, kondisi air, ketinggian, lahan, maupun kondisi tempat tinggal. Faktor
lingkungan biotik dapat berupa biologi terestial, akuatik, dan vektor nyamuk
malaria.
McCuthan et al., 2004; Weiss et al., 2014). Semakin tinggi suhu (sampai batas
tertentu) akan berakibat pada makin pendeknya masa inkubasi ekstrinsik, begitu
juga sebaliknya (Friarayatini et al., 2006). Pada suhu 26oC masa inkubasi
6
vivax dan P. ovale (13 sampai 17 hari), sedangkan P. penyakit malariae (28-30
hari) (Depkes RI, 1992). Suhu udara maksimum pada siang hari di wilayah Danau
Sentani adalah 32,2C dan suhu udara minimum pada malam hari mencapai
23,6C, dengan suhu rata-rata berkisar antara 27,6C. Kondisi suhu wilayah
wilayah Danau Sentani adalah iklim tropis basah dengan intensitas hujan yang
tinggi (200 mm per bulan). Curah hujan tinggi ini disebabkan penguapan air
Cycloops. Ketika mengalami kondensasi udara, akan terjadi curah hujan lokal
nyamuk Anopheles.
dengan cepat.
larva atau jentik nyamuk menjadi semakin cepat (Depkes RI, 2004). Air yang
air yang mengalir. Dalam sebuah penelitian di Kenya, lebih dari tiga perempat air
dataran ini memungkinkan nyamuk memiliki jangkauan yang lebih luas dibanding
dataran tinggi (Minakawa et al., 2006). Di samping itu, lahan kosong yang tidak
dirawat dengan baik akan ditumbuhi semak-semak dan menjadi sarang nyamuk
Anopheles.
bahan lokal dengan tipe rumah panggung di atas air danau, sedangkan rumah semi
yang kurang rapat karena hanya terbuat dari papan. Banyak rumah yang tidak
tidak cukup, kotor, dan masih banyak lagi kekurangannya yang mengakibatkan
Keberadaan danau dan didukung oleh curah hujan yang tinggi memungkinkan
dari tanaman yang bisa hidup di air maupun di bantaran danau. Tumbuhan yang
hidup di air misalnya eceng gondok dan sejenisnya dapat menjadi tempat yang
baik bagi nyamuk untuk berkembang biak. Sementara tumbuhan yang berada di
bantaran danau terdapat tumbuhan sagu, nipah, dan lain-lain. Bantaran danau yang
memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) (80.117 Ha) yang terhampar sampai kaki
bagi nyamuk untuk bersarang dan berkembang biak. Selain tumbuhan, berbagai
Selain faktor lingkungan, penyakit malaria juga tidak terlepas dari faktor
sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan segala aktifitas masyarakat terutama
Faktor sosial tidak dapat dipisahkan dari penyakit malaria. Aktifitas yang buruk
penyakit malaria.
Jumlah penduduk distrik Sentani pada tahun 2012 yang meliputi sepuluh
adalah 3.755 jiwa yang terdiri dari Kampung Hobong 846 jiwa, Ifar Besar 817
jiwa, Ifale 1.132 jiwa, dan Kampung Kehiran/Yoboi 960 jiwa (BPS Jayapura,
pendatang dari luar Papua seperti suku Bugis, Makasar, Toraja, Batak dan Jawa.
pedagang, buruh bangunan, swasta, Pegawai Negeri Sipil, TNI, dan polri serta
profesi lainnya.
minim terhadap penyakit malaria. Ada masyarakat yang belum mengetahui bahwa
cepat. Ada juga masyarakat yang belum paham dengan jelas gejala penyakit
malaria sehingga ketika merasa kurang enak badan misalnya demam tinggi hanya
cara pengobatan penyakit malaria dengan baik dan benar. Beberapa masyarakat
Anopheles.
10
malaria dapat pula menjadi penyebab penyakit malaria. Sebagian masyarakat saat
nyaman atau tidak bebas. Sebagian masyarakat juga mengemukakan bahwa jarang
mengeringkan genangan air yang ada sekitar rumah khususnya bila musim hujan
tiba. Salah satu kebiasaan masyarakat terutama kaum laki-laki adalah berbincang-
bincang dengan teman-teman di luar rumah sampai larut malam sehingga risiko
digigit nyamuk Anopheles menjadi sangat tinggi. Kebiasaan itu diperparah dengan
untuk menunjang kesehatan masih rendah. Selain itu, kondisi rumah yang
didirikan di atas danau ini, sebagian besar masyarakat membuat hajat atau Buang
Air Besar (BAB) dilakukan secara langsung dari atas rumah sehingga
saat ini wilayah Danau Sentani masih tetap menjadi daerah endemik penyakit
malaria. Jumlah masyarakat yang tertular penyakit malaria di wilayah ini juga
tidak berkurang. Terkait dengan itu, pentingnya dilakukan penelitian di lokasi ini
11
kejadian penyakit malaria di wilayah Danau Sentani, yaitu faktor lingkungan fisik,
biologi, dan faktor sosial. Penelitian yang dilakukan saat ini adalah dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
1. Tujuan Mayor
2. Tujuan Minor
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kejadian penyakit malaria di papua secara umum dan di wilayah Danau Sentani
berbagai sudut pandang keilmuan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
fisik, biologi, dan sosial terhadap kejadian penyakit malaria di wilayah Danau
Sentani merupakan penelitian yang cukup luas topiknya karena membahas tentang
3. Risiko lingkungan sosial yang terdiri dari kepadatan, pengetahuan, sikap, dan
100% yang diharapkan. Kemudian pembuatan peta-peta yang terdiri dari lokasi
Sentani.
kebiasaan membuka pintu dan jendela pada saat matahari terbenam, jenis
tidak berkelambu pada malam hari dan kebiasaan penduduk keluar rumah pada
pakaian pelindung.
diketahui bahwa baju yang tergantung di dalam rumah adalah salah satu faktor
malaria.
sampai Desember 2007 dari 373,450 pasien, 63,404 (17%) adalah penderita
malaria.
penelitian ini dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: lokasi penelitian dilakukan di
ke dalam tiga faktor, yakni: faktor lingkungan fisik, faktor biologi, dan faktor
sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian ini berbeda dari
penelitian terdahulu.